Anda di halaman 1dari 3

Lukman Hakim

16010122 / 2016C

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN PENDIDIKAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL
2019
KASUS :
Ns Sony bekerja disebuah RS dan tinggal didaerah pedesaan. Saat dirumah
dia melakukan praktik dengan menerima pasien dari masyarakat sekitarnya.
Semakin lama pasiennya bertambah banyak. Saat praktik dia memberikan
pengobatan sesuai dengan pengalamannya saat bekerja di RS. Pada suatu hari
datang Tn. Ahmad dengan keluhan mual, muntah, pusing, dan hipertermi. Ns
Sony kemudian memberikan injeksi dan obat kepada pasien. setelah 2 jam
dirumah Tn. Ahmad mengalami kejang dan tidak sadarkan diri, keluarga panik
dan akan melaporkan Ns Sony ke polisi. Diketahui Ns Sony belum memiliki SIPP
dan ternyata STR Ns Sony sudah mati.
1. Apa masalah atau pelanggaran legal / etik yang dilakukan Ns Sony

2. Beri alasan/ statement yang mendukung.

JAWABAN:
Pelanggaran yang dilakukan oleh Ners Sony diantaranya adalah :
1. Tidak mempunyai surat izin membuka praktik mandiri (SIPP)

2. STR telah mati atau tidak diregistrasi ulang


Praktik yang dilakukan ners sony selama dirumah merupakan tindakan
malpraktik dikarenakan ners sony tidak mempunyai SIPP dan STRnya sudah
mati. Dari tindakan ners sony tersebut menyebabkan salah satu pasiennya kejang
dan tidak sadarkan diri yang menyebabkan kerugian pada pasiennya. Tindakan
tersebut melanggar kode etik keperawatan yaitu “Non maleficence”, sedangkan
prinsip dari non maleficence sendiri adalah tidak menimbulkan bahaya/cedera
fisik dan psikologis pada klien.
Dari segi profesionalitas, Ners Sony merupakan perawat yang tidak
profesional karena tidak mentaati hukum perundang-undangan yang berkaitan
dengan profesinya yaitu UU Keperawatan No.38 tahun 2014, dimana hukum
tersebut mengharuskan perawat untuk memenuhi beberapa syarat sebelum
menjalankan usaha praktik mandiri yaitu :
Pasal 18 tentang registrasi
 Perawat yang menjalankan praktek keperawatan wajib memiliki STR

 STR berlaku selama lima tahun dan dapat diregistrasi ulang setiap lima
tahun sekali
Pasal 19 tentang izin praktik
 Perawat yang menjalankan praktek keperawatan wajib memiliki izin
dalam bentuk SIPP
 SIPP diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten atau kota atas
rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten tempat
perawat menjalankan prakteknya.
Pasal 21 tentang izin praktik
 perawat yang menjalankan praktik mandiri harus memasang papan nama
praktik keperawatan
Pasal 28
 Praktek keperawatan harus didasarkan oleh kode etik, standar pelayanan,
standar profesi, dan standar prosedur operasional.

Anda mungkin juga menyukai