Disusun oleh :
Lukman Hakim
16010122
1.2. Etiologi
Secara umum, faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh antara lain:
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan.
Kebutuhan cairan pada bayi dan anak perharinya yaitu:
a. Untuk berat badan sampai 10 kg, kebutuhan cairan perhari
100ml/kgBB.
b. Berat badan 11-20 kg, kebutuhan cairan per hari 1000ml + 50ml/kgBB
c. Beratbadan >20kg, kebutuhan cairan per hari 1500ml + 20ml/kgBB
Kebutuhan cairan pada orang dewasa menggunakan rumus 30-
50ml/kgBB/hari
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udara rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit.
3. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intakecairan dan elektrolit. Ketika
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal
keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga
hal ini akan menyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan
pemecahan glykogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium
dan rentensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume
darah.
5. Kondisi sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh misalnya :
a. Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
IWL.
b. Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran.
c. Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk
memenuhinya secara mandiri.
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat
haus dikendalikan berada di otak Sedangkan rangsangan haus berasal dari
kondisi dehidrasi intraseluler, Sekresi angiotensin II sebagai respon dari
penurunan tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan
volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan
sensasi haus walupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan
segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus
gastrointestinal. Kehilangan cairan tubuh melalui empat proses yaitu :
1) Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus
urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam
kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml/24 jam, atau
sekitar 30-50 ml/jam pada orang dewasa. Pada orang yang sehat
kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila
aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan
menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam
tubuh.
2) IWL (Invisible Water Loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, melalui kulit dengan
mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan
tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL/hari, tapi bila
proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat
meningkat.
3) Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang
panas, respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan
impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang
dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
4) Feces
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL/hari,
yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus
besar (kolon).
6. Tindakan medis
7. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian diuretik dan laksatif.
8. Pembedahan
Faktor yang menyebabkan adanya suatu peningkatan terhadap kebutuhan
cairan harian diantaranya:
Demam, kebutuhan meningkat 12% setiap 10C.
Hiperventilasi.
Suhu lingkungan yang tinggi.
Aktivitas yang ekstrim/berlebihan.
Setiap kehilangan yang abnormal seperti diare atau poliuria
1.4. Fisiologi
Cairan dan Elektrolit masuk melalui makanan, minuman dan cairan
intravena (IV) dan didistribusikan ke seluruh tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya. Jika salah satu
terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh di bagi menjadi dua kelompok besar yaitu : cairan
intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang
berada di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah
cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan
intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan
intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler. Cairan
interstitial adalah cairan yang terletak di antara sel. Sedangkan cairan
transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan intraokuler dan sekresi
saluran cerna. Intravaskuler 5% berat badan, interstitial 15% berat badan dan
transseluler 40% berat badan. Cairan intravaskuler dan interstitrial bersama-
sama disebut extrasel (ECF) . ECF adalah cairan tubuh dengan laju tinggi
dikeluarkan melalui urine kg/hari serta keringat dan uap panas (700/m²/hari)
(Tarwanto dan wartonah, 2003).
b. Gangguan Elektrolit
1) Hiponatremia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma
darah yang di tandai dengan mual,muntah dan diare.
2) Hipernatremia
Merupakan suatu keadaan di mana kadar natrium dalam plasma tinggi
yang di tandai dengan mukosa kering. Oliguria/anuria, turgor kulir
buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah
kering dan kemerahan ,suhu badan naik.
3) Hipokalemia
Suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Di tandai
dengan lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak nafsu
makan, muntah-muntah,perutnya kembung, denyut jantungnya tidak
beraturan.
4) Hiperkalemia
Merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam darah tinggi .
di tandai dengan adanya mual, hiperaktivitas sistem pencernaan,
aritmia kelemahan, jumlah urine sedikit sekali, diare, adanya
kecemasan dan iritabilitas.
5) Hipokalsemia
Merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah ditandai
dengan adanya kram otot, kram perut, kejang, bingung, kesemutan
pada jaridan sekitar mulut.
6) Hiperkalsemia
Merupakan suatu keadaan kelebihab kadar kalsium dalam darah di
tandai dengan adanya nyeri pada tulang,relaksasi otot, batu
ginjal,mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam plasma lebih dari
4,3mEq/L.
7) Hipomagnesia
Merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah ditandai
dengan adanya iritabilitas,tremor,kram pada kaki dan tangan,
lakikardi, hipertensi,kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3
mEq/L.
8) Hipermagnesia
Merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah ditandai
dengan adanya koma,gangguan pernafasan,dan kadar magnesium
lebih dari 2,5 mEq/L ( Hidayat, AAA dan Uliyah. 2011 ).
b. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko kekurangan volume cairan
2) Kerusakan integritas kulit
1.15. Kriteria Hasil dan Intervensi
Hidayat, AAA dan Uliyah. 2005. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta:
Salemba Medika
Hidayat, AAA dan Uliyah. 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta:
Salemba Medika
Tarwanto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Arief mansjoer. 2000. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta: Salemba
Medika
Heather, Herdman T. 2015 . Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta : EGC