Terapi khusus
Konseling melibatkan keluarga inti
Suatu proses interaktif untuk membantu keluarga dalam mencapai
keseimbangan dimana setiap anggota keluarga merasakan
kebahagiaan.
Suatu bentuk bantuan untuk menangani suatu masalah dalam keluarga
yang melibatkan keluarga inti untuk mencapai keseimbangan dan
merasakan kebahagiaan dalam rumah tangga.
Tujuan Terapi Keluarga
Konselor
Diharapkan punya kemampuan dalam antisipasi perilaku terutama yang
berkaitan dengan emosional.
Misal: anak meluapkan kemarahan pada ortu saat proses konseling,
apa yang harus dilakukan konselor? Apakah membiarkan atau
menghentikan kemarahan anak?
Diharapkan juga mampu mengembangkan komunikasi antar anggota
keluarga
Bentuk dari Terapi Keluarga
Berfokus pada saat ini masalah yang dihadapi klien pada kehidupan
saat ini bukan kehidupan lampau.
Tahap 2:
Pengembangan apresiasi emosional dimana munculnya
kemampuan untuk menghargai perasaan masing-masing anggota
keluarga dan keinginan mereka agar masalah yang mereka hadapi dapat
terselesaikan semakin besar.
Tahapan Family Therapy
Tahap 3:
Pengembangan alternatif modus perilaku pada tahap ini muncul
home assignment mempraktikkan perilaku baru selama misal 1
minggu di rumah, kemudian dilaporkan pada sesi berikutnya untuk
dibahas, dievaluasi, dan dilakukan tindakan selanjutnya.
Tahap 4:
Fase membina hubungan konseling berkaitan dengan
memperlancar tindakan positif. Terdiri dari eksplorasi, perencanaan,
atau mengembangkan perencanaan bagi konseli sesuai dengan tujuan
untuk memecahkan masalah, kemudian penutup untuk evaluasi hasil
konseling sampai menutup hubungan konseling.
Tahapan Family Therapy
Menurut Conjoint Family Therapi, proses konseling yaitu:
Tn.A (70 tahun) dan Ny.B (69 tahun) memiliki 4 orang anak yaitu An.C (35 tahun),
An.D (32 tahun), An.E (28 tahun), dan An.F (23 tahun). Keluarga Tn.A saat ini hanya
tinggal dengan Ny.B dan anak terakhirnya yaitu An.F. Ketiga anak pertamanya sudah
menikah dan tinggal dirumah mereka masing-masing. Rumah ketiga anaknya masih
tidak jauh dari rumah Tn.A.
An.F saat ini kuliah di Fakultas Keperawatan Universitas Tawang Alun dan berada di
semester 10. An.F tidak mengerjakan skripsinya. Dalam dua bulan terakhir, An.F
lebih sering berdiam diri di kamar, tidak melakukan shalat 5 waktu, dan jarang
berkumpul bersama keluarganya. An.F juga jarang makan sehingga tampak kurus
kering. Saat ditanya oleh keluarga terkait perkembangan skripsinya, An.F selalu
menghindar dan tidak menjawab pertanyaan keluarganya. Keluarga meminta
bantuan teman akrab An.F untuk membujuk An.F menyelesaikan skripsinya, namun
tetap saja An.F tidak melakukannya.
Tn.A pun akhirnya meminta bantuan konselor keluarga untuk mengatasi
permasalahan dikeluarganya.
Tugas: Kasus untuk TM 13 Praktikum