PENDAHULUAN
Adaptasi professional bagi peserta didik yang dilaksanakan dalam bentuk pengalaman
belajar klinik lapangan keperwatan, dilakukan dalam tatanan nyata pelayanan/ asuhan
keperawatan, dimana juga terdapat komunitas professional keperwatan yang sarat
dengan model peran dengan suasana dan lingkungan yang kondusif untuk perubahan
perilaku peserta didik.
Metode pembelajaran merupakan slah satu metode mendidik peserta didik di klinik
yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai
dengan objektif (tujuan), dan karateristik individual peserta didik berdsarkan kerangka
konsep pembelajaran.
PENGAJAR
(kemampuan
)
PESERTA DIDIK
OBJEKTIF (KARATERISTIK)
METODE MENGAJAR
1
BAB II
ISI
3.1 KONFERENSI
Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan
konsultasi.
Conference dilakukan sebelum dan sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien.
Tujuan
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara
kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran
berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana
antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan
keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non
kognitif (McKeachie, 1962). Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian
asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan
frustasi bagi pemberi asuhan (T.M. Marelli, et.al, 1997).
a. PRECONFERENCE
Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien.
2
Syarat pelaksanaan:
Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post
conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan
Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,
perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan
Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota
tim
(Jean, et.Al, 1973)
PRE CONFERENCE
Mempersiapkan mahasiswa untuk pencapaian kompetensi
Membantu mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah klien, rencana
keperawatan, dan hasil yang diharapkan
Dapat dilakukan one to one atau in a group tergantung kebutuhan pembelajaran,
kecenderungan pembimbing, tempat praktik, dll
STRATEGI PRECONFERENCE
First Day:
- Pembimbing klinik menjelaskan karateristik ruang rawat, staf dan tim
pelayanan kesehatan lain dimana para peserta didik akan ditempatkan, tujuan
keberadaan peserta didik di tempat praktik, perilaku peserta didik yang
diharapkan sesuai dengan objektif dan falsafah praktik keperawatab klinik,
serta waktu dan tempat dimana peserta didik dapat menemui pembimbing
klinik
- PK mengkaji kembali persiapan peserta didik untuk menghadapi dan member
asuhan keperawtan kepada klien baik dari aspek perencanaan sampai Rencana
Evaluasi (Laporan Pendahuluan)
- Mengingatkan peserta didik untuk membawa perlengkapan dasar.
Kedua dan selanjutnya:
- PK membahas tentang perkembangan klien dan rencana tindakan untuk hari
kedua termasuk cara penulisan catatan perkembangan klien yaitu SOAP (IER)
- Menyiapkan kasus baru untuk mengantisipasi jika kondisi salah satu klien yang
akan diasuh oleh peserta didik tidak mungkin di intervensi oleh peserta didik
lain.
- Memotivasi peserta didik untuk melakukan prosedur keperawtan yang belum
diperoleh pada hari pertama
- Pencapaian Kompetensi
b. POSTCONFERENCE
3
Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien.
POSTCONFERENCE
Pengambilan tempat sesuai tempat praktik (ruangan)
Dapat dilakukan pada hari pertama/hari itu juga atau tiga hari atau sesuai
kesepakatan
Diskusi terpisah dengan klien
Dilakukan segera setelah praktik atau melakukan tindakan
STRATEGI POSTCONFERNCE
Bahasan Diskusi: klien, tempat praktik, pengalaman belajar, askep.
Prinsip Diskusi: memberi kesempatan mengutarakan pendapat, mengekpresikan
perasaan, mengklarifikasi tindakan yang telah dilakukan, kesempatan
mengusulkan perbaikan
Tujuan Umum:
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting.
Tujuan Khusus:
Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien
Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya
Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
4
Manfaat bagi pasien:
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap
Saat ini:
1. Timbang terima sudah dilaksanakan setiap pergantian shift/operan dipimpin oleh
Kepala Ruangan atau perawat penanggungjawab
2. Prinsip timbang terima, semua pasien baru masuk dan pasien yang memiliki
permasalahan yang belum/dapat teratasi serta membutuhkan observasi lebih lanjut
3. Hal yang disampaikan dalam timbang terima:
Jumlah pasien
Identitas pasien dan diagnosa medis
Data (Subyektif dan Obyektif)
Masalah keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
Intervensi kolaboratif
Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
4. Format timbang terima sudah ada dan setiap akhir timbang terima telah
didokumentasikan dengan benar
Ke depan:
Timbang terima yang benar harus bisa dilaksanakan di semua pelayanan Rumah Sakit,
tidak hanya di rawat inap, tetapi juga IRD dan Kamar Operasi yang pelayanannya 24 jam
dan ada alur timbang terima yang sudah baku
5
10.2 RONDE KEPERAWATAN
Pengertian :
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang
dilaksanakan oleh perawat, disamping klien dilibatkan untuk mermbahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus terntentu harus dilakukan
oleh penanggung jawab jaga dengan melibatkan seluruh anggota tim.
Karakteristik :
a. Klien dilibatkan secara langsung
b. Klien merupakan fokus kegiatan
c. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
d. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
e. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat
primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
Tujuan :
a. menumbuhkan cara berfikir secara kritis
b. Menumbuhkan pemikran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah
klien
c. Meningkatkan vadilitas data klien
d. Menilai kemampuan justifikasi
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
f. Meningkatkan kemampuan untuk emodifikasi rencana perawatan.
Peran :
a. Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :
1) Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien
2) Menjelaskan masalah keperawatan utama
3) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
4) Menjelaskan tindakan selanjtunya
5) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
Langkah-Langkah
Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut :
6
a. Pesiapan
1. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde
2. Pemberian informed consent kepada klien/keluarga
b. Pelaksanaan Ronde
1. Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam hal ini penjelasan difokuskan
2. Pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah
dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan
3. Pemberian justifikasi oleh perawat tentang masalah klien serta rencana
tindakan yang akan dilakukan
4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan
c. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menerapkan
tindakan yang perlu dilakukan.
BAB III
7
PENUTUP
10.3 KESIMPULAN
10.4 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
8
Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan
professional. Salemba medika. Jakarta