Anda di halaman 1dari 9

Laporan Kelompok 2

Analisa film
Peradangan pada kulit

NAMA KELOMPOK:
CINDY TASPIYANTI PUTRI 17031057
AZMIL UMUR 17031058
ALVA DERA 17031059
RIZKA GUSTINA ANANDA 17031060
NABILA RIZKY 17031061
ANGEL NOVELYENI C 17031062
INDAH KURNIAWATI 17031063
HERLI YULIANTI 17031064
LILIK TRI RAHAYU 17031065
ALFIATUN WAHIDAH 17031066
HERLINA MALINDA 17031067
DWI ASTUTI 17031068

Program studi Ilmu Keperawatan


Stikes Hang Tuah Pekanbaru
2018

Kata Pengantar

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah memberikan waktu maupun pikirannya
dalam menyelesaikan makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
memberi pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya.

Karena keterbatasan kemampuan pengetahuan pengalaman saya, tentu saja masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 1 Mei 2018

Penyusun

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Daftar Isi

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….i

DAFTAR ISI ..................................………………………...................... ii

BAB I Pendahuluan ………………………………………………………….…1


1. Judul fim …………………………………………………………….1

2. Latar belakang …………………………………...………………………..1

BAB II Pembahasan …………………………………………………………….2

3. Pengrtian radang …………………………………………………………….2

4. Analisis film …………………………………………………………….2

BAB IIPenututp
…………………………………………………………….3

5. Kesimpulan …………………………………………………………….3

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………4


BAB I

PENDAHULUAN

Judul fim: Inflamasi pada kulit karena tertusuk paku

A. Latar Belakang

Radang adalah reaksi lokal dari suatu jaringan tubuh terhadap jejas (injury).
Reaksi ini dapat diakibatkan oleh berbagai macam infeksi mikrobial, zat kimia,
jaringan nekrotik (mati), dan reaksi imunologi.
Radang ini bisa menyerang kita kapan saja dan dimana saja karena peradangan
adalah suatu tanggapan kekebalan yang mengakibatkan cedera atau infeksi yang
menyebabkan rasa sakit, kemerahan, panas, dan bengkak di daerah yang terkena
dampak. Panas yang dihasilkan dari peradangan karena meningkatnya sirkulasi
sebagai sel darah putih dan bahan kimia yang rushed untuk melindungi kami dari luar
invaders, allergens, toxins atau infeksi. Common allergens yang memproduksi adalah
peradangan pollens, perekat dalam gandum, susu sapi, dan ragi dari barang
dipanggang, bir dan anggur. Radang dapat juga akibat cedera. Hal itu dapat membuat
langu sensations seperti sendi yang bengkak terasa panas, rasa sakit, kaku, demam,
panas dingin, kelelahan, sakit kepala dan kekakuan otot. Panas dalam bisa jadi gejala
awal peradangan serius. Penyebabnya bisa bakteri ataupun virus. Peradangan,ialah
cara paling dasar dan paling alami dilakukan tubuh manusia sebagai reaksi terhadap
infeksi, iritasi dan luka-luka tubuh lain.
Tampilan utama dari peradangan biasanya berupa bagian tubuh yang kemerahan,
terasa peningkatan temperature pada beberapa bagian tubuh, pembengkakan dan
munculnya rasa nyeri. Peradangan termasuk juga jenis respons kekebalan
nonspesifik.
BAB II

PEMBAHSAN

1.Radang Akut ; Infeksi kuku yang tumbuh ke dalam memperlihatkan karakteristik


kemerahan dan bengkak yang diikuti radang akut.Radang akut, proses pendek yang
ditandai dengan tanda klasik dari peradangan- bengkak, kemerahan, nyeri, panas, dan
kehilangan fungsi-ketika terjadinya infiltrasi jaringan oleh leukosit dan plasma. Ini
terjadi selama stimulus luka ada dan berhenti ketika stimulus telah di hilangkan, rusak,
ataupun ditutup oleh fibrosis.
Proses peradangan akut ini diinisiasi oleh darah yang menuju tempat terjadinya
luka, yang memindahkan protein plasma dan leukosit-leukosit (eksudat) dalam
jaringan. Peningkatan aliran cairan yang menuju jaringan akan menyebabkan bengkak
yang diikuti inflamasi semasih system limfatik tidak dapat mengkompensasi, dan
meningkatnya aliran darah ke area, menyebabkan merah dan panasnya daerah
inflamasi tersebut.
Tanda-tanda klasik pada peradangan akut adalah sebagai berikut :
a) Rubor-Kemerahan
b) Calor-Panas
c) Tumor-Bengkak
d) Dolor-Nyeri
e) Functio laesa-Hilang fungsi

2. Sub Akut Radang sub akut mempunyai sifat diantara radang akut dan kronik. Pada
radang sub akut mempunyai tanda-tanda yang khas yaitu: dolor, rubbor, color, tumor,
fungsiolesa.

Analisis film peradangan pada kulit.


Dari film tersebut menjelaskan proses terjadinya peradangan pada kulit yang
diawali dengan luka pada kulit akibat tertusuk sehingga mengalami peradangan.
Peradangan adalah respon dari suatu organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis
dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang
mengalami cedera. Peradangan terjadi ketika jaringan tubuh mengalami kerusakan
oleh trauma fisik, zat kimia maupun patogen. Peradangan ditandai dengan adanya
Kemerahan pada kulit, kulit terlihat bengkak,terasa sakit dan panas. Proses
peradangan terjadi misalnya cedera oleh benda tajam dan menyebabkan luka, ketika
luka tersebut terbuka maka mikroba tersebut akan masuk kedalam luka tersebut dan
menyebabkan infeksi. Kemudian, senyawa kimia atau histamin dikeluarkan karena
terjadi kerusakan kapiler darah menjadi lebih mampu untuk memberikan zat baik.
Setelah itu terjadi peningkatan permeabilitas. Kapiler darah menyebabkan adanya
protein dan cairan dalam pembuluh darah masuk kejaringan ehingga menimbulkan
adanya pembengkakan, merah, sakit dan terasa panas. Kemudian, munculah makrofag
dan netrofil untuk menghancurkan bakteri dan sel-sel yang rusak. Kemudian
munculah makrofag disekitar luka untuk menghancurkan dan menelan sel-sel bakteri
yang terinfeksi. Makrofag merupakan fagosit yang brukuran besar yang mampu
menelan ratusan patogen dan tetap bertahan. Kemudian netrofil berada ditempat yang
terinfeksi dan memakan sel-sel bakteri. Netrofil merupakan salah satu tipe sel darah
puth yang berfungsi untuk melawan bakteri dan menyerang tubuh (berperan dalam
sistem tubuh). netrofil memakan sel-sel bakteri yang menginfeksi kemudian setelah
netrofil memakan sel-sel bakteri terjadi pembekuan darah dan kemudian jaringan
kembali menjadi sehat.
BAB III

KESIMPULAN

Radang ternya membawa damfak yang positif dan negatif, mengapa demikian karena
peradangan sebenarnya merupakan gejala yang menguntungkan bagi tubuh dan
menjadi pertahanan, ini semua terbukti dengan adanya netralisasi dan pembuangan
agen penyerang, adanya penghancuran jaringan nekrosis dan pembentukan keadaan
yang dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan. Dan reaksi peradangan itu
sebenarnya adalah peristiwa yang dikoordinasi dengan baik yang dinamis dan
kontinyu. Untuk menimbulkan reaksi peradangan maka jaringan harus hidup dan
khususnya harus memiliki mikrosirkulasi fungsional.
Selain itu radang juga membawa efek yang negatif yaitu : Terjadi reaksi
hipersensitivitas, Kerusakan organ progresif dan Adanya jaringan parut (scar).
Jadi peradangan adalah rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan cedera.
Yang pada proses peradangan tersebut terjadi pelepasan histamine dan zat-zat
humoral lain kedalam cairan jaringan sekitarnya.
Radang sendiri menurut klasifikasi yaitu ; menjadi akut dan kronik. Radang akut
adalah respon tubuh terhadap rangsangan yang merusak dan diselesaikan oleh
pergerakan plasma dan leukosit dari vaskuler ke jaringan yang rusak. Proses ini
merupakan perluasan dan pematangan respon peradangan, termasuk sistem vaskular
dan imun sekitar serta berbagai macam sel di dalam jaringan yang terluka tersebut.
Peradangan yang lama juga disebut dengan peradangan kronik. Radang akut
berlangsung cepat, singkat dan biasanya bersifat berat. Radang kronik bersifat
menetap, berlangsung untuk suatu periode yang panjang. Proses radangnya dapat
dimulai agak cepat atau secara lambat dan pada kasus-kasus tertentu dapat
berlangsung beberapa bulan atau beberapa tahun. Radang kronik juga dapat
merupakan kelanjutan bentuk akut atau bentuk derajat yang berkepanjangan dan
biasanya menimbulkan kerusakan jaringan yang menetap.Beberapa gejala peradangan
diawali dengan timbulnya kemerahan pada bagian tubuh tertentu, peningkatan suhu,
nyeri persendian atau rasa kaku pada sendi.

DAFTAR ISI

Ganong, William F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 17th . Jakarta: EGC. Pp:
506-513.
Bellanti, Joseph A. 1993. Imunologi III. Yogyakarta: UGM Press. Pp: 12-16,551-559.
Guyton, AC. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 9th . Jakarta: EGC.pp: 555,567.
Widmann, Frances K. 1995. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Jakarta: EGC. pp: 173-180.

Anda mungkin juga menyukai