Anda di halaman 1dari 12

BAB VII – O & M

BAB VII
OPERASI DAN PEMELIHARAAN

Operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan tujuan agar unit-unit pengolahan


dapat berfungsi optimal dan mempunyai efisiensi pengolahan seperti yang diharapkan
sehingga dapat menghasilkan efluen air limbah memenuhi baku mutu yang
ditetapkan.
Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan instalasi penting dengan tujuan :
 Kinerja masing-masing unit optimal sehingga instalasi dapat terus beroperasi.
 Meminimalisasi biaya perbaikan unit.
 Tidak menggangu lingkungan sekitar.
Upaya operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan kegiatan dasar seperti
pengukuran debit aliran, sampling, pengujian laboratorium dan pencatatan. Evaluasi
terhadap debit dilakukan untuk memeriksa akurasi peralatan pengukuran yang
digunakan pada instalasi. Prosedur sampling ditinjau melalui penentuan frekuensi
pengambilan sampel, lokasi pengambilan serta pengawetan yang tepat. Sedangkan
pencatatan dilakukan melalui pendokumentasian yang rinci mengenai fasilitas fisik,
operasi, pemeliharaan, persyaratan administrasi dan kepegawaian.
Pada pemeriksaan kinerja instalasi, teknisi perlu mengamati sampel, laju debit
dan hasil analisa laboratorium. Evaluasi instalasi pengolahan air limbah dilakukan
melalui pengujian tiap unit proses maupun unit operasi. Hal ini dilakukan dengan
meneliti mekanisme operasi unit dan fungsi tiap unit pada instalasi tersebut.

VII.1 Pengolahan Tingkat Pertama


VII.1.1 Bar Screen
Pengoperasian unit ini dilakukan dengan mengalirkan air limbah melalui bar
screen untuk meyisihkan sampah atau materi yang mengapung. Penyisihan bertujuan
agar mencegah kerusakan dan penyumbatan pipa dan pompa. Materi yang tersisihkan,
dibuang secara manual.
Pada Tabel 7.1. terdapat beberapa masalah yang sering terjadi dan solusi
permasalahan dalam pengoperasian bar screen.

BOBBY YUDISTIRA 153 01 015 VII- 1


BAB VII – O & M

Tabel 7.1. Permasalahan Unit Bar Screen dan Solusi Permasalahan


No Indikasi Dugaan Penyebab Pemeriksaan Solusi
Pemeriksaan
terhadap metode dan
Pemisahan materi
frekuensi penyisihan
Timbul bau dan Akumulasi Materi yang disaring dengan
1 materi yang tersaring
serangga yang tersaring frekuensi yang lebih
Pemeriksaan
sering
terhadap kadar
Hidrogen Sulfida
Peningkatan
kecepatan aliran
Terlau banyak
(dengan
timbunan pasir Periksa kecepatan
Kecepatan meningkatkan
di saluran. alir dan ketinggian
pengaliran yang frekuensi
2 Dapat muka air untuk
terlalu kecil pada pembersihan saluran)
menyebabkan menentukan
saluran kurangi jumlah
peningkatan akumulasi grit
penyaring atau
tinggi muka air
digelontor secara
rutin
Terlalu banyak
Gunakan penyaring
materi padat Pemeriksaan
yang lebih kasar
Bar Screen dalam limbah terhadap ukuran
3
tersumbat Frekuensi penyaring dan
Peningkatan frekuensi
pembersihan kecepatan alir
pembersihan
kurang

Upaya pemeliharaan unit bar screen yang perlu dilakukan diantaranya :


1. Memeriksa bars terhadap korosi dan pengikisan.
2. Penggantian mur dan baut yang telah rusak dan aus.
3. Memeriksa plat penyangga.
4. Penyiraman saluran dan bars screen untuk membersihkan bars.
5. Pembuangan materi yang tersaring secara rutin.
6. Secara rutin dilakukan penggantian bar screen yang beroperasi untuk
dilakukan pemeriksaan struktur dan pipa yang berada di bagian bawah tanki.
Dilakukan penggantian terhadap struktur yang mengalami kerusakan dan
pengecatan terhadap struktur logam untuk mengurangi tingkat pengkaratan.

VII.1.2 Stasiun Pompa


Sebelum masuk ke unit pengolahan, air buangan ditampung terlebih dahulu di
sumur pengumpul. Dari sumur pengumpul dilakukan pemompaan untuk menaikkan
air buangan dari sumur pengumpul agar konstruksi pengolahan selanjutnya dapat

BOBBY YUDISTIRA 153 01 015 VII- 2


BAB VII – O & M

dilakukan di atas permukaan tanah dan pengaliran selanjutnya dapat dilakukan secara
gravitasi.
Pada Tabel 7.2. terdapat beberapa masalah yang sering terjadi dan solusi
permasalahan dalam pengoperasian stasiun pompa.

Tabel 7.2. Permasalahan Unit Stasiun Pompa dan Solusi Permasalahan


No Indikasi Dugaan Penyebab Pemeriksaan Solusi
Pengukuran waktu Penambahan hidrogen
Timbul bau detensi, kadar hidogen peroxida atau klorin
Waktu detensi
1 pada sumur sulfida dan pengamatan
terlalu lama Penambahan proses aerasi
pengumpul warna solid dan air
pada sumur pengumpul
buangan
Merubah posisi pompa
Disharge head Pengukuran Disharge
sehingga Disharge head
atau suction lift head dan suction lift
dan suction lift sesuai
terlalu besar yang diperlukan
dengan spesifikasi pompa
Debit pompa Kinerja pompa Memperbaiki
2 Pemeriksaan kondisi
kecil tidak optimal atau pompa/mengganti pompa
pompa
pompa telah rusak yang rusak
inlet, outlet, Pemeriksaan pompa, Pembersihan/perawatan
pompa tersumbat inlet, dan outletnya pompa lebih teratur
Valve tertutup Pengaturan kondisi
Pemeriksaan valve
sebagian bukaan valve
inlet, outlet, Pemeriksaan pompa, Pembersihan/perawatan
pompa tersumbat inlet, dan outletnya pompa lebih teratur
Kebutuhan
Head pemompaan
3 energi pompa Menentukan pompa yang
lebih besar dari Pengukuran head yang
besar sesuai dengan head yang
spesifikasi head diperlukan
diperlukan
pompa
Kinerja pompa Memperbaiki
Pemeriksaan kondisi
tidak optimal atau pompa/mengganti pompa
pompa
pompa telah rusak yang rusak
Pembersihan inlet secara
Inlet tersumbat Pemeriksaan inlet
teratur
Pompa Pemeriksaan inlet, dan Menurunkan kapasitas
4 berbunyi Inlet tidak waktu detensi air pompa untuk
berisik terendam buangan dalm sumur meningkatkan waktu
pengumpul detensi
Minyak pelumas Pemeriksaan minyak Pemberian pelumas pada
pompa kurang pelumas pada pompa pompa secara teratur
Pondasi pompa Pemeriksaan pondasi Memperbaiki pondasi
tidak kokoh pompa pompa

BOBBY YUDISTIRA 153 01 015 VII- 3


BAB VII – O & M

Upaya perawatan unit Stasiun pompa yang harus dilakukan diantaranya :


1. Pemeriksaan operasi dan kinerja pompa setiap hari.
2. Pemeriksaan temperatur casing pompa dengan menggunakan tangan. Jika
terasa panas perlu dilakukan pemeriksaan bearings dan stuffing box.
3. Pemberian pelumas terhadap motor pompa satu kali seminggu.
4. Memperhatikan bunyi mesin pompa. Jika pompa berbunyi tidak seperti
biasanya, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
5. Dilakukan penggantian pompa yang beroperasi untuk dilakukan pemeriksaan
kondisi pompa secara teratur.

VII.1.2 Grit Chamber


Grit Chamber berfungsi untuk memisahkan pasir, kerikil atau partikel kasar
lainnya yang mempunyai kecepatan mengendap lebih besar dari zat organik dalam air
buangan sehingga dapat mencegah kerusakan pada peralatan mekanis, penyumbatan
pipa, pengendapan pada saluran, dan mengurangi akumulasi inert material pada unit
pengolahan berikutnya.
Pada Tabel 7.3. terdapat beberapa masalah yang sering terjadi dalam
pengoperasian grit chamber dan usaha penyelesaiannya.

Tabel 7.3. Permasalahan Unit Grit Chamber dan Solusi Permasalahan


No Indikasi Dugaan Penyebab Pemeriksaan Solusi
Pasir (grit)
yang Pengangkutan grit Pemeriksaan Peningkatan laju
1
menumpuk di yang lambat terhadap conveyor conveyor
ruang pasir
Pengujian total
Sulfida dan total
Timbul bau sulfida terlarut Penggelontoran
Hidrogen Pemeriksaan saluran dan
Pembentukan
2 Sulfida, korosi kandungan volatil ditambahkan
Hidrogen Sulfida
bahan besi dan solid pada grit dengan larutan
beton Pemeriksaan padatan klorin
yang mengapung
pada saluran
3 Akumulasi Grit yang mudah Mengukur ketinggian Pencucian
pasir pada mengendap grit pada ruang pasir terhadap ruang
saluran dan pasir.
ruang pasir Penyisihan
terhadap pasir
dan batuan

BOBBY YUDISTIRA 153 01 015 VII- 4


BAB VII – O & M

No Indikasi Dugaan Penyebab Pemeriksaan Solusi


Peningkatan laju
Pemeriksaan aliran
Kecepatan alir yang
kecepatan aliran dan Perbaikan
rendah
peralatan peralatan yang
digunakan
Pengaturan
Pemeriksaan
Saluran yang terkikis kecepatan hingga
kecepatan aliran
mendekati 3 m/s
Laju
Peningkatan
4 penyisihan
waktu detensi
pasir rendah Waktu detensi Pemeriksaan waktu
dengan
kurang detensi
penurunan laju
aliran
Pencucian saluran
Lumpur yang
dan ruang pasir
septik dengan Lumpur pada dasar Pemeriksaan dasar
5 secara rutin
gelembung gas saluran saluran grit chamber
Pemisahan
dan minyak
terhadap batuan

Upaya perawatan unit Grit Chamber yang harus dilakukan diantaranya :


1. Pengontrolan kecepatan air dalam grit chamber (3 m/s) sehingga
memungkinkan grit untuk mengendap sedangkan materi organik terus terbawa
aliran.
2. Penyemprotan dengan segera air buangan yang meluap atau tercecer
3. Pengurasan tanki satu tahun sekali untuk dilakukan pemeriksaan struktur dan
pipa yang berada di bagian bawah tanki. Dilakukan penggantian terhadap
struktur yang mengalami kerusakan dan pengecatan terhadap struktur logam.

VII.2 Pengolahan Tingkat Kedua


VII.2.1 Tangki Aerasi
Pada Tabel 7.4. terdapat beberapa masalah yang sering terjadi dalam
pengoperasian unit Tangki Aerasi dan clarifier dan usaha penyelesaiannya.

Tabel 7.4. Permasalahan Unit Tanki Aerasi dan Clarifier dan Solusi Permasalahan
No Indikasi Dugaan Penyebab Pemeriksaan Solusi
Pertumbuhan Penambahan dissolved
Lumpur yang Pemeriksaan terhadap oxygen (DO) ke dalam
organisme berserat
1 mengambang di proses nitrifikasi (kadar tangki kontak
(filamentous) akibat
permukaan clarifier amonia dan nitrit)
terjadi proses Terjadi Peningkatan pH menjadi 7

BOBBY YUDISTIRA 153 01 015 VII- 5


BAB VII – O & M

No Indikasi Dugaan Penyebab Pemeriksaan Solusi


Penambahan nutrisi
(nitrogen, fosfor, besi).

Penambahan hidrogen
proses nitrifikasi di peroksida atau klorin agar
clarifier terjadi penurunan SVI.

Penurunan nila F/M


Turbulensi yang
berlebihan Pemeriksaan tingkat Mengurangi aerasi atau
Oksidasi berlebih aerasi agitasi aerator.
Efluen tanki aerasi terhadap lumpur
2
keruh Jumlah MLSS dalam Pemeriksaan umur Menambahkan jumlah
sistem terlalu besar lumpur lumpur yang dibuang
Terjadi kondisi Pemeriksaan terhadap
Meningkatkan aerasi
anaerobik kandungan DO
Timbul busa
berwarna cokelat
yang sangat stabil Umur lumpur terlalu Pemeriksaan umur Penambahan jumlah
3
(sulit dipecahkan lama lumpur lumpur yang dibuang
dengan
penyemprotan)
Penggembungan
buih putih yang Pemeriksaan kadar Pengurangan jumlah
4 Kadar MLSS rendah
tebal pada MLSS lumpur yang dibuang
permukaan tanki
Berlebihnya beban zat Pemeriksaan beban zat Penambahan jumlah
padat padat lumpur yang dibuang

Sludge blanket sama Ketidaksamarataan Pemeriksaan distribusi Memperbaiki struktur


rata dengan weir distribusi aliran pada
5 aliran pada clarifier influen clarifier
dan terus-menerus tangki pengendap
melewati weir Penambahan kecepatan
Pengembalian lumpur Pemeriksaan sistem resirkulasi lumpur (zona
yang tidak mencukupi pemompaan lumpur air bersih clarifier minimal
1 m)
Sludge blanket
terbuang melewati
Distribusi aliran yang Pemeriksaan struktur Pengaturan struktur
6 wier pada suatu
tidak merata efluen efluen
bagian tertentu dari
clarifier
Pemeriksaan Pengurangan umur lumpur
Rendahnya pH dan Terjadi Nitrifikasi
7 konsentrasi amonia dan Penambahan kapur
kadar MLSS (influen limbah asam)
nitrit
Pengaturan influen.

BOBBY YUDISTIRA 153 01 015 VII- 6


BAB VII – O & M

No Indikasi Dugaan Penyebab Pemeriksaan Solusi


Pemeriksaan
Pertumbuhan
konsentrasi amonia dan Solusi masalah nomor 1
filamentous
Konsentrasi zat nitrit
padat yang rendah kecepatan Pemeriksaan kecepatan pengurangan kecepatan
8
didalam resirkulasi pengembalian lumpur resirkulasi lumpur resirkulasi lumpur
lumpur yang tinggi
pembuangan lumpur Pemeriksaan jumlah mengurangi jumlah
yang berlebihan lumpur yang dibuang lumpur yang dibuang

Upaya perawatan unit Tangki Aerasi yang harus dilakukan diantaranya :


1. Pemeriksaan dan pembersihan akumulasi solid saluran influen, orifice,efluen
weir, saluran elfuen, dan box efluen setiap hari.
2. Menjaga kadar DO, konsentrasi MLSS, SVI, dan umur lumpur dalam tanki
kontak dan tanki stabilisasi setiap hari.
3. Penyemprotan dengan segera air buangan yang meluap atau tercecer.
4. Pemeriksaan terhadap struktur logam dari tanda-tanda terjadinya pengkaratan
setiap hari.
5. Memeriksa minyak pelumas untuk peralatan mekanis sesuai dengan
rekomendasi pabrik.
6. Pengurasan tangki satu tahun sekali untuk dilakukan pemeriksaan struktur dan
pipa yang berada di bagian bawah tanki. Dilakukan penggantian terhadap
struktur yang mengalami kerusakan dan pengecatan terhadap struktur logam.

VII.2.2 Clarifier
Mixed liqour dari tanki kontak akan masuk ke clarifier. Pada clarifier,
suspended solid akan diendapkan sedangkan supernatan akan dialirkan ke tangki
disinfeksi melewati V-notch, yang dipasang disekeliling saluran outlet.

Upaya perawatan unit clarifier yang harus dilakukan diantaranya :


1. Membersihkan akumulasi pada influen baffle, weir efluen, saluran efluen, dan box
efluan setiap hari.
2. Pemantauan terhadap resirkulasi lumpur dan pengaturan kecepatan resirkulasi.
3. Membersihkan semua dinding-dinding vertikal dan saluran dengan menggunakan
alat penyapu dari karet setiap hari.
4. Penyemprotan dengan segera lumpur yang meluap/tumpah.

BOBBY YUDISTIRA 153 01 015 VII- 7


BAB VII – O & M

5. Pemeriksaan head diatas weir setiap hari.


6. Pemeriksaan terhadap motor listrik, penunjuk temperatur dan detektor overloading
selama pengoperasian berlangsung (dua kali sehari).
7. Pemeriksaan ketinggian lumpur dan pompa lumpur setiap hari.
8. Pengurasan clarifier setahun sekali untuk memeriksa bagian-bagian dibawah air
seperti struktur beton, perpipaan dan sebagainya. Apabila ada bagian yang
mengalami kerusakan, maka dilakukan pergantian atau pemasangan kembali.
Bagian beton yang rusak atau bocor diperbaiki, selain itu dilakukan pengecatan
terhadap permukaan logam untuk mengurangi pengkaratan.

VII.3 Disinfeksi
Pada tangki disinfeksi akan terjadi proses pembubuhan klorin sebagai
desinfektan, yang digunakan untuk membunuh bakteri yang berlebih. Efisiensi dari
desinfeksi tergantung dari beberapa faktor seperti waktu kontak, dosis klorin,
temperatur, pH, karakteristik air limbah dan jenis dan jumlah mikroorganisme.
Permasalahan yang sering terjadi dalam pengoperasian unit desinfeksi dan
solusi penyelesaiannya terdapat pada Tabel 7.5.

Tabel 7.5. Permasalahan Unit Desinfeksi dan Solusi Permasalahan


No Indikasi Dugaan Penyebab Pemeriksaan Solusi
Pemeriksaan Pembongkaran
Valve Penurun
terhadap valve terhadap alat klorinasi
tekanan kotor
penurun tekanan Pembersihan valve
Perbaikan alat injeksi
Alat Klorinasi Kehilangan Pemeriksaan
klorinasi
tidak vakum injeksi terhadap alat injeksi
1 Pembersihan pipa
mengeluarkan
Pemeriksaan
klorin Tidak ada Penambahan
terhadap ketersediaan
klorinasi persediaan klorin
klorin
Pemeriksaan posisi
Valve tertutup Pembukaan valve
valve
2 Peningkatan Peningkatan dosis
Sisa klorin rendah Pemeriksaan sisa klor
tingkat klorinasi
coliform Peningkatan Pemeriksaan influen Peningkatan
kebutuhan klorin BOD dalam saluran pengolahan di awal
instalasi
Peningkatan dosis
klorinasi

BOBBY YUDISTIRA 153 01 015 VII- 8


BAB VII – O & M

No Indikasi Dugaan Penyebab Pemeriksaan Solusi


Pencampuran Pemeriksaan
Penambahan baffle
yang tidak terhadap aliran
atau alat pengaduk
sempurna pendek
Akumulasi materi
Pemeriksaan padatan Pembersihan saluran
padat dalam
dalam saluran kontak klorinasi
saluran
Aliran Pemeriksaan pola
Pengaturan aliran
bergelombang aliran
Peningkatan
Pemeriksaan
Peningkatan pengolahan di awal
kandungan BOD
kebutuhan klorin instalasi
dalam influen
Peningkatan dosis klor
Akumulasi materi
Pemeriksaan materi Pembersihan saluran
padat di dalam
padat dalam saluran kontak klorinasi
saluran
Pemeriksaan
Sisa klor yang Perubahan debit
3 terhadap peningkatan Pengaturan dosis klor
menurun aliran
debit aliran
Peralatan Pemeriksaan
Perbaikan peralatan
penginjeksi tidak terhadap alat injeksi
injeksi klor
beroperasi klor
Pengaturan proses
Pemeriksaan
Terjadi nitrifikasi untuk menghindari
terhadap proses
sebagian terjadinya proses
nitrifikasi
nitrifikasi
Pemeriksaan
Penurunan
kandungan BOD Penurunan dosis klor
kebutuhan klorin
dalam influen
Pemantauan terhadap
Perubahan debit Pengaturan dosis sesuai
Peningkatan pengurangan debit
4 aliran dengan debit aktual
sisa klor aliran
Klor diinjeksi
dalam jumlah Pemeriksaan laju Pengurangan dosis
yang terlalu penginjeksian klor penginjeksian klor
banyak

Perawatan yang perlu dilakukan pada unit disinfeksi antara lain adalah:
1. Pemeriksaan kelarutan kaporit di tangki pembubuhan, pompa pembubuh setiap
hari. Penambahan kaporit perlu dilakukan bila jumlahnya kurang. Lumpur sisa
dan kaporit tidak diperbolehkan untuk dimasukkan ke sistem instalasi pengolahan.
2. Pemeriksaan kadar klorin di efluen.
3. Pengurasan tangki kontak klorinasi satu tahun sekali dan dilakukan pemeriksaan
terhadap struktur yang berada di bagian bawah bak kontak klorinasi.

BOBBY YUDISTIRA 153 01 015 VII- 9


BAB VII – O & M

4. Pembuangan endapan yang terbentuk didasar bak kontak melaui solid flushing
orifice.
VII.4 Pengolahan Lumpur
VII.4.1 Gravity Thickener
Gravity thickening merupakan proses sedimentasi untuk mengentalkan lumpur
yang menyerupai clarifier namun dengan slope dasar yang lebih curam. Biasanya
dioperasikan secara kontinu. Lumpur masuk di tengah tangki dan solid yang
mengendap membentuk suatu sludge blanket. Sludge blanket yang telah dikentalkan,
diaduk secara perlahan dengan suatu rake sehingga melepaskan gelembung-
gelembung gas dan mendorong lumpur menuju ke sistem penyisihan yang berada di
bagian tengah. Supernatan akan melewati weir dan dialirkan kembali ke bak distribusi
AB I sedangkan lumpur akan mengalami proses pengkondisian lumpur.
Masalah yang sering terjadi dalam pengoperasian unit gravity thickener dan
penyelesaiannya terdapat pada Tabel 7.6.

Tabel 7.6. Permasalahan pada unit Gravity Thickener dan Solusi Permasalahan
Dugaan
No Indikasi Penyebab Pemeriksaan Solusi
Pemompaan
Pemeriksaan Peningkatan laju
lumpur yang
kedalaman sludge pemompaan lumpur
telah dikentalkan
blanket yang telah dikentalkan
rendah
Meningkatkan influen
Mempertahankan laju (resirkulasi bila perlu
Overflow
overflow pada 6 atau dengan
Munculnya bau thickener rendah
m³/m².hari pengenceran dengan
septik dan
1 air)
lumpur yang
Penambahan klorin
mengapung
Pemeriksaan atau oksidan ke dalam
Air limbah yang
terhadap kandungan influen sehingga
septik
DO pada thickener terdapat sisa sebesar 1
mg/l di influen
Pemeriksaan operasi
Rake pengumpul Perbaikan rake
rake pengumpul
lumpur rusak pengumpul lumpur
lumpur
2 Hasil lumpur Overflow
Pemeriksaan laju Mengurangi laju
yang kurang thickener terlalu
overflow pemompaan influen
kental tinggi
Laju Pemeriksaan laju Mengurangi laju
pengambilan pemompaan lumpur pengambilan lumpur
lumpur yang Pemeriksaan tingkat
tinggi sludge blangket

BOBBY YUDISTIRA 153 01 015 VII- 10


BAB VII – O & M

Dugaan
No Indikasi Penyebab Pemeriksaan Solusi
Memperbaiki dan
Terjadi aliran meratakan kembali
Pemantauan terhadap
pendek pada weir
aliran
tanki Memperbaiki posisi
baffle influen
Adanya Peningkatan frekuensi
Frekuensi
pertumbuhan di Pemeriksaan pembersihan
3 pembersihan
permukaan dan permukaan Penggunaan klorin
kurang
weir dengan kadar rendah
Lumpur yang
terlalu kental
Overloading Pemeriksaan pompa Perbaikan pompa dan
4 Pompa dan
pompa dan perpipaan sistem perpipaan
perpipaan pompa
tersumbat
Kandungan grit Pemeriksaan efisiensi Pengingkatan efisinsi
Penyisihan
5 dalam lumpur penyisihan grit dalam penyisihan girt pada
lumpur sulit
terlalu tinggi unit sebelumnya unit sebelumnya

Upaya perawatan yang perlu dilakukan terhadap unit gravity thickener diantaranya :
1. Pembersihan setiap hari dinding vertikal dan saluran dengan alat pembersih
yang terbuat dari karet, dan penyemprotan segera terhadap lumpur yang
meluap.
2. Pemeriksaan kedalaman lumpur setiap hari. Kedalaman lumpur dijaga selalu
berada lebih rendah dari permukaan atas thickener.
3. Pengaturan debit lumpur yang dibuang untuk menjaga kedalaman sludge
blanket.
4. Pemeriksaan minyak pelumas roda gigi dan diganti secara teratur
5. Pengurasan thickener satu tahun sekali untuk pemeriksaan struktur dan
mekanisme yang berada di bagian bawah thickener. Permukaan metal
diperiksa dari korisi, dibersihkan, dan dicat untuk mengurangi korosi.

VII.4.2 Anaerobik Digester


Anaerobic digestion merupakan proses pengolahan dimana dekomposisi
organik dan anorganik dilakukan dalam kondisi anaerob yang menghasilkan produk
baru yaitu gas CO2 dan CH4.
Digested solid mempunyai karakteristik yang stabil, tidak bau, dan
mempunyai sedikit jumlah patogen. Di dalam tangki anaerobic digester terdapat
proses kimia-biologi dengan bermacam-macam mikroorganisme yang fakultatif

BOBBY YUDISTIRA 153 01 015 VII- 11


BAB VII – O & M

maupun yang anaerob. Semua mikroorganisme di atas secara simultan melakukan


asimilasi dan mendegradasi materi organik. Prosesnya dapat dibagi menjadi fase asam
(acid) dan fase metan (methane).
Masalah yang sering terjadi dalam pengoperasian unit anaerobic digester dan
penyelesaiannya terdapat pada Tabel 7.7

Tabel 7.7. Permasalahan pada unit Anaerobic Digester dan Solusi Permasalahan
Dugaan
No Indikasi Penyebab Pemeriksaan Solusi
Saluran Backflush resirkulasi
Temperatur tersumbat Cek perpipaan dan sludge
1
sludge drop Hydraulic reirkulasi
Cek heat exchanger
overload
Tekanan gas Pengambilan gas Tingkatkan
2 Cek kompressor
tinggi tidak sesuai pengambilan gas
Konsleting
Hentikan mixing
Lumpur terlalu Mixing berlebih
3 Cek sistem pompa beberapa jam sebelum
tipis Pemompaan
pengambilan lumpur
terlalu tinggi
Kadar grease
Scum terlalu Peningkatan mixing
4 tinggi Periksa permukaan
tebal
Mixing kurang Tingkatkan resirkulasi
Scum blanket Hentikan pengambilan
Busa pada pecah Pemeriksaan supernatan
5
supernatan Resirkulasi gas permukaan Kurangi output
berlebih kompressor

Upaya perawatan yang perlu dilakukan terhadap unit anaerobic digester diantaranya:
1. Pemeriksaan temperatur digester, volume supernatan dan feed.
2. Lakukan visual gas test dan sniff test.
3. Pembersihan tiap hari trap sedimentasi dan kondensat
4. Pemeriksaan pompa setiap hari dan kompressor gas

BOBBY YUDISTIRA 153 01 015 VII- 12

Anda mungkin juga menyukai