id
Skripsi
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
KATA PENGANTAR
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12. Teman-teman Teknik Industri 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu
terima kasih atas waktu, bantuan, ilmu, semangat dan motivasi yang telah
diberikan.
13. Teman-teman Teknik Industri 2007 yang telah membantu dalam sharing ilmu.
14. Adik-adik 2010 yang memberikan dukungan moril terhadap penulis.
15. Teman-teman dcos2an yang telah memberi semangat setiap harinya.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
segala bantuan dan doa yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna dan banyak
memiliki kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, masukan dan
saran yang membangun untuk penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.
Penulis
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH......................... iii
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH............................... iv
KATA PENGANTAR............................................................................................ v
ABSTRAK............................................................................................................... vii
ABSTRACT............................................................................................................ viii
DAFTAR ISI........................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ I - 1
1.2 Perumusan Masalah.........................................................................I - 3
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................I - 3
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... I - 4
1.5 Batasan Masalah............................................................................. I - 4
1.6 Asumsi Penelitian............................................................................I - 4
1.7 Sistematika Penulisan......................................................................I - 4
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1.6 ASUMSI
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jumlah pemasok dan mesin yang ditawarkan untuk masing-masing
komponen lebih dari satu.
2. Satu komponen bisa dipasok oleh lebih dari satu pemasok atau mesin.
3. Satu komponen hanya terdiri dari satu karakteristik kualitas.
4. Scrap akan muncul pada proses perakitan.
I-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.2 TOLERANSI
Toleransi adalah penyimpangan yang masih diizinkan dari nilai standart
atau targetnya (Yang dan El-Haik, 2003). Toleransi digunakan untuk mengontrol
variasi komponen yang diijinkan pada produk rakitan. Selain itu, toleransi dapat
juga digunakan untuk mengontrol variasi produk rakitan dengan memperhatikan
variasi komponen penyusunnya (Yang dan El-Haik, 2003).
Menurut Yang dan El-Haik (2003), ada tiga faktor utama yang
menyebabkan terjadinya variansi (penyimpangan) , yaitu:
1. Unit to Unit Sources
Sumber variasi ini terkait dengan perbedaan yang tidak bisa dikendalikan
antara produksi komponen satu dengan yang lainnya (yang sejenis), seperti
masalah perbedaan dimensi, masalah perakitan, dan variasi material terkait
dengan pemasok yang berbeda.
2. External Sources
Sumber variasi ini terkait dengan lingkungan dan penggunaan, seperti suhu
dan cara penggunaan yang salah.
3. Deterioration Sources
Sumber variasi ini terkait dengan penurunan kinerja suatu mesin atau
proses, seperti keausan dan penuaan sehingga menyebabkan penurunan
kepresisian.
II-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kapabilitas yang baik terjadi bila kinerja suatu proses tersebut konstan
dengan level error yang rendah (Yang dan El-Haik, 2003). Kinerja suatu proses
(process performance) menunjukkan seberapa baik proses tersebut bekerja. Jadi,
kapabilitas proses merupakan suatu ukuran konsistensi untuk kinerja suatu proses.
Rataan dan standar deviasi akan menjadi tolak ukur utama kinerja proses
untuk proses yang berdistribusi acak. Sedangkan untuk proses yang mengikuti
pola distribusi normal, kemungkinan besar
-ratanya. Selanjutnya, total sebaran proses menjadi
karena batasan proses ber ga - .
- µ
Gambar 2.2 Sebaran Proses Mengikuti Distribusi Normal
Terdapat tiga kondisi kapabilitas yang biasa ditemukan jika sebaran proses
dibandingkan dengan sebaran spesifikasi (Yang dan El-Haik, 2003), yaitu:
1. Highly Capable Process
Keadaan ketika sebaran proses berada dalam sebaran spesifikasi. Kinerja
proses ini dikatakan sangat capable karena kecil kemungkinan proses keluar dari
target spesifikasi.
II-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Marginal Process
Keadaan ketika sebaran proses diperkirakan tepat berada dalam sebaran
spesifikasi. Dalam keadaan ini proses dapat dikatakan capable, namun bila mean
proses bergerak ke arah kiri atau kanan. Maka, proses kemungkinan besar akan
keluar dari spesifikasi.
3. Incapable Process
Keadaan ketika sebaran proses melebihi batas spesifikasi. Kinerja proses
seperti ini dikatakan tidak baik.
II-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
USL-LSL
Cp = (2.1)
6
II-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
USL- µ µ-LSL
Cpk = min and (2.2)
3 3
USL-LSL
Cpm = (2.3)
2
6 2+ µ-T
II-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 2.6 Interpretasi dari Program Six Sigma yang Diterapkan Motorola
Sumber : Yang dan El-Haik, 2003
Metode Taguchi dapat diterapkan kedalam dua bentuk, yang pertama adalah
fungsi kerugian kualitas. Sedangkan untuk fungsi yang ke dua metode Taguchi
digunakan untuk desain eksperimen (Feng, dkk. 2001).
Taguchi berpendapat bahwa kerugian kualitas (quality loss) muncul karena
adanya penyimpangan kinerja dari nilai target yang diharapkan (Yang dan El-
Haik, 2003).
II-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada Gambar 2.7 Yang dan El-Haik (2003) Menunjukan sebuah ilustrasi
sederhana. Kerugian kualitas akan bernilai nol, jika kinerja aktual y sama dengan
nilai target T. Simbol 0 menunjukan batas atas dan simbol T- 0
menunjukan batas bawah, ketika nilai aktual (y) < T- 0 atau (y) > 0 maka
produk keluar dari batas kualitas sehingga tidak akan berfungsi dengan baik
sehingga konsumen meminta penggantian produk, biiaya penggantian ini yang
biasa disebut dengan A0.
Ada tiga karakteristik kerugian kualitas, yaitu nominal the best, larger the
better, dan smaller the better (Yang dan El-Haik, 2003).
1. Nominal the Best
Fungsi kerugian kualitas ini digunakan ketika karakteristik kualitas
mempunyai nilai target tertentu yang ingin dipenuh, bukan nol. Fungsi kerugian
kualitasnya adalah sebagai berikut:
L = kE (Y-T)2 (2.4)
Nilai k adalah rasio biaya kerugian kualitas dengan batas spesifikasi produk.
A0
k= 2 (2.5)
0
II-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
L = kEY2 (2.6)
Dimana L = kerugian kualitas
k = koefisien kerugian kualitas
E = expected value
Y = spesifikasi produk yang terjadi
II-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(2.8)
(2.10)
(2.11)
(2.12)
II-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(2.13)
(2.14)
(2.15)
(2.16)
Persamaan tersebut mempertimbangkan toleransi komponen penyusun
terhadap komponen rakitan. Pemenuhan toleransi produk rakitan berdasarkan
pemenuhan toleransi komponen yang berasal dari variansi komponen yang
diberikan oleh pemasok.
Model pemilihan proses berdasarkan kriteria biaya kerugian kualitas dapat
diadaptasi dari model pemilihan pemasok yang dikembangkan oleh Feng dkk
(2001). Adaptasi tersebut dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
model yang akan dibuat.
II-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keputusan yang didapat dari model ini adalah kuantitas produk yang harus
diproduksi oleh perusahaan (Nm) dan kuantitas produk yang harus dipesan ke
pemasok (NI). Kendala yang diperhatikan adalah kendala jumlah kebutuhan
perusahaan, kapasitas produksi perusahaan, dan kapasitas pemasok.
I (2.18)
II-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(2.19)
Dimana :
Y = Quality Characteristics
f(Y) = Normal distribution of Quality Characteristics Y
K = Cost coefficient of quality loss
Mc = Manufacturing cost/unit
Ic = Inspection cost/unit
Sc = Scrap cost/unit
Rc = Rework cost/unit
....................................(2.20)
..........................................(2.21)
x = variabel acak
= rataan proses
= standar deviasi
II-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
III-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Deskripsi Sistem
Langkah pertama yang dilakukan adalah mendeskripsikan sistem yang akan
dikembangkan dalam model. Tujuan tahap ini untuk mendapatkan gambaran
permasalahan yang terjadi pada sistem tersebut. Pendeskripsian sistem digunakan
untuk mengetahui batasan sistem, variabel input yang terkontrol dan tidak
terkontrol dalam sistem, perubahan proses, dan output sistem.variabel-variabel
yang berpengaruh terhadap pemilihan proses.
2. Influence Diagram
Influence diagram adalah salah satu jenis diagram yang dapat
menggambarkan sebuah pendekatan sistem (Daellenbach dan Mc.Nickle, 2005).
Influence diagram digunakan untuk menggambarkan hubungan dan pengaruh
variable input terhadap output sistem.
3. Pemodelan
Setelah mendefinisikan karakteristik sistem, langkah selanjutnya pada tahap
pengembangan model adalah permodelan. Permodelan dilakukan untuk
menentukan fungsi tujuan yang akan dicapai dalam pengembangan model dan
mempertimbangkan kendala toleransi, kapasitas pemasok, kendala minimal
jumlah pemasok, kendala kebutuhan (demand) perusahaan, serta kendala biner.
4. Validasi
Menurut Daellenbach dan Mc.Nickle (2005) validasi adalah langkah yang
ditempuh untuk memastikan bahwa model yang telah dibangun mendekati
perkiraan sistem yang ada atau yang direncanakan sehingga dapat menyediakan
jawaban yang tepat dan berguna.
Salah satu jenis validasi adalah validasi yang dibedakan menjadi dua fase
yaitu validasi internal dan validasi eksternal. Validasi internal digunakan untuk
memeriksa bahwa model tersebut benar secara logis dan matematis sedangkan
validasi eksternal digunakan untuk memastikan bahwa model cukup mampu
mempresentasikan kenyataan (Daellenbach dan Mc.Nickle, 2005).
5. Contoh Numerik
Langkah terakhir dalam pengembangan model adalah pembuatan contoh
numerik. Contoh numerik adalah ilustrasi kasus yang nantinya akan diselesaikan
menggunakan model yang telah dikembangkan .Contoh numerik bertujuan untuk
III-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menjelaskan bagaimana model bekerja bila diterapkan pada sistem nyata. Contoh
numerik pada penelitian ini mengacu pada contoh numerik pada penelitian Feng
dkk (2001) dan diselesaikan dengan menggunakan bantuan Risk Solver v 11.
1 Analisis Model
Tahap analisis dilakukan guna menjelaskan model yang telah dibuat.
Analisis pada pengembangan model ini adalah analisis sensitivitas. Analisis ini
dilakukan dengan membuat beberapa skenario penyelesaian masalah utama
menggunakan beberapa pengubahan parameter. Tujuannya adalah untuk
menunjukkan seberapa sensitif model tersebut terhadap satu atau lebih faktor yang
terkait di dalam model.
2 Kesimpulan dan saran
Tahap kesimpulan dan saran merupakan tahap akhir dalam penelitian.
Kesimpulan harus dapat menjawab permasalahan yang ada yaitu pilihan pemasok
terbaik dari alternatif yang ada dan kuantitas yang dipesan ke pemasok terpilih
untuk masing-masing komponen. Saran yang diberikan mengacu pada hasil
analisis dan ditujukan sebagai masukan untuk pengembangan penelitian
selanjutnya. lanjut.
III-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
PENGEMBANGAN MODEL
IV-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Variansi di tingkat ini akan menentukan kerugian kualitas dan biaya scrap yang
akan dialami perusahan. Total biaya kerugian kualitas diketahui dari diketahuinya
biaya kerugian kualitas, alokasi komponen serta variansi. Total biaya scrap
diketahui dari alokasi dan peluang terjadinya.
Mesin atau pemasok terpilih memiliki biaya manufaktur atau harga
pembelian untuk setiap unitnya berdasarkan jumlah pesanan. Biaya manufaktur
dan alokasi komponen akan menghasilkan total biaya manufaktur. Total biaya
kerugian kualitas, manufaktur, dan biaya scrap biaya total yang harus ditanggung
oleh perusahaan.
Fungsi tujuan pada penelitian ini bertujuan untuk meminimasi total biaya
yang meliputi biaya manufaktur, biaya kerugian kualitas, dan biaya scrap dengan
mengacu pada penelitian Feng (2001), Chase dkk (1990) dan Solaiman dkk.
(2008). Sehingga fungsi tujuan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam
Persamaaan (4.1). Penjabaran biaya kerugian kualitas dapat dilihat pada
Persamaan (2.13) dengan melakukan penyesuaian pada mesin dan pemasok yang
dipilih.
Min = Q (4.1)
IV-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I
i=1 (4.2)
Kriteria biaya kerugian kualitas mengacu pada penelitian Feng dkk. (2001).
Model tersebut menjelaskan bahwa biaya kerugian kualitas timbul akibat
pergeseran toleransi rakitan terhadap targetnya (Taguchi Quality Loss).
Persamaan kerugian kualitas untuk komponen tunggal adalah sebagai berikut :
(4.3)
2 2
2
QL =E L x =E a x-µ =a -
x-µ p x d x =a (4.4)
IV-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sedangkan untuk kerugian kualitas benda yang tersusun dari beberapa komponen
didapatkan dari penjumlahan kerugian kualitas komponen tunggalnya. Sehingga
kerugian kualitas untuk multi-komponen dirumuskan dalam Persamaan (4.5).
I 2 I 2
QL =E L x1 ,x2 ,..,xi =E i=1 a x-µ = i=1 ai i (4.5)
T adalah batas toleransi pada satu sisi dari suatu rantai toleransi. Sehingga didapat
Persamaan (4.6).
A I 2
QL = i=1 i (4.6)
T2
A I 2
QL = i=1 t i (4.7)
9T2
tij
Q
Cpk
(4.8)
IV-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kriteria lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya scrap. Biaya
scrap timbul karena adanya hasil produksi yang diluar batas spesifikasi rakitan.
merupakan biaya scrap yang harus ditanggung perusahaan. E(S) merupakan
ekspektasi terjadinya scrap rework dan adalah biaya scrap per satu produk.
Sehingga persamaan untuk total biaya scrap ditunjukan oleh persamaan (4.9).
= (4.9)
E( (4.10)
(4.11)
(4.12)
Karena setiap komponen i dapat dipasok dari lebih satu pemasok, maka
digunakan kombinasi variansi untuk mewakili variansi komponen i
(Oshungade,1998).
IV-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
akomodasi toleransi komponen tidak melebihi batas toleransi rakitan TR. Batasan
tersebut terdapat pada Persamaan (4.14).
im ij (4.14)
2 2
Ik tim tij Tk
i=1 i (4.15)
Cpk Cpk Cp
Berbeda dari Feng dkk (2001) kendala toleransi mengunakan worst case
dari alokasi komponen i yang terpilih.
Sedangkan dalam pemilihan proses, variansi mesin untuk memproduksi
suatu komponen harus kurang dari variansi desain yang ditentukan untuk
komponen tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada persamaan (4.16).
(4.16)
IV-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
< (4.17)
(4.18)
4.19)
IV-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(4.20)
(4.21)
(4.22)
tidak dapat memilih pemasok dari outsourcing. Sedangkan bila dalam kondisi
sebaliknya perusahaan dapat memilih pemasok dari luar (0 bila tidak terpilih , 1
bila terpilih). Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahanaan akan memfokuskan
pengadaan komponen dengan kegiatan make selama kapasitas mesin dan kualitas
hasil dari produksi komponen tersebut memenuhi standart spesifikasi.
Sedangkan persamaan di bawah ini menyatakan bahwa jumlah komponen yang
diproduksi xij dan xij harus lebih besar dari nol.
intejer (4.23)
intejer (4.24)
IV-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Persamaan (4.11)
I
Min = Q
i=1
Q Q i Q i
tij
Q
Cpk
I
i=1
tij
(4.24)
Cpk
Dimana
= biaya pembelian per unit (rupiah )
komponen i (unit)
i (unit)
IV-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(mm)
Validasi :
Rp
Rp unit × mm2 × unit
unit+
unit mm2
(Valid)
4.4.2 Batasan yang Dipertimbangkan
Persamaan (4.15)
2 2
Ik tim tij Tk
i=1 Cpk i Cpk Cp
IV-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Validasi :
mm2 mm2 (Valid)
Persamaan (4.15)
<
Validasi :
= (Valid)
IV-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
X1 X2 X3
r x = x1 + x2 + x3 (22)
IV-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada contoh numerik ini akan ditampilkan tiga data kasus. Pada kasus
pertama dan kedua memiliki data harga dan toleransi yang sama (Tabel 4.2).
Sedangkan kasus ketiga memiliki data toleransi yang berbeda dari kasus lainnya
(Tabel 4.3). Data permintaan untuk kasus pertama adalah sejumlah 200 unit,
untuk kasus kedua berjumlah 100 unit dan kasus ketiga berjumlah 100 unit. Data
kapasitas dalam ketiga kasus tersebut dibuat sama dan ditunjukan oleh Tabel 4.1.
Hal tersebut dilakukan untuk menunjukkan kondisi yang mungkin pada model ini.
75 75 75
75 75 75 250 250
75 75 75
IV-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 4.2 Data Harga Pembelian dan Toleransi Untuk Setiap Komponen
Tabel 4.3 Data Harga Pembelian dan Toleransi Untuk Setiap Komponen
Komponen 1 Komponen 2 Komponen 3
Pemasok Toleransi Harga Toleransi Harga Toleransi Harga
(mm) (IDR) (mm) (IDR) (mm) (IDR)
1 0,021 61.000 0,01 82.700 0,02 69.700
2 0,0125 30.000 0,028 56.600 0,025 39.200
3 0,022 20.400 0,03 34.800 0,01 26.700
Komponen 1 Komponen 2 Komponen 3
Toleransi Harga Toleransi Harga Toleransi Harga
(mm) (IDR) (mm) (IDR) (mm) (IDR)
mesin
1 0,032 10.000 0,012 10.000 0,022 8.000
2 0,0025 15.000 0,02 9.000 0,018 10.000
Pada kasus pertama, Hasil yang didapat dengan mengunakan model dalam
penelitian ini dapat dilihat di Tabel 4.4. Dari hasil optimisasi diketahui bahwa
komponen 1 diproses pada mesin 1dengan alokasi 100 unit dan membeli dari
pemasok 3 dengan alokasi 50 unit. Komponen 2 diproduksi di mesin 1dan mesin 2
dengan alokasi jumlah komponen sebesar 50 dan 100 unit. Komponen 3
IV-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
ANALISIS MODEL
Biaya kerugian kualitas (A) akan diubah dari awalnya Rp 0,00 menjadi
Rp 1.000.000,- yang kemudian diubah menjadi Rp 3.000.000,- . Hal tersebut
dilakukan untuk melihat pengaruh biaya kerugian kualitas terhadap model. Selain
itu, indeks kapabilitas akan diubah dari awalnya 0,75 menjadi 1 kemudian diubah
kembali menjadi 1,25.
Kapasitas jumlah komponen akan diubah dari kondisi dimana mesin yang
ada dapat memenuhi permintaan komponen kemudian diubah hingga mesin tidak
mampu memenuhi permintaan sehingga membutuhkan pemasok. Selain itu,
kapasitas pemasok pun akan dirubah untuk mengetahui respon model terhadap
kapasitas. Pertama-tama, kapasitas mesin akan mampu memenuhi 100 item
produk rakitan. Kemudian, permintaan akan berubah menjadi 200 item produk
rakitan sehingga kapasitas mesin yang ada tidak mampu memenuhi permintaan.
Hasil komputasi dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 tersebut menunjukkan pemasok terpilih untuk beberapa skenario
perubahan parameter. Sebagai contohnya, untuk kasus 1, dengan skenario
kapasitas jenis pemasok adalah 3 untuk semua pemasok, serta kapasitas jumlah
V-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
semua pemasok adalah 100 item untuk semua komponen, pada saat A = 0 terpilih
pemasok 3 untuk komponen 1, 2, dan 3. Sedangkan ketika A meningkat menjadi
1.067.000 (masih pada kasus yang sama, yaitu kasus 1) terpilih pemasok 3 untuk
komponen 1, 2, dan 3.
V-2
Tabel 5.2 Hasil Komputasi Model
Kasus 1 2 3
Pemasok P1 P2 P3 M1 M2 P1 P2 P3 M1 M2 P1 P2 P3 M1 M2
CP 0,75 1 1,25
Permintaan 100 100 100
Kapasita Jumlah K1 100 100 100 100 100 100 100 100 100
s (item) K2 100 100 100 300 300 100 100 100 300 300 100 100 100 300 300
Pemasok
K3 100 100 100 100 100 100 100 100 100
K1 100 100 100
K2 100 100 100
A=0 K3 100 100 100
T 3.040.280 2.902.302 2.900.007
Biaya Q 0 0 0
(IDR) M 3000000 2900000 2900000
Sc 40.280 2.302 7
K1 100 100 100
A= K2 100 100 100
100000 K3 100 100 100
Pemasok
Terpilih Biaya T 7.247.232 5.607.778 4.848.978
Q 3.747.160 2.107.778 1.348.978
(IDR) M 3500000 3.500.000 3.500.000
Sc 71,77 0 0
K1 100 100 100
A=
300000 K2 100 100 100
0 K3 100 100 100
Biaya T 14.741.553 9.823.333 7.546.933
Q 11.241.481 6.323.333 4.046.933
(IDR) M 3.500.000 3.500.000 3.500.000
Sc 71,77 0,00170 0
V-3
Kasus 4 5 6
Pemasok P1 P2 P3 M1 M2 P1 P2 P3 M1 M2 P1 P2 P3 M1 M2
CP 0,75 1 1,25
Permintaan 100 100 100
V-4
Kasus 7 8 9
Pemasok P1 P2 P3 M1 M2 P1 P2 P3 M1 M2 P1 P2 P3 M1 M2
CP 0,75 1 1,25
Permintaan 200 200 200
Jumlah K1 100 100 100 100 100 75 100 75 100
Kapasitas
Pemasok (item) K2 100 100 100 300 300 100 100 75 250 100 100 75 100 200 250
K3 100 100 100 100 100 75 100 75 100
K1 150 50 25 75 100 50 100 50
K2 150 50 75 125 100 100
A= 0 K3 200 75 25 100 100 100
T 5.751.962,948 10.473.217 8.340.000
Biaya Q 0 0 0
(IDR) M 5.750.000 10.342.500 8.340.000
Sc 1.962,948 130.717 0,0024
K1 200 25 75 100 100 100
A= K2 200 75 125 50 100 50
1067000 K3 100 100 75 125 100 100
Biaya T 14.294.335 30.268.573 13.160.889
(IDR) Q 7.494.321 19.543.333 3.800.889
M 6.800.000 10.642.500 9.360.000
14,354 82.740 0
K1 200 25 75 100 100 100
A= K2 200 75 125 100 50
2134000 K3 100 100 75 125 100 100
Biaya T 29.282.977 69.355.240 20.762.667
(IDR) Q 22.482.963 58.630.000 11.402.667
Pemasok M 6.800.000 10.642.500 9.360.000
Terpilih 14
V-5
Keterangan Tabel
P1 : Pemasok 1
P2 : Pemasok 2
P3 : Pemasok 3
K1 : Komponen 1
K2 : Komponen 2
K3 : Komponen 3
A : Biaya Kerugian Kualitas (IDR)
M : Biaya Manufaktur (IDR)
Q : Total Biaya Kerugian Kualitas (IDR)
T : Biaya Total (IDR)
Sc : Total biaya Scrap (IDR)
V-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada saat A menjadi Rp 3.000.000,- tidak ada perubahan alokasi terpilih jika
dibandingkan ketika A bernilai Rp 1.000.000,- . Hal tersebut dikarenakan
perubahan biaya kerugian kualitas dari Rp 1.000.000,- menjadi Rp 3.000.000,-
tidak terlalu berpengaruh terhadap model, berbeda ketika perubahan dari Rp 0 ke
Rp 1.000.000,- dari awalnya tidak memperhitungkan biaya kerugian (Rp 0)
kualitas menjadi memperhitungkannya (Rp 1.000.000,-). Perubahan besarnya
biaya kerugian kualitas akan membuat model berusaha menyeimbangkan antara
biaya pembelian dan biaya total kerugian kualitas dengan memilih alternatif yang
mempunyai toleransi lebih ketat.
Perubahan biaya kerugian kualitas berpengaruh terhadap konsekuensi biaya
yang terjadi akibat pemilihan pemasok. Ketika A = 0 hanya Manufaktur yang
terjadi sehingga total biayanya adalah sebesar biaya pembelian tersebut, yaitu Rp
2.902.301,7. Biaya manufaktur mengalami perubahan ketika biaya kerugian
kualitas meningkat menjadi Rp 1.000.000,- karena ada perubahan alokasi
komponen terhadap alokasi terpilih. Namun, ketika biaya kerugian kualitas
meningkat menjadi Rp 3.000.000,- tidak ada perubahan terhadap alokasi
komponen sehingga hanya mempengaruhi kenaikan total biaya dan total biaya
kerugian kualitas saja.
V-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
V-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
V-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan permintaan adalah 100 item rakitan, alternatif mesin yang ada mampu
menyediakan semua komponen sebanyak yang dibutuhkan oleh perusahaan, maka
model akan memilih alternatif mesin yang ada dengan hanya memperhitungkan
harga pembuatan paling murah untuk ketiga komponen.
Ketika permintaan produk rakitan bertambah menjadi 200 item pada saat
A=0 (kasus 7), memilih alternatif mesin yang memiliki harga paling murah. Hal
tersebut menunjukan bahwa ketika biaya kerugian kualitas tidak diperhitungkan,
model akan cenderung memilih alternatif dengan harga termurah dari alternatif
yang mungkin.
Sedangkan ketika biaya kerugian kualitas dipertimbangkan, model akan
memilih alternatif berdasarkan biaya dan kerugian kualitas yang ditimbulkan dari
alternatif yang ada. Oleh karena itu, pada kasus 1 ketika nilai A = Rp 1.000.000,-
ada perubahan alokasi terpilih. Komponen 1 menjadi diproduksi oleh mesin 2
sebanyak 100 unit sedangkan komponen 2 tetap diproduksi oleh mesin 1 sebanyak
100 unit dan komponen 3 diproduksi oleh mesin 2 sebanyak 100 unit. Ketika A=
Rp 3.000.000,- tidak terjadi perubahan pemilihan alokasi.
Pada kasus 7 ketika A= 1.000.000,- dengan permintaan produk rakitan
sebanyak 200 unit terjadi perubahan alokasi komponen. Mesin 2 menjadi
memproduksi 200 unit komponen 2 dan 100 unit komponen 3 dari yang awalnya
hanya memproduksi 50 unit komponen 1, 50 unit komponen 2 dan 200
komponen3 . Sedangkan mesin 1 menjadi memproduksi 200 komponen 2 dan 100
unit komponen 3 dari yang awalnya memproduksi 150 unit komponen1 dan
komponen 2.
Perubahan alokasi komponen akan mempengaruhi total biaya dan total
biaya kerugian kualitas yang ditanggung perusahaan. Hal tersebut dikarenakan
perubahan alokasi akan menentukan perubahan harga manufaktuk dan akan
berpengaruh terhadap toleransi komponen terpilih. Perubahan harga manufaktur
akan berpengaruh terhadap total biaya sedangkan toleransi akan berpengaruh
terhadap total biaya kerugian kualitas yang dialami perusahaan.
V-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dibuat untuk menjawab tujuan dari penelitian ini. Pengembangan
dan analisis model yang telah dilakukan dapat menghasilkan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pemasok atau mesin terpilih adalah alternatif yang dapat meminimalkan biaya
pembelian dan total biaya kerugian kualitas.
2. Naiknya harga biaya kerugian kualitas akan menyebabkan total biaya
kerugian kualitas dan total biaya produksi naik secara linier. Sebaliknya,
menurunnya harga biaya kerugian kualitas akan menyebabkan turunnya total
biaya kerugian kualitas dan total biaya produksi secara linier.
3. Perubahan biaya kerugian kualitas mempengaruhi pemilihan alternatif,
toleransi rakitan, dan total biaya yang terjadi. Semakin besar biaya kerugian
kualitas, menuntut terpilihnya alternatif dengan toleransi yang lebih ketat
sehingga akan meningkatkan total biaya dan memperketat toleransi rakitan.
4. Indeks kapabilitas mempengaruhi total biaya kerugian kualitas dan total biaya
scrap. Perubahan indeks kapabilitas akan berbanding terbalik dengan
perubahan total biaya kerugian kualitas dan total biaya scrap.
5. Kapasitas mempengaruhi pemilihan alternatif. Berkurangnya kapasitas
jumlah alternatif akan memberikan pengaruh terhadap alokasi komponen dan
total biaya yang terjadi.
6. Respon perubahan harga biaya kerugian kualitas tidak terlalu sensitif terhadap
perubahan alokasi komponen terpililih di setiap pemasok atau proses.
VI-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini untuk penelitian yang akan
datang adalah sebagai berikut:
1. Pada penelitian berikutnya satu komponen dapat terdiri dari lebih dari satu
karakteristik kualitas.
2. Aspek leadtime dan pembelian komponen dengan diskon dapat
dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya.
VI-2