Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nisrina Dwi Putrianti Kawigraha

NPM : 1806182366
Struktur Ekonomi

I. Pendahuluan

Akhir – akhir ini, pemerintah memperlihatkan dukungan yang besar terhadap masyarakat
muda Indonesia yang bergelut dalam industri kreatif, mengingat industri ini menjadi salah satu
industri yang menjanjikan di jaman sekarang yang mampu membantu proses pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Hal ini dinyatakan Presiden Joko Widodo dalam acara Temu Kreatif Nasional
tahun 2015, "Saya akan membuat keputusan politik agar di masa yang akan datang ekonomi kreatif
bisa menjadi pilar perekonomian kita,". Seiring dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang
menitik beratkan bidang industri kreatif, maka hal ini akan melakukan perubahan mendasar
terhadap struktur ekonomi negara. Hal ini akan menyebabkan adanya perubahan struktur dari
pembangunan yang bersifat agraris menjadi pembangunan yang industrial.[1]

II. Isi

Struktur ekonomi adalah istilah yang menggambarkan kondisi keseimbangan ekonomi yang
dipengaruhi kontribusi dari berbagai sektor dalam suatu wilayah. Kontribusi dalam hal ini bisa
berupa sumbangan terhadap pendapatan total masyarakat atau bisa juga dalam hal penyediaan
lapangan pekerjaan bagi anggota masyarakat. Sektor dalam hal ini berupa pemisahan
perekonomian dalam hal lokasi, lapangan usaha, bentuk hukum usaha, pelaku usaha, cara
pengelolaan usaha, dan sebagainya. Mengingat struktur ekonomi bergantung pada perubahan
masing – masing sektor yang sejalan dengan perkembangan masyarakat, maka dalam proses
pembangunan, perekonomian mengalami perubahan struktural. [2]

Transformasi struktur atau perubahan struktural ekonomi dimaksudkan untuk meningkatkan


kesejahteraan yang berkeadilan bagi rakyat. Hal ini dikarenakan transformasi struktural merupakan
prasyarat dari peningkatan, kesinambungan pertumbuhan dan penanggulangan kemiskinan,
sekaligus mendukung pembangunan yang berkelanjutan (Todaro, 1999).[3] Ketika suatu negara
melakukan transformasi struktur ekonomi, maka perekonomian negara tersebut dapat dibilang
berubah menjadi perekonomian yang lebih berimbang. Hal ini diperkuat dengan adanya fakta
bahwa negara – negara maju, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Kanada merupakan negara –
negara yang telah berhasil melakukan transformasi struktur ekonomi.
Struktur perekonomian suatu negara menurut Dumairy (1996) dapat dilihat dari empat sudut
tinjauan yaitu struktur ekonomi dari tinjauan makro sektoral, struktur ekonomi dari tinjauan
keruangan, struktur ekonomi dari tinjauan penyelenggaraan kenegaraan, dan struktur ekonomi dari
tinjauan birokrasi pengambilan keputusan.[4] Dari sudut tinjuan makro sektoral, perekonomian
suatu negara dapat berstruktur agraris (agricultural), industri (industrial), atau niaga (commercial).
Dari sudut tinjau keruangan, perekonomian suatu negara dapat berstruktur pedesaan (tradisional)
atau perkotaan (modern). Dari sudut tinjau penyelenggaraan kenegaraan, perekonomian suatu
negara dapat berstruktur etatis dimana pemerintah menjadi pelaku utama perekonomian, egaliter
dimana rakyat menjadi pelaku utama perekonomian, atau borjuis, dimana pengusaha berperan
banyak dalam perekonomian. Dari sudut tinjau birokrasi pengambilan keputusan, perekonomian
negara dapat berstruktur ekonomi terpusat (sentralistis) atau desentralisi (desentralistis).

Sekarang, Indonesia mengalami transformasi struktur ekonomi dari struktur agraris ke industri,
dari struktur etatis ke struktur borjuis, dari struktur tradisional ke struktur modern, sementara dalam
birokrasi dan pengambilan keputusan sudah mulai desentralisasi. Dari tinjauan makro sektoral, hal
ini diperkuat dengan adanya fakta bahwa pada tahun 1993, sektor pertanian menyumbang dalam
pembentukan PDB dari 46,9% menjadi 17,6% sementara sektor industri meningkat dari 8,3%
menjadi 21,1%.[4] Selain itu, dari tinjauan keruangan, berdasarkan hasil sensus penduduk dari
Badan Pusat Statistik di tahun 2000 dan 2010, urbanisasi di DKI Jakarta mencapai 100 persen. Dari
tinjauan penyelenggaraan kenegaraan, hal ini ditunjukkan dengan dukungan pemerintah terhadap
masyarakat muda yang membangun usaha - usaha kecil. Dari tinjuan birokrasi pengambilan
keputusan, hal ini dapat terlihat dari penggantian UU Nomor 22 Than 1999 menjadi UU Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Transformasi struktur ekonomi dapat memberikan dampak positif dan dampak negatif. Salah
satu contohnya adalah adanya perubahan struktur ekonomi suatu wilayah menjadi industrial.
Ketika ini terjadi, dampak positifnya ialah pendapatan total wilayah akan lebih besar daripada saat
wilayah tersebut masih berstrukturkan agraris. Dampak negatifnya adalah menimbulkan arus
urbanisasi seiring dengan laju pertumbuhan di sektor industri.[5] Urbanisasi akan memberatkan di
kota sehingga memberikan dampak sosial, seperti munculnya permukiman kumuh, kemacetan lalu
lintas, dan meningkatnya angka kriminalitas.
III. Penutup

Struktur ekonomi menggambarkan kondisi ekonomi masyarakat yang bergantung pada


kontribusi tiap sektor. Sektor dalam hal ini merupakan segmentasi bidang – bidang yang
menyumbangkan kontribusi dalam perekonomian negara. Transformasi struktur ekonomi
dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Struktur ekonomi Indonesia sedang
mengalami transformasi. Namun begitu, perlu diingat bahwa transformasi struktur ekonomi akan
membawa dampak positif dan dampak negatif. Oleh karena itu, kita harus selalu peka terhadap
kemungkinan negatif yang akan terjadi dan tanggap dalam membuat solusi dari dampak negatif
tersebut.

Daftar Pusaka

1. Guntara, A. H. (2017). Transformasi Struktur Ekonomi Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2000-
2013. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau (JOM FE UNRI), 420-433
2. Taryono, dan Purnomo, A. H., (2012). Ekonomi Pembangunan Perikanan. Jakarta: Universitas
Terbuka
3. Moreyne, I., dkk. (2015). Analisis Perubahan Struktur Ekonomi Kota Manado. Jurnal
Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah, 126-145
4. Sattar. (2017). Buku Ajar Perekonomian Indonesia. Sleman: Deepublish
5. Yuliadi, M. (2010). Pola Perubahan Struktur Perekonomian Survey Ekonomi di Negara-negara
Berkembang. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan (JESP), 14-28

Anda mungkin juga menyukai