A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Urban farming merupakan suatu gerakan yang dimulai di Amerika
Serikat sebagai upaya terhadap buruknya situasi dan kondisi ekonomi
beberapa negara pada saat perang dunia terutama tingginya harga sayuran
pada kala itu. Sekitar 20 juta victory garden dibuat selama perang dunia
kedua. Victory garden berupa kegiatan membangun taman di sela-sela
ruang yang tersisa. Hasil dari program tersebut membuat pemerintah
Amerika Serikat mampu menyediakan 40% kebutuhan pangan warganya
pada waktu itu.
Perhatian akan manfaat Urban Farming menjadi berkembang ketika
masyarakat di berbagai belahan dunia menyadari bahwa semakin hari
pertumbuhan penduduk semakin besar dan kebutuhan akan makanan juga
bertambah, sementara luas lahan pertanian semakin berkurang. Maka
mulailah lahan-lahan kosong di daerah perkotaan dipakai sebagai tempat
bercocok tanam. Mulai dari lahan sempit di depan rumah hingga atap-atap
gedung-gedung pencakar langit, kini dimanfaatkan sebagai tempat untuk
melaksanakan kegiatan berkebun.
Di Kota Surabaya, pertanian kota sudah dilakukan oleh masyarakat
secara marginal. Menurut penelitian dari Setiawan (2002), urban farming
di Surabaya dilakukan antara lain disekitar peran sektor pertanian dalam
struktur ekonomi kota Surabaya relatif kecil dan cenderung menurun
setiap tahunnya. Penurunan ini bisa dimaklumi karena kota Surabaya lebih
dikenal sebagai kota perdagangan dan jasa. Berdasarkan musyawarah
Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya tahun 2009 oleh Pemerintah
Kota Surabaya dan mengacu pada RPJMD Kota Surabaya diketahui
bahwasannya dalam penambahan strategi ruang terbuka hijau, jenis ruang
11
12
B. TINJAUAN PUSTAKA
Urban Farming merupakan kegiatan menanam dan menumbuhkan
tanaman di area padat penduduk yang ditujukan untuk konsumsi pribadi
maupun untuk didistribusikan pada orang-orang yang berada disekitar area
tersebut. Urban Farming dapat didefinisikan sebagai aktifitas budidaya,
pengolahan pemasaran, dan pendistribuan bahan pangan, produk kehutanan
dan hortikultura yang terjadi di dalam dan sekitar perkotaan (Smith et al.,
2000). FAO menjelaskan bahwa pertanian perkotaan (Urban Farming)
sebagai industri yang memproduksi, memproses, dan memasarkan produk
pertanian, terutama memenuhi permintaan harian konsumen di dalam
perkotaan, dengan metode produksi intensif, memanfaatkan, dan mendaur
ulang sumber daya dan limbah di perkotaan untuk menghasilkan berbagai
tanaman kebutuhan pangan masyarakat perkotaan.
Adapun konsep-konsep urban farming, yaitu 1) Konvensional Urban
Farming yaitu kegiatan berkebun di pekarangan yang masih menggunakan
teknologi sederhana dengan menggunakan media tanam berupa tanah sebagai
komponen utama kegiatan budidayanya. Cirinya penggunaan teknologi masih
dilakukan secara manual dan bertumpu pada lahan terbuka. Baik
menggunakan sistem tanaman botol, bertanam di dinding, dan bertanam di
lahan. 2) Hidroponik merupakan sebuah metode menumbuhkan tanaman
dengan menggunakan nutrisi berupa mineral yang terlarut dalam air. Pada
sistem hidroponik dibutuhkan penopang yang mampu menjaga keseimbangan
tajuk tanaman agar tetap berdiri dengan tegak(Annisa, 2016).
Vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara
vertikal atau bertingkat, baik indoor (dalam ruangan) maupun outdoor (luar
ruangan). Sistem budidaya pertanian secara bertingkat ini lebih cenderung
sebagai konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan
terbatas. Bahkan, bila kebun dikelola dengan baik dapat mennghasilkan
produk bebrapa kali lipat dari lahan konvensional dengan luas yang sama
(Saparinto, 2016).
14
Genus : Allium
Spesies : Allium fistulosum L. (Rukmana, 1995).
Bawang daun berakar serabut pendek yang tumbuh dan berkembang ke
semua arah di sekitar permukaan tanah. Akar tanaman berfungsi sebagai
penopang tegaknya tanaman dan alat untuk menyerap zat-zat hara dan air.
Batang daun memiliki dua macam batang, yaitu batang sejati dan batang
semu. Batang sejati berukuran sangat pendek, berbentuk cakram, dan terletak
pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Batang yang tampak di
permukaan tanah merupakan batang semu, terbentuk dari pelepah-pelepah
daun yang saling membungkus dengan kelopak daun yang lebih muda
sehingga kelihatan seperti batang. Batang semu berwarna putih atau hijau
keputih-putihan dan berdiameter antara 1-5 cm, tergantung pada varietasnya.
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang, berlubang
menyerupai pipa, dan bagian ujungnya meruncing (Cahyono, 2005).
Pupuk Organik Cair (POC) merupakan larutan yang berasal dari
pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran
hewan, dan manusia yang kandungan unsure haranya lebih dari satu unsur.
Urin sapi dapat dimamfaatkan sebagai pupuk organik cair (POC) karena
kandungan unsur hara yang terkandung didalamnya, terutama kandungan
nitrogen, fosfor dan kalium. Kandungan hara pada urin sapi yaitu nitrogen
(N) 1,00 %, fosfor (P) 0,50 % dan kalium (K) 1,50 %. Kelebihan dari pupuk
organik ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, mampu
menyediakan hara secara cepat, dan memiliki bahan pengikat sehingga
larutan pupuk yamg diberikan ke permukaan tanah bisa langsung digunakan
oleh tanaman. Pupuk cair organik yang diaplikasikan pada budidaya bunga
matahari bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan tanaman,
meningkatkan produksi, memperbaiki mutu hasil, memperpanjag daya
simpan, dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit ( Nurheni,
2010).
Vitamin B1 atau sering dikenal sebagai thiamine merupakan unsur
vitamin yang belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Vitamin B1
16
D. HASIL PENGAMATAN
Tabel 2.1 Pemberian POC pada Bawang Daun
Tinggi Tanaman Minggu Ke- Jumlah Daun Minggu Ke-
Tanaman
0 1 2 3 0 1 2 3
Sampel 1 11 15 25 26.5 1 1 2 2
Sampel 2 8 13 20 20.5 1 1 2 2
Sampel 3 6 10 21 23 1 1 2 2
Sampel 4 7 10 13 9.5 1 2 5 1
Sampel 5 8.5 12.5 22.5 25.5 1 2 3 4
Sampel 6 10 16 31 34.5 1 1 1 2
Sampel 7 8 10.5 14.5 25.1 1 1 2 4
Rata-rata 8.3 12.4 21 23.5 1 1 2 2
Sumber : Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura 2018.
18
E. PEMBAHASAN
Urban Farming dapat didefinisikan sebagai aktifitas budidaya,
pengolahan pemasaran, dan pendistribuan bahan pangan, produk kehutanan
dan hortikultura yang terjadi di dalam dan sekitar perkotaan. Vertikultur adalah
sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat, baik
indoor (dalam ruangan) maupun outdoor (luar ruangan). Vitamin B1 atau
sering dikenal sebagai thiamine merupakan unsur vitamin yang belum banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat. Pupuk Organik Cair (POC) merupakan larutan
yang berasal dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa
tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsure haranya lebih
dari satu unsur.
Pada praktikum urban farming kali ini dilakukan dengan teknik
vertikultur dengan media tanam tanah yang diletakkan pada planterwall dan
paralon yang berdiri tegak. Planterwall terdiri dari 12 kantung yang berisi
tanaman bunga pentas, sedangkan untuk paralon berisi 7 tanaman bawang
daun. Tanaman yang ditanam pada praktikum urban farming diberi perlakuan
pemupukan berupa POC dan vitamin B1 pada bawang daun dan POC serta
vitamin B1 pada bunga pentas. Pada bunga pentas nomor 1,2,4,5,7, dan 10
diberi vitamin B1 sedangkan bunga pentas nomor 3,6,8,9,11 dan 12 diberi
20
POC. Dosis pupuk yang diberikan pada masing-masing tanaman sebanyak 250
ml. Pemberian pupuk dan vitamin dilakukan sebanyak 2 kali dan pengamatan
dilakukan setiap minggunya.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diketahui rata-rata
tinggi bawang daun sebelum POC yaitu 8,3 cm, minggu pertama setelah
pemberiaan POC yaitu 12,4 cm, minggu kedua 21 cm, dan minggu ketiga 23,5
cm. Sedangkan pada rata-rata jumlah helai daun diketahui sebelum pemberian
POC yaitu 1 helai daun, minggu pertama setelah pemberian POC yaitu 1 helai
daun, minggu kedua yaitu 2 helai daun dan minggu ketiga 2 helai daun.
Berdasarkan data diketahui rata-rata tinggi tanaman setiap minggunya setelah
pemberian POC mengalami kenaikan sedangkan pada rata-rata jumlah helai
daun tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena
pemberian POC pada daun bawang efektif dalam meningkatkan tinggi tanaman
tetapi tidak dalam peningkatan jumlah helai daun.
Pengamatan pada bawang daun dengan pemberian vitamin B1 diketahui
rata-rata tinggi bawang daun sebelum pemberian vitamin B1 yaitu 7,4 cm, pada
minggu pertama setelah pemberian vitamin B1 yaitu 12,2 cm, pada minngu
kedua 21,6 cm dan pada minggu ketiga 15,9 cm. Pada rata-rata jumlah helai
daun diketahui sebelum pemberian vitamin B1 yaitu 1 helai daun, pada minggu
pertama setelah pemberian vitamin B1 yaitu 1 helai daun, minggu kedua 2,3
helai daun, dan minggu ketiga 3,3 helai daun. Berdasarkan data diketahui rata-
rata tinggi tanaman dan jumlah helai daun mengalami kenaikan, hal ini
disebabkan karena pemberian vitamin B1 berfungsi dalam merangsang
pertumbuhan dan mencegah stress pada tanaman saat dipindah tanam.
Pada kedua perlakuan tersebut diketahui bahwa rata-rata tinggi dan
jumlah helai daun tanaman yang diberikan perlakuan vitamin B1 lebih baik
dibandingkan dengan perlakuan POC. Hal ini karena vitamin B1 berfungsi
dalam menghilangkan stres saat tanaman baru dipindah tanam sehingga dapat
menyerap unsur hara dengan maksimal. Sedangkan POC mengandung zat
perangsang tumbuh yang dapat digunakan untuk pengatur tumbuh dan lebih
efektif di gunakan pada tanaman muda.
21
F. KESIMPULAN
Urban Farming dapat didefinisikan sebagai aktifitas budidaya,
pengolahan pemasaran, dan pendistribuan bahan pangan, produk kehutanan
dan hortikultura yang terjadi di dalam dan sekitar perkotaan. Vertikultur
adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau
bertingkat, baik indoor (dalam ruangan) maupun outdoor (luar ruangan).
Pupuk cair urin sapi berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif
(perbanyakan melalui pembentukan tunas baru). Vitamin B1 diperlukan
sebagai katalisator sekaligus berfungsi sebagai co-enzim.