Anda di halaman 1dari 4

DESKRIPSI TANAH

A. Pengertian tanah secara umum

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya
tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi
sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan
anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu,
Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota
(organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-
zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara
integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass
dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan,
maupun kehutanan (Hakim, dkk., 2008).

Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang


terletak dipermukaan samapai kedalaman tertentu yang diperngaruhi oleh
faktor genetis lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup
(mikroorgansime dan makroorganisme), topografi, dan waktu yang sangat
panjang. Tanah dapat dibedakan dari ciri-ciri bahan induk asalnya, baik secara
fisik, kimia, bilologi, maupun morfologinya (Hurbe dan Amilcar, 2004).

Ada lima factor yang mempengaruhi pembentukan tanah, yaitu:

1. Iklim

Pada umumnya iklim memang terbagi menjadi beberapa bagian.


Namun, dalam proses pembentukan tanah ini hanya ada 2 unsur,
yaitu unsur suhu dan unsur curah hujan.

Suhu – Disini suhu udara akan mempengaruhi pada kecepatan


proses pelapukan batuan fisik dimana apabila suhu semakin tinggi
maka pelapukan akan semakin cepat, begitu juga sebaliknya
apabila suhu semakin rendah, maka pelapukan akan melambat.

Curah Hujan – Dalam hal ini curah hujan yang tinggi akan
mempengaruhi asam tanah (pH tanah), dimana pH tanah akan
semakin meningkat sehingga akan terjadi korosi tanah secara
kimia.

2. Organisme

Organisme atau mahluk hidup seperti vegetasi dan mikrobia tanah


juga merupakan salah satu faktor pembentuk tanah. Faktor
organisme sangat berpengaruhi terutama pada kandungan bahan
organik penyusun tanah. Faktor organisme mempengaruhi
terjadinya proses pelapukan organik, membantu pembentukan
tanah humus, mempengaruhi jenis vegetasi yang tumbuh, serta
kandungan kimia organik yang terdapat di tanah.

3. Bahan Induk
Bahan induk batuan merupakan faktor pembentuk tanah yang
paling mempengaruhi karakteristik tanah yang nantinya dihasilkan.
Bahan induk batuan ada beberapa jenis, misalnya batuan vulkanik,
batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.

Tanah yang terbentuk dari pelapukan umumnya akan memiliki


karakteristik yang memperlihatkan asal bahan induk batuannya.
Tanah yang mengandung kadar ion Ca+ tinggi umumnya berasal
dari pelapukan bahan induk yang kaya Ca. Tanah dengan
persentase pasirnya tinggi diperoleh dari bahan induk dengan
kandungan pasir tinggi.
4. Topografi
Selain ketiga faktor di atas, topografi atau relief daerah juga akan
mempengaruhi proses pembentukan tanah. Faktor pembentuk
tanah ini terkait erat dengan tingkat kemiringan dan sistem
drainase dari suatu daerah batuan yang mengalami pelapukan.

Tanah yang berada di topografi miring umumnya memiliki lapisan


tanah yang tipis. Hal ini karena adanya erosi yang terjadi akibat
aliran air. Sedangkan tanah yang berada di topografi landai
umumnya akan memiliki lapisan yang tebal karena pengaruh
sedimentasi. Adapun terkait dengan sistem drainase, pengaruh
akan terjadi pada sifat kimia tanah. Tanah yang berada di daerah
dengan sistem drainase kurang baik akan bersifat lebih asam
karena dekomposisi bahan organiknya berjalan dengan sangat
lambat.

5. Waktu
Faktor pembentuk tanah yang terakhir adalah waktu. waktu sangat
mempengaruhi sifat fisik, kimia, dan biologi dari tanah yang
terbentuk. Hal ini menyebabkan dalam ilmu tanah kita mengenal
istilah tanah tua, tanah dewasa, dan tanah muda.
1. Tanah muda adalah tanah yang perbedaan bahan mineral dan bahan
organik masih tampak sehingga bahan induknya masih terlihat. Biasanya
terbentuk dalam kurun waktu 100 tahun. Jenis tanah yang masuk kategori
tanah muda misalnya tanah aluvial, regosol, dan litosol.
2. Tanah dewasa adalah tahap perkembangan tanah muda tingkat lanjut
yang membentuk horizon B dalam susunan dekomposisi tanah. Biasanya
terbentuk dalam kurun waktu 10.000 tahun. Jenis tanah yang masuk
kategori tanah muda misalnya tanah andosol, latosol, dan grumosol.
3. Tanah tua adalah tanah yang telah mengalami perubahan-perubahan
nyata dalam waktu yang panjang sehingga horizon A dan B dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa golongan (A1, A2, A3, B1, B2, B3)
berdasarkan ciri fisik yang nampak. Jenis tanah yang masuk kategori tanah
muda misalnya tanah podsolik dan laterit.

B. Jenis- jenis tanah


1)

Anda mungkin juga menyukai