PEMEJANAN:
Saat pemberian terkait dengan
Asas utama toksikologi adalah:
keragam-an tubuh dalam
a. Kondisi pemejanan & kondisi
mengeliminasi racun pada waktu
makhluk hidup
berbeda (faktor diurnal) Misal:
b. Mekanisme aksi
kadar glutation ditemukan tinggi
c. Wujud efek toksik
pada malam hari
d. Sifat efek toksik
Saat pemberian juga berkaitan
A. Kondisi Pemejanan dan Kondisi
dengan kerentanan makhluk hidup.
Makhluk Hidup
Yaitu semua faktor YG menentukan Misal : efek teratogenik , yang
terjadi ketika pemejanan pada masa
keber-adaan racun di tempat aksi
organogenesis
yang berkaitan dg pemejanannya
Takaran berkaitan dengan jumlah
pada diri makhluk hidup. Meliputi
1) JENIS PEMEJANAN dalam melampaui KTM
Pemejanan akut : sejumlah racun
Kondisi Makhluk Hidup
masuk ke dalam tubuh dalam
Maksudnya adalah keadaan fisiologi
sekali kejadian, dan efeknya
serta patologi makhluk hidup yang
segera
Pemejanan kronis : terjadi dapat mempengaruhi ketersediaan
racun di sel sasaran dan keefektifan
akumulasi/ penumpukan racun
antaraksinya
akibat pemejanan yg berulang,
1) KEADAAN FISIOLOGI, dipengaruhi:
efeknya timbul setelah selang
umur,
waktu tertentu (tertunda)
jenis kelamin dan kehamilan,
o Terjadi karena kecepatan absorbsi
kecepatan pengosongan lambung,
>>>> kecepatan eliminasi kecepatan alir darah,
Keduanya akan mempengaruhi
status gizi,
wujud efek toksik genetika,
Misal: jam biologis tubuh
- Keracunan benzen akut: depresi 2) KEADAAN PATOLOGI
SSP mempengaruhi keefektifan
- Keracunan benzen kronik :
absorbsi, distribusi, dan
leukimia
eliminasi
2) JALUR DAN TEMPAT PEMEJANAN:
Berperan penting dalam Penyakit yang berpengaruh pada
menentukan keefektifan absorbsi ketiga hal tersebut akan
racun, yang akhirnya mempengaruhi ketoksik-an racun
menentukan ketersediaan racun Misalnya penyakit saluran cerna,
di dalam darah maupun tempat kardio-vaskuler, hati, dan ginjal
aksi Keefektifan absorbsi di saluran
Jalur pemejanan akan cerna dipengaruhi kecepatan
mempengaruhi kecepatan pengosongan lambung, luas
pencapaian KTM (Kadar Toksik permukaan tempat absorbsi, dan
Minimum) pH lingkungan
Tempat pemejanan dapat a. Penyakit saluran cerna
merupakan tempat efek toksik - Aklorhidria (terhambatnya sekresi
racun asam lambung)
Misal: asbes tidak melukai kulit, - Menyebabkan pH lambung naik
tapi melukai sel paru paru sehingga racun yang mudah
3) LAMA DAN FREKUENSI terionkan akan terhambat
PEMEJANAN: absorbsinya
Lama pemejanan: batas kurun - Adanya peradangan di usus halus
waktu pemejanan racun ke juga dapat mempengaruhi luas
makhluk hidup. permukaan absorbsi
Mulai dari satu hari hingga tak b. Penyakit kardiovaskuler
terhingga (kematian)
Berpengaruh ke penurunan aliran Keracunan pestisida
darah sehingga keefektifan absorbsi, organofosfat, toksin botulinus,
distribusi, dan eliminasi racun alkaloid ergot
berkurang, dan berakibat b. Irreversibel
ketoksikannya meningkat Memungkinkan tjd penumpukan
c. Penyakit hati efek
Berpengaruh ke ikatan protein Sifat kerusakan/luka menetap,
dengan racun, dan metabolisme sehingga keracunan kronis akan
d. Penyakit ginjal seefektif keracunan akut
Berpengaruh pada keefektifan Racun bisa berikatan kovalen
eliminasi dan distribusi racun dengan protein ataupun DNA
Efek: nekrosis, fibrosis,
B. MEKANISME AKSI karsinogenik, mutagenik,
1) Berdasarkan sifat dan tempat
teratogenik
kejadian awal Contoh: aflatoksin B1,
a. INTRASEL
Racun (zat benzopiren, nitrit
3) Berdasarkan resiko
induk/metabolit/keduanya)
penumpukan
berinteraksi dengan sel sasaran terutama untuk racun yang sangat
yang khas atau tidak ,melalui lipofilik dan sulit dimetabolisme
reaksi kimia misal DDT
Racun dapat berinteraksi
dengan :
- membran sel, ex
karbontetraklorida
- DNA misal aflatoksin B1, C. WUJUD EFEK TOKSIK
benzo (a)piren Merupakan hasil akhir setelah tubuh
- Tahap transfer elektron dalam (sel, jaringan, organ) merespon
pernafasan sel misal sianida /menanggapi luka akibat antaraksi
b. EKSTRASEL racun
Racun mengganggu kelangsungan 1) PERUBAHAN BIOKIMIA
hidup sel yang bergantung dari Aksi racun di tempat aksi tertentu
faktor lingkungan ekstrasel dalam tubuh, mungkin akan
sehingga sistem metabolisme dan ditanggapi dengan adanya respon
pengaturan sel terganggu biokimia misalnya
Misal: Jenis : gangguan dalam respirasi
- Senyawa nitrit mempengaruhi seluler, ataupun pasok energi
pasokan oksigen, dengan Contoh racun: sianida
mengubah Hb menjadi metHb, Sifat perubahan ini adalah
sehingga terjadi hipoksia, reversibel tgt kemampuan
anoksia, dan akhirnya kematian homeostasis tubuh
sel 2) PERUBAHAN FUNGSIONAL
- Pengaturan kontraksi otot yang Racun mempengaruhi fungsi
terganggu akibat pestisida, tubuh
sehingga bisa berefek ke Jenis: anoksia, gangguan
kelumpuhan pernafasan, perubahan tekanan
2) BERDASARKAN SIFAT ANTARAKSI darah, perubahan keseimbangan
a. Reversibel caran & elektrolit, perubahan
Terjadi antara racun dg reseptor kontraksi dan relaksasi otot
ttt Contoh racun: malation, nitrit,
Jika kadar racun di reseptor merkuri, tetrodotoksin, toksin
habis, efek toksik akan cepat botulinus, suksinilkolin
menghilang Perubahan dapat berkisar dari
Ketoksikan tergantung dari yang ringan sampai berat
kecepatan ADME Sifat perubahan ini adalah
Misal : reversibel
3) PERUBAHAN STRUKTURAL
Respon tubuh meliputi respon - Kadar racun di tempat aksi,
intrasel (degenerasi, proliferasi, berhubungan dengan takaran
dan respon ekstrasel (inflamasi pemejanan
dan perbaikan) - Respon toksik menunjukkan
Jenis : perlemakan hati, nekrosis hubungan sebab akibat dengan
hati, karsinogenesis, mutagenesis, racun yang dipejankan
teratogenesis KEKERABATAN WAKTU – RESPON
Contoh racun: tetrasiklin, CCl4, - Racun dapat pula mengalami
aflatoksin, penumpuk-an pd pemejanan
Sifat: irreversibel berulang t1/2 panjang
2) TOLAK UKUR KUANTITATIF
TOLAK UKUR KETOKSIKAN Tolak ukur kuantitatif utama :
- Tolak ukur ketoksikan racun didasarkan LD50 atau TD50 dan KETT
pada hubungan erat/kekerabatan antara Takaran pemejanan yang
kondisi pemejanan dan wujud serta menunjukkan 50% individu dalam
sifat efek toksik racun sekelompok populasi terkena efek
- Digunakan utk menaksir batas aman, toksik kematian disebut sebagai
dibagi mjd nilai LD50 (lethal dose)
1) TOLAK UKUR KUALITATIF, Nilai TD50 ataupun LD50 dapat
meliputi dilihat dari kurva antara takaran
mekanisme aksi toksik pemejanan versus persen respon
jenis wujud efek toksik yang Kurva dosis vs %respon
ditandai dengan gejala gejala
klinis yang menyertai
sifat efek toksik LD50
Ingat lagi keracunan nitrit akut
- Wujud efek berupa perubahan
fungsional yaitu anoksia
- Sifat reversibelMelalui
mekanisme ekstrasel
(menyebab-kan pasok oksigen
berkurang akibat Hb dioksidasi
menjadi metHb)
- Gejala: sianosis, takikardi,
sesak nafas, gelisah
METODE
1) METODE KHAS
Jika antidot sudah ada dan racun
sudah pasti
TERAPI ANTIDOT 2) METODE TAK KHAS
Tujuan terapi antidot: Metode umum yang dapat
a. Memperbaiki kondisi korban (terapi diterapkan pada sebagian besar
suportif) racun
b. Membatasi penyebaran racun dalam
tubuh PERLAMBATAN ABSORBSI
c. Meningkatkan pengakhiran aksi 1) METODE KHAS
racun Pembentukan kompleks yang kurang
Sasaran : Intensitas efek toksik toksik
racun (tinggi jarak antara nilai
Zat Antidot Produk
KTM dengan kadar puncak racun)
Ingat kembali ketoksikan racun Besi Sodium Ferokar-
dipengaruhi keberadaan racun dan biokarbona bonat
keefektifan antaraksi t
Keberadaan racun sangat Besi Deferokasa Besi kelat
bergantung pada waktu, dan mina
keefektifan translokasi Perak Sodium Perak
Kecepatan dan ketepatan Nitrat klorida klorida
merupakan prinsip penatalaksaan
Nikotin Potasium Produk
keracunan
a permangan oksidasi
Cepat: mengatasi dan mengurangi at
berbagai gejala, membatasi
Fluroid Kalsium Kalsium
penyebaran racun dan untuk
a laktat fluorida
meningkatkan pengakhiran aksi
racun
Tepat: pemilihan strategi terapi yang 2) METODE TAK KHAS
-Emetika misal sirup ipekak
sesuai
-Pemuntahan mekanis
-Pembilasan lambung
STRATEGI TERAPI
Berfokus pd penurunan intensitas -Penyerapan arang
efek toksik
PERLAMBATAN DISTRIBUSI
1. Menghambat absorbsi dan
distribusi racun 1) METODE TAK KHAS:
2. Meningkatkan eliminasi racun - Infus albumin (penggantian tempat
3. Menaikkan ambang toksik racun ikatan racun)
Ingat lagi kurva KTM ( kadar vs - Merubah pH darah (perbaikan
waktu) keseimbangan asam-basa)
Pergeseran fase absorbsi ke kanan 2) METODE KHAS:
akan memperlambat kecepatan - Antidot tiosulfat pada keracunan
absorbsi racun sianida
Pergeseran fase distribusi ke kanan - Antidot etanol pada keracunan
akan memperlambat kecepatan metanol
penyebaran racun - Antidot protamin pada keracunan
Pergeseran fase eliminasi ke kiri heparin
akan mempercepat eliminasi racun
PERLAMBATAN ELIMINASI DISPOSISI TOKSIKAN
1) METODE TAK KHAS:
-Hemodialisis
-Pembasaan/pengasaman urin NASIB RACUN DI DALAM TUBUH
2) METODE KHAS:
-Antidot kalsium yang dapat Efek Toksik
meningkatkan ekskresi ginjal pada
keracunan strontium
-Antidot EDTA pada kasus keracunan
timah, nikel, kobalt membentuk
komples yang kurang toksik
PARU - PARU
Tempat absorpsi terjadi di alveolus
Permukaan luas, pasok darah bagus,
sawar/baries antara udara di dalam
alveolus dengan aliran darah sangat
tipis sehingga absorpsi racun
efisien dan cepat
Racun larut lipid akan segera
diabsorbsi lewat difusi pasif di
alveolus. Racun larutan/partikel
padat mungkin melalui mekanisme
Tempat absorpsi racun terutama pinositosis/fagositosis
terpenting di saluran pencernaan, Ukuran partikel > 10 µm tidak akan
walau kadang bisa lewat kulit dan mudah masuk saluran pernafasan
paru
Ukuran partikel sangat kecil (<0,01 Jaringan dapat pula berperan
µm) akan dikeluarkan melalui sebagai perlindungan : blood brain
mekanisme ekshalasi barrier
Racun dapat berikatan dengan
B. DISTRIBUSI RACUN protein plasma dan bersifat
Merupakan proses perpindahan reversibel secara cepat dan
racun dari darah ke suatu tempat di seimbang
dalam tubuh Contoh protein plasma:
Racun setelah berada di sirkulasi Albumin, seruloplasmin, transferin,
darah, segera terdistribusi ke cairan alfa dan beta lipoprotein, gama
dan jaringan tubuh, juga dapat ke globulin, alfa-1 glikoprotein
lemak, dan tulang Hanya racun yang tidak terikat
Kecepatan distribusi racun protein plasma yang dapat
tergantung tempat absorbsi racun terdistribusi (terutama racun dengan
Persebaran racun dipengaruhi difusi pasif)
kecepatan alir darah, permeabilitas
jaringan, ketersediaan tempat C. METABOLISME RACUN
pengikatan Merupakan perubahan hayati
Masuknya racun ke otak dihalangi (biotransformasi) zat kimia toksik
oleh barier menjadi metabolit yang secara
Blood-brain barrier (sawar darah- kimia berbeda dengan senyawa
otak) induk
-Kurang permebel Hati merupakan organ
-sel-sel endotel kapiler sangat rapat pemetabolisme utama
-Adanya sel sel glia/astrosit yang Metabolisme dapat pula terjadi pada
mengeli-lingi kapiler sistem saraf jaringan ekstrahepatik (ginjal, paru,
pusat (SSP) kulit, mukosa saluran pencernaan)
-Kadar protein dalam cairan antarsel Adanya vena porta memungkinkan
SSP lebih rendah racun masuk ke hati, dan dibawa ke
Sehingga penetrasi racun ke otak sel parenkim hati, sebelum
sangat tgt sifat lipofilisitas disalurkan ke sirkulasi sistemik
senyawa tersebut Di dalam sistem parenkim hati,
terdapat banyak enzim yang
membantu reaksi metabolisme fase
I dan II sehingga senyawa asing
akan mudah terekskresi
Reaksi alergi
Terutama diinduksi oleh pollen, debu,
spora jamur, serat kapas, kontaminasi
bakteri
Kanker paru
Rokok banyak mengandung agen agen
karsinogenik
Agen lain: arsen, nikel, uranium, asbes