Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanis longitudinal. Hal ini berarti
bahwa bunyi memerlukan medium untuk merambat. Medium perambatan bunyi dapat
berupa zat padat ataupun fluida(zat alir, meliputi zat cair dan gas). Partikel-partikel
bahan yang mentransmisikan sebuah gelombang seperti itu berosilasi di dalam arah
penjalaran gelombang itu sendiri. Gelombang Bunyi adalah salah satu bentuk energi
yang berasal dari benda bergetar.
Pada saat bicara, pita suara yang terdapat di dalam tenggorokan kita bergetar.
Itu merupakan tanda jika bunyi dikeluarkan oleh benda yang bergetar. Tanpa bunyi
manusia akan kesulitan untuk berkomunikasi. Maka dari itu, bunyi merupakan hal
yang terpenting dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pada zaman yang serba modern ini juga, banyak barang elektronik yang
memanfaatkan sifat-sifat gelombang, misalnya sifat gelombang yang dapat merambat
di ruang hampa digunakan manusia untuk membuat bolam lampu dimana ruang
dalam bolam tersebut adalah ruang hampa.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan gelombang bunyi?
2. Apa saja syarat terdengarnya bunyi?
3. Apa saja sifat-sifat bunyi?
4. Apa saja manfaat bunyi dalam teknologi ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian gelombang bunyi.
2. Untuk mengetahui syarat terdengarnya bunyi.
3. Untuk mengetahui sifat-sifat bunyi.
4. Untuk mengetahui manfaat bunyi dalam teknologi.
BAB II
ISI

2.1. Pengertian dan Syarat Bunyi

2.1.1. Definisi Bunyi


Gelombang Bunyi adalah salah satu bentuk energi yang berasal dari benda
bergetar. Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang merambat secara perapatan
dan perenggangan terbentuk oleh partikel zat perantara serta ditimbulkan oleh sumber
bunyi yang mengalami getaran.Kita dapat mendengar bunyi karena bunyi tersebut
merambat dari sumber bunyi sampai telinga kita. Sumber bunyi yang bergetar akan
menggetarkan udara disekitarnya, selanjutnya molekul udara yang bergetar akan
menjalar sampai telinga kita. Getaran molekul udara membentuk rapatan dan
regangan.
Apabila sebuat senar gitar kita petik maka akan terjadi getaran pada senar gitar
yang menimbulkan bunyi. Jika senar dawai gitar tersebut kita pegang, maka getaran
dan bunyi pada senar akan hilang. Ketika beduk dipukul, atau gitar di petik, senar
gitar atau beduk tampak bergetar waktu dibunyikan.Saat senar bergetar terdengarlah
bunyi. Bunyi gitar akan melemah jika getarannya melemah, akhirnya bunyi pun
menghilang. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi
suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi ataufrekuensi
yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyidengan
pengukuran dalam desibel.Bunyi memerlukan waktu untuk merambat dari suatu
tempat ke tempat lain. Adapun yang dimaksud dengan cepat rambat bunyi adalah
jarak yang ditempuh bunyi setiap detiknya.
Ketika merambat pada medium yang homogen, bunyi akan merambat ke
segala arah dengan kecepatan rambat yang tetap. Meskipun persamaan di atas seolah-
olah menunjukkan bahwa kecepatan rambat bunyi bergantung pada frekuensi dan
panjang gelombang, sesungguhnya ini tidak benar.Kecepatan rambat bunyi
bergantung pada kerapatan partikel zat medium yang dilaluinya. Sementara itu,
kerapatan partikel ditentukan pula oleh susunan partikel, temperatur dan kandungan
partikel lain dalam zat, seperti misalnya kandungan titik-titik air dalam zat gas
(tingkat kelembaban relatif). Bunyi merambat lebih cepat pada medium dengan
partikel yang stabil, dan sebaliknya.Pada zat dengan susunan partikelnya stabil,
sentuhan antar partikel lebih mudah terjadi dan lebih teratur, sehingga perambatan
gelombang yang terjadi lebih cepat. Oleh karena itu bunyi merambat lebih cepat pada
medium padat, dibandingkan dengan medium cair dan gas .

2.1.2. Syarat Bunyi


Syarat terdengarnya bunyi ada 3 macam:
1. Ada Medium
Bunyi dapat merambat melalui benda gas seperti udara.Bunyi Guntur
dapat kita dengar karena ada udara.Cepat rambat bunyi di udara pada suhu
200C adalah 343 m per detik.
Bunyi dapat pula merambat melalui benda cair seperti untuk mencari harta
karun atau kapal yang tenggelam di dasar laut. Cepat rambat bunyi di air kira-
kira 1.500 m per detik.Selain itu, bunyi dapat merambat melalui benda padat
seperti jika kita mengetuk meja dengan pensil. Cepat rambat bunyi di baja
kira-kira 6.000 m per detik
2. Ada Sumber Bunyi
Semua getaran benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber
bunyi.Contohnya : bunyi gong yang dipukul dan bunyi seruling yang ditiup
dan sebagainya.
3. Ada Pendengar
Pendengar bunyi yaitu manusia dan hewan-hewan.

2.2. Sumber Bunyi dan Frekuensi Bunyi


2.2.1. Sumber Bunyi
Semua benda yang bergetar dapat berfungsi sebagai sumber bunyi.Pada topik
ini sumber bunyi yang dibahas adalah sumber bunyi pada dawai dan pipa
organa.
1. Dawai
Salah satu alat musik yang menggunakan dawai atau
senar sebagai sumber bunyinya adalah gitar.Gitar dapat
menghasilkan nada-nada yang berbeda dengan jalan
menekan bagian tertentu pada senar itu saat dipetik.nada
yang dihasilkan dengan pola paling sederhana disebut
nada dasar, kemudian secara berturut-turut pola
gelombang yang terbentuk menghasilkan nada atas ke 1,
nada atas ke 2, nada atas ke 3 ... dan seterusnya. Jika
panjang senar atau dawai adalah L maka,

 Nada Dasar
L = ½ λ maka λ = 2L

𝐹
𝑣=√
𝜇
𝑣
𝑓0 =
𝜆

1 𝐹
𝑓0 = √
2𝐿 𝜇

 Nada Dasar ke-1


L =λ
𝑣
𝑓1 =
𝜆
𝑣
𝑓1 =
𝐿

 Nada Dasar ke-2


L = 3/2 λ
𝑣
𝑓1 =
𝜆
3𝑣
𝑓1 =
2𝐿

Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa frekuensi nada atas
ke n dapat ditentukan dengan rumus:
𝑣
𝑓𝑛 = (𝑛 + 1)
2𝐿
Perbandingan frekuensi nada-nada yang dihasilkan oleh sumber bunyi berupa
dawai dengan frekuensi nada dasarnya merupakan bilangan bulat dengan
perbandingan:
𝑓1 : 𝑓2 : 𝑓3 = 1: 2: 3
2. Pipa Organa Terbuka
 Nada Dasar
L = 1/4 λ maka λ = 4L
𝑣
𝑓0 =
𝜆
𝑣
𝑓0 =
2𝐿
 Nada Atas ke-1
L= λ
𝑣
𝑓0 =
𝜆
𝑣
𝑓0 =
𝐿
 Nada Atas ke-2
L = 3/2 λ
𝑣
𝑓0 =
𝜆
3𝑣
𝑓0 =
2𝐿
Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa frekuensi nada atas
ke n dapat ditentukan dengan rumus:
𝑣
𝑓𝑛 = (𝑛 + 1)
2𝐿
Perbandingan frekuensi nada-nada yang dihasilkan oleh sumber bunyi berupa
pipa organa terbuka dengan frekuensi nada dasarnya merupakan bilangan bulat
dengan perbandingan:
𝑓1 : 𝑓2 : 𝑓3 = 1: 2: 3

3. Pipa Organa Tertutup


 Nada Dasar
L = 1/4 λ
𝑣
𝑓0 =
4𝐿
 Nada Atas ke-1
L = 3/4 λ
3𝑣
𝑓0 =
4𝐿

 Nada Atas ke-2


L = 5/4 λ
5𝑣
𝑓0 =
4𝐿
Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa frekuensi nada atas
ke n pada pipa organa tertutup dapat ditentukan dengan rumus
𝑣
𝑓𝑛 = (2𝑛 + 1)
4𝐿
Berikut perbandingan frekuensi nada-nada yang dihasilkan oleh sumber bunyi
berupa pipa organa tertutup dengan frekuensi nada dasarnya
𝑓1 : 𝑓2 : 𝑓3 = 1: 3: 5

2.2.2. Frekuensi Bunyi


 Infrasonik :bunyi yang memiliki frekuensi kurang dari 20 Hertz. Bunyi
ini hanya bisa didengar oleh Hewan, tapi tidak semua jenis hewan yang
bisa mendengar bunyi ini. Contoh hewan : jangkrik dan anjing.
 Audisonik :bunyi yang memiliki frekuensi antara 20 - 20.000 Hertz,
bunyi ini bisa didengar manusia.
 Ultrasonik :bunyi yang memiliki frekuensi diatas 20.000 Hertz, rentang
ini bisa didengar oleh hewan seperti lumba-lumba dan kelelawar.

2.2.3. Pelayangan Bunyi


Pelayangan adalah peristiwa perubahan frekuensi bunyi yang berubah
ubah dengan tajam karena ada dua sumber bunyi dengan perbedaan frekuensi
yang kecil.Berarti pelayangan terjadi jika perbedaan frekuensi kedua
sumbernya kecil.
Pelayangan (beats) merupakan fenomena yang menerapkan prinsip
interferensi gelombang. Pelayangan akan terjadi jika dua sumber bunyi
menghasilkan frekuensi gelombang yang mempunyai beda frekuensi yang
kecil. Kedua gelombang bunyi akan saling berinterferensi dan tingkat suara
pada posisi tertentu naik dan turun secara bergantian. Peristiwa menurun atau
meningkatnya kenyaringan secara berkala yang terdengar ketika dua nada
dengan frekuensi yang sedikit berbeda dibunyikan pada saat yang bersamaan
disebut pelayangan. Gelombang akan saling memperkuat dan memperlemah
satu sama lain bergerak di dalam atau di luar dari fasenya.
Bentuk Gelombang Layangan Bunyi Atau Pelayangan Bunyi

Dalam peristiwa interferensi gelombang bunyi yang berasal dari dua


sumber bunyi yang memiliki frekuensi yang berbeda sedikit, misalnya
frekuensinya f1 dan f2, maka akibat dari interferensi gelombang bunyi tersebut
akan kita dengar bunyi keras dan lemah yang berulang secara periodik.
Terjadinya pengerasan bunyi dan pelemahan bunyi tersebut adalah efek
dari interferensi gelombang bunyi yang disebut dengan istilah layangan bunyi
atau pelayangan bunyi.Kuat dan lemahnya bunyi yang terdengar tergantung
pada besar kecil amplitudo gelombang bunyi.Demikian juga kuat dan lemahnya
pelayangan bunyi bergantung pada amplitudo gelombang bunyi yang
berinterferensi.
Banyaknya pelemahan dan penguatan bunyi yang terjadi dalam satu detik
disebut frekuensi layangan bunyi yang besarnya sama dengan selisih antara dua
gelombang bunyi yang berinterferensi tersebut. Besarnya frekuensi layangan
bunyi dapat dinyatakan dalam persamaan :
fn = | f1 – f2 |
Keterangan :
f1 dan f2 = frekuensi gelombang bunyi yang berinterferensi
fn = frekuensi layangan bunyi
2.3. Sifat – Sifat Bunyi
1. Refleksi
Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan sehingga gelombang
bunyi juga dapat mengalami hal ini.Hukum pemantulan gelombang:
 sudut datang = sudut pantul
 Berkas – berkas gelombang datang, pantul berada pada bidang normal
 adanya perubahan fase pada gelombang yang datang dari medium yang
kurang rapat ke medium yang lebih rapat
Bunyi yang dipantulaknn oleh sebuah dinding atau permukaan lain disebut
gema. Waktu yang dibutuhkan oleh gelombang untuk mencapai sumbernya
lagi disebut waktu gema = t
2𝑠
𝑡=
𝑣
Jika s = jarak sumber dinding pemantul
v = cepat rambat bunyi
Pemantulan bunyi dalam ruang tertutup dapat menimbulkan gaung.Gaung
ialah sebagian bunyi pantul bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli
terdengar tidak jelas.

2. Refraksi
Salah satu sifat gelombang adalah mengalami pembiasan.Hukum Snellius:
sin 𝑖 𝑛′ 𝑣1
= = = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
sin 𝑟 ′ 𝑛 𝑣2
Keterangan: i = sudut datang
r = sudut pantul
Peristiwa pembiasan dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada malam
hari bunyi petir terdengar lebih keras dari pada siang hari.Hal ini disebabkan
karena pada pada siang hari udara lapisan atas lebih dingin daripada dilapisan
bawah.Karena cepat rambat bunyi pada suhu dingin lebih kecil daripada suhu
panas maka kecepatan bunyi dilapisan udara atas lebih kecil daripada dilapisan
bawah, yang berakibat medium lapisan atas lebih rapat dari medium lapisan
bawah.Hal yang sebaliknya terjadi pada malam hari.Jadi pada siang hari bunyi
petir merambat dari lapisan udara atas kelapisan udara bawah.
3. Interferensi
Gelombang bunyi mengalami gejala perpaduan gelombang atau
interferensi, yang dibedakan menjadi dua yaitu interferensi konstruktif
(penguatan bunyi) dan interferensi destruktif (pelemahan bunyi). Contoh
interferensi bunyi misalnya, waktu kita berada diantara dua buah loud-speaker
dengan frekuensi dan amplitudo yang sama atau hampir sama maka kita akan
mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian .
4. Difraksi
Gelombang bunyi sangat mudah mengalami difraksi karena gelombang
bunyi diudara memiliki panjang gelombang dalam rentang sentimeter sampai
beberapa meter. Seperti yang kita ketahui, bahwa gelombang yang lebih
panjang akan lebih mudah didifraksikan. Peristiwa difraksi terjadi misalnya
saat kita dapat mendengar suara mesin mobil ditikungan jalan walaupun kita
belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh bangunan tinggi dipinggir
tikungan.

2.4. Intensitas Bunyi


2.4.1. Intensitas Bunyi
Intensitas adalah energi yang dipindahkan persatuan luas persatuan waktu
atau daya persatuan luas. Dapat dirumuskan :
𝑃
𝐼=
𝐴
Keterangan: P = Daya Bunyi (watt)
A = Luas Bidang (m2)
I = Intensitas Bunyi (watt/ m2)
Energi bunyi dipancarkan oleh sumbernya ke segala arah dengan sama besar,
sehingga luas yang dijangkau sama denganluas permukaan bola,sehingga
persamaan di atas dapat dituliskan :
𝑃
𝐼=
4𝜋𝑟 2
Berdasarkan persamaan di atas terlihat bahwa intensitas bunyi di suatu tempat
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya, makin jauh dari sumber bunyi,
maka intensitasnya semakin kecil. Jika titik A berjarak r1 dan titik B
berjarak r2 dari sumber bunyi, maka perbandingan intensitas bunyi antara titik
A dan B dapat dinyatakan dalam persamaan :
𝑃
𝐼1 4𝜋𝑟12 𝑟22
= 𝑃 =
𝐼2 𝑟12
4𝜋𝑟22

Intensitas ambang pendengaran (Io) merupakan Intensitas bunyi paling rendah


yang masih terdengar oleh telinga manusia.
𝐼0 = 10−12 𝑤𝑎𝑡𝑡/𝑚2
Berdasarkan hasil penelitian para ahli ternyata bahwa daya pendengaran
telinga manusia terhadap gelombang bunyi bersifat logaritmis, sehingga para
ilmuwan menyatakan mengukur intensitas bunyi tidak dalam
watt/m2 melainkan dalam satuan dB (desibell) yang menyatakan Taraf
Intensitas bunyi (TI).

2.4.2. Taraf Intensitas (TI)


Taraf intensitas didefinisikan sebagai sepuluh kali logaritma perbandingan
intensitas dengan intensitas ambang pendengaran. Taraf intensitas bunyi
merupakan perbandingan nilai logaritma antara intensitas bunyi yang diukur
dengan intensitas ambang pendengaran (Io) yang dituliskan dalam persamaan :
𝐼
𝑇𝐼 = 10 log
𝐼0
Keterangan: TI = taraf intensitas bunyi (dB = desibell)
I = intesitas bunyi (watt.m-2)
Io = intensitas ambang pendengaran (Io = 10-12 watt.m-2)
Jika sumber bunyi lebih dari satu, dengan asumsi sumber bunyi identik. Maka
intensitas dari n sumber bunyi sebesar :
𝑛2
𝑇𝐼 = 𝑇𝐼0 + 10 log
𝑛1
Keterangan: n1 = Jumlah sumber bunyi mula-mula
n2 = Jumlah sumber bunyi akhir
Apabila jarak pendengar terhadap sumber bunyi berbeda, misalnya pendengar
bergerak mendekati atau menjauhi sumber atau asal bunyi. Maka taraf
intensitasnya dirumuskan
𝑟2
𝑇𝐼 = 𝑇𝐼0 − 10 log
𝑟1
Keterangan: r1 = Jarak awal dari sumber bunyi
r2 = Jarak akhir dari sumber bunyi

2.5. Cepat Rambat Bunyi


Ketika kita mendengarkan suatu bunyi, sesungguhnya bunyi itu merambat
dari sumber bunyi hingga ke telinga kita melalui udara. Proses yang terjadi mirip
dengan getaran yang terjadi pada pegas ketika diberikan gangguan yang linier dengan
arah rambatnya. Bunyi yang dihasilkan oleh sumber bunyi menimbulkan terbentuknya
rapatan dan renggangan partikel di udara.
Kita tahu bahwa di permukaan bulan tidak ada atmosfer, sehingga tidak ada
medium untuk perambatan bunyi. Oleh karena itu, ketika ada seseorang di permukaan
bulan yang berbicara, orang lain yang ada di tempat yang sama tidak dapat
mendengarkan suara orang yang berbicara itu, karena bunyi tidak dapat merambat di
ruang angkasa. Ingat bahwa bunyi hanya dapat merambat bila ada medium untuk
perambatannya.
Apakah bunyi hanya dapat merambat di udara? Mungkin Anda peranah melihat
ada seseorang yang sedang menempelkan telinganya pada rel kereta api. Orang tersebut
ternyata bisa mendengarkan bunyi kereta api yang akan lewat dengan menempelkan
telinganya pada rel kereta api, bahkan ketika suara kereta api masih belum terdengar.
Bunyi juga ternyata dapat merambat pada zat cair. Ketika ada seseorang yang
memukul-mukulkan dua buah batu pada sebuah sisi kolam renang, orang yang lain
dapat mendengarkan bunyi benturan batu tersebut pada sisi kolam renang yang lain.Hal
ini menunjukkan bahwa bunyi dapat merambat melalui zat cair, yakni air kolam renang.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa bunyi dapat merambat melalui
udara, zat cair atau zat padat. Pada umumnya bunyi merambat lebih cepat pada
zat cair dibandingkan dengan pada udara, dan bunyi merambat lebih cepat pada zat
padat dibandingkan dengan pada zat cair. Oleh karenanya, suara kereta api yang akan
lewat tadi dapat didengar melalui rel kereta api, walaupun suaranya sendiri belum
terdengar, karena suara merambat lebih cepat pada logam rel kereta dibandingkan
melalui udara. Pada akhirnya kita dapat menarik kesimpulan bahwa cepat rambat
bunyi bergantung pada medium terjadinya perambatan bunyi. Tabel 2.1 berikut
menggambarkan beberapa medium perambatan bunyi serta cepat rambat bunyi pada
medium tersebut.

Cepat rambat bunyi dipengaruhi oleh jenis medium perambatannya. Medium


udara, air, zat padat dan suhu akan menghasilkan cepat rambat bunyi yang berbeda-
beda. Semakin padat suatu medium makin rapat pula partikel dalam medium dan
makin kuat gaya kohesi diantara partikel medium tersebut. Sehingga suatu bagian dari
medium yang bergetar akan menyebabkan bagian lain ikut bergetar secara cepat.
Demikian pula dengan suhu suatu medium. Makin tinggi suhu suatu medium, makin
cepat getaran partikel-partikel dalam medium tersebut, sehingga proses perpindahan
getaran semakin cepat.

1. Cepat Rambat Bunyi pada medium cair


Pada saat Anda menyelam dalam air, bawalah dua buah batu, kemudian
pukulkan kedua batu tersebut satu sama lain. Meskipun Anda berada dalam air,
Anda masih bisa mendengar suara batu tersebut.Hal tersebut membuktikan bahwa
bunyi dapat merambat pada zat cair. Besarnya cepat rambat bunyi dalam zat cair
tergantung pada Modulus Bulk dan massa jenis zat cair tersebut. Secara
matematis hampir analogi dengan persamaan:
𝛽
𝑣=√
𝜌

Keterangan :
v = cepat rambat bunyi (m/s)
β = Modulus Bulk medium (N/m2)
ρ =Massa jenis medium (kg/m3)

2. Cepat Rambat Bunyi pada medium padat


Pada zaman dahulu, orang mendekatkan telinganya ke atas rel untuk
mengetahui kapan kereta datang.Hal tersebut membuktikan bahwa bunyi dapat
merambat pada zat padat. Besarnya cepat rambat bunyi pada zat padat tergantung
pada sifat elastisitas dan massa jenis zat padat tersebut dalam zat padat. Secara
matematis, besarnya cepat rambat bunyi pada zat padat didefinisikan sebagai :

𝐸
𝑣=√
𝜌

Keterangan :
v = cepat rambat bunyi (m/s)
E = Modulus Young medium (N/m2)
ρ =Massa jenis medium (kg/m3)

3. Cepat Rambat Bunyi pada medium gas


Kecepatan bunyi untuk gas, nilai E yang memengaruhi cepat rambat bunyi
pada zat padat setara dengan modulus bulk adiabatis, yaitu:

𝛾𝑃
𝑣=√
𝜌

dengan P adalah tekanan gas dan γ adalah nisbah kapasitas terminal molar. Ini
setara dengan:

𝑅𝑇
𝑣 = √𝛾 , 𝑇 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑙𝑣𝑖𝑛
𝑀

Keterangan :
R= tetapan molar gas (J/mol K)
M= massa satu mol gas
T= suhu termodinamika (K)
v = cepat rambat bunyi (m/s)
γ = merupakan konstanta yang bergantung pada jenis gas, untuk udara
mempunyai nilai 1,4.
Bunyi merambat di udara dengan kecepatan 1.224 km/jam. Bunyi merambat lebih
lambat jika suhu dan tekanan udara lebih rendah. Di udara tipis dan dingin pada
ketinggian lebih dari 11 km, kecepatan bunyi 1.000 km/jam. Di air, kecepatannya
5.400 km/jam, jauh lebih cepat daripada di udara Rumus mencari cepat rambat
bunyi adalah v=s:t Dengan s panjang Gelombang bunyi dan t waktu

2.6. Efek Doppler


Ada satu fenomena menarik apabila sumber bunyi bergerak menjauhi atau
mendekati pendengar yang sedang diam, atau pengengar bergerak mendekati atau
menjauhi sumber bunyi yang sedang diam, ataupun kedua-duanya bergerak saling
mendekati atau menjauhi, yaitu terjadinya perubahan frekwensi bunyi yang sampai
kepada pendengar.Fenomena semacam ini dinamakan efek Doppler. Misalnya, pada
saat kita menonton siaran langsung balapan motoGP atau Formula 1, deru suara mesin
dan knalpot mobil atau motor balap akan nampak ‘berubah’ ketika melewati kamera.
Hal ini akan lebih dapat dirasakan manakala kita menonton balapan tersebut secara
langsung dari sirkuit. Contoh lain, misalnya ada sebuah ambulans yang bergerak
melewati kita yang sedang diam di pinggir jalan. Bunyi raungan sirine ambulance
ketika mendekati kita nampak berbeda dengan ketika telah menjauhi kita.

Efek Doppler adalah efek berubahnya frekwensi bunyi yang didengar oleh
pendengar karena sumber bunyi atau pendengar yang bergerak. Bila sumber bunyi
mendekati pendengar atau pendengar mendekati sumber bunyi, maka pendengar akan
menerima frekwensi bunyi yang lebih tinggi daripada frekwensi bunyi aslinya.
Sebaliknya, bila sumber bunyi menjauhi pendengar atau pendengar menjauhi sumber
bunyi, maka pendengar akan menerima frekwensi bunyi yang lebih rendah daripada
frekwensi bunyi aslinya. Secara matematis, hubungan antara frekwensi sumber bunyi,
frekwensi bunyi yang didengar oleh pendengar, serta kecepatan sumber bunyi dan
pendengar dinyatakan oleh persamaan berikut.
𝑣 ± 𝑣𝑃
𝑓𝑃 = ( )𝑓
𝑣 ± 𝑣𝑠 𝑠
Keterangan : fp = frekuensi yang diterima oleh pendengar.
fs = frekuensi sumber bunyi.
vp = kecepatan pendengar.
vs = kecepatan sumber bunyi.
v = cepat rambat bunyi di udara.

2.7. Manfaat Bunyi dalam Teknologi


1. Radio
Radio energi adalah bentuk level energi elektromagnetik terendah, dengan kisaran
panjang gelombang dari ribuan kilometer sampai kurang dari satu meter. Penggunaan
paling banyak adalah komunikasi, untuk meneliti luar angkasa dan sistem radar.Radar
berguna untuk mempelajari pola cuaca, badai, membuat peta 3D permukaan bumi,
mengukur curah hujan, pergerakan es di daerah kutub dan memonitor
lingkungan.Panjang gelombang radar berkisar antara 0.8 – 100 cm.

2. Microwave
Panjang gelombang radiasi microwave berkisar antara 0.3–300 cm.
Penggunaannya terutama dalam bidang komunikasi dan pengiriman informasi melalui
ruang terbuka, memasak, dan sistem PJ aktif.Pada sistem PJ aktif, pulsa microwave
ditembakkan kepada sebuah target dan refleksinya diukur untuk mempelajari
karakteristik target. Sebagai contoh aplikasi adalah Tropical Rainfall Measuring
Mission’s (TRMM) Microwave Imager (TMI), yang mengukur radiasi microwave yang
dipancarkan dari Spektrum elektromagnetik Energi elektromagnetik atmosfer bumi
untuk mengukur penguapan, kandungan air di awan dan intensitas hujan.
3. Alat musik
Pada alat musik seperti gitar sumber bunyinya dihasilkan oleh benda yang bergetar,
yaitu senar. Jika senar dipetik dengan amplitodu (simpangan) yang besar maka bunyi
yang ditimbulkan akan lebih keras. Dan jika ketegangan senar di diregangkan maka
suara lengkingannya akan semakin tinggi. Begitu pula pada kendang dan alat musik
yang lain. Suara timbul karena sumber suara digetarkan.

4. Kacamata Tunanetra
Kacamata tunanetra dilengkapi dengan alat pengirim dan penerima ultrasonik
memanfaatkan pengiriman dan penerimaan ultrasonik.Perhatikan bentuk kaca tuna
netra pada gambar berikut.

5. Sonar
Untuk keperluan tersebut digunakan suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip
pemantulan gelombang bunyi yang disebut SONAR (Sound Navigation
Ranging).Prinsip kerja SONAR berdasarkan prinsip pemantulan gelombang
ultrasonik.Alat ini diperkenalkan pertama kali oleh Paul Langenvin, seorang ilmuwan
dari Prancis pada tahun 1914.Pada saat itu Paul dan pembantunya membuat alat yang
dapat mengirim pancaran kuat gelombang bunyi berfrekuensi tinggi (ultrasonik)
melalui air.Pada dasarnya SONAR memiliki dua bagian alat yang memancarkan
gelombang ultrasonik yang disebut transmiter (emiter) dan alat yang dapat mendeteksi
datangnya gelombang pantul (gema) yang disebut sensor (reciver).
Gelombang ultrasonik dipancarkan oleh transmiter (pemancar) yang diarahkan ke
sasaran, kemudian akan dipantulkan kembali dan ditangkap oleh pesawat penerima
(reciver). Dengan mengukur waktu yang diperlukan dari gelombang dipancarkan
sampai gelombang diterima lagi, maka dapat diketahui jarak yang ditentukan.Untuk
mengukur kedalaman laut, SONAR diletakkan di bawah kapal.
Dengan pancaran ultrasonik diarahkan lurus ke dasar laut, dalamnya air dapat
dihitung dari panjang waktu antara pancaran yang turun dan naik setelah digemakan.
Apabila cepat rambat gelombang bunyi di udara v, selang waktu antara gelombang
dipancarkan dengan gelombang pantul datang adalah Δt, indeks bias air n, dan
kedalaman laut adalah d maka kedalaman laut tersebut dapat dicari dengan persamaan :
𝑣∆𝑡
𝑑=
2
Keterangan :
h= jarak yang diukur (m)
Δt = waktu yang diperlukan gelombang dari dipancarkan sampai diterima kembali (s)
v = kecepatan rambat gelombang ultrasonik (m/s)

6. USG
Dalam bidang kedokteran, getaran gelombang ultrasonik yang berenergi rendah
dapat digunakan untuk mendeteksi/menemukan penyakit yang berbahaya di dalam
organ tubuh, misalnya di jantung, payudara, hati, otak, ginjal, dan beberapa organ lain.
Pengamatan ultrasonik pada wanita hamil untuk melihat perkembangan janin dalam
uterus dengan menggunakan ultrasonografi.Dengan menggunakan ultrasonik yang
berenergi tinggi dapat digunakan sebagai pisau bedah, yang pada umumnya untuk
melakukan pembedahan dalam neurologi dan otologi.
Sebagai contoh, scaning ultrasonic dilakukan dengan menggerak-gerakan probe di
sekitar kulit perut ibu yang hamil akan menampilkan gambar sebuah janin di layar
monitor. Dengan mengamati gambar janin, dokter dapat memonitor pertumbuhan,
perkembangan, dan kesehatan janin.Tidak seperti pemeriksaan dengan sinar X,
pemeriksaan ultrasonik adalah aman (tak berisiko), baik bagi ibu maupun janinnya
karena pemerikasaan atau pengujian dengan ultrasonic tidak merusak material yang
dilewati, maka disebutlah pengujian ultrasonic adalah pengujian tak merusak (non
destructive testing, disingkat NDT).Tehnik scanning ultrasonic juga digunakan untuk
memeriksa hati (apakah ada indikasi kanker hati atau tidak) dan otak.Pembuatan
perangkat ultrasound untuk menghilangkan jaringan otak yang rusak tanpa harus
melakukan operasi bedah otak. “Dengan cara ini, pasien tidak perlu menjalani
pembedahan otak yang berisiko tinggi. Penghilangan jaringan otak yang rusak bisa
dilakukan tanpa harus memotong dan menjahit kulit kepala atau sampai melubangi
tengkorak kepala.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran tentang gelombang bunyi diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang merambat secara perapatan dan
perenggangan terbentuk oleh partikel zat perantara serta ditimbulkan oleh
sumber bunyi yang mengalami getaran.
2. Syarat terdengarnya bunyi adalah ada Medium, Ada Sumber Bunyi, Ada
Pendengar.
3. Sifat- sifat bunyi antara lain dapat dipantulkan (Refleksi), dapat dibiaskan
(Refraksi), difraksi, dan interferensi.
4. Manfaat gelombang bunyi dalam teknologi, diantaranya : penggunaan radio,
Microwave, Alat music, Kacamata Tunanetra, Sonar dan USG.

Anda mungkin juga menyukai