Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sekolah adalah lembaga pendidikan formal dan tempat berlangsungnya berbagai
kegiatan terutama kegiatan belajar mengajar. Belajar merupakan aspek terpenting dalam
dunia pendidikan. Berhasil atau tidaknya pencapaian proses belajar salah satunya tergantung
dari model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Model pembelajaran sangat penting.
Model pembelajaran ini berkaitan dengan masalah, cara atau sistem pencapaian isi kurikulum
(delivery sistem ) dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. (Sudjana 2009 :
21) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah alat dan bahan yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Alat ini dapat berupa strategi dan teknik pengajaran.
Pelajaran Matematika sering kali dirasakan sulit oleh siswa sehingga cenderung tidak
disenangi siswa. Bahkan tidak jarang anak yang memandang pelajaran matematika sebagai
pelajaran yang menakutkan. Meskipun ada sebagian siswa yang menyenanginya atau bahkan
justru “ Jagoan” dibidang matematika, tetapi selalu saja ada siswa yang menganggap
matematika itu ibarat “ Moster” yang menakutkan. Akibatnya tidak sedikit siswa yang malas
untuk mempelajari matematika dan akhirnya menjadi siswa yang mengalami kesulitan belajar
matematika. Kesulitan belajar matematika ini sering kali disebut dengan istilah “ diskalkula.”
(Asrori, 2009 : 241).
Konsep dasar Matematika yang diajarkan di sekolah Dasar mempunyai jalinan yang
cukup erat dengan konsep-konsep matematika yang ada pada jenjang berikutnya, dalam hal
ini siswa diajarkan untuk mengetahui tentang bangun datar pada jenjang SMP sudah
diperkenalkan pada jenjang SD sebelum siswa Melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Berdasarkan Observasi awal, Kebanyakan siswa merasa jenuh dengan pembelajaran
matematika disebabkan ketidaksesuaian model pembelajaran yang digunakan, cara guru
memberikan materi yang sulit dipahami oleh siswa, pada saat pembelajaran dimulai guru
tidak pernah memberikan review untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang
sudah diberikan sebelumnya. Pada saat di akhir pembelajaran guru tidak pernah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan apa yang telah mereka dapatkan saat proses
pembelajaran, bahkan guru tidak pernah mengambil suatu kesimpulan diakhir pembelajaran.
Model pembelajaran ROPES menekankan untuk siswa harus mempraktekkan tentang apa
yang mereka pahami pada saat proses pembelajaran, dan menarik kesimpulan diakhir
pembelajaran. Dengan demikian, guru diharapkan dapat mengembangkan format-format

1
baru. Tidak perlu ada keseragaman format, karena pada hakikatnya silabus dan rencana
pengajaran adalah program guru mengajar (Majid, 2009:77). Yang membuat model
pembelajaran ROPES berbeda dengan model pembelajaran lain adalah bahwa pada model
ROPES siswa ditekankan untuk aktif dalam proses belajar mengajar, dan siswa harus
mempraktekkan apa yang telah mereka pahami terhadap materi tersebut. Selain itu pada akhir
pembelajaran guru diharuskan mengambil kesimpulan dari materi yang diberikan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka, peneliti dapat
merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Bagaimanakah
hasil belajar siswa materi bangun datar dengan menggunakan penerapan model
pembelajaran ROPES pada siswa“.
1.3. Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah “ untuk mengetahui bagaimana hasil belajar
siswa materi bangun datar setelah menggunakan penerapan model pembelajaran ROPES
pada siswa.

1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu :
1. Teoritis
a. Memberi dan menambah wawasan pengetahuan serta sebagai acuan untuk
melakukan penelitian yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran
ROPES.
b. Sebagai bahan informasi pada peneliti lebih lanjut tentang model pembelajaran
ROPES agar memperoleh pengalaman langsung dalam penerapan pembelajaran
matematika dengan menggunakan model pembelajaran ROPES.
2. Praktis
a. Bagi siswa
b. Bagi guru
c. Bagi Sekolah
1.5 Batasan Masalah
Yang menjadi batasan masalah dari penelitian ini adalah materi bangun datar yang
terdiri dari jenis-jenis segitiga, keliling dan luas segitiga.
1.5. Penjelasan Istilah

2
Agar tidak menimbulkan salah penafsiran dalam penelitian ini, maka penulis
memberikan penjelasan istilah atau batasan istilah sebagai berikut:
1. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang menghasilkan
perubahan kemampuan baru melalui latihan dan pengalaman.
2. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa sebagai akibat
dari keikutsertaannya dalam proses pembelajaran.
3. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu
seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.
4. Model pembelajaran ROPES adalah sebagai rencana prosedur persiapan mengajar (
Review, Overview, Prensentation, Axercise, Summary).
5. Bangun datar disebut juga bangun dua dimensi. Bangun berdimensi dua mengandung
dua unsur, yaitu panjang dan lebar (Haharap, 2005: 18).
6. Segitiga merupakan sebuah bangun yang bentuk oleh tiga titik berbeda yang tidak
segaris dan dihubungkan oleh tiga ruas garis

3
BAB II
PEMBAHASAN DAN HASIL

Dalam Satuan Acara Perkuliahan (SAP), biasanya dicantumkan, antara lain : Mata
kuliah dan Kode Mata kuliah, Bobot SKS, pokok bahasan dan sub pokok bahasan, standar
kompetensi dan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan sumber
bahan. Pada strategi pembelajaran tercantum tahapan pola umum kegiatan dosen dan
mahasiswa dalam menjalani satu sesi perkuliahan. Menurut Hunt tidak mengkategorikan
perencanaan pengajaran menjadi rencana semester, mingguan, dan harian. Akan tetapi Hunts
menyebutnya rencana prosedur pembelajaran sebagai persiapan mengajar yang disebutnya
ROPES ( Review, Overview, presentation, exercise, summary) dengan langkah – langkah
sebagai berikut:
1. Review, kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1 sampai 5 menit, yakni mencoba
menggukur kesiapan siswauntuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman
sebelumnya yang sudah dimiliki oleh siswa dan diperlukan sebagai prerequiste untuk
memahami bahan yang disampaikan hari itu . Hal ini diperlukan denga didasarkan atas :
a. Guru bbisa memulai pelajaran, jika perhatian dan motivasi untuk mempelajari bahan
baru sudah mulai tumbuh.
b. Guru hendak memulai pelajaran, jika interaksi antara guru dengan siswa sudah
mulai terbentuk.
c. Guru dapat memulai pembalajaran jika siswa – siswa sudah memahami hubungan
bahan ajar sebelumnya dengan bahan ajar baru yang dipelajari hari itu.
Guru harus yakin dan tahu betul jika siswa sudah siap menerima pelajaran baru. Jika
siswa belum menguasi pelajaran sebelumnya, maka guru harus dengan bijak memeberi
kesempatan kepada siswa untuk memahami terlebih dahulu atau mencerahkan melalui
pemberian tugas, penjelasan, bimbingan, tutor, sebaya, dan baru bergerak pada materi
sebelumnya. Apabila terjadi akumulasi bahan ajar yang tertunda, maka harus dicarikan waktu
tambahan, karena lebih baik menunda bahan ajar baru dari pada menumpuk ketidak pahaman
siswa.
2. Overview, sebagaimana review, overview dilakukan tidak terlalu lama berkisar antara 2
sampai 5 menit. Guru menjelaskan program pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari
itu dengan menyampaikan isi (content) secar singkat dan strategi yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran. Hal ini dimaksud untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pandangannya atas langkah – langkah pembelajaran yang hendak ditempuh

4
oleh guru sehingga berlangsung proses pembelajaran yang hendak ditempyh oleh guru
sehingga berlangsungnya proses pembelajaran bukan hanya milik guru semata, akan tetapi
siswa pun ikut merasa senang dan merasa dihargai keberadaanya.
3. Presentation , tahap ini merupakan inti dari proses kegiatan elajar mengajar. Karena
disini guru sudah tidak lagi memberikan penjelasan - penjelasan singkat, akan tetapi masuk
pada peroses telling, showing dan doing. Proses tersebut sangat diperlukan untuk
meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa tentang pembelajarn yang mereka dapatkan.
Hal ini sejalan dengan konsep yang dikemukakan oleh Muhammad Syafe’i yaitu bahan –
bahan yang dapat mengebangkan pikiran, perasaan dan keterampilan atau yang lebih dikenal
istilah 3H, Head. Heart, dan Hand. Apalagi jika kompetensinya memasuki wilayah efektif
dan psikomotorik, strategi pembelajaran yang menekankan pada doing dan psikomotorik,
strategi pembelajaran yang menekankan pada doing dan hand menjadi sangat penting, karena
penerimaan, tanggapan, dan pemahaman nilai akan otomatis berjalan dalam proses
pembelajaran yang digunakan, semakin baik proses dan hasil yang dicapai, karena tidak
menjadikan siswa jenuh, melainkan mengantarkan mereka menikmati proses pembelajaran
dengan susasana asyik dan menyenangkan.
4. Exercise, yakni sesuatu proses untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mempertaktekan apa yang telah mereka pahami. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan
pengalaman langsung kepada siswa sehingga hasil yang dicapai lebih bermakna. Oleh karna
itu guru harus mempersiapkan rencana pembelajaran tersebut dengan baik memlalui
sekenario yang sistematis. Misalnya untuk sains bisa dilakukan praktek dilaboraturium,
untuk bahasa, membaca al-qur’an , mengkafani mayat bisa dilakukan dikelas, jika tidak sulit,
sulit bagi guru memberikan pengalaman – pengalaman manipulatif bebrbagai praktikum di
sekolah. Disamping itu pula guru harus mempersiapkan perencanaan pengajaran bukan
hanya bahan ajar saja tetapi pengalaman belajar siswa yang harus diberikan. Lewat peragaan
– peragaan bermain peran dan sejenisnya yang harus ditata berdasarkan alokasi wektu antara
penjelasan, tugas – tugas, peragaan dan sebagainya.
5. Summary, dimaksudkan untuk memperkuat apa yang mereka [ahami dalam proses
pembelajaran. Hal ini ini sering tertinggal oleh guru karena mereka disibukkan dengan
presentasi dan bahkan mungkin guru tidak pernah membuat summary tau kesimpulan dari
apa yang telah merka ajarkan. Hal ganji dari rencana prosedur pembelajaran yang
dikemukakan oleh hunts adalah tidak mencantumkan aspek penilaian, padahal hasil
penilaian selsin mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa, juga dapat dijadikan input
untuk melakukan perbaikan dalam peroses pembelajaran berikutnya. Jika guru tidak
5
mempunyai data dan informasi yang cukup tentang perkembangan siswa, maka terjadilah
penumpukan akumulasi ketidak pahaman siswa. Yang pada akhirnya menjadi bumerang bagi
sekolah itu sendiri, sehingga muncul anggapan sekolah melulusakan siswa dengan
kemampuan dibawah standar minimal penguasaan kompetensi.
Untuk melengkapi ide pemikiran hunts tersebut, kiranya guru dapat memasukan unsur
penilaian, karena memlalui penilaianlah guru memperoleh gambar tingkatan penguasaan
siswa terhadap materi yang disampaikan. Sehingga dapat mengembangkan materi yang akan
disajikan pada pertemuan berikutnya. Berdasrkan hasil penilaiannya guru dapat mengetahi
tingakat efektifitas strategi pembelajaran yang digunakan.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yakni hasil belajar
siswa setelah diterapkan model pembelajaran ROPES. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Tes Awal
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi yang
akan diajarkan.
2. Tes Akhir
Tes ini diberikan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa terhadap materi
yang diberikan setelah menggunakan penerapan model pembelajaran ROPES.
3. Lembar Observasi
Lembaran ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan belajar
mengajar, yang terdiri atas aspek afektif dan aspek psikomotor. Aspek afektif meliputi
:kehadiran siswa, keseriusan dalam mengerjakan LKS dan perhatian dalam mengikuti
pelajaran, sedangkan aspek psikomotor meliputi : kecakapan siswa dalam bertanya
pada guru, kecakapan siswa dalam menjawab pertanyaan baik dari guru maupun teman
dan ketepatan siswa dalam berkomunikasi lisan.

Pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan Langkah-langkah sebagai berikut:


1. Langkah-langkah persiapan
a. Menyiapkan bahan ajar yakni tentang segitiga, rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dan soal-soal tes awal dan tes akhir.
2. Langkah-langkah pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran :
a. Menyiapkan kelas yang dilibatkan dalam penelitian ini
b. Memberikan tes awal tentang mengenal segitiga.

6
c. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ROPES.
d. Pada akhir pertemuan, diberikan tes secara individual.
Data yang didapat akan dianalisis dengan menggunakan Statistik Deskriptif. Statistik
ini digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada pokok bahasan segitiga, hasil
analisis deskriptif yang berpedoman pada tingkat penguasaan atau nilai akhir.
Analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif yaitu berupa hasil
belajar siswa dalam bentuk tes yang disesuaikan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

(Arikunto,2009 : 329)
Seorang siswa dinyatakan lulus, apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum
(KKM) yang telah ditentukan oleh guru mata pelajaran. Adapun kriteria ketuntasan minimum
(KKM) pada salah satu sekolah SMP khususnya pada mata pelajaran matematika kelas VII
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Nilai Kriteria
≥ 65 Tuntas
< 65 Tidak Tuntas

2.1 Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Peneliti terlebih dahulu melakukan
observasi di salah satu sekolah SMP. Observasi ini dilaksanakan untuk mengetahui informasi
tentang jadwal pelajaran dan kemampuan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
khususnya pada materi Bangun datar yaitu bangun datar segitiga. Untuk pertemuan pertama
peneliti melakukan tes awal. Pertemuan kedua melakukan penerapan pembelajaran dengan
menggunakan penerapan model ROPES untuk indikator menjelaskan jenis-jenis segitiga
berdasarkan sisinya dan berdasarkan besar sudutnya. Pertemuan ketiga membahas tentang
menjelaskan keliling dan luas segitiga. Pertemuan keempat peneliti melakukan tes akhir.
Dalam penelitian ini peneliti terlibat langsung dalam proses belajar mengajar di kelas dengan
menggunakan penerapan model pembelajaran ROPES.

Berikut ini dapat kita lihat hasil penelitian yang dilakukan pada salah satu sekolah SMP
pada siswa, materi Bangun datar dengan menggunakan model pembelajaran ROPES.

7
2.1.1 Deskripsi Hasil Tes Awal
Tes awal ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal siswa
sebelum menggunakan penerapan model pembelajaran ROPES. Hasil tes awal siswa
dapat dilihat Data kualifikasi hasil tes awal siswa dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai
berikut.
Tabel 4.1 Kemampuan hasil tes awal siswa
Nilai Frekuensi Persentase Kriteria
≥ 65 10 34,48% Tuntas
< 65 19 65,51% Belum Tuntas
( Sumber : Hasil Penelitian halaman 55 Lampiran 13 )
Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa ada 10 siswa (34,48%) yang memperoleh nilai ≥ 65
yang dikatakan tuntas, sedangkan 19 siswa (65,51%) yang memperoleh nilai < 65 yang
dikatakan belum tuntas.

2.1.2 Tingkat Penguasaan Siswa Setelah menggunakan penerapan Model


pembelajaran ROPES
a. Aspek Kognitif
Berdasarkan hasil belajar siswa dapat terlihat melalui hasil tes akhir siswa pada materi
bangun datar segitiga dengan dua indikator yaitu sebagai berikut :
1. Menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisinya dan jenis-jenis berdasarkan besar
sudutnya.
2. Menjelaskan keliling dan luas segitiga.
Data hasil tes akhir siswa dapat dilihat pada halaman 58 Lampiran 16 dari hasil tes
akhir siswa tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2 Data kualifikasi tingkat penguasaan
siswa sebagai berikut :

Nilai Frekuensi persentase Kriteria


≥ 65 23 79,31% Tuntas
< 65 6 20,68% Belum Tuntas
( Sumber : Hasil Penelitian halaman 58 Lampiran 16 )
Dari Tabel 4.2 Menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 sebanyak 23
siswa (79,31%) ini berarti dikatakan telah tuntas, sedangkan 6 siswa (20,68%) yang
memperoleh nilai < 65 yang dikatakan belum tuntas.

8
b. Aspek Afektif
Data hasil pengamatan kemampuan afektif siswa dapat dilihat pada Lampiran 17
halaman 59 dari data hasil pengamatan kemampuan afektif siswa selama proses
pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3 Kemampuan Afektif siswa
Nilai Frekuensi persentase Kriteria
≥ 65 26 89,65% Tuntas
< 65 3 10,34% Belum Tuntas
( Sumber : Hasil Penelitian halaman 59 Lampiran 17)
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas terlihat kemampuan Afektif siswa sebanyak 26 siswa
(89,65%) yang memperoleh nilai ≥ 65 el 4.4 Kemampuan Psikomotor siswa
Nilai Frekuensi persentase Kriteria
≥ 65 25 86,20% Tuntas
< 65 4 13,79% Belum Tuntas
( Sumber : Hasil Penelitian halaman 61 Lampiran 17 )
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas terlihat kemampuan Afektif siswa sebanyak 25
siswa (86,20%) yang memperoleh nilai ≥ 65 ini berarti dikatakan telah tuntas,
sedangkan 4 siswa (13,79%) yang memperoleh nilai < 65 dikatakan belum tuntas.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Hasil Belajar Siswa Sebelum Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran
ROPES
1. Hasil Tes Awal
Sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung peneliti melakukan kegiatan
Tes awal dengan tujuan untuk mengetahui tentang kemampuan awal siswa pada
materi bangun datar segitiga yang akan diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran ROPES.
Data tingkat kemampuan tes awal siswa pada Lampiran 13 halaman 55 terlihat
bahwa tingkat penguasaan siswa pada materi bangun datar sangat rendah, ini terlihat
dari 29 siswa hanya terdapat 10 siswa (34,48%) yang telah mencapai KKM. Hal ini
terjadi karena terdapat 4 siswa tidak hadir, dan 15 siswa lainnya pemahamannya
masih kurang.

9
4.2.2 Hasil Belajar Siswa Setelah Menggunakan Penerapan Model pembelajaran
ROPES.
a) Aspek Kognitif
Melalui hasil evaluasi tes akhir belajar siswa yang dilaksanakan selama dua kali
pertemuan dengan menggunakan penerapan model pembelajaran ROPES terlihat pada
Lampiran 16 halaman 58. Terlihat bahwa dari 29 siswa SMP 23 siswa (79.31%) yang
mencapai ketuntasan. Hal ini berarti bahwa siswa SMP telah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dan yang belum mencapai KKM sebanyak 6 siswa
(20,69%). Keenam siswa yang tidak tuntas tersebut juga tidak tuntas pada tes awal
dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman 55, disebabkan karena keseriusan siswa tersebut
dalam menyelesaikan LKS, perhatian dalam mengikuti pelajaran dan kehadiran yang
kurang baik.
b) Aspek Afektif
Berdasarkan hasil Penilaian Afektif siswa yang dilaksanakan selama empat kali
pertemuan dengan menggunakan penerapan Model pembelajaran ROPES dapat dilihat
pada Lampiran 17 halaman 59. Terlihat bahwa dari 29 siswa SMP PGRI Mawah terdapat
26 siswa (89,65%) yang mencapai ketuntasan. Hal ini berarti bahwa 89,65 % siswa SMP
PGRI Mawah telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan yang belum
mencapai KKM sebanyak 3 siswa (10,34%). Tiga siswa yang belum mencapai KKM
pada aspek ini disebabkan karena ketiga siswa tersebut, kurang serius dalam
menyelesaikan LKS pertemuan pertama dapat dilihat pada Lampiran 14 halaman 56 dan
pertemuan kedua dapat dilihat pada Lampiran 15 halaman 57. Selain itu ketiga siswa
tersebut perhatiannya kurang dalam mengikuti proses belajar mengajar dan kehadirannya
yang kurang baik.
c) Aspek Psikomotor
Berdasarkan hasil Penilaian Psikomotor siswa yang dilaksanakan selama dua kali
pertemuan dengan menggunakan penerapan Model pembelajaran ROPES dapat dilihat
pada Lampiran 19 halaman 61. Terlihat bahwa dari 29 siswa SMP PGRI Mawah terdapat
25 siswa yang mencapai ketuntasan. Hal ini berarti bahwa 86,20% siswa SMP PGRI
Mawah telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan yang belum mencapai
KKM sebanyak 4 siswa (13,37%). Keempat siswa yang belum mencapai KKM tersebut
disebabkan karena tidak cakap dalam bertanya, kemudian tidak menjawab pertanyaan
dari guru.

10
4.2.3 Pembahasan Hasil Belajar
Dari ketiga aspek yang dinilai tersebut yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek
psikomotor. Ternyata terdapat tiga siswa yang tidak tuntas pada aspek kognitif, juga
tidak tuntas pada aspek afektif dan aspek psikomotor. Hal ini disebabkan karena ketiga
siswa tersebut kehadirannya kurang, tidak serius dalam mengikuti proses belajar
mengajar dan mengerjakan LKS. Penilaian aspek kognitif dapat dilihat pada lampiran 16
halaman 58, penilaian aspek afektif dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 59, dan
penilaian aspek psikomotor dapat dilihat pada lampiran 18 halaman 60.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan Evaluasi yang diperoleh pada penelitian
penerapan model pembelajaran ROPES pada Siswa kelas VIIa SMP PGRI Mawah,
maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan penerapan model Pembelajaran
ROPES Materi Bangun Datar yaitu Menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisinya
dan jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya, Menjelaskan keliling dan luas
segitiga. Setelah menggunakan penerapan pembelajaran ROPES ternyata, sebagian
besar hasil belajar siswa dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu
65. Kini ketercapaian KKM siswa setelah penerapan model pembelajaran ROPES yaitu
79,31%. Sehingga pembelajaran Bangun Datar dikatakan telah berhasil.

3.2 Saran
Dengan terbuktinya pembelajaran dengan menggunakan penerapan Model
Pembelajaran ROPES dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh Sekolah pada
Materi bangun datar, Maka Guru atau pendidik diharapkan agar sebelum menyajikan
pelajaran Kepada Siswa, hendaknya mampu memilih Model atau Strategi pembelajaran
yang sesuai atau tepat yaitu guna membantu pemahaman siswa dan dapat memberikan
hasil yang baik.

12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama Sekolah : SMP............


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII (Tujuh / 1 ( satu )
Materi Pokok : Bangun Datar
Alokasi Waktu : 80 menit (1 pertemuan).

Standar Kompetensi :

5. Mengetahui tentang Jajargenjang, Belah ketupat, Layang – layang, dan Trapesium

Kompetensi Dasar:

5.1 Jajargenjang, Belah ketupat, Layang – layang, dan Trapesium

a. Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat menggunakan aturan yang berlaku pada jajargenjang, belah ketupat,
layang-layang dan trapesium .
- Dapat menghitung luas serta dapat melukis sudut, garis tinggi, garis berat, dan
garis sumbu.
b. Materi Ajar
- Menyatakan belah ketupat sebagai segi empat yang dibentuk dari segitiga sama
kaki dan bayangannya oleh pencerminan dengan alas ebagai cermin.
- Menentukan sifat belah ketupat melalui percobaan
- Mendefinisikan belah ketupat dari pengamatan sifat – sifatnya
- Menemukan rumus luas belah ketupat dan menggunakannya pada soal
perhitungan Luas.
c. Model Pembelajaran
- Model ROPES ( review , everview, presentation, exercises, dan summary )

13
d. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit )
a. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa, dilanjutkan
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa;
b. Siswa mendengarkan dan menanggapi cerita tentang manfaat belajar
skala dalam kehidupan sehari-hari;
c. Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan akan
dicapai dalam pertemuan
d. Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajarai
e. Siswa menyimak informasi tentang cara belajar yang akan ditempuh yaitu
belajar dengan membentuk kelompok
f. Guru mengecek kemampuan prasyarat siswa dengan tanya jawab.
Prasyarat ; pengertian bangundatar khususnya belah ketupat.

2. Kegiatan Inti ( 60 menit)


a. Mengamati
Siswa mengamati gambar yang terdapat pada Lembar Kerja
(Lampiran 1 )
b. Menanya
i. Siswa disuruh untuk membuat pertanyaan yang berkaitan dengan
bangun datar belah ketupat.
ii. Siswa disuruh untuk membuat pertanyaan yang
berkaitandenganskala. Misalkan, “apakah bangun yang mendasari
dari bangun datar belah ketupat?”
c. Mencoba/Mengumpulkan data atau informasi
i. Siswa memahami buku siswa halaman 122, dan menggambarkan
tentang Bangun Datar Belah ketupat ( Lampiran 2 )
ii. Siswa disuruh untuk membaca dan memahami sifat – sifat Bangun
Datar Belah Ketupat.
d. Mengasosiasi/ Mengolah data atau informasi
i. Siswa menyelesaiakn masalah tentang luas dan keliling bangun
datar belah ketupat yang terdapat pada buku kerja siswa halaman
125.
ii. Siswa menyimpulkan tentang bangun datar Belah ketupat melalui
pengerjaan soal luas dan keliling.
e. Mengkomunikasikan
i. beberapa siswa mempresentasikan hasil kerja yang dikerjakan pada
buku siswa di depan kelas.
ii. Siswa yang lain memberikan tanggapan atas yang dipaparkan ,
meliputi bertanya, mengkonfirmasi, melengkapi informasi ataupun
memberikan pertanyaan yang sedikit lebih sulit.

14
iii. Guru memberikan kesimpulan atas apa yang dijelaskan siswa
tentang belah ketupat melalui pengerjaan soal dengan Luas dan
Keliling.
3. Penutup ( 10 menit )
a. Peserta didik bersama dengan guru membuat kesimpulan mengenai
Bangun datar Belah Ketupat.
b. Guru memberikan reward atau penghargaan atas apa yang dijelaskan oleh
siswa dengan sebuah pujian atau lainnya.
c. Guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah dilaksanakan
dengan menanyakan “ Apa yang kalian pelajarai hari ini “kemudian
bertanya “Bagaimana kesan dan pesan pembelajaran hari ini “
d. Memberikan penguatan tentang manfaat mempelajari materi Bangun
Datar.
e. Guru menyampaiakan materi pertemuan yang akan datang tentang Bangun
Datar yang lain dengan pemberian Tugas atau Proyek.

e. Alat dan Sumber Pembelajaran


- Alat: papan tulis, spidol,
- Sumber : Buku kerja siswa cermat Matematika kelas VIII

f. Penilaian Hasil Belajar


1. Sikap Spritual
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen :Lembar Observasi
c. Kisi-kisi

No Butir Nilai Indikator Jumlah


Instrumen
1 Menghargai dan Berdoa sebelum dan sesudah 1
menghayati ajaran melakuakan sesuatu
agam yang Bersemanagat dalam mengikuti 1
dianutnya. pembelajaran matematika
Serius dalam mengikuti pembelajaran 1
matematika
Jumlah 3

d. Instumen ( Lampiran 3 )
e. Petunjuk Perhitungan skor

2. Penilaian sikap sosial

15
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi.
c. Kisi-kisi

No Butir Nilai Indikator Jumlah


Instrumen
1 Menunjukan sikap Melaksanakan tugas individu dengan 1
teliti, tanggung baik
jawab dan Mengerjakan tugas sesuai prosedur 1
memiliki rasa Berani berpendapat . bertanya dan 1
percaya diri menjawab pertanyaan
Berani presentasi di depan kelas 1
Jumlah 4

d. Instrumen ( Lampiran 4 )
e. Rubrik penilaian
3. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Kisi-kisi
No Indikator Jumlah Nomor
Butir Soal Butir Soal
1 Menentukan sifat – sifat pada Belah Ketupat 1 1
2 Menentukan luas dan keliling Belah Ketupat 1 1
Jumlah 2 1
d. Instrumen ( Lampiran 5 )
e. Rubrik Penilaian

Lampiran-Lampiran RPP

16
Lampiran 1: Mengamati gambar yang terdapat pada Lembar Kerja

Apakah nama gambar bangun di atas ?

Lampiran 2 : Siswa memahami buku siswa, dan menggambarkan tentang Bangun Datar
Belah ketupat
Belah ketupat dapat diperoleh dari segitiga sama kaki dan bayangannya diperoleh dari
pencerminan terhadap asalnya. Berikut ini disajikan belah ketupat yang diperoleh dari
segitiga tumpul sama kaki, segitiga lancip sama kaki, dan segitiga siku – siku sama kaki dan
bayangannya oleh pencerminan dengan alas masing –masing sebagai cermin.

Pada gambar di atas ditunjukkan belah ketupat ACBC’ yang diperoleh dari ∆ABC sama
kaki dan ∆ABC’. Segitiga ABC merupakan bayangan ABC karena pencerminan terhadap
alas AB.

Lampiran 3: Instrumen Penilaian Sikap Spiritual


Lembar Observasi
Kelas : VII
Semester : Satu
Tahun Pelajaran : 2014 / 2015
Butir Nilai : Menghargai dan menghayati ajaran agam yang dianutnya.
Indikator sikap :
1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2. Bersemangant dalam mengikuti pembelajaran matematika
3. Serius dalam mengikuti pembelajaran matematika
Petunjuk Pengisian :

17
Berilah angka 1 s.d. 4 pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatan dengan
ketentuan sebagai berikut :
1 = jika TIDAK PERNAH melakukan perilaku yang diamati
2 = jika KADANG-KADANG melakukan perilaku yang diamati
3 = jika SERING melakukan perilaku yang diamati
4 =jika SELALU melakukan perilaku yang diamati
Lembar Observasi
Jumlah Skor Skor Tuntas/
No Nama Skor Indikator Sikap
yang Akhir Tidak
Spiritual ( 1-4 ) diperoleh Tuntas
1 2 3
1 Ani
2 Budi
3
4
...
32
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir rata rata menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Aturan pengisian kolom Sebutan Ahir
Sangat Baik (SB) : apabila memperoleh skor :3,33 < skor ≤ 4,00
Baik (B) : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup (C) : apabila memperoleh skor :1,33 < skor≤ 2,33
Kurang (K) : apabila memperoleh skor:skor ≤ 1,33

Lampiran 4 : Instrumen Penilaian Sikap Sosial


Lembar Observasi
Kelas : VII
Semester : Satu
Tahun Pelajaran : 2014 / 2015
Butir Nilai : Menghargai dan menghayati ajaran agam yang dianutnya.
Indikator sikap :
1. Melaksanakan tugas individu dengan baik
2. Mengerjakan tugas sesuai prosedur
3. Berani berpendapat . bertanya dan menjawab pertanyaan
4. Berani presentasi di depan kelas

Petunjuk Pengisian :

18
Berilah angka 1 s.d. 4 pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatan dengan
ketentuan sebagai berikut :
5 = jika TIDAK PERNAH melakukan perilaku yang diamati
6 = jika KADANG-KADANG melakukan perilaku yang diamati
7 = jika SERING melakukan perilaku yang diamati
8 =jika SELALU melakukan perilaku yang diamati
Lembar Obsevasi
Jumlah Skor Skor Tuntas/
No Nama Skor Indikator Sikap Sosial ( 1-4 )
yang diperoleh Akhir Tidak
1 2 3 4 Tuntas
1 Ani
2 Budi
3
4
...
32

Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir rata rata menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Aturan pengisian kolom Sebutan Ahir
Sangat Baik (SB) : apabila memperoleh skor :3,33 < skor ≤ 4,00
Baik (B) : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup (C) : apabila memperoleh skor :1,33 < skor≤ 2,33
Kurang (K) : apabila memperoleh skor:skor ≤ 1,33

Lampiran 5 : Penilaian Aspek Pengetahuan


Instrumen Penilaian Pengetahuan
1. Misalnya belah ketupat yang kita amati adalah belah ketupat ABCD seperti
ditunjukkan pada gambar di bawah ini, maka sebutkanlah sifat – sifat dari bangun
belah ketupat tersebut !

a. Semua sisi sama panjang dan sepasang – sepasang sejajar


19
AB = BC = CD = AD, AB // CD, dan BC // AD.
b. Diagonal – diagonalnya Merupakan Sumbu Simetri
Diagonal – diagonal AC dan BC adalah masing – masing merupakan sumbu
simetri sehingga diagonal – diagonal ini membagi dua sama belah ketupat
ABCD.
c. Sudut yang Berhadapan Sama Besar dan terbagi Dua Sama Besar oleh
diagonal
∠DAB = ∠DCB = ∠ADC = ∠ABC = ∠ADB = ∠ABD = ∠CDB = ∠CBD =
dan ∠DAC = ∠DCA = ∠BAC = ∠BCA
d. Kedua Diagonal Saling Membagi Dua Sama Panjang dan Saling Tegak
Lurus.
Diagonal AC membagi dua diagonal BD sama panjang sehingga DO = OB,
demikian pula diagonal BD membagi diagonal AC sama panjang sehingga OA
= OC. Diagonal AC tegak lurus diagonal BD dan AC ⊥ BD.

Berdasarkan sifat – sifat tadi dapat didefinisikan tentang belah ketupat sebagai
berikut:
“belah ketupat adalah segi empat yang kedua pasang sisi berhadapannya
sejajar dan sam panjang, serta kedua diagonalnya saling membagi dua sama
panjang dan tegak lurus”.
2. Diketahui sebuah belah ketupat ABCD. Panjang diagonal – diagonalnya adalah 32 cm
dan 24 cm. Hitunglah luas dan keliling belah ketupat itu!
Diagonal AC = 32 cm dan diagonal BD = 24 cm. Diagonal Ac dab BD berpotongan di
O, sehingga:
AO = AC = ½ x 32 cm = 16 cm
DO = BO = ½ x 24 cm = 12 cm
Menurut Teorema Phytagoras:
AB2 = AO2 +BO2
⟺AB2 = 162 +122
⟺AB2 = 256 + 144
⟺AB2 = 400
⟺AB = √400
⟺ AB = 20cm
BC = CD = AD = AB = 20 cm
Jadi keliling belah ketupat ABCD = AB + BC + CD + AD
= 20 cm + 20 cm + 20 cm + 20 cm
= 80 cm
Luas belah ketupat ABCD = ½ x AC x BD
= ½ x 32 x 24
=384 cm2

Rubrik penilaian

20
No soal Aspek Penilaian Rubrik Penilaian Skor

1 a. Pemahaman Dihubungkan dengan konsep perbandingan 6

terhadap konsep dan skala

perbandinagn dan Dihubungkan dengan konsep 4

skala perbandingan dan skalanamun belum benar

Sama sekali tidak dihubungkan dengan 1

konsep Perbandingan dan skala

Tidak ada respon/jawaban 0

b. Kebenaran jawaban Jawaban benar 7

akhir soal Jawaban hampir benar 4

Jawaban salah 2

Tidak ada respon/jawaban 1

c. Proses perhitungan Seluruhnya benar 7

Sebagian besar benar 4

Sebagian kecil saja yang benar 2

Sama sekali salah 1

Tidak ada respon/jawaban 0

Skor maksimal = 20

Skor minimal = 1

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉


Nilai Akhir = X 100
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

Pamekasan, 16Maret 2015


Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Matematika

21
Kepala Sekolah

22

Anda mungkin juga menyukai