Disusun Oleh :
APRIL 2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kreativitas Pendidik dalam
Mengembangkan Kurikulum Formal dan Pesantren di Kelas” ini. Tanpa pertolongan-Nya
mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam
semoga tetap terlimpah kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Ilmu Pendidikan Islam” dan juga
sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bisa bermanfaat.
Sehubungan dengan selesainya penulisan makalah ini, maka penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Maftukin, M.Ag., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung.
2. Ibu Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.
3. Ibu Dr. Eny Setiyawati, S.Pd., M.M., selaku Ketua Jurusan Tadris Biologi.
4. Dr. Hj. Retno Indayati, M.Si.., selaku Dosen Pengampu Matakuliah Ilmu Pendidikan
Islam
5. Semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya penyusunan makalah ini.
Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT. dan tercatat sebagai
amal shalih. Akhirnya, karya ini penulis suguhkan kepada segenap pembaca dengan harapan
adanya kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Semoga dapat
bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A.Kesimpulan ....................................................................................................... 26
B.Saran .................................................................................................................. 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu pelu disadari bahwasanya kehidupan ini memiliki
kandungan pendidikan yang ternyata lebih ditentukan oleh ilmu pengetahuan. Dalam
proses melewati dunia ini perlu diketahui dalam segala macam aktivitas. Dalam
seluruh aktivitas untuk mencapai tujuan pendidikan itulah terjadi suatu perkembangan
untuk bisa mencapai dunia keilmuan. Tidak asing lagi dalam pendidikan kita akan
mengenal terkait kurikulum.
Kurikulum merupakan alat yang sangat penting dalam keberhasilan suatu
pendidikan, tanpa adanya kurikulum yang baik dan tepat maka akan sulit dalam
mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang telah dicita-citakan oleh suatu lembaga
pendidikan, baik formal, informal maupun non formal. Karena segala sesuatu harus
ada manajemennya bila ingin menghasilkan sesuatu yang baik, sesuai dengan yang
diharapakan. Kurikulum dan pendidikan adalah dua hal yang saling terkait dan tak
dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
Sistem pendidikan modern tak mungkin berjalan baik tanpa melibatkan
keikutsertaan kurikulum. Tak mungkin pula ada kegiatan pendidikan tanpa
kurikulum. Dalam kurikulum itulah tersimpul segala sesuatu yang harus dijadikan
pedoman bagi pelaksanaan pendidikan. Pemikiran tentang adanya kurikulum adalah
sesuai dengan adanya sistem pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, kaitannya
dengan dunia pendidikan pengembangan dan pembenahan kurikulum harus senantiasa
dilakukan secara berkesinambungan.
Apabila hal ini dikaitkan dengan pesantren sebagai lembaga pendidikan bahwa
konsep kurikulum yang digunakan dalam pondok pesantren tidak hanya mengacu
pada pengertian kurikulum sebagai materi semata, melainkan jauh lebih luas dari itu,
yakni menyangkut keseluruhan pengalaman belajar santri yang masih berada dalam
lingkup koordinasi pondok pesantren. Termasuk didalamnya sistem pendidikan dan
pengajaran yang berlaku di pesantren, yang mana perlu diadakan suatu rekonstruksi
sesuai dengan tuntutan masyarakat dan jaman. Sehingga misi dan cita-cita pondok
pesantren dapat berperan dalam pembangunan masyarakat.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hubungan dalam Kurikulum?
2. Bagaimana Kompetensi dan Kewajiban Pendidik?
3. Bagaimana usaha pendidik dalam pengembangan kurikulum?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Hubungan dalam Kurikulum.
2. Untuk mengetahui Kompetensi dan Kewajiban Pendidik.
3. Untuk mengetahui usaha pendidik dalam pengembangan kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ahmad Muthohar, Ideologi Pendidikan Pesantren, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2007), hlm. 24
3
4
2
Junaidi dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Konsep dan Implementasinya di madrasah, (Yogyakarta:
Pilar Media, 2007), hlm. 23.
5
3
M. Zulmiadi, Strategi Pengembangan Kurikulum Pondok Pesantren, UIN Malang, hlm. 7
4
Zamachsary Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: LP3ES, 1985), hlm.
44
6
1. Pendidik islam yang profesional harus memiliki kompetensi yang lengkap, meliputi:
a. Penguasaan materi al-islam yang komperehensif serta wawasan dan bahan
pengayaan, terutama pada bidang yang menjadi tugasnya.
b. Penguasaan strategi (memcakup pendekatan metode dan teknik) pendidikan
islam, terutama kemampuan evaluasinya.
c. Penguasaan ilmu dan wawasan kependidikan.
d. Memahami prinsip-prinsip dalam menafsirkan hasil penelitian pendidikan, guna
keperluan pengembangan pendidikan islam dimasa depan.
e. Memiliki kepekaan terhadap informasi secara langsung atau tidak langsung yang
mendukung kepentingan tugasnya.
Keberhasilan pendidik yakni “pendidik akan berhasil menjalankan tugasnya
apabila mempunyai kompetensi personal-religius, sosial-religius dan peofesional-
religius. Kata religius selalu dikaitkan dengan tiap-tiap kompetensi, karena
menunjukkan adanya komitmen pendidik dengan ajaran islam sebagai kriteria utama,
sehingga segala masalah pendidikan dihadapi, dipertimbangkan dan dipecahkan. Serta
ditempatkan pada perspektif islam.
a. Kompetensi personal-religius
Kemampuan dasar yang menyangkut kepribadian agamis, artinya pada
dirinya melekat nilai-nilai lebih yang hendak ditransinternalisasikan
9
Dalam versi yang berbeda, kompetensi pendidik dapat dijabarkan dalam beberapa
komperetensi sebagai berikut:
a. Mengetahui hal-hal yang perlu diajarkan, sehingga ia harus belajar dan
mencari informasi tentang materi yang diajarkan.
b. Menguasai keseluruhan materi yang akan disampaikan pada peserta didiknya.
c. Mempunyai kemampuan menganalisis materi yang diajarkan dan
menghubungkannya dengan komponen lain.
d. Mengamalkan terlebih dahulu informasi yang telah didapat sebelum disajikan
kepada peserta didik. (QS. Ash-Shaf : 2-3).
e. Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan yang segang dan sudah
dilaksanakan. (QS. Al-baqarah :31)
f. Memberi hafiah (tabsyir/reward) dan hukuman (tandzir/punishment) sesuai
dengan usaha dan upaya yang dicapai peserta didik dalam rangka memberikan
persuasi dan motivasi dalan proses belajar. (QS.Al-Baqarah : 119)
Di Indonesia, masalah kompetensi pendidikan terutama guru selalu dikembangkan.
Dalam kebijakan terakhir yaiti peraturan pemerintah no. 74/2008 tentang guru, bab II,
pasal 2 ditegaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Kebutuhan pendidik terkait pengembangan kurikulum formal dan pesantren
10
5
Siswanto,Pendidikan Islam dalam Dialektika Perubahan(Yogyakarta: SUKA-Press, 2012), hlm.55
11
untuk selalu on the right track, pada jalan yang benar, tidak menyimpang dan
berbelok, sesuai dengan ajaran agama yang suci, adat istiadat yang baik dan aturan
pemerintah.
Implementasi pendidikan karakter dalam islam, tersimpul dalam karakter
pribadi rasulullah SAW. dalam pribadi rasul, tersemai nilai-nilai akhlak yang mulia
dan agung.Dalam surah al-Qalam ayat 4 dijelaskan:
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Sesungguhnya rasulullah adalah contoh serta teladan bagi umat manusia yang
mengajarkan serta menanamkan nilai-nilai karakter yang mulia kepada umatnya.
Sebaik-baik manusia adalah yang baik karakter dan budi pekertinya dan manusia yang
sempurna adalah yang memiliki akhlakul karimah, karena ia merupakan cerminan
iman yang sempurna.
berbelok, sesuai dengan ajaran agama yang suci, adat istiadat yang baik dan aturan
pemerintah.
6
Sukmadinata,Pengembangan kurikulum Teori dan Praktek,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2006),hlm.133
13
tujuannya, hal tersebut terkait erat dengan hambatan-hambatan yang terjadi pada
kurikulum itu sendiri, hal itu dapat dilihat dari :
a. Ketidaksinambungan dan ke tidak sinergian antara pendidik yang ada di
lapangan dengan pendidik yang memberikan kebijakan di atasnya.
b. Keterbatasan akan sarana dan prasarana.
c. Lemahnya pengawasan guru di lapangan yang menyebabkan tingkat
kedisiplinan cukup rendah.
d. Kualifikasi pendidikan guru yang tidak sesuai dengan bidangnya, yang
berujung pada tingkat profesionalisme guru dalam kegiatan pembelajaran
atau penyampaian materi pelajaran.
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi
dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan
pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai dan sikap. Implementasi kurikulum dapat
didefinisikan sebagai proses penerapan ide,konsep, dan kebijakan kurikulum
(kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik
menguasai perangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
a. Pengorganisasian kurikulum.
1) Kalender Pendidikan.
Penyusunan kalender pendidikan selama satu tahun pelajaran mengacu
pada efisiensi, efektifitas, dan hak-hak siswa. Kalender pendidikan untuk
setiap tahun pelajaran memuat hari efektif belajar antara 200 sampai
240hari.
2) Diversifikasi Kurikulum.
Dapat diperluas,diperdalam, dan disesuaikan dengan keberagaman
kondisi dan kebutuhan baik yang menyangkut kemampuan siswa ataupun
potensi lingkungan sekitarnya.
3) Penyusunan Silabus.
Penyusunan silabus mengacu pada perangkat yang komponennya disusun
oleh pusat kurikulum, badan penelitian, pengembangan Departemen
Pendidikan Nasional Sekolah yang mempunyai kemampuan mandiri
dapat membuat silabus yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya,
setelah mendapat persetujuan dari Dinas Pendidikan setempat.
4) Kegiatan Kulikuler dan Pendekatan Pembelajaran.
Kegiatan kulikuler efektif perminggu dimungkinkan untuk dilaksanaan 5
hari kerja sesuai kebutuhan sosial.
5) Kegiatan Ekstra Kulikuler.
Kegiatan yang diselenggarakan untukmemenuhi tuntutan penguasaan
bahan kajian dan pelajaran dengan alokasi waktu yang diatur setara
tersendiri berdasarkan pada kebutuhan.
6) Tenaga Guru.
Guru di sekolah dasar adalah guru kelas yang harus mempunyai
kualifikasi kompetensi mengajar multi mata pelajaran,tetapi jika
mempunyai tenaga guru yang cukup jumlahnya dapat melaksanakan pola
pembelajaran satu guru untuk satu atau dua mata pelajaran. Guru sekolah
menengah adalah guru mata pelajaran yang mempunyai kualifikasi
kompetensi mengajar mata pelajaran yang disertifikasi secara periodik.7
7) Sumber dan Sarana Pelajaran.
7
Prof. Dr.Oemar Hamalik, Managemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012),hlm.181
15
8
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum: Konsep Implementasi, Evaluasi, dan Inovasi, (Surabaya:
eLKAF, 2006), hlm.123-129
9
Baharudin, Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam, (Malang: UIN Maliki Press (Anggota IKAPI),
hlm.137
10
Prof. Dr. Mujamil Qomar, M. Ag, Pesantren, Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokrasi Institusi,
(Jakarta:Erlangga, 2002), hlm. 109-110
18
11
Dr. Hj. Binti Maunah, M. Pd.I, Tradisi Intelektual Santri, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 53-55
19
12
Prof. H. Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), hlm.227
20
pendidikan tradisional yang dilakukan oleh pesantren dan system modern hasil
akulturasi.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat bagi pembaca,
khususnya kepada teman-teman mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah ilmu
pendidikan islam. Adapun mengingat keterbatasan kami sebagai penulis dan
penyusun makalah ini jika ada kekeliruan atau kesalahan dalam penyusunan maka
sebagai penulis kami meminta kritik dan saran dari pembaca.
26
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muzayyin. 2014. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara,
Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 1993. Sistem dan Prosedur Pengembangan Kurikulum. Bandung: Triganda
Karya
Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktek KTSP. Jakarta:
Kencana.
Suharto, Babun. 2011. Dari Pesantren Untuk Umat Reinventig Eksistensi Pesantren di Era
Globalisasi. Cet I. Surabaya: Imtiyaz.
27