internal :
genetik
proses sejak kehamilan
eksternal :
gizi,
penyakit,
kualitas pengasuh /keluarga, teman, sekolah
• Faktor intrinsikà Potensi genetik-heredo konstituinal
• BBLR
• Prematuritas
• Gawat janin
• Asfiksia
• Perdarahan intrakranial
• Kejang neonatal
• Hiperbilirubinemia
• Hipoglikemia
• Infeksi
• Kelainan kongenital
• Temperamen, dll
Faktor prenatal
• Gizià terutama trimester akhir
• Mekanis
• Infeksià TORCH
• Kelainan imunologi:
• Eritobaltosis fetalis
• Hiperbilirubinemia
• Kern icterus
• Psikologi Ibu
• Kekerasan fisik
• Kekerasan mental
Faktor perinatal
• Komplikasi persalinan
• Psikologis
• Endokrin
• Sosio-ekonomi
• Lingkungan pengasuhan
• Stimulasi
• Obat-obatan
Faktor di Lingkungan Mikro (Ibu)
Umur, Tinggi dan berat badan
Riwayat pernikahan, Kehamilan dan persalinan
Jumlah dan jarak kehamilan
Status gizi, Hb, penyakit, pengobatan
Pendidikan
Pengetahuan, sikap dan ketrampilan
Kebutuhan bio-psiko-sosial (Asah, asih, asuh)
Riwayat Penyakit keturunan, P. Menular
Merokok, alkohol, drug
Pekerjaan, penghasilan, dll
Faktor di Lingkungan Mini (keluarga & lingkungan)
Ayah
Umur
Status gizi
Tinggi dan berat badan, Kesehatan-Pengobatan
Pendidikan, Pengetahuan, sikap dan ketrampilan
Kebutuhan bio-psiko-sosial (Asah, asih, asuh)
Riwayat Penyakit keturunan, penyakit menular
Riwayat pernikahan
Merokok, alkohol, drug
Pekerjaan, penghasilan
Hubungan ayah-ibu-anak, dll
Faktor di Lingkungan Mini (keluarga & lingkungan)
Saudara
Saudara kandung/ tiri yang tinggal serumah
Jumlah, jarak umur
Kesehatan, status gizi, imunisasi, kelainan bawaan, gangguan
tumbuh kembang, penyimpangan perilaku
Pendidikan
Hubungan dengan orang tua
Faktor di Lingkungan Mini (keluarga & lingkungan) --> keluraga lain dirumah
5. IMUNISASI DASAR
A. Hepatitis B
Merupakan vaksin rekombinan (rekayasa genetik) dari sel ragi yang
menghasilkan antigen HBsAg.
Diberikan kepada bayi baru lahir (HB 0), umur 2, 3 dan 4 bulan bersama
DPT dan HIB.
Pemberian secara intra muscular di m. Vastus lateralis regio 1/3 medial,
dosis 0,5 ml.
KIPI : demam, nyeri, syok anafilaktik (jarang).
B. BCG
Singkatan dari Bacillus Calmette Guerin.
Komponen aktif berisi mycobacterium Bovis yang dilemahkan (attenuated).
Diberikan sebelum usia 3 bulan dosis 0,05 ml di regio m. Deltoid kanan secara
intracutan.
Penyajian harus dicampurkan antara antigen dan pelarutnya.
Sediaan bertahan 3 jam
setelah pelarutan.
Reaksi Vaksin :
1 bulan setelah injeksi timbul bintik eritem.
1 minggu kemudian berubah menjadi papula.
1 minggu kemudian menjadi pustula.
1 minggu kemudian pustula pecah.
1 minggu selanjutnya timbul sikatriks.
KIPI : jika timbul limfadenitis regional di aksila kanan, tidak perlu
diobati. Jika timbul abses mengganggu bisa dipungsi.
C. DPT
Komponen vaksin terdiri dari Difteri (toksin corynebacterium Diphterica
dilemahkan), Pertusis (Bordetella pertussis dimatikan), dan Tetanus (toksin
Clostridium tetany yang dilemahkan).
Pemberian secara intramuscular di regio m. Vastus lateralis 1/3 medial, dosis
0,5 ml.
KIPI : demam (sering), nyeri, abses steril (jarang).
Jadwal imunisasi
Imunisasi dasar : umur 2, 3 dan 4 bulan.
Ulangan umur 18-24 bulan (DPT), dan 6 tahun (DT), serta 12 tahun (TT
bagi wanita).
Kemasan vaksin DPT mulai tahun 2014 dijadikan satu bersama HIB dan
Hepatitis B.
Disebut sebagai vaksin pentavalen, dengan merk dagang Pentabio produk
Biofarma Bandung.
D. HiB
Komponen aktif berisi polisakarida dinding sel Haemophyllus Influenza B
yang dikonjugasikan dengan toksoid Tetanus untuk memperkuat respons imun.
Pemberian secara intramuscular di m. Vastus lateralis regio 1/3 medial dosis
0,5 ml.
Jadwal pemberian sesuai vaksin DPT, yaitu pada usia 2, 3 dan 4 bulan.
(Pentabio)
Tujuan : untuk mencegah penyakit meningitis akibat infeksi bakteri
Haemophyllus Influenza B.
KIPI : demam dan nyeri di tempat suntikan, akan tetapi kejadian jarang.
Jadwal HIB menurut IDI dan WHO diberikan pada umur 2, 4 dan 6 bulan dan
ulangan pada umur 15 bulan.
E. POLIO
Ada dua jenis vaksin polio:
1. Vaksin berisi virus poliomyelitis dimatikan (Salk), pemberian secara
injeksi intramuscular, dosis 0,5 ml.
2. Vaksin berisi virus poliomyelitis hidup tapi dilemahkan (Sabin),
pemberian secara per oral, dosis 2 tetes.
Jadwal pemberian : saat lahir (polio 0), selanjutnya bersamaan pemberian
vaksin DPT usia 2, 3, dan 4 bulan, serta ulangan pada usia 18-24 bulan.
KIPI polio oral : AFP (Acute Flaccide Paralysis), demam, mual, muntah dan
diare (jarang).
KIPI polio injeksi : demam dan nyeri pada tempat suntikan (jarang).
F. campak
Berisi virus morbili yang dilemahkan.
Cara pembuatan menggunakan media embryo ayam, sehingga berpotensi
reaksi alergi pada individu yang sesuai.
Cara pemberian secara injeksi subcutan, pada regio m. Vastus lateralis 1/3
medial.
Jadwal pemberian saat usia 9 bulan sampai 1 tahun.
KIPI
Demam yang terjadi 1 minggu setelah vaksinasi, nyeri pada tempat suntikan,
syok anafilaktik.
Imunisasi ulangan dilaksanakan pada usia 6 tahun di sekolah dasar.
Tahun 2015 dilakukan sweeping pada usia 3 tahun oleh karena didapatkan
kekebalan tidak mencapai 100 persen.
rambut, kelainan
f. Kelainan kulit
berupa bercak kulit, sedangkan
merah muda yang
meluas dan berubah kelainan biokimiawi
menjadi coklat
kehitaman dan terlihat pula (Depkes
terkelupas
RI, 2000).
- Posisikan pasien
- Pelihara jalan nafas
- Beri O2
- Selanjutnya sesuai bagan tatalaksana kejang (di lampirkan terpisah)
13. rehidrasi pada dehidrasi
MMN
15. DD sesak nafas dengan Demam (PPM IDAI, Lect dr. Dhian, catatan koas):
Bronkiolitis Bronkopneumonia
Anamnesis Usia < 2tahun Sesak
Sesak Batuk
Batuk Demam perlahan
pilek Dapat terjadi pada usia > 2
Demam mendadak tahun
Status gizi baik Status gizi kurang
Pemeriksaan Retraksi dinding dada Retraksi dinding dada
Fisik Wheezing ekspiratoir Vocal fremitus meningkat,
Distress respirasi hari ke 1 atau 2 setelah ketinggalan gerak +
timbul rhinitis dan batuk Perkusi sonor atau redup
Paru : suara nafas menurun, eksperium RBH +
diperpanjang, RBH, Wheezing, hiperinflasi
dinding dada
Pemeriksaan Ro : tampak air trapping/thoraks Ro : tampak infiltrat
Penunjang emfisematous, penambahan corakan
bronkovaskuler
Lab : tidak khas
Terapi Pengobatan penunjang Terapi tergantung derajat
O2, cairan parental mencegah pneumonia, untuk pneumonia
dehidrasi tidak berat bisa pakai
Posisi miring 30º 40º, kepala dan amoxicillin (3040
dada sedikit tinggi mg/Kg/day) in 23 divided
Mengatasi asidosis, gangguan doses for 35 days.
keseimbangan elektrolit Untuk terapi di RS biasanya :
Antibiotik, bila terdapat pnemonia O2
bakteri sekunder IVFD
Kortikosteroid tidak bermanfaat Injeksi ampicillin
Ventilasi gagal napas 100 mg/KgBB/hari
(tiap 6 jam)
Injeksi gentamicin
46 mg/KgBB/hari
(2 dosis)
*injeksi antibiotic
tsb selama 7-10
hari,sambil
dievaluasi 48-72
jam pertama, bila
tidak ada
perbaikan ganti ke
sefalosporin
generasi ke 3
(ceftriaxon,
cefotaxim).
17. kriteria dx SN
Suatu sindrom klinik dengan gejala
◦ proteinuria masif > 50 mg/kg BW/day or >40mg/m2LPB
◦ Hipoalbuminemia <2.5 g/dL
◦ Edema
◦ Dapat disertai hiperkolesterolemia > 200mg/dL