TINJAUAN PUSTAKA
1. Kejadian Scabies
berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau bersifat
mikroskopis. Penyakit skabies sering disebut kutu badan. Penyakit ini juga
baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah dipergunakan
Skabies menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit seperti disela-sela jari,
buruk, kurang gizi dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat
sinar matahari secara langsung. Penyakit kulit scabies menular dengan cepat
harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang dan
serta remaja (Sungkar, 1995). Suatu survei yang dilakukan pada tahun 1983
di mana semua anak-anak dari penduduk asli desa tersebut mengidap skabies.
Behl ada tahun 1985 menyatakan bahwa prevalensi skabies pada anak-anak
terdapat pada kelompok umur 10-19 tahun (45%) sedangkan di Sao Paolo,
Brazil insiden tertinggi terdapat pada anak dibawah umur 9 tahun. Di India,
Gulati melaporkan prevalensi tertinggi pada anak usia 5-14 tahun. Hal
lingkungan yang padat dengan jumlah penghuni tiap rumah 13 orang atau
lebih. Pada survei pertama didapatkan prevalensi skabies sebesar 28% pada
suatu kelompok dan pada kelompok yang lain 42%. Dua tahun kemudian
dilakukan survei pada pulau Van lebih besar yang berpenduduk 2.000 orang.
Pada tahun 1986 survei di Indian lainnya berpenduduk 756 orang didapatkan
pada bayi yang kurang dari 1 tahun adalah 84% (Orkin, 1997)
Penyakit ini dapat mengenai semua ras dan golongan di seluruh dunia.
Penyakit skabies banyak dijumpai pada anak dan orang dewasa muda,
insidennya sama terjadi pada pria dan wanita. Insiden skabies di negara
berkembang menunjukkan siklus fluktuasi yang sampai saat ini belum dapat
dijelaskan. Interval antara akhir dari suatu endemik dan permulaan epidemik
dan Kelamin FKUI/RSCM pada tahun 1988, dijumpai 734 kasus skabies
yang merupakan 5,77% dari seluruh kasus baru. Pada tahun 1989 dan 1990
1.3. Etiologi
berwarna putih, kotor, dan tidak bermata. Ukurannya yang betina berkisar
antara 330 – 450 mikron x 250 – 350 mikron, sedangkan yang jantan lebih
mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat alat untuk
melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut,
sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut
yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat
hidup dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang
sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50 . Bentuk betina yang telah dibuahi
ini dapat hidup sebulan lamanya. Telurnya akan menetas, biasanya dalam
waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini
dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2 -3 hari
larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina,
dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai
larva berubah menjadi nimfa yang akan menjadi parasit dewasa. Tungau
betina akan mati setelah meninggalkan telur, sedangkan tungau jantan mati
lebih kurang 7 – 14 hari. Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan
lembab, contohnya lipatan kulit pada orang dewasa. Pada bayi, karena
seluruh kulitnya masih tipis, maka seluruh badan dapat terserang (Andrianto
1.4. Patogenesis.
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi
juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau
sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-
kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai
garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder. Kelainan
kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau (Handoko,
2001).
kontak tak langsung. Yang paling sering adalah kontak langsung yang saling
bersentuhan atau dapat pula melalui alat-alat seperti tempat tidur, handuk,
dan pakaian. Bahkan penyakit ini dapat pula ditularkan melalui hubungan
disatu tempat yang relative sempit. Apabila tingkat kesadaran yang dimiliki
program kesehatan yang masih sering kita jumpai, akan menambah panjang
insidensi, sebagai akibat kontak langsung maupun tak langsung seperti tidur
karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab
dan panas.
rata panjang satu cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau
jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar, lipat ketiak bagian
(pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak
e. Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah, iritasi dan rasa gatal
(Mawali, 2000).
manusia adalah sebagai berikut :(a). Skabies pada orang bersih yang
salah didiagnosis karena kutu biasanya hilang akibat mandi secara teratur.
(b). Skabies pada bayi dan anak lesi skabies yang mengenai seluruh tubuh,
termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering
ditemukan. Pada bayi, lesi terdapat di muka. (c). Skabies yang ditularkan
rasa gatal kurang, tidak timbul terowongan, lesi terutama terdapat pada
hipersensitivitas.
Tempat yang sering dikenai adalah genitalia pria, lipatan paha, dan
aksila. Lesi ini dapat menetap beberapa minggu hingga beberapa bulan,
bahkan hingga satu tahun walaupun telah mendapat pengobatan anti skabies.
pengobatan dengan steroid topikal yang lama dapat pula menyebabkan lesi
bertambah hebat. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena penurunan respons
penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal di tempat tidur
ini mudah menular karena populasi sarcoptes scabiei sangat tinggi dan gatal
penyakitnya ke orang banyak. Sering terdapat pada orang tua dan orang yang
urtika, dan lain-lain. Garukan tangan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta,
dan infeksi sekunder. Di daerah tropis, hampir setiap kasus scabies terinfeksi
2000).
millimeter sampai 1 cm, dan pada ujungnya tampak vesikula, papula, atau
pustula. (2). Tempat predileksi yang khas adalah sela jari, pergelangan tangan
bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mame
(4). Adanya gatal hebat pada malam hari. Bila lebih dari satu anggota
keluarga menderita gatal, harus dicurigai adanya scabies. Gatal pada malam
hari disebabkan oleh temperatur tubuh menjadi lebih tinggi sehingga aktivitas
daerah yang berwarna kemerahan dan terasa gatal. Kerokan yang dilakukan
Cara lain adalah dengan meneteskan minyak immesi pada lesi, dan epidermis
mempunyai daya miticid baik dari zat kimia organic maupun non organic
pada bagian kulit yang terasa gatal dan kemerahan dan didiamkan selama 10
sabun sulfur tidak boleh berlebihan karena membuat kulit menjadi kering.
terserang skabies agar tidak tertular kembali penyakit skabies (Sadana, 2007).
pori-pori kulit, sehingga bahan aktif yang terkandung dalam tanaman permot
adalah asam hidrosianat dan alkaloid (Ken, 1992 & Wijayakusuma, 1995).
1.10. Prognosis.
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adapun yang termasuk
faktor internal adalah kebersihan diri, perilaku, dan yang termasuk faktor
a. Kebersihan Kulit
fisik yang sering dialami seseorang tidak terjaga dengan baik adalah
sentuhan, rasa sakit, maupun pengaruh buruk dari luar. Kulit berfungsi
kulit dapat disebabkan oleh jamur, virus, kuman, parasit hewani dan
lain-lain. Salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit adalah
kebersihan kulit. Mandi yang baik adalah : 1). Satu sampai dua kali
sehari, khususnya di daerah tropis. 2). Bagi yang terlibat dalam kegiatan
dengan baik karena pada kondisi tidak bersih, sekresi normal dari anus
dan genitalia akan menyebabkan iritasi dan infeksi. 5). Bersihkan badan
dengan air setelah memakai sabun dan handuk yang sama dengan orang
penyebaran penyakit ke wilayah tubuh yang lain. Oleh karena itu, butuh
perhatian ekstra untuk kebersihan tangan dan kuku sebelum dan sesudah
harus meliputi area antara jari tangan, kuku dan punggung tangan. 2).
dan diganti setiap hari. 3). Jangan menggaruk atau menyentuh bagian
4). Pelihara kuku agar tetap pendek, jangan memotong kuku terlalu
c. Kebersihan Kaki
Para santri selalu memakai sepatu setiap hari. Sehingga kaki akan
selalu berada pada tempat tempat yang tertutup. Para santri dianjurkan
kaki yang kering agar terhindar dari penyakit kulit skabies, karena
d. Kebersihan Genitalia
merupakan tempat yang lembab dan kurang sinar matahari. Salah satu
orang tua mengajarkan anak cebok secara benar. Seperti penjelasan, bila
alat genital. Jadi hal tersebut, harus diberikan ilmunya sejak dini.
gizi juga merupakan hal yang penting untuk tumbuh kembang anak. Bila
alat reproduksi lembab dan basah, maka keasaman akan meningkat dan
2.2. Perilaku
menerapkan kebiasaan yang baik, bersih dan sehat secara berhasil guna dan
kurang bersih dan saling bertukar-tukar pakaian dengan teman satu kamar.
Hal itulah yang tidak diperhatikan serius oleh pimpinan pondok pesantren
dan santri itu sendiri. Para santri dapat menghindari penyakit skabies dengan
pakaian yang belum kering atau lembab. Biasakan mencuci sedikit tapi
2.3. Lingkungan
yang kotor, lingkungan yang lembab, dan sanitasi buruk (Badri, 2008).
matahari, dan saling bertukar pakai benda pribadi, seperti sisir dan handuk
(Depkes, 2007)
2.4. Budaya
tempat disela-sela tubuh karena tidak dibersihkan. Padahal jika rajin mandi
yang sakit maka dapat dibersihkan dengan cara mengelap bagian tubuh
dihinggapi skabies.
Kebersihan diri memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
orangtua untuk para santri selama diasrama tiap bulannya. Dan banyak para
santri yang saling tukar alat mandi sampai kiriman tiba. Sebagian dari santri
menggunakan sabun atau sampo. Apabila saat mandi kurang bersih maka