Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH KONSERVATISME CONDITIONAL DAN UNCONDITIONAL

TERHADAP KUALITAS LABA


(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2015)

Ratna Dewi Sari


Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang
Email: rdewisari94@gmail.com

Abstract
The purpose of t hi s research i s to examine the impact of conditional and
unconditional conservatism on earnings quality of manufacturing companies listed
in Indonesia Stock Exchange during the period 2011-2015. The research follows the
research model of Basu (1997) with further extension to measure the effect of
conditional and unconditional conservatism on earnings quality, which include a
variable of cash flow from operation to net income (CFO/NI) as a proxy of earnings
quality and market to book ratio (MTB) to measure the unconditional conservatism.
The samples are by using a purposive sampling method, 81 companies were selected.
Data was analyzed in a multiple regression model. The result suggest that (i)
conditional conservatism negatively affect earnings quality, and (ii) unconditional
conservatism does not affect earnings quality.
Keyword : Conservatism, Conditional conservatism, Unconditional conservatism,
Earning quality, Basu conservatism model

PENDAHULUAN Mengingat pentingnya informasi


Laporan laba rugi merupakan salah laba yang terkandung dalam laporan
satu bagian yang penting di dalam keuangan perusahaan, menyebabkan
laporan keuangan perusahaan, karena para manajer berusaha dengan segala
mengandung informasi tentang kinerja cara untuk menyusun laporan keuangan
perusahaan dalam satu periode tertentu. sesempurna mungkin di mata pihak
Laba yang ditunjukkan dalam laporan internal maupun pihak eksternal
laba rugi merupakan salah satu faktor perusahaan. Hal ini yang menyebabkan
pertimbangan investor untuk adanya tindakan manajemen
berinvestasi ke dalam suatu perusahaan. perusahaan untuk melaporkan laba
Karena pada umumnya investor menilai yang tidak menggambarkan kondisi
jika laba yang dihasilkan suatu perusahaan yang sebenarnya. Jika hal
perusahaan itu tinggi, maka perusahaan ini terjadi maka akan mengakibatkan
tersebut mempunyai nilai yang baik. rendahnya kualitas laba. Rendahnya
Bagi investor, laba berarti peningkatan kualitas laba akan membuat kesalahan
nilai ekonomis (wealth) yang akan pengambilan keputusan bagi para
diterima melalui pembagian dividen. pemakainya seperti investor dan
kreditor. Laba yang tidak menunjukkan
1
informasi yang sebenarnya tentang relevan. Konservatisme mempengaruhi
kinerja manajemen dapat menyesatkan kualitas angka-angka yang dilaporkan
pihak pengguna laporan keuangan. di neraca maupun dalam laporan laba
Laba dapat dikatakan berkualitas tinggi rugi.
jika laba yang dilaporkan tersebut dapat Pengakuan konservatisme didasarkan
digunakan oleh pengguna laporan pada asumsi bahwa perusahaan
keuangan untuk membuat keputusan dihadapkan pada ketidakpastian kondisi
yang terbaik. ekonomi di masa depan, sehingga
Kualitas laba sebagai suatu ukuran perusahaan perlu sikap kehati-hatian
untuk melihat apakah laba yang dalam menggunakan pengukuran dan
dilaporkan di laporan keuangan dapat pengakuan hasil dari laporan keuangan
merefleksikan kinerja perusahaan yang perusahaan. Praktik konservatif akan
sebenarnya (Dechow dan Schrand : membebankan biaya dan mengakui rugi
2004). Laba yang dilaporkan dapat pada periode terjadinya, namun
memberikan respon yang bervariasi, mengakui pendapatan dan keuntungan
yang menunjukkan adanya reaksi pasar apabila benar-benar telah terealisasi.
terhadap informasi laba. Reaksi yang Di kalangan para peneliti,
diberikan tergantung dari kualitas laba penggunaan konservatisme akuntansi
yang dihasilkan oleh perusahaan. Laba masih dianggap sebagai prinsip yang
yang berkualitas adalah laba yang kontroversial. Konservatisme
mencerminkan kelanjutan laba di masa bermanfaat untuk menghindari perilaku
depan, yang ditentukan oleh komponen oportunistik manajer yang berkaitan
akrual dan aliran kas dan dapat dengan kontrak-kontrak dimana
mencerminkan kinerja keuangan yang menggunakan laporan keuangan
sesungguhnya (Penman, 2001; dalam sebagai media kontrak (Watts, 2003a).
Wijayanti, 2006). Namun konservatisme juga dianggap
Berkualitasnya laba yang sebagai kendala yang akan
dilaporkan oleh suatu perusahaan mempengaruhi kualitas laporan
dipengaruhi oleh kebijakan serta prinsip keuangan. Penman dan Zhang (1999)
akuntansi yang digunakan oleh menemukan kualitas laba yang rendah
perusahaan tersebut. Salah satu pada perusahaan yang konservatif serta
kebijakan akuntansi yang digunakan memiliki pertumbuhan investasi yang
perusahaan yang dapat mempengaruhi berfluktuasi. Hal ini didukung oleh
kualitas laba yang dilaporkan adalah penelitian Mashayekhi et al (2009)
penggunaan konservatisme akuntansi yang mengatakan perlakuan
pada perusahaan. Penman dan Zhang konservatisme cenderung membuat
(1999; 2000), Basu (1997), Feltham laba berfluktuatif dan tidak persisten.
dan Ohlson (1995) memperkirakan Berbeda dengan hasil penelitian
bahwa konservatisme menghasilkan Mayangsari dan Wilopo (2002) dalam
kualitas laba yang rendah, dan kurang Fala (2007) yang membuktikan bahwa

2
laba dan aktiva yang dihitung dengan Conditional konservatisme adalah
akuntansi konservatif dapat konservatisme yang berdasarkan
meningkatkan kualitas laba sehingga kondisi pasar, terkait dengan earnings
dapat digunakan untuk menilai dan bergantung pada berita (news
perusahaan. dependent), maksudnya adalah bahwa
Penulis tertarik melakukan konservatisme bentuk ini merupakan
penelitian mengenai pengaruh reaksi atau tanggapan dari perusahaan
perlakuan konservatisme terhadap yang melakukan verifikasi yang
kualitas laba. Pentingnya penelitian ini berbeda sebagai penyerapan informasi
dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang terdapat dalam lingkungan bisnis
yang ada di Indonesia adalah untuk (Savitri, 2016:36). Unconditional
membuktikan apakah penggunaan konservatisme berarti konservatisme
konservatisme mempengaruhi kualitas yang berdasarkan akuntansi, terkait
laba yang dilaporkan perusahaan. dengan neraca, dan tidak terkait atau
Penelitian mengenai pengaruh bergantung pada terdapatnya berita
konservatisme terhadap kualitas laba (baik atau buruk), artinya
telah banyak dilakukan terhadap konservatisme jenis ini independen dari
perusahaan-perusahaan di Indonesia, adanya berita baik atau berita buruk di
namun pada penelitian ini penulis lingkungan bisnis perusahaan (Savitri,
melihat pengaruh konservatisme 2016:36).
terhadap kualitas laba dengan Penelitian Ismail dan Elbolok
mengklasifikasikan konservatisme (2011) menemukan konservatisme
berdasarkan jenisnya menjadi conditional berpengaruh negatif
konservatisme conditional dan terhadap kualitas laba, sedangkan
konservatisme unconditional. konservatisme unconditional tidak
Penelitian ini mengacu pada berpengaruh terhadap kualitas laba.
penelitian Ismail et al (2011) yang Sama dengan penelitian tersebut
meneliti Do Conditional and Nazaripour dan Aghaei (2015) juga
Unconditional Conservatism Impact membuktikan bahwa konservatisme
Earnings Quality and Stock Prices in conditional berpengaruh negatif
Egypt?. Dalam penelitian ini penulis terhadap kualitas laba, sedangkan
menggunakan pengukuran konservatisme unconditional tidak
konservatisme dari model Basu (1997) berpengaruh terhadap kualitas laba.
yaitu dengan pendekatan reaksi pasar Namun pada penelitian Gregory D.
atas informasi yang diungkapkan Lyimo (2014) menemukan bahwa
perusahaan yang dikembangkan oleh konservatisme conditional tidak
Ismail et al (2011) dengan perluasan mempengaruhi kualitas laba.
lebih lanjut untuk mengukur dampak Berdasarkan uraian latar belakang
konservatisme conditional dan masalah diatas, maka judul penelitian
unconditional terhadap kualitas laba. ini adalah “Pengaruh Konservatisme

3
Conditional dan Unconditional yang disajikan dalam laporan keuangan
Terhadap Kualitas Laba” (studi yang sesuai dengan keinginan dan
empiris pada perusahaan manufaktur tujuannya.
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2011-2015). Kualitas laba
Menurut Amilin (2008) kualitas
TINJAUAN PUSTAKA laba dapat ditentukan dengan mengacu
Agency Theory pada “ nilai yang menunjukkan
Menurut Scott (2015: 358) teori seberapa besar laba tersebut dapat
keagenan merupakan cabang dari game menghasilkan uang kas”. Sedangkan
theory yang mempelajari skema dari Penman dan Cohen (2003) dalam
kontrak untuk memotivasi agen yang Wibowo (2009) mengatakan bahwa
rasional untuk bertindak sesuai laba memiliki kualitas yang baik jika
keinginan dari prinsipal. Hubungan laba tersebut menjadi indikator yang
keagenan ada ketika salah satu pihak baik untuk laba masa mendatang, atau
(prinsipal) menyewa pihak lain (agen) berhubungan secara kuat dengan arus
untuk melaksanakan jasa dan untuk kas operasi di masa mendatang/future
melaksanakan hal tersebut, prinsipal operating cash flow. Informasi
mendelegasikan wewenang kepada mengenai laba diperlukan untuk
agen untuk membuat keputusan. menilai perubahan potensi sumber daya
Namun, dalam praktiknya kadang kala ekonomin yang mungkin dapat
terjadi konflik yang disebabkan karena dikendalikan di masa depan,
masing-masing pihak memiliki menghasilkan arus kas dari sumber
kepentingan yang berbeda. Agen daya yang ada, dan untuk perumusan
seringkali bertindak hanya untuk pertimbangan tentang efektviitas
kepentingannya sendiri dan perusahaan dalam memanfaatkan
mengabaikan kepentingan principal. tambahan sumber daya. Oleh karenanya
Hal inilah yang menyebabkan informasi tentang laba merupakan
terjadinya konflik, konflik ini disebut informasi yang penting dalam laporan
dengan konflik keagenan. keuangan, sekaligus merupakan objek
Munculnya konflik disebabkan yang rentan akan praktik manajemen
karena adanya asimetri informasi atau laba (earning management), yang pada
adanya kesenjangan informasi antara akhirnya akan berdampak pada kualitas
agen dengan prinsipal, dimana agen dari laba yang dilaporkan.
selaku pihak yang menyediakan Schipper dan Vincent (2003) dalam
informasi dan prinsipal serta Sutopo (2009) mengelompokkan
stakeholders sebagai pengguna konstruk kualitas laba dan
informasi. Dengan adanya asimetri pengukurannya berdasarkan cara
informasi tersebut maka manajer dapat menentukan kualitas yaitu berdasarkan:
mempengaruhi angka-angka akuntansi sifat runtut-waktu dari laba,

4
karakteristik kualitatif dalam rerangka awal daripada keuntungan yang belum
konseptual, hubungan laba-kas-akrual, direalisasikan.
dan keputusan implementasi. Francis et Dapat disimpulkan bahwa
al (2004) mengidentifikasi 7 konservatisme merupakan suatu sikap
pengukuran dari kualitas laba secara atau perilaku manajemen dalam
luas dipergunakan di dalam penelitian- menyikapi kondisi ketidakpastian.
penelitian akuntansi. Merekan Pihak manajemen akan melaporkan aset
diklasifikasikan berdasarkan atribut pada nilai terendah dan melaporkan
yang menempel pada masing-masing kewajiban pada nilai tertinggi, serta
pendekatan yaitu “accounting based” menunda pengakuan pendapatan dan
dan “market based”. Laba berdasarkan mempercepat pengakuan biaya.
“accounting based” adalah kualitas Implikasi dari konsep ini terhadap
akrual, persistensi, prediktabilitas, dan prinsip akuntansi mengakui biaya dan
smoothness. Sedangkan untuk “market rugi yang kemungkinan terjadi, tetapi
based” terdiri dari nilai relevansi, tidak segera mengakui pendapatan dan
ketepatan waktu dan konservatisme. laba yang akan datang walaupun besar
kemungkinan terjadinya.
Konservatisme
Menurut Kamus Bisnis Konservatisme Conditional dan
Konservatisme adalah konsep yang Konservatisme Unconditional
mengakui beban dan kewajiban Savitri (2016), menjelaskan
sesegera mungkin meskipun ada konservatisme umumnya dipahami
ketidakpastian tentang hasilnya, namun dalam 2 jenis konservatisme.
hanya mengakui pendapatan dan aset Pembedaan akan dua jenis
ketika sudah yakin akan diterima. konservatisme, yang pertama adalah
Berdasarkan prinsip konservatisme, jika konservatisme yang diidentifikasi
ada ketidakpastian tentang keuntungan, sebagai konservatisme ex ante
pihak manajemen tidak harus mencatat (unconditional) dan konservatisme ex
keuntungan. post (conditional) (Chan et al, 2009).
Basu (1997) melakukan penelitian Konservatisme ex ante atau
terkait isu yang sama dan unconditional adalah konservatisme
mendefenisikan konservatisme sebagai yang berdasarkan akuntansi, terkait
kecenderungan akuntan untuk dengan neraca, dan tidak terkait atau
memerlukan tingkat yang lebih tinggi bergantung pada terdapatnya berita
dari verifikasi pengakuan kabar baik (baik atau buruk). Artinya
dari berita buruk dalam laporan konservatisme jenis inibersifat
keuangan. Laba akan lebih cepat independen dari adanya berita baik atau
mencerminkan berita buruk daripada berita buruk dilingkungan bisnis
berita baik. Sebagai contoh, kerugian perusahaan. Konservatisme jenis ini
yang belum direalisasikan diakui lebih misalnya adalah karena tidak

5
melakukan pencatatan goodwill atau conservatism ini akan menghasilkan
melakukan pembebanan yang relatif slope koefisien laba terhadap return
cepat terhadap aktiitas R&D, sehingga yang lebih tinggi untuk perusahaan
akibatnya dapat terjadi nilai buku aset dengan return negatif (bad news)
yang understated. Konservatisme jenis dibandingkan perusahaan dengan
ini menghasilkan earnings yang lebih return positif. Efek dari konservatisme
persistent (konsisten dalam jangka conditional terhadap aliran earnings
panjang) karena konservatisme yang dapat kurang persistent (konsisten
dilakukan terkandung dalam kebijakan dalam jangka panjang) atau berfluktuasi
akuntansi yang dilakukan, dimana dan lebih sulit bagi investor untuk
perlakuan akuntansinya relatif mendeteksi konseratisme jenis ini
konsisten. (Handojo, 2012). Laba yang
Basu (1997) diakui dalam literatur berfluktuasi akan mengurangi daya
akuntansi mengenai konservatisme prediksi laba untuk memprediksi aliran
sebagai pencetus konsep konservatisme kas perusahaan pada masa yang akan
jenis lainnya yaitu yang bersifat datang (Suaryana, 2008).
conditional atau konservatisme ex post. Konservatisme conditional akan
Konservatisme jenis ini adalah membebankan biaya dan mengakui rugi
konservatisme yang berdasarkan pada periode terjadinya, sebaliknya
kondisi pasar, terkait dengan earnings akan mengakui pendapatan dan laba
dan bergantung pada berita (news jika benar-benar terealisasi, sehingga
dependent), maksudnya bahwa pada periode bersangkutan laba yang
konservatisme bentuk ini merupakan dihasilkan lebih rendah. Apabila
reaksi atau tanggapan dari perusahaan periode berikutnya tidak terjadi atau
melakukan verifikasi yang berbeda terjadi penurunan biaya, atau
sebagai penyerapan informasi yang pendapatan telah terealisasi maka laba
terdapat dalam lingkungan bisnis yang periode berikutnya akan dilaporkan
dapat mempengaruhi earnings lebih tinggi, sehingga laba yang
perusahaan berkaitan dengan informasi dilaporkan perusahaan cenderung lebih
berdampak pada terdapatnya gains dan berfluktuatif daripada perusahaan yang
losses ekonomi. menganut prinsip akuntansi yang lebih
optimis.
Pengembangan Hipotesis Dengan penggunaan konservatisme
Pengaruh Konservatisme Conditional conditional pada perusahaan akan
terhadap Kualitas Laba membuat laba cenderung berfluktuatif
Konservatisme conditional yang atau kurang persistent. Hal ini berarti
lebih tepat waktu dalam pengakuan semakin tinggi konservatisme
laba terhadap bad news daripada good conditional maka semakin rendah
news. Penggunaan dari konservatisme kualitas laba yang dilaporkan. Hal ini
conditional atau news dependent sejalan dengan penelitian Ismail dan

6
Elbolok (2011) yang menemukan Hipotesis
bahwa konservatisme conditional Berdasarkan teori dan latar
berpengaruh negatif terhadap kualitas belakang permasalahan yang telah
laba. dikemukakan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan hipotesis dalam penelitian
Pengaruh Konservatisme ini sebagai berikut:
Unconditional terhadap Kualitas H1 :Konservatisme conditional
Laba berpengaruh negatif terhadap
Konservatisme unconditional kualitas laba
merupakan konservatisme yang H2 :Konservatisme unconditional
independen dari adanya berita baik dan berpengaruh positif terhadap kualitas
buruk di lingkungan perusahaan. laba
Konservatisme jenis ini akan
mengurangi laba dan nilai buku aktiva METODE PENELITIAN
bersih bebas dari berita ekonomi. Jenis penelitian yang dilakukan
Konservatisme ini akan menghasilkan adalah penelitian asosiatif kausal,
earnings yang lebih persistent dengan populasi perusahaan
(konsisten dalam jangka panjang) manufaktur yang terdaftar di Bursa
karena konservatisme yang dilakukan Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011
terkandung dalam kebijakan akuntansi sampai tahun 2015. Sampel yang
yang dilakukan, dimana konsistensi digunakan dipilih berdasarkan
perlakuan akuntansinya relatif lebih purposive sampling yaitu pengambilan
konsisten (Handojo, 2012). sampel didasarkan pada kriteria
Fala (2007) menyatakan bahwa tertentu. Kriteria tersebut meliputi : (1)
pihak yang mendukung konservatisme Perusahaan manufaktur yang terdaftar
menyatakan bahwa penerapan di Bursa Efek Indonesia periode 2011-
akuntansi konservatif akan 2015. (2) Perusahaan manufaktur yang
menghasilkan laba yang berkualitas mempublikasikan laporan keuangan
karena prinsip ini mencegah perusahaan yang berakhir pada tanggal 31
untuk membesar-besarkan laba dan Desember 2011-2015. (3) Perusahaan
membantu pengguna laporan keuangan yang menyajikan laporan keuangan
dengan menyajikan laba dan aktiva menggunakan mata uang rupiah. (4)
yang tidak overstate. Hal ini Data laporan keuangan perusahaan
menunjukkan baha perusahaan yang yang lengkap sesuai dengan yang
menerapkan konservatisme akuntansi dibutuhkan dalam penelitian.
berpengaruh positif terhadap kualitas Variabel-variabel yang digunakan
laba, yang artinya dengan penerapan dalam penelitian ini yaitu kualitas laba
konservatisme kualitas laba suatu sebagai variabel dependen serta
perusahaan semakin bagus. konservatisme conditional dan
konservatisme unconditional sebagai

7
variabel independen. Pada penelitian ini semakin tinggi MTB semakin tinggi
menggunakan pengukuran Basu (1997), konservatisme unconditional.
dimana model Basu (1997) Alat analisis yang digunakan dalam
dikembangkan oleh Ismail et al (2011). penelitian ini yaitu analisis regresi
Berikut adalah model yang digunakan panel. Pemilihan model yang tepat
untuk melihat pengaruh konservatisme menggunakan uji chow dan hausman.
conditional terhadap kualitas laba : Model terdiri dari Common effect, fixed
EPSit/Pit = β0 + β1DRit + β2 RETit + β3 effect, dan random effect. Selain itu,
DRit * RETit + β4 CFOit/NIit+ dilakukan uji kelayakan model yang
eit terdiri dari uji Koefisien Determinasi
Keterangan : (R2), uji F statistik, dan yang terakhir
EPSit : laba per saham sebelum pos luar uji hipotesis (uji t).
biasa
Pit : harga pasar saham pembukaan HASIL PENELITIAN
DRit : variabel dummy, sama dengan 1 Analisis Induktif
jika RET adalah negatif, dan jika Analisis Model Regresi Panel 1)
0 maka sebaliknya Uji Chow, Chow test atau uji chow
RETit : return pasar saham di tahun t yakni pengujian untuk menentukan
CFOit : arus kas dari aktiitas operasi model Fixed Effect atau Common Effect
NIit : laba bersih yang paling tepat digunakan dalam
mengestimasi data panel. Hipotesis
Pada model diatas konservatisme dalam uji chow adalah: H0 : Common
conditional dilihat dari β3, dimana Effect Model atau pooled OLS Ha :
semakin tinggi β3 maka semakintinggi Fixed Effect Model. Berdasarkan hasil
tingkat konservatisme conditional. uji chow dengan menggunakan eviews
Sedangkan untuk kualitas laba dilihat pada tabel 1 (lampiran), di dapat
dari β4 yang merupakan proksi dari probability untuk model 1 dan model 2
kualitas laba. Sedangkan untuk melihat lebih kecil dari level signifikan (α =
pengaruh konservatisme unconditional 0,05), maka H0 untuk model ini ditolak
terhadap kualitas laba, model diatas dan Ha diterima, sehingga estimasi
dikembangkan lagi oleh Ismail et al yang lebih baik digunakan dalam model
(2011) menjadi : ini adalah Fixed Effect Model (FEM).
EPSit/Pit = β0 + β1DRit + β2 RETit + β3 Karena model yang digunakan pada
DRit * RETit + β4 CFOit/NIit+ penelitian menggunakan dengan model
β5 MTBit+ eit FEM, maka dilakukan uji hausman. 2)
Pada model diatas ditambahkan Market Uji Hausman, hipotesis pada uji
to Book Value (MTB) yaitu nilai pasar hausman adalah: H0 : Random Effect
dibagi dengan nilai buku perusahaan. Ha : Fixed Effect Model. Berdasarkan
MTB disini digunakan untuk melihat hasil uji hausman dengan menggunakan
konservatisme unconditional, dimana eviews pada tabel 1 (lampiran), di dapat

8
probability untuk model 1 dan model 2 mengukur pengaruh konservatisme
lebih besar dari level signifikan (α = conditional terhadap kualitas laba.
0,05), maka Ha untuk model ini ditolak Kemudian koefisien dari β3
dan H0 diterima, sehingga estimasi untuk melihat konservatisme bernilai
yang lebih baik digunakan dalam model positif yaitu 0.4843 dengan t-hitung
ini adalah Random Effect Model 2.6748 dan signifikan pada 1%,
(REM), dan tidak perlu uji asumsi sedangkan koefisien dari β4 sebagai
klasik. proksi dari kualitas laba bernilai negatif
yaitu -0.0002. Hal ini berarti
Model Regresi Panel konservatisme conditional berpengaruh
Analisis ini digunakan untuk signifikan negatif terhadap kualitas
membahas pengaruh variable laba, sebab nilai signifikansi berada
independent (bebas) terhadap variable pada 1% serta konservatisme
dependent (terikat) dalam bentuk conditional β3 mengalami peningkatan,
gabungan data runtut waktu (time sedangkan ratio dari arus kas operasi
series) dan runtut tempat (cross pada laba bersih β4 mengalami
section). penurunan atau bernilai negatif.
Hipotesis pertama yaitu Hipotesis kedua yaitu
konservatisme conditional berpengaruh konservatisme unconditional
terhadap kualitas laba diolah dengan berpengaruh terhadap kualitas laba
menggunakan model 1. Berdasarkan dengan menggunakan model 2.
tabel 4.7 (lampiran) nilai adjusted R2 Berdasarkan Tabel 2 (lampiran) nilai
yang diperoleh sebesar 24,72%. Hal ini adjusted R2 yang diperoleh sebesar
mengindikasikan bahwa kontribusi 25,57%. Hal ini mengindikasikan
variabel independen terhadap variabel bahwa kontribusi variabel independen
dependen pada model persamaan terhadap variabel dependen pada model
pertama untuk hipotesis pertama persamaan kedua untuk hipotesis
menjadi sebesar 24,72% dan sebesar pertama menjadi sebesar 25,57% dan
75,28% ditentukan oleh variabel lain sebesar 74,43% ditentukan oleh
yang tidak dianalisis dalam model variabel lain yang tidak dianalisis
penelitian ini. Untuk F-statisic dalam model penelitian ini. Untuk F-
signifikan pada 1 %, yaitu lebih kecil statisic signifikan pada 1 %, yaitu lebih
dari signifikansi yang telah ditentukan kecil dari signifkansi yang telah
pada penelitian ini yaitu, 5%. Hal ini ditentukan pada penelitian ini yaitu,
menandakan bahwa model regresi 5%. Hal ini menandakan bahwa model
panel diterima atau model regresi ini regresi panel diterima atau model
menunjukkan tingkatan yang baik regresi ini menunjukkan tingkatan
(good overall model fit) sehingga yang baik (good overall model fit)
model regresi dapat digunakan sehingga model regresi dapat
digunakan mengukur pengaruh

9
konservatisme unconditional terhadap Saat standar akuntansi keuangan
kualitas laba. memberikan kebebasan memilih
Kemudian bahwa β5 memiliki metode akuntansi yang digunakan
hasil yang tidak signifikan dengan dalam penyusunan pelaporan keuangan
koefisien negatif yaitu 0.0101, dan timbulnya asimetri informasi, maka
signifikan pada 10% dan t-hitung dalam mengelola perusahaan manajer
0,6731. Sedangkan β4 juga memiliki cenderung mementingkan kepentingan
hasil koefisien bernilai negatif yaitu - pribadi. Manajer berperilaku
0.0003. Nilai koefisien β5 sebesar oportunistik dalam memaksimalkan
0.0101 berarti adanya penerapan utilitasnya dengan mencoba
konservatisme unconditional pada mempengaruhi angka dalam laporan
perusahaan manufaktur yang terdaftar keuangan agar bisa memberikan
di BEI tahun 2011-2015, karena keuntungan bagi mereka. Untuk
semakin tinggi hasil koefisien β5 melindungi pemegang saham dari
semakin tinggi juga tingkat perilaku oportunistik manajer, maka
konservatisme unconditional. Dengan diterapkannya kebijakan konservatisme
hasil probabilitas > α, 5% yaitu sebesar pada perusahaan.
10% berarti konservatisme Namun pada penelitian ini
unconditional tidak berpengaruh ditemukan bahwa konservatisme
signifikan terhadap kualitas laba. conditional berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kualitas laba.
PEMBAHASAN Konservatisme conditional merupakan
Pengaruh Konservatisme Conditional reaksi atau tanggapan dari perusahaan
Terhadap Kualitas Laba yang melakukan verifikasi yang
Pihak manajemen dalam berbeda sebagai penyerapan informasi
hubungan keagenan dapat melakukan yang terdapat dalam lingkungan bisnis
tindakan yang memberikan keuntungan yang dapat mempengaruhi earnings
hanya bagi dirinya sendiri, hal ini perusahaan. Efek dari konservatisme
didasarkan pada suatu asumsi yang conditional terhadap aliran earnings
menyatakan setiap orang mempunyai dapat kurang persistent (konsisten
perilaku yang mementingkan diri dalam jangka panjang) dan lebih sulit
sendiri atau self interested behaviour. bagi investor untuk mendeteksi
Keinginan, motivasi dan utilitas yang konservatisme jenis ini. Berdasarkan
tidak sama antara manajemen dan teori tersebut, hasil penelitian ini juga
pemegang saham menimbulkan menemukan bahwa konservatisme
kemungkinan manajemen bertindak conditional berpengaruh negatif
merugikan pemegang saham, antara terhadap kualitas laba, maksudnya
lain berperilaku tidak etis dan dengan adanya konservatisme
melakukan kecurangan akuntansi. conditional menyebabkan kualitas laba
rendah.

10
Hasil penelitian ini sejalan Namun hasil penelitian ini
dengan penelitian Ismail et al (2011) bertentangan dengan penelitian Lyimo
dan Nazaripour et al (2015) yang (2014) yang menyatakan konservatisme
menyatakan bahwa konservatisme conditional tidak berpengaruh terhadap
conditional berpengaruh negatif kualitas laba. Selain itu hasil penelitian
terhadap kualitas laba. Konservatisme ini juga berbeda dengan penelitian
conditional menghasilkan laba yang Mayangsari dan Wilopo (2002) yang
berkualitas rendah disebabkan karena membuktikan bahwa laba dan aktiva
pada konservatisme akan yang dihitung dengan akuntansi
membebankan biaya dan mengakui rugi konservatif dapat meningkatkan
pada periode terjadinya, sebaliknya kualitas laba sehingga dapat digunakan
mengakui pendapatan dan keuntungan untuk menilai perusahaan.
apabila benar-benar telah terealisasi, Adanya penerapan
sehingga laba yang dihasilkan akan konservatisme conditional pada
lebih rendah pada periode perusahaan manufaktur yang menjadi
bersangkutan. Apabila periode sampel dapat terlihat dari 5 tahun
berikutnya tidak terjadi atau terjadi penelitian, pada tahun 2013 dan 2015
penurunan biaya, atau pendapatan telah paling banyak menghasilkan return
terealisasi maka laba periode negatif yaitu 49 dan 63 perusahaan.
berikutnya akan dilaporkan lebih tinggi, Perusahaan dengan return negatif
sehingga laba yang dilaporkan berarti penerapan konservatisme pada
perusahaan cenderung lebih perusahaan tersebut cukup tinggi. Pada
berfluktuatif dari pada perusahaan yang perusahaan yang menerapkan
tidak menganut prinsip akuntansi konservatisme, koefisien kemiringan
konservatif. dan daya penjelas pada imbal saham
Semakin konservatif perusahaan negatif yang belum direalisasi lebih
maka kemampuan laba dalam tinggi jika dibandingkan imbal saham
memprediksi laba masa depan akan positif yang belum direalisasi (Ariestya
semakin berkurang karena adanya Retnaningtyas : 2016).
fluktuasi laba yang cenderung tidak
konsisten sehingga komponen akrual Pengaruh Konservatisme
didalamnya akan membuat arus kas Unconditional Terhadap Kualitas
operasi dimasa depan menjadi tidak Laba
pasti. Selain itu semakin konservatif Berdasarkan hasil penelitian
perusahaan maka laba yang dilaporkan pada perusahaan manufaktur yang
cenderung tidak relevan dan tidak terdaftar di BEI pada tahun 2011-2015
mempresentasikan keadaan sebenarnya, konservatisme unconditional tidak
sehingga kualitas laba menjadi bias berpengaruh signifikan terhadap
karena adanya understatement. kualitas laba. Hal ini dapat dilihat dari
hasil statistik dimana koefisien

11
memiliki hasil yang tidak signifikan pada perusahaan yang tidak
dengan koefisien negatif yaitu 0.0101 menerapkan konservatisme (Ariestya :
dan signifikan pada 10%. Sedangkan 2016). Dapat dilihat data MTB selama
memiliki hasil koefisien bernilai negatif periode penelitian yaitu tahun 2011-
2015 pada tabel 4.4, rata-rata MTB
yaitu -0.0002. Nilai koefisien
pada perusahaan manufaktur yang
sebesar 0.0101 mengindikasikan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
adanya penerapan konservatisme
berfluktuasi tiap tahunnya dan berada
unconditional pada perusahaan
diatas satu atau lebih besar dari satu.
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
Hal ini berarti rasio nilai pasarnya lebih
2011-2015. Tetapi dengan probabilitas
besar daripada nilai buku, sehingga
sebesar 10% berarti konservatisme
dapat disimpulkan adanya penerapan
unconditional tidak berpengaruh
konservatisme.
signifikan terhadap kualitas laba.
Hasil penelitian ini sejalan
PENUTUP
dengan penelitian Ismail et al (2011)
Kesimpulan
dan Nazaripour et al (2015) yang
Penelitian ini bertujuan untuk
menyatakan bahwa konservatisme
melihat seberapa besar pengaruh
unconditional tidak berpengaruh
konservatisme conditional dan
terhadap kualitas laba. Tidak adanya
unconditional terhadap kualitas laba
pengaruh konservatisme unconditional
pada perusahaan manufaktur yang
terhadap kualitas laba dikarenakan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
konservatisme jenis ini merupakan
pada tahun 2011 sampai tahun 2015.
konservatisme yang dilakukan oleh
Berdasarkan hasil temuan penelitian
manajemen perusahaan secara rutin
dan pengujian hipotesis yang diajukan
tanpa melihat kondisi perusahaan,
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :
dimana rutin untuk mempercepat
(1)Konservatisme conditional
pengakuan beban dan rutin untuk
berpengaruh negatif terhadap kualitas
menunda pengakuan pendapatan. Jadi
laba pada perusahaan manufaktur ang
konservatisme ini tidak akan
terdaftar di BEI pada tahun 2011-2015.
menyebabkan laba berfluktuatif, karena
(2)Konservatisme unconditional tidak
rutin dilakukan manajemen.
berpengaruh terhadap kualitas laba
Konservatisme unconditional
pada perusahaan manufaktur ang
yaitu bias penyajian yang lebih rendah
terdaftar di BEI pada tahun 2011-2015.
pada nilai buku perusahaan
dibandingkan dengan nilai
Keterbatasan Penelitian
ekonomisnya (Feltham dan Ohlson,
Berdasarkan kesimpulan dan
1995). Pada perusahaan yang
hasil temuan penelitian ini, penulis
menerapkan konservatisme rasio nilai
menyadari bahwa hasil penelitian ini
pasar terhadap nilai buku (MTB) akan
belum menghasilkan kesimpulan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan rasio
12
sempurna sehingga masih ada beberapa Saran
keterbatasan dalam penelitian ini Berdasarkan kesimpulan dan
diantaranya yaitu: (1) Nilai adjusted R- keterbatasan diatas maka saran yang
Square yang rendah yaitu sebesar 25% diajukan untuk peneliti selanjutnya
menunjukkan bahwa masih banyak adalah: (1) Peneliti selanjutnya agar
variabel lain yang memiliki kontribusi dapat menambah variabel independen
yang besar dalam mempengaruhi selain konservatisme conditional dan
kualitas laba. (2) Penelitian sampel unconditional yang mempengaruhi
dalam penelitian ini adalah purposive kualitas laba. (2) Melakukan penelitian
sampling. Keunggulan metode ini tidak hanya menggunakan sampel dari
adalah peneliti dapat memilih sampel perusahaan manufaktur tetapi dengan
yang tepat, sehingga peneliti akan seluruh perusahaan yang terdaftar di
memperoleh data yang memenuhi BEI. (3) Untuk pengukuran
kriteria untuk diuji. Namun, konservatisme bisa menggunakan
penggunaan metode purposive model pengukuran lain seperti model
sampling berakibat pada kurangnya Ball dan Shivakumar (2005), serta
kemampuan generalisasi dari hasil untuk pengukuran kualitas laba juga
penelitian. bisa menggunakan pendekatan
accounting based dan market based.

DAFTAR PUSTAKA Fala, Dwiyana A. S. 2007. “Pengaruh


Ball,R & Shivakumar,L. 2005. Konservatisma Akuntansi
“Earnings Quality in UK terhadap Penilaian Ekuitas
Private Firms : comparative Perusahaan Dimoderasi Oleh
Loss Recognition of Economic Good Corporate
Losses.” Journal of Governance.” Simposiun
Accounting and Economics. Nasional Akuntansi X Unhas
Basu, Sudipta. 1997. “The Makassar.
Conservatisme Principle and Francis, J., LaFond, R., Olson, P. M,. &
Asymmetric Timeliness of Schipper, K. 2004.” Cost of
Earning.” Journal of Equity and Earnings
Accounting and Economics. 24 Attributes.” The Accounting
page 3-37 Review, 967-1010.
Dechow, Patricia M; Catherine M. Feltham, J. Dan J. Ohlson. 1995.
Schrand, 2004. Earnings “Valuation and Clean Surplus
Quality. The Research Accounting for Operating And
Foundation of CFA Institute. Financial Analysis.”
http://ssrn.com. Diakses Contemporary Accounting
tanggal 13 Februari 2017 Research 11 (1995), pp.687-
731.

13
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2009. Riset Akuntansi Indonesia 3,
Prinsip Standar Akuntansi hal. 291—310.
Keuangan No 25. Hal 2. Nazaripour, Mohammad & Aghael,
DSAK. Jakarta. Hossein., .2015. “The Impact
Irwanto Handojo. 2012. Sekelumit of Conditional and
Konservatisme Akuntansi. Unconditional Conservatism
Media Bisnis. September 2012 on the Earning Quality and
Ismail, T, H, & Elbolok, R, M. 2011. Stock Prices.”
“Do Conditional and IJCTA,International Science
Unconditional Conservatism Press
Impact Earnings Quality and Penman, S. H., & Zhang, X. –J. (1999).
Stock Prices in Egypt?.” “Accounting Conservatism,
Research Journal of Finance The Quality of Earnings and
and Accounting, Vol. 2(12), 7- Stock Returns.” The
22. Accounting Review, 237-264.
Kiryanto dan Edy Suprianto. 2006. Retnaningtyas, Ariestya. 2016.
“Pengaruh Modernisasi Size Pengukuran dan Faktor-Faktor
Terhadap Hubungan Laba yang Mempengaruhi
Konservatisma Dengan Neraca Konservatisme Akuntansi.
Konservatisma.” Simposium Tesis. Universitas Airlangga :
Nasional Akuntansi XI Padang Surabaya.
Lyimo, Gregory D. 2014. “Conditional Savitri, Enni. 2016. Konservatisme
Conservatism and its Effect on Akuntansi: Cara Pengukuran,
Earnings Quality and Stock Tinjauan Empiris dan Faktor-
Prices in Indian Capital faktor yang
Market.” European Journal of Mempengaruhinya.
Business and Management, Yogyakarta:Pustaka Sahila
Vol.6, No.22 Yogyakarta
Mashayheki, B., Abadi, M. M., & Reza, Scott, William R, 2015. Financial
H. S. .2010. “The Effect of Accounting Theory. Sevent
Accounting Conservatim on Edition. Canada Prentice Hall.
Earnings Persistence.” Journal Suaryana, Agung.2008. “Pengaruh
of Accounting Review, 107- Konservatisme Laba terhadap
124. Koefisien Respons
Mayangsari, S. dan Wilopo. 2002. Laba”.Jurnal Akuntansi dan
Konservatisme Akuntansi, Bisnis, Vol. 3, No. 1.
Value-Relevance dan Sutopo, Bambang.2009. ”Manajemen
Descretionary Accruals: Laba dan Manfaat Kualitas
Implikasi Empiris Model Laba dalam Keputusan
Feltham Ohlson (1995). Jurnal Investasi”. Pidato Guru Besar.

14
Watts, R. L., 2003a. “Conservatism in Saham.” Universitas Islam
accounting part I: explanations Indonesia, Yogyakarta.
and implications.” Accounting Wijayanti, Handayani Tri. 2006.
Horizons 17 (3), 207-21. “Analisis Pengaruh Perbedaan
Wibowo & Nina Roshadita. 2009. “ Antara Laba Akuntansi dan
Analisis Pengaruh Komponen- Laba Fiskal terhadap
Komponen Diskresi Akrual Persistensi Laba, Akrual, dan
Sebagai Ukuran Kualitas Laba Arus Kas.” Prosiding
Terhadap Abnormal Return Simposium Nasional Akuntansi
IX, Padang.

15
LAMPIRAN

Tabel 1. Hasil Uji Pemilihan Model 1 Dan 2


Model 1 Model 2
Uji Chow Chi-Square 0,0000 Chi-Square 0,0000
Uji Cross-section random Cross-section random
Hausman 0,8493 0,9345
Random Effect Model Random Effect Model
Uji Model
(REM) (REM)
(Sumber: Data olahan Eviews8 tahun 2017)

Tabel 2. Hasil Estimasi Regresi Panel dengan Random Effect Model (REM)
Persamaan Regresi Model 1 (REM) :

Variabel Coefficient t-Statistic Prediksi


Konstanta 0.2687 5.3562
DRit -0.2406*** -3.3925
RETit -0.3636*** -11.5431
DRit*RETit 0.4843** 2.6852 -
CFOit/NIit -0.0002* -0.1902
Adj R-Square 0.2472
F-Statistic 34.1744***
N 405
Persamaan Regresi Model 2 (REM) :

Variabel Coefficient t-Statistic Prediksi


Konstanta 0.2458 4.0456
DRit -0.2363*** -3.3136
RETit -0.3657*** -11.5359
DRit*RETit 0.4832** 2.6748
CFOit/NIit -0.0002* -0.1959
MTBit 0.0101* 0.6731 +
Adj R-Square 0.2557
F-Statistic 27.4192***
N 405
Signifikan : *** = α 1%, ** = α 5%, * = α 10%
(Sumber: Data olahan Eviews8 tahun 2017)

16

Anda mungkin juga menyukai