Cash cycle adalah jumlah hari yang dibutuhkan mulai dari membayar persediaan hingga
menerima kas dari pelanggan.
Gambar 6.1 menunjukkan aktivitas operasi dalam jangka pendek dan arus kas dari
perusahaan dagang/manufaktur. Kebutuhan pendanaan jangka pendek diperlihatkan dengan
selisih antara kas masuk dan kas keluar. Hal ini berhubugan dengan rentang waktu dari
operating cycle dan account payable period, yaitu:
a. Kekurangan kas dapat ditutupi dengan pinjaman jangka pendek atau memegang
cadangan likuiditas dalam bentuk kas atau sekuritas yang diperdagangkan.
b. Kelebihan kas dapat diinvestasikan kedalam investasi jangka pendek.
6.3.1 Perbedaan Kebijakan Keuangan Jangka Pendek yang Fleksibel dan Terbatas
Kebijakan Fleksibel Kebijakan Terbatas
Saldo untuk kas dan Tinggi Saldo kas yang rendah dan
sekuritas yang tidak memiliki sekuritas
diperdagangkan yang diperdagangkan
Investasi pada persediaan Besar Kecil
Kebijakan penjualan Syarat pembayarannya Tidak ada penjuala kredit
secara kredit lunak sehingga saldo sehingga tidak ada piutang
piutang tinggi
6.3.2 Kebijakan pendanaan jangka pendek yang fleksibel akan menambah biaya perusahaan
karena membutuhkan arus kas keluar yang besar untuk meningkatkan kas, sekuritas
jangka pendek, persediaan dan piutang tetapi arus kas masuk akan meningkat di masa
depan.
Pengelolaan aset lancar meruapakan trade off antar biaya yang meningkat seiring
peningkatan pada investasi (carrying cost) dan biaya yang turun karena adanya
investasi pada aset lancar (shortage cost).
1. Carrying cost terbagi menjadi dua tipe, yaitu:
a. Opportunity cost karena tingkat pengembalikan aset lancar rendah
dibandingkan dengan aset lainnya.
b. Biaya untuk memelihara nilai ekonomis dari persediaan, misalnya biaya
gudang.
2. Shortage cost terjadi saat investasi di aset lancar rendah.
Jika perusahaan kekurangan kas maka perusahaan terpaksa menjual investasi
jangka pendeknya. Jika tidak cukup maka peusahaan akan meminjam ke bank.
3. Ada dua tipe shortage cost:
a. Trading or order cost : order cost adalah biaya untuk menempatkan
pesanan atas kas (biaya broker) atau persediaan.
b. Cost related to safety reserves: biaya yang muncul karena adanya
kehilangan penjualan, kehilangan pelanggan dan gangguan terhadap
jadwal produksi.
Kebijakan Fleksibel
Kebijakan Terbatas
Hubungan kas dan biaya memegang kas (holding cost) dijelaskan pada gambar dibawah
ini.
Keterangan gambar:
C= Cash Balance
C/2= kas rata-rata
a. Jika perusahaan memiliki saldo kas (C) sebesar Rp1.200.000 dan selalu habis
dipekan ke-2, maka kas rata-rata adalah C/2 (1.200.000/2)=Rp600.000
b. Strategi penentuan kas yang optimal akan bergantung pada keiga hal berikut
ini:
a) F = Biaya tetap untuk menjual investasi jangka pendek
b) T = Total saldo kas yang diperlukan
c) R = Oportunity cost jika memegang kas (biasanya tingkat bunga)
c. Opportunity Cost adalah (C/2) x R
d. Trading Cost adalah (T/C) x F
e. Total cost = opportunity cost + trading cost
𝐶 𝑇
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡 = 𝑥𝐾 + 𝑥𝐹
2 𝑐
f. Berikut ini adalah gambar yang memperlihatkan jumlah saldo kas yang optimal.
Gambar 6.6 Saldo Kas Optimal
Keterangan:
U = batas atas kas
C = target kas
L = batas bawah kas
3 𝜎2 1
𝐶 =𝐿+ 𝑥𝐹𝑥 ( )
4 𝑅 3
𝑈 = 3𝑥𝐶 − 3𝑥𝐿
Saldo kas rata-rata = (4xC-L)/3
3. Implikasi dari BAT model dan Miller-Orr Model adalah
a. Semakin tinggi tingkat suku bunga maka semakin kecil target saldo kas
b. Semakin besar order cost maka semakin tinggi target saldo kas
4. Faktor lain yang mempengaruhi target saldo kas adalah
a. Pinjaman kas
Biaya meminjam lebih mahal dibandingkan trading cost sekuritas jangka
pendek.
b. Relative cost
Karena biaya untuk menjual dan membeli sekuritas jangka pendek mungkin
bagi perusahaan besar dinilai tidak signifikan dibandingkan opportunity cost
memegang kas.