Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULIAN

1. Latar Belakang
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi, dan menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini
seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut,
bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini
berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".1
Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang
terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit
merupakan organ yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar
tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.1
Ganguan psikis dapat mengakibatkan kelainan atau perubahan pada kulit
misanya karna stres, ketakutan, dan keadaan marah akan mengakibatkan perubahan
pada kulit wajah.1
Selain itu virus, bakteri, dan mikroorganisme lainnya juga dapat menimbulkan
kelauinan atau prubahan pada kulit, serta perilaku hidup yang tidak sehat juga dapat
menjadi salah satu penyebabnya.
Oleh karena itu kami ingin menulis makalah dengan pembahansan perubahan –
perubahan dalam fungsi integumen dan berbagai kelainan kulit.

2. Rumusan Masalah
1. Apa itu luka?
2. Apa saja klasifikasi luka?
3. Bagaimana proses penyembuhan luka?
4. Apa saja faktor-faktor yang dapat penghambat penyembuhan luka
5. Apa saja peradangan atau infeksi pada kulit?

1
3. Tujuan
Memberikan manfaat untuk menambah wawasan tentang perubahan dalam
fungsi integumen dan mengetahui penyebab, gejala, serta cara untuk
menyembuhkannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Luka
1.1 Pengertian Luka
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997).
Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau
organ tubuh lain (Kozier, 1995). Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian
jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan
suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan. (R. Sjamsu Hidayat
1997).10
Luka adalah terganggunya (disruption) integritas normal dari kulit dan
jaringan di bawahnya yang terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau
terbuka, bersih atau terkontaminasi, superficial atau dalam. (Menurut Koiner
dan Taylan).10

1.2 Klasifikasi Luka


1.2.1 Berdasarkan Tingkat Kontaminasi
a. Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana
tidak terjadi prosesperadangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem
pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidakterjadi. Luka bersih
biasanya menghasilkan luka yang tertutup, jika diperlukan dimasukkan
drainase tertutup. Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% –
5%.10
b. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan
luka pembedahan dimanasaluran respirasi, pencernaan, genital atau
perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidakselalu terjadi,
kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3%-11%.10
c. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka,
fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan
teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga
termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka
10% - 17%.10

3
d. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya
mikroorganisme pada luka.10
1.2.2 Berdasarkan Kedalaman dan Luasnya Luka
a. Stadium I: Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) : yaitu luka
yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.10
b. Stadium II: Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada
lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka
superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang
yang dangkal.10
c. Stadium III: Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan
meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas
sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya.
Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak
mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagaisuatu lubang yang
dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.10
d. Stadium IV: Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, ten
don dan tulang denganadanya destruksi/kerusakan yang luas.10
1.2.3 Berdasarkan Waktu Penyembuhan Luka
a. Luka akut merupakan cedera jaringan yang dapat pulih kembali seperti
keadaan normal dengan bekas luka yang minimal dalam rentang waktu
8-12 minggu. Penyebab utama dari luka akut adalah cedera mekanikal
karena faktor eksternal, dimana terjadi kontak antara kulit dengan
permukaan yang keras atau tajam, luka tembak, dan luka pasca operasi.
Penyebab lain luka akut adalah luka bakar dan cedera kimiawi, seperti
terpapar sinar radiasi, tersengat listrik, terkena cairan kimia yang besifat
korosif, serta terkena sumber panas.2
b. Luka kronik merupakan luka dengan proses pemulihan yang lambat,
dengan waktu penyembuhan lebih dari 12 minggu dan terkadang dapat
menyebabkan kecacatan. Ketika terjadi luka yang bersifat kronik,
neutrofil dilepaskan dan secara signifikan meningkatkan ezim
kolagenase yang bertnggung jawab terhadap destruksi dari matriks
penghubung jaringan. Salah satu penyebab terjadinya luka kronik adalah
kegagalan pemulihan karena kondisi fisiologis (seperti diabetes

4
melitus (DM) dan kanker), infeksi terus-menerus, dan rendahnya
tindakan pengobatan yang diberikan.2
1.2.4 Berdasarkan mekanismenya
a. Luka mekanik, meliputi:
1. Luka insisi, terjadi karena teriris benda tajam.10
2. Luka memar, terjadi akibat benturan dengan benda tumpul.10
3. Luka lecet, terjadi karena bergesekan dengan benda yang kasar tapi
tidak tajam.10
4. Luka tusuk, terjadi benda tajam yang berdiameter kecil dan masuk
dalam tubuh termasuk juga karena tembak (peluru).10
5. Luka robek, terjadi karena benda tajam dan kasar.10
6. Luka tembus, terjadi karena luka yang menembus organ tubuh.10
7. Luka gigitan, terjadi karena gigitan binatang atau manusia.10
b. Luka Non Mekanik
Luka bakar, kehilangan atau kerusakan jaringan tubuh terjadi karena
disebabkan oleh energy panas atau bahan kimia atau listrik.10

1.3 Proses Penyembuhan Luka


Penyembuhan luka merupakan suatu proses penggantian jaringan yang mati
atau rusak dengan jaringan baru dan sehat oleh tubuh dengan jalan regenerasi.
Luka dikatakan sembuh apabila permukaannya dapat bersatu kembali dan
didapatkan kekuatan jaringan yang mencapai normal.10 Penyembuhan luka dapat
terjadi secara :
a. Per Primam, yaitu penyembuhan yang terjadi setelah segera diusahakan
bertautnya tepi luka dengan jahitan,
b. Per Sekundem, yaitu Proses penyembuhan terjadi lebih komplek dan lebih
lama. Luka jenis ini biasanta tetap terbuka dengan kehilangan jaringan,
terkontaminasi atau terinfeksi. Penyembuhan dimuai dari lapisan dalam
dengan pembentukan jaringan granulasi,
c. Per Tertiam, atau Per Priman tertunda yaitu luka yang dibiarkan terbuka selaa
beberapa hari setelah tindakan debridemen setelah diyakini bersih, tetapi luka
dipertautkan (4-7 hari). Setiap kejadian luka, mekanisme tubuh akan
mengupayakan mengembalikan komponen – komponen jaringan yang rusak

5
tersebut dengan membentuk struktur baru dan fungsional sama dengan keadaan
sebelumnya.10

1.4 Faktor-Faktor yang dapat Penghambat Penyembuhan Luka


Meskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita, ada banyak
faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka, yaitu (Morrison, 2004):3
a. Faktor intrinsik
Faktor intrinstik meliputi faktor- faktor patofisiologi umum (misalnya,
gangguan kardiovaskuler, malnutrisi, gangguan metabolik dan endokrin,
penurunan daya tahan terhadap infeksi) dan faktor fisiologi normal yang
berkaitan dengan usia dan kondisi lokal yang merugikan pada tempat luka
(misalnya, eksudat yang berlebihan, dehidrasi, infeksi luka, trauma kambuhan,
penurunan suhu luka, pasokan darah yang buruk, edema, hipoksia lokal,
jaringan nekrotik, pengelupasan jaringan yang luas, produk metabolik yang
berlebihan, dan benda asing).3
b. Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik meliputi penatalaksanaan luka yang tidak tepat (misalnya,
pengkajian luka yang tidak tepat, penggunaan bahan perawatan luka primer
yang tidak sesuai, dan teknik penggantian balutan yang ceroboh).3

2. Peradangan atau Infeksi


2.1 Dermatitis
Dermatitis adalah peradangan kulit, biasanya ditandai dengan ruam
bengkak kemerahan pada kulit yang terasa gatal. Kulit yang terpengaruh oleh
gangguan kulit yang satu ini dapat melepuh, bernanah, berkerak atau
mengelupas.5 Contoh dari penyakit kulit ini adalah dermatitis atopik (eksim),
ketombe dan ruam yang disebabkan oleh kontak dengan berbagai zat, seperti
poison ivy, sabun, dan perhiasan logam. Dermatitis terdapat 2 jenis yaitu
a. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah dermatitits yang disebabkan terpaparnya kulit
dengan bahan dan luar yang bersiafat iritan atau alergen.5
Gejala klinik dari kelainan yang terjadi dapat berupa dermatitis akut,
sub akut dan kronik. Lesi yang akut, berupa lesi yang polimorf yaitu (makula

6
yang eritematus), batas tidak jelas dan diatas makula yang eritematus terdapat
papula, fesikula, bula yang bila pecah menjadi lesi (eksutatif).5
Penyebab dermatitis kontak yaitu Kondisi ini berasal dari kontak
langsung terhadap salah satu iritan atau alergen, seperti poisin ivy, perhiasan
dengan nikel, produk pembersih, parfum, kosmetik dan bahkan pengawet pada
banyak krim dan losion.4
Pengobatan untuk dermatitis kontak bergantung pada penyebab dan
kondisi yang dialami pasien, pengobatan untuk kondisi ini bisa bervariasi.5
Selain rekomendasi gaya hidup dan pengobatan rumahan berikut, mengobati
dermatitis biasanya meliputi:
1. Mengoleskan krim kortikosteroid,
2. Mengoleskan krim atau losion tertentu yang mempengaruhi sistem imun
(calcineurin inhibitors),
3. Membiarkan area yang terkena terpapar jumlah cahaya alami atau buatan
yang terkendali (phototherapy).4
b. Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik adalah penyakit kulit dengan keradangan
superfisial kronis yang mengalami remisi dan eksaserbasi dengan area seboroik
sebagai tempat (predileksi).4
Area seboroik adalah bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar
sebasea (kelenjar minyak) yauitu daerah kepala, wajah, badan bagian atas
(areolla mamae), daerah lipatan (ketiak).4
Gejala dari dermatitis seboroik meliputi :
1) Pada bayi usia 2-10 minggu
a) Pada kepala daerah (frontalis dan pariental) dengan krosta tebal, pecah-
pecah dan berminyak tanpa ada dasar kemerahan dan kurang atau tidak
gatal,
b) Pada lokasi lain lesi tampak kemerahan atau merah kekuningan yang
tertutup dengan skuama berminyak, kurang atau tidak gatal.4
2) Pada dewasa (pada usia pubertas, rata-rata pada usia 18-40 tahun, dapat
pada usia (tua)
a) Umumnya gatal,
b) Pada aerea seboroik, berupa makula atau plakat, folikular, perifolikular
atau papulae, kemerahan atau kekuningan dengan derajat ringan sampai

7
berat, inflamasi, skuama dan krusta tipis sampai tebal yang kering, basa
atau berminyak,
c) Bersifat kronis dan mudah kambuh, sering berkaitan dengan kelelahan,
stres atau paparan sinar matahari.4

Gambar Dermatitis Kontak Gambar Dermatitis Seboroik

Penyebab Dermatitis Seboroik masih belum diketahui, namun


kemungkinan berkaitan dengan jamur malassezia yang terdapat pada pelepasan
minyak di permukaan kulit. Selain itu, peradangan yang terkait dengan
psoriasis juga bisa menjadi penyebab dermatitis seboroik.6
Selain dua kemungkinan yang disebutkan di atas, ada sejumlah faktor
yang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit ini, yaitu:6
a) Gagal jantung.
b) Obat-obatan tertentu.
c) Penyakit kejiwaan dan gangguan saraf (misalnya depresi dan penyakit
Parkinson).
d) Kebiasaan menggaruk kulit wajah.
e) Penyakit yang menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh, seperti
HIV/AIDS, kanker, penerima transplantasi organ tubuh, dan pankreatitis
alkoholik.
f) Penyakit endokrin yang bisa menyebabkan obesitas, seperti diabetes.
g) Cuaca yang dingin dan kering.
h) Stres dan faktor genetik.
Orang-orang yang memiliki kulit berminyak, bayi yang baru lahir, dan
orang dewasa yang berusia antara 30-60 tahun (terutama wanita), lebih
berisiko terkena dermatitis seboroik.6

8
Pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengobati dermatitis seboroik
yaitu:5
1) Terapi
a) Skuama melekat dan tebal pada bayi: minyak mineral hangat, dibiarkan
8-12 Jam, skuama dilepas dengan sikat halus, lalu dilanjutkan dengan
sampo yang tepat.
b) Sampo anti dranduff yang mengandung : selinium sulfit 1,8%, atau
pyrithion zinc 1-2%, atau ketokonason 2% yang diberikan setiap hari
atau selang sehari.
c) Untuk skuama yang tebal dan difus :
- Minyak mineral hangat atau olium olivarum dilanjutkan dengan
sampo tar.
- Kombinasi coal tar dan kratolotik.
- Losio kortikosteroit 1-3 kali sehari, atau salep asidum salisilikum 5.
d) Krem Hidrokortison 1% dapat ditambahkan 1-2 kali sehari untuk
menekaneritema dan gatal.
2) Obat sistemik
a) Tablet kortikosteroid (prednison atau deksametason)
Dosis 2-3 kali dua tablet sampai keadaan membaik, lalu dosis diturunkan
secara bertahap.
b) Tablet ketokonazon (kemasan 200mg)
Dosis 1 kali satu tablet selama 3 minggu.
c. Dermatitis Seboroik Infantil
Dermatitis seboroik infantil merupakan emosi eritematosa, bersekuama,
atau krusta, utamanya pada area seboroik (area yang mengandung banyak
kelenjar sepasia) pada bayi biasanya muncul usia 3-14 minggu, membaik
secara spontan usia 8-12 bulan.5
Gejalanya Dimulai dengan eritema, bersekuama yang non eksematosa
pada sklap (cradle cap) atau area popok. Ditandai sekuama kering, tipis atau
bercak- bercak bulat atau oval berbatas tegas tertup krusta berminyak, kuning
kecoklatan. Lesi bisa tetap terbatas di skalp nmaun dapat meluas ke dahi, alis,
hidung, bagian belakang kepqlq, juga bisa mengenai bagian tubuh yang lain
utamanya area fleksural, intertriginosa, postaurikular, tubuh, umbilikus, areaq
anoginital. Biasanya tidak didapatkan pruritus atau hanya ringan saja.5

9
Pengobatan dermatitis seboroik infantil bila lesi terbatas pada skalp
(cradle cap), baby oil dan sisir yang lembut dapat mengangkat skuama atau
krusta. Untuk anak yang lebih tua atau remaja, sampo yang mengandung
selenium sulfid, zink pyrothione, tar atau ketokonazole 2-3 kali/minggu, losion
kortikosteroid. Bila lesi pada wajah atau area popok : Ketokonazol krem dan
topikal steroid potensi rendah.5
2.2 Impetigo
Impetigo adalah penyakit infeksi pioggenik pada kuulit yang superfisial dan
menular disebabkan oleh Staphylococus/ Streptococus.5

Gambar Impetigo Bulosa Gambar Impetigo Kontagiosa

Gejala klinik dari impetigo meluputi :


a) Impetigo Kontagiosa6
1. Tersering pada anak-anak
2. Tempat predileksi : muka sekitar hidung dan mulut, anggota gerak (kecuali
telapak tangan dan kaki), dan badan.
3. Kelainan kulit : Vesicula atau bula berdinding tipis diatas kulit yang eritem
yang cepat memecah, sehingga vesicula/bula nya sendiri jarang sekali
terlihat, yang terlihat adalah khas berupa kusta tebal berwarna kuning
kecokolatan atau keemasan atau seperti madu. Krusta dilepas tampak erosi
dibawahya.
4. Tidak disertai gejala konstipusi (=demam, malaise, mual), kecuali bila
kelainan kulitnya berat.
b) Impetigo Bulosa6
1. Pada semua umur
2. Tempat prediksi : muka dan bagian tubuh lainnya termasuk telapak tangan
dan telapak kaki, mukosa membrane dapat terkena

10
3. Kelainan kulit timbul bula yang bertambah besar, kurang cepat pecah dapat
bertahan 2-3 hari. Isi bula mula-mula jernih, kemudian keruh, sesudah
pecah tanpa krusta kecoklatan yang tepinya meluas dan tengahnya
menyembuh, sehingga tampak gambaran lesi sirsiner.
Penyebab impetigo krustosa adalah bakteri Staphylococcus aureus,
Streptococcus beta hemolytic grup A, atau kombinasi keduanya. Sebagian besar
infeksi diawali oleh infeksi Streptococcus, namun seiring waktu akan digantikan
oleh Staphylococcus. Impetigo bulosa disebabkan oleh Staphylococcus aureus
tipe 71 yang dapat menghasilkan racun. Racun ini dapat menyebabkan benjolan
besar berisi cairan di kulit. Sebanyak 20% dari impetigo bulosa disebabkan oleh
bakteri resisten terhadap antibiotik (methicilin-resistant S. aureus) yang lebih sulit
diobati.6
Impetigo ditularkan melalui kontak langsung. Lebih lanjut penderita dapat
menyebarkan infeksi pada tubuhnya sendiri atau kepada orang lain setelah
menggaruk benjolan impetigo di kulit. Infeksi umumnya menyebar dengan cepat
di sekolah dan tempat penitipan anak. Meskipun kontak langsung merupakan
metode penularan yang paling sering, benda-benda juga dapat menjadi sumber
infeksi. Bakteri yang terdapat di udara kering tidak dapat menginfeksi kulit yang
utuh. Faktor risko menderita impetigo antara lain usia (anak 2-6 tahun), tempat
tinggal yang padat, cuaca yang hangat dan lembab, kegiatan olahraga tertentu
yang melibatkan kontak kulit dengan kulit (seperti sepak bola atau gulat), dan
adanya kerusakan kulit.6
Penyembuhan dari impetigo dapat dilakukan dengan cara :
a) Pengobatan Topikal5
- pengobatan dengan krem antibiotik
- drainage: gula dan pustule dengan ditusuk jarum steril untuk mencegah
penyebaran lokal,
- kompres dengan larutan sodium kloride 0,9%
b) Pengobatan sistemik5
Diberikan pada kasus-kasus berat, lama pengobatan paling sedikit 7-10 hari.
Penisislin dan semi sintetiknya(pilih salah satu) :
1. Kloksasilin (setaphylcocci yang kebal penisilin)
- dosis: 250-500 mg/dosis, 4 kali/hari a.c
- anak-anak: 10-25 mg/kg/ dosis 4 kali/hari a.c

11
2. Fenoksimetil penisislin (penisilin V)
- dosis: 250-500 mg, 4 kali/hari a.c
- anak-anak: 7,5-12,5 mgg/dosis, 4 kali/hari a.c
3. klindasimin
- dosis: 150-300 mg/dosis, 3-4 kali/hari
- anak – anak lebih 1 bulan: 8-20 mg/kg/hari, 3-4 kali/hari
Cara mencegah supaya tidak terhindar dari impetigo bisa dengan mandi
teratur dengan sabun mandi, pakaian, handuk, sprei sering diganti dan dicuci air
panas dan dipakai sendiri.5
2.3 Folikulitis atau Furunkel atau Karbunkel
Folikulitis adalah infeksi akut dari satu folikel rambut, bila jaringan
sekitarnya juga terkena disebut forunkel, bila yang terifeksi beberapa folikel
rambut disebut karbunkel, disebabkan oleh staphylococcus aureus.5

Gambar Folikulitis

Gejala dari folikulitis antara lain :


a) Folikulitis/forunkel5
- Mula – mula nodula kecil yang mengalami keradangan pada folikel rambut,
kemudian menjadi pustula dan mengalami nekrose dan menyembuh setelah
pus keluar dan meninggalkan sikatrik. Proses nekrosis dalam 2 hari sampai
3 minggu.
- Nyeri, terutama pada yang akut, besar, dihudung, lubang telinga luar.
- Gejala konstitusional yang sedang (panas badan, malaise, mual).
- Dapat satu atau banyak dan dapat kambuh – kambuhan.
- Tempat predileksi : muka, leher, lengan, pergelangan tangan, dan jari – jari
tangan, pantat, dan daerah anogenital.

12
b) Karbunkel5
- Pada permulaan infeksi terasa sangat nyeri dan tampak benjolan merah,
permukaan halus, bentuk seperti kubah dan lunak.
- Beberapa hari ukuran membesar 3-10cm.
- Supurasi terjadi setelah 5-7 hari dan pis keluar dari banyak lubang fistel.
- Setelah nekrosis tampak nodula yang menggaung atau luka yang dalam
dengan dasar yang purulen.
Penyebab dari folikulitis disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus
aureus pada folikel rambut. Sebnarnya bakteri ini terdapat di permukaan kulit, dn
tidak menggangu kesehatan. Masalah baru timbul jika bakteri ini masuk ke dalam
folikel rambutakibat permukaan kulit yang rusak, misalnya akibat mencukur.
Selain karena bakteri,volikulitis juga bisa disebabkan oleh virus dan jamur.7
Pengobatan untuk folikulitis dengan cara antara lain:
1. Pengobatan Topikel5
- Bila lesi masih basah atau kotor dikompres dengan solusio sodium khloride
0,9%
- Bila lesi telah bersih diberi salep natrium fusidet atau framisitin sulfat kasa
steril.
2. Pengobatan sistemik5
Antibiotika umumnya diberikan 7-10 hari
a) Penisilina dan semisintetiknya (pilih salah satu)
- Penisilina G Prokain injeksi
Dosis 0,6 – 1,2 juta I.U./kg/dosis, 1-2 kali/hari
Anak – anak : 25.000 – 50.000 I.U./kg/dosis, 1-2 kali/hari
- Amoksilin, penulisan resep harus diparaf staf medik
Dosis: 250
b) Eritromisin
Dosis: 250-500 mgldosis, 4 kali/hari p.c
Anak-anak: 12,5-25mg/kg/dosis, 4 kali/hari p.c
c) Klindamisin
Dosis: 150-300mg/dosis, 3-4 kali/hari
Anak-anak lebih satu bulan: 8-20 mg/kg
d) Pengobatan penyakit dasarnya misalnya Diabetes Mellitus
e) Tindakan insisi bila telah supurasi

13
2.4 Herpes Zoster
Herpes zoster (HZ) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Varisela-
Zozter yang sifatnya localized, terutama menyerang orang dewasa dengan ciri
khas berupa nyeri radikuler, unilateral dan gerombolan vasikula yang tersebar
sesuai dermatom yang diinvensin oleh ganglion saraf sensoris.5

Gambar Herpes Zoster

Gejala dari herpes zoster antara lain :5


1. Stadium prodromal
Gejala pertama berupa gatal/rasa nyeri pada dermaton yang terserang disertai
dengan panas, malaise dan nyeri kepala,
2. Stadium erupsi
Mula-muls timbul papel atau plakat berbentuk urtika yang setelah 1-2 hari
akan timbul gerombolan vasikula di atas kulit yang erimatus sedangkan kulit
diantara gerombolan tetap normal, usia lesi pada satu gerombolan adalah sama
sedangkan usia lesi degan gerombolan lain adalah tidak sama.
Lokasi lesi sesuai dengan dermatom, unilateral dan biasanya tidak melewati
garis tengah tubuh,
3. Stadium Krutasi
Vesikula menjadi purulen, mengalami krutasi dan lepas dalam waktu 1-2
minggu. Sering terjadi neuralgi pascaherpetika, terutama pada orang tua yang
dapat berlangsung berbulan-bulan parestesi yang bersifat sementara.
Penyebab dari herpes zoster pada umumnya, banyak orang sudah
menyetujui herpes zoster pada masa anak-anak. Virus varisela zoster penyebab
herpes zoster dapat menetap di dasar tulang tengkorak atau tulang belakang.
Sistem kekebalan tubuh membuat virus ini tidak dapat aktif. Namun di kemudian
hari, kompilasi penyakit ini sudah pulih, virus tersebut dapat kembali aktif.8

14
Penyebab aktifnya kembali virus varisela zoster hingga saat ini belum
diakui pasti. Namun pada sebagian besar kasus yang terjadi, penyebab herpes
zoster adalah sistem kekebalan tubuh yang menurun sehingga rentan terhadap
infeksi.8
Dalam sebagian besar kasus, serangan herpes zoster terjadi tanpa alasan
yang jelas. Kadang-kadang stres atau sakit dapat menjadi pemicunya, herpes
zoster lebih umum pada orang yang menerima di atas 50 tahun dan yang memiliki
sistem pertahanan yang lemah, misalnya penderita HIV / AIDS atau mereka yang
sistem kekebalannya didukung untuk pengobatan kanker.8
Pengobatan dari herpes bisa dilakukan dengan cara antara lain:5
a) Umum
1. Analgetika : Metampiron: 4 x 1 tab/h
2. Bila ada sekunder infeksi: antibiotika eritromisin: 4 x 250-500 mg/hr
Dikoksasilin: 3 x 125-250 mg/hr atau lainnya
3. Lokal:
- Bila basah : kompres larutan garam faali
- Bila erosi : salep sodium fusidat
- Bila kering : bedak salisil 29%
b) Khusus
1. Asiklovir
Dosis : Dewasa 5 x 800 mg/hr selama 7-10 hr
Anak : 20mg/KgBB/kali sampai 800 mg/kali, 4 kali/hari
2. Neuralgi pascaherpetika
a. Aspirin : 3 x 1 tablet (500mg)/h
b. Anti Depresan Trisiklik mis. Amitriptyline 50-100 mg/hr:
- Hari 1: 1 tablet (25 mg)
- Hari 2: 2 x 1 tablet
- Hari 3: 3 x 1 tablet
c. Karbamasepin (terretol) : 1-2 x 2 tablet (200mg)/hari khusus untuk
trigemial neuralgi.
d. Pada H.Z optalmikus perlu konsul ke spesialis mata zatau dapat
diberikan :
- Asiklovir salep mata 5 kali / jam
- Dan juga Ofloxasin/Siplofloxasin obat tetes mata

15
Hari 1 dan 2: 1 tetes/2-4 jam
Hari 3-7 : 1 tetes 4x/ hari
Pencegahan untuk herpes zorter bisadilakukan dengan pemberian vskdin
Varicella Virus Vaccine (oka strain). Dengan indikasi : Usia tua (>60 tahun) dan
Pasien imunokompromais dengan penyakit kronis.5
2.5 Psoriasis Vulgaris
Psoriasis Vulgaris merupakan penyakit kulit yang bersifat kronis dan residif
yang ditandai oleh adanya makula yang eriternatus bentuknya dapat bulat dan
lonjong yang tertutup skuama tebal, transparan atau putih keabu-abuan.5

Gambar Psoriasis Vulgaris

Gejala klinis dari psoriasis vulgaris antara lain:


1. Keluhan penderita biasanya sedikit gatal dan panas disamping keluan
kosmetik.5
2. Lesi kulit yang pertama kalai timbul biasanya pada tempat-tempat yang
mudah terkena trauma antara lain: siku, lutut, sakrum, kepala dan genitalia,
berupa makula eritematus dengan batas jelas, tertutup skuama tebal dan
transparan yang lepas pada bagian tepi dan lekat dibagian tengah.5
Skuama ini slalu menunjukkan gambaran menebal yang konnstan dan
perlekatannya kendor.5
Bentuk yang paling sering dijumpai adalah bentuk makula yaitu berupa
bentuk bercak yang dapat bulat atau oval dengan diametersatu sampai
beberapa sentimeter. Bentuk ini akan statis dalam jangka waktu lama apabila
terjadi eksaserbasi dapat memberikan perubahan bentuk klinik yang
bermacam-macam antara lain: bentuk anular, gyrata, folikularis, gutata dan
punktata.5
3. Selain itu psoriasis dapat menyerang kuku dimana permukaan kuku menjaddi
keruh, kekuningan dan terdapat cekungan-cekungan/pitting atau titik-titik
punctate menebal dan terdapat subungual hiperkeratos sehingga kuku
16
terangkat dari dasarnya. Dalam hal ini kuku tangan lebih sering diserang
daripada kuku kaki.5
4. Psoriasis dapat menyerang mukosa dan sendi-sendi terutama sendi kecil.5
5. Bentuk-bentuk lain psoriasis:5
- Psoriasis pustolosa: efloresensi mengandung pustula yang steril.
- Psoriasis arthropatika: psoriasi yang disertai kronik artritis pada sendi-
sendi kecil dari tangan dan kaki.
Penyebab dari psoriasis ini belum diketahui, tetapi psoriasis kemungkinan
disebabkan oleh penyakit autoimun, yaitu jenis sel farah putih yang disebut
limfosite atau sel T. Biasanya, sel-sel T menjangkau seluruh tubuh untuk
mendeteksi dan melawan zat asing, seperti virus dan bakteri. Jika anda memiliki
psoriosis, sel-sel inilah yang menyerang sel-sel kulit sehat seolah-olah jadi luka
atau inveksi. Hal ini disebabkan oleh adanya kesalahan pada sel T. Psoriasis tidak
menular atau bersifat kanker.9
Pengobatan dari psoriasis Vulgaris antara lain:5
a) Dalam penatalaksanaan psoriasis perlu diperhatikan mengenai:
- Luasnya lesi kulit
- Lokalisasi lesi kulit
- Umur penderita
- Ada tidaknya kontra indikasi terhadap obat yang akan kita berikan.
b) Pengobatan kausal belum dapat diberikan, sehingga pengobatan ditujukan
untuk:
- Menghilangkan faktor-faktor yang dianggap sebagai pencetus timbulnya
psoriasis antara lain : stres diberikan sedativa, lokal infeksi dapat berupa
tonsilitis, gigi karies, investasi parasit harus diberantas.
Menekan / menghilngkan lesi psoriasis yang telah ada meliputi :
1. Pengobatan topikal
Biasanya digunakan salep/krim yang mengandung steroid, tar (salep
LCD 5%) Kalsipotriol atau Takrolimus.
2. Pengobatan Sistemik
a. Untuk lesi yang luas digunakan methotrexate
b. Pengobatan kombinasi
- Psoralen sistemik dengan penyinaran ultra violet (PUVA)
- Kombinasi obat topikal dan sistemik.

17
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan
oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan
listrik atau gigitan hewan. (R. Sjamsu Hidayat 1997).
Luka memiliki banyak klasifikasi yaitu luka berdasarkan pada tingkat
kontaminasinya, kedalaman dan luasnya luka, waktu penyembuhan luka, dan
berdasarkan pada mekanisme luka.
Adapun proses penyembuhan luka dapat terjadi secara per primam, per
sekundem, per tertiam atau per priman.
Faktor – Faktor yang dapat menghambat penyembuhan luka yaitu faktor
intrinsik yang meliputi faktor-faktor patofisiologi umum dan Faktor ekstrinsik
meliputi penatalaksanaan luka yang tidak tepat.
Selain itu, terdapat macam-macam luka yaitu dermatitis, impetigo,
fokulikulitis, herpes zoster, dan psoriasis vulgaris. Yang semuanya itu sebagian besar
disebabkan oleh virus, bakteri, maupun mikroorganisme yang ada disekitar kita.

2. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk mahaiswa dan orang lain yang
membacanya dalam hal integumen.
Dan saran untuk semuanya untuk selalu menjag kebersihan diri sendiri dan
selalu merawat supaya tidak mengalami gangguan – gangguan pada kulit atau
integumen dan jika telah terkena kelainan tersebut maka segera untuk diatasi.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. https://engkyblogeratb.blogspot.com/2016/09/makalah-integumen-makalah-
integumen-bab.html?m=1
2. http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/download
3. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle
4. https://hellosehat.com/penyakit/dermatitis/
5.
6. https://hellosehat.com/penyakit/dermatitis-seboroik/
7. http://www.kerjanya.net/faq/6592-impetigo.html
8. https://doktersehat.com/seputar-tentang-herpes-zoster/
9. Https://hellosehat.com>tips-sehat
10. www.emedicine.com/plasticTOPIC477.HTM

19

Anda mungkin juga menyukai