Manajemen berbasis nilai menyatukan saham yang dihargai oleh investor dengan cara
strategi perusahaan, kemampuan organisasinya dan fungsi keuangan. Pengertian lainnya dari
manajemen berbasis nilai adalah pendekatan manajerial di mana tujuan utamanya adalah
jangka panjang maksimalisasi kekayaan pemegang saham dan sebagai suatu cara untuk
menempatkan sebuah tanggung jawab pada manajer untuk berkomunikasi, mendidik dan
mengubah orang lain dengan proses penciptaan nilai. Tujuan dari manajemen berbasis nilai
dalam perusahaan, yaitu untuk menilai sistem, strategi, proses, teknik analisis, pengukuran
kinerja dan budaya sehingga memiliki kemampuan untuk membimbing ke arah tujuan
maksimalisasi kekayaan pemegang saham perusahaan tersebut.
Pasar uang adalah pasar tempat diperjualbelikan dana-dana dan surat-surat berharga yang
mempunyai jangka waktu kurang dari satu tahun/jangka pendek. Pasar keuangan memiliki
tiga fungsi ekonomi utama:
1. Pasar menentukan harga aktiva yang diperdagangkan melalui interaksi antara penjual
dan pembeli. Hal ini disebut proses penemuan harga (price discovery process).
2. Pasar keuangan menyediakan suatu mekanisme bagi investor untuk menjual aktiva
kewajibannya. Karena kegunaan tersebut, pasar keuangan dapat menawarkan suatu
likuiditas, yaitu kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas.
3. Kemampuannya untuk menurunkan biaya transaksi. Dua biaya dihubungkan dengan
usaha transksi: biaya pencarian dan biaya informasi. Biaya pencarian mengacu kepada
biaya eksplisit, seperti biaya iklan dan biaya implisit seperti waktu yang dihabiskan
untuk menemukan penjual/pembeli.
Pasar yang efisiensi adalah pasar yang harga-harga sekuritasnya secara cepat dan penuh
mencerminkan semua informasi yang tersedia terhadap aktiva.
Pasar dapat menjadi tidak efisien jika kondisi-kondisi berikut terjadi:
1. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari sekuritas.
2. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam antara
pelaku pasar yang satu dengan yang lainnya terhadap suatu informasi yang sama.
3. Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian pelaku-pelaku
pasar.
Pasar keuangan internasional merupakan pertemuan antara pembeli dan penjual yang
subjeknya adalah antarnegara yang bersangkutan, untuk memperdagangkan produk keuangan
dalam berbagai cara termasuk penggunaan bursa efek, secara langsung antara penjual dan
pembeli (over-the-counter).
Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal
sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun
dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga
dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.
Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh
dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk
mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.
2. Daya jual saham suatu perusahaan. Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil
minimum para investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah.
3. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen. Jika manajemen
menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang dan saham
khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya
meminta tingkat hasil minimum yang lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan
meningkat pula.
4. Besarnya pembiayaan yang diperlukan. Permintaan modal dalam jumlah besar akan
meningkatkan biaya modal perusahaan.
Untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang tersebut kita harus melakukan
beberapa langkah:
Secara umum ada dua jenis sumber dana yang paling sering digunakan , yaitu utang dan
saham. Utang bisa terdiri atas utang bank atau utang melalui obligasi. Pemberi utang
memperoleh kompensasi berupa bunga. Saham merupakan bentuk penyertaan. Saham bisa
berupa private placement (penempatan dana tidak melalui pasar modal), bisa juga dengan
membeli saham yang diperjualbelikan di pasar sekunder.
adalah biaya riil yang harus dibayar jika perusahaan menggunakan dana dengan menjual
saham preferen. Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang
dinikmati pembeli saham preferen.
Kp = Dp / Pn
Jika ada biaya penerbitan (floatation cost) maka biaya modal saham preferen dihitung atas
dasar penerimaan kas bersih yang diterima (Pnet) :
Kp = Dp / Pnet
Rs = D1 / P0 + g
Dimana :
Rs = biaya modal ekuitas
D1 = deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga saham saat ini
G = tingkat pertumbuhan
Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor
pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip opportunity cost.
Jika laba tidak ditahan, laba tersebut dibagikan dalam bentuk deviden. Jika laba tersebut
ditahan berarti pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya ke
perusahaan (flow back fund).
D1
Po = ———–
Ks – g
Maka,
D1
Ks = ———– + g
Po
Model CAPM merupakan model penetapan biaya modal dg menganalisis tingkat return
saham i atau Ri yang diharapkan dg return pasar (market return atau Rm) yg terjadi. Besarnya
tingkat rerturn saham yang diharapkan oleh investor ini merupakan biaya modal yang harus
dikeluarkan oleh emiten.
Model CAPM ini dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :
1. besarnya beta bunga bebas risiko (risk free rate, Rf),
2. risiko sistematis yg ditunjukkan oleh koefisien beta ()
3. premium risiko pasar yang ditunjukkan oleh selisih antara return pasar dengan
return saham (Rm – Ri).
di mana :
Ks =tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan I,
Rf =Tingkat return bebas risiko
= Koefisien beta saham
Rm = Return portofolio pasar yang diharapkan
Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh
biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang diperhitungkan
merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan. Karena biaya modal dari
masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari
perusahaan secara keseluruahn perlu dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (Weighted
average cost of capital / WACC).
WACC = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]
Definisi Financial Distress yang dikemukan oleh Wruck (1990), financial distress is a
situation where a firm’s operating cash flows are not sufficient to satisfy current obligations
(such asa trade credits or interest expense) and the firm is forced to take corrective action.”
definisi tersebut lebih menekankan pada ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban yang bersifat jangka pendek. Sedangkan menurut Black’s Law Dictionary yaitu
“inability to pay one’s debts; lack of means of paying one’s debts. Such a condition of a
women’s (or man’s) assets and liabilities that the former made immediately available would
be insufficient to discharge the latter”. Definisi ini melihat financial distress pada
ketidakmampuan membayar utang secara umum, baik jangka pendek mauoun jangka
panjang, dan juga memnyoroti financial distress dari sisi ketidakmampuan aset menutupi
liabilitas.
1.4.2 Analisis Tindakan yang dilakukan Perusahaan Ketika Mengalami Situasi Financial
Distress
Beberapa hal yang mungkin dilakukan oleh perusahaan yang mengalami financial
distress:
Perusahaan menjual aset - aset yang tidak terkait dengan bisnis utama
perusahaan, misalnya anak perusahaan atau divisi yang tidak berkontribusi
kepada keuntungan perusahaan.
1.4.4 Analisis Pilihan yang Tepat antara Private Workout atau Kepailitan
Perusahaan yang mengalami financial distress memiliki dua pilihan untuk formal
bankrupcty atau private workout. kedua pilihan tersebut sama-sama menerbitkan efek baru
untuk ditukarkan dengan efek lama. Biasanya senior debt digantikan dengan junior debt,
junior debt digantikan dengan ekuitas. Bebarapa hasil penelitian dari membandingkan private
workout dengan formal bankrupcties :
Edward Almant menciptakan model dengan menggunakan sejumlah rasio dalam laporan
keuangan dan menganalisis beberapa diskriminan untuk memprediksi kebangkrutan
perusahaan manufaktur yang sahamnya yang diperdagangkan di bursa (publicly traded
manufacturing firms):
Z= 3,3 (EBIT / TA) + 1,2 (WC / TA ) + 1 (S/TA) + 0,6 (MVE / BVL) + 1,4 (RE / TA)
Dimana:
2. Jika Z-score kurang dari 2,675, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki
kemungkinan 95 % untuk bangkrut dalam waktu 1 tahun.
3. Akan tetapi, hasil altman Z-score menunjukkan bahwa skor 1,81 sampai 2,99 merupakan
grey area. Dalam penerapannya, kebangkrutan diprediksi akan terjadi jika Z ≦ 1,81 dan
perusahaan diprediksi tidak bangkrut jika Z ≧ 2,99.
4. Pada mulanya Altman Z-score, hanya dapat diterapkan pada perusahaan manufaktur
yang sahamnya di perdagangkan di bursa.
5. Almant kemudian merevisi modelnya agar dapat diterapkan untuk perusahaan non-
publik dan bukan perusahaan manufaktur. Model tersebut adalah sebagai berikut:
Z= 6,56 (WC / TA ) + 3,26 (RE / TA) + 1,05 (EBIT / TA) + 6,72 (Book Value of
Equity / Total Liabilities)
Dimana: