Anda di halaman 1dari 90

Riwayadi

BAB 06

PERHITUNGAN HARGA
POKOK PRODUK
BERBASIS AKTIVITAS
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan proses pembebanan biaya produksi ke produk
2. Menjelaskan tiga metode pembebanan biaya produksi ke produk
3. Menjelaskan perbedaan antara perhitungan harga pokok produk
berbasis volume (volume-based costing—VBC) dan perhitungan harga
pokok produk berbasis aktivitas (activity-based costing—ABC)
4. Menjelaskan kelemahan perhitungan harga pokok produk berbasis
volume
5. Menjelaskan keunggulan perhitungan harga pokok produk berbasis
aktivitas
6. Menjelaskan langkah-langkah pembebanan biaya overhead pabrik ke
produk dalam penghitungan harga pokok produk berbasis aktivitas
7. Menjelaskan sistem perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas
yang di-drive waktu dan menjelaskan kelemahan sistem perhitungan
harga pokok produk berbasis aktivitas tradisional
8. Menyusun laporan laba rugi dengan pendekatan perhitungan harga
pokok produk berbasis aktivitas
PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI
KE PRODUK
3
Tujuan 1 • Perhitungan harga pokok produk berbasis
aktivitas disebut juga dengan perhitungan
Proses
harga pokok produk tersaring (refined
pembebanan
biaya costing)
produksi ke
produk.
GAMBAR 6.1
Cakupan Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Volume (VBC) dan
Berbasis Aktivitas (ABC)

Tarif Pabrik Pabrik


VBC
Tarif Departemen Departemen
Departemen Pemotongan
Departemen Perakitan Penyelesaian
ABC Tarif Aktivitas Aktivitas Aktivitas Aktivitas Aktivitas Aktivitas Aktivitas Aktivitas
Aktivitas mengukur memotong mengecek memindahkan merakit mengecek mengamplas mengecat
bahan bahan kualitas komponen ke komponen kualitas produk produk
komponen departemen rakitan
berikutnya
BOP Saringan I:
Pool Biaya—Pabrik

Saringan II:
GAMBAR 6.2
Pool Biaya—Departemen
Proses
Produksi
Penyaringan
Biaya untuk
Perhitungan Saringan III:
Tarif BOP Pool Biaya—
Berbasis Aktivitas
Aktivitas

Tarif BOP
• Pool biaya overhead pabrik dalam
perhitungan harga pokok produk
berbasis volume adalah pabrik atau
departemen produksi.

• Pool biaya overhead pabrik dalam


perhitungan harga pokok produk
berbasis aktivitas adalah aktivitas.
• Suatu proses meliputi beberapa aktivitas.

• Seberapa terperinci aktivitas yang akan


dibuat tergantung tujuan yang ditetapkan
manajemen.
GAMBAR 6.3
Ide Dasar Perhitungan Pelanggan Produk
Harga Pokok Produk
Berbasis Aktivitas

Sumber Daya Aktivitas

Biaya Sumber Daya


Biaya Bahan Biaya Tenaga Biaya
Baku Kerja Overhead
Langsung Langsung Pabrik
GAMBAR 6.4
Proses Pembebanan
Biaya Produksi
dalam Perhitungan Pool Biaya:
Harga Pokok Aktivitas
Berbasis Aktivitas

Produk
METODE PEMBEBANAN BIAYA
11
Tujuan 2

Tiga metode Tiga metode pembebanan biaya produksi


pembebanan
biaya
• Metode penelusuran langsung (direct
produksi ke tracing method)
produk. • Metode penelusuran driver (driver tracing
method)
• Metode alokasi (allocation method)
Metode • Metode penelusuran langsung digunakan
Penelusuran untuk membebankan biaya langsung.
Langsung Contohnya gaji supervisor pada
Pembangkit Tenaga Listrik (PTL)

• Idealnya, semua biaya dibebankan ke objek biaya


dengan menggunakan metode penulusuran langsung
karena pembebanannya paling akurat. Namun,
seringkali terlalu mahal untuk menjadikan semua biaya
menjadi biaya langsung.
Metode
Metode penelusuran driver digunakan untuk
Penelusuran
membebankan biaya sumber daya yang
Driver dikonsumsi secara bersama oleh beberapa
objek biaya, dan memiliki hubungan sebab
akibat (causal relationship). Pembebanan
biayanya menggunakan cost driver.
• Driver sumber daya digunakan untuk membebankan biaya
sumber daya ke aktivitas.

• Driver aktivitas digunakan untuk membebankan biaya


aktivitas ke produk.

• Driver lama digunakan apabila setiap aktivitas yang


dilakukan memerlukan waktu yang berbeda.

• Driver transaksi digunakan apabila setiap aktivitas yang


dilakukan waktunya sama.
GAMBAR 6.5
Pembebanan Biaya Driver Sumber Daya:
dengan Lama pemakaian
Menggunakan komputer
Aktivitas Pemrosesan
Metode Penelusuran Transaksi Kartu Beban Listrik
Driver Kredit

Driver Aktivitas:
Jumlah transaksi

Kartu Kredit
Aktivitas Driver Aktivitas
Memindahkan bahan Jumlah perpindahan
Mengecek bahan Lama pengecekan; Jumlah pengecekan
Mengeset mesin Lama pengesetan; Jumlah pengesetan
Memotong (dengan mesin) Jam mesin
Membeli bahan Jumlah pesanan pembelian
Metode • Metode ini digunakan untuk membebankan
Alokasi biaya sumber daya yang dikonsumsi secara
bersama oleh beberapa objek biaya, namun
tidak ada hubungan sebab akibat.

Biaya yang terkait dengan aktivitas tingkat fasilitas


(facility-level activity) dibebankan ke produk dengan
metode ini, Misalnya, beban penyusutan gedung pabrik
dengan metode garis lurus, beban pemeliharaan taman
pabrik, gaji manajer pabrik, gaji satpam pabrik, dll.
• Pemilihan driver biayanya hanya didasarkan
pada kemudahannya saja (convenience) atau
arbitrer atau hubungan yang diasumsikan
(assumed linkage).
• Kebijakan terbaik dalam penentuan harga pokok produk
adalah dengan membebankan biaya yang dapat ditelusuri
ke produk, yaitu biaya yang pembebanannya menggunakan
metode penelusuran langsung dan penelusuran driver.

• Biaya yang pembebanannya menggunakan metode alokasi


tidak dibebankan ke produk, tetapi dibebankan langsung
sebagai biaya periode berjalan (period cost) dalam laporan
laba rugi.
PERBEDAAN PERHITUNGAN HARGA POKOK
PRODUK BERBASIS VOLUME DAN
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK 21
BERBASIS AKTIVITAS
Tujuan 3
Perbedaan utamanya pada
Perbedaan antara pembebanan BOP ke produk
perhitungan harga
pokok produk karena BOP merupakan biaya
berbasis volume tidak langsung produk, yang tidak
dan berbasis
aktivitas
dapat secara mudah dan akurat
ditelusuri ke masing-masing
produk yang dihasilkan.
GAMBAR 6.6
Pembebanan Biaya
Overhead ke Pabrik Beban Gaji
(sebagai Pool Biaya) Beban Listrik Pabrik
Beban Perlengkapan
Beban Penyusutan
Beban Asuransi Pool Biaya
Beban Bahan Bakar
dan lain sebagainya
GAMBAR 6.7 Biaya Overhead Pabrik
Proses
pembebanan Biaya Dibebankan dengan Metode
Overhead dengan Penelusuran Langsung
Menggunakan Tarif
Pabrik (Plant-Wide
Rate) Pool Biaya—Pabrik

Dibebankan dengan menggunakan


Driver Berbasis Unit

Produk
Tabel 6.1
Perhitungan Harga Pokok Produk Dengan Menggunakan Tarif Pabrik
Produk A Produk B
BBBL Rp xx Rp xx
BTKL xx xx
BOP Dibebankan:
(Kap. Ssg. X Tarif BOP) xx xx
Total Biaya Produksi Rp xx Rp xx
Beban Gaji,
GAMBAR 6.8 Beban Listrik,
Pembebanan Biaya Beban Perlengkapan,
Overhead Pabrik ke Beban Penyusutan,
Departemen Beban Asuransi,
Produksi (sebagai Beban Bahan Bakar,
pool biaya) dan lain sebagainya.

Pabrik

Departemen Departemen Departemen


Produksi I Produksi II Produksi III
GAMBAR 6.9
Proses pembebanan Biaya Overhead
Biaya Overhead
dengan
Menggunakan Tarif Metode Penelusuran Langsung
Departemen Metode Penelusuran Driver
Metode Alokasi

Pool Biaya: Pool Biaya:


Departemen I Departemen II

Driver Berbasis Unit

Produk
Tabel 6.2
Perhitungan Harga Pokok Produk Dengan Menggunakan Tarif Departemen
Produk A Produk B
BBBL Rp xx Rp xx
BTKL xx xx
BOP Dibebankan:
Dept. Produksi I:
(Kap. Ssg. X Tarif BOP Dept. I) xx xx
Dept. Produksi II:
(Kap. Ssg. X Tarif BOP Dept. II) xx xx
Dept. Produksi III:
(Kap. Ssg. X Tarif BOP Dept. III) xx xx
Total Biaya Produksi Rp xx Rp xx
GAMBAR 6.10
Proses Pembebanan Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik
pada Perhitungan Harga
Pokok Produk Berbasis Metode Penelusuran Langsung
Aktivitas Metode Penelusuran Driver Sumber Daya

Aktivitas

Metode Penelusuran Driver Aktivitas


Berbasis Unit dan Non-unit

Produk
Tabel 6.3
Perhitungan Harga Pokok Produk Dengan Menggunakan Tarif Aktivitas

Produk A Produk B
Biaya bahan baku langsung Rp xx Rp xx
Biaya tenaga kerja langsung xx xx
BOP Dibebankan:
Pool Biaya I:
(Tarif Pool Biaya I x Kap. Ssg Driver Biaya Pool I) xx xx
Pool Biaya II:
(Tarif Pool Biaya II x Kap. Ssg Driver Biaya Pool II) xx xx
Pool Biaya III:
(Tarif Pool Biaya III x Kap. Ssg Driver Biaya Pool III) xx xx
Pool Biaya IV:
(Tarif Pool Biaya IV x Kap. Ssg Driver Biaya Pool IV) xx xx
Pool Biaya V:
(Tarif Pool Biaya V x Kap. Ssg Driver Biaya Pool V) xx xx
Total Biaya Produksi Rp xx Rp xx
TABEL 6.4
Perbedaan antara Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Volume dan
Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Aktivitas

Perhitungan HP Produk Perhitungan HP Produk


Berbasis Aktivitas Berbasis Volume
Fokus Proses Unit-unit dalam organisasi
Pool biaya overhead Aktivitas Departemen produksi
Metode pembebanan Menekankan pada penelusuran Menekankan pada alokasi
biaya driver (Driver Tracing)
Driver biaya yang Driver berbasis unit dan non-unit Driver berbasis unit
digunakan untuk
pembebanan biaya ke
masing-masing produk
Informasi biaya Biaya aktivitas, seperti biaya Biaya sumber daya, seperti
pengecekan, pengesetan, beban gaji, listrik, penyusutan,
pemindahan, pembelian, dsb. bahan bakar, dsb.
Manajemen biaya Efisiensi biaya dilakukan dengan Efisiensi biaya dilakukan dengan
mengelola aktivitas dengan cara mengelola biaya sumber daya,
mengeliminasi aktivitas yang seperti mengefisiensikan beban
tidak bernilai tambah. gaji, listrik, bahan bakar, dsb.
KELEMAHAN PERHITUNGAN HARGA
POKOK PRODUK BERBASIS VOLUME
32
Tujuan 4 • Pembebanan biaya overhead pabrik dengan
hanya menggunakan driver unit dapat
Kelemahan mengakibatkan perhitungan harga pokok
perhitungan
harga pokok produk terlalu tinggi (overcosting) atau terlalu
produk rendah (under costing).
berbasis
volume.
Contoh 3 – PT Keripik Buah Malang

a. Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Aktivitas


Keripik Apel Keripik Nangka Keripik Nanas
B. bahan baku langsung Rp100.000.000 Rp36.000.000 Rp36.000.000
B. tenaga kerja langsung Rp60.000.000 Rp42.000.000 Rp8.000.000
Biaya Overhead Pabrik*)
Biaya penyusutan dan
pemeliharaan mesin Rp60.000.000 Rp30.000.000 Rp10.000.000
= 50.000 × 1,2 x Rp1.000
= 30.000 × 1 x Rp1.000
= 20.000 × 0,5 x Rp1.000
Biaya penerimaan
= 40 × Rp200.000 Rp8.000.000 Rp12.000.000 Rp30.000.000
= 60 × Rp200.000
= 150 × Rp200.000
Keripik Apel Keripik Nangka Keripik Nanas
Biaya Rekayasa Teknis
= 20 × Rp500.000 Rp10.000.000 Rp2.500.000 Rp12.500.000
= 5 × Rp500.000
= 25 × Rp500.000
Biaya pengesetan mesin
= 5 × Rp125.000 Rp625.000 Rp1.250.000 Rp3.125.000
= 10 × Rp125.000
= 25 × Rp125.000
Biaya pengecekan
= 4 × Rp1.000.000 Rp4.000.000 Rp2.000.000 Rp14.000.000
= 2 × Rp1.000.000
= 14 × Rp1.000.000
Total biaya produksi Rp242.625.000 Rp125.750.000 Rp113.625.000
Jumlah produksi 50.000 bungkus 30.000 bungkus 20.000 bungkus
Harga pokok per bungkus Rp4.853,50 Rp4.191,67 Rp5.681,25
b. Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Volume
Keripik Apel Keripik Nangka KeripikNanas
B. bahan baku langsung Rp100.000.000 Rp36.000.000 Rp36.000.000
B. tenaga kerja langsung Rp60.000.000 Rp42.000.000 Rp8.000.000
Biaya Overhead Pabrik*)
50.000 × 1,2 × Rp2.000 Rp120.000.000 Rp60.000.000 Rp20.000.000
30.000 × 1 × Rp2.000
20.000 × 0,5 × Rp2.000

Total biaya produksi Rp280.000.000 Rp138.000.000 Rp64.000.000


Jumlah produksi 50.000 bungkus 30.000 bungkus 20.000 bungkus
Harga pokok per bungkus Rp5.600 Rp4.600 Rp3.200
c. Harga pokok Keripik Apel dan Keripik Nangka terlalu tinggi
(overcosting) sedangkan harga pokok Keripik Nanas terlalu
rendah (undercosting)
KEUNGGULAN PERHITUNGAN HARGA
POKOK PRODUK BERBASIS AKTIVITAS
38
Tujuan 5 1. Perhitungan harga pokok produk menjadi
cukup akurat. Hal ini akan meningkatkan
Keunggulan
perhitungan kualitas pengambilan keputusan dan daya
harga pokok saing suatu produk.
produk
berbasis
2. Memudahkan dalam melakukan efisiensi
aktivitas. biaya dengan cara mengidentifikasi dan
mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai
tambah. Ini juga akan meningkatkan daya
saing suatu produk.
LANGKAH-LANGKAH PEMBEBANAN BOP KE
PRODUK DALAM PERHITUNGAN HARGA
POKOK PRODUK BERBASIS AKTIVITAS 40
Tujuan 6 1. Mengidentifikasi aktivitas dan driver aktivitas.
2. Mengidentifikasi sumber daya yang digunakan oleh
Langkah- setiap aktivitas, biaya sumber daya, dan driver sumber
langkah
daya untuk biaya tidak langsung dari suatu aktivitas.
pembebanan
biaya 3. Mengumpulkan data kapasitas driver aktivitas dan
overhead driver sumber daya.
pabrik ke
4. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.
produk dalam
perhitungan 5. Membebankan biaya aktivitas pendukung (secondary
harga pokok activities) ke aktivitas utama (primary activities).
produk
6. Mengklasifikasikan aktivitas yang ada.
berbasis
aktivitas. 7. Menghitung tarif aktivitas.
8. Membebankan biaya aktivitas ke produk.
TABEL 6.5
Perbedaan Langkah-Langkah Pembebanan BOP dalam Perhitungan HP
Produk Berbasis Aktivitas dengan Perhitungan HP Produk Berbasis Volume

Perhitungan HP Produk Berbasis Aktivitas Perhitungan HP Produk Berbasis Volume


1. Mengidentifikasi aktivitas dan driver 1. Mengidentifikasi departemen produksi
aktivitas. dan departemen jasa, serta driver biaya
untuk setiap departemen .
2. Mengidentifikasi sumber daya yang 2. Mengidentifikasi sumber daya yang
digunakan oleh setiap aktivitas, biaya digunakan oleh setiap departemen,
sumber daya, dan driver sumber daya biaya sumber daya, dan driver biaya
untuk biaya tidak langsung aktivitas. untuk biaya tidak langsung departemen.
3. Mengumpulkan data kapasitas driver 3. Mengumpulkan data kapasitas driver
aktivitas dan driver sumber daya. biaya untuk setiap departemen dan
biaya tidak langsung.
4. Membebankan biaya sumber daya ke 4. Membebankan biaya sumber daya ke
aktivitas. departemen produksi dan departemen
jasa.
Perhitungan HP Produk Berbasis Aktivitas Perhitungan HP Produk Berbasis Volume
1. Membebankan biaya aktivitas 1. Mengalokasikan biaya departemen jasa
pendukung (secondary activities) ke ke departemen produksi.
aktivitas utama (primary activities).
2. Mengklasifikasikan aktivitas 2. Menghitung tarif departemen produksi.
berdasarkan tingkat aktivitas dan driver
aktivitas
3. Menghitung tarif aktivitas. 3. Membebankan biaya departemen
produksi ke produk.
4. Membebankan biaya aktivitas ke
produk.
Langkah 1: Identifikasi Aktivitas

• Aktivitas menunjukkan tindakan atau kerja yang dilaksanakan.


• Seberapa terperinci aktivitas yang harus dibuat tergantung
tujuan yang ditetapkan manajemen.
• Yang melakukan aktivitas tidak hanya orang tetapi dapat juga
peralatan
• Setelah aktivitas diidentifikasi, maka aktivitas tersebut
didokumentasikan dalam daftar aktivitas (activity dictionary).
Tipe Aktivitas

• Aktivitas utama (primary activity)


Aktivitas yang dikonsumsi langsung oleh produk akhir.
• Aktivitas pendukung (secondary activity)
Aktivitas yang dikonsumsi oleh aktivitas lainnya. Biaya
aktivitas pendukung harus didistribusikan ke aktivitas
lainnya yang menikmati jasa aktivitas pendukung
tersebut.
GAMBAR 6.11 Aktivitasnya adalah
Hierarki Kerja di Manajer mengoordinasi dan mengawasi
Departemen Kartu Kartu Kredit karyawannya.
Kredit PT Bank Citra
Indonesia Melakukan tiga aktivitas, yaitu:
1. memproses transaksi kartu
Mesin Karyawan kredit,
ATM Kartu Kredit 2. membuat tagihan kartu kredit,
3. menangani pengaduan
nasabah.

Menyediakan jasa ATM.

Produk Kartu Kredit Ada tiga jenis kartu kredit, yaitu


Lainnya Platinum, Gold, dan Classic.
TABEL 6.6
Format Daftar Aktivitas pada PT Bank Citra Indonesia

Nama Aktivitas Penjelasan Aktivitas Tipe Aktivitas Objek Biaya


Menyupervisi Mengoordinasi dan Aktivitas pendukung Aktivitas lainnya
karyawan mengawasi karyawan
Memproses transaksi Mengentri transaksi ke Aktivitas utama Kartu kredit
kartu kredit komputer
Membuat tagihan Mencetak faktur tagihan Aktivitas utama Kartu kredit
kartu kredit kartu kredit
Menangani Menjawab telepon dan Aktivitas utama Kartu kredit
pengaduan nasabah menjelaskan kepada
nasabah
Menyediakan jasa Menarik uang tunai Aktivitas utama Kartu kredit
ATM menggunakan kartu kredit
dan membayar tagihan
kartu kredit
Aktivitas Driver Biaya

Menyupervisi karyawan Bobot kerja karyawan

Memroses transaksi kartu Jumlah transaksi teller


kredit
Membuat tagihan kartu Jumlah laporan
kredit
Menangani pengaduan Jumlah pengaduan
nasabah
Menyediakan jasa ATM Jumlah transaksi ATM
Langkah 2: Identifikasi Sumber Daya, Biaya Sumber
Daya, dan Driver Biaya Sumber Daya

Sumber Daya Item Biaya Besarnya Biaya

Manajer kartu kredit Biaya Gaji Rp5.000.000 per bulan

Karyawan kartu kredit Rp1.000.000 per bulan per


Biaya Gaji
orang
Komputer Biaya Penyusutan Rp2.000.000 per tahun
Telepon Biaya Telepon Rp500.000 per tahun

Perlengkapan untuk supervisi Biaya Rp200.000 per tahun


Perlengkapan
Perlengkapan untuk proses Biaya Rp600.000 per tahun
transaksi Perlengkapan
Perlengkapan untuk penagihan Biaya Rp400.000 per tahun
Perlengkapan
Perlengkapan untuk Rp300.000 per tahun
penanganan pengaduan Biaya
Perlengkapan
• Gaji manajer Rp 60.000.000
• Gaji karyawan 36.000.000
• Biaya penyusutan komputer 8.000.000
• Biaya telepon 500.000
• Biaya supplies 1.500.000
• Total Rp 106.000.000
Biaya Klasifikasi Driver
Sumber Daya Biaya Sumber Daya
Gaji manajer Biaya langsung aktivitas -

Gaji karyawan Biaya tidak langsung Jam kerja


aktivitas karyawan
Biaya Biaya tidak langsung Jam kerja
penyusutan aktivitas karyawan
komputer
Biaya supplies Biaya langsung aktivitas -
Langkah 3: Mengumpulkan Data Kapasitas
Driver Biaya

Data Konsumsi Driver Sumber Daya


Aktivitas Jam Kerja Karyawan
Memproses transaksi kartu kredit 50.000 jam
Membuat tagihan kartu kredit 30.000 jam
Menangani pengaduan nasabah 20.000 jam
Data Konsumsi Driver Aktivitas
Platinum Gold Classic
Kartu kredit
diterbitkan 5.000 20.000 50.000
Jumlah transaksi 20.000 30.000 50.000
Jumlah tagihan 500 1.500 3.000
Jumlah pengaduan
nasabah 100 300 600
Langkah 4: Pembebanan Biaya Sumber Daya
Ke Aktivitas

• Biaya langsung aktivitas dibebankan ke aktivitas


menggunakan metode penelusuran langsung
• Biaya tidak langsung aktivitas dibebankan ke
aktivitas menggunakan metode penelusuran driver
dan metode alokasi
Tabel 6.7
Pembebanan Biaya Sumber Daya Ke Aktivitas
Dalam ribuan rupiah
Buat Jawab
Biaya Sumber Daya Supervisi Pemrosesan laporan komplain Total
Gaji manajer 60.000 60.000
Gaji karyawan 18.000 10.800 7.200 36.000
Penyusutan komputer 2.000 3.000 1.800 1.200 8.000
Biaya telepon 500 500
B. supplies 200 600 400 300 1.500
Total 62.200 21.600 13.000 9.200 106.000
Perhitungan Harga Pokok Perhitungan Harga Pokok
Berbasis Volume Berbasis Aktivitas
Gaji manajer Rp 60.000.000 Supervisi karyawan Rp62.200.000
Gaji karyawan Rp 36.000.000 Pemrosesan transaksi Rp21.600.000
Beban penyusutan komputer Rp 8.000.000 Pembuatan tagihan Rp13.000.000
Beban telepon Rp 500.000 Penanganan pengaduan nasabah Rp 9.200.000
Beban perlengkapan Rp1.500.000
Total Rp106.000.000 Total Rp106.000.000
Apa yang Dibelanjakan Bagaimana Dibelanjakan

GAMBAR 6.12
Pembebanan Kembali Biaya yang Terdapat di Buku Besar ke Aktivitas di
Departemen Kartu Kredit
Langkah 5: Pembebanan Biaya Aktivitas
Pendukung

• Mempros transaksi:
50% x Rp 62.200.000 Rp31.100.000
• Membuat tagihan:
30% x Rp 62.200.000 Rp18.660.000
• Menjawab komplain:
20% x Rp 62.200.000 Rp12.440.000
Total Rp62.200.000
Total biaya aktivitas utama setelah pembebanan biaya
aktivitas pendukung
• Mempros transaksi:
21.600.000 + 31.100.000 Rp52.700.000
• Membuat tagihan:
13.000.000 + 18.660.000 Rp31.660.000
• Menjawab komplain:
9.200.000 + 12.440.000 Rp21.640.000
Total Rp106.000.000
Langkah 6: Pengklasifikasian Aktivitas

1. Aktivitas tingkat unit (unit-level activities)


2. Aktivitas tingkat batch (batch level-activities)
3. Aktivitas tingkat produk (product-level activities)
4. Aktivitas tingkat fasilitas (facility-level activities)
Gambar 1
Tingkat Aktivitas, Contoh Biayanya, dan Driver Aktivitasnya

Tingkat Aktivitas Contoh Biaya Driver Aktivitas


• Biaya pengecekan produk
Aktivitas Tingkat Unit untuk setiap unit yang • Unit yang dihasilkan
dihasilkan
• Jumlah pengesetan
• Biaya pengesetan mesin • Jumlah pengecekan
Aktivitas Tingkat Batch • Biaya pengecekan sampel • Jumlah pesanan
• Biaya pembelian pembelian
• Jumlah perubahan
• Biaya pesanan perubahan
rekayasa teknik
rekayasa
Aktivitas Tingkat Produk • Lama waktu mendesain
• Biaya desain produk
produk
• Promosi produk
• Jumlah ragam produk
yang dihasilkan
• Beban penyusutan
Aktivitas Tingkat Fasilitas bangunan pabrik Menggunakan driver yang
• Gaji manajer pabrik arbitrer (arbitrary basis)
• Pajak bumi dan bangunan
Langkah 7: Menghitung Tarif Aktivitas

Aktivitas Biaya Aktivitas Kapasitas Driver Tarif Aktivitas


Aktivitas
Pemrosesan transaksi Rp52.700.000 100.000 transaksi Rp527 per transaksi
kartu kredit teller teller
Pembuatan tagihan Rp31.660.000 5.000 tagihan Rp6.332 per tagihan
kartu kredit nasabah nasabah
Penanganan Rp21.640.000 1.000 pengaduan Rp21.640 per
pengaduan nasabah pengaduan nasabah
nasabah
Penyediaan mesin Rp10.000.000 50.000 transaksi ATM Rp200 per transaksi
ATM nasabah
Langkah 8: Pembebanan Biaya Aktivitas ke Produk

Aktivitas Platinum Gold Classic


Pemrosesan transaksi teller:
20.000 × Rp527 Rp10.540.000
30.000 × Rp527 Rp15.810.000
50.000 × Rp527 Rp26.350.000
Pembuatan tagihan nasabah:
500 × Rp6.332 Rp3.166.000
1.500 × Rp6.332 Rp9.498.000
3.000 × Rp6.332 Rp18.996.000
Penanganan pengaduan nasabah:
100 × Rp21.640 Rp2.164.000
300 × Rp21.640 Rp6.492.000
600 × Rp21.640 Rp12.984.000
Penyediaan ATM
1.000 × Rp200 Rp200.000
14.000 × Rp200 Rp2.800.000
35.000 × Rp200 Rp7.000.000
Total Rp16.070.000 Rp34.600.000 Rp65.330.000
Jumlah kartu kredit diterbitkan 5.000 20.000 50.000
Biaya kartu kredit per unit Rp3.214 Rp1.730 Rp1.306,6
Contoh Soal – PT Batam Electronic

Part 100 Part 200 Total


Produksi 5.000 unit 20.000 unit 25.000 unit
Biaya bahan baku langsung Rp10.000.000 Rp40.000.000 Rp50.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp8.000.000 Rp22.000.000 Rp30.000.000
Jumlah pengesetan mesin 100 400 500
Jumlah pengecekan 300 700 1.000
Jumlah pesanan pembelian bahan 50 150 200
Jam mesin (JM) 5.000 20.000 25.000
Perubahan rekayasa 100 300 400
Jumlah unit produk cacat 60 40 100
Biaya overhead:
• Biaya pengesetan mesin Rp2.000.000
• Biaya pengecekan Rp8.000.000
• Biaya pembelian Rp7.000.000
• Biaya pemeliharaan mesin Rp3.000.000
• Biaya rekayasa Rp5.000.000
• Biaya perbaikan produk cacat Rp11.000.000
• Biaya penyusutan bangunan pabrik Rp4.000.000
Total Rp40.000.000
a. Klasifikasi BOP Berdasarkan Tingkat Aktivitas
Aktivitas tingkat unit
• Biaya pemeliharaan mesin Rp3.000.000
• Biaya perbaikan produk cacat Rp11.000.000
Aktivitas tingkat batch
• Biaya pengesetan mesin Rp2.000.000
• Biaya pengecekan Rp8.000.000
• Biaya pembelian Rp7.000.000
Aktivitas tingkat produk
• Biaya rekayasa Rp5.000.000
Aktivitas tingkat fasilitas
• Biaya penyusutan bangunan pabrik Rp4.000.000
b. Perhitungan Tarif BOP
Total Biaya Total Kapasitas Tarif Aktivitas
Keterangan
(Rp) Driver Aktivitas (Rp)
Biaya Tingkat Unit
 Biaya Pemeliharaan Mesin 3.000.000 25.000 JM 120
 Biaya perbaikan produk cacat 11.000.000 100 unit 110.000
Biaya Tingkat Batch
 Biaya pemrograman mesin 2.000.000 500 pemrograman 4.000
 Biaya pengecekan 8.000.000 1.000 pengecekan 8.000
 Biaya pembelian 7.000.000 200 order 35.000
Biaya Tingkat Produk
 Biaya rekayasa 5.000.000 400 perubahan 12.500
Biaya Tingkat Fasilitas
 Biaya penyusutan bangunan 4.000.000 25.000 JM* 160
pabrik
Total 40.000.000
c. Perhitungan Harga Pokok Produk
Part 100 Part 200
1. Biaya bahan baku langsung Rp10.000.000 Rp40.000.000
1. Biaya tenaga kerja langsung 8.000.000 22.000.000
1. Biaya overhead:
Biaya tingkat unit:
Biaya pemeliharaan mesin:
5.000 × Rp120; 20.000 × Rp120 600.000 2.400.000
Biaya perbaikan produk cacat:
60 × Rp110.000; 40 × Rp110.000 6.600.000 4.400.000
Biaya tingkat batch:
Biaya pengesetan mesin:
100 × Rp4.000; 400 × Rp4.000 400.000 1.600.000
Biaya pengecekan:
300 × Rp8.000; 700 × Rp8.000 2.400.000 5.600.000
Biaya pembelian:
50 × Rp35.000; 150 × Rp35.000 1.750.000 5.250.000
Biaya tingkat produk
Biaya rekayasa:
100 × Rp12.500; 300 × Rp12.500 1.250.000 3.750.000
Biaya tingkat fasilitas
Biaya penyusutan bangunan pabrik:
5.000 × Rp160; 20.000 × Rp160 800.000 3.200.000
Total Rp 31.800.000 Rp88.200.000
Jumlah produksi 5.000 unit 25.000 unit
Harga Pokok Per Unit Rp 6.360 Rp 4.410
BIAYA OVERHEAD PABRIK GAMBAR 6.14
Proses
Pembebanan
BOP ke Produk

1. Mengeset mesin
2. Mengecek bahan baku
3. Membeli bahan baku
4. Melakukan pemeliharaan mesin
5. Melakukan rekayasa
6. Memperbaiki produk cacat
7. Penyusutan bangunan pabrik
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Tingkat Aktivitas

Biaya Tingkat Unit Biaya Tingkat Batch Biaya Tingkat Biaya Tingkat
• Biaya • Biaya pengesetan Produk Fasilitas
pemeliharaan mesin • Biaya rekayasa • Beban penyusutan
mesin • Biaya pengecekan bangunan pabrik
• Biaya bahan baku
memperbaiki • Biaya pembelian
produk cacat • bahan baku

Part 100 Part 200


SISTEM PERHITUNGAN HARGA POKOK
PRODUK BERBASIS AKTIVITAS YANG DI-
DRIVE WAKTU 70
Tujuan 7 • Perhitungan harga pokok produk
berbasis aktivitas tradisional (traditional
Sistem
perhitungan
activity- based costing) mengasumsikan
HPP berbasis bahwa sumber daya digunakan dengan
aktivitas yang kapasitas penuh (full capacity) dan tidak
di-drive waktu memperhitungkan waktu yang tidak
dan
menjelaskan
terpakai (idle time). Akibatnya tarif
kelemahan aktivitasnya terlalu tinggi dan
sistem pembebanan biaya aktivitas ke produk
perhitungan juga terlalu tinggi.
HPP berbasis
aktivitas
tradisional.
• Gaji 3 orang karyawan Dept. Kartu Kredit
Rp36.000.000 per tahun dan karyawan
melaporkan bahwa 50% dari waktunya untuk
memproses transaksi kartu kredit, 30% untuk
membuat tagihan kartu kredit, dan 20% untuk
menangani pengaduan nasabah.

Pembebanan beban gaji ke setiap aktivitas sbb.:


Memproses transaksi: 50% x Rp36.000.000 Rp18.000.000
Membuat tagihan: 30% x Rp36.000.000 Rp10.800.000
Menangani pengaduan nasabah:
20% x Rp36.000.000 Rp7.200.000
Total Rp36.000.000
Tarif aktivitas dihitung sbb.:

Aktivitas Total Biaya Konsumsi Tarif Aktivitas


Aktivitas
Memproses transaksi kartu Rp18.000.000 100.000 Rp180 per transaksi
kredit transaksi
Membuat tagihan kartu Rp10.800.000 3.000 tagihan Rp 3.600 per tagihan
kredit
Menangani pengaduan Rp 7.200.000 1.000 Rp7.200 per
nasabah pengaduan pengaduan
Total Rp36.000.000
Langkah pembebanan biaya sumber daya ke
aktivitas pada perhitungan harga pokok
produk berbasis aktivitas yang dii-drive
waktu:
• Mengestimasi biaya sumber daya per
menit
• Mengestimasi lamanya waktu untuk
melaksanakan setiap jenis aktvitas
• Menghitung tarif aktivitas
Mengestimasi Biaya Sumber Daya Per Menit
• Estimasi dilakukan dengan cara mengestimasi kapasitas
praktis dari sumber daya yang digunakan dalam bentuk
persentase dari kapasitas teoretis
• Umumnya, kapasitas praktis 85 persen digunakan untuk mesin
dimana 15 persennya digunakan untuk pemeliharaan,
reparasi, dan fluktuasi penjadwalan produksi). Sementara,
kapasitas praktis 80 persen untuk karyawan dimana 20
persennya digunakan untuk istirahat, datang, pulang,
komunikasi, dan pelatihan
• Jika karyawan bekerja 8 jam per hari dan
22 hari per bulan, kapasitas teoretis
karyawan (sumber daya) per tahun adalah
8 jam × 22 hari × 12 bulan × 60 menit =
126.720 menit per karyawan atau 380.160
menit untuk 3 orang karyawan.
• Kapasitas praktisnya diperkirakan sebesar
304.128 menit (80% × 380.160 menit) dan
digenapkan menjadi 304.000 menit.
Berdasarkan kapasitas praktis ini, beban
gaji karyawan per menit adalah
Rp36.000.000/304.000 = Rp118,42.
Mengestimasi Lamanya Waktu Untuk
Melaksanakan Setiap Aktivitas
• Lamanya waktu yang diperlukan untuk setiap jenis
aktivitas dapat diperoleh dari interviu dengan
karyawan atau observasi langsung
• Misalkan lamanya waktu karyawan untuk aktivitas
memproses transaksi kartu kredit adalah 1 menit,
aktivitas membuat tagihan kartu kredit 15 menit dan
aktivitas menangani pengaduan nasabah 50 menit
Menghitung Tarif Aktivitas

Beban Gaji
Aktivitas Lama Karyawan Tarif Aktivitas
Aktivitas Per Menit
Memproses transaksi 1 menit Rp118,42 Rp118,42 per
kartu kredit transaksi
Membuat tagihan kartu 15 menit Rp118,42 Rp1.776,30 per
kredit tagihan
Menangani pengaduan 50 menit Rp118,42 Rp5.921 per
nasabah pengaduan
Perbedaan Tarif Aktivitas Tradisional Dengan Tarif Aktivitas Di-Drive Waktu

Aktivitas Tarif Aktivitas Tarif Aktivitas di-


Tradisional Drive Waktu
Memproses transaksi kartu Rp180 per transaksi Rp118,42 per
kredit transaksi
Membuat tagihan kartu Rp 3.600 per Rp1.776,30 per
kredit tagihan tagihan
Menangani pengaduan Rp7.200 per Rp5.921 per
nasabah pengaduan pengaduan
Perhitungan Kapasitas Yang Tidak Terpakai
Lama
Aktivitas Konsumsi Waktu Total Waktu
Aktivitas Aktivitas Terpakai
Memproses transaksi 100.000 transaksi 1 menit 100.000 menit
kartu kredit
Membuat tagihan 3.000 tagihan 15 menit 45.000 menit
kartu kredit
Menangani 1.000 pengaduan 50 menit 50.000 menit
pengaduan nasabah
Kapasitas terpakai 195.000 menit
Kapasitas praktis 304.000 menit
Kapasitas tidak terpakai 109.000 menit
Perhitungan Biaya Untuk Aktivitas Yang Tidak Terpakai
Total biaya untuk kapasitas sumber daya
yang disediakan: Rp36.000.000
Pembebanan biaya aktivitas ke Kartu
Kredit:
Memproses transaksi kartu kredit: 100.000
transaksi × Rp118,42 Rp11.842.000
Membuat tagihan kartu kredit: 3.000
tagihan × Rp1.776,30 Rp 5.328.900
Menangani pengaduan nasabah: 1.000
pengaduan × Rp5.921 Rp 5.921.000
Total biaya untuk kapasitas terpakai Rp23.091.900
Total biaya untuk kapasitas tidak Rp12.908.100
terpakai
• Perhitungan harga pokok produk berbasis
aktivitas yang di-drive waktu membantu
manajemen dalam mengurangi biaya dengan
cara menghilangkan kapasitas yang tidak
terpakai.
LAPORAN LABA RUGI UNTUK
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK
BERBASIS AKTIVITAS 83
Tujuan 8 • Jika perusahaan menerapkan perhitungan
harga pokok produk berbasis aktivitas,
Laporan
laba rugi maka biaya dalam laporan laba rugi
dengan diklasifikasikan menjadi biaya bernilai
pendekatan tambah (value added cost) dan biaya tidak
perhitungan
harga pokok bernilai tambah (non-value added cost)
produk • Informasi ini akan memudahkan
berbasis
aktivitas. manajemen dalam melakukan efisiensi
biaya dengan mengeliminasi biaya tidak
bernilai tambah.
Biaya Bernilai Biaya Tidak Total
GAMBAR 6.15 Tambah Bernilai Tambah
PT ABC
Laporan Laba Rugi Pendapatan Rp100.000.000
untuk Perhitungan Biaya Produksi:
Harga Pokok BBB Langsung Rp18.000.000 Rp 2.000.000 Rp 20.000.000
Produk Berbasis BTK Langsung Rp14.000.000 Rp 1.000.000 Rp 15.000.000
Aktivitas Tahun
Biaya Overhead Pabrik Rp20.000.000 Rp 5.000.000 Rp 25.000.000
2016
Total Biaya Produksi Rp52.000.000 Rp 8.000.000 Rp 60.000.000
Laba Kotor Rp 40.000.000
Beban Operasional:
Beban Penjualan Rp 9.500.000 Rp 1.500.000 Rp 11.000.000
Beban Adm. dan Umum Rp13.300.000 Rp 1.700.000 Rp 15.000.000
Total Beban Operasional Rp22.800.000 Rp 3.200.000 Rp 26.000.000
Total Biaya Rp74.800.000 Rp11.200.000
Laba Bersih Operasional Rp 14.000.000
RANGKUMAN
86
1. Terdapat tiga metode pembebanan biaya, yaitu metode
penelusuran langsung, penelusuran driver, dan alokasi.
2. Terdapat empat tingkat aktivitas, yaitu tingkat unit, batch,
produk, dan fasilitas.
3. Perhitungan harga pokok produk berbasis volume hanya
menggunakan driver unit untuk membebankan biaya ke
produk.
4. Perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas
membebankan biaya aktivitas ke produk dengan
menggunakan driver yang dapat mencerminkan perilaku biaya
yang dibebankan.
5. Langkah-langkah perhitungan harga pokok berbasis aktivitas, yaitu (a)
mengidentifikasi aktivitas dan menentukan driver aktivitasnya, (b)
mengidentifikasi sumber daya yang digunakan oleh setiap aktivitas dan
menghitung biaya sumber daya, serta menentukan driver sumber daya, (c)
membebankan biaya sumber daya ke masing-masing aktivitas, (d)
mengklasifikasikan aktivitas berdasarkan tingkat aktivitas dan driver
aktivitas, (e) menghitung tarif aktivitas, dan (f) membebankan biaya
aktivitas ke masing-masing produk.
6. Kelemahan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas
tradisional adalah karyawan mengestimasi waktu yang dihabiskan untuk
setiap aktivitas yang dilakukannya dengan total 100 persen dan tidak
memperhitungkan waktu yang tidak terpakai sehingga tarif aktivitas
menjadi terlalu tinggi dan harga pokok produk menjadi tidak akurat.
7. Perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas yang di-drive waktu
membantu manajemen dalam mengurangi biaya dengan cara
menghilangkan kapasitas yang tidak terpakai.
8. Format laporan laba rugi dengan pendekatan perhitungan harga pokok
produk berbasis aktivitas mengklasifikasikan biaya berdasarkan biaya
yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah.
TERIMA KASIH

90

Anda mungkin juga menyukai