Oleh:
Novita Vidi Yanty
NIM: 1110103000003
v
5) Seluruh warga Kelurahan Tugu Utara yang telah bersedia membantu untuk
mengisi data kuesioner.
6) Kedua orang tua tercinta Ayahanda H. Maman Hermawan, Ibunda Hj. Fitri
Yana, yang telah memberikan doa, semangat dan kasih sayang kepada
penulis. Serta adik-adikku tersayang Rifki Wida Sarandi dan Nuril Islami
yang selalu memberi dukungan dan semangat sepanjang waktu.
7) Teman-teman seperjuangan kelompok riset Septia Wahyuni, Maulida Nur
Soraya, Syrojuddin Hadi, Mayla Azkiya dan teman seangkatan PSPD
2010, semoga kita selalu sukses dunia dan akhirat.
8) Sahabatku Indi Fikrotun hanifah yang telah membantu dan memberikan
semangat.
9) Semua teman yang saya kenal yang telah berbagi suka dan duka.
Penulis sadari penyusunan laporan penelitian ini masih jauh dari
sempurna. Kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi
sempurnanya laporan penelitian ini.
Demikian laporan penelitian ini penulis buat, semoga bermanfaat bagi para
pembacanya dan menjadi ilmu yang bermanfaat. Semoga Allah SWT selalu
memberikan ridho-Nya kepada kita semua. Aamiin.
Penulis
vi
ABSTRAK
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
viii
BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN ............................................................ 30
3.1 Desain Penelitian............................................................................................. 30
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 30
3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................................... 30
3.3.1 Populasi Penelitian .................................................................................... 30
3.3.2 Sampel Penelitian ..................................................................................... 31
3.3.3 Cara Pengambilan Sampel ........................................................................ 32
3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi ............................................................................. 32
3.4.1 Kriteria Inklusi .......................................................................................... 32
3.4.2 Kriteria Ekslusi.......................................................................................... 32
3.5 Cara Kerja Penelitian ...................................................................................... 33
3.6 Management Data ........................................................................................... 34
3.6.1 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 34
3.6.1.1 Data Primer ......................................................................................... 34
3.6.1.2 Data Sekunder ..................................................................................... 34
3.6.2 Pengolahan, Analisis, dan Penyajian Data .............................................. 34
LAMPIRAN ......................................................................................................... 53
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu penyebab kanker serviks adalah karena adanya infeksi Human
papilloma virus (HPV) yang merangsang perubahan sel epitel serviks. Prevalensi
infeksi Human papilloma virus (HPV) tinggi pada kelompok usia muda,
sedangkan untuk kanker serviks baru timbul pada usia tiga puluh tahunan atau
lebih. Pada awal perkembangannya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala
tertentu sehingga mengharuskan setiap perempuan melakukan deteksi dini dengan
pemeriksaan sitologi yaitu tes Pap smear.2
1
2
Sejak tahun 1960, insiden kanker serviks menurun pada sebagian negara di
dunia sejak diadakannya program deteksi dini kanker serviks yaitu dengan tes Pap
smear. Pemeriksaan Pap smear dimulai antara usia 20 dan 30 tahun, terutama
setelah 10 tahun dimulainya hubungan seksual.7
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
Tinjauan Pustaka
2.1.1.1. Definisi
Kanker serviks adalah kanker primer dari serviks (kanalis servikalis dan
atau porsio).9 Sel kanker serviks berasal dari sel epitel serviks yang mengalami
mutasi genetik sehingga terjadi perubahan perilaku. Sel epitel serviks yang
bermutasi melakukan pembelahan sel yang tidak terkendali, imortal dan
menginvasi jaringan stroma yang dibawahnya. Jika mutasi genetik ini tidak dapat
diperbaiki maka akan terjadi petumbuhan kanker.7
2.1.1.2. Etiologi
5
6
dihancurkan. Setelah virus masuk ke dalam inti sel, virus melakukan transkripsi
dengan DNA-nya berubah menjadi MRNA.13
Ikatan antara protein E6 dan gen p53 akan menyebabkan p53 tidak
berfungsi sebagai gen supresi tumor yang bekerja di fase G1. Gen p53 akan
menghentikan siklus sel di fase G1 dengan tujuan penghentian siklus sel yaitu
agar sel dapat memperbaiki kerusakan sebelum berlanjut ke fase S. Mekanisme
kerja p53 adalah dengan menghambat kompleks cdk-cyclin yang akan
merangsang sel memasuki fase selanjutnya. Sehingga jika E6 berikatan dengan
p53 maka sel terus bekerja sehingga sel akan terus membelah dan menjadi
abnormal.13
Protein retinoblastoma (pRb) dan gen lain yang menyerupai pRb (p130
dan p107) berfungsi mengkontrol ekspresi sel yang diperantarai oleh E2F. Ikatan
pRb dengan E2F akan menghambat gen yang mengatur sel keluar dari fase G1.
Jika pRb berikatan dengan protein E7 dari HPV maka E2F tidak terikat sehingga
menstimulasi proliferasi sel yang melebihi batas normal sehingga sel tersebut
menjadi sel karsinoma.13
2.1.1.3. Patologi
Gambar 2.1. Lokasi dari SSK dan Zona Transformasi : a) sebelum menarche b)
sesudah pubertas dan awal reproduksi c) perempuan usia 30 tahun d) perempuan
sebelum manopause e) perempuan sesudah menopause 15
Perilaku seksual
Perilaku seksual seperti berganti-ganti mitra seksual dan usia pertama kali
saat melakukan hubungan seksual sangat berhubungan dengan kejadian kanker
serviks skuamosa. Risiko meningkat menjadi lebih dari 10 kali, bila saat
berhubungan seks pertama kali di bawah umur 15 tahun dan memiliki partner
seksual yang banyak (6 atau lebih). Risiko akan lebih meningkat jika berhubungan
seks dengan pria yang berisiko tinggi mengidap kondiloma akuminatum. Pria
yang berisiko tinggi adalah pria yang melakukan hubungan seksual dengan
partner seks yang banyak.16
Merokok
Metode kontrasepsi
Menggunakan kontrasepsi oral (pil KB) untuk waktu yang lama (5 tahun
atau lebih) sedikit meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada perempuan
dengan infeksi HPV. Tetapi ketika penggunaan kontrasepsi oral dihentikan, risiko
tersebut dapat menurun dengan cepat.17
Kontrasepsi barier
Imunosupresi
Tanda-tanda awal kanker serviks mungkin tidak bergejala, berikut gejala yang
sudah menjadi kanker serviks, yaitu:20
1. Gejala awal
2. Gejala lanjut: keluar cairan dari liang vagina yang berbau tidak sedap,
gangguan buang air kecil, nyeri (panggul, pinggang, tungkai, kandung
kemih, dan rektum).
3. Kanker sudah menyebar: akan timbul gejala yang sesuai dengan organ
yang terkena seperti liver, paru-paru, tulang.
Kambuh: edema satu sisi tungkai, nyeri panggul menjalar ke tungkai, gejala
obstruksi ureter.
11
Definisi
* jika lesi masih ada, kolposkopi harus diulang setiap 6 bulan sampai terjadi regresi atau perkembangan.
** pada kasus CIN 1 atau CIN 2, program skrining normal dilakukan kembali setelah 1 tahun
Krioterapi
Komplikasi dari metode ini sangat kecil yaitu kurang dari 1% dapat berupa
perdarahan yang banyak dari vagina atau terdapat infeksi panggul. Jika ukuran
lesi <2,5 cm maka keberhasilan terapi mencapai 80-90% pada pengamatan selama
5 tahun, tetapi bila ukuran lesi >2,5 cm maka keberhasilan terapi turun menjadi
50%.22
Merupakan eksisi jaringan lesi abnormal dan sekitarnya (bagian jaringan yang
sehat) dengan menggunakan metal wire loops (alat kawat khusus beraliran listrik).
Keuntungan eksisi leep adalah
Keberhasilan metode ini baik lesi kecil maupun lesi besar berkisar 90%.
Karena banyak keuntungannya, maka penggunaan leep saat ini sangat meluas dan
berkembang.9
Trakhelektomi radikal
Histerektomi
Histerektomi radikal
Terapi radioterapi
Kemoterapi
Perawatan paliatif
Prinsip perawatan paliatif 24
- Meringankan rasa sakit dan gejala kronik lainnya
- Menawarkan dukungan untuk membantu pasien hidup seaktif mungkin
sampai kematian.
- Meningkatkan kualitas hidup
19
1. Program baru harus memulai skrining pada wanita yang berusia 30 tahun
atau lebih dan wanita muda yang berisiko tinggi.
2. Jika seorang wanita hanya dapat diskrining satu kali dalam hidupnya, usia
terbaik adalah antara 35 tahun dan 45 tahun.
3. Untuk usia diatas 50 tahun, interval skrining yang tepat adalah 5 tahun
4. Pada kelompok usia 25-49 tahun interval skrining 3 tahun dapat
dipertimbangkan jika sumber daya tersedia
5. Skrining setiap tahun tidak dianjurkan pada usia berapapun.
6. Skrining tidak dianjurkan pada wanita diatas usia 65 tahun, jika hasil tes
pap 2 tahun terakhir negatif
2.1.1.9. Pencegahan
Pencegahan primer
Menunda onset aktivitas seksual
Berhenti merokok
Merokok adalah salah satu faktor risiko penyebab kanker serviks. Pada
sebuah studi menunjukkan bahwa di dalam mukus dari serviks seorang wanita
perokok ditemukan nikotin dalam jumlah tertentu.13
Vaksinasi HPV merupakan sel kosong yang menyerupai hpv tanpa dna
virus, jadi hanya cangkangnya saja sehingga ketika vaksin ini dimasukkan ke
dalam tubuh, tubuh akan membentuk antibodi.13
intramuskular dalam tiga kali pemberian yakni pada bulan ke-0, ke-1, dan ke-6
masing-masing sebanyak 0,5 ml.9
Terdapat dua jenis vaksin HPV yaitu vaksin bivalent (berisi 20μg VLP-
HPV 16 dan VLP-HPV 18) dan quadrivalent (berisi 40μg VLP-HPV 16, 20μg
VLP-HPV 18, 20μg VLP-HPV6, dan 40μg VLP-HPV11).9
Pencegahan sekunder8
Pencegahan tersier8
- Pelayanan di rumah sakit (diagnosa dan pengobatan)
- Perawatan paliatif
Pap smear merupakan suatu tes yang aman dan murah dan telah dipakai
bertahun-tahun untuk mendeteksi adanya kelainan yang terjadi pada sel-sel epitel
serviks. Tes ini pertama kali ditemukan oleh George Papanicolou sehingga
dinamakan Pap smear test.13
a. Tidak menjadwalkan janji untuk tes Pap smear pada saat menstruasi.
Setidaknya 5 hari setelah menstruasi.
b. Jangan melakukan hubungan seksual selama 48 jam sebelum tes.
c. Jangan menggunakan tampon, krim vagina, pelembab atau pelumas
selama 48 jam sebelum tes.
Sistem yang dipakai adalah berdasarkan sitologi dan histologi yaitu sistem
Papanicolaou, sistem Cervical Intraepithel Neoplasm (CIN), dan sistem Bethesda.
Sistem pelaporan yang berkembang adalah sistem Bethesda, sistem Bethesda
1988 direvisi menjadi Bethesda 2001.1
2.1.3. Pengetahuan
2.1.3.1 Definisi
a. Faktor Internal
1) Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang untuk menggapai cita-cita tertentu
yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan.
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi.
2) Pekerjaan, menurut Thomas pekerjaan merupakan keburukan yang
harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan keluarga
dan dirinya. Bekerja umumnya adalah kegiatan atau aktivitas yang
menyita waktu. Sedangkan bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
3) Usia, menurut Elizabeth BH usia adalah umur seseorang yang
terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Dari segi
kepercayaan masyarakat seseorang yang dewasa lebih dipercaya
dari orang yang belum tinggi kedewasaannya.
b. Faktor eksternal
1) Faktor lingkungan, menurut Ann. Mariner lingkungan merupakan
seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku seseorang atau
kelompok.
2) Sosial budaya, sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi sikap dalam menerima informasi.
2.1.4 Perilaku
2.1.4.1 Definisi
magister.30
METODE PENELITIAN
Kegiatan Waktu
1. Pengusulan Judul November 2012
2. Penyusunan Proposal Desember 2012 – April 2013
3. Penyusunan Kuesioner April 2013
4. Pengurusan Izin Penelitian April – Mei 2013
5. Pelaksanaan Penelitian Mei – Juli 2013
6. Pengolahan Data Juni – Agustus 2013
7. Penyusunan BAB IV-V Juli – Agustus 2013
8. Penyusunan Skripsi Agustus – September 2013
9. Ujian Skripsi September 2013
10. Revisi Skripsi September 2013
30
31
√ √
( )
Keterangan:
Kesalah tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah, sehingga Zα = 1,96
Q2 = 1 – 0,1 = 0,9
Dengan demikian:
Q1 = 1 – P1 = 1 – 0,3 = 0,7
Q = 1 – P = 1 – 0,2 = 0,8
√( ) √( ) ( )
( )
Ibu di Kelurahan Tugu Utara yang sudah menikah, dan bersedia menjadi
responden.
Ibu di Kelurahan Tugu utara yang tidak dapat ditemui dalam satu kali
pertemuan, dan sedang atau yang sudah pernah menderita kanker serviks.
33
Informed consent
Wawancara dengan
kuesioner
Pengumpulan dan
Pengolahan data
Skoring
Pengetahuan
Data sekunder adalah data jumlah penduduk yang didapatkan dari data
Kelurahan Tugu Utara Kecamatan Koja Kota Jakarta Utara Tahun 2013.
Lokasi dalam penelitian ini adalah Kelurahan Tugu Utara. Kelurahan Tugu
utara merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kecamatan Koja
Kotamadya Jakarta Utara dengan luas wilayah 237,65 ha, yang terdiri dari 214 RT
dan 19 RW.33
Jumlah penduduk Kelurahan Tugu Utara sebanyak 79.393, dengan jumlah kepala
keluarga 26.505. Selanjutnya secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:33
35
36
No Pertanyaan %
1. Kanker serviks ditemukan paling banyak pada wanita dengan
umur...
a. 15-44 tahun 42,4
b. 44-54 tahun 33,3
c. 55-64 tahun 7,6
d. Tidak tahu 16,7
2. Cara penyebaran kanker serviks
a. Penularan melalui hubungan seksual dengan pasangan 39,4
b. Konsumsi makanan yang terkena virus 21,2
c. Faktor genetik 19,7
d. Tidak tahu 19,7
3. Faktor apa saja yang memiliki resiko terkena kanker serviks?
a. Memiliki banyak pasangan seksual (riwayat memiliki suami
dengan banyak pasangan seksual)
b. Berhubungan badan usia dini
c. Wanita yang sering hamil
d. Tidak tahu
- Menjawab 4 jawaban dengan benar 0
- Menjawab 2-3 jawaban dengan benar 15,2
- Menjawab 1 jawaban dengan benar 72,7
- Tidak menjawab 12,1
4. Gejala awal kanker serviks
a. Keputihan menetap dan keluarnya darah setelah 40.9
berhubungan suami istri
b. Keluar darah saat buang air kecil 25,8
c. Nyeri perut bagian bawah 12,1
d. Tidak tahu 21,2
5. Pengertian Pap smear
a. Suatu pemeriksaan wanita dewasa yang dilakukan dengan 45,5
cara menampung cairan keputihan untuk diperiksa
b. Suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari serviks, 33,3
lalu diamati di bawah mikroskop
c. Suatu pemeriksaan darah sebelum wanita menikah 4,5
d. Tidak tahu 16,7
6. Manfaat Pap smear
a. Menjaga kesehatan seorang wanita agar terhindar dari 37,9
semua penyakit kelamin
b. Dapat mendeteksi kanker serviks secara dini 33,3
c. Menghilangkan sel-sel kanker di serviks 9,1
39
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Gambaran Perilaku Ibu dalam Melakukan Tes Pap
Smear
No. Perilaku ibu dalam melakukan Pap smear Jumlah (orang) Persen (%)
1. Pernah melakukan Pap smear 10 15,2
2. Belum pernah melakukan Pap smear 56 84,8
Total 66 100
n % n % n %
Setelah dilakukan uji Chi Square, didapatkan nilai expected count kurang
dari lima ada 33,3% jumlah sel sehingga tidak memenuhi syarat uji Chi Square,
maka dilakukan penggabungan sel menjadi tabel 2x2. Setelah dilakukan
penggabungan sel kemudian dilakukan uji Chi Square untuk kedua kalinya juga
tidak terpenuhi karena terdapat 1 sel (25%) yang memiliki nilai expected count
kurang dari lima Oleh karena itu, uji yang dipakai adalah uji alternatifnya, yaitu
uji Fisher. Berdasarkan uji Fisher didapatkan nilai p sebesar 0,306 maka secara
statistik tidak terdapat hubungan antara pendapatan dengan perilaku responden.
43
Tabel 4.12 Hubungan Tingkat Pengetahuan Kanker Serviks dengan Perilaku Ibu
Melakukan Tes Pap Smear
Tingkat Pengetahuan Perilaku Ibu dalam Melakukan Pap smear Total
Kanker serviks
Pernah Belum pernah
n % n % n %
Setelah dilakukan uji Chi Square, didapatkan nilai expected count kurang
dari lima ada 33,3% jumlah sel sehingga tidak memenuhi syarat uji Chi Square,
maka dilakukan penggabungan sel menjadi tabel 2x2. Setelah dilakukan
penggabungan sel kemudian dilakukan uji Chi Square untuk kedua kalinya juga
tidak terpenuhi karena terdapat 1 sel (25%) yang memiliki nilai expected count
kurang dari lima Oleh karena itu, uji yang dipakai adalah uji alternatifnya, yaitu
uji Fisher. Berdasarkan uji Fisher didapatkan nilai p sebesar 0,004 maka secara
statistik terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan kanker serviks dengan
perilaku ibu melakukan tes Pap smear.
44
4.3. Pembahasan
pernah melakukan Pap smear sebesar 10,45%.37 Serupa juga dengan penelitian
yang dilakukan oleh Hanisch R et al di Columbia tahun 2007 didapatkan hasil
sebagian besar responden yaitu sebanyak 71,5% pernah melakukan Pap smear
dan 7,8 % belum pernah melakukan Pap smear.38
Hasil dalam penelitian ini serupa dengan teori bahwa pendidikan formal
dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup
terutama dalam memotivasi untuk bersikap. Menurut Nursalam, pada umumnya
makin tinggi pendidikan formal seseorang makin mudah seseorang menerima
informasi.28
5.1. Simpulan
47
48
5.2. Saran
10. Yulia, Nuke, Ninik. Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu
Tentang Kanker Serviks Dengan Pemeriksaan Pap Smear di Wilayah
Kerja Puskesmas Pegandan Kota Semarang Tahun 2011. Semarang.
Skripsi FKIK UMS. [Diakses 22 April 2013]. Diunduh dari
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article/view/560/610
49
50
11. Rifki, Nur, Musrifatul. Hubungan Tingkat Pengetahuan ibu tentang kanker
Serviks Dengan Perilaku Ibu Dalam Melakukan Pemeriksaan Pap Smear
Di Desa Ketawang Daleman Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep.
Surabaya. Skripsi FIK. Skripsi UM Surabaya. [Dakses 22 April 2013].
Diunduh dari http://apps.um-surabaya.ac.id/jurnal
12. Soepardiman. Deteksi Dini Kanker. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2002
13. Sinta et al. Kanker Serviks Dan Infeksi Human Pappilomavirus (HPV).
Jakarta: Javamedia. 2010
22. Ova et al. Bebas Ancaman Kanker Serviks. Yogyakarta: Media Pressindo.
2010
24. Overview of Cervical Cancer Treatment and Palliative Care. New York.
PATH. 2004. [Diakses 27 April 2013]. Diunduh dari http://www.path.org
29. Wawan, Dewi. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. 2010
32. Dahlan M.S. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi Ke-2. Jakarta: Sagung Seto.
2010
33. Monografi Kelurahan Tugu Utara Kecamatan Koja Kota Jakarta Utara Tahun
2013
35. Lime EG et al. Knowledge about HPV and Screening of Cervical Cancer
among Women from the Metropolitan Region of Natal. Brazil. 2013.
[Diakses 5 September 2013]. Diunduh dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23606981
52
36. Aghnia G. Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Kanker Serviks Dan Pap
Smear di Kelurahan Campaka Tahun 2011 Serta Faktor-Faktor Yang
Berhubungan. Jakarta: UIN. 2011. [Diakses 4 Januari 2013]. Diunduh dari
perpus.fkik.uin t a i ile igital a alah p
42. Nikko et al. Pengetahuan Sikap Perilaku Perempuan yang Sudah Menikah
Mengenai Pap Smear dan Faktor-Faktor yang Berhubungan di Rumah
Susun Klender Jakarta 2006. Jakarta: FKUI. [Diakses 07 Mei 2013].
Diunduh dari http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/
53
LAMPIRAN 1
(Kuesioner)
Jakarta,..................... 2013
Peneliti
Jakarta,.................... 2013
Responden
(.........................................)
55
Identitas Responden
1. Nama : ...............................................................
2. Tempat dan tanggal lahir : ...............................................................
3. Usia : ...............................................................
4. Alamat : ...............................................................
.................................................................
5. Pendidikan terahir :
3. Tamat SD 6. S1
6. Pekerjaan :
2. Karyawati 5. PNS
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Ibu paling benar. Tandai dengan
tanda silang!
LAMPIRAN 2
(Uji statistik)
60
61
62
63
64
65
66
LAMPIRAN 3
(Riwayat Penulis)
Agama : Islam
Email : novitavidiyanty@gmail.com
No Telepon : 08568914968
Riwayat pendidikan :