Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seorang wanita sangat menambakan menjadi seorang ibu. Tahapan menjadi seorang ibu
dimulai dari proses kehamilan, persalinan lalu nifas. Ibu setelah melahirkan akan mengalami
fase ini yaitu fase ibu nifas. Ibu nifas juga mengalami perubahan-perubahan yang bersifat
fisiologis maupun psikologis. Oleh karena itu, diperlukan juga komunikasi pada saat nifas.
Perubahan fisiologis pada ibu nifas meliputi: proses pengembalian fungsi rahim, keluarnya
lochea, dsb. Sedangkan perubahan psikologis meliputi: perasaan bangga setelah melewati
proses persalinan, bahagia bayi telah lahir sesuai dengan harapan, kondisi-kondisi yang
membuat ibu sedih saat nifas (keadaan bayi tidak sesuai harapan, perceraian, dsb).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari nifas ?
2. Apa yang di maksud dengan komunikasi interpersonal ?
3. Mengapa seorang ibu nifas memerlukan komunikasi interpersonal?
4. Apa saja tatanan komunikasi interpersonal pada ibu nifas?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari nifas
2. Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi interpersonal
3. Untuk mengetahui penyebab sorang ibu memerlukan komunikasi interpersonal
4. Untuk mengetahui apa saja tatanan komunikasi interpersonal

1.4 Manfaat Penyusunan

1. Untuk pembelajaran dan menambah pengetahuan mahasiswi kebidanan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal

1
KAP adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang
atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2004).

Komunikasi Interpersonal (KIP) adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non
verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar
individu di dalam kelompok kecil (Febrina, 2008).

KIP Antara Dua Orang adalah komunikasi dari seseorang ke orang lain, dua arah interaksi
verbal dan nonverbal yang menyangkut saling berbagi informasi dan perasaan.

KIP Antara Tiga Orang/ lebih, menyangkut komunikasi dari orang ke beberapa oarng lain
(kelompok kecil). Masing-masing anggota menyadari keberadaan anggota lain, memiliki
minat yang sama dan/atau bekerja untuk suatu tujuan.

Konseling kebidanan adalah pertolongan dalam bentuk wawancara yang menuntut


adanya komunikasi interaksi yang mendalam, dan usaha bersama bidan dengan pemecahan
masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku atau sikap dalam ruang
lingkuppelayanan kebidanan.
Konselor adalah orang yang memberi nasehat, memberi arahan kepada orang lain (klien)
untuk memecahkan masalahnya. Sedangkan konseli adalah orang yang mencari
(membutuhkan) advis atau nasehat.

2.2 Pengertian Masa Nifas


Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung
kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6-40 hari. Lamanya masa
nifas ini yaitu ± 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul
Bari,2000:122).
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi
minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil
yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281)

2
Ibu setelah melahirkan akan mengalami fase ini yaitu fase ibu nifas. Ibu nifas juga
mengalamiperubahan-perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis. Oleh karena itu,
diperlukan juga komunikasi pada saat nifas. Perubahan fisiologis pada ibu nifas meliputi:
proses pengembalian fungsi rahim, keluarnya lochea, dsb. Sedangkan perubahan psikologis
meliputi: perasaan bangga setelah melewati proses persalinan, bahagia bayi telah lahir sesuai
dengan harapan, kondisi-kondisi yang membuat ibu sedih saat nifas (keadaan bayi tidak sesuai
harapan, perceraian, dsb).
Pelaksanaan komunikasi yang dilakukan bidan pada ibu nifas harus memperhatikan :
1. Kestabilanemosi ibu,
2. Arah pembicaraan terfokus pada penerimaan kelahiran bayi,
3. Penyampaian informasijelas dan mudah dimengerti oleh ibu dan keluarga, dsb.

2.3 Tujuan Konseling atau Komunikasi Interpersonal dan Tujuan Pemberian Asuhan Pada Masa
Nifas, yaitu:

A. Tujuan Konseling atau Komunikasi Interpersonal

1. memecahkan masalah
2. meningkatkan efektifitas pribadi individu
3. membantu perubahan pada diri individu yang bersangkutan
4. membantu mengambil keputusan secara tepat dan cermat; adanya perubahanprilaku
dari yang tidak menguntungkan menjadi menguntungkan.

B. Tujuan Pemberian Asuhan Pada Masa Nifas

1. Untuk mempercepat involusi uterus ( rahim )


2. Untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologisnya.
3. Melaksanakan skrining yang komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan
bayisehari-hari.
5. Memberikan pelayanan KB.
6. Mendapatkan kesehatan emosi.

3
Hal-hal yang harus diperhatikan bidan sebagai konselor adalah:
1) Kesiapan Konseling
Faktor yang mempengaruhi kesiapan konseling adalah motivasi memperoleh
bantuan,pengetahuan klien tentang konseling, kecakapan intelektual, tingkat tilikan
terhadap masalah, dan harapan terhadap peran konselor.
Hambatan dalam persiapan konseling pada ibu nifas:
a. penolakan dari sang ibu,
b. situasi fisik ibu,
c. pengalaman konseling yang tidak menyenangkan,
d. pemahaman konseling kurang,
e. pendekatan kurang,
f. iklim penerimaan pada konseling kurang.

Penyiapan klien
a. Orientasi pra konseling
b. teknik survey terhadap masalah klien
c. memberikan informasipada klien;
d. pembicaraan dengan berbagai topik;
e. menghubungi sumber-sumber referal.

2) Memperoleh Riwayat Kasus


Riwayat kasus merupakan kumpulan informasi ssistematis tentang kehidupan sekarang
dan masa lalu. Riwayat kasus kebidanan, biasanya tercatat dalam rekam medis.

3) Psikodiagnostik
Psikodiagnostik meliputi pernyataan masalah klien, perkiraan sebsb-sebab kesulitan;
kemungkinan teknik konseling; perkiraan hasil konseling.

Selain komunikasi dilakukan pula konseling pada ibu nifas. Konselingnya berupa pengetahuan-
pengetahuan tentang masa ibu setelah masa nifas yaitu masalah KB dan klimakterum dan
menopause.

4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Komunikasi Interpersonal (KIP) adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan
non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau
antar individu di dalam kelompok kecil (Febrina, 2008).

Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung
kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6-40 hari. Lamanya masa
nifas ini yaitu ± 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998).
Komunikasi yang dilakukan pada ibu ibu nifas meliputi :

1) Kesiapan Konseling
2) Penyiapan klien
3) Memperoleh Riwayat Kasus
4) Psikodiagnostik
Selain komunikasi dilakukan pula konseling pada ibu nifas. Konselingnya berupa
pengetahuan-pengetahuan tentang masa ibu setelah masa nifas yaitu masalah KB dan
klimakterum dan menopause.
5
Tujuan Pemberian Asuhan Pada Masa Nifas

1. Untuk mempercepat involusi uterus ( rahim )


2. Untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologisnya.
3. Melaksanakan skrining yang komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan
bayisehari-hari.
5. Memberikan pelayanan KB.
6. Mendapatkan kesehatan emosi.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini tentunya masih ada kekeliruan serta kehilafan seorang
penulis yang di karenakan juga kurangnya referensi yang mendukung dalam penyusunan
makalah ini, untuk memperindah serta memperbaiki penyusunan makalah untuk kedepanya
kritin dan saran dari pihak lain sangan menambah kami butuhkan, guna pengetahuan kami
terhadap kekeliruan dalam penyusunan makalah ini.

6
DAFTAR PUSTAKA

Christina, dkk., 2003, Komunikasi Kebidanan, Jakarta: EGC.

Saraswati. 2002.Komunikasi Efektif. Penulis Modul: Jakarta.

Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan, Yogyakarta:
Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai