Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskriptif Data


Berdasarkan data laporan keuangan Perbankan BUMN Indonesia maka
dapat dihitung rasio-rasio keuangan bank yang digunakan dalam penelitian ini
yang meliputi Return on Asset, Capital Adequacy Ratio, dan Non Performing Loan.
Hasil perhitungan rasio-rasio keuangan bank yang digunakan dalam penelitian in
dapat dilihat pada lampiran1.

4.2. Pengujian Persyaratan Analisis Data


Data dalam penelitian ini yaitu tentang pengaruh CAR dan NPL terhadap
ROA pada Perbankan BUMN periode tahun 2010 - 2018 dengan menggunakan
analisis statistik yaitu SPSS 21.0. Dalam penelitian ini dilakukan uji asumsi klasik
terlebih dahulu. Adapun data yang diproses dalam penelitian adalah data CAR,
NPL dan ROA Perbankan BUMN periode tahun 2010 - 2018. Adapun bentuk
pengujian sebagai berikut:

4.2.1. Uji Normalitas


Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah variable independen yaitu
CAR dan NPL serta variable dependen yaitu ROA memiliki data yang berdistribusi
normal atau tidak. Model regressi yang baik adalah memiliki distribusi data normal
atau mendekati normal. Pengujian apakah distribusi data normal, salah satunya
dengan menggunakan analisis grafik. Cara yang paling sederhana adalah dengan
melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi
yang mendekati distribusi normal sebagaimana Gambar 4.1 berikut :

40
41

Sumber : Output SPSS, data diolah (2019)


Gambar 4.1
Grafik Histogram Data Perbankan BUMN Indonesia

Dengan melihat tampilan grafik histogram, dapat disimpulkan bahwa


grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal. Namun
demikian dengan hanya melihat histogram, hal ini dapat memberikan hasil yang
meragukan khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang handal adalah
dengan melihat normal probability plot, dimana pada grafik normal plot terlihat
titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah
garis diagonal, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.2 berikut:
42

Sumber: Output SPSS (2019)


Gambar 4.2
Grafik Normal Plot Data Perbankan BUMN

Selain itu normalitas data juga dapat dilihat dari hasil uji Komogorov-Smirnov Test,
seperti terlihat pada table dibawah ini:
Tabel 4.1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1 X2 Y
N 36 36 36
Mean 17.9683 2.6381 2.8753
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 2.54157 .79638 1.03069
Absolute .094 .164 .093
Most Extreme Differences Positive .094 .164 .093
Negative -.075 -.090 -.076
Kolmogorov-Smirnov Z .566 .986 .559
Asymp. Sig. (2-tailed) .906 .285 .914
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS (2019)
43

Berdasarkan table Kolmogorov-Smirnov test diatas dapat disimpulkan sebagai


berikut:
a. Nilai signifikansi (2-tailed) variable CAR adalah 0,566 dengan nilai
probabilitas signifikansi 0,906 > 0,05. Hal ini berarti bahwa variable CAR
erdistribusi normal.
b. Nilai signifikansi (2-tailed) variable NPL adalah 0,986 dengan nilai
probabilitas signifikansi 0,285> 0,05. Hal ini berarti bahwa variable NPL
berdistribusi normal.
c. Nilai signifikansi (2-tailed) variable ROA adalah 0,559 dengan nilai
probabilitas signifikansi 0,914> 0,05. Hal ini berarti bahwa variable ROA
berdistribusi normal.

4.2.2. Uji Multikolinieritas


Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi
dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor
melalui program SPSS.
Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai Variance
Inflation Factor (VIF) < 5 untuk setiap variabel bebas. Maka tidak terjadi masalah
multikolinearitas (Situmorang et al., 2009: 133). Hasil uji multikolinieritas dapat
dilihat dalam tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2 Uji Multikolinieritas Data Perbankan BUMN
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 4.788 .990 4.839 .000
1 X1 .026 .051 .063 .504 .617 .994 1.006
X2 -.900 .163 -.696 -5.529 .000 .994 1.006
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Output SPSS (2019)
44

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa tolerance CAR, dan NPL adalah : 0,994
dan 0,994 dengan VIF sebesar 1,006 dan 1,006. Hasil ini menunjukkan tidak terjadi
multikolinieritas karena tolerance dari seluruh variabel adalah lebih besar dari 0,1
(> 0,1) dan VIF dari seluruh variabel adalah dibawah 5 (<5).

4.2.3. Uji Heteroskedastisitas


Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
heteroskedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan
melihat grafik scatterplot. Model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas
adala memiliki titik yang terbentuk menyebar secara acak baik di atas maupun di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan
grafik scatterplot ditunjukkan pada gambar 4.3 berikut ini:

Sumber : Output SPSS, data diolah (2019)


Gambar 4.3
Grafik Scatterplot Perbankan BUMN
45

4.2.4. Uji Autokorelasi


Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji asumsi bahwa data harus
bersifat bebas, dalam pengertian bahwa data pada periode tertentu tidak dipengaruhi
ataupun mempengaruhi data pada periode sebelumnya ataupun pada periode
sesudahnya. Apabila terjadi gejala autokorelasi, pengujian dengan menggunakan uji
t statistik dan uji F statistik sudah tidak efektif lagi. Bilamana uji ini tetap
dilaksanakan maka hasil kesimpulan yang didapat akan bersifat meragukan.
Pengujian terhadap autokorelasi dapat dilakukan dengan uji statistik Durbin –
Watson. Hasil pengujian Durbin-Watson dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4. 3. Uji Autokorelasi Data Perbankan BUMN
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson


Square Estimate

1 .694a .481 .450 .76472 1.569

a. Predictors: (Constant), X2, X1


b. Dependent Variable: Y
Sumber : output SPSS (2019).

Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dw sebesar 1.969 sementara dari tabel statistik
durbin-watson dengan α=5% dan k=2 (jumlah variabel bebas) dengan n=36
diperoleh dl=1,5144 dan du=1,6518 maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. dl ≤ dw ≤ du
b. 1,3537 ≤ 1,569 ≤ 1,5872
c. Keputusan berada pada area no decision, artinya tidak terdapat autokorelasi.

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai R square sebesar 0,481 dan adjusted R
square sebesar 0,450. Hal ini berarti 48,1 % ROA dipengaruhi oleh CAR dan NPL.
Sedangkan sisanya (100% - 48,1 % = 51,9%) dijelaskan oleh faktor-faktor rasio
keuangan lainnya.
46

4.3. Pengujian Hipotesis


4.3.1. Analisis Data
Model regresi yang dibentuk oleh Return on Asset sebagai variabel terikat
dan Capital Adequacy Ratio, dan Non Performing Loan sebagai variabel bebas telah
bebas dari uji asumsi klasik. Tabel 4.4 menunjukkan ringkasan hasil dan pengolahan
data dengan SPSS sebagai berikut :
Tabel 4.4
Ringkasan Hasil dan Pengolahan Data
Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 4.788 .990 4.839 .000

1 X1 .026 .051 .063 .504 .617

X2 -.900 .163 -.696 -5.529 .000


Sumber : Output SPSS (2019)

Diperoleh persamaan regresi linier berganda (dapat dilihat pada tabel 4.4) sebagai
berikut:
Y = 4,788 + 0,026 CAR – 0,900 NPL + e
Keterangan :
Y = Return on Asset
CAR = Capital Adequacy ratio
NPL = Non Performing Loan
e = Kesalahan Pengganggu (Standard error)

Interpretasi model:
a. Konstanta bernilai 4,788. Hal ini menunjukkan bahwa jika tidak ada
pengaruh variabel bebas yaitu CAR, dan NPL, , maka nilai ROA adalah
sebesar 4,788.
b. Variabel CAR bernilai 0,026. Hal ini menunjukkan bahwa jika CAR
bertambah sebesar 1% maka ROA mengalami perubahan sebesar 0,026. Hal
ini dapat dikatakan bahwa CAR memiliki pengaruh pada ROA dan cukup
47

signifikan.
c. Variabel NPL bernilai – 0,900. Hal ini menunjukkan bahwa jika NPL
bertambah sebesar 1% maka ROA mengalami penurunan sebesar 0,900. Hal
ini dapat dikatakan bahwa NPL memiliki pengaruh pada ROA namun tidak
signifikan.
Dari intrepetasi model diatas dapat dijelaskan bahwa hal ini dapat dikatakan bahwa
CAR dan NPL memiliki pengaruh pada ROA namun tidak signifikan pada kasus
Perbankan BUMN. Hal tersebut dimungkinkan karena bank tidak menekankan
kapitalisasi asetnya hanya sekedar dari bunga bank, dan juga dimungkinkan NPL
kecil pengaruhnya karena kecilnya angka NPL yang terjadi, dimana para kreditor
bank sudah memahami prinsip-prinsip dengan baik yang mana hal tersebut
mendorong mereka untuk menjalankan kewajiban mereka dengan baik.

4.3.2. Pengujian Hipotesis


a. Uji t (Uji Secara Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (CAR,
NPL, OER, dan FDR) memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial
terhadap variabel terikat (ROA).
Tabel 4.5
Uji - t
Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 4.788 .990 4.839 .000

1 X1 .026 .051 .063 .504 .000

X2 -.900 .163 -.696 -5.529 .000


Sumber : Output SPSS (2019)

Hasil pengujian statistik uji -t didapat :


H 0 : bi = 0 ; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari
variabel bebas terhadap variabel terikat.
48

H 1 : bi ≠ 0 ; artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel


bebas terhadap variabel terikat.
α = 5% ; df = (36-3), diperoleh t tabel = 2.03452
Dimana: 36 adalah jumlah sampel pengamatan, dan 3 adalah jumlah variable
penelitian (variable bebas dan variable terikat).

b. Uji-F (Uji Secara Bersama-sama)


Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (CAR, dan NPL)
memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap
variabel terikat (ROA).
Tabel 4.5
Uji – F
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 17.883 2 8.941 15.290 .000b

1 Residual 19.298 33 .585

Total 37.181 35

a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2019)

Hasil pengujian statistik:


H 0 : b1=b2 =0 ; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H 1 : minimal satu dari b i ≠ 0 ; artinya terdapat pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama dari variabel bebas terhadap variabel
terikat.
α = 5% ; df1 = 3, df2 = 36, diperoleh F tabel = 2,87.

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa: H1 diterima, karena Fhitung > Ftabel
(15,290 > 2,87) dan karena memiliki nilai sig. F < α (0,000 < 0,05), artinya
terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel bebas
49

(CAR dan NPL) terhadap variabel terikat (ROA).


Pada uji F diperoleh keputusan bahwa Capital Adequacy Ratio, dan Non
Peforming Loan memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
terhadap Return on Asset pada Perbankan BUMN.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian


Dari hasil pengolahan uji t dan uji F dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Return on Asset
t hitung = 0,504 , t tabel = 2.03452, sig. t =0,000
Terima H1, karena t hitung <-t tabel (0,504 < 2.03452) dan karena sig.
t < 0,05, artinya terdapat pengaruh yang signifikan variabel CAR
terhadap ROA.
Pada uji t diperoleh keputusan bahwa Capital Adequacy Ratio
memiliki hubungan yang positif terhadap Return on Asset artinya
bahwa semakin besar Capital Adequacy Ratio maka akan semakin
besar Return on Asset, demikian sebaliknya. Hal ini bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Gozali yang menyatakan
bahwa CAR memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan, dan
sesuai dengan penelitian Nusantara serta penelitian Siagian dan Yasin
yang menyatakan bahwa CAR memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap ROA.

2. Pengaruh Non Performing Loan Terhadap Return on Asset.


thitung = -5,529, t tabel = 2.03452, sig. t = 0,000
Terima H1, karena dan karena t hitung < t tabel (-5,529 < 2.03452),
artinya bahwa Non Performing Loan berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Return on Asset.
Pada uji t diperoleh keputusan bahwa Non Performing Loan
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Asset. Hasil
penelitian diperoleh nilai Non Performing Loan bertanda negatif (-
50

5,529), artinya bahwa Non Performing Loan berbanding terbalik


dengan Return on Asset. Semakin Tinggi Non Performing Loan maka
Return on Asset juga akan semakin rendah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nusantara, Gozali dan
Siagian dan Yasin yang menyatakan bahwa Non Performing Loan
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Asset.

3. Pengaruh Capital Adequacy Ratio dan Non Performing Loan


terhadap Return on Asset
Pada uji F diperoleh keputusan bahwa Capital Adequacy Ratio, dan
Non Peforming Loan memiliki pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama terhadap Return on Asset pada Perbankan BUMN
dengan besaran pengaruh sebesar 15,290. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Gozali, Nusantara serta penelitian
Siagian dan Yasin yang menyatakan bahwa NPL dan CAR secara
simultan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
ROA.

4.5 Keterbatasan Penelitian


Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur
ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Return on Asset dalam penelitian ini
hanya terdiri dari dua variabel, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) dan
Non Performing Loan (NPL), sedangkan masih banyak faktor lain yang
mempengaruhi Return on Asset.
2. Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan hanya beberapa
rasio dalam laporan keuangan yang terkadang belum dapat memberikan
kondisi keadaan sesungguhnya.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan
pada bab IV, dapat diambil kesimpulan bahwa pada Perbankan BUMN
Indonesia:
1. Berdasarkan tujuan penelitian ini maka dapat diketahui bahwa rasio CAR
berpengaruh terhadap ROA pada Perbankan BUMN dengan nilai sebesar
0,026 basis poin. Hal ini menunjukkan bahwa jika CAR bertambah sebesar
1% maka ROA mengalami perubahan sebesar 0,026. Pada uji t diperoleh
keputusan bahwa Capital Adequacy Ratio memiliki hubungan yang positif
terhadap Return on Asset artinya bahwa semakin besar Capital Adequacy Ratio
maka akan semakin besar Return on Asset, demikian sebaliknya.
2. Berdasarkan tujuan penelitian ini maka dapat diketahui bahwa rasio NPL
berpengaruh terhadap ROA pada Perbankan BUMN dengan nilai - 0,900 basis
poin. Hal ini menunjukkan bahwa jika NPL bertambah sebesar 1% maka
ROA mengalami penurunan sebesar 0,900. Pada uji t diperoleh keputusan
bahwa Non Performing Loan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Return on Asset. Hasil penelitian diperoleh nilai Non Performing Loan
bertanda negatif (- 0,900), artinya bahwa Non Performing Loan berbanding
terbalik dengan Return on Asset. Semakin Tinggi Non Performing Loan maka
Return on Asset juga akan semakin rendah.
3. Pada uji F diperoleh keputusan bahwa Capital Adequacy Ratio, dan Non
Peforming Loan memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
terhadap Return on Asset pada Perbankan BUMN dengan besaran pengaruh
sebesar 4,788.

51
52

5.2. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini dapat penulis
implikasikan hasil penelitiannya adalah sebagai berikut:
a. Hendaknya bank meningkatkan rasio kecukupan modal atau biasa yang disebut
dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk mendorong terjadinya
peningkatan Return On Asset (ROA), yang mana hal tersebut diharapkan oleh
para pemegang saham/investor.
b. Untuk tetap menjaga tingkat Return On Asset (ROA) yang baik, maka bank
harus menjaga agar Non Performing Loan (NPL) selalu rendah.

5.3. Saran
Penelitian dengan topik seperti ini memang sudah banyak dan sering sekali
dilakukan. Namun belum ada kesamaan hasil penelitian yang dapat dijadikan
sebagai acuan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian dengan topik yang sama
namun dengan beberapa saran sebagai berikut :
a. Memperbanyak variabel bebas yang akan diteliti agar penelitian semakin
berkembang dan menghasilkan sebuah teori baru. Misalnya variabel bebas
seperti Rasio Likuiditas, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Financing to
Deposit Ratio (FDR) dan Operational Effeciency Ratio (OFR)
b. Menambah jumlah sampel dengan memperpanjang periode pengamatan agar
data berdistribusi normal.
c. Menambah perusahaan yang diteliti sehingga penelitian akan semakin
akurat karena mencakup perusahaan dalam jumlah besar sehingga hasil
penelitian dapat mewakili keseluruhan perusahaan perbankan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Appendix
    Appendix
    Dokumen4 halaman
    Appendix
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen10 halaman
    Bab 1
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • A
    A
    Dokumen6 halaman
    A
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Contoh Kop Surat
    Contoh Kop Surat
    Dokumen1 halaman
    Contoh Kop Surat
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Quiz Evaluasi
    Quiz Evaluasi
    Dokumen1 halaman
    Quiz Evaluasi
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Rich Picture
    Rich Picture
    Dokumen1 halaman
    Rich Picture
    Andreas Tri Panudju
    100% (2)
  • Silabus Tip
    Silabus Tip
    Dokumen7 halaman
    Silabus Tip
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Handoko
    Handoko
    Dokumen1 halaman
    Handoko
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen20 halaman
    Chapter II
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Halaman Pengesahan
    Halaman Pengesahan
    Dokumen1 halaman
    Halaman Pengesahan
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • 2AAAA
    2AAAA
    Dokumen22 halaman
    2AAAA
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • John Sought To Live Free of The World State
    John Sought To Live Free of The World State
    Dokumen1 halaman
    John Sought To Live Free of The World State
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Abstract HRSC
    Abstract HRSC
    Dokumen1 halaman
    Abstract HRSC
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Formulir Kinerja Penelitian
    Formulir Kinerja Penelitian
    Dokumen3 halaman
    Formulir Kinerja Penelitian
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Cover KKN PT
    Cover KKN PT
    Dokumen1 halaman
    Cover KKN PT
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Lap. Tahunan
    Lap. Tahunan
    Dokumen3 halaman
    Lap. Tahunan
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Kuisioner 1 PDF
    Kuisioner 1 PDF
    Dokumen1 halaman
    Kuisioner 1 PDF
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 - 29
    Bab 2 - 29
    Dokumen1 halaman
    Bab 2 - 29
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 - 37
    Bab 2 - 37
    Dokumen1 halaman
    Bab 2 - 37
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Laporan Program
    Laporan Program
    Dokumen2 halaman
    Laporan Program
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen26 halaman
    Laporan
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Abstract
    Abstract
    Dokumen1 halaman
    Abstract
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 - 30
    Bab 2 - 30
    Dokumen1 halaman
    Bab 2 - 30
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 - 38
    Bab 2 - 38
    Dokumen1 halaman
    Bab 2 - 38
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 - 25
    Bab 2 - 25
    Dokumen1 halaman
    Bab 2 - 25
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 - 39
    Bab 2 - 39
    Dokumen1 halaman
    Bab 2 - 39
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 - 39
    Bab 2 - 39
    Dokumen1 halaman
    Bab 2 - 39
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 - 38
    Bab 2 - 38
    Dokumen1 halaman
    Bab 2 - 38
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 - 40
    Bab 2 - 40
    Dokumen1 halaman
    Bab 2 - 40
    Andreas Tri Panudju
    Belum ada peringkat