Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MEMAHAMI PERENCANAAN DALAM

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Disusun oleh:
KELOMPOK 1

ANGELIN TANCARO
DEBI BULAGE
GUSTAF MOTILA
NUHDI ARDIANTO
RIA JELITA
RADOVAN HILIKA
VENI ILESTARI
YUYUN GIMBO

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

HUSADA MANDIRI POSO

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas pertolongan-Nya


sehingga kami dapat menyusun tugas makalah ini pada waktu yang telah ditentukan.

Kami juga tidak lupa berterimakasih kepada dosen mata kuliah Manajemen
Keperawatan yang telah membimbing dalam pembuatan tugas makalah ini.

Semoga makalah “Memahami Perencanaan dalam Manajemen Keperawatan”


ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta pendengar. Khususnya kita sebagai
mahasiswa/mahasiswi keperawatan dapat memahami lebih baik lagi tentang masalah-
masalah yang sering muncul di masyarakat dan Rumah Sakit mengenai materi ini.

Kemungkinan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga


diharapkan kekurangan yang ada, kiranya dapat dimaklumi karena adanya
keterbatasan manusiawi.

Poso, 12 Oktober 2018

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................. 1


B. TUJUAN .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 3

A. DEFINISI ................................................................................. 3
B. TUJUAN PERENCANAAN ................................................... 4
C. TIPE-TIPE PERENCANAAN ................................................. 5
D. VISI, MISI DAN FILOSOFI DALAM PERENCANAAN ..... 6

BAB III PENUTUP ............................................................................. 16

A. KESIMPULAN ........................................................................ 16
B. SARAN .................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setap kegiatan
organisasinya, baik erencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru,
program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan
(planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan
menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus
menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan
prosesproses perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab
perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu
keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu
kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan
ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya
dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen,
terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam era
globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan
sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu
dari proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep
perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan
perencanaan dari berbagai jenis.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan

1
rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari
semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

B. Tujuan
Sesuai dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk : (1)
mengetahui pengertian perencanaan; (2) mengetahui macam-macam perencanaan;
(3) mengetahui apa saja hambatan yang ada dalam perencanaan dan cara
mengatasinya.(4)Mengetahui misi,visi dan filosofi perencanaan,(5)mengetahui
tujuan perencanaan,(6)mengetahui budgeting dalam perencanaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DefInisi
Perencanaan secara garis besar diartikan seagai proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann
rencana aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan
yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who),
kapan (when), dimana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how). Jadi
perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan
dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-
kebijaksanaan serta programprogram yang dilakukan. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan
berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau secara formal. Rencana
informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama
anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang
harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal
adalah merupakan bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus
mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk
mengurangi ami guitar dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus
dilakukan.
Dalam sebuah perencanaan terdapat unsur-unsur perencanaan. Perencanaan
yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai
unsurunsur perencanaan. Unsur pertama adalah tindakan apa yang harus
dikerjakan, kedua ada sebabnya rindakan tersebut harus dilakukan, ketiga dimana
tindakan tersebut dilakukan, keempat kapa tindakan tersebut dilakukan, kelima
siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, dan yang terakhir bagaimana cara
melaksanakan tindakan tersebut.

3
Defenisi menurut para ahli
1. Garth N.Jone, Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan
pengembanngan dari pada tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas.
2. M.Farland, Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan
mengunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya.
3. Kusmiadi (1995), Perencanaan adalah proses dasar yang kita gunakan untuk
memilih tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana cara pencapainnya
4. Abdulrachman (1973), Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan
fakta-fakta dan atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan
untuk melaksanakan tindakan-tindakan kemudian.
5. Siagian (1994), Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan
penetuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang
akan datang dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan.
6. Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta,
membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa
datang dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu
yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu.

B. Tujuan perencanaan
1. Standar pengawasan,
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat Mendapatkan kegiatan yang sistematis
termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
4. Meminimalkan kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga
dan waktu Memberikan gambaran menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan
5. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
6. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
7. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.

4
Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan perencanaan

1. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer


maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat
mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja
sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa
rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri
secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
2. Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang
manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan,
meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan
menyusun rencana untuk menghadapinya.
3. Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang
terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi
pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat
mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi
dalam perusahaan.
4. Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang
digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan
pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses
membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana,
manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan

C. Tipe-tipe perencanaan
a. Berdasarkan luasnya
Strategic; rencana yang berlaku bagi organisasi secara keseluruhan,
menjadi sasaran umum organisasi tersebut, dan berusaha menetapkan
organisasi tersebut ke dalam lingkungannya

5
Operasional; rencana yang memerinci detail cara mencapai sasaran
menyeluruh

Rencana strategic cenderung mencakup kerangka waktu yang lebih


panjang, sedangkan rencana strategic biasanya hanya kisaran bulanan,
mingguan, dan harian. Rencana strategic juga mencakup perumusan sasaran,
sedangkan rencana oerasional mendefinisikan berbagai cara untuk mencapai
sasaran

b. Berdasarkan kerangka waktu


 Jangka Panjang
 Jangka Pendek

c. Berdasarkan kehususan

Pengarah; rencana yang fleksibel dan yang menjadi pedoman umum

Pemerinci; rencana yang mendefinisikan dengan jelas dan tidak member


ruang untuk penafsiran

d. Berdasarkan frekuensi

Sekali Pakai; rencana yang digunakan satu kali saja yang secara khusus
dirancang untuk memenuhi kebutuhan situasi yang unik

Terus Menerus; rencana yang berkesinambungan yang menjadi pedoman bagi


kegiatan-kegiatan ang dilakukan secara berulang-ulang

D. Visi,misi dan filosofi dalam perencanaan


1. Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa agar
dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran yang
menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi.

6
Berdasarkan hal tersebut, maka penetapan visi, sebagai bagian dari
perencanaan strategis, merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan
suatu organisasi. Visi tidak hanya penting pada waktu mulai berkarya, tetapi
juga pada kehidupan organisasi itu selanjutnya. Kehidupan organisasi sangat
dipengaruhi oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal. Oleh
karenanya, visi organisasi juga harus menyesuaikan dengan perubahan
tersebut.

Pada hakekatnya tidak ada visi organisasi, yang ada adalah visi-visi
pribadi dari anggota organisasi. Namun kita harus mampu merumuskan
gambaran bersama mengenai masa depan, berupa komitmen murni tanpa
adanya rasa terpaksa. Visi adalah mental model masa depan, dengan
demikian visi harus menjadi milik bersama dan diyakini oleh seluruh anggota
organisasi.

2. Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran


yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus.
Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan
bagaimana melakukannya.

Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan
organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi
tersebut, diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat
mengenal organisasi dan mengetahui peran dan program-programnya serta
hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka Pusat Data dan Informasi
Pertanian telah membuat pernyataan misi, yang merupakan cita-cita dan
landasan kerja yang harus diikuti dan didukung oleh keseluruhan anggota
organisasi dan secara eksplisit menyatakan apa yang harus dicapai dan
kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan

7
3. filosofi

Filosofi keperawatan adalah pernyataan keyakinan tentang keperawatan dan


manifestasi dan nilai-nilai dalam keperawatan yang digunakan untk berfikir
dan bertindak (chitty, 1997). Oleh karena itu filosofi keperawatan dibangun
diatas kepercayaan tentang manusia, lingkungan kesehatan dan keperawatan
sebagaimana terdapat dalam paradigma keperawatan.

Total Quality Manajemen (TQM) menurut W. Edwards Deming adalah


sebagai suatu dasar filosofi manjemen, karakteristik filosofi tersebut meliputi :

a. Institusi diberikan keleluasaan kewenangan dalam menentukan tujuan


yang hendak dicapai dan staf mempunyai otonomi dalam pengambilan
keputusan tentang tugas yang diemban.
b. Institusi diajarkan untuk membuat keputusan dalam meningkatkan
kwalitas yang kerja dan produktifitas kerja.
c. Penekanan TQM adalah memonitor kwalitas dimana secara terus-menerus
mengumpulkan data dengan pendekatan ilmiah kearah peningkatan
kwalitas.
d. Rencana strategi untuk masa depan dapat melalui pembentukan suatu
komitmen tentang kwalitas dan produktifitas.
e. TQM terus berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat (pasar): baik
secara kwalitas dan produktifitas untuk mencapai suatu kesepakatan
dengan pihak kostumer (internal dan eksternal).
1. Filosofi
pelayanan keperawatan pada tatanan klinik/rumah sakit ditekankan pada:
a. Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan dan menetukan kehidupannya
b. Setiap pasien harus dihargai sama tanpa membeda-bedakan agama, suku,
warna kulit, status, dan jenis kelamin.

8
c. Asuhan keperawatan yang diberikan harus ditujukan pada pemenuhan
kebutuhan individu.
d. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai bagian integral dan
pelayanan kesehatan lainnya.
e. Perlunya koordinasi dan kerjasama dalam memanfaatkan cumber daya
yang ada dalam mencapai tujuan organisasi
f. Perlunya evaluasi secara terus-menerus terhadap semua pelayanan
keperawatan yang diberikan.

2. MISI

a. Menyediakan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien dalam membantu


kesehatan pasien yang optimal setelah pulang dari rumah sakit.
b. Membantu mengembangkan dan mendorong suasana yang kondusif bagi
pasien dan staf keperawatan/non keperawatan
c. Mengajarkan, mengarahkan, dan membantu dalam kegiatan profesional
keperawatan.
d. Turut serta dalam bekerjasama dengan semua anggota tim kesehatan yang ada
di rumah sakit/tempat kerja.

Rumus sukses untuk mencapai Visi dan Misi :

S= V + M1 + M2

SV + M1 = Serba tanggung

V + M2 = Melamun

MI + M2 = Sampai ditempat yang salah

9
Keterangan :

S : Sukses

V : Visi

M1 : Misi

M2 : Motivasi

Visi yang dimaksudkan adalah perawat/manajer keperawatan harus


mempunyai suatu pandangan dan pengetahuan luas tentang manajemen dan proses
perubahan yang tterjadi saat ini dan yang akan datang yaitu tentang produk, sosial
ekonomi, politik yang akan berdampak terhadap pelayanan kesehatan.

Misi diartikan sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi keperawatan


dalam melaksanakan visi yang telah ditetapkan, yaitu menjaga dan mangawasi suatu
proses profesionalisasi keperawatan Indonesia agar terus berjalan

 Butgeting perencanaan dalam manajemen keperawatan

Budget (Anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis,


yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan
datang.

Dari pengertian di atas nampaknya bahwa suatu Budget mempunyai


empat unsur, yaitu:

a. Rencana

Meliputi seluruh kegiatan perusahaan

Dinyatakan dalam unit moneter

10
Jangka waktu tertentu yang akan datang

b. Manfaat Budget
Manfaat Budget terdiri dari tiga pokok, yaitu :
1. Sebagai pedoman kerja

Yang mana berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arahan


serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-
kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.

2. Sebagai alat pengawasan kerja

Budget berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk
mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan
membandingkan apa yang tertuang di dalam Budget dengan apa yang
dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan
telah sukses bekerja atau kah kurang sukses bekerja.

3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja

Budget berfungsi sebagai alat untuk mengkoordinasikan kerja agar semua


bagian-bagian yang terdapat didalam perusahaan dapat saling menunjang,
saling bekerja sama dengan baik untuk menuju ke sasaran yang telah
ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih
terjamin.

4. Proses Penyusunan Budget

Sebagaiman telah dijelaskan di atas, suatu Budget dapat berfungsi dengan


baik bilamana tafsiran-tafsiran (forecast) yang termuat didalamnya cukup
akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk bisa
melakukan penafsiran secara lebih akurat, diperlakukan sebagai data,

11
informasi dan pengalaman, yang merupakan faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan didalam menyusun Budget

5. Prosedur Penyususnan Budget

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atau menyusun


Budget serta pelaksanaan kegiatan Budgeting lainnya, ada ditangan
pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan
tertinggi perusahaanlah yang paling berwewenang dan paling bertanggung
jawab atas kegiatan-kegiatan perusahaan secara keseluruhan.

Namun demikian tugas menyiapkan dan menyusun Budget serta kegiatan-


kegiatan Budgeting lainnya tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi
perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan.
Adapaun siapa-siapa atau bagian apa yang diserahi tugas memprsiapkan dan
menyusun Budget tersebut sangat tergantung pada struktur organisasi dari masing-
masing perusahaan. Akan tetapi pada garis besarnya tugas mempersiapkan dan
menyususn Budget ini dapat didelegasikan kepada :

Bagian administrasi, bagian perusahan yang kecil. Hal ini disebabkan karena
bagi perusahaan yang kecil, kegiatan-kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks,
sederhana, dengan ruang lingkup yang terbatas, sehingga tugas penyusunan Budget
dapat diserahkan kepada salah satu bagian saja dari perusahaan yang bersangkutan,
dan tidak perlu banyak melibatkan secara aktif seluruh bagian-bagian yang ada dalam
perusahaan.

Panitia Budget, bagian perusahan yang besar. Hal ini disebabkan karena bagi
perusahaan besar, kegiatan-kegiatan perusahaan cukup kompleks, beraneka ragam
dengan ruang lingkup yang cukup luas, sehingga Bagian Administrasi tidak mungkin
dan tidak mampu lagi untuk menyusun Budget sendiri tanpa partisipasi aktif bagian-
bagian lain dalam perusahaan. Oleh sebab itu tugas menyusun Budget perlu

12
melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian yang ada di dalam perusahaan,
yang duduk dalam Panitia Budget. Tim penyusunan Budget ini biasanya diketuai oleh
pimpinan perusahaan (misalnya Wakil Direktur) dengan anggota-anggota yang
mewakili Bagian Pemasaran, Bagian Produksi, Bagian Pembelanjaan, serta Bgaian
Personalia.

Di dalam Panitia Budget inilah dilakukan pembahasan-pembahasan tentang


rencana-rencana kegiatan yang akan datang, sehingga Budget yang tersusun nanti
merupakan kesepakatan bersama, sesuai dengan kondisi, fasilitas serta kemampuan
masing-masing bagian secara terpadu. Kesepakatan bersama ini penting agar
pelaksanaan Budget nanti benar-benar didukung oleh seluruh bagian yang ada dalam
perusahaan, sehingga memudahkan terciptanya kerja sama yang saling menunjang
dan terkoordinasikan dengan baik.

Baik Budget yang disusun oleh Bagian Administrasi (perusahaan kecil),


maupun yang disusun oleh Panitia Budget (perusahaan besar), barulah merupakan
Rancangan Budget atau Draft Budget (tentative budget). Rancangan Budget inilah
yang diserahkan kepada pimpinan tertinggi untuk disahkan serta ditetapkan sebagai
Budget yang defenitif.

Sebelum disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, masih dimungkinkan


untuk diadakan perubahan-perubahan terhadap rancangan tersebut, dan
dimungkinkan pula untuk diadakannya pembahsan-pembahasan antara pimpinan
tertinggi perusahaan dengan pihak yang diserahi tugas menyusun Rancangan Budget
tersebut. Setelah disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka Rancangan
Budget tersebut telah menjadi Budget yang defenitif

Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi,
filosofi. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah:

13
1. Rencana harian adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan
perannya masing-masing. Rencana harian dibuat sebelum operan dan dilengkapi
saat operan dan pre conference Contoh terlampir.
2. Rencana bulanan

Rencana bulanan karu

Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan evaluasi hasil nilai MPKP dan
berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rencana tindak
lanjut dalam rangka peningkatam kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup bulanan
karu adalah:

 Membuat jadwal dan memimpin case conference


 Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
 Membuat jadwal dinas
 Membuat jadwal petugas menerima pasien baru
 Memimpin rapat bulanan perawat
 Membuat jadwal supervise dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
 Melakukan audit dokumentasi
 Membuat laporan bulanan.

Contoh rencana bulanan kepala ruangan terlampir.

Rencana bulanan ketua tim

Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang
dilakukan ditimnya. Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim
adalah:

 Mempresentasikan kasus dalam case conference


 Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
 Melakukan supervise perawat pelaksana.

14
Contoh rencana bulanan ketua tim terlampir

3. Rencana tahunan

Setiap akhir tahun kepala ruangan mengevaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun
yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana
tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup:

Menyusun laporan tahunan yang berisitentang kinerja MPKP baik proses kegiatan
serta evaluasi mutu pelayanan.

Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.

Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir


perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk
melanjutkan pendidikan formal, membuat jadual, untuk mengikuti pelatihan-
pelatihan.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pemikiran yang


menghubungkan fakta-fakta berdasarkan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan
masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan
tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan
menguraikan bagaimana pencapaiannya.

B. Saran

Untuk itu apabila kita sebagai perawat dalam memimpin kita harus
terlebih dahulu memmbuat suatu perencanaan terhadap setiap tindakan yang
dilakukan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyaka

Stoner, James A.F. 1996. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga – Jakarta

Griffin. 2003. Pengantar Manajemen. Penerbit Erlangga – Jakarta

BUKU Pengantar manajemen keperawatan

17

Anda mungkin juga menyukai