Anda di halaman 1dari 208

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS X TEKNIK
PEMESINAN A SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :
Dewi Asmarawati Gulo
NIM: 121314021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS X TEKNIK
PEMESINAN A SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :
Dewi Asmarawati Gulo
NIM: 121314021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

Kedua orangtuaku “Basilius Bazatulo Gulo dan Sofia Ramida Gulo”, kakakku

“Rosalia Gulo, Merida Gulo”, abangku “Historis Gulo, Yupiter Gulo”, dan adikku

tersayang “Kristina Rospida Leniwati Gulo” yang senantiasa mendoakanku,

menyayangiku, mendukungku tiada hentinya.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

Karena itu aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan,

percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan

kepadamu. (Markus 11:24)

Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara

bintang-bintang (Bung Karno)

Kunci keberhasilan adalah doa dan ketekunan dalam melakukannya.

(Dewi Asmarawati Gulo)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS X TEKNIK
PEMESINAN A SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

Dewi Asmarawati Gulo


Universitas Sanata Dharma
2016

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: (1) minat belajar sejarah


siswa selama penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dan (2) prestasi belajar sejarah siswa setelah penerapan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang
meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek dalam penelitian
adalah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman
Yogyakarta yang melibatkan 29 siswa. Obyek penelitian adalah minat, prestasi
dan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Instrumen
penelitian meliputi observasi, kuesioner, tes dan wawancara. Data dianalisis
dengan persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan: (1) minat belajar
siswa dilihat dari skor rata-rata minat pada keadaan awal 64,10, siklus I
meningkat menjadi 73,48, dan pada siklus II meningkat menjadi 80,08. (2)
prestasi belajar dilihat dari rata-rata keadaan awal 59,78, pada siklus I 75,72, dan
pada siklus II menjadi 82,29. Dari segi KKM 76, pada keadaan awal sebanyak 2
siswa (6,25%) tuntas, pada siklus I meningkat menjadi 20 siswa (68,97%), dan
pada siklus II meningkat lagi 25 siswa (86,21%).

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF HISTORICAL LEARNING INTEREST AND


ACHIEVEMENT THROUGH THE LEARNING MODEL STUDENT
TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) OF TENTH STUDENTS
ENGINEERING A SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

Dewi Asmarawati Gulo


Sanata Dharma University
Yogyakarta
2016

The research aims to improvement: (1) students interest in learning history


during the implementation of Student Teams Achievement Divisions (STAD)
learning model and (2) students achievement after the implementation of Student
Teams Achievement Divisions (STAD) learning model.
The method used is the Classroom Action Research (CAR) includes
planning, action, observation, and reflection. The subjects in the research were
students of class X Mechanical Machining A SMK Negeri 2 Depok Sleman
Yogyakarta involving 29 students. The objects of research are interests,
achievements and learning models of Student Teams Achievement Division
(STAD). The research instruments include observation, questionnaires, tests and
interviews. Data were analyzed by percentage.
The results showed that there is an increase in: (1) the interest of student
learning seen from an average score of interest in the initial state 64.10, the first
cycle increased to 73.48, and the second cycle increased to 80.08. (2) The learning
achievement seen from the initial state average 59.78, 75.72 in the first cycle, and
the second cycle into 82.29. In terms of KKM 76, in the initial state as much as 2
students (6.25%) due, in the first cycle increased to 20 students (68.97%), and the
second cycle increased by another 25 students (86.21%).

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan

Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) Siswa Kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri

2 Depok Sleman Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat meraih gelar sarjana (S1) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan dukungan

kepada penulis selama belajar di Program Studi Pendidikan Sejarah.

3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan

tulus meluangkan waktu untuk membantu, mengarahkan serta memberikan

dorongan sampai skripsi ini selesai.

4. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang

telah memberikan dukungan selama penulis menyelesaikan studi di

Universitas Sanata Dharma.

5. Pemerintah Nias Barat yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PESEMBAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................ vii

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN .......................................................................................xviii

DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xix

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xx

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 7
C. Batasan Masalah ..................................................................................... 7

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Rumusan Masalah .................................................................................. 8


E. Pemecahan Masalah ............................................................................... 8
F. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
G. Manfaat Penelitian ................................................................................. 9
1. Manfaat bagi sekolah ....................................................................... 9
2. Manfaat bagi guru ............................................................................ 9
3. Manfaat bagi siswa ........................................................................... 9
4. Manfaat bagi peneliti ........................................................................ 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 10

A. Kajian Teori ........................................................................................ 10


1. Konsep Minat ................................................................................. 10
2. Konsep Belajar .............................................................................. 11
3. Konsep Sejarah .............................................................................. 14
4. Pembelajaran Sejarah .................................................................... 15
5. Pendekatan Saintifik ...................................................................... 17
6. Prestasi Belajar Sejarah ................................................................. 22
7. Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah .................... 23
8. Pembelajaran Kooperatif ............................................................... 26
9. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
........................................................................................................ 27
B. Materi Pembelajaran ........................................................................... 30
C. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 30
D. Kerangka Berpikir ............................................................................... 31
E. Hipotesis Tindakan .............................................................................. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 34

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 34


B. Setting Penelitian ................................................................................ 36
C. Subyek Penelitian ................................................................................ 36
D. Obyek Penelitian ................................................................................. 36

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Variabel-variabel Penelitian ................................................................ 37


F. Definisi Operasional ............................................................................ 37
G. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 38
H. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 39
I. Desain Siklus Penelitian ...................................................................... 43
J. Teknik Analisis Data ........................................................................... 43
K. Prosedur Penelitian ............................................................................... 53
L. Indikator Keberhasilan ......................................................................... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 58

A. Deskripsi Data Penelitian .................................................................... 58


1. Observasi Pra Penelitian ............................................................... 58
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...................................................... 66
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .................................................... 79
B. Komparasi Kegiatan Belajar Minat dan Prestasi Belajar Sejarah ....... 90
1. Komparasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa .................................. 90
2. Komparasi Minat Belajar Sejarah Siswa ....................................... 95
3. Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa .................................... 98
C. Pembahasan ....................................................................................... 104
1. Minat Belajar Siswa .................................................................... 104
2. Prestasi Belajar Siswa ................................................................. 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 107

A. Kesimpulan ........................................................................................ 107


B. Saran ................................................................................................... 108

Daftar Pustaka ............................................................................................... 109

Lampiran ....................................................................................................... 112

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penilaian Kegiatan Belajar Siswa .................................................... 45

Tabel 2 Keterangan Penilaian Acuan Patokan I ............................................ 46

Tabel 3 Analisis Tingkat Kegiatan Belajar Siswa ......................................... 46

Tabel 4 Contoh Tabel Minat Belajar Siswa .................................................. 47

Tabel 5 Keterangan Penilaian Acuan Patokan I ............................................ 47

Tabel 6 Analisis Tingkat Minat Belajar Siswa ............................................. 48

Tabel 7 Keterangan Penilaian Acuan Patokan I ............................................ 49

Tabel 8 Analisis Tingkat Prestasi Belajar Siswa ........................................... 49

Tebel 9 Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa ................................... 51

Tabel 10 Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa ...................................... 52

Tabel 11 Perbandingan Minat Belajar Siswa ................................................. 52

Tabel 12 Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa .................................... 52

Tabel 13 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ................................................ 53

Tabel 14 Perbandingan Prestasi Belajar Siswa .............................................. 53

Tabel 15 Indikator Keberhasilan Minat dan Prestasi Belajar ......................... 57

Tabel 16 Observasi Pra Penelitian Kegiatan Belajar Siswa ........................... 60

Tabel 17 Keadaan Awal Minat Belajar Siswa ............................................... 62

Tabel 18 Skala Minat ..................................................................................... 63

Tabel 19 Persentase Keadaan Awal Minat Belajar Siswa ............................. 63

Tabel 20 Data Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa .................................... 64

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 21 Skala Prestasi .................................................................................. 65

Tabel 22 Persentase Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa ........................... 66

Tabel 23 Observasi Kegiatan Belajar Siswa .................................................. 68

Tabel 24 Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus I ..................................... 72

Tabel 25 Minat Belajar Siswa Siklus I ........................................................... 74

Tabel 26 Skala Minat ..................................................................................... 75

Tabel 27 Persentase Minat Belajar Siswa Siklus I ......................................... 75

Tabel 28 Prestasi Belajar Siswa Siklus I ........................................................ 76

Tabel 29 Skala Prestasi .................................................................................. 77

Tabel 30 Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus I ...................................... 77

Tabel 31 Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus II ................................... 82

Tabel 32 Minat Belajar Siswa Siklus II ......................................................... 84

Tabel 33 Skala Minat ..................................................................................... 85

Tabel 34 Persentase Minat Belajar Siswa Siklus II ....................................... 85

Tabel 35 Prestasi Belajar Siswa Siklus II ...................................................... 86

Tabel 36 Skala Prestasi .................................................................................. 87

Tabel 37 Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus II .................................... 87

Tabel 38 Hasil Wawancara Kepada Siswa ..................................................... 89

Tabel 39 Analisis Komparatif Kagiatan Belajar Siswa antara

Pra Siklus dengan Siklus I ............................................................. 91

Tabel 40 Analisis Komparatif Kagiatan Belajar Siswa antara

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Siklus I dengan Siklus II ............................................................... 93

Tabel 41 Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa antara

Pra Siklus dengan Siklus I ............................................................... 95

Tabel 42 Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa antara

Siklus I dengan Siklus II ................................................................. 96

Tabel 43 Perbandingan Minat Belajar Siswa ................................................. 98

Tabel 44 Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara

Pra Siklus dengan Siklus I ............................................................... 99

Tabel 45 Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara

Siklus I dengan Siklus II ............................................................... 100

Tabel 46 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ............................................. 102

Tabel 47 Perbandingan Prestasi Belajar Siswa ........................................... 102

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
BAGAN

Bagan I Proses Pembelajaran untuk Meningkatkan Minat dan

Prestasi Belajar Siswa .............................................................. 32

Bagan II Siklus Penelitian ..................................................................... 43

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
DIAGRAM

Diagram I Keadaan Awal Minat Belajar Siswa ........................................ 63

Diagram II Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa ..................................... 66

Diagram III Minat Belajar Siswa Siklus I .................................................... 75

Diagram IV Prestasi Belajar Siswa Siklus I ................................................. 77

Diagram V Minat Belajar Siswa Siklus II .................................................. 85

Diagram VI Prestasi Belajar Siswa Siklus II ............................................... 88

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
GRAFIK

GRAFIK I Data Perbandingan Minat Belajar Siswa Keadaan Awal, Siklus I

dan Siklus II .............................................................................. 98

GRAFIK II Data Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Keadaan Awal,

Siklus I dan Siklus II ............................................................. 103

xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

1. Jadwal Penelitian ..................................................................................... 112


2. Surat ijin penelitian dari Universitas Sanata Dharma ............................. 113
3. Surat ijin penelitian dari SMK Negeri 2 Depok ...................................... 114
4. Silabus ..................................................................................................... 115
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................... 129
6. Kisi-kisi Kuesioner ................................................................................. 137
7. Kuesioner ................................................................................................. 138
8. Kisi-kisi Soal Siklus I ............................................................................. 142
9. Soal Siklus I ............................................................................................ 146
10. Kisi-kisi Soal Siklus II ............................................................................ 159
11. Soal Siklus II ........................................................................................... 165
12. Data Minat Pra Penelitian ....................................................................... 177
13. Data Minat Siklus I ................................................................................. 178
14. Data Minat Siklus II ................................................................................ 179
15. Data Prestasi Pra Penelitian .................................................................... 180
16. Data Prestasi Siklus I .............................................................................. 181
17. Data Prestasi Siklus II ............................................................................. 182
18. Presensi Siswa ......................................................................................... 183

xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan

manusia, terutama pada zaman ini manusia dituntut terus berjuang untuk bisa

mengenyam pendidikan. Selain itu, melalui pendidikan akan memudahkan

manusia untuk mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu manusia terus menerus

berjuang untuk memperoleh pendidikan. Adapun menurut Prof. Dr. Driyarkara,

SJ, pendidikan diartikan sebagai suatu upaya dalam memanusiakan manusia muda

atau pengangkatan manusia muda ke taraf yang insani. Dalam hal ini dengan

memperoleh pendidikan yang layak, manusia diharapkan menjadi manusia

seutuhnya serta menjadi manusia yang kehidupannya lebih baik jika dibandingkan

dengan sebelum memperoleh pendidikan.

Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk

mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.1 Di dalam

pendidikan membutuhkan yang namanya sekolah. Sekolah dalam hal ini, berperan

sebagai sarana untuk menjalankan proses pendidikan bagi anak didik. Melalui

proses pendidikan di sekolah, sangat berkaitan dengan mendidik. Kata mendidik

adalah kata kunci dari pendidikan. Mengingat hal itu sangat penting untuk

dipahami hakikat mendidik yang bermakna luhur dalam proses pendidikan.

1
Sugihartono dkk, Psikologi Pendidikan, UNY Press, Yogyakarta, 2007, hlm. 3-4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Mendidik menurut Langeveld adalah mempengaruhi dan membimbing anak

dalam usahanya mencapai kedewasaan. Ahli lainnya, yaitu Hoogveld mengatakan

mendidik membantu anak supaya ia cukup cakap menyelenggarakan tugas

hidupnya. Sementara menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik adalah menuntun

segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan

sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan

setinggi-tingginya.2 Adapun rumusan lain yang menyatakan bahwa pendidikan

merupakan suatu proses interaksi manusia dengan lingkungannya yang

berlangsung secara sadar dan terencana dalam rangka mengembangkan segala

potensinya, baik jasmani (kesehatan fisik) dan rohani (pikir, rasa, karsa, karya,

cipta, dan budi nurani) yang menimbulkan perubahan positif dan kemajuan, baik

kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang berlangsung secara terus menerus

guna mencapai tujuan hidupnya. Berdasarkan rumusan tersebut, pendidikan dapat

dipahami sebagai proses dan hasil. Sebagai proses, pendidikan merupakan

serangkaian kegiatan interaksi manusia dengan lingkungannya yang dilakukan

secara sengaja dan terus menerus. Sementara sebagai hasil, pendidikan menunjuk

pada hasil interaksi manusia dengan lingkungannya berupa perubahan dan

peningkatan kognitif, afektif, dan psikomotorik.3

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan

memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Oleh

kerena itu, yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah guru. Guru memiliki

2
M. Sukardjo, Landasan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya, Rajawali Pers, Jakarta, 2012, hlm.
9-10.
3
Ahmadi Rulam, Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan, Ar-Ruzz Media,
Yogyakarta, 2014, hlm. 38.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tanggung jawab serta peranan penting dalam mencerdaskan anak-anak bangsa.

Guru dalam hal ini, harus berusaha meningkatkan mutu pendidikan dalam hidup

berbangsa dan bernegara.

Pendidikan memiliki arti yang lebih luas, meliputi pendidikan formal,

pendidikan informal, dan pendidikan nonformal. Menurut O.P. Dahama dan O.P.

Bhatnagar, pendidikan formal pada dasarnya merupakan suatu aktivitas

institusional, seragam, dan berorientasi pada mata pelajaran, waktu belajarnya

penuh, terstruktur secara hierarkis, mengarah pada perolehan sertifikat (ijazah),

gelar dan diploma. Pendidikan informal adalah pendidikan yang tidak terstruktur

yang berkenaan dengan pengalaman sehari-hari yang tidak terencana dan tidak

terorganisasi. Selanjutnya, menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan

nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat

dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.4 Dalam hal ini, peneliti

memfokuskan pada pendidikan formal. Pendidikan di sekolah sudah tentu terjadi

proses belajar dan pembelajaran. Dalam proses belajar dan pembelajaran

diharapkan interaksi antara guru dengan siswa selalu ada. Hal ini bertujuan agar

kedekatan siswa dengan guru tersebut membawa dampak posistif terutama bagi

kemajuan belajar siswa. Seorang guru yang tidak memiliki kedekatan dengan

siswa, sudah seharusnya terjadi komunikasi yang kurang baik antara guru dengan

siswa. Jika komunikasi antara guru dengan siswa dapat dijunjung sebaik-baiknya,

maka dapat berdampak positif bagi diri siswa itu sendiri. Bahkan terjadi

4
Ibid, hlm. 82-84.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ketertarikan dalam diri siswa dengan mata pelajaran yang dsiajarkan oleh guru

tersebut.

Sejarah merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang berbagai

peristiwa masa lalu. Banyak orang beranggapan bahwa sejarah itu tidak perlu

dipelajari karena peristiwa dalam sejarah tidak ada kaitannya dengan kehidupan

sekarang dan di masa yang akan datang. Anggapan tersebut tidak hanya terjadi di

antara masyarakat umum, tetapi terutama di antara para pelajar. Di antara para

pelajar, banyak yang tidak berminat mempelajari sejarah. Walaupun dipelajari, hal

itu disebabkan siswa merasa terpaksa karena mata pelajaran sejarah merupakan

mata pelajaran wajib di sekolah.

Dalam pembelajaran sejarah, menjalin interaksi antara guru sejarah dengan

siswa sangat dibutuhkan. Bagaimana tidak, jika guru sejarah tidak mampu

menjalin interaksi yang baik terhadap siswa maka berakibat pada mata pelajaran

sejarah. Di sini terjadi kekurangtertarikan siswa pada mata pelajaran sejarah.

Selanjutnya, guru harus mampu mengelola kelas dengan baik, agar terciptanya

kelas yang kondusif. Jika guru tidak mampu menciptakan kelas yang kondusif,

maka siswa merasa kurang nyaman selama pembelajaran berlangsung. Selain itu,

kekurangtertarikan siswa pada mata pelajaran sejarah dapat pula disebabkan oleh

sarana dan prasarana yang kurang memadai. Sarana dan prasarana yang kurang

memadai ini, mengakibatkan siswa kurang berminat untuk mengikuti

pembelajaran sejarah.

Selain permasalahan di atas, kekurangtertarikan siswa pada mata pelajaran

sejarah dapat disebabkan oleh guru yang kurang profesional menggunakan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan tepat. Penggunaan media yang kurang tepat, dapat mengakibatkan siswa

merasa kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran sejarah. Permasalah

selanjutnya, guru tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat dan

bervariasi, bahkan guru sering menggunakan motode ceramah dalam

pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang tidak tepat dan bervariasi

dapat mengakibatkan siswa mengantuk di dalam kelas karena merasa bosan pada

pelajaran yang disampaikan oleh guru. Metode ceramah yang digunakan oleh

guru dapat mengantarkan siswa ke alam tidur, dan siswa bisa sesak nafas akibat

dari ceramah yang digunakan oleh guru. Selain itu, siswa tidak akan bertahan

duduk di kursi, walaupun bertahan sampai pembelajaran berakhir, hal itu

dikarenakan merasa terpaksa serta terdapat ketakutan dalam diri siswa jika

berganti tempat duduk atau keluar masuk kelas saat pembelajaran berlangsung.

Akibatnya, tidak ada ketertarikan siswa pada mata pelajaran sejarah.

Selain itu, banyak siswa yang tidak berminat mengikutpi serta mendalami

pelajaran sejarah. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya rangsangan dari luar

diri siswa tersebut. Rangsangan yang dimaksud adalah peranan guru sejarah untuk

menumbuhkan minat belajar sejarah siswa melalui model-model pembelajaran

yang tepat serta penggunaan media yang tepat dan profesional. Model-model

pembelajaran yang tepat serta sesuai dengan kebutuhan siswa, dan penggunaan

media dengan tepat dan profesional dapat menumbuhkan minat dalam diri siswa

tersebut. Berdasarkan pengalaman peneliti melalaui kegiatan PPL yang

dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Oktober 2015 di SMK Negeri 2 Depok

Sleman, masih terdapat siswa yang belum mampu mencapai Kriteria Ketuntasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Minimal (KKM) pada mata pelajaran sejarah. Hal tersebut juga terutama terjadi di

kelas X Teknik Pemesinan A berdasarkan observasi peneliti pada pra penelitian.

Bagaimana tidak terjadi, jika dilihat dari jurusan siswa tersebut tanpa berpikir

kritis, jelas bahwa antara sejarah dengan teknik pemesinan jauh berbeda. Akan

tetapi jika dilihat secara kritis, pembelajaran sejarah dengan pemesinan memiliki

keterkaitan apabila dalam mengajarkan sejarah selalu kontekstual. Dalam hal ini,

pembelajaran sejarah harus dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa kelas X

Teknik Pemesinan A terutama keterkaitan antara pembelajaran sejarah dengan

pemesinan agar siswa pun memiliki minat dalam pembelajaran sejarah. Oleh

karena itu, sangat perlu perbaikan dalam proses pembelajaran sejarah agar tujuan

dari pembelajaran sejarah dapat tercapai, yaitu dengan meningkatnya minat

diharapkan prestasi siswa juga dapat meningkat pada pembelajaran sejarah.

Dari berbagai permasalahan yang telah dipaparkan di atas, khususnya

permasalahan pada pembelajaran sejarah, perlu mencari berbagai cara atau solusi

untuk mengatasi permasalahan-permasalahan pada mata pelajaran sejarah.

Tujuannya, agar dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa. Untuk

mengatasi hal tersebut, peneliti ingin menerapkan model pembelajaran Student

Teams Achievement Division (STAD) yang diharapkan dapat mengatasi

permasalahan yang ada pada pembelajaran sejarah terutama dalam meningkatkan

minat dan prestasi siswa pada pembelajaran sejarah. Student Teams Achievement

Division (STAD) merupakan model pembelajaran yang memacu siswa agar saling

mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang

diajarkan guru. Dalam pembelajaran, menuntut siswa untuk bekerja sama dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kelompok, saling membantu antara satu dengan lainnya. Siswa juga berusaha

untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi pembelajaran sekaligus

untuk meningkatan kecakapan individu dan kelompok. Oleh karena itu, melalui

model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) ini, peneliti

mengharapkan dapat mengatasi masalah yang terdapat pada pembelajaran sejarah

dan mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah siswa.

Dari latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul tentang

“Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model

Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Siswa Kelas X

Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat kita lihat permasalahan-permasalahan

yang menyebabkan prestasi siswa rendah yaitu:

1. Penggunaan model pembelajaran yang tidak tepat dan bervariasi

2. Metode ceramah yang membuat siswa bosan

3. Minat belajar sejarah siswa yang rendah

4. Prestasi belajar sejarah siswa yang rendah dan belum mencapai KKM

C. Batasan Masalah

Pada batasan masalah ini penulis memfokuskan untuk meningkatkan minat

dan prestasi belajar sejarah melalui penerapan model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengambil rumusan:

1. Apakah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement

Division (STAD) dapat meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas X

SMK Negeri 2 Depok Sleman, Yogyakarta?

2. Apakah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement

Division (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas

X SMK Negeri 2 Depok Sleman, Yogyakarta?

E. Pemecahan Masalah

Cara pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement

Division (STAD) dalam proses pembelajaran sejarah. Karena melalui model

pembelajaran tersebut melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga

diyakini dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah.

F. Tujuan Penelitian

1. Untuk meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas X Teknik

Pemesinan A di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta dengan menggunakan

model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).

2. Untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik

Pemesinan A di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta dengan menggunakan

model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

G. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi sekolah

Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif mengajar di sekolah untuk

meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

2. Manfaat bagi guru

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif seorang guru sejarah dalam

memilih model pembelajaran yang efektif dan efisien.

3. Manfaat bagi siswa

Manfaat bagi siswa dalam penerapan model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) ini adalah untuk meningkatkan minat dan prestasi

belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah.

4. Manfaat bagi peneliti

Manfaat bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan peneliti dalam

menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

pada pembelajaran sejarah dan untuk menambah pengalaman peneliti sebagai

calon guru sejarah dalam memilih model pembelajaran yang tepat serta sesuai

dengan kebutuhan siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teori-teori yang akan

dijabarkan sebagai berikut.

1. Konsep Minat

Minat adalah suatu kecenderungan yang tetap untuk menaruh perhatian

serta menyukai beberapa kegiatan atau bahan ajar tertentu.5 Dari pengertian

tersebut dapat dimengerti bahwa minat merupakan suatu perasaan suka, perhatian

yang tetap dari seseorang terhadap mata pelajaran.

Slameto menyatakan bahwa ciri-ciri siswa yang berminat dalam belajar

adalah sebagai berikut:6

1) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan


mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus-menerus;
2) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati;
3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada suatu yang diminati.
Ada rasa ketertarikan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati;
4) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya;
5) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

Menurut Rosyidah, timbulnya minat pada diri seseorang pada prinsipnya

dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu minat yang berasal dari pembawaan dan

minat yang timbul dari luar. Pertama, minat yang berasal dari pembawaan, timbul

dengan sendirinya dari setiap individu, hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor

keturunan atau bakat alamiah. Kedua, minat timbul karena adanya pengaruh dari
5
Suyono dan Hariyanto, Implementasi Belajar dan Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2015, hlm. 177.
6
loc.cit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

luar diri individu, timbul seiring dengan proses perkembangan individu

bersangkutan. Minat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua,

dan kebiasaan.7

Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar siswa.

Suatu kegiatan belajar yang dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa akan

memungkinkan berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa yang

bersangkutan. Dengan adanya minat dan tersedianya rangsangan pada diri siswa,

maka siswa akan mendapatkan kepuasan batin dari kegiatan belajar.8 Pernyataan

ini didukung oleh pendapat Hartono yang menyatakan bahwa minat memberikan

sumbangan besar terhadap keberhasilan belajar peserta didik.9

2. Konsep Belajar

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan

tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Jadi pengertian belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.10 Melalui interaksi

dengan lingkungan, seseorang dapat memperoleh perubahan tingkah laku sesuai

7
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, Prenadamedia Group, Jakarta, 2015, hlm. 60.
8
Ibid, hlm. 66.
9
Ibid, hlm. 66.
10
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Bineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

kebutuhannya sendiri, sehingga dapat menghasilkan perolehannya tersebut

melalui tingkah laku setiap hari.

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi

yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang

diarahkan pada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Menururt

Sudjana, belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami

sesuatu. Sementara Witherington (1952) menyebutkan bahwa belajar merupakan

perubahan dalam kepribadian yang dimanivestasikan sebagai suatu pola-pola

respons yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan dan pemahaman.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan beberapa hal menyangkut

pengertian belajar sebagai berikut:

a) Belajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang dimulai


sejak lahir dan terus-menerus berlangsung seumur hidup.
b) Dalam belajar terjadi perubahan tingkah laku yang bersifat relatif
permanen.
c) Hasil belajar ditunjukkan dengan aktivitas-aktivitas tingkah laku secara
keseluruhan.
d) Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain aspek
motivasi, emosional, sikap dan sebagainya.

Terjadinya proses belajar dapat dipandang dari sisi kognitif sebagaimana

dikemukakan Bigge (1982) yaitu berhubungan dengan perubahan-perubahan

tentang kekuatan variabel-variabel hipotesis, kekuatan-kekuatan, asosiasi,

hubungan-hubungan, kebiasaan dan kecenderungan perilaku. Belajar merupakan

suatu proses interaksi antara berbagai unsur yang berkaitan. Unsur utama yang

berkaitan adalah individu sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber

pendorong, situasi belajar yang memberi kemungkinan terjadinya kegiatan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

belajar. Dengan demikian, manivestasi belajar atau perbuatan belajar dinyatakan

dalam bentuk perubahan tingkah laku.

Belajar merupakan aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu

agar terjadi perubahan kemampuan diri. Dengan belajar anak yang tadinya tidak

mampu melakukan sesuatu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi

terampil. Belajar menurut Gagne (1984), adalah suatu proses di mana organisme

berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian tersebut terdapat

tiga unsur pokok dalam belajar yaitu: (1) proses, (2) perubahan perilaku, dan (3)

pengalaman.11

Belajar dapat disimpulkan sebagai berikut12

a) Belajar adalah sebuah proses yang memungkinkan seseorang memperoleh

dan membentuk kompetensi, keterampilan, dan sikap yang baru;

b) Proses belajar melibatkan proses-proses mental internal yang terjadi

berdasarkan latihan, pengalaman dan interaksi sosial;

c) Hasil belajar ditunjukkan oleh terjadinya perubahan perilaku baik aktual

maupun potensial;

d) Perubahan yang dihasilkan dari belajar bersifat relatif permanen

11
Muhammad Rahman dan Sofan Amri, Model Pembelajaran “ARIAS” (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction): Terintegratif Dalam Teori dan Praktik untuk Menunjang
Penerapan Kurikulum 2013. Prestasi Pustaka, Jakarta, 2014, hlm. 40.
12
Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 50-51.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

3. Konsep Sejarah

Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, syajara berarti terjadi, syajarah

berarti pohon, syajarah an-nasab berarti pohon silsilah, dalam bahasa Inggris

history dan dalam bahasa Latin dan Yunani historia. Dari asal kata tersebut

diartikan sebagai suatu kelompok keluarga yang digambarkan sebagai pohon

silsilah.13 Dalam hal ini, pohon dikaitkan dengan keturunan raja atau asal usul

keluarga raja dari raja pertama sampai raja berikutnya turun-temurun. Jadi kata

pohon di sini mengandung pengertian suatu percabangan genealogis dari suatu

kelompok keluarga tertentu, jika dibuat bagannya menyerupai profil pohon yang

atasnya penuh dengan cabang-cabang dan ranting-rantingnya serta bawahnya

menggambarkan percabangan dari akar-akar, dari akar yang lebih besar sampai

akar rambutnya. Kata syajarah ini mula-mula dimaksudkan sebagai gambaran

silsilah sesuai dengan situasi masyarakat waktu itu yang terutama berorientasi

pada penonjolan peranan para penguasa (raja), maka kebanyakan asal usul yang

ditulis waktu itu adalah dari kelompok orang-orang besar, sehingga kelihatan

sekali sifat istanasentrisnya. Ini bisa dibandingkan dengan pengertian kesejarahan

yang tumbuh di Eropa Barat, seperti kata history dalam bahasa Inggris yang

sebenarnya berasal dari bahasa Yunani historia yang berarti belajar dengan cara

bertanya-tanya.14 Kalau pengertian ini dipandang secara luas maka sudah

mengacu pada pengertian ilmu.

I G Widja menyatakan bahwa sejarah sebagai suatu studi yang berusaha

untuk mendapatkan pengertian tentang segala sesuatu yang telah dialami oleh
13
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah,Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta, 1995, hlm. 1.
14
I.G Widja, Pengantar Ilmu Sejarah dalam Perspektif Pendidikan, Satya Wacana, Semarang,
1988, hlm. 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

manusia di masa lampau yang bukti-buktinya masih bisa ditelusuri atau

ditemukan pada masa sekarang.15 Pendapat ini memberi suatu pengertian bahwa

sejarah itu memiliki ciri khas tersendiri bila dibandingkan dengan ilmu lain.

Dengan kata lain, sejarah itu harus disertai dengan bukti-bukti yang kuat dan

memiliki relevansi terhadap kehidupan manusia pada zaman sekarang.

4. Pembelajaran Sejarah

Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di

sekolah, khususnya di tingkat Sekolah Menengah Atas. Sampai saat ini, masih

terdapat guru sejarah yang menggunakan paradigma konvensional. Paradigma

konvensional yang dimaksud adalah guru menggunakan metode ceramah, siswa

tidak dituntun untuk aktif dalam pembelajaran, dan istilah yang mengatakan

bahwa “masuk di kuping kanan keluar di kuping kiri”. Maksudnya, guru ceramah

selama proses pembelajaran, sementara siswa aktif sebagai pendengar setia. Hal

ini dapat membuat siswa bosan terhadap mata pelajaran sejarah. Sehingga

menimbulkan ketidaktertarikan siswa terhadap mata pelajaran sejarah.

Banyak orang yang mengatakan bahwa sejarah itu sangat membosankan

karena hanya menghafalkan nama tokoh, tempat, waktu. Namun, pada

kenyataannya sejarah itu sangat menarik untuk dipelajari oleh setiap orang.

Berdasarkan pengalaman, ketika mempelajari sejarah sangat banyak nilai-nilai

hidup yang perlu diterapkan dalam kehidupan sekarang dan di masa yang akan

datang. Bagaimana tidak, sejarah selalu memiliki relevansi terhadap kehidupan

15
Ibid, hlm. 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

sekarang dan di masa yang akan datang, atau dengan kata lain sejarah itu selalu

kontekstual. Masa lalu selalu berkaitan dengan masa sekarang dan masa yang

akan datang.

Pembelajaran sejarah sebagai sarana pendidikan bangsa, terutama dalam


aplikasi sejarah normatif. Djoko Suryo, merumuskan beberapa indikator terkait
dengan pembelajaran sejarah tersebut yaitu: (1) pembelajaran sejarah memiliki
tujuan, substansi, dan sasaran pada segi-segi yang bersifat normatif; (2) nilai dan
makna sejarah diarahkan pada kepentingan tujuan pendidikan daripada akademik
atau ilmiah murni; (3) aplikasi pembelajaran sejarah bersifat pragmatik, sehingga
dimensi dan substansi dipilih dan disesuaikan dengan tujuan, makna, dan nilai
pendidikan yang hendak dicapai yakni sesuai dengan tujuan pendidikan; (4)
pembelajaran sejarah secara normatif harus relevan dengan rumusan tujuan
pendidikan nasional; (5) pembelajaran sejarah harus memuat unsur pokok:
instruction, intellectual training, dan pembelajaran moral bangsa dan civil society
yang demokratis dan bertanggung jawab pada masa depan bangsa; (6)
pembelajaran sejarah tidak hanya menyajikan pengetahuan fakta pengalaman
kolektif dari masa lampau, tetapi harus memberikan latihan berpikir kritis dalam
memetik makna dan nilai dari peristiwa sejarah yang dipelajarinya; (7) interpretasi
sejarah merupakan latihan berpikir secara intelektual kepada para peserta didik
(learning process dan reasoning) dalam pembelajaran sejarah; (8) pembelajaran
sejarah berorientasi pada humanistic dan verstehn (understanding), meaning,
historical consciousness bukan sekedar pengetahuan kognitif dari pengetahuan
(knowledge) dari bahan sejarah; (9) nilai dan makna peristiwa kemanusiaan
sebagai nilai-nilai universal di samping nilai particular; (10) virtue, religiusitas,
dan keluhuran kemanusiaan universal, dan nilai-nilai patriotisme, nasionalisme,
dan kewarganegaraan, serta nilai-nilai demokratis yang berwawasan nasional,
penting dalam penyajian pembelajaran sejarah; (11) pembelajaran sejarah tidak
saja mendasari pembentukan kecerdasan atau intelektuilitas, tetapi pembentukan
martabat manusia yang tinggi; dan (12) relevansi pembelajaran sejarah dengan
orientasi pembangunan nasional berwawasan kemanusiaan dan kebudayaan.16
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

sejarah memiliki peran penting terutama dalam menumbuhkan serta membentuk

nilai-nilai jiwa nasionalisme siswa. Selain itu, melalui pembelajaran sejarah, siswa

diikutsertakan untuk berpikir kritis terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi pada

16
Aman, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Dr.%20Aman,%20M.Pd./B-2-
5%20DIMENSI-DIMENSI%20KUALITAS%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH.pdf.
(diunduh, pada hari Senin, 14 Desember 2015, pukul 15.54)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

masa lampau, sehingga pembelajaran sejarah dapat hidup. Dalam mengajarkan

sejarah, guru harus dapat menghidupkan peristiwa-peristiwa masa lampau karena

sejarah yang baik adalah sejarah yang seperti hidup kembali. Dalam materi

penelitian ini membahas tentang Proses Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi,

Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua. Dari materi tersebut, guru menghidupkan

kembali proses Islamisasi di Indonesia yang terjadi pada masa lampau dengan

mengaitkannya pada masa sekarang. Misalnya, dampak positif dari proses

Islamisai pada masa lampau yang masih dirasakan hingga saat ini.

Untuk memperbaiki masalah yang terdapat dalam pembelajaran sejarah,

serta membuktikan bahwa sejarah tersebut sangat menarik bahkan selalu

kontekstual, maka perlu menggunakan model-model pembelajaran yang tepat.

Melalui model yang diterapkan, diharapkan dapat merangsang ketertarikan siswa

dalam pembelajaran sejarah. Selanjutnya, siswa diharapkan untuk menemukan

nilai-nilai yang terdapat dalam pembelajaran sejarah.

5. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah

a. Pendekatan Saintifik

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, pengertian

pendekatan adalah (1) proses, perbuatan, cara mendekati; (2) usaha dalam

rangka aktivitas pengamatan untuk mengadakan hubungan dengan orang yang

diteliti, metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah

pengamatan. Adapun pengertian pendekatan pembelajaran, anatara lain

sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

(1) Perspektif (sudut pandang, pandangan) teori yang dapat digunakan sebagai

landasan dalam memilih model, metode, dan teknik pembelajaran.

(2) Suatu proses atau perbuatan yang digunakan guru untuk menyajikan bahan

pelajaran.

(3) Sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang

merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya

masih sangat umum, di dalamnya memadai, menginspirasi, menguatkan,

dan melatari metode pembelajaran, dengan cakupan teoritis tertentu.17

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang

sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum

atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau

menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,

menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip

yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan

pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi

menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana

saja, kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru.18

Pendekatan saintifik memberi pedoman kepada guru untuk mengarahkan

peserta didik agar tetap mandiri dalam mengerjakan tugas serta aktif di dalam

kelas. Kemandirian yang diharapkan adalah mencari tahu berbagai sumber

17
Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses
Implementasi Kurikulum 2013, Ghalia Indonesia, Bogor, 2014, hlm. 32.
18
Ibid. hlm. 34.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

infomasi terutama yang berkaitan dengan materi pembelajaran oleh siswa itu

sendiri. Sehingga peserta didik tidak tergantung dari guru.

Dalam pendekatan saintifik terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan

sebagai berikut.

1) Mengamati (Observing)

Kegiatan pertama pada pendekatan ilmiah adalah pada langkah

pembelajaran mengamati (Observing). Metode observasi adalah salah satu

strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media

asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan

proses belajar19.

2) Menanya (Questioning)

Langkah ke dua pada pendekatan saintifk adalah menanya. Kegiatan

belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak

dipahami dari apa yang dipelajari atau pertanyaan untuk mendapatkan

informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan

faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).20 Dalam hal ini, siswa

dituntut aktif di dalam kelas, siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan

guru, akan tetapi mencoba menanyakan hal-hal yang tidak dipahami.

Tujuannya, agar siswa mampu memahami pelajaran secara mendalam.

3) Mengumpulkan Informasi

Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari

bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan

19
Ibid. hlm. 39.
20
Ibid. hlm. 48.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.21 Informasi tersebut

dapat diperoleh dengan cara siswa tidak berpedoman pada satu sumber buku

saja, akan tetapi mengumpulkan informasi dari berbagai sumber buku yang

masih relevan terhadap pembelajaran yang sedang dipelajarinya. Sehingga,

dengan mengumpulkan informasi ini siswa diharapkan dapat terbekali atas

usaha-usaha yang telah dilakukannya.

4) Mengasosiasikan/Mengolah Informasi/Menalar (Associating)

Mengasosiasi/mengolah informasi/menalar adalah memproses

informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil kegiatan

mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan

kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang

dikumpulkan dari yang bersifat menambah leluasan dan kedalaman sampai

kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai

sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang

bertentangan22.

5) Mengomunikasikan Pembelajaran

Pada tahapan ini, diharapkan peserta didik dapat mengomunikasikan

hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam

kelompok maupun secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat

bersama.23

21
Ibid. hlm. 57.
22
Ibid. hlm. 68.
23
Ibid. hlm. 75-76.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

6) Membentuk Jejaring (Networking)

Pada tahap ini siswa diharapkan untuk membentuk jejaring pada kelas.

Kegiatan pelajarannya adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan

berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti,

toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan

singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan bahasa yang baik dan

benar.24 Selain itu, dalam tahap ini sangat membawa dampak positif bagi

siswa. Siswa terbiasa memiliki kepercayaan diri untuk mengungkapkan

gagasan-gagasannya, baik selama proses pembelajaran maupun di luar

proses pembelajaran.

b. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah

Kurikulum 2013 sangat menekankan pendekatan saintifik. Pendekatan

saintifik ini sangat perlu diterapkan di dalam pembelajaran sejarah. Sampai

saat ini banyak siswa yang tidak senang dengan pelajaran sejarah. Berbagai

alasan yang diungkapkan oleh siswa atas dasar ketidaksukaannya tersebut

terhadap mata pelajaran sejarah. Ada yang mengatakan bahwa sejarah hanya

hafalan, sejarah hanya masa lalu yang tidak lagi relevan untuk kita pelajari

pada masa sekarang. Hal yang paling mengkhawatirkan lagi ketika masih

terdapat guru mata pelajaran sejarah yang masih menerapkan sistem hafalan

terhadap peserta didik. Tindakan tersebut semakin memberi suatu persepsi

terhadap peserta didik bahwa sejarah itu memang hafalan. Sehingga

24
Ibid. hlm. 77.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

mendorong peserta didik bosan, malas untuk mempelajari sejarah secara

serius.

Pendekatan saintifik memberikan hal-hal yang baru dalam proses

pembelajaran sejarah. Hal-hal yang baru yang dimaksud ialah mengamati,

menanya, menalar, mengeksplorasi, jejaring pembelajaran. Pendekatan

saintifik ini dapat meningkatkan keberhasilan peserta didik dalam memahami

pelajaran sejarah.

6. Prestasi Belajar Sejarah

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah

dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).25 Belajar adalah suatu aktivitas

atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.26 Belajar dapat

dinyatakan sebagai perubahan atau usaha seseorang untuk memperoleh sesuatu

yang belum diketahui sebelumnya, sehingga dengan belajar ia dapat

mengetatahuinya secara mendalam berdasarkan usaha-usaha yang dilakukannya.

Jadi, prestasi belajar yaitu keberhasilan dari penguasaan siswa terhadap

pengetahuan dan keterampilan yang ditunjukkan oleh prestasi siswa melalui nilai

angka yang diberikan oleh guru.

25
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua, Balai Pustaka, hlm. 14.
26
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2011, hlm. 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

7. Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah

Paul Suparno dalam bukunya “Filsafat Konstruktivisme Dalam

Pendidikan”, mengemukakan bahwa konstruktivisme adalah salah satu filsafat

pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi

(bentukan) kita sendiri.27 Pernyataan tersebut menyatakan bahwa pengetahuan

seseorang dapat diperoleh melalui pengalaman yang ia peroleh setiap hari.

Semakin banyak seseorang memperoleh pengalaman, maka pengetahuannya

semakin banyak pula. Jadi, melalui pengalaman tersebut sangat menunjang

pengetahuan seseorang.

Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan

baru dalam struktur kognitif seseorang berdasarkan pengalaman. Menurut

konstruktivisme, pengetahuan itu memang berasal dari luar, tetapi dikonstruksi

dari dalam diri seseorang. Pendapat ini menekankan pengertian bahwa

pengetahuan berasal dari luar, tetapi setelah seseorang mendapatkan pengetahuan

tersebut maka dikonstruksinya kembali dari dalam dirinya.

Teori lain mengemukakan konstruktivisme adalah proses pembelajaran

yang menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan

produktif berdasarkan pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang

bermakna. Pengetahuan bukanlah serangkaian fakta, konsep, dan kaidah yang siap

dipraktikannya. Manusia harus mengkonstruksikannya terlebih dahulu

pengetahuan itu dan memberikan makna melalui pengalaman nyata. Dalam

konstruktivisme terdapat hal-hal di antaranya : (1) belajar berarti menyediakan

27
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan,Kanisius, Yogyakarta, 1997, hlm. 18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

kondisi agar memungkinkan peserta didik membangun sendiri pengetahuannya,

(2) kegiatan belajar dikemas menjadi proses mengkonstruksi pengetahuan, bukan

menerima pengetahuan sehingga belajar dimulai dari apa yang diketahui peserta

didik. Peserta didik menemukan ide dan pengetahuan (konsep, prinsip) baru,

menerapkan ide-ide, kemudian peserta didik mencari strategi belajar yang efektif

agar mencapai kompetensi dan memberikan kepuasan atas penemuan. (3) belajar

adalah proses aktif mengkonstruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman alami

maupun manusiawi, yang dilakukan secara pribadi dan sosial untuk mencari

makna dengan memproses informasi sehingga dirasakan masuk akal sesuai

dengan kerangka berpikir yang dimiliki.28

Konstruktivisme dapat mendukung proses pembelajaran untuk tercapainya

tujuan pembelajaran. Hal ini dikarenakan konstruktivisme memiliki prinsip-

prinsip antara lain : (1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, (2) tekanan

pada proses pembelajaran terletak pada siswa, (3) mengajar adalah membantu

siswa belajar, (4) tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil

akhir, (5) kurikulum menekankan partisipasi siswa, (6) guru adalah fasilitator.29

Dari paparan tersebut dapat kita menarik suatu kesimpulan bahwa melalui teori

konstruktivisme di dalam proses pembelajaran di kelas, menuntun siswa untuk

terlibat secara aktif selama proses pembelajaran sehingga tidak menimbulkan

sikap kaku atau pasif dari diri siswa itu sendiri, dan guru berperan sebagai

fasilitator untuk membantu siswa dalam belajar.

28
Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses
Implementasi Kurikulum 2013, Ghalia Indonesia, Bogor, 2014, hlm. 270.
29
Paul Suparno, op.cit. hlm. 73.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

a. Implementasi Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah

Konstruktivisme menekankan bagaimana manusia membangun

pengetahuan diri sendiri melalui pengalaman-pengalaman. Pengetahuan yang

dimaksud yaitu pengetahuan yang dibangun secara aktif, efektif, mandiri,

sehingga menumbuhkan jiwa kemandirian dari diri manusia.

Berdasarkan faham konstruktivisme, dalam proses belajar mengajar, guru

tidak serta merta memindahkan pengetahuan kepada peserta didik dalam bentuk

yang serba sempurna. Dengan kata lain, pesera didik harus membangun suatu

pengetahuan itu berdasarkan pengalamannya masing-masing. Pembelajaran

adalah hasil dari usaha peserta didik itu sendiri. Pola pembinaan ilmu pengetahuan

di sekolah merupakan suatu skema, yaitu aktivitas mental yang digunakan oleh

peserta didik sebagai bahan mentah bagi proses renungan dan pengabstrakan.

Fikiran peserta didik tidak akan menghadapi kenyataan dalam bentuk yang

terasing dalam lingkungan sekitar. Realita yang diketahui peserta didik adalah

realita yang dia bina sendiri. Peserta didik sebenarnya telah mempunyai satu set

idea dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif terhadap lingkungan

mereka. Untuk membantu peserta didik dalam membina konsep atau pengetahuan

baru, guru harus memperkirakan struktur kognitif yang ada pada mereka. Apabila

pengetahuan baru telah disesuaikan dan diserap untuk dijadikan sebagian daripada

pegangan kuat mereka, barulah kerangka baru tentang sesuatu bentuk ilmu

pengetahuan dapat dibina.30

30
Y. R. Subakti, Paradigma Pembelajaran Sejarah, https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/
Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april2010/PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJA
RAH%20YR%20Subakti.pdf (diunduh pada hari Senin, 30 November 2015, pukul 15 : 40)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

8. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk

pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang

dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.31 Pada hakikatnya

pembelajaran kooperatif sama halnya dengan kerja kelompok. Maka tidak

mengherankan jika terdapat para guru yang mengatakan bahwa tidak ada sesuatu

yang unik dalam cooperative learning karena mereka beranggapan bahwa

pembelajaran cooperative learning dalam bentuk kelompok sering diterapkan di

dalam kelas, sehingga sudah tidak asing lagi. Namun, tidak semua kerja kelompok

dikatakan cooperative learning, seperti dikatakan Abdulhak bahwa pembelajaran

kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga

dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri.32

Menurut pendapat Lie A., bahwa model pembelajaran kooperatif tidak

sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dalam

pembelajaran dalam cooperative learning yang membedakannya dengan

pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model

cooperative learning dengan benar-benar akan memungkinkan pendidik

mengelola kelas dengan lebih fektif.33 Berdasarkan pernyataan Abdulhak dan Lie

A, telah memberikan suatu pencerahan bahwa cooperative learning bukanlah

31
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 202.
32
Abdulhak, Komunikasi Pembelajaran: Pendekatan Konvergensi dalam Peningkatan Kualitas
dan Efektivitas Pembelajaran, UPI, Bandung, 2001, hlm. 19-20.
33
Lie A., Cooverativel Learning, Grasindo, Jakarta, 2002, hlm. 29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

bentuk kerja kelompok yang memiliki taraf sederhana, akan tetapi bentuk kerja

kelompok yang mengutamakan proses antara peserta belajar serta memiliki tujuan

untuk mewujudkan pemahaman bersama antara peserta belajar.

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem

pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama

dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif

dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih

dari sekedar belajar kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur

dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya

interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif di

antara anggota kelompok. Pada dasarnya kooperative learning mengandung

pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau

membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam

kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja

sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

Adapun ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah kerja sama, diskusi,

berbagi pendapat dan pengetahuan, mengambil giliran, bertanya, dan aktif

mengikuti diskusi.

9. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

Model pembelajaran sangat penting terutama dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran sangat berperan terhadap jalannya proses pembelajaran,

dengan kata lain model pembelajaran memberikan pedoman kepada guru untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

mengajar di kelas agar pembelajaran tetap diterapkan secara terstruktur dan juga

memberikan arahan terhadap peserta didik untuk menjalankan tugasnya sebagai

peserta didik.

Berbagai model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar

mengajar, salah satunya adalah model pembelajaran Student Teams Achievem ent

Division (STAD). Model pembelajaran adalah pola pembelajaran yang dijadikan

sebagai contoh dan acuan oleh guru sebagai pendidik profesional dalam

merancang pembelajaran yang hendak difasilitasinya. Sebagai sebuah pola

pembelajaran, model tersebut memiliki berbagai tahapan-tahapan kegiatan dalam

merancang pembelajaran.34

Menurut Slavin, model pembelajaran Student Teams Achievement Division

(STAD) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para

guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.35 Selain itu juga sangat

mudah diadaptasi serta telah digunakan dalam ilmu pengetahuan sosial, ilmu

pengetahuan alam, dan banyak subjek lainnya. 36

Strategi pelaksanaan aktivitas model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) adalah sebagai berikut:

1. Membentuk kelompok yang anggotanya empat orang secara heterogen


(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain).
2. Guru menyajikan pelajaran.

34
N. A. Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang Pembelajaran Menuju
Pencapaian Kompetensi, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 35.
35
H. Tukiran Taniredja, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, Alfabeta, Bandung,
2014, hlm. 64.
36
S. Sharan, Handbook of Cooperative Learning Inovasi Pengajaran dan Pembelajaran untuk
Mengacu Keberhasilan Siswa di Kelas (diterjemahkan oleh Sigit Prawoto), Imperium,
Yogyakarta, 2009, hlm. 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-


anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan
pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu
mengerti.
4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
kuis tidak boleh saling membantu.
5. Memberi evaluasi.
6. Kesimpulan.37

Dari langkah-langkah model pembelajaran Student Teams Achievement

Division (STAD) di atas, dapat kita ketahui bahwa siswa dituntut bekerja sama

dalam kelompok. Selain itu, pada model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) terdapat unsur sosialnya, di mana siswa dituntut

untuk saling menghargai, saling mendorong antara satu dengan lainnya untuk

memahami materi atau tugas-tugas pelajaran.

Model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

memiliki kelebihan yaitu siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan

menjunjung tinggi norma-norma kelompok, siswa aktif membantu dan

memotivasi semangat untuk berhasil bersama, aktif berperan sebagai tutor sebaya

untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, interaksi antarsiswa seiring

dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat, meningkatkan

kecakapan individu, meningkatkan kecakapan kelompok, tidak bersifat

kompetitif, tidak memiliki rasa dendam. Selain kelebihan-kelebihan model

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), terdapat pula

kekurangan yaitu kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang,

membutuhkan waktu yang lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target

kurikulum.

37
Taniredja H., dkk. op. cit., hlm. 103.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

B. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran dalam penelitian ini diambil dari:

Kompetensi Dasar:

3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan

pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti

yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini

Materi pokok dalam pembelajaran adalah Islamisasi dan Silang Budaya di

Nusantara. Dalam materi tersebut, khususnya membahahas “Proses Islamisasi di Jawa,

Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, Papua dan Nusa Tenggara”, serta “Jaringan

Keilmuan di Nusantara, Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam, Proses

Integrasi Nusantara”.

Pada materi tersebut tidak memiliki syarat tertentu.

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan ini digunakan untuk mendukung penelitian yang

akan dilakukan oleh peneliti. Maka dalam penelitian yang relevan ini dipilih

sesuai dengan apa yang menjadi variabel-variabel yang ada pada judul penelitian

ini. Penelitian yang relevan ini juga dapat dijadikan acuan peneliti dalam

menentukan bagaimana ke depannya penelitian ini akan dilaksanakan. Dalam hal

ini, peneliti mengambil penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Helen Lidia

Wati Endang mahasiswa Universitas Sanata Dharma dengan judul Peningkatan

Keaktifan dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Siswi Kelas XI Bahasa

SMA Santa Maria Yogyakarta. Dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

prestasi belajar sejarah siswa dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Tipe

Student Teams Achievement Division (STAD). Dari rata-rata awal 52,90 pada

siklus pertama meningkat menjadi 71,44 atau 25,95%, kemudian pada siklus

kedua mengalami peningkatan menjadi 80,57% atau 11,33%.

D. Kerangka Berpikir

Pembelajaran dirancang untuk mengaktifkan siswa, bukan mengaktifkan

guru untuk ceramah di kelas. Pembelajaran sangat bermakna jika yang

diutamakan adalah keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Dalam hal ini,

lebih menekankan keaktifan siswa sekaligus sebagai tanggung jawab siswa untuk

berperan aktif dalam memecahkan masalah yang terdapat dalam pembelajaran.

Selain itu, sebagai pendidik juga dituntut untuk berperan sebagai fasilitator bagi

siswa. Guru diharapkan selalu memantau siswa selama pembelajaran serta

menumbuhkan rasa ingin tahu siswa tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut,

sangat jelas bahwa siswa dituntut untuk lebih aktif dari pada guru. Guru hanya

sebagai fasilitator. Artinya, guru berperan untuk mendampingi, menuntun,

memantau, mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran.

Penjelasan tersebut di atas, menekankan peranan guru dan peranan siswa

dalam pembelajaran. Siswa harus terlibat langsung dalam pembelajaran serta

siswa diharapkan dapat menganalisis masalah dan kemudian memecahkan

masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran. Agar peranan guru dan

peranan siswa dapat tercapai, maka guru perlu menggunakan model pembelajaran

yang tepat. Selain itu, guru harus mampu menumbuhkan minat dalam diri siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

karena dengan adanya minat dalam diri siswa tersebut akan mendorong siswa

untuk menyukai mata pelajaran sejarah.

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan model

pembelajaran yang memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu

sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Dalam

pembelajaran, menuntut siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, saling

membantu antara satu dengan lainnya. Siswa juga berusaha untuk meningkatkan

pemahamannya terhadap materi pembelajaran sekaligus untuk meningkatan

kecakapan individu dan kelompok. Pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) menuntut siswa untuk

berperan aktif dalam proses pembelajaran yang memiliki dampak positif terhadap

minat dan prestasi belajar sejarah siswa.

Model Proses pembelajaran:


pembelajaran
Pembelajaran Student s - Keaktifan siswa dalam
Sejarah Achievement kelompok
Division - Siswa menganalisa
(STAD) masalah dalam
pembelajaran
- Siswa dapat memecahkan
masalah dalam
pembelajaran

Meningkatkan minat
dan prestasi belajar
sejarah

Bagan I: Proses Pembelajaran untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi


Belajar Sejarah Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

E. Hipotesis Tindakan

1. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student

Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan minat belajar

sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman

Yogyakarta.

2. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student

Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar

sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman

Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang

diaplikasikan dalam proses pembelajaran di kelas dengan tujuan memperbaiki

praktik pembelajaran di kelas.38 Penelitian tindakan kelas ini pertama kali

dikembangkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yaitu prosedur penelitian

tindakan kelas dengan empat langkah berikut: (1) perencanaan tindakan (planing),

pelaksanaan tindakan (acting) observasi (observing), dan refleksi (reflecting)

dalam bentuk siklus.39 Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah bentuk

kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu

situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: (a)

praktik-praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktik-

praktik tersebut, dan (c) situasi di mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.40

Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan permasalahan

nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara

guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan

menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru; peningkatan kualitas

praktik pembelajaran di kelas secara terus menerus mengingat masyarakat

38
Saur Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Pendidik dan
Keilmuwan, Erlangga, Jakarta, 2014, hlm. 20
39
Idem, hlm. 20
40
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,
Rajawali Pers, Jakarta, 2008, hlm. 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

berkembang secara cepat; peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai

melalui peningkatan proses pembelajaran; sebagai alat traning in-service, yang

memperlengkapi guru dengan skill dan metode baru, mempertajam kekuatan

analitisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya; peningkatan mutu hasil

pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan

mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatkan motivasi belajar

siswa.41 Penelitian tindakan kelas ini bermanfaat untuk membantu guru

memperbaiki mutu pelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, meningkatkan

rasa percaya diri guru, dan memungkinkan guru secara aktif mengembangkan

pengetahuan dan keterampilannya.42

McNiif (1992) menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya PTK

adalah perbaikan dan peningkatan. Jika tujuan utama PTK adalah perbaikan dan

peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses belajar

mengajar maka dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif

dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran. Oleh karena itu, fokus PTK

terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan oleh pendidik,

kemudian dicobakan dan selanjutnya dievaluasi apakah tindakan-tindakan evalusi

itu dapat digunakan untuk memecahkan persoalan pembelajaran yang sedang

dihadapi oleh pendidik atau tidak.43

Penelitian tindakan kelas ini sangat bermanfaat bagi peneliti terutama

untuk mengembangkan keprofesionalisme peneliti sebagai calon guru di masa

41
Ibid, hlm. 64
42
Wijaya Kusumah, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Indeks, Jakarta, 2010, hlm. 14
43
Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta, 2015,
hlm. 197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

yang akan datang. Melalui penelitian tindakan kelas ini, membekali peneliti

sebagai calon guru serta dapat mengembangkan dan meningkatkan mutu

pendidikan di masa yang akan datang.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Depok Sleman

Yogyakarta untuk mata pelajaran sejarah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/2016 di semester 2,

yaitu pada bulan April sampai bulan Mei 2016. Penentuan waktu ini berdasarkan

kalender akademik dari sekolah dan juga mengikuti kebijakan dari sekolah dan

guru mata pelajaran sejarah. Penentuan waktu ini sangat penting karena penelitian

tindakan kelas ini memerlukan dua siklus yang membutuhkan proses

pembelajaran yang efektif di kelas.

C. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X Teknik

Pemesinan A yang berjumlah 32 orang.

D. Obyek Penelitian

Obyek dari penelitian ini adalah model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

sejarah siswa dengan materi “Proses Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi,

Maluku, Papua, Nusa Tenggara, Jaringan Keilmuan di Nusantara, Akulturasi dan

Perkembangan Budaya Islam, dan Proses Integrasi Nusantara”.

E. Variabel-variabel Penelitian

Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel

bebas dan variabel terikat

 Variabel bebas (X) : model pembelajaran Student Teams Achievement

Division (STAD).

 Variabel terikat (Y) : - prestasi belajar sejarah

- minat belajar sejarah

F. Definisi Operasional

Berikut ini merupakan definisi operasional yang peneliti ambil, antara lain

sebagai berikut:

1. Minat adalah suatu kecenderungan yang tetap untuk menaruh perhatian serta

menyukai beberapa kegiatan atau bahan ajar tertentu.44

2. Belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan

peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan-

pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan.45

Adapun ciri khas belajar ialah telah terjadi suatu perubahan pada orang yang

44
Suyono dan Hariyanto, op.cit, hlm. 177
45
Mulyati, Psikologi Belajar, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2005, hlm. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

belajar, dia mengalami perubahan dari belum tahu menjadi tahu, baik di

bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.46

3. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan

sebagainya). Dalam hal ini hasil yang dicapai adalah nilai angka dalam proses

pembelajaran.

4. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem pengajaran

yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan

sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Adapun ciri-ciri

pembelajaran kooperatif yaitu kerja sama, keterlibatan dalam diskusi,

menanggapi pendapat teman, mengambil giliran, bertanya, mengemukakan

pendapat, dan menghargai pendapat teman.

5. Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan model pembelajaran

yang memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain

untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru.

G. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi awal kelas

sebelum menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division

(STAD) maupun setelah menerapkan model pembelajaran tersebut.

46
Winkel W.S., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Gramedia, Jakarta, 1983, hlm. 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

2. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keberhasilan

siswa, baik sebelum dimulainya pembelajaran maupun sesudah pembelajaran

berlangsung. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa antara

sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung.

3. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan

keberhasilan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division

(STAD).

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatannya untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan mudah dalam memperoleh data tersebut.47 Ada beberapa

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Instrumen Pra Penelitian

Instrumen pra penelitian terdiri dari:

a. Lembar observasi siswa berupa lembar pengamatan kegiatan belajar siswa

selama pembelajaran berlangsung dan lembar skala sikap untuk mengetahui

tingkat minat belajar siswa.

47
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hlm. 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

b. Tes (Pre-tes)

Tes prestasi digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik sebelum

penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).

2. Instrumen Pelaksanaan Penelitian

a. Tahap Penelitian

1) Rencana pelaksanaan pembelajaran

RPP digunakan untuk merancang hal-hal yang dilakukan dalam pembelajaran

dan untuk merancang model pembelajaran yang ingin diterapkan.

b. Tahap Tindakan dan Observasi

1) Tes

Tes prestasi ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah

penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).

2) Tes kerja siswa

Lembar kerja digunakan untuk memberikan tugas siswa dalam kelompok

diskusi.

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan ini bertujuan untuk mengamati kegiatan belajar siswa selama

pembelajaran berlangsung. Pengamatan tersebut dibantu dengan menggunakan

instrumen observasi kegiatan belajar siswa.

d. Tahap Refleksi

Refleksi ini digunakan untuk merefleksikan hal-hal yang terjadi saat siklus I

dan siklus II selesai.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

e. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran sejarah dan beberapa

peserta didik yang telah ditunjuk oleh peneliti.

f. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1) Validitas

Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat sahihnya sebuah tes.

Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam

arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriteria.48 Untuk mengetahui

tingkat validitas atas uji coba instrumen maka peneliti menggunakan rumus

korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson yaitu:

( )( )
√* ( ) +* ( ) +

Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
yangdikorelasikan
N = jumlah peserta tes
Σxy = jumlah X dengan Y
2
X = kuadrat dari X
Y2 = kuadrat dari Y

Untuk mengetahui besar taraf signifikansi butir soal digunakan rumus49:


Keterangan:
t = taraf signifikan
r = korelasi skor item dengan skor total
n = jumlah butir item

48
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, Bumi Aksara, Jakarta,
2013, hlm. 65
49
Nana Sudjana, Metode Statistika, Tarsito, Bandung, 2002, hlm. 380
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Setelah didapat taraf signifikannya, kemudian dikonsultasikan pada tabel t


signifikan.50

2) Reliabilitas

Reliabilitas berhubunga dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat

dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan

dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah,

perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.51

Reliabilitas soal tes menggunakan rumus:

⁄ ⁄
(
⁄ ⁄
Keterangan:
= korelasi antara skor-skor setiap belahan
⁄ ⁄
r11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

Menghitung validitas dan reliabilitas, peneliti menggunakan SPSS Statistics

20. Untuk mengetahui hasil validitas dan reliabilitas siklus I dan siklus II, lihat

halaman 186 sampai 197.

50
Ibid, hlm, 491
51
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, Bumi Aksara, Jakarta,
2013, hlm. 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

I. Desain Penelitian

Desain Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Desain yang akan

digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Perencanaan
Tindakan I

Siklus I Pelaksanaan
Refleksi I Tindakan I

Pengamatan I
Permasalahan
baru hasil refleksi

Perencanaan
Tindakan II

Pelaksanaan
Siklus II Tindakan II
Refleksi II

Pengamatan II
Minat dan prestasi
belajar sejarah
meningkat

Bagan II: Siklus Penelitian52

J. Analisis Data

Setelah pengumpulan data, hal yang perlu dilakukan adalah analisis data.

Analisis data tersebut memiliki peranan yang penting dalam penelitian tindakan

kelas. Analisis data yang digunakan yaitu menggunakan teknik analisis deskriptif

52
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, Kepala Sekolah & Pengawas,
Aditya Media, Yogyakarta, 2010, hlm. 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

dan teknik analisis komparatif. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk data

kualitatif yaitu dengan mengungkapkan kelemahan dan kelebihan proses

pembelajaran dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Teknik komparatif digunakan

untuk data kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil dari pra siklus, siklus I,

dan siklus II. Pada saat pengambilan data di lapangan melalui observasi tentang

proses pembelajaran di kelas, peneliti dapat langsung menganalisis mengenai hal

yang diamati seperti situasi dan kondisi di kelas, cara guru mengajar, interaksi

antara siswa, interaksi guru dengan siswa dan sebagainya.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif dilakukan pada data observasi kegiatan belajar, minat

dan prestasi belajar siswa. Data observasi kegiatan belajar, minat dan prestasi

belajar siswa dianalisis menggunakan PAP I (Penilaian Acuan Patakan I).53

a. Data observasi kegiatan siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2

Depok Sleman Yogyakarta

Untuk mengetahui tingkat kegiatan belajar siswa kelas X SMK Negeri 2 Depok

Sleman Yogyakarta, maka data kegiatan belajar siswa dianalisis dengan

menggunakan PAP I. Kegiatan belajar siswa merupakan salah satu bagian dalam

penilaian, karena melalui kegiatan belajar siswa dapat menunjang peningkatan

minat dan prestasi belajar sejarah siswa. Hal yang diamati berupa on task dan off

task. On task meliputi memperhatikan guru, mencatat hal-hal penting,

mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, kerja sama dalam kelompok, aktif

53
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hlm.
67.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

mengikuti diskusi, mengambil giliran, mengemukakan pendapat, memperhatikan

teman yang presentasi, dan menyelesaikan tugas. Sementara off task meliputi

tidak memperhatikan pembelajaran, main handphone, ribut di dalam kelas, keluar

masuk kelas, dan tidur di dalam kelas.

1) Menghitung nilai kegiatan belajar siswa

Tabel 1: Penilaian Kegiatan Belajar Siswa


 On task

No Aspek yang diamati Jumlah Persentase


1 Memperhatikan guru
Siswa mencatat hal-hal penting pada saat
2
pembelajaran sejarah berlangsung
3 Siswa mengajukan pertanyaan
4 Siswa menjawab pertanyaan
5 Siswa bekerja sama dalam kelompok
6 Siswa aktif mengikuti diskusi
7 Mengambil giliran
8 Siswa mengemukakan pendapat
Siswa memperhatikan teman yang
9
presentasi
10 Siswa menyelesaikan tugas

 Off task

No Aspek yang diamati Jumlah Persentase


1 Siswa tidak memperhatikan pembelajaran
2 Siswa main handphone
3 Siswa ribut di dalam kelas
4 Siswa keluar masuk kelas
5 Siswa tidur di dalam kelas

N = Nilai hasil pengamatan


Σ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
Σ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang diamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

2) Tabel analisis tingkat kegiatan belajar siswa

Tabel 2: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I


Tingkat Kegiatan Belajar Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang

Tabel 3: Analisis Tingkat Kegiatan Belajar Siswa


Skala Kegiatan Belajar
No Kriteria Frekuensi Persentase
Siswa
1 90-100 Sangat Tinggi
2 80-89 Tinggi
3 70-79 Cukup
4 55-64 Kurang
5 0-59 Sangat Kurang

b. Data minat belajar siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok

Sleman Yogyakarta

Dalam penelitian ini, data minat belajar siswa baik keadaan awal sebelum

tindakan, maupun data siklus I dan siklus II dianalisis dengan menggunakan

Penilaian Acuan Patokan I (PAP I) sebagaimana yang digunakan dalam

pengukuran prestasi. Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data

minat belajar siswa adalah sebagai berikut:

N = Nilai hasil pengamatan


Σ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
Σ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang dinilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

1) Tabel minat belajar siswa

Untuk mengetahui minat belajar sejarah siswa, peneliti membuat skala

sikap dalam bentuk pernyataan berjumlah 40 butir. Contoh tabel skala sikap

sebagai berikut:

Tabel 4: Contoh Tabel Angket Minat Belajar Siswa


Pilihan
No Pernyataan
STS TS RR S SS

Keterangan:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
RR : Ragu-ragu
S : Setuju
S : Sangat Setuju

Untuk lebih jelasnya lihat halaman 138 sampai 141.

2) Menghitung tingkat minat belajar siswa

Adapun cara untuk menentukan tingkat minat belajar siswa yaitu dengan

menggunakan Penilaian Acuan Patokan I (PAP I) sebagai berikut:54

a) Menentukan skala minat belajar siswa

Tabel 5: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I


Tingkat Minat Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang

54
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip Teknik Prosedur, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2010, hlm. 236.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

b) Tabel tingkat minat belajar siswa

Tabel 6: Analisis Minat Belajar Sejarah Siswa


No Skala Minat Siswa F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata
1 90-100 Sangat Tinggi
2 80-89 Tinggi
3 70-79 Cukup
4 55-64 Kurang
5 0-59 Sangat Kurang

c. Data prestasi belajar siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok

Sleman Yogyakarta

Pada data prestasi belajar siswa, baik kondisi awal sebelum tindakan

maupun siklus I dan siklus II dianalisis dengan menggunakan Penilaian Acuan

Patokan I (PAP I). Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data

prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

N = Nilai hasil penilaian


Σ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
Σ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang dinilai

1) Menghitung tingkat prestasi belajar siswa

Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa baik pada kondisi awal

maupun pada siklus I dan siklus II, peneliti menggunakan Penilaian Acuan

Patokan I (PAP I) dengan KKM 76. Berikut cara untuk menentukan tingkat

prestasi belajar siswa:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

a) Menentukan skala prestasi belajar siswa

Tabel 7: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I


Tingkat Penguasaan Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang

b) Tabel tingkat prestasi belajar siswa

Tabel 8: Analisis Prestasi Belajar Sejarah Siswa


No Skala Prestasi Siswa F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata
1 90-100 Sangat Tinggi
2 80-89 Tinggi
3 70-79 Cukup
4 55-64 Kurang
5 0-59 Sangat Kurang

2) Menghitung persentase

Untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa, dapat dilihat melalui

persentase siswa yang mencapai KKM berdasarkan ketentuan dan tidak mencapai

KKM. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

a) Menghitung persentase jumlah siswa mencapai KKM

b) Menghitung persentase jumlah siswa tidak mencapai KKM


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

2. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif adalah analisis data yang dilakukan secara deskriptif

yaitu untuk menjelaskan hal-hal apa saja yang diamati.

a. Kegiatan pra penelitian yang meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa selama

pembelajaran berlangsung.

b. Kegiatan siklus I dan siklus II yang meliputi tahap perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung

dan tingkat keberhasilan dari penerapan model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) pada pelajaran sejarah.

3. Analisis Komparatif

Pada penelitian ini, analisis komparatif yaitu membandingkan hasil

pengamatan kegiatan belajar, minat belajar dan prestasi belajar siswa antara pra

tindakan dengan pada saat tindakan menggunakan model pembelajaran Student

Teams Achievement Division (STAD). Analisis komparatif ini bertujuan untuk

melihat peningkatan kegiatan belajar, minat belajar, dan prestasi belajar siswa

sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement

Division (STAD).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

a. Tabel analisis komparatif kegiatan belajar siswa

Tabel 9: Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa


Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (On task)
Kegiatan Selisih Keterangan
No Aspek yang diamati
PP Skl I J % N T Te
1 Memperhatikan guru
Siswa mencatat hal-hal penting
2 pada saat pembelajaran sejarah
berlangsung
3 Siswa mengajukan pertanyaan
4 Siswa menjawab pertanyaan
Siswa bekerja sama dalam
5
kelompok
6 Siswa aktif mengikuti diskusi
7 Mengambil giliran
8 Siswa mengemukakan pendapat
Siswa memperhatikan teman
9
yang presentasi
10 Siswa menyelesaikan tugas

Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (Off task)


Kegiatan Selisih Keterangan
No Aspek yang diamati
PP Skl I J % N T Te
Siswa tidak memperhatikan
1
pembelajaran
2 Siswa main handphone
3 Siswa ribut di dalam kelas
4 Siswa keluar masuk kelas
5 Siswa tidur di dalam kelas

Keterangan:
PP : Pra Penelitian
Skl I : Siklus I
J : Jumlah
% : Persentase
N : Naik
T : Turun
Te : Tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

b. Tabel analisis komparatif minat belajar siswa

Tabel 10: Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa


Nama Minat Selisih Keterangan
No
Siswa PP Skl I J % N T Te
1 ABW
2 ASPP
3 AIZ
4 AAP
5 AM

Tabel 11: Perbandingan Minat Belajar Siswa


Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Skala Kriteria
No Rata- Rata- Rata-
Minat f % f % f %
rata rata rata
Sangat
1 90 - 100
Tinggi
2 80 - 89 Tinggi
3 70 - 79 Cukup
4 60 - 69 Kurang
Sangat
5 0 - 59
Kurang
Jumlah

c. Tabel analisis komparatif prestasi belajar siswa

Tabel 12: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa


Nama Prestasi Selisih Keterangan
No
Siswa PP Skl I J % N T Te
1 ABW
2 ASPP
3 AIZ
4 AAP
5 AM
Keterangan:
N : Naik
T : Turun
Te : Tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Tabel 13: Peningkatan Prestasi Belajar Siswa


Keterangan Pra Penelitian Siklus I Siklus II
Rata-rata
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Tuntas
Tidak tuntas

Tabel 14: Perbandingan Prestasi Belajar Siswa


Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Skala
No Kriteria Rata- Rata- Rata-
Minat f % f % f %
rata rata rata
90 - Sangat
1
100 Tinggi
80 -
2 Tinggi
89
70 -
3 Cukup
79
60 -
4 Kurang
69
Sangat
5 0 - 59
Kurang
Jumlah

K. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Dalam proses Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus

dan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),

pengamatan (observasi), dan refleksi (reflection). Adapun prosedur

pelaksanaannya diuraikan sebagai berikut:

1. Pra Siklus

a. Permintaan Izin

Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Depok dan Dekan

FKIP Universitas Sanata Dharma.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

b. Observasi

Observasi dilakukan di kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2

Depok Sleman Yogyakarta dengan jumlah siswa yang digunakan untuk

memperoleh hasil belajar siswa sebelum melaksanakan penelitian dan mengetahui

model pembelajaran serta media yang digunakan oleh guru dalam melakukan

proses pembelajaran di dalam kelas sebelum peneliti menerapkan model

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).

c. Menyusun Silabus

Peneliti tidak menyusun silabus karena kurikulum yang digunakan adalah

kurikulum 2013

d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP disusun sebanyak tiga kali dalam dua siklus.

e. Mempersiapkan Media Pembelajaran

Media yang digunakan peneliti adalah power point, LCD, papan tulis.

f. Menyiapkan Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen meliputi soal test,

lembar pengamatan kegiatan belajar, angket minat belajar, lembar diskusi dan

lembar observasi wawancara.

2. Rencana Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam bentuk proses

pengkajian dalam 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, mengamati (observasi),

dan refleksi. Tahap-tahap ini diterapkan di setiap siklus, dan siklus yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

dijalankan minimal dua siklus. PTK ini masih bisa dilanjutkan ke tahap siklus

berikutnya jika hasilnya belum menunjukkan kemajuan yang signifikan.

a. Siklus I

1) Perencanaan

Dalam tahap ini, peneliti menyusun semua instrumen yang dibutuhkan

untuk melakukan penelitian, seperti perangkat pembelajaran yang dibutuhkan saat

melakukan penelitian.

2) Tindakan

Setelah melakukan perencanaan, peneliti melaksanakan tindakan

penelitian di kelas. Dalam pelaksanaan tindakan, pertama peneliti menyampaikan

kompetensi yang ingin dicapai, menyampaikan materi pengantar, membagi

kelompok, memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok, setiap kelompok

mendiskusikan pertanyaan yang telah diberikan, siswa mempresentasikan hasil

diskusi, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya dan

memberikan tanggapan, kesimpulan.

3) Pengamatan (Observasi)

Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa dengan

menggunakan instrumen observasi. Hal yang diamati meliputi on task dan off

task. On task meliputi siswa memperhatikan guru, mencatat hal-hal penting,

mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, kerja sama dalam kelompok, aktif

mengikuti diskusi, mengambil giliran, mengemukakan pendapat, memperhatikan

teman yang presentasi, dan menyelesaikan tugas. Sementara off task meliputi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

tidak memperhatikan pembelajaran, main handphone, ribut di dalam kelas, keluar

masuk kelas, dan tidur di dalam kelas.

4) Refleksi

Untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran, maka peneliti

memberikan tes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

Hasil dari tes tersebut, peneliti membuat rencana untuk perbaikan pada siklus

kedua dan menganalisis apa saja yang perlu ditingkatkan pada siklus kedua.

b. Siklus II

Tahap-tahap dalam siklus kedua ini pada dasarnya sama dengan tahap

yang dilakukan pada siklus pertama. Hanya saja tindakan pada siklus dua ini

ditentukan berdasarkan hasil refleksi pada pelaksanaan siklus satu.

1) Perencanaan

Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada

siklus pertama dan merupakan rencana tindakan selanjutnya pada siklus kedua.

2) Tindakan

Peneliti mengimplementasikan model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi

pada siklus pertama.

3) Pengamatan

Tim peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran

model Student Teams Achievement Division (STAD).

4) Refleksi

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

L. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan adalah suatu kriteria yang digunakan untuk menilai

tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) dalam

melakukan perbaikan mutu proses pembelajaran di dalam kelas. Berikut tabel

indikator keberhasilan minat dan prestasi belajar siswa yaitu:

Tabel 15: Indikator keberhasilan minat dan prestasi belajar


Variabel Keadaan Awal Siklus I Siklus II
Minat 64,10 70 80
Prestasi 59,97 75 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta kelas

X Teknik Pemesinan A pada mata pelajaran sejarah yang dilaksanakan sebanyak

dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 April 2016 dan 26 April 2016,

sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2016. Pelaksanaan siklus

II, hanya satu kali pertemuan dikarenakan banyak kegiatan kelas X Teknik

Pemesinan A yang dilakukan di luar sekolah pada hari dan jam mata pelajaran

sejarah, dan juga jadwal UAS yang diundurkan oleh pihak sekolah. Sebelum

melaksanakan tindakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi

terhadap aktivitas siswa di dalam kelas selama proses pembelajaran sejarah

berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi awal aktivitas siswa

pada kelas X Teknik Pemesinan A. Kegiatan pra penelitian dilakukan pada

tanggal 22 Maret 2016 pada jam 14.00-13.30 WIB. Hasil observasi pra penelitian

dan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

pada siklus I dan siklus II akan diuraikan sebagai berikut:

1. Observasi Pra Penelitian

Observasi pra penelitian dilakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pada jam

14.00-15.30 WIB (pada jam sembilan dan sepuluh) sesuai dengan jam pelajaran

sejarah di kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman

Yogyakarta. Guru mata pelajaran sejarah adalah ibu Dra. Catarina Setyawati M.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Adapun jumlah siswa kelas X Teknik Pemesinan A secara keseluruhan berjumlah

32.

Pada jam mata pelajaran sejarah, siswa tidak langsung masuk ke dalam

ruangan, tetapi perlu menunggu kelas lain keluar dari ruangan tersebut. Setelah

kelas lain keluar, siswa kelas X Teknik Pemesinan A masuk ke ruangan dan

disusul oleh ibu Catarina. Sebelum pelajaran dimulai, ibu Catarina menyapa

siswa. Ibu Catarina kemudian menanyakan kehadiran siswa dan meminta

membuka dan membaca LKS, sambil menunggu siswa membaca LKS ibu

Catarina mempersiapkan media pembelajaran. Pada awal pembelajaran dimulai,

terdapat siswa yang mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru,

memperhatikan penjelasan guru. Namun, terdapat juga siswa yang sibuk sendiri,

main handphone, dan juga ngobrol dengan teman. Pada saat guru menjelaskan,

guru bertanya kepada siswa berkaitan dengan materi pembelajaran untuk

mengetahui sejauh mana siswa memahami penjelasan yang baru saja

disampaikan, terdapat dua orang siswa yang menjawab pertanyaan dari ibu

Catarina.

Setelah menjelaskan materi, guru memberikan tugas dalam bentuk

kelompok terdiri dari 6 kelompok yang beranggotakan 5-6 orang. Pada saat guru

membagi kelompok, terdapat siswa yang terlihat semangat juga terdapat yang

malas-malasan. Pada saat mengerjakan tugas kelompok, terdapat siswa yang aktif

juga pasif dalam mengerjakan tugas kelompok, terdapat juga siswa yang keluar

kelas namun minta izin kepada guru mata pelajaran terlebih dahulu. Pada saat

presentasi, hanya beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan dan memberikan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

tanggapan kepada kelompok yang presentasi, namun sebagian besar siswa

mendengarkan kelompok yang presentasi. Untuk selengkapnya, hasil observasi

kegiatan belajar siswa kelas X SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta dapat

dilihat pada tabel berikut:

a. Keadaan Awal Kegiatan Belajar Sejarah Siswa

Tabel 16: Hasil Observasi Pra Penelitian Terhadap Kegiatan Belajar Sejarah
Siswa Kelas X Teknik Pemesinan A
 On task

No Aspek yang diamati Jumlah Persentase


1 Memperhatikan guru 27 84,375%
Siswa mencatat hal-hal penting pada saat
2 7 21,875%
pembelajaran sejarah berlangsung
3 Siswa mengajukan pertanyaan 3 9,375%
4 Siswa menjawab pertanyaan 2 6,25%
5 Siswa bekerja sama dalam kelompok 23 71,875%
6 Siswa aktif mengikuti diskusi 19 59,375%
7 Mengambil giliran 12 37,5%
8 Siswa mengemukakan pendapat 8 25%
Siswa memperhatikan teman yang
9 26 81,25%
presentasi
10 Siswa menyelesaikan tugas 29 90,625%

 Off task

No Aspek yang diamati Jumlah Persentase


1 Siswa tidak memperhatikan pembelajaran 5 15,625%
2 Siswa main handphone 3 9,375%
3 Siswa ribut di dalam kelas 7 21,875%
4 Siswa keluar masuk kelas 4 12,5%
5 Siswa tidur di dalam kelas 2 6,25%

Tabel 16 di atas merupakan hasil observasi sebelum melakukan tindakan

penelitian. Dari hasil observasi pra penelitian menunjukkan bahwa 27 siswa atau

84,27% memperhatikan guru, 7 orang atau 21,87% mencatat hal-hal penting, 3

orang atau 9,37% mengajukan pertanyaan, 2 orang atau 6,25% menjawab


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

pertanyaan, 23 orang atau 71,87% bekerja sama dalam kelompok, 19 orang atau

59,37% aktif mengikuti diskusi, 12 orang atau 37,5% mengambil giliran, 8 orang

atau 25% mengemukakan pendapat, 26 orang atau 81,25% memperhatikan teman

yang presentasi, dan 29 orang atau 90,62% menyelesaikan tugas. Dari hasil

observasi tersebut, kegiatan belajar siswa yang paling menonjol adalah siswa

menyelesaikan tugas, memperhatikan guru, memperhatikan teman yang

presentasi, dan bekerja sama dalam kelompok.

Di sisi lain, 5 siswa atau 15,62% tidak memperhatikan pembelajaran, 3

orang atau 9,37% main handphone, 7 orang atau 21,87% ribut di dalam kelas, 4

orang atau 12,5% keluar masuk kelas, dan 2 orang atau 6,25% tidur di dalam

kelas. Keadaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh jam pembelajaran sejarah

yang dijadwalkan sore hari. Perlu diketahui bahwa di semester genap tahun ajaran

2015-2016 setiap hari Selasa sebelum jam pelajaran sejarah, siswa kelas X Teknik

Pemesinan A praktek di ruang khusus jurusan teknik pemesinan. Dari kegiatan

belajar siswa kelas X Teknik Pemesinan A sebelum pembelajaran sejarah pada

sore hari, sudah barang tentu dapat menguras tenaga dan pikiran sehingga

keinginan untuk belajar pada saat jam pelajaran sejarah pun di sore hari sangat

kurang. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat kegiatan belajar

siswa kelas X Teknik Pemesinan A sebelum penerapan model pembelajaran

Student Teams Achievement Division (STAD) masih tergolong rendah.

b. Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa

Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba angket minat untuk

mengetahui keadaan awal minat belajar sejarah siswa. Hasil angket minat belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

sejarah siswa dapat dilihat pada tabel (terlampir). Untuk mengetahui keadaan awal

minat belajar sejarah siswa, peneliti menggunakan angket minat belajar sejarah

siswa (hasil uji coba kuesioner terlampir). Angket minat belajar siswa sebagai

berikut:

Tabel 17: Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa


No Nama Siswa Skor ST T C K SK
1 ABW 62,5 √
2 ASPP 62,5 √
3 AIZ 68 √
4 AAP 56 √
5 AM 63 √
6 APS 64 √
7 AP 65,5 √
8 AR 61 √
9 AADS 64 √
10 AW 66 √
11 AA 65,5 √
12 BAA 63,5 √
13 DP 72,5 √
14 DZ 71,5 √
15 DIH 70 √
16 DK 55 √
17 DR 66,5 √
18 DHCN 63 √
19 DAA 80,5 √
20 DK 53,5 √
21 DJNA 56,5 √
22 ENA 65,5 √
23 ES 69,5 √
24 FM 58,5 √
25 FYKK 60 √
26 FF 66 √
27 FS 60 √
28 GSP 63 √
29 HRD 66 √
Jumlah 1859 0 1 3 20 5
Persentase 0% 3,44% 10,34% 68,96% 17,24%
Tertinggi 80,5
Terendah 53,5
Rata-rata 64,10

Berdasarkan tabel 17 di atas, menunjukkan bahwa minat awal belajar

sejarah peserta didik berada pada kategori sangat tinggi adalah 0 atau 0%, kategori

tinggi 1 orang atau 3,44%, kategori cukup 3 orang atau 10,34%, kategori kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

20 orang atau 68,96%, dan kategori sangat kurang 5 orang atau 17,24%, dengan

nilai rata-rata 64,10. Dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa minat belajar

sejarah peserta didik masih tergolong rendah. Dari keadaan tersebut, sangat perlu

adanya perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan minat belajar sejarah

sehingga dapat berpengaruh bagi prestasi belajar sejarah siswa. Untuk lebih jelas,

akan diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 18: Skala Minat


Tingkat Minat Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang

Tabel 19: Persentase Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa


No Minat Belajar F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata
1 90-100 0 0% Sangat Tinggi
2 80-89 1 4% Tinggi
3 70-79 3 10% Cukup 64,10
4 55-64 20 69% Kurang
5 0-59 5 17% Sangat Kurang

Diagram Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa


0% 4%

17% 10% Sangat Tinggi


Tinggi
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
69%

Diagram I: Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

c. Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa

Selain melakukan observasi terhadap kegiatan belajar siswa selama

pembelajaran sejarah berlangsung, peneliti juga mengambil prestasi siswa pra

penelitian yang diambil dari hasil UTS semester genap. Data prestasi belajar

tersebut diperoleh berdasarkan pembelajaran sejarah yang dilakukan oleh guru

mata pelajaran sejarah serta sebelum pembelajaran sejarah dengan menggunakan

model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Hasil Ujian

Tengah Semester tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi

belajar siswa setelah melakukan penelitian dari siklus I ke siklus II. KKM yang

ditetapkan oleh sekolah yaitu 76. Hasil ulangan tengah semester yang diperoleh

siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta

yaitu sebagai berikut:

Tabel 20: Data Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa


Nama Ketuntasan Kriteria
No Nilai
Siswa Ya Tidak ST T C K SK
1 AS 63 √ √
2 ABW 79 √ √
3 ASPP 54 √ √
4 AIZ 64 √ √
5 AAP 64 √ √
6 AM 72 √ √
7 APS 59 √ √
8 AP 45 √ √
9 AR 59 √ √
10 AADS 53 √ √
11 AW 63 √ √
12 AA 48 √ √
13 BAA 60 √ √
14 DP 65 √ √
15 DZ 51 √ √
16 DIH 70 √ √
17 DK 64 √ √
18 DR 51 √ √
19 DHCN 66 √ √
20 DAS 59 √ √
21 DAA 65 √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

22 DK 60 √ √
23 DJNA 64 √ √
24 ENA 61 √ √
25 ES 77 √ √
26 FM 60 √ √
27 FYKK 59 √ √
28 FF 56 √ √
29 FS 53 √ √
30 GDP 52 √ √
31 GSP 54 √ √
32 HRD 43 √ √
Jumlah 1913 2 30 0 0 4 13 15
Persentase 6,25% 93,75% 0% 0% 12,50% 40,62% 46,88%
Tertinggi 79
Terendah 43
Rata-rata 59,78

Berdasarkan tabel 20 di atas, keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa

kelas X Teknik Pemesinan A sebelum penerapan model pembelajaran Student

Teams Achievement Division (STAD) menunjukkan bahwa siswa yang nilainya

mencapai KKM berjumlah 2 orang atau 6,25%, sedangkan yang memperoleh nilai

di bawah KKM berjumlah 30 orang atau 93,75%. Rata-rata nilai peserta didik

adalah 59,781 dengan nilai tertinggi 79 dan nilai terendah 43. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas X Teknik Pemesinan A nilai

pelajaran sejarah berada di bawah KKM. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan

untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa. Berikut ini hasil uji

kategorisasi berdasarkan keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa ditunjukkan

pada tabel berikut:

Tabel 21: Skala Prestasi


Tingkat Penguasaan Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Tabel 22: Persentase Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa


No Prestasi Belajar F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata
1 90-100 0 0 Sangat Tinggi
2 80-89 0 0 Tinggi
3 70-79 4 12% Cukup 59,78
4 55-64 13 41% Kurang
5 0-59 15 47% Sangat Kurang

Diagram Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa


0% 0%

12% Sangat Tinggi


Tinggi
47%
Cukup

41% Rendah
Sangat Rendah

Diagram II: Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Siklus pertama dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan pada tanggal 12

April dan 26 April 2016 pada pukul 14.00-15.30 WIB. Pada pertemuan pertama

tanggal 12 April, dari 32 siswa, jumlah siswa yang hadir 31 orang dan pertemuan

kedua tanggal 26 April siswa hadir semua. Materi pembelajaran tentang “Proses

Islamisasi di Jawa dan Proses Islamisasi di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua,

Nusa Tenggara”. Pada pertemuan pertama, materi yang dibahas tentang “Proses

Islamisasi di Jawa”. Pada pertemuan kedua, materi yang dibahas tentang “Proses

Islamisasi di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara” berikut

ini diuraikan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division

(STAD) pada siklus pertama:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

a. Perencanaan Siklus I

Pada tahap ini, peneliti melakukan penyusunan tindakan berupa perangkat

pembelajaran. Adapun langkah-langkah persiapan dan perencanaannya adalah

sebagai berikut:

1) Peneliti membuat perangkat pembelajaran yang mencakup rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, dan media

pembelajaran. Berikut ini disajikan uraian masing-masing perangkat

pembelajaran:

a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam RPP berisikan tentang langkah-langkah proses pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement

Division (STAD). Peneliti menyusun RPP dengan mengkonsultasikan

kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran sejarah. RPP dibuat

tiap siklus. Lihat lampiran.

b) Materi pembelajaran

Materi pembelajaran mencakup Kerajaan Demak, Kerajaan Mataram,

Kesultanan Banten, Kesultanan Cirebon. Standar kompetensi dalam materi

ini diambil dari 3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

dan menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia masa kini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

c) Media pembelajaran

Pada media pembelajaran peneliti mempersiapkan powerpoint yang berisi

poin-poin materi pembelajaran, peta, dan gambar-gambar yang berkaitan

dengan proses Islamisasi di Jawa.

d) Observasi Kegiatan Belajar siswa

Peneliti menyusun instrumen observasi kegiatan siswa selama proses

pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Student

Teams Achievement Division (STAD). Untuk mengobservasi kegiatan

belajar siswa, peneliti dibantu teman. Berikut ini tabel observasi kegiatan

belajar siswa:

Tabel 23: Observasi Kegiatan Belajar Siswa


 On task

No Aspek yang diamati Jumlah Persentase


1 Memperhatikan guru
Siswa mencatat hal-hal penting pada saat
2
pembelajaran sejarah berlangsung
3 Siswa mengajukan pertanyaan
4 Siswa menjawab pertanyaan
5 Siswa bekerja sama dalam kelompok
6 Siswa aktif mengikuti diskusi
7 Mengambil giliran
8 Siswa mengemukakan pendapat
Siswa memperhatikan teman yang
9
presentasi
10 Siswa menyelesaikan tugas

 Off task

No Aspek yang diamati Jumlah Persentase


1 Siswa tidak memperhatikan pembelajaran
2 Siswa main handphone
3 Siswa ribut di dalam kelas
4 Siswa keluar masuk kelas
5 Siswa tidur di dalam kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Cara memperoleh persentase kegiatan belajar siswa sebagai berikut:

b. Tindakan Siklus I

Pada tahap ini, pelaksanaan tindakan mengacu pada RPP yang telah dibuat

peneliti dengan menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement

Division (STAD). Pada siklus I tindakan dilakukan sebanyak dua kali.

Berikut ini uraian pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus

pertama:

1) Tindakan Pertemuan Pertama

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Student Teams Achievement Division (STAD) pada tindakan pertama dilakukan

pada hari Selasa, 12 April 2016 pada pukul 14.00-15.30 WIB. Materi yang

dibahas pada tindakan pertemuan pertama ini adalah proses Islamisasi di Jawa.

Pertemuan pertama diawali dengan peneliti mengucapkan salam serta

menanyakan kabar siswa. Selanjutnya, peneliti menanyakan kehadiran siswa

dalam bentuk presensi. Pada kegiatan awal, peneliti melakukan apersepsi dengan

memberikan pertanyaan kepada siswa terkait dengan materi yang telah dipelajari

satu minggu yang lalu dan materi yang akan dipelajari hari ini. Setelah itu peneliti

menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan secara singkat tentang materi

proses Islamisasi di Jawa. Setelah peneliti menjelaskan materi pembelajaran,

peneliti menugaskan siswa dalam bentuk kelompok yang beranggotakan 5-6

orang. Setelah setiap kelompok berdiskusi dalam menjawab pertanyaan, masing-

masing siswa dalam kelompok bertanggung jawab untuk mempresentasikan hasil


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

diskusi di depan kelas. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sesama

peneliti mengamati kegiatan siswa. Sebelum pelajaran berakhir, peneliti bersama

siswa menarik kesimpulan terkait materi yang telah dipelajari serta menemukan

nilai-nilai kehidupan yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung.

2) Tindakan Pertemuan Kedua

Tindakan kedua pada siklus pertama dilaksanakan pada 26 April 2016,

hari dan jam yang sama dengan pertemuan pertama. Materi yang dipelajari pada

tindakan kedua ini adalah Proses Islamisasi di Kalimantan, Sulawesi, Maluku,

Papua dan Nusa Tenggara. Tindakan yang dilakukan pada pertemuan kedua

sebagian besar hampir sama dengan pertemuan pertama, tetapi pada pertemuan

kedua ini peneliti mencoba melakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil

evaluasi pada pertemuan pertama. Dalam hal ini, hal-hal yang kurang pada

pertemuan pertama diperbaiki pada pertemuan kedua, sehingga diharapkan terjadi

peningkatan mutu pembelajaran jika dibandingkan dengan pertemuan pertama.

Pada awal pembelajaran, peneliti memberikan salam dan menanyakan

keadaan siswa. Pada pertemuan kedua ini, siswa tidak ada yang absen. Peneliti

memberikan apersepsi berkaitan materi yang telah dipelajari sebelumnya, dan

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.

Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan secara garis besar materi tentang

Proses Islamisasi di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara,

kemudian siswa dibagi dalam kelompok untuk mendiskusikan permasalahan

dalam bentuk soal yang telah dipesiapkan peneliti. Selama diskusi siswa di dalam

kelompok telihat aktif dalam memecahkan masalah yang ada di kelompoknya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

siswa saling mengungkapkan pendapat dalam memecahkan masalah. Setelah

selesai diskusi, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya secara bergantian. Sementara kelompok yang lain mendengarkan,

menanggapi, dan menanyakan hal-hal yang menurut anggota kelompok lain

belum memahami jawaban dari kelompok yang sedang presentasi.

Setelah masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan

kelompok lain menanggapi serta bertanya, peneliti bersama siswa menyimpulkan

serta menemukan nilai-nilai hidup berkaitan dengan pembelajaran hari ini. Pada

saat menyimpulkan terdapat siswa yang aktif dalam menyimpulkan serta

menemukan nilai-nilai dari pembelajaran yang baru saja berlangsung, dan terdapat

juga siswa yang sibuk sendiri mengemas barang-barangnya untuk segera pulang.

Peneliti juga tetap mengingatkan siswa bahwa pertemuan berikutnya adalah

evaluasi dalam bentuk pilihan ganda dan essay, materi yang akan dievaluasi

adalah materi pertemuan pertama dan materi pertemuan kedua.

c. Observasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus I

Observasi kegiatan belajar sejarah siswa dilakukan oleh teman peneliti.

Hasil observasi kegiatan belajar sejarah siswa selama pembelajaran berlangsung

dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division

(STAD) pada siklus pertama sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Tabel 24: Hasil Observasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus I
 On task

No Aspek yang diamati Jumlah Presentase


1 Memperhatikan guru 26 83,87%
Siswa mencatat hal-hal penting pada saat
2 5 16,12%
pembelajaran sejarah berlangsung
3 Siswa mengajukan pertanyaan 2 6,45%
4 Siswa menjawab pertanyaan 3 9,67%
5 Siswa bekerja sama dalam kelompok 29 93,54%
6 Siswa aktif mengikuti diskusi 24 77,41%
7 Mengambil giliran 10 32,25%
8 Siswa mengemukakan pendapat 5 16,12%
Siswa memperhatikan teman yang
9 25 80,64%
presentasi
10 Siswa menyelesaikan tugas 29 93,54%

 Offtask

No Aspek yang diamati Jumlah Presentase


1 Siswa tidak memperhatikan pembelajaran 3 9,67%
2 Siswa main Handphone 5 16,12%
3 Siswa ribut di dalam kelas 7 22,58%
4 Siswa keluar masuk kelas 4 12,90%
5 Siswa tidur di dalam kelas 4 12,90%

Tabel 24 di atas menunjukkan hasil observasi terhadap kegiatan belajar

siswa selama pembelajaran sejarah berlangsung. Pada siklus pertama, terdapat 26

siswa atau 83,87% memperhatikan guru, 5 orang atau 16,12% mencatat hal-hal

penting, 2 orang atau 6,45% mengajukan pertanyaan, 3 orang atau 9,67%

menjawab pertanyaan, 29 orang atau 93,54% bekerja sama dalam kelompok, 24

orang atau 77,41% aktif mengikuti diskusi, 10 orang atau 32,25% mengambil

giliran, 5 orang atau 16,12% mengemukakan pendapat, 25 orang atau 80,64%

memperhatikan teman yang presentasi, dan 30 orang atau 96,77% menyelesaikan

tugas. Dari hasil observasi tersebut, kegiatan belajar siswa yang paling menonjol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

yaitu siswa menyelesaikan tugas, bekerja sama dalam kelompok, memperhatikan

guru, dan memperhatikan teman yang presentasi.

Di sisi lain terdapat 3 siswa atau 9,6% tidak memperhatikan

pembelajaran, 5 orang atau 16,12% main handphone, 7 orang atau 22,58% ribut

di dalam kelas, 4 orang atau 12,90% keluar masuk kelas, dan 4 orang atau 12,90%

tidur di dalam kelas. Keadaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh keadaan

siswa yang merasa lelah karena belajar dari pagi sampai sore hari. Sehingga ketika

siswa merasa bosan dan lelah pada jam pembelajaran sejarah, mereka lebih

memilih mencari kesibukan sendiri dari pada mengikuti pembelajaran.

Dari hasil observasi terhadap kegiatan belajar siswa tersebut, dapat

disimpulkan bahwa pada siklus pertama siswa masih belum fokus dan aktif

mengikuti proses pembelajaran karena situasi yang membuat siswa tersebut tidak

berkeinginan mengikuti pembelajaran sejarah sebagaimana yang diharapkan. Oleh

karena itu sangat perlu mengadakan perubahan agar siswa tidak berlarut dalam

keadaan yang demikian.

d. Minat Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus I

Pada siklus pertama, peneliti mengevaluasi minat belajar sejarah siswa

dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut bertujuan untuk mengetahui

minat belajar sejarah siswa dan untuk mengetahui perbandingan antara keadaan

awal minat belajar sejarah siswa sebelum menggunakan model pembelajaran

Student Teams Achievement Division (STAD) dengan minat belajar sejarah siswa

setelah menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division

(STAD). Hasil minat belajar sejarah siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 25: Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus I


Nama
No Nilai ST T C K SK
Siswa
1 ABW 81,5 √
2 ASPP 80 √
3 AIZ 74 √
4 AAP 69,5 √
5 AM 74,5 √
6 APS 82 √
7 AP 72 √
8 AR 71,5 √
9 AADS 69,5 √
10 AW 66,5 √
11 AA 72,5 √
12 BAA 82,5 √
13 DP 76,5 √
14 DZ 74 √
15 DIH 73,5 √
16 DK 67,5 √
17 DR 68,5 √
18 DHCN 77,5 √
19 DAA 82,5 √
20 DK 74,5 √
21 DJNA 60,5 √
22 ENA 77,5 √
23 ES 72,5 √
24 FM 60 √
25 FYKK 66,5 √
26 FF 71 √
27 FS 80 √
28 GSP 78,5 √
29 HRD 71,5 √
Jumlah 2128,5 0 6 15 8 0
Persentase 0% 20,68% 51,72% 27,58% 0%
Tertinggi 82,5
Terendah 60
Rata-rata 73,39

Berdasarkan tabel 25 di atas, menunjukkan bahwa minat belajar sejarah

peserta didik pada siklus pertama berada pada kategori sangat tinggi adalah 0 atau

0%, kategori tinggi 6 orang atau 21%, kategori cukup 17 orang atau 58%, kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

kurang 6 orang atau 21%, dan kategori sangat kurang 0 atau 0%, dengan nilai

rata-rata 73,39655. Untuk lebih jelas, akan diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 26: Skala Minat


Tingkat Minat Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang

Tabel 27: Persentase Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus I


No Minat Belajar F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata
1 90-100 0 0% Sangat Tinggi
2 80-89 6 21% Tinggi
3 70-79 17 58% Cukup 73,39
4 60-69 6 21% Kurang
5 0-59 0 0% Sangat Kurang

Diagram Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus I


0% 0%

21% 21% Sangat Tinggi


Tinggi
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
58%

Diagram III: Minat Belajar Sejarah Siswa

e. Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus I

Prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2

Depok Sleman Yogyakarta diukur berdasarkan hasil evaluasi berupa soal pilihan

ganda dan soal essay yang dilakukan setelah penerapan model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Student Teams Achievement Division (STAD pada siklus pertama. Prestasi belajar

sejarah siklus pertama dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 28: Prestasi Belajar Sejarah Siswa


Nama Ketuntasan Kriteria
No Nilai
Siswa Ya Tidak ST T C K SK
1 ABW 82 √ √
2 ASPP 78 √ √
3 AIZ 76 √ √
4 AAP 76 √ √
5 AM 80 √ √
6 APS 76 √ √
7 AP 76 √ √
8 AR 76 √ √
9 AADS 82 √ √
10 AW 74 √ √
11 AA 72 √ √
12 BAA 70 √ √
13 DP 76 √ √
14 DZ 64 √ √
15 DIH 66 √ √
16 DK 80 √ √
17 DR 78 √ √
18 DHCN 80 √ √
19 DAA 78 √ √
20 DK 64 √ √
21 DJNA 82 √ √
22 ENA 78 √ √
23 ES 80 √ √
24 FM 76 √ √
25 FYKK 78 √ √
26 FF 72 √ √
27 FS 80 √ √
28 GSP 72 √ √
29 HRD 74 √ √
Jumlah 2196 20 9 0 8 18 3 0
Persentase 68,97% 31,03% 0% 27,58% 62,06% 10,34% 0%
Tertinggi 82
Terendah 64
Rata-rata 75,72

Berdasarkan tabel 28 di atas, prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik

Pemesinan A setelah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement

Division (STAD) pada siklus pertama menunjukkan bahwa siswa yang nilainya

mencapai KKM berjumlah 20 orang atau 68,96%, sedangkan siswa yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

memperoleh nilai di bawah KKM berjumlah 9 orang atau 31,03%. Rata-rata nilai

siswa adalah 75,72 dengan nilai tertinggi 82 dan nilai terendah 64. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik

Pemesinan A sudah cukup baik, tetapi masih terdapat siswa yang memperoleh

prestasi rendah. Adapun hasil uji kategorisasi berdasarkan prestasi belajar sejarah

siswa pada siklus pertama ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 29: Skala Prestasi Belajar


Tingkat Penguasaan Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang

Tabel 30: Persentase Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I


No Prestasi Belajar F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata
1 90-100 0 0 Sangat Tinggi
2 80-89 8 0 Tinggi
3 70-79 18 12% Cukup
59,78
4 60-69 3 41% Kurang
Sangat
5 0-59 0 47%
Kurang

Diagram Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I


10% 0% 0%

Sangat Tinggi
28%
Tinggi
Cukup
Kurang
62% Sangat Kurang

Diagram IV: Prestasi Belajar Sejarah Siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

f. Refleksi Siklus I

Refleksi siklus pertama dilakukan terhadap proses pembelajaran, hasil

observasi, minat dan prestasi belajar sejarah siswa berupa hasil belajar dengan

menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pada siklus pertama.

Berdasarkan refleksi yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa

proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) pada siklus pertama berjalan dengan baik dan

lancar. Namun, terdapat beberapa hambatan seperti siswa ribut di dalam kelas,

terlihat malas saat diskusi, main handphone, dan manajemen waktu. Dalam

manajemen waktu, biasanya sebelum masuk di ruangan siswa bersama peneliti

menunggu kelas lain selesai baru masuk ruangan, hal tersebut menjadi hambatan

dalam hal penggunaan waktu secara efektif dan efisien. Pada saat diskusi, masih

terdapat siswa yang kurang aktif selama berdinamika di dalam kelompok,

sehingga merasa bahwa ada teman lain yang akan mengerjakan serta

menyelesaikan tugas di dalam kelompok.

Penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division

(STAD) bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah siswa.

Dari hasil refleksi, peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus pertama, penerapan

model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) mampu

menunjukkan peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah siswa, namun hasil

yang diperoleh belum maksimal. Secara umum hal tersebut disebabkan oleh

beberapa hal sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

1) Siswa masih pasif di dalam kelompok terutama dalam mengemukakan

pendapat.

2) Siswa masih tergantung dengan teman lain di dalam kelompok dalam

mengerjakan tugas kelompoknya.

3) Siswa masih menganggap sepele tugas kelompok yang diberikan.

Dari hasil refleksi di atas, peneliti tetap berinisiatif untuk melakukan

perubahan terhadap minat dan prestasi belajar sejarah dengan menggunakan

model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), harapannya

dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus pertama.

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Penelitian siklus kedua didasarkan oleh hasil refleksi siklus pertama.

Siklus kedua dilaksanakan sebanyak satu kali, yaitu pada tanggal 10 Mei 2016,

jumlah siswa yang hadir 31 orang. Tahap-tahap yang dilakukan pada siklus kedua

pada dasarnya sama dengan siklus pertama yakni tahap perencanaan, tindakan,

observasi dan refleksi. Tahap-tahap pelaksanaan siklus kedua dengan

menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

akan diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan Siklus II

Berdasarkan hasil identifikasi pada siklus pertama, kemudian diadakan

tindakan berikutnya yaitu siklus kedua. Hal-hal yang dipersiapkan pada siklus

kedua hampir sama dengan siklus pertama yakni menyusun perangkat

pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lihat lampiran), materi

pembelajaran, dan media pembelajaran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Selain mempersiapkan perangkat pembelajaran, peneliti juga

mempersiapkan instrumen observasi kegiatan belajar peserta didik selama proses

pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD). Untuk mengobservasi kegiatan belajar siswa,

peneliti dibantu teman.

b. Tindakan Siklus II

Tindakan yang dilaksanakan pada siklus kedua sama dengan tindakan

yang dilaksanakan pada siklus pertama. Namun, pelaksanaan tindakan siklus

kedua ini hanya satu kali pertemuan dikarenakan pada hari mata pelajaran sejarah

ada kegiatan peserta didik yang diadakan di luar sekolah, dan juga Ujian Akhir

Semester terjadi perubahan, sehingga tidak ada waktu untuk melaksanakan

tindakan siklus kedua ini sebanyak dua kali pertemuan.

Pelaksanaan tindakan siklus kedua ini pada hari Selasa, 10 Mei 2016 pukul

14.00-15.30 WIB. Materi pembelajaran pada tindakan siklus kedua adalah tentang

Jaringan Keilmuan di Nusantara, Akulturasi dan perkembangan budaya Islam, dan

Proses Integrasi. Pelaksanaan tindakan siklus kedua, peneliti menggunakan model

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, mengecek

kebersihan kelas, mengecek kehadiran siswa. Pada tindakan siklus kedua ini,

terdapat 1 siswa tidak hadir. Selanjutnya, peneliti melakukan apersepsi dengan

memberikan pertanyaan berkaitan materi yang telah dipelajari sebelumnya,

peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan secara singkat

materi pada tindakan siklus pertama ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Setelah menjelaskan materi pembelajaran secara garis besar, peneliti

membagi siswa dalam kelompok, tugas kelompok ditayangkan melalui slide

powerpoint serta setiap kelompok mendapatkan tugas yang harus didiskusikan

dalam kelompok masing-masing. Setelah diskusi dalam kelompok, masing-

masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian.

Selama proses pembelajaran berlangsung terutama di dalam kelompok

masing-masing, siswa terlihat aktif untuk mengerjakan tugas kelompok. Siswa di

dalam kelompok saling mengungkapkan pendapat untuk menjawab pertanyaan

yang menjadi tanggung jawab bersama dalam kelompok. Pada bagian penutup,

peneliti meminta siswa menarik kesimpulan serta menemukan nilai-nilai yang

diperoleh selama pembelajaran berlangsung, baik yang berkaitan dengan materi

pembelajaran maupun pada kegiatan diskusi. Setelah beberapa siswa

menyimpulkan dan menemukan nilai-nilai, peneliti memberikan penguatan atas

kesimpulan dan nilai-nilai yang telah siswa sampaikan.

c. Observasi Kegiatan Belajar Siswa

Observasi kegiatan belajar sejarah siswa dilakukan oleh teman peneliti.

Hasil observasi kegiatan belajar sejarah siswa selama pembelajaran berlangsung

dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division

(STAD) pada siklus pertama sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Tabel 31: Observasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus II


 On task

No Aspek yang diamati Jumlah Persentase


1 Memperhatikan guru 29 96,66%
Siswa mencatat hal-hal penting pada saat
2 13 43,33%
pembelajaran sejarah berlangsung
3 Siswa mengajukan pertanyaan 9 30%
4 Siswa menjawab pertanyaan 8 26,66%
5 Siswa bekerja sama dalam kelompok 29 96,66%
6 Siswa aktif mengikuti diskusi 29 96,66%
7 Mengambil giliran 17 56,66%
8 Siswa mengemukakan pendapat 11 36,66%
Siswa memperhatikan teman yang
9 28 93,33%
presentasi
10 Siswa menyelesaikan tugas 29 96,66%

 Off task

No Aspek yang diamati Jumlah Persentase


1 Siswa tidak memperhatikan pembelajaran 0 0%
2 Siswa main handphone 2 6,66%
3 Siswa ribut di dalam kelas 0 0%
4 Siswa keluar masuk kelas 0 0%
5 Siswa tidur di dalam kelas 1 3,33%

Tabel 31 di atas menunjukkan hasil observasi terhadap kegiatan belajar

siswa selama pembelajaran sejarah berlangsung. Pada siklus kedua, terdapat 29

siswa atau 96,66% memperhatikan guru, 13 orang atau 43,33% mencatat hal-hal

penting, 9 orang atau 30% mengajukan pertanyaan, 8 orang atau 26,66 menjawab

pertanyaan, 29 orang atau 96,66% bekerja sama dalam kelompok, 29 orang atau

96,66% aktif mengikuti diskusi, 17 orang atau 56,66% mengambil giliran, 11

oarng atau 36,66% mengemukakan pendapat, 28 orang atau 93,33% siswa

memperhatikan teman yang presentasi, dan 29 orang atau 96,66% menyelesaikan

tugas. Dari observasi tersebut menunjukkan kegiatan belajar siswa yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

menonjol adalah siswa memperhatikan guru, bekerja sama dalam kelompok, aktif

mengikuti diskusi, menyelesaikan tugas, memperhatikan teman yang presentasi,

dan aspek yang diamati lainnya juga mengalami peningkatan bila dibandingkan

dengan kegiatan belajar siswa pada pra penelitian dan siklus pertama. Peningkatan

tersebut kemungkinan disebabkan oleh siswa semakin sadar betapa pentingnya

belajar sejarah, dan juga perubahan-perubahan cara mengajar berdasarkan refleksi

dari siklus pertama.

Di sisi lain, 2 orang atau 6,66% main handphone, dan 1 orang atau 3,33%

tidur di dalam kelas. Sementara siswa tidak memperhatikan pembelajaran, ribut di

dalam kelas, dan keluar masuk kelas mengalami peningkatan yang signifikan. Hal

tersebut disebabkan oleh keinginan siswa untuk mengikuti pembelajaran sejarah

dengan sungguh-sungguh. Selain itu, juga disebabkan oleh perubahan cara

mengajar sebagai wujud perbaikan pada siklus kedua.

Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan belajar sejarah siswa di atas,

dapat disimpulkan bahwa pada siklus kedua siswa aktif mengikuti pembelajaran

sejarah, baik pada saat peneliti bertanya, maupun pada saat berdinamika dalam

kelompok. Siswa juga aktif bertanya serta mengungkapkan pendapat terutama

pada kelompok yang presentasi. Jadi, kegiatan belajar siswa di dalam kelas sangat

menunjang ketercapaian peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah siswa pada

siklus kedua ini.

d. Minat Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus II

Pada siklus kedua, peneliti mengevaluasi minat belajar sejarah siswa

dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut bertujuan untuk mengetahui


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

peningkatan antara minat belajar sejarah siswa pada siklus pertama dengan minat

belajar sejarah pada siklus kedua menggunakan model pembelajaran Student

Teams Achievement Division (STAD). Minat belajar sejarah siswa pada siklus

kedua dapat dilihat pada tebel berikut:

Tabel 32: Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II


Nama
No Nilai ST T C K SK
Siswa
1 ABW 85,5 √
2 ASPP 82,5 √
3 AIZ 76,5 √
4 AAP 91,5 √
5 AM 76,5 √
6 APS 93,5 √
7 AP 75 √
8 AR 71,5 √
9 AADS 71 √
10 AW 82 √
11 AA 74 √
12 BAA 83,5 √
13 DP 81 √
14 DZ 82 √
15 DIH 82,5 √
16 DK 68,5 √
17 DR 71,5 √
18 DHCN 80,5 √
19 DAA 84,5 √
20 DK 84 √
21 DJNA 81 √
22 ENA 81 √
23 ES 83 √
24 FM 82 √
25 FYKK 80,5 √
26 FF 82 √
27 FS 82,5 √
28 GSP 80 √
29 HRD 73 √
Jumlah 2322,5 2 18 8 1 0
Persentase 7% 62,00% 28,00% 3,00% 0%
Tertinggi 93,5
Terendah 71
Rata-rata 80,08
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Berdasarkan tabel 32 di atas, menunjukkan bahwa minat belajar sejarah

peserta didik pada siklus kedua berada pada kategori sangat tinggi adalah 2 atau

7%, kategori tinggi 18 atau 62%, kategori cukup 8 atau 28%, kategori kurang 1

atau 3%, dan kategori sangat kurang 0 atau 0%, dengan nilai rata-rata 80,08.

Untuk lebih jelas, akan diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 33: Skala Minat


Tingkat Minat Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang

Tabel 34: Persentase Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II


No Minat Belajar F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata
1 90-100 2 7% Sangat Tinggi
2 80-89 18 62% Tinggi
3 70-79 8 28% Cukup 80,08
4 60-69 1 3% Kurang
5 0-59 0 0% Sangat Kurang

Diagram Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II


3% 0%

7%
Sangat Tinggi
28% Tinggi
Cukup
Kurang
62% Sangat Kurang

Diagram V: Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

e. Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus II

Prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2

Depok Sleman Yogyakarta diukur berdasarkan hasil evaluasi berupa soal pilihan

ganda dan soal essay yang dilakukan setelah penerapan model pembelajaran

Student Teams Achievement Division (STAD pada siklus kedua. Prestasi belajar

sejarah siklus kedua dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 35: Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II


Nama Ketuntasan
No Nilai ST T C K SK
Siswa Ya Tidak
1 ABW 94 √ √
2 ASPP 92 √ √
3 AIZ 78 √ √
4 AAP 86 √ √
5 AM 94 √ √
6 APS 74 √ √
7 AP 86 √ √
8 AR 78 √ √
9 AADS 84 √ √
10 AW 78 √ √
11 AA 88 √ √
12 BAA 80 √ √
13 DP 88 √ √
14 DZ 70 √ √
15 DIH 88 √ √
16 DK 86 √ √
17 DR 80 √ √
18 DHCN 82 √ √
19 DAA 86 √ √
20 DK 72 √ √
21 DJNA 88 √ √
22 ENA 86 √ √
23 ES 76 √ √
24 FM 88 √ √
25 FYKK 90 √ √
26 FF 80 √ √
27 FS 80 √ √
28 GSP 72 √ √
29 HRD 80 √ √
Jumlah 2404 25 4 4 17 8 0 0
Persentase 86,21% 13,79% 13,80% 58,62% 27,58% 0% 0%
Tertinggi 94
Terendah 70
Rata-rata 82,89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Berdasarkan tabel 35 di atas, prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik

Pemesinan A dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) pada siklus kedua menunjukkan bahwa siswa yang

nilainya mencapai KKM berjumlah 25 orang atau 86,206%, sedangkan siswa

yang memperoleh nilai di bawah KKM berjumlah 4 orang atau 13,793%. Rata-

rata nilai peserta didik adalah 82,8966 dengan nilai tertinggi 94 dan nilai terendah

70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar sejarah siswa

kelas X Teknik Pemesinan A sudah baik, di mana prestasi belajar sejarah siswa

pada siklus kedua terjadi peningkatan bila dibandingkan dari hasil prestasi siklus

pertama. Adapun hasil uji kategorisasi berdasarkan prestasi belajar sejarah siswa

pada siklus kedua ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 36: Skala Prestasi Belajar


Tingkat Penguasaan Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang

Tabel 37: Persentase Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II

No Prestasi Belajar F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata


1 90-100 4 14% Sangat Tinggi
2 80-89 17 59% Tinggi
3 70-79 8 27% Cukup 82,89
4 60-69 0 0 Kurang
5 0-59 0 0 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Diagram Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II


0% 0%

14%
27% Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
59%

Diagram VI: Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II

f. Refleksi Siklus II

Pada siklus kedua juga dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran,

hasil observasi, minat dan prestasi belajar sejarah siswa berupa hasil belajar

dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division

(STAD) yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pada siklus

kedua. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua dengan menggunakan model

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) berjalan dengan

lancar serta mendapatkan hasil yang baik. Namun, pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division

(STAD) tidak lepas dari kekurangan-kekurangan.

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan pemahaman,

minat dan prestasi belajar sejarah siswa pada siklus kedua. Selama pembelajaran

berlangsung siswa aktif bertanya, menjawab pertanyaan, diskusi, dan

menyelesaikan tugas. Berikut, akan disajikan hasil wawancara peneliti kepada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

beberapa siswa berkaitan pelaksanaan pembelaajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) antara lain:

Tabel 38: Hasil Wawancara Kepada Siswa Berdasarkan Pelaksanaan Model


Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
No Uraian Komentar

Dapat mempererat kerja


Bagaimana pendapat Anda mengenai model sama dan saling
1 pembelajaran Student Teams Achievement berpendapat tentang apa
Division (STAD) yang telah dilaksanakan? yang sudah diketahui dan
juga dari sumber lain.

Saya cukup memahami


Apakah Anda memahami materi yang karena tidak hanya
2
diberikan? dijelaskan tetapi juga
diberi tugas.

Ya. Saya senang karena


Apakah Anda senang belajar dalam
3 lebih tahu karakter antar
kelompok?
teman.

Ya. Menurut saya cukup


aktif karena ikut
Apakah Anda aktif selama pembelajaran
4 berpartisipasi dalam
sejarah berlangsung?
memberikan jawaban
juga ikut presentasi.

Ya, cukup aktif karena itu


merupakan tugas untuk
5 Apakah Anda aktif selama diskusi? diselesaikan secara
diskusi juga dibutuhkan
partisipasi antar peserta.

Apakah Anda senang terhadap mata pelajaran


Ya. Saya senang karena
sejarah dengan menggunakan model
6 juga dituntut untuk kerja
pembelajaran Student Teams Achievement
sama dalam kelompok.
Division (STAD)?

Ya. Saya senang karena


saya juga tidak hanya
Apakah Anda senang ketika teman-teman dituntut untuk tahu tetapi
7
mempresentasikan hasil diskusi? juga dituntut untuk
menghargai teman yang
presentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Sebelumnya saya kurang


Bagaimana tanggapan Anda sebelum dan bekerja sama, tetapi
sesudah penerapan model pembelajaran setelahnya saya mampu
8
Student Teams Achievement Division bekerja sama dan
(STAD)? mengungkapkan
pendapat.

Dari hasil wawancara kepada siswa tersebut, siswa lebih memahami

pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD). Selain itu, kerja sama dan saling menghargai antar

siswa dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Student Teams Achievement

Division (STAD).

B. Komparasi Kegiatan Belajar, Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Siswa

Kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta

1. Komparasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa

Untuk melihat kegiatan belajar sejarah siswa sebelum dan setelah

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student

Teams Achievement Division (STAD), peneliti melakukan analisis komparatif

terhadap kegiatan belajar sejarah siswa. Hasil analisis komparatif kegiatan belajar

sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman

Yogyakarta dapat dilihat melalui tabel berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

a. Hasil Komparatif Kegiatan Belajar Sejarah Siswa antara Pra Siklus

dengan Siklus I

Tabel 39: Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa antara Pra Siklus
dengan Siklus I
Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (On task)
Kegiatan Selisih Keterangan
No Aspek yang diamati
PP Skl I J % N T Te
1 Memperhatikan guru 27 26 1 3,12% √
Siswa mencatat hal-hal penting
2 pada saat pembelajaran sejarah 7 5 2 6,25 √
berlangsung
3 Siswa mengajukan pertanyaan 3 2 1 3,12% √
4 Siswa menjawab pertanyaan 2 3 1 3,12% √
Siswa bekerja sama dalam
5 23 29 6 18,75% √
kelompok
6 Siswa aktif mengikuti diskusi 19 24 5 15,62% √
7 Mengambil giliran 12 10 2 6,25% √
8 Siswa mengemukakan pendapat 8 5 3 9,37% √
Siswa memperhatikan teman
9 26 25 1 3,12% √
yang presentasi
10 Siswa menyelesaikan tugas 29 29 0 0% √

Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (Off task)


Kegiatan Selisih Keterangan
No Aspek yang diamati
PP Skl I J % N T Te
Siswa tidak memperhatikan
1 5 3 2 6,25% √
pembelajaran
2 Siswa main handphone 3 5 2 6,25% √
3 Siswa ribut di dalam kelas 7 7 0 0% √
4 Siswa keluar masuk kelas 4 4 0 0% √
5 Siswa tidur di dalam kelas 2 4 2 6,25% √

Keterangan:
PP : Pra Penelitian
SKLI : Siklus I
J : Jumlah
% : Persentase
N : Naik
T : Turun
Te : Tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Berdasarkan tabel 39 di atas, menunjukkan hasil komparasi kegiatan

belajar sejarah siswa antara pra siklus dengan siklus pertama dari on task,

menunjukkan bahwa terjadi penurunan dalam hal siswa memperhatikan guru,

mencatat hal-hal penting, mengajukan pertanyaan, mengambil giliran,

mengemukakan pendapat, memperhatikan teman yang presentasi, sedangkan

dalam hal menjawab pertanyaan, bekerja sama dalam kelompok, aktif mengikuti

diskusi, dan menyelesaikan tugas menunjukkan peningkatan. Sementara hasil

komparasi kegiatan belajar sejarah siswa antara pra siklus dengan siklus pertama

dari off task menunjukkan bahwa terjadi penurunan dalam hal siswa tidak

memperhatikan pembelajaran, sedangkan dalam hal main handphone, ribut di

dalam kelas, keluar masuk kelas, dan tidur di dalam kelas menunjukkan

peningkatan.

Dari hasil komparasi kegiatan belajar siswa tersebut dapat disimpulkan

bahwa antara pra siklus dengan siklus pertama terjadi peningkatan dalam hal

positif dan penurunan dalam hal negatif.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

b. Hasil Komparatif Kegiatan Belajar Sejarah Siswa antara Siklus I dengan

Siklus II

Tabel 40: Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa antara Siklus I


dengan Siklus II
Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (On task)
Kegiatan Selisih Keterangan
No Aspek yang diamati Skl Skl
J % N T Te
I II
1 Memperhatikan guru 26 29 3 9,37% √
Siswa mencatat hal-hal penting
2 pada saat pembelajaran sejarah 5 13 8 25% √
berlangsung
3 Siswa mengajukan pertanyaan 2 9 7 21,87% √
4 Siswa menjawab pertanyaan 3 8 5 15,62% √
Siswa bekerja sama dalam
5 29 29 0 0,00% √
kelompok
6 Siswa aktif mengikuti diskusi 24 29 5 15,62% √
7 Mengambil giliran 10 17 7 21,87% √
Siswa mengemukakan
8 5 11 6 18,75% √
pendapat
Siswa memperhatikan teman
9 25 28 3 9,37% √
yang presentasi
10 Siswa menyelesaikan tugas 29 29 0 0% √

Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (Off task)


Kegiatan Selisih Keterangan
No Aspek yang diamati
Skl I Skl II J % N T Te
Siswa tidak memperhatikan
1 3 0 3 9,37% √
pembelajaran
2 Siswa main handphone 5 2 3 9,37% √
3 Siswa ribut di dalam kelas 7 0 7 22% √
4 Siswa keluar masuk kelas 4 0 4 13% √
5 Siswa tidur di dalam kelas 4 1 3 9,37% √
Keterangan:
SKLI : Siklus I
SKLII : Siklus II
J : Jumlah
% : Persentase
N : Naik
T : Turun
Te : Tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Tabel 40 di atas merupakan hasil komparasi kegiatan belajar sejarah siswa

antara siklus pertama dengan siklus kedua. On task menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan dalam hal siswa memperhatikan guru, mencatat hal-hal penting pada

saat pembelajaran berlangsung, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,

bekerja sama dalam kelompok, aktif mengikuti diskusi, mengambil giliran,

mengemukakan pendapat, memperhatikan teman yang presentasi, dan

menyelesaikan tugas. Sementara off task menunjukkan bahwa terjadi penurunan

dalam hal siswa tidak memperhatikan pembelajaran, main handphone, ribut di

dalam kelas, keluar masuk kelas, dan tidur di dalam kelas.

Berdasarkan hasil komparasi antara siklus pertama dengan siklus kedua

dalam hal on task menunjukkan peningkatan dan off task menunjukkan

penurunan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peningkatan dalam hal on task dan

penurunan dalam hal off task yang terjadi pada siklus kedua sangat menunjang

terwujudnya peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah siswa pada siklus

kedua.

2. Komparasi Minat Belajar Sejarah Siswa

Untuk melihat peningkatan minat belajar sejarah siswa sebelum dan

setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Student Teams Achievement Division (STAD), peneliti melakukan analisis

komparasi terhadap minat belajar sejarah siswa. Hasil analisis komparasi minat

belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman

Yogyakarta dapat dilihat melalui tabel berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

a. Hasil Komparatif Minat Belajar Siswa antara Pra Siklus dengan Siklus I

Tabel 41: Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa antara Pra Siklus dengan
Siklus I
Nama Minat Selisih Keterangan
No
Siswa PP Sik I J % N T Te
1 ABW 62,5 81,5 19 19% √
2 ASPP 62,5 82,5 20 20% √
3 AIZ 68 74 6 6% √
4 AAP 56 69,5 13,5 13,5% √
5 AM 63 74,5 11,5 11,5% √
6 APS 64 82 18 18% √
7 AP 65,5 72 6,5 6,5% √
8 AR 61 71,5 10,5 10,5% √
9 AADS 64 69,5 5,5 5,5% √
10 AW 66 66,5 0,5 0,5% √
11 AA 65,5 72,5 7 7% √
12 BAA 63,5 82,5 19 19% √
13 DP 72,5 76,5 4 4% √
14 DZ 71,5 74 2,5 2,5% √
15 DIH 70 73,5 3,5 3,5% √
16 DK 55 67,5 12,5 12,5% √
17 DR 66,5 68,5 2 2 √
18 DHCN 63 77,5 14,5 15% √
19 DAA 80,5 82,5 2 2% √
20 DK 53,5 74,5 21 21% √
21 DJNA 56,5 60,5 4 4% √
22 ENA 65,5 77,5 12 12% √
23 ES 69,5 72,5 3 3% √
24 FM 58,5 60 1,5 1,5% √
25 FYKK 60 66,5 6,5 6,5% √
26 FF 66 71 5 5% √
27 FS 60 80 20 20% √
28 GSP 63 78,5 15,5 15,5% √
29 HRD 66 71,5 5,5 5,5% √
Jumlah 1859 2131 100
Persentase 100%
Rata-rata 64,10 73,48
Tertinggi 80,5 82,5
Terendah 53,5 60

Keterangan:
PP : Pra Penelitian
SikI : Siklus I
J : Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

% : Persentase
N : Naik
T : Turun
Te : Tetap

Berdasarkan tabel 41 di atas, menunjukkan bahwa minat belajar siswa

antara pra penelitian dengan siklus pertama mengalami peningkatan baik secara

keseluruhan maupun secara perorangan.

b. Hasil Komparatif Minat Belajar Siswa antara Siklus I dengan Siklus II

Tabel 42: Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa antara Siklus I dengan
Siklus II
Nama Minat Selisih Keterangan
No
Siswa Sik I Sik II J % N T Te
1 ABW 81,5 85,5 4 4% √
2 ASPP 82,5 82,5 0 0% √
3 AIZ 74 76,5 2,5 2,5% √
4 AAP 69,5 91,5 22 22% √
5 AM 74,5 76,5 2 2% √
6 APS 82 93,5 11,5 11,5% √
7 AP 72 75 3 3% √
8 AR 71,5 71,5 0 0% √
9 AADS 69,5 71 1,5 1,5% √
10 AW 66,5 82 15,5 15,5% √
11 AA 72,5 74 1,5 1,5% √
12 BAA 82,5 83,5 1 1% √
13 DP 76,5 81 4,5 4,5% √
14 DZ 74 82 8 8% √
15 DIH 73,5 82,5 9 9% √
16 DK 67,5 68,5 1 1% √
17 DR 68,5 71,5 3 3% √
18 DHCN 77,5 80,5 3 3% √
19 DAA 82,5 84,5 2 2% √
20 DK 74,5 84 9,5 9,5% √
21 DJNA 60,5 81 20,5 20,5% √
22 ENA 77,5 81 3,5 3,5% √
23 ES 72,5 83 10,5 10,5% √
24 FM 60 82 22 22% √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

25 FYKK 66,5 80,5 14 14% √


26 FF 71 82 11 11% √
27 FS 80 82,5 2,5 2,5% √
28 GSP 78,5 80 1,5 1,5% √
29 HRD 71,5 73 1,5 1,5% √
Jumlah 2131 2322,5 27 0 2
Persentase 93,10 0% 6,90%
Rata-rata 73,48 80,08
Tertinggi 82,5 93,5
Terendah 60 71

Keterangan:
SikI : Siklus I
SikII : Siklus II
J : Jumlah
% : Persentase
N : Naik
T : Turun
Te : Tetap

Tabel 42 di atas, menunjukkan bahwa antara siklus pertama dengan siklus

kedua dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement

Division (STAD), minat belajar sejarah siswa secara keseluruhan mengalami

peningkatan. Namun, jika dilihat secara perorangan minat belajar sejarah siswa

mengalami peningkatan juga terdapat siswa yang minatnya cenderung tetap.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa minat belajar sejarah siswa selama

penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

mengalami peningkatan baik secara keseluruhan maupun secara perorangan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Tabel 43: Perbandingan Minat Belajar Sejarah Siswa


Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Skala
No Kriteria Rata- Rata- Rata-
Minat f % f % f %
rata rata rata
90- Sangat
1 0 0% 0 0% 2 7%
100 Tinggi
2 80-89 Tinggi 1 4% 6 21% 18 62%
3 70-79 Cukup 4 10% 17 58% 8 28%
64,10 73,48 80,08
4 60-69 Kurang 19 69% 6 21% 1 3%
Sangat
5 0-59 5 5% 0 0% 0 0%
Kurang
Jumlah 29 100% 29 100% 29 100%

Grafik Minat Belajar Siswa


20
19
18 18
17
16
14
12
10 Kondisi Awal
8 8
6 Siklus I
6 6
5
4 4 Siklus II
2 2
1 1
0 0 0
Sangat Tinggi Cukup Kurang Sangat
Tinggi Kurang
100 89 79 69 59

Grafik I: Data Perbandingan Minat Belajar Siswa Keadaan Awal, Siklus I,


dan Siklus II

3. Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa

Untuk melihat peningkatan prestasi belajar sejarah siswa sebelum dan

setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Student Teams Achievement Division (STAD), peneliti melakukan analisis

komparasi terhadap prestasi belajar sejarah siswa. Hasil analisis komparasi

prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok

Sleman Yogyakarta dapat dilihat melalui tabel berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

a. Hasil Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Pra Penelitian dengan

Siklus I

Tabel 44: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Pra Penelitian
dengan Siklus I
Nama Prestasi Selisih Keterangan
No
Siswa PP SikI J % N T Te
1 ABW 79 82 3 3,00% √
2 ASPP 54 78 24 24,00% √
3 AIZ 64 76 12 12,00% √
4 AAP 64 76 12 12,00% √
5 AM 72 80 8 8,00% √
6 APS 59 76 17 17,00% √
7 AP 45 76 31 31,00% √
8 AR 59 76 17 17,00% √
9 AADS 53 82 29 29,00% √
10 AW 63 74 11 11,00% √
11 AA 48 72 24 24,00% √
12 BAA 60 70 10 10,00% √
13 DP 65 76 11 11,00% √
14 DZ 51 64 13 13,00% √
15 DIH 70 66 4 4,00% √
16 DK 64 80 16 16,00% √
17 DR 51 78 27 27% √
18 DHCN 66 80 14 14% √
19 DAA 65 78 13 13% √
20 DK 60 64 4 4,00% √
21 DJNA 64 82 18 18,00% √
22 ENA 61 78 17 17,00% √
23 ES 77 80 3 3,00% √
24 FM 60 76 16 16,00% √
25 FYKK 59 78 19 19,00% √
26 FF 56 72 16 16,00% √
27 FS 53 80 27 27,00% √
28 GSP 54 72 18 18,00% √
29 HRD 43 74 31 31,00% √
Jumlah 1739 2196 28 1
Persentase 96,55% 3,45%
Rata-rata 59,97 75,72
Tertinggi 79 82
Terendah 43 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

b. Hasil Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Siklus I dengan Siklus II

Tabel 45: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Siklus I dengan
Siklus II
Nama Prestasi Selisih Keterangan
No
Siswa SikI SikII J % N T Te
1 ABW 82 94 12 12,00% √
2 ASPP 78 92 14 14,00% √
3 AIZ 76 78 2 2,00% √
4 AAP 76 86 10 10,00% √
5 AM 80 94 14 14,00% √
6 APS 76 74 2 2,00% √
7 AP 76 86 10 10,00% √
8 AR 76 78 2 2,00% √
9 AADS 82 84 2 2,00% √
10 AW 74 78 4 4,00% √
11 AA 72 88 16 16,00% √
12 BAA 70 80 10 10,00% √
13 DP 76 88 12 12,00% √
14 DZ 64 70 6 6,00% √
15 DIH 66 88 22 22,00% √
16 DK 80 86 6 6,00% √
17 DR 78 80 2 2% √
18 DHCN 80 82 2 2% √
19 DAA 78 86 8 8% √
20 DK 64 72 8 8,00% √
21 DJNA 82 88 6 6,00% √
22 ENA 78 86 8 8,00% √
23 ES 80 76 4 4,00% √
24 FM 76 88 12 12,00% √
25 FYKK 78 90 12 12,00% √
26 FF 72 80 8 8,00% √
27 FS 80 80 0 0,00% √
28 GSP 72 72 0 0,00% √
29 HRD 74 80 6 6,00% √
Jumlah 2196 2404 25 2 2
Persentase 86,20% 6,89% 6,89%
Rata-rata 75,72 82,89
Tertinggi 82 94
Terendah 64 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Berdasarkan hasil analisis komparasi yang tertera di atas, menunjukkan

bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik

Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Pada pra penelitian

menunjukkan nilai rata-rata siswa adalah 59,97 dengan nilai tertinggi 79, dan nilai

terendah 43. Persentase siswa yang nilainya mencapai KKM adalah 6,89%, dan

siswa yang nilainya masih di bawah KKM adalah 93,10%.

Setelah penerapan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus pertama

terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai

rata-rata siswa adalah 75,72 dengan nilai tertinggi 82, dan nilai terendah 64.

Persentase siswa yang nilainya mencapai KKM adalah 65,51%, dan siswa yang

nilainya masih di bawah KKM adalah 34,48%.

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus kedua, juga terjadi

peningkatan prestasi belajar sejarah siswa, nilai rata-rata siswa adalah 82,89

dengan nilai tertinggi 94, dan nilai terendah 70. Persentase siswa yang nilainya

mencapai KKM adalah 86,20%, dan siswa yang nilainya masih di bawah KKM

adalah 13,79%.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Student

Teams Achievement Division (STAD) pada pelajaran sejarah, dapat meningkatkan

prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok

Sleman Yogyakarta. Peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dapat dilihat

melalui tebel berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Tabel 46: Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas X Teknik


Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta
Keterangan Pra Penelitian Siklus I Siklus II
Rata-rata 58,78 75,72 82,89
Nilai tertinggi 79 82 94
Nilai terendah 43 64 70
Tuntas 6,25% 68,96% 86,20%
Tidak tuntas 93,75% 31,03% 13,79%

Berdasarkan analisis komparasi prestasi belajar sejarah siswa secara

individu menunjukkan bahwa setelah menggunakan model pembelajaran Student

Teams Achievement Division (STAD) pada siklus pertama dan siklus kedua nilai

yang diperoleh mengalami peningkatan dan penurunan. Secara lebih rinci

peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dari data awal sampai siklus kedua

dapat dilihat melalui tabel berikut:

Tabel 47: Perbandingan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I dan


Siklus II
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Skala
No Kriteria Rata- Rata- Rata-
Prestasi f % f % f %
rata rata rata
Sangat
1 90-100 0 0 0 0 4 14%
Tinggi
2 80-89 Tinggi 0 0 8 28% 17 59%
3 70-79 Cukup 4 14% 18 62% 8 27%
59,97 75,72 82,90
4 60-69 Kurang 12 41% 3 10% 0 0
Sangat
5 0-59 13 45% 0 0 0 0
Kurang
Jumlah 29 100% 29 100% 29 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Grafik Prestasi Belajar Siswa


35
30 8
25 17
18
20
Siklus II
15 0
3
12 13
0 Siklus I
10
8 Kondisi Awal
5 4 4
0 0 0
Sangat Tinggi Cukup Kurang Sangat
Tinggi Kurang
90-100 80-89 70-79 60-69 0-59

Grafik II: Data Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Keadaan Awal, Siklus
I, dan Siklus II
Berdasarkan tabel 47 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan

prestasi belajar siswa. Hal tersebut ditunjukkan dari rata-rata keadaan awal 59,97

pada siklus pertama meningkat menjadi 75,72 dan pada siklus kedua meningkat

menjadi 82,89. Pada keadaan awal dan siklus pertama kategori sangat tinggi

adalah 0 atau 0%, tetapi pada siklus kedua meningkat menjadi 4 atau 14%. Pada

kategori tinggi, keadaan awal adalah 0 atau 0%, tetapi pada siklus pertama

meningkat menjadi 8 atau 28% dan pada siklus kedua meningkat menjadi 17 atau

59%. Pada kategori cukup, keadaan awal adalah 4 atau 14%, siklus pertama 18

atau 62%, dan siklus kedua 8 atau 27%. Pada kategori kurang, keadaan awal

adalah 12 atau 41%, siklus pertama 3 atau 10%, dan siklus kedua 0 atau 0%. Pada

kategori sangat kurang, keadaan awal adalah 13 atau 45%, siklus pertama 0 atau

0%, dan siklus kedua 0 atau 0%.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

C. Pembahasan

1. Minat Belajar Siswa

Minat belajar siswa dapat dilihat melalui peningkatan kegiatan belajar

selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan belajar siswa mengalami peningkatan

yang signifikan pada siklus kedua dalam hal positif terutama siswa yang

memperhatikan guru, mencatat, bertanya, menjawab pertanyaan, aktif, mengambil

giliran, mengemukakan pendapat. Sementara dalam hal negatif terjadi penurunan

terutama siswa tidak memperhatikan pembelajaran, ribut di dalam kelas, dan

keluar masuk kelas.

Peningkatan kegiatan belajar siswa tersebut sangat mempengaruhi minat

belajar sejarah siswa karena kegiatan belajar siswa selama pembelajaran

berlangsung merupakan wujud minat belajar siswa itu sendiri. Pada pra penelitian

nilai rata-rata minat belajar siswa adalah 64,10, sedangkan pada siklus pertama

menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

meningkat menjadi 73,48. Pada siklus kedua rata-rata minat belajar siswa

meningkat menjadi 80,08. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan

minat belajar sejarah siswa. Terjadinya peningkatan minat tersebut karena siswa

sudah paham terhadap langkah-langkah pembelajaran sehingga siswa banyak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

bertanya, aktif dalam diskusi, mengemukakan pendapat, mengambil giliran, dan

menyelesaikan tugas. Selain itu, siswa juga tertib di dalam kelas, tidak keluar

masuk kelas, tidak ribut di dalam kelas.

Menurut Rosyidah, timbulnya minat pada diri seseorang pada prinsipnya

dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu minat yang berasal dari pembawaan dan

minat yang timbul dari luar.55 Peningkatan minat yang terjadi pada siklus kedua

dapat disebabkan oleh faktor dari dalam siswa dan dari luar diri siswa. Hal

tersebut disebabkan oleh rangsangan yang terjadi dalam diri siswa dan luar diri

siswa. Faktor pendorong peningkatan minat belajar dalam diri siswa tersebut

disebabkan oleh keinginan belajar yang terdapat dalam dirinya untuk aktif

mengikuti pembelajaran. Sementara faktor pendorong di luar diri siswa tersebut

disebabkan oleh cara mengajar yang tidak monoton, dan penerapan model

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) yang mengutamakan

kerja sama antara siswa, sehingga dengan terjalinnya kerja sama yang baik antara

siswa yang satu dengan siswa lainnya dapat merangsang keinginan untuk belajar

dan dapat meningkatkan minat belajar siswa tersebut.

2. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Pada pra

penelitian nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 59,97 meningkat menjadi

75,72 pada siklus pertama. Sementara pada siklus kedua terjadi peningkatan yaitu

82,90. Peningkatan prestasi belajar siswa tersebut dapat dipengaruhi oleh

peningkatan kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan

55
Ahmad Susanto, op.cit. hlm. 60.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

juga peningkatan minat belajar siswa. Peningkatan kegiatan belajar dan minat

belajar siswa sangat menunjang meningkatnya prestasi belajar siswa.

Peningkatan prestasi belajar siswa dapat disebabkan oleh dua faktor yakni

faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan berasal dari luar diri siswa. Faktor

yang berasal dari dalam diri siswa dapat disebabkan oleh keinginan untuk

mendapatkan nilai dengan berbagai usaha baik melalui buku pelajaran maupun

bertanya kepada guru. Faktor yang berasal dari luar diri siswa dapat disebabkan

oleh dorongan dari orangtua, teman, dan juga model pengajaran guru yang tepat

dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa yakni model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD). Model pembelajaran tersebut mengutamakan

keaktifan siswa baik secara perorangan maupun secara kelompok. Model

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) yang diterapkan

sesuai dengan langkah-langkahnya dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah

siswa. Melalui model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

tersebut dapat merangsang kemampuan berpikir siswa melalui diskusi, karena

melalui diskusi siswa dapat mengemukakan pendapat, mengambil giliran,

bertanya, menyelesaikan tugas. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat

disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran

Student Teams Achievement Division (STAD) secara tepat dan benar serta sesuai

dengan langkah-langkahnya dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar

sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman

Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas X Teknik

Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman, dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

dapat meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A

SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Hal ini dapat ditunjukkan pada

keadaan awal skor rata-rata adalah 64,10, pada siklus pertama meningkat

menjadi 73,48 atau 9,38%, dan pada siklus kedua meningkat menjadi 80,08

atau 6,6%.

2. Penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan

A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Hal ini dapat ditunjukkan

dengan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar sejarah siswa dan jumlah siswa

yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada keadaan awal

nilai rata-rata adalah 59,97, pada siklus pertama meningkat menjadi 75,72, dan

pada siklus kedua meningkat menjadi 82,89. Berdasarkan jumlah siswa yang

memenuhi KKM, pada keadaan awal 2 orang atau 6,25%, meningkat pada

siklus I menjadi 20 orang atau 68,97%, dan meningkat lagi pada siklus II

menjadi 25 orang atau 86,21%.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan model Student

Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran baik dari segi proses belajar maupun hasil belajar.

B. Saran

Adapun saran bagi guru dan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian

berikutnya adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Guru perlu mengelola waktu dengan tepat, mengelola kelas secara efektif dan

efisien, dan juga perlu memilih model pembelajaran yang tepat pada

pembelajaran sejarah dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

2. Bagi Peneliti berikutnya

Dapat mempergunakan hasil penelitian ini sebagai kajian penelitian

selanjutnya terhadap model pembelajaran Student Teams Achievement

Division (STAD) terhadap variabel yang berbeda.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Daftar Pustaka

Sumber Buku:

Abdulhak. 2001. Komunikasi Pembelajaran: Pendekatan Konvergensi dalam

Peningkatan Kualitas dan Efektivitas Pembelajaran. Bandung: UPI

Ahmadi Rulam. 2014. Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua, Balai Pustaka, hlm. 14.

Hasan Alwi dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad

21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang

Budaya

Lie A. 2002. Cooverativel Learning. Jakarta: Grasindo

Muhammad Rahman dan Sofan Amri. 2014. Model Pembelajaran “ARIAS”

(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction): Terintegratif

Dalam Teori dan Praktik untuk Menunjang Penerapan Kurikulum 2013.

Jakarta: Prestasi Pustaka

Mulyati. 2005. Psikologi Belajar, Yogyakarta: Penerbit ANDI

Sukardjo M. 2012. Landasan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali

Pers

Nana Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Nyayu Khodijah. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Popham W. James dan Baker Eva L. 2008. Teknik Mengajar Secara Sistematis.

Jakarta: Rineka Cipta

Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Saur Tampubolon. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan

Profesi Pendidik dan Keilmuwan. Jakarta: Erlangga

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Bineka

Cipta

Suharsimi Arikunto. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

------------------------. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, Kepala

Sekolah & Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media

-----------------------. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua.

Jakarta: Bumi Aksara

-----------------------. 2015. Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi, Jakarta: Bumi

Aksara

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Suparno Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan.Yogyakarta:

Kanisius

Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

------------------------. 2015. Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya

Sharan S. 2009. Handbook of Cooperative Learning Inovasi Pengajaran dan

Pembelajaran untuk Mengacu Keberhasilan Siswa di Kelas

(diterjemahkan oleh Sigit Prawoto). Yogyakarta: Imperium

Tukiran Taniredja H. 2014. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.

Bandung: Alfabeta

Widja I.G. 1988. Pengantar Ilmu Sejarah dalam Perspektif Pendidikan.

Semarang: Satya Wacana

Wijaya Kusumah. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks

Winkel W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:

Gramedia

Wiyani N.A. 2014. Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang

Pembelajaran Menuju Pencapaian Kompetensi. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media

Zaenal Arifin. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sumber Internet :

Y. R. Subakti, Paradigma PembelajaranSejarah,


https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1p
ril2010/PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakt
i.pdf (diunduh pada hari Senin, 30 November 2015, pukul 15 : 40)

Aman, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Dr.%20Aman,%20M.Pd./B-2
5%20 DIMENSI-DIMENSI%20KUALITAS%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH.pdf.
(diunduh, pada hari Senin, 14 Desember 2015, pukul 15.54)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Jadwal Penelitian

Bulan
No Kegiatan Maret April Mei Juni Juni
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Persiapan
2 Observasi
Pelaksanaan
3
Siklus 1
Pelaksanaan
4
Siklus 2
5 Analisis Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SILABUS

Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

Kelas : X (SEPULUH)

Paket Keahlian : Teknik Pemesinan A

Kompetensi Inti

KI-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI-2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian
dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI-4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.

Penilaian
Aloka
si Karakte
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran Bentuk Sumber Belajar
Wakt r
Teknik Instrume Instrumen u
n

1.1 Memahami nilai-nilai


keimanan dengan menyadari
hubungan keteraturan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Penilaian
Aloka
si Karakte
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran Bentuk Sumber Belajar
Wakt r
Teknik Instrume Instrumen u
n

kompleksitas alam dan jagad


raya terhadap kebesaran Tuhan
yang menciptakannya
1.2 Mendeskripsikan kebesaran
Tuhan yang menciptakan
berbagai sumber energi di
alam
1.3 Mengamalkan nilai-nilai
keimanan sesuai dengan ajaran
agama dalam kehidupan
sehari-hari
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin tahu;
objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam
melakukan percobaan dan
berdiskusi
2.2. Menghargai kerja individu dan
kelompok dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan
percobaan dan melaporkan
hasil percobaan
3.1 Memahami dan menerapkan Cara Berfikir Kronologis dan 3.1.1. Menjelaskan Mengamati: Tes Tes Lisan Tugas: 2 jp  Buku Sejarah Religius
konsep berpikir kronologis Sinkronik dalam mempelajari Indonesia
(diakronik, sinkronik, ruang Sejarah pengertian diakronis Membaca buku non tes Tes Tulis Membuat kelas X. Jujur
dan waktu dalam sejarah teks tentang cara ringkasan  Buku-buku
4.1 Menyajikan informasi  Cara berfikir kronologis dan sinkronis berfikir penugasan laporan dalam lainya Disiplin
mengenai keterkaitan antara dalam mempelajari sejarah kronologis, bentuk  Internet (jika
konsep berpikir kronologis (  Cara berfikir sinkronik dalam 3.1.2. Menerapkan sinkronik, dan tulisantentang tersedia) Tanggun
diakronik ), sinkronik, ruang mempelajari sejarah konsep ruang cara berfikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Penilaian
Aloka
si Karakte
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran Bentuk Sumber Belajar
Wakt r
Teknik Instrume Instrumen u
n

dan waktu dalam sejarah  Konsep ruang dan waktu berpikir diakronis dan waktu kronologis, g Jawab
dalam sejarah. sinkronik, ruang
dan sinkronis dalam dan waktu
Menanya: dalam sejarah.
memahami dan
Menanya dalam Observasi:
merekonstruksi kegia tan diskusi
untuk Mengamati
sejarah yang mendapatkanpen kegiatan peserta
dalaman didik dalam
dipelajari pengertian ten proses
tang cara mengumpulkan
berfikir data, analisis
kronologis, data dan
sinkronik, dan pembuatan
konsep ruang laporan tentang
dan waktu cara berfikir
dalam sejarah. kronologis,
sinkronik, ruang
Mengumpulka dan waktu
n data: dalam sejarah.

Mengumpulkan Portofolio:
infor masi
terkait dengan menilai laporan-
pertanyaan laporan dan
mengenai cara karya peserta
berfikir krono didik berkaitan
logis, sinkronik, dengan materi
3.2 Memahami corak kehidupan kon sep ruang
masyarakat pada zaman praaksara dan waktu dari cara berfikir
sumber tertulis, kronologis,
sumber lainnya sinkronik, ruang
dan atau dan waktu
3.3 asal-usul nenek moyang bangsa internet. dalam sejarah.
Indonesia (Proto, Deutero Melayu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Penilaian
Aloka
si Karakte
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran Bentuk Sumber Belajar
Wakt r
Teknik Instrume Instrumen u
n

dan Melanesoid) Mengasosiasi: Tes tertulis:


Menganalisis
hasil informasi Menilai
3.4 Menganalisis berdasarkan tipologi yang didapat kemampuan
hasil budaya Praaksara Indonesia dari sumber peserta didik
termasuk yang berada di lingkungan tertulis dan atau dalam
terdekat. internet untuk memahami dan
4.2 Menyajikan hasil penalaran menda patkan menerapkan
mengenai corak kehidupan kesimpulan cara berfikir
masyarakat pada zaman praaksara tentang cara kronologis,
dalam bentuk tulisan. berfikir sinkronik serta
4.3 Menyajikan kesimpulan- kronologis dan keterkaitannya  Buku Sejarah
kesimpulan dari informasi mengenai sin kronik serta dengan konsep Indonesia
asal-usul nenek moyang bangsa keter kaitan ruang dan kelas X.
Indonesia (Proto, Deutero Melayu antara cara waktu dalam  Buku-buku
dan Melanesoid) dalam bentuk berfikir sejarah. lainya
tulisan. kronologis, sin  Internet (jika
4.4 Menalar informasi mengenai hasil kronik dengan tersedia)
budaya Praaksara Indonesia termasuk konsep ruang  Gambar
yang berada di lingkungan terdekat dan waktu Tugas: aktifitas
dan menyajikannya dalam bentuk dalam sejarah. kehidupan
tertulis Membuat lapo manusia
Mengomunikas ran dalam ben praaksara
ikan: tuk tulisan me  Gambar hasil-
ngenai kehidu hasil
Menyajikan pan zaman pra peninggalan
Indonesia Zaman Pra aksara:
secara tertulis aksara di Indone kebudayaan
awal kehi dupan Manusia Indo
hasil analisis sia. praaksara
nesia.
 Awal kehidupan masyarakat
dan kesimpulan  Peta
ten tang cara Observasi: penyebaran
Indonesia
berfikir kro nenek moyang
 Asal-usul nenek Moyang nologis dan
bangsa Indonesia Mengamati kegi bangsa
sinkronik serta Indonesia
 Kebudayaan zaman praaksara keterkaitannya
atan peserta di
dik dalam pro
dengan konsep ses mengum
ruang dan waktu pulkan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

Penilaian
Aloka
si Karakte
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran Bentuk Sumber Belajar
Wakt r
Teknik Instrume Instrumen u
n

dalam sejarah. menganalisis


data dan mem
buat laporan
tentang kehidu
pan zaman pra
aksara di Indo
nesia.

Mengamati: Portofolio:

Membaca buku Menilai


teks dan laporan-laporan
melihat dan kar ya
gambar-gambar peserta didik
tentang akti berkaitan deng
vitas kehidupan an materi kehi
3.5Menganalisis berbagai teori ma syarakat dupan zaman
tentang proses masuk dan zaman pra praaksara di Ind
berkembangnya agama dan onesia.
3.2.1. Menjelaskan aksara, peta
kebudayaan Hindu-Buddha di perse baran
Indonesia. asal-usul ne nek Tes
pengertian praaksa tertulis/lisan:
ra moyang bangsa
3.6 Menganalisis karakteristik Indonesia dan Menilai
kehidupan masyarakat, pemerintahan pe ninggalan kemampuan
dan kebudayaan pada masa kerajaan- 3.2.2. Menjelaskan peserta didik
hasil
kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia proses alam terjadi dalam
kebudayaan
serta menunjukan contoh bukti-bukti nya Kepulauan Indo memahami dan
pada zaman
yang masih berlaku pada kehidupan nesia menganalisis
praaksara.
masyarakat Indonesia masa kini tentang
4.4 Mengolah informasi mengenai 3.2.3. Mengiden Indonesia pada
Menanya:
proses masuk dan perkembangan tifikasi jenis flora zaman
kerajaan Hindu-Buddha dengan dan fauna di Kepu praaksara.
menerapkan cara berpikir kronologis, lauan Indonesia Menanya
dan pengaruhnya pada kehidupan melalui ke
giatan diskusi tes tes tertulis 8 jp Religius
masyarakat Indonesia masa kini serta 3.2.4. Menganalisis
mengemukakannya dalam bentuk untuk
jenis manusia pra-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Penilaian
Aloka
si Karakte
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran Bentuk Sumber Belajar
Wakt r
Teknik Instrume Instrumen u
n

tulisan. aksara mendapatkan non tes tes lisan Jujur


klari fikasi
4.5 Menyajikan hasil penalaran 3.2.5 Menganalisis tentang kehi penugasan Disiplin
dalam bentuk tulisan tentang nilai- dupan
nilai dan unsur budaya yang corak kehidupan masyarakat Tanggun
berkembang pada masa kerajaan zaman g Jawab
Hindu-Buddha dan masih masyarakat praaksara,
berkelanjutan dalam kehidupan praaksara persebaran
bangsa Indonesia pada masa kini. asal-usul nenek
3.3.1 Menjelaskan moyang bangsa
asal daerah nenek Indonesia dan
peninggalan
hasil-hasil
moyang bangsa
kebudayaan
pada zaman
Indonesia
praaksara.
3.3.2 Menganalisis
Mengeksplora  Buku Sejarah
si: Indonesia
keterkaitan antara kelas X.
Mengumpulkan  Buku-buku
rumpun bangsa informasi lainya
terkait dengan  Internet ( jika
Proto, Deutero pertanyaan tersedia)
mengenai  Gambar hasil-
Melayu dan Melane masyarakat hasil
soid dengan Indonesia peninggalan
zaman zaman Hindu-
asal usul nenek praaksara Buddha
melalui bacaan, Peta letak
moyang bangsa pengamatan kerajaan-kerajaan
3.7Menganalisis berbagai teori terhadap Hindu Buddha di
tentang proses masuk dan Indonesia. sumber-sumber Indonesia
berkembangnya agama dan praaksara yang
kebudayaan Islam di Indonesia. 3.4.1 Menganalisis ada di museum
hasilhasil kebuda atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Penilaian
Aloka
si Karakte
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran Bentuk Sumber Belajar
Wakt r
Teknik Instrume Instrumen u
n

yaan batu zaman peninggalan-


praaksara peninggalan
3.8 Menganalisis karakteristik yang ada di
kehidupan masyarakat, pemerintahan 3.4.2 Menganalisi lingkungan
dan kebudayaan pada masa kerajaan- tradisi megalitik terdekat.
kerajaan Islam di Indonesia dan dan
menunjukan contoh bukti-bukti yang Mengasosiasi:
masih berlaku pada kehidupan kaitannya dengan
masyarakat Indonesia masa kini. Menganalisis
kepercaayaan informasi dan
data-data yang
masyarakat didapat baik
4.7Mengolah informasi mengenai dari bacaan
proses masuk dan perkembangan 3.4.3Mengidentifika maupun dari
kerajaan Islam dengan menerapkan si hasil budaya sumber-sumber
cara berpikir kronologis, dan lain yang
pengaruhnya pada kehidupan pra-aksara yang terkait untuk
masyarakat Indonesia masa kini serta mendapatkan
mengemukakannya dalam bentuk sekarang masih kesimpulan
tulisan. tentang
kehidupan
ditemukan di
masyarakat
4.6 Menyajikan hasil penalaran Indonesia pada
lingkungannnya zaman
dalam bentuk tulisan tentang
nilai-nilai dan unsur budaya praaksara.
yang berkembang pada masa Mengomunika
kerajaan Islam dan masih sikan:
berkelanjutan dalam kehidupan Menyajikan
bangsa Indonesia pada masa secara tertulis
kini hasil analisis
dan kesimpulan
tentang
kehidupan di
Indonesia pada
zaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Penilaian
Aloka
si Karakte
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran Bentuk Sumber Belajar
Wakt r
Teknik Instrume Instrumen u
n

praaksara.

Indonesia Zaman Hindu-


Buddha: Silang Budaya Lokal Mengamati:
dan Global Tahap Awal
Membaca buku
 Teori -teori masuk dan teks dan
berkembangnya Hindu- melihat
Buddha gambar-gambar
 Kerajaan-kerajaan Hindu- tentang
Buddha di Indonesia Indonesia pada
 Bukti-bukti Kehidupan dan zaman Hindu-
hasil-hasil kebudayaan Buddha.
pengaruh Hindu-Buddha
yang masih ada pada saat ini Menanya:

Menanya
melalui
kegiatan
diskusi untuk
menda patkan
klarifikasi
tentang kehidu
pan masyarakat  Buku Sejarah
Indonesia pada Indonesia
zaman Hindu- kelas X.
Buddha.  Buku-buku
lainya
Mengeksplora  Internet ( jika
si: tersedia)
Gambar hasil-
Mengumpulkan hasil peninggalan
informasi kerajaan Islam
terkait dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Penilaian
Aloka
si Karakte
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran Bentuk Sumber Belajar
Wakt r
Teknik Instrume Instrumen u
n

pertanya an
tentang Indo
nesia pada za
man Hindu-
Buddha melalui
bacaan,
internet,
pengamatan ter
hadap sumber-
sumber sejarah
yang ada di mu
seum dan atau
peninggalan-
peninggalan
yang ada di
lingkungan
terdekat
Mengasosiasi:
Menganalisis
infor masi dan
data-data yang
didapat baik
dari bacaan
mau pun dari
sumber-sumber
terkait untuk
mendapat kan
kesimpulan
tentang
Indonesia pada
zaman Hindu-
Bud dha.
Mengomunika
sikan:
Menyajikan
dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Penilaian
Aloka
si Karakte
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran Bentuk Sumber Belajar
Wakt r
Teknik Instrume Instrumen u
n

tulisan hasil
analisis dan
kesim pulan
tentang In
3.5.1. Mengana lisis donesia pada za
berbagai man
HinduBuddha.
teori tentang
Mengamati: tes tertulis Tugas: 24 jp Religius
proses masuk dan
Membaca buku non tes lisan Membuat Jujur
berkembangnya teks dan penugasa laporan dalam
melihat n bentuk tulisan Disiplin
agama dan gambar-gambar mengenai nilai-
peninggalan nilai dan unsur- Tanggun
kebudayaan Hindu- zaman unsur budaya g Jawab
Buddha di perkemba ngan yang
Indonesia kerajaan- berkembang
kerajaan Islam pada zaman
di Indonesia Hindu-Buddha
3.5.2 Merumuskan
yang masih
pendapat tentang Menanya: berkelanjutan
dalam
Menanya kehidupan
teori yang paling
untuk masyarakat
mendapatkan Indonesia masa
tepat dari beberapa
klarifikasi kini.
tentang
teori yang ada zaman
perkembanga
tentang prosesnya n kerajaan- Observasi:
kerajaan
masuk dan Islam di Mengamati
Indonesia. kegiatan peserta
berkembangnya
didik dalam
Mengeksplorasi mengumpulkan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Penilaian
Aloka
si Karakte
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran Bentuk Sumber Belajar
Wakt r
Teknik Instrume Instrumen u
n

Hindu-Buddha di : menganalisis
data dan
Perkembangan Kerajaan- Indonesia Mengumpulk membuat
Kerajaan Islam di Indonesia aninformasi laporan tentang
3.6.1 Menjelaskan terkait kehidupan
 Teori-teori masuk dan dengan masyarakat di
berkembangnya Islam perkembangan pertanyaan Indonesia pada
 Kerajaan-kerajaan Islam di dan materi zaman Hindu-
Indonesia kerajaan-kerajaan tentang Buddha
 Bukti-bukti Kehidupan dan zaman
hasil-hasil budaya pengaruh zaman Hindu- perkembanga
Islam yang masih ada pada n kerajaan-
saat ini kerajaan Portofolio:
Buddha di
Indonesia Islam di
Indonesia Menilai
melalui laporan-laporan
3.6.2 Menganalisis
bacaan, dan karya
internet, peserta didik
kehidupan sosial pengamatan berkaitan
terhadap dengan materi
ekonomi sumber- kehidupan
masyarakat sumber masyarakat di
sejarah yang Indonesia pada
zaman Hindu- ada di zaman Hindu-
museum dan Buddha
Buddha atau
peninggalan-
3.6.3. Menganalisis peninggalan
yang ada di Tes
perkembangan lingkungan tertulis/lisan:
hasilhasil terdekat.
Menilai
kebudayaan Mengasosiasi: kemampuan
peserta didik
zaman Hindu-  Menganalisis dalam
informasi menganalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Penilaian
Aloka
si Karakte
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran Bentuk Sumber Belajar
Wakt r
Teknik Instrume Instrumen u
n

Buddha dan data-data tentang


yang didapat kehidupan
3.6.4. Menunjukkan baik dari masyarakat
buktibukti bacaan Indonesia pada
maupun dari zaman Hindu-
kehidupan dan sumber- Buddha.
sumber
hasil budaya Hindu- terkait untuk
mendapatkan
Buddha yang masih kesimpulan
tentang
ada sampai zaman Tugas:
perkembanga
sekarang
n kerajaan- Membuat
kerajaan laporan dalam
Islam di bentuk tulisan
Indonesia. mengenaiperke
mbangan
Mengomunikas kerajaan-
ikan: kerajaan Islam
dan hasil-hasil
 Melaporkan kebudayaannya
dalam bentuk di Indonesia
tulisan hasil
analisis dan Observasi:
kesimpulan
tentang Mengamati
Indonesia kegiatan peserta
pada zaman didik dalam
perkembanga proses
3.7.1 Menganalisis n kerajaan- mengumpulkan
kerajaan data, analisis
berbagai teori Islam. data dan
pembuatan
laporan tentang
perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Penilaian
Aloka
si Karakte
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran Bentuk Sumber Belajar
Wakt r
Teknik Instrume Instrumen u
n

tentang proses kerajaan-


kerajaan Islam
masuk dan dan hasil-hasil
kebudayaannya
berkembangnya di Indonesia

agama dan

kebudayaan Islam Portofolio:


Indonesia
Menilai
3.7.2. Merumus kan laporan-laporan
pendapat tentang dan karya
teori yang paling peserta didik
tepat dari beberapa berkaitan
teori yang ada dengann materi
tentang proses perkembangan
masuk dan kerajaan-
kerajaan Islam
berkembangnya di Indonesia.

agama dan kebu Tes


dayaan Islam di tertulis/lisan:
Menilai
Indonesia kemampuan
peserta didik
dalam
3.8.1. Menjelaskan
per kembangan menganalisis
keraja an-kerajaan konsep tentang
perkembangan
za man Islam di
Indo nesia kerajaan-
kerajaan Islam
dan hasil-hasil
3.8.2.Menganali sis
kebudayaannya
kehidupan so sial
di Indonesia
ekonomi ma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

Penilaian
Aloka
si Karakte
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran Bentuk Sumber Belajar
Wakt r
Teknik Instrume Instrumen u
n

syarakat zaman

perkembangan

Kerajaan-kerajaan

Islam di Indonesia

3.8.3 Menganalisis

perkembangan
hasil-hasil kebuda
yaan zaman Kera
jankerajaan Islam

3.8.4. Menunjukkan
bukti-bukti kehidu tertulis Religius
pan dan
tes tidak 24 jp Jujur
hasil budaya Islam tertulis
non te Disiplin
yang masih ada
Tanggun
sampai sekarang g Jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Depok Sleman


Program Studi Keahlian : Semua Program Studi Keahlian
Paket Keahlian : Semua Paket Keahlian
Kelas/Semester : X/Genap
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Materi Pokok : Islamisasi dan Silang Budaya di
Nusantara
Sub Materi Pokok : Kerajaan Islam di Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa
Tenggara, Jaringan Keilmuan di
Nusantara, Akulturasi dan
Perkembangan Budaya Islam, serta
Proses Integrasi Nusantara
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (90 Menit)
Tahun Pelajaran : 2015/2016

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotongroyong, kerja sama, cinta, damai, responsive dan proaktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dalam lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta penerapan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah ilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan
pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-
bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
3.8.1 Menganalisis proses Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku,
Papua dan Nusa Tenggara, perkembangan tradisi keilmuan Islam
diberbagai kerajaan di Nusantara, makna akulturasi dan bukti-buktinya.
3.8.2 Menganalisis perkembangan Kerajaan-kerajaan Islamisasi di Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, keterkaitan
perkembangan jaringan tradisi keilmuan Islam dengan penyebaran Islam di
Nusantara, perkembangan seni bangunan Islam, seni ukir Islam, aksara dan
seni sastra, kesenian, dan kalender.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

4.8 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur
budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih berkelanjutan
dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kin
4.8.1 Membuat laporan dalam bentuk tulisan mengenai perkembangan Kerajaan-
kerajaan Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan
Nusa Tenggara, keterkaitan perkembangan jaringan tradisi keilmuan Islam
dengan penyebaran Islam di Nusantara, perkembangan seni bangunan
Islam, seni ukir Islam, aksara dan seni sastra, kesenian, dan kalender.

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu:
1. Menganalisis proses Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua
dan Nusa Tenggara, perkembangan tradisi keilmuan Islam diberbagai kerajaan di
Nusantara, makna akulturasi dan bukti-buktinya.
2. Menganalisis perkembangan Kerajaan-kerajaan Islamisasi di Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, keterkaitan perkembangan jaringan
tradisi keilmuan Islam dengan penyebaran Islam di Nusantara, perkembangan
seni bangunan Islam, seni ukir Islam, aksara dan seni sastra, kesenian, dan
kalender.

D. Materi Pembelajaran
1. Proses Islamisasi di Jawa
2. Proses Islamisasi di Kalimantan
3. Proses Islamisasi di Sulawesi
4. Proses Islamisasi di Maluku
5. Proses Islamisasi di Papua
6. Proses Islamisasi di Nusa Tenggara
7. Jaringan Keilmuan di Nusantara
8. Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam
9. Proses Integrasi Nusantara

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran : pembelajaran saintifik
Strategi pembelajaran : pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran : Student Teams Achievement
Division (STAD)

F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran


1. Media
- Buku teks
- PowerPoint
2. Alat/bahan
- LCD, Lap Top, CD, white board, spidol
- Gambar
- Internet
3. Sumber belajar
- Hapsari Ratna dan Adil M. 2013. Sejarah Indonesia untuk SMK/MAK Kelas
X. Jakarta: Erlangga
- Kemdikbud RI. 2014. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X
Semester 2. Jakarta: Kemdikbud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

- Buku-buku lain yang relevan

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama:
Alokasi
Kegiatan Diskripsi
Waktu
 Mengucapkan salam
 Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas
 Menanyakan kehadiran peserta didik/presensi
 Menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti
proses pembelajaran
Pendahuluan 10 Menit
 Mempersiapkan materi ajar, alat, media
pembelajaran
 Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai dengan model pembelajaran
yakni Student Teams Achievement Division (STAD)
1. Mengamati
 Peserta didik mengamati tayangan gambar
peninggalan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa

2. Menanya
 Dengan mengamati tayangan peninggalan
kerajaan-kerajaan Islam di Jawa serta membaca
buku teks (siswa) halaman 54-67, peserta didik
diarahkan membuat pertanyaan yang berkaitan
dengan Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa

3. Menalar/Mengeksplorasi
Peserta didik melakukan eksplorasi dengan diskusi
kelompok
 Guru membagi peserta didik dalam kelompok
yang beranggotakan empat orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis
kelamin, suku, dan sebagainya)
Inti  Guru menyajikan pelajaran 60 Menit
 Guru menjelaskan teknik pelaksanaan model
pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD)
 Guru memberi tugas kepada kelompok untuk
dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
Anggotanya yang sudah mengerti dapat
menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti
 Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh
siswa, pada saat menjawab kuis tidak boleh
saling membantu.

4. Mencoba/Mengasosiasikan
 Guru memanggil masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi
 Peserta didik dari kelompok lain menanggapi
 Guru memberi penguatan kepada peserta didik
yang bertanya dan peserta didik yang menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

pertanyaan
 Sebagai refleksi, guru membimbing peserta didik
untuk membuat kesimpulan serta menemukan nilai-
nilai yang didapat dari pembelajaran yang baru saja
Penutup berlangsung dengan materi Kerajaan-kerajaan Islam 20 Menit
di Jawa
 Tugas lanjutan
 Menutup dengan salam

Pertemuan Kedua:
Alokasi
Kegiatan Diskripsi
Waktu
 Mengucapkan salam
 Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas
 Menanyakan kehadiran peserta didik/presensi
 Menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti
proses pembelajaran
Pendahuluan 10 Menit
 Mempersiapkan materi ajar, alat, media
pembelajaran
 Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai dengan model pembelajaran
yakni Student Teams Achievement Division (STAD)
1. Mengamati
 Peserta didik mengamati tayangan gambar
peninggalan kerajaan-kerajaan Islam di
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa
Tenggara

2. Menanya
Dengan mengamati tayangan peninggalan kerajaan-
kerajaan Islam di Kalimantan, Sulawesi, Maluku,
Papua, dan Nusa Tenggara, peserta didik diarahkan
membuat pertanyaan yang berkaitan dengan
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa
Tenggara
3. Menalar/Mengeksplorasi
Peserta didik melakukan eksplorasi dengan diskusi
kelompok
Inti 60 Menit
 Guru membagi peserta didik dalam kelompok
yang beranggotakan empat orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis
kelamin, suku, dan sebagainya)
 Guru menyajikan pelajaran
 Guru menjelaskan teknik pelaksanaan model
pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD)
 Guru memberi tugas kepada kelompok untuk
dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
Anggotanya yang sudah mengerti dapat
menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti
 Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh
siswa, pada saat menjawab kuis tidak boleh
saling membantu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

4. Mencoba/Mengasosiasikan
 Guru memanggil masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi
 Peserta didik dari kelompok lain menanggapi
 Guru memberi penguatan kepada peserta didik
yang bertanya dan menjawab pertanyaan
 Sebagai refleksi, guru membimbing peserta didik
untuk membuat kesimpulan serta menemukan nilai-
nilai yang didapat dari pembelajaran yang baru saja
berlangsung dengan materi Kerajaan-kerajaan Islam
Penutup 20 Menit
di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa
Tenggara
 Tugas lanjutan
 Menutup dengan salam

Pertemuan Ketiga:
Alokasi
Kegiatan Diskripsi
Wakti
 Mengucapkan salam
 Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas
 Menanyakan kehadiran peserta didik/presensi
 Menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti
proses pembelajaran
Pendahuluan 10 Menit
 Mempersiapkan materi ajar, alat, media
pembelajaran
 Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai dengan model pembelajaran
yakni Student Teams Achievement Division (STAD)
1. Mengamati
Peserta didik mengamati tayangan gambar pesantren
di Jawa, meunasah di Aceh, surau di Minangkabau,
dan langgar di Kalimantan, serta contoh seni
bangunan, seni ukir, aksara dan seni sastra, dan
kesenian.

2. Menanya
Dengan mengamati tayangan gambar pesantren di
Jawa, meunasah di Aceh, surau di Minangkabau, dan
langgar di Kalimantan, serta contoh seni bangunan,
seni ukir, aksara dan seni sastra, dan kesenian,
Inti
peserta didik diarahkan membuat pertanyaan
berkaitan dengan gambar tersebut juga materi
tentang Jaringan Keilmuan di Nusantara, Akulturasi
dan Perkembangan Budaya Islam, Proses Integrasi
Nusantara.

3. Menalar/Mengeksplorasi
Peserta didik melakukan eksplorasi dengan diskusi
kelompok
 Guru membagi peserta didik dalam kelompok
yang beranggotakan empat orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis 60 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

kelamin, suku, dan sebagainya)


 Guru menyajikan pelajaran
 Guru menjelaskan teknik pelaksanaan model
pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD)
 Guru memberi tugas kepada kelompok untuk
dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
Anggotanya yang sudah mengerti dapat
menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti
 Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh
siswa, pada saat menjawab kuis tidak boleh
saling membantu.

4. Mencoba/Mengasosiasikan
 Guru memanggil masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi
 Peserta didik dari kelompok lain menanggapi
 Guru memberi penguatan kepada peserta didik
yang bertanya dan peserta didik yang menjawab
pertanyaan
 Sebagai refleksi, guru membimbing peserta didik
untuk membuat kesimpulan serta menemukan nilai-
nilai yang didapat dari pembelajaran yang baru saja
berlangsung dengan materi Jaringan Keilmuan di
Penutup Nusantara, Akulturasi dan Perkembangan Budaya 20 Menit
Islam, Proses Integrasi Nusantara.
 Memberikan tugas kepada peserta didik untuk
menyiapkan diri pada tes siklus kedua.
 Menutup dengan salam

H. Penilaian, Pembelajaran Remidial, dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian
a. Penilaian sikap
- Observasi
b. Penilaian pengetahuan
- Penugasan
- Tanya Jawab
- Observasi terhadap kegiatan diskusi

2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian kegiatan diskusi kelompok
 On Task

No Aspek yang diamati Jumlah Persentase


1 Memperhatikan guru
Siswa mencatat hal-hal penting pada saat
2
pembelajaran sejarah berlangsung
3 Siswa mengajukan pertanyaan
4 Siswa menjawab pertanyaan
5 Siswa bekerja sama dalam kelompok
6 Siswa aktif mengikuti diskusi
7 Mengambil giliran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

8 Siswa mengemukakan pendapat


9 Siswa memperhatikan teman yang presentasi
10 Siswa menyelesaikan tugas

 Off Task

No Aspek yang diamati Jumlah Persentase


1 Siswa tidak memperhatikan pembelajaran
2 Siswa main handphone
3 Siswa ribut di dalam kelas
4 Siswa keluar masuk kelas
5 Siswa tidur di dalam kelas

N = Nilai hasil pengamatan


Σ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
Σ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah
aspek yang diamati

b. Instrumen Penilaian Pengetahuan


 Hasil diskusi

Aspek Penilaian
Jumlah
No Nama Kelengkapan
Keteladanan yang dapat diambil Skor
jawaban
1
2
3
4
5
dst

Keterangan Skor
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria sebagai berikut
 Nilai tertinggi 100
 Nilai terendah 0

( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

 Soal uji kompetensi (terlampir)


 Lembar penilaian tugas lanjutan
Isi Jumlah
No Nama EYD Nilai penting yang diambil
Tulisan Skor
1
2
3
4
5
dst

Keterangan Skor
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
 Skor 1 = Sangat Tinggi
 Skor 2 = Tinggi
 Skor 3 = Cukup
 Skor 4 = Kurang
 Skor 5 = Sangat Kurang

3. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan


 Pembelajaran remidial dilaksanakan segera setelah diadakan penilaian bagi
peserta didik yang mendapat nilai di bawah 76 dengan mengerjakan kembali
soal uji kompetensi.
 Pengayaan dilakasanakan peserta didik yang mendapatkan nilai di atas 76
dengan memberikan tugas membuat analisis mengenai Proses Islamisasi di
Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara, dan Jaringan
Keilmuan di Nusantara, Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam, serta
Proses Integrasi Nusantara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

KISI-KISI MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA


Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
Siswa Kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta

Komponen Sikap
No Variabel Indikator Kognitif Afektif Konatif Total Persentase

(+) (-) (+) (-) (+) (-)


1 Menurut Djamarah (2002: 132) indikator minat belajar yaitu rasa Suka 1 2 3 4 5 6 6
suka/senang, pernyataan lebih menyukai, adanya rasa ketertarikan adanya
2 kesadaran untuk belajar tanpa di suruh, berpartisipasi dalam aktivitas Senang 1 2 3 4 5 6 6
3 belajar, memberikan perhatian. Ketertarikan 1 2 3 4 5 6 6
4 Perhatian 1 2 3 4 5 6 6

5 Kesadaran 1 2 3 4 5 6 6

Menurut Slameto (2010: 180) beberapa indikator minat belajar yaitu: 1 2 3 4 5 6


6 Keterlibatan 10
perasaan senang, ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan siswa 7 8 9 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

KUESIONER
MINAT MENGIKUTI PELAJARAN SEJARAH

Nama :
No Absen :
Kelas/semester :
Jurusan :

Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah Kuesioner dengan teliti
2. Tulislah nama lengkap dan kelas anda
3. Berilah tanda silang (√) pada salah satu pilihan anda ke kolom yang telah tersedia!
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
RR = Ragu-ragu
4. Bila anda ingin memperbaiki jawaban, coretlah jawaban sebelumnya dengan dua
garis lurus secara horizontal (=), kemudian berilah tanda ceklis (√) pada pilihan yang
dianggap tepat.
5. Isi dengan benar sesuai dengan keadaan dan perasaan anda yang sebenarnya.
Kuesioner ini dijamin kerahasiaannya dan tidak akan mempengaruhi prestasi
akademik anda.
6. Kuesioner ini harap dikembalikan jika sudah selesai mengerjakannya.

Contoh Pengerjaan:
Pilihan
No Pernyataan
STS TS RR S SS

1 Saya senang dengan mata pelajaran sejarah √

Pilihan
No Pernyataan
STS TS RR S SS

Saya merasa pelajaran sejarah penting karena


1
mempelajari kisah-kisah yang bermakna

Materi kerajaan-kerajaan Islam sangat


bermanfaat untuk dipelajari karena dapat
2
membuka wawasan saya untuk mengetahui
proses masuknya Islam di Indonesia

Saya aktif bertanya pada saat proses pelajaran


3
sejarah berlangsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

Saya merasa senang belajar proses Islamisasi di


4
Indonesia

Saya merasa sejarah tidak perlu untuk dipelajari


5 karena hanya mengungkapkan kejadian-kejadian
di masa lalu

Saya lebih memilih tidur di dalam kelas dari


6
pada mendengarkan penjelasan guru sejarah

7 Saya merasa senang membaca buku sejarah

Saya bisa mendapatkan pengetahuan yang


8 banyak pada saat pelajaran sejarah karena materi
sejarah tidak untuk dihafalkan

9 Saya merasa bosan mempelajari sejarah

Mempelajari perjuangan para tokoh kerajaan


Islam sangat bermakna bagi hidup saya karena
10
keteladanan yang mereka berikan membuat saya
semakin tekun untuk belajar

Saya selalu mendengarkan penjelasan guru


11
sejarah saat mengajar di kelas

Saya selalu ngobrol dengan teman saat pelajaran


12
sejarah di kelas berlangsung

Materi kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia


13 tidak perlu dipelajari karena sekarang sudah
zaman modern

Saya merasa pelajaran sejarah menarik untuk


14 dipelajari karena melalui sejarah bisa menambah
wawasan tentang kehidupan di masa lampau

Saya merasa sejarah hanya sebagai ilmu


15 pengetahuan tidak memberi kepastian atas
kejadian-kejadian pada masa lampau

Saya memiliki ketertarikan untuk menonton


16 video-video yang terdapat di internet tentang
tokoh-tokoh sejarah

Saya merasa acuh ketika melihat gambar tokoh-


17
tokoh sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

Saya kurang tertarik membaca koran yang


18
bertemakan sejarah

19 Saya tertarik mengunjungi obyek-obyek sejarah

Saya senang melihat teman-teman yang


20 mempresentasikan hasil diskusi tentang
kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

21 Obyek-obyek sejarah hanya untuk selfie

Saya tidak pernah mencatat materi tentang


22
kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

Saya merasa pelajaran sejarah penting untuk


23 dipahami karena dapat mengajarkan setiap orang
untuk memaknai setiap peristiwa

Melalui pembelajaran proses Islamisasi


menyadarkan saya betapa pentingnya
24
melestarikan peninggalan kerajaan-kerajaan
Islam di Indonesia

Saya merasa pelajaran sejarah sukar untuk


25 dipahami karena hanya sekedar belajar untuk
melihat masa lalu

Saya merasa bosan mendengarkan hal-hal yang


26 berkaitan dengan kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia

27 Saya sering membolos ketika pelajaran sejarah

Saya merasa senang untuk memperhatikan guru


28
saat menjelaskan materi pelajaran sejarah

Saya merasa bosan ketika guru bertanya tentang


29
Kerajaan Islam di Indonesia

Menurut saya mempelajari masuknya kerajaan-


kerajaan Islam di Jawa kurang bermakna karena
30
peristiwa tersebut sudah terjadi pada masa
lampau

Saya merasa bosan mendengarkan guru


31
menjelaskan proses Islamisasi di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

Saya sering mengganggu teman ketika diskusi di


32
dalam kelas berlangsung

Saya senang menonton tv saat menayangkan


33 film-film yang berkaitan dengan sejarah
Indonesia kuno

Saya sangat senang ketika teman-teman


34
membahas hal-hal yang berkaitan dengan sejarah

Saya merasa materi-materi pelajaran sejarah


terlalu sulit untuk dipahami karena tidak hanya
35
mempelajari sejarah Indonesia, melainkan
mempelajari sejarah negara lain

Saya selalu mengerjakan tugas kelompok


36
tentang proses Islamisasi di Indonesia

Pembelajaran proses Islamisasi sangat


37 bermanfaat terutama bagi generasi masa kini
karena memiliki nilai-nilai tertentu

Saya senang melihat tayangan gambar


38 peninggalan kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia

Belajar dari perjuangan para tokoh kerajaan


39 Islam kurang bermakna karena pada masa
sekarang serba canggih

Saya merasa bosan melihat video-video tentang


40
kerajaan Islam di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN


SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
Mrican, Caturtunggal, Depok Sleman Telp. (0274) 513515

Email: smkn2depok@yahoo.com

KISI-KISI SOAL SIKLUS I


Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Depok Hari/Tanggal : Selasa 3 Mei 2016
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Waktu : 14.00 - 15.30 WIB
Kelas/Program : X Teknik Pemesinan A Tahun Pelajaran : 2015/2016

Bentuk No Tingkatan
No Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Soal
Materi Pokok Tes Soal Soal
Memahami, menerapkan, dan 3.8 Menganalisis 1. Siswa dapat menyebutkan tahun
1 PG 1 C1
menganalisis pengetahuan karakteristik kehidupan berdirinya Kerajaan Demak
faktual, konseptual, masyarakat, pemerintahan 2. Siswa dapat mengemukakan raja
2 PG 2 C2
prosedural berdasarkan rasa dan kebudayaan pada masa pertama Kerajaan Demak
ingin tahunya tentang ilmu kerajaan-kerajaan Islam di 3. Siswa dapat mengidentifikasikan
3 pengetahuan, teknologi, seni, Indonesia dan menunjukkan 1. Kerajaan- PG 3 C2
wilayah kekuasaan Kerajaan Demak
budaya, dan humaniora contoh bukti-bukti yang kerajaan Islam
4. Siswa dapat menyebutkan nama raja
dengan wawasan masih berlaku pada di Jawa
4 pada saat Kerajaan Mataram PG 4 C1
kemanusiaan, kebangsaan, kehidupan masyarakat mencapai zaman keemasan
kenegaraan dan peradaban Indonesia masa kini 5. Siswa dapat menyebutkan tahun
5 terkait fenomena dan PG 5 C1
serangan tentara Mataram ke Batavia
6 kejadian, serta penerapan 6. Siswa dapat mengidentifikasikan PG 6 C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

pengetahuan prosedural pada perkembangan Kerajaan Mataram


bidang kajian yang spesifik dalam bidang pertanian
sesuai dengan bakat dan 7. Siswa dapat mengidentifikasikan
7 minatnya untuk memecahkan perkembangan Kerajaan Mataram PG 7 C2
masalah dalam bidang kebudayaan
8. Siswa dapat mengemukakan wujud
8 akulturasi antara unsur-unsur budaya PG 8 C2
Islam dengan budaya Hindu-Jawa
9. Siswa dapat mengidentifikasikan
9 PG 9 C2
upacara Grebek dalam satu tahun
10. Siswa dapat menjelaskan pengertian
10 PG 10
upacara Grebek
11. Siswa dapat menyebutkan raja
11 PG 11 C1
pertama Kesultanan Banten
12. Siswa dapat menyebutkan tahun
12 Kesultanan Banten mencapai masa PG 12 C1
keemasan
13. Siswa dapat mengidentifikasikan
peran Kerajaan Cirebon sebagai
13 PG 13 C2
pusat keagamaan dalam
menghasilkan naskah-naskah kuno
14. Siswa dapat menganalisis
perkembangan sosial ekonomi
14 E 1 C4
zaman kerajaan-kerajaan Islam di
Jawa-Madura
15. Siswa dapat mengidentifikasikan
15 2. Kerajaan- kerajaan-kerajaan Islam yang PG 14 C2
kerajaan Islam di tumbuh di Kalimantan
Kalimantan 16. Siswa dapat menyebutkan tahun
16 PG 15 C1
proses Islamisasi di Kerajaan Banjar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

menurut A.A. Cense


17. Siswa dapat menganalisis proses
17 E 2 C4
Islamisasi di Kalimantan
18. Siswa dapat menyebutkan tokoh dari
Kerajaan Gowa yang
mempertahankan kedaulatannya
18 PG 16 C1
terhadap upaya penjajahan politik
3. Kerajaan-
dan ekonomi kompeni (VOC)
kerajaan Islam di
Belanda
Sulawesi
19. Siswa dapat menentukan perjanjian
19 PG 17 C3
Tellum Pocco pada tahun 1582
20. Siswa dapat menganalisis proses
20 E 3 C4
Islamisasi di Sulawesi
21. Siswa dapat mengemukakan
21 kerajaan besar bercorak Islam di PG 18 C2
Maluku
22. Siswa dapat menyebutkan tahun
22 Islamisasi di Maluku menurut Tome PG 19 C1
Pires dan Antonio
4. Kerajaan-
23. Siswa dapat mengemukakan tujuan
kerajaan Islam di
23 Portugis dan Spanyol datang ke PG 20 C2
Maluku
Maluku
24. Siswa dapat menentukan daerah
24 yang dikuasai oleh Portugis dan PG 21 C3
Spanyol di Maluku
25. Siswa dapat menganalisis proses
25 E 4 C4
Islamisasi di Maluku
5. Kerajaan- 26. Siswa dapat mengidentifikasikan
26 PG 22 C2
kerajaan Islam di kerajaan-kerajaan Islam di Papua
27 Papua 27. Siswa dapat menganalisis proses E 5 C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Islamisasi di Papua
28. Siswa dapat menyebutkan nama raja
ketika Kerajaan Lombok dan
28 PG 23 C1
Sumbawa mengalami zaman
keemasan
6. Kerajaan-
29. Siswa dapat mengemukakan hal
kerajaan Islam di
yang mempererat hubungan antara
29 Nusa Tenggara PG 24 C2
Kerajaan Gowa dengan Kerajaan
Lombok
30. Siswa dapat menyebutkan nama raja
30 PG 25 C1
Bima yang pertama masuk Islam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA


KABUPATEN SLEMAN
SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN
Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman Telp. (0274) 513515
Email: smkn2depok@yahoo.com

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia


Kelas/Jurusan : X/Teknik Pemesinan A
Hari/Tanggal : Selasa, 3 Mei 2016
Waktu : 90 Menit

Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan
kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan
menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini

I. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (×)
pada huruf A, B, C, D, atau E pada lembar jawaban yang tersedia untuk
nomor 1-25

1. Berikut ini yang merupakan tahun berdirinya Kerajaan Demak adalah . . . .


A. Tahun 1500
B. Tahun 1600
C. Tahun 1700
D. Tahun 1800
E. Tahun 1850

2. Berikut ini nama raja pertama Kerajaan Demak yang merupakan keturunan raja
dari Raja Brawijaya V. adalah . . . .
A. Raden Fatah yang bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah
B. Sunan Giri
C. Arya Penangsah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

D. Ki Ageng Pemanahan (Ki Gede Pemanahan)


E. Raden Bagus (Danang) Sutawijaya

3. Perhatikan pernyataan di bawah ini!


1) Palembang, Jambi dan beberapa daerah di Maluku
2) Jepara, Sedayu dan beberapa daerah di Nusa Tenggara
3) Jepara, Sedayu
4) Palembang, Jambi dan beberapa daerah di Kalimantan
5) Jepara, Sedayu, Palembang, Jambi, dan beberapa daerah di Sulawesi
Berdasarkan pernyataan di atas, berikut ini yang merupakan bagian dari
kekuasaan Demak ditunjukkan oleh nomor . . . .
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 4 dan 5
E. 1 dan 5

4. Pada tahun 1613-1645 Kerajaan Mataram mencapai zaman keemasan. Berikut


ini yang merupakan nama raja pada saat Kerajaan Mataram mengalami masa
keemasan yaitu . . . .
A. Mas Jolang yang berkuasa pada tahun 1601-1613
B. Mas Rangsang yang lebih dikenal dengan nama Sultan Agung
C. Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama
D. Pangeran Benowo putra dari Sultan Hadiwijaya
E. Sutawijaya putra dari Ki Gede

5. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, ia berusaha menguasai dan


mempersatukan berbagai daerah di Jawa. Sultan Agung juga ingin mengusir
VOC dari Kepulauan Indonesia. Usaha tersebut diwujudkan melalui serangan
Mataram ke Batavia pada tahun . . . .
A. 1624 dan 1625
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

B. 1625 dan 1626


C. 1626 dan 1627
D. 1627 dan 1628
E. 1628 dan 1629

6. Perhatikan pernyataan di bawah ini!


1) Padi dan kayu jati
2) Padi, kayu, gula
3) Kelapa, kapas, dan hasil palawija
4) Padi, kayu jati, dan hasil palawija
5) Padi, karet, kayu jati, dan kapas
Dari pernyataan di atas, hasil bumi Kerajaan Mataram dalam bidang pertanian
ditunjukkan oleh nomor . . . . .
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 4 dan 5
E. 1 dan 5

7. Kerajaan Mataram berkembang dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya.


Berikut ini yang merupakan bagian dari perkembangan Kerajaan Mataram
dalam bidang budaya yaitu . . . .
A. Seni lukis, seni tari, seni ukir dan patung
B. Seni lukis, seni tari dan seni musik
C. Seni musik, seni bangunan dan seni tari
D. Seni bangunan, seni patung dan seni musik
E. Seni bangunan, seni ukir, seni lukis dan patung

8. Wujud akulturasi budaya antara unsur budaya Islam dengan unsur budaya
Hindu-Jawa yaitu . . . .
A. Upacara seni ukir yang ada di istana dan tempat ibadah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

B. Upacara seni lukis sebagai wujud kreatif para seniman


C. Upacara seni tari khususnya Tari Bedoyo Ketawang
D. Upacara sekaten untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad
SAW dan upacara grebeg yang diadakan tiga kali dalam satu tahun
E. Upacara seni tari dan seni lukis yang diadakan tiga kali dalam satu tahun

9. Bentuk dan kegiatan upacara grebeg adalah mengarak gunungan dari keraton
ke depan masjid agung. Upacara grebeg diadakan tiga kali dalam satu tahun
yaitu . . . .
A. Tanggal tanggal 1 Dzulliijah (Idul Adha), 2 Syawal (Idul Fitri), dan tanggal
2 Rabiulawal (Maulid Nabi)
B. Tanggal 10 Dzulliijah (Idul Adha), 3 Syawal (Idul Fitri), dan tanggal 11
Rabiulawal (Maulid Nabi)
C. Tanggal 10 Dzulliijah (Idul Adha), 1 Syawal (Idul Fitri), dan tanggal 12
Rabiulawal (Maulid Nabi)
D. Tanggal 11 Dzulliijah (Idul Adha), 1 Syawal (Idul Fitri), dan tanggal 10
Rabiulawal (Maulid Nabi)
E. Tanggal 12 Dzulliijah (Idul Adha), 1 Syawal (Idul Fitri), dan tanggal 10
Rabiulawal (Maulid Nabi)

10. Berikut ini yang merupakan pengertian upacara grebeg adalah . . . .


A. uatu upacara yang dilakukan oleh sultan sebagai wujud persatuan antara
kerajaan dengan masyarakat
B. suatu upacara yang dilakukan oleh masyarakat sebagai wujud kesetiaan
masyarakat kepada raja
C. sedekah sebagai rasa syukur dari raja kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
juga sebagai pembuktian kesetiaan para bupati punggawa kerajaan kepada
rajanya
D. suatu bukti kesejahteraan rakyat dalam hidup sehari-hari
E. suatu bentuk upacara yang diadakan masyarakat serta raja untuk menikmati
hasil panen selama satu tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

11. Pada masa pemerintahan pertama raja Kesultanan Banten, ia mendirikan


benteng pertahanan yang dinamakan Surosowan, yang kemudian hari menjadi
pusat pemerintahan Kesultanan Banten. Berikut ini yang merupakan nama raja
pertama Kesultanan Banten juga yang mendirikan benteng pertahanan
Surosowan adalah
A. Maulana Hasanuddin yang merupakan keturunan dari Sunan Gunung Jati
B. Sultan Munawar Syah yang merupakan keturunan dari raja Malangkabu
C. Pangeran Yusuf yang merupakan keturunan dari Fatahillah
D. Pangeran Arya yang merupakan keturunan dari Fatahillah
E. Maulana Muhammad yang merupakan keturunan dari Pangeran Yusuf

12. Setelah Sultan Abumufakir meninggal, ia digantikan oleh putranya bernama


Abumaali Achmad. Setelah Abumaali Achmad, tampillah sultan yang
terkenal, yaitu Sultan Abdulfattah (lebih dikenal Sultan Ageng Tirtayasa).
Pada masa Sultan Ageng Tirtayasa, Kesultanan Banten mencapai zaman
keemasan serta daerahnya yang cukup luas pada abad ke . . . .
A. Abad ke 14
B. Abad ke 15
C. Abad ke 16
D. Abad ke 17
E. Abad ke 18

13. Kesultanan Cirebon merupakan pusat syiar keagamaan dengan penyebarannya


berlangsung sebelum 1681. Cirebon sebagai pusat keagamaan banyak
menghasilkan naskah-naskah kuno seperti . . . .
A. Novel dan cerita rakyat
B. Novel dan mitos
C. Mitos dan cerita rakyat
D. Babad Cerbon, Tarita Puwaka Tjaruban Nagari, Pepakem Cerbon, dan
lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

E. Mitos, cerita rakyat, novel dan Pepakem Cerbon

14. Perhatikan pernyataan berikut!


1. Kesultanan Pasir, Kesultanan Banjar, Kesultanan Kotawaringin, Kerajaan
Pagatan
2. Kesultanan Sambas, Kesultanan Kutai Kartanegara, Kesultanan Berau,
Kesultanan Sambaliung
3. Kesultanan Gunung Tabur, Kesultanan Pontianak, Kesultanan Tidung, dan
Kesultanan Bulungan
4. Kesultanan Cirebon, Kesultanan Pontianak, Kesultanan Tidung, dan
Kesultanan Bulungan
5. Kesultanan Banten, Kesultanan Pontianak, Kesultanan Tidung, dan
Kesultanan Bulungan
Berdasarkan pernyataan di atas, kerajaan-kerajaan bercorak Islam di
Kalimantan ditunjukkan oleh nomor . . . .
A. 1, 2, 4
B. 1, 3, 4
C. 1, 2, 5
D. 3, 4, 5
E. 1, 2, 3

15. Proses proses Islamisasi di Kerajaan Banjar menurut A.A. Cense terjadi
sekitar tahun . . . .
A. 1450 M
B. 1550 M
C. 1650 M
D. 1750 M
E. 1755 M
16. Dalam sejarah Kerajaan Gowa perlu dicatat tentang sejarah perjuangan
seorang tokoh dalam mempertahankan kedaulatannya terhadap upaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

penjajahan politik dan ekonomi kompeni (VOC) Belanda. Berikut ini yang
merupakan tokoh pejuang tersebut adalah . . . .
A. Dato’ Ri Bandang dari Kolo Tengah Minangkabau
B. Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa
C. Datu’ La Patiware’ Daeng Parabung dari Kerajaan Luwu
D. Karaeng Matowaya dari Kerajaan Tallo
E. I Manga’ rangi Daeng Manrabbia dari Kerajaan Gowa

17. Kerajaan Wajo berhasil memperluas daerah kekuasaannya sehingga menjadi


kerajaan yang besar. Kemudian, Kerajaan Wajo bergabung dalam perjanjian
Tellum Pocco pada tahun 1582. Berikut ini isi dari perjanjian Tellum Pocco
adalah . . . .
A. Kerajaan Wajo bersekutu dengan Kerajaan Luwu dan bersatu dengan
Kerajaan Bone dan Soppeng
B. Kerajaan Wajo tunduk kepada Kerajaan Gowa dalam upaya memperluas
agama Islam
C. Ketika Kerajaan Gowa menghadapi peperangan maka Kerajaan Wajo wajib
mengirim pasukannya
D. Kerajaan Wajo jatuh di bawah kekuasaan Kerajaan Gowa
E. Kerajaan Wajo wajib mengirim upeti satu kali dalam satu bulan kepada
Kerajaan Gowa

18. Berikut ini yang merupakan kerajaan bercorak Islam di Maluku adalah . . . .
A. Bacan dan Makyan
B. Ternate dan Tidore
C. Hitu dan Banda
D. Bacan dan Banda
E. Makyan dan Ternate

19. Berikut ini yang merupakan tahun Islamisasi di Maluku menurut Tome Pires
dan Antonio adalah . . . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

A. 1160-1165 (menurut Tomes Pires) dan 1160-1163 (menurut Antonio)


B. 1260-1265 (menurut Tomes Pires) dan 1260-1263 (menurut Antonio)
C. 1360-1365 (menurut Tomes Pires) dan 1360-1363 (menurut Antonio)
D. 1460-1465 (menurut Tomes Pires) dan 1460-1463 (menurut Antonio)
E. 1560-1565 (menurut Tomes Pires) dan 1560-1563 (menurut Antonio)

20. Berikut ini yang merupakan tujuan Portugis dan Spanyol datang ke Maluku
adalah . . . .
A. untuk memonopoli perdagangan terutama gaharu dan cendana
B. untuk memonopoli perdagangan terutama beras
C. untuk memonopoli perdagangan terutama karet dan kapas
D. untuk memonopoli perdagangan terutama rempah-rempah
E. untuk memonopoli perdagangan terutama kopi dan kapas

21. Di antara orang-orang Portugis dan orang-orang Spanyol yang datang ke


Maluku terjadi persaingan monopoli perdagangan. Oleh karena itu, baik
Portugis maupun Spanyol sepakat untuk membagi daerah kekuasaan. Berikut
ini merupakan daerah kekuasaan Portugis dan Spanyol adalah . . . .
A. Portugis memusatkan perhatiannya ke Ternate dan Spanyol memusatkan
perhatiannya ke Tidore
B. Portugis memusatkan perhatiannya ke Bacan dan Spanyol memusatkan
perhatiannya ke Makyan
C. Portugis memusatkan perhatiannya ke Hitu dan Spanyol memusatkan
perhatiannya ke Banda
D. Portugis memusatkan perhatiannya ke Makyan dan Spanyol memusatkan
perhatiannya ke Tidore
E. Portugis memusatkan perhatiannya ke Bacan dan Spanyol memusatkan
perhatiannya ke Banda

22. Berbagai sumber sejarah menunjukkan bahwa penyebaran Islam di Papua


sudah berlangsung sejak lama. Berdasarkan bukti sejarah terdapat sejumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

kerajaan-kerajaan Islam di Papua. Berikut ini yang merupakan kerajaan-


kerajaan bercorak Islam di Papua adalah . . . .
A. Kerajaan Wajo, Kerajaan Luwu, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof,
Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati, Kerajaan Kowiai, Kerajaan Aiduma,
dan Kerajaan Kaimana
B. Kerajaan Luwu, Kerajaan Tallo, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof,
Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati, Kerajaan Kowiai, Kerajaan Aiduma,
dan Kerajaan Kaimana
C. Kerajaan Waigeo, Kerajaan Misool, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof,
Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati, Kerajaan Kowiai, Kerajaan Aiduma,
dan Kerajaan Kaimana
D. Kerajaan Ternate, Kerajaan Tidore, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof,
Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati, Kerajaan Kowiai, Kerajaan Aiduma,
dan Kerajaan Kaimana
E. Kerajaan Bacan, Kerajaan Hitu, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof,
Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati, Kerajaan Kowiai, Kerajaan Aiduma,
dan Kerajaan Kaimana

23. Selaparang merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Lombok. Kerajaan


Lombok pernah mengalami zaman keemasan serta mampu memegang
hegemoni di seluruh Lombok. Berikut ini nama raja ketika Kerajaan Lombok
mengalami zaman keemasan adalah . . . .
A. Sunan Giri yang berasal dari Parwa
B. Prabu Rangkesari yang berasal dari Selaparang
C. Sunan Perapen yang berasal dari Pejanggik
D. Sunan Perapen keturunan dari Sunan Giri
E. Prabu Perapen yang berasal dari Bayan

24. Hubungan antara Kerajaan Gowa dengan Kerajaan Lombok sangat baik.
Berikut ini merupakan hal yang mempererat hubungan kedua kerajaan
tersebut adalah . . . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

A. dengan cara perjanjian antara Kerajaan Gowa dengan Kerajaan Lombok


B. dengan cara Kerajaan Gowa mengirim upeti kepada Kerajaan Lombok
C. dengan cara perkawinan seperti Pemban Selaparang, Pemban Pejanggik,
dan Pemban Parwa
D. dengan cara Kerajaan Lombok mengirim upeti kepada Kerajaan Gowa
E. dengan cara penaklukan dari salah satu kerajaan

25. Kerajaan Bima merupakan kerajaan yang cukup menonjol di Nusa Tenggara.
Berikut ini yang merupakan nama raja Bima yang pertama masuk agama
Islam yaitu . . . .
A. Ruma Ta Ma Bata Wada yang bergelar Sultan Abdul Kahir
B. Tureli Nggampo yang bergelar Sultan Abdul Kahir
C. Raja Bicara Abdul Nabi keturunan Khatib Lukman
D. Wazir Abdul Nabi keturunan Sultan Ismail
E. Sultan Abdul Hamid keturunan dari Tureli Nggampo

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat dan jelas!


1. Analisislah perkembangan sosial ekonomi zaman kerajaan-kerajaan Islam
di Jawa-Madura!
2. Analisislah proses Islamisasi di Kalimantan! Apa nilai-nilai yang Anda
temukan dari proses Islamisasi di Kalimantan?
3. Analisislah proses Islamisasi di Sulawesi! Jelaskan juga perjuangan Sultan
Hasanuddin dalam mempertahankan kedaulatannya terhadap VOC!
4. Analisislah proses Islamisasi di Maluku! Apa nilai-nilai yang Anda
temukan dari proses Islamisasi di Maluku?
5. Analisislah proses Islamisasi di Papua! Apa nilai-nilai yang Anda temukan
dari proses Islamisasi di Papua?

III. Kunci Jawaban Pilihan Ganda


1. A 11. A 21. A
2. A 12. D 22. C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

3. C 13. D 23. B
4. B 14. E 24. C
5. E 15. B 25. A
6. B 16. B
7. E 17. A
8. D 18. B
9. C 19. D
10. C 20. D

IV. Kunci Jawaban Essay


1) Perkembangan sosial ekonomi zaman kerajaan-kerajaan Islam di Jawa
antara lain:
a. Kerajaan Demak
Ekonomi Sosial dan Agama
 Basis perekonomian Demak
adalah pertanian dengan
 Tersebarnya agama Islam, berkat
menghasilkan beras.
bantuan dari para wali dalam
 Sektor perdagangan dan kelautan
menyebarkan agama Islam, baik di
semakin berkembang setelah
Jawa maupun di luar Jawa
Demak berhasil menguasai
beberapa pelabuhan kecil

b. Kerajaan Banten
Ekonomi Sosial
 Ramainya perkembangan
 Kehidupan perekonomiannya
pelabuhan Sunda Kelapa membuat
berpusat pada kegiatan
semakin berkembangnya
perdagangan, pertanian, dan
perkampungan masyarakat yang
perkebunan
dari luar Banten, yang kemudian
 Hasilnya berupa padi dan lada
memberikan ciri khas pada
yang sangat berlimpah
masyarakat Banten

c. Kerajaan Mataram
Ekonomi Sosial
 Di Mataram dikenal beberapa
 Kehidupan ekonomi Mataram
kelompok dalam masyarakat yakni
Islam adalah agraris
ada golongan raja dan
 Hasilnya berupa beras, gula,
keturunannya, para bangsawan,
kayu, kelapa, kapas, dan hasil
dan rakyat sebagai kawula
palawija
kerajaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

 Kehidupan masyarakat bersifat


feodal karena raja pemilik tanah
beserta isinya

d. Kerajaan Cirebon
Ekonomi Sosial
 Kehidupan ekonomi Cirebon
Islam adalah agraris
 Hasilnya berupa beras terbukti 
pada saat itu Cirebon mengekspor
beras

2) Proses Islamisasi di Kalimantan


a. Kerajaan Pontianak
 Ada pemberitaan bahwa sekitar abad ke-18 (1720) ada rombongan
pendakwah dari Tarim (Hadramaut) datang ke daerah Kalimantan
Barat untuk mengajarkan membaca al-Qur’an, ilmu fikih, dan ilmu
hadis. Mereka di antaranya Syarif Idrus bersama anak buahnya
pergi ke Mampawah, tetapi kemudian menelusuri sungai ke arah
laut memasuki Kapuas Kecil sampailah ke suatu tempat yang
menjadi cikal bakal kota Pontianak
 Cerita lain mengatakan, pendakwah dari Tarim (Hadramaut) yang
bernama Habib Husin al-Gadri datang ke Kalimantan bagian barat
terutama ke Sukadana. Ia semula singgah di Aceh dan kemudian ke
Jawa sampai di Semarang. Di tempat tersebut ia bertemu dengan
pedagang Arab bernama Syaikh, maka Habib Husin al-Gadri
berlayar ke Sukadana. Kesaktiannya menyebabkan ia mendapat
simpati dari raja, Sultan Matan dan rakyat.
b. Kerajaan Banjarmasin
 Pada saat Kerajaan Banjarmasin menghadapi peperangan dengan
Daha, Raden Samudera minta bantuan Kerajaan Demak sehingga
mendapat kemenangan. Sejak saat itu Raden Samudera memeluk
agama Islam dengan gelar Sultan Suryanullah. Oleh penghulu
Demak mengajarkan agama Islam kepada Raden Samudera dengan
patih-patih serta rakyatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

c. Perjuangan Sultan Hasanuddin terutama dalam mempertahankan


kedaulatannya terhadap upaya penjajahan politik dan ekonomi
kompeni (VOC) Belanda. Sultan Hasanuddin berusaha agar tetap
mempertahankan kedaulatannya tanpa campur tangan dari VOC.

3) Proses Islamisasi di Sulawesi


Di daerah Sulawesi Selatan proses islamisasi dibawa oleh para mubalig
yang disebut Dato’ Tallu (Tiga Dato), yaitu Dato’ Ri Bandang, Dato’ Ri
Pattimang, dan Dato’ Ri Tiro. Ketiganya bersaudara dan berasal dari Kolo
Tengah Minangkabau. Para mubalig tersebut yang mengislamkan Raja
Luwu yang bernama Datu’ La Patiware’ Daeng Parabung, Raja Gowa
yang bernama I Manga’ rangi Daeng Manrabbia, dan Karaeng Matowaya
dari Tallo yang bernama I Mallingkang (Karaeng Tallo). Sejak saat itu
perkembangan Islam di Sulawesi mendapat tempat sebaik-sebaiknya.

4) Proses Islamisasi di Maluku


Kesultanan Ternate resmi memeluk Islam pada pertengahan abad ke-15
ketika Raja Marhum penguasa Ternate ke-18 memeluk Islam, lalu diikuti
seluruh kerabat dan pejabat istana.

5) Proses Islamisasi di Papua


Proses Islamisasi tanah Papua, terutama di daerah pesisir barat pada
pertengahan abad ke-15, dipengaruhi oleh kerajaan-kerajaan Islam di
Maluku (Bacan, Ternate dan Tidore). Hal ini didukung oleh letaknya yang
strategis serta merupakan jalur perdagangan rempah-rempah (silk road) di
dunia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN


SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
Mrican, Caturtunggal, Depok Sleman Telp. (0274) 513515

Email: smkn2depok@yahoo.com

KISI-KISI SOAL SIKLUS II


Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Depok Hari/Tanggal : Selasa, 24 Mei 2016
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Waktu : 14.00 - 15.30 WIB
Kelas/Program : X Teknik Pemesinan A Tahun Pelajaran : 2015/2016

Kompetensi Bentuk Tingkatan


No Kompetensi Inti Materi Pokok Indikator Soal No Soal
Dasar Tes Soal
3.8 Menganalisis Siswa dapat
Memahami, menerapkan, karakteristik 1. Jaringan
mengemukakan
dan menganalisis kehidupan Keilmuan
peran para ulama
1 pengetahuan faktual, masyarakat, di PG 1 C2
pada masa Kerajaan
konseptual, prosedural pemerintahan dan Nusantara
Samudera Pasai dan
berdasarkan rasa ingin kebudayaan pada
Kerajaan Malaka
tahunya tentang ilmu masa kerajaan-
pengetahuan, teknologi, kerajaan Islam di Siswa dapat
seni, budaya, dan Indonesia dan mengemukakan
2 humaniora dengan menunjukkan fungsi perpustakaan PG 2 C2
wawasan kemanusiaan, contoh bukti-bukti pada masa Kerajaan
kebangsaan, kenegaraan yang masih berlaku Malaka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

dan peradaban terkait pada kehidupan Siswa dapat


fenomena dan kejadian, masyarakat menganalisis
serta penerapan Indonesia masa kini hubungan Kerajaan
3 pengetahuan prosedural E 1 C4
Samudera Pasai,
pada bidang kajian yang Malaka, dan Aceh
spesifik sesuai dengan
Darussalam
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah Siswa dapat
menjelaskan fungsi
4 istana Kerajaan PG 3 C2
Banten pada aba ke
17
Siswa dapat
5 menjelaskan fungsi PG 4 C2
istana di Pelembang
Siswa dapat
mengemukakan hal-
hal yang
6 mempercepat proses PG 5 C2
penyatuan wilayah
Nusantara yang
sangat luas
Siswa dapat
mengemukakan
perkembangan
7 lembaga pendidikan PG 6 C2
yang cukup
kompleks di
Nusantara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

Siswa dapat
8 menjelaskan fungsi PG 7 C2
masjid secara luas
Siswa dapat
menganalisis ciri-ciri
9 E 2 C4
2. Akulturasi masjid kuno di
dan Indonesia
perkemban Siswa dapat
gan budaya mengemukakan
Islam makam-makam yang
10 PG 8 C2
lokasinya di daratan
dekat Masjid Agung
Demak
Siswa dapat
mengemukakan
11 makam-makam yang PG 9 C2
lokasinya di daerah
daratan tinggi
Siswa dapat
menjelaskan tradisi
12 pemakaman yang PG 10 C2
bukan berasal dari
ajaran Islam
Siswa dapat
menganalisis
13 perkembangan seni E 3 C4
ukir di zaman
madya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

Siswa dapat
mengemukakan
contoh seni ukir
14 PG 11 C2
yang berkembang
setelah zaman
madya
Siswa dapat
mengemukakan
contoh bangunan-
15 bangunan Islam PG 12 C2
yang dihiasi dengan
berbagai motif
ukiran-ukiran
Siswa dapat
16 menjelaskan PG 13 C2
pengertian hikayat
Siswa dapat
17 mengemukakan PG 14 C2
contoh babad
Siswa dapat
18 menjelaskan PG 15 C2
pengertian syair
Siswa dapat
19 menjelaskan PG 16 C2
pengertian suluk
Siswa dapat
20 menjelaskan PG 17 C2
pengertian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

permainan debus
Siswa dapat
21 menjelaskan PG 18 C2
pengertian seudati
Siswa dapat
22 menjelaskan PG 19 C2
pengertian wayang
Siswa dapat
menyebutkan nama
raja yang
23 menciptakan sistem PG 20 C1
penanggalan
(kalender) di
Nusantara
Siswa dapat
24 menjelaskan PG 21 C2
pengertian integrasi
3. Proses
Siwa dapat
Integrasi
menganalisis peran
Nusantara
perdagangan
25 antarpulau dalam E 4 C4
proses integrasi serta
nilai-nilai yang dapat
diteladani
Siswa dapat
26 mengemukakan PG 22 C2
pusat-pusat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

perdagangan di
Sumatera
Siswa dapat
mengemukakan
27 PG 23 C2
pusat-pusat
perdagangan di Jawa
Siswa dapat
menganalisis peran
bahasa Melayu
28 dalam proses E 5 C4
integrasi dan dalam
kehidupan berbangsa
dan bernegara
Siswa dapat
mengemukakan
bukti bahwa bahasa
29 PG 24 C2
Melayu dijadikan
sebagai bahasa resmi
Kerajaan Sriwijaya
Siswa dapat
menyebutkan tahun
30 PG 25 C1
VOC merebut
Malaka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA


KABUPATEN SLEMAN
SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN
Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman Telp. (0274) 513515
Email: smkn2depok@yahoo.com

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia


Kelas/Jurusan : X/Teknik Pemesinan A
Hari/Tanggal : Selasa, 3 Mei 2016
Waktu : 90 Menit

Kompetensi Dasar
3.9 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan
kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan
menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini

V. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (×)
pada huruf A, B, C, D, atau E pada lembar jawaban yang tersedia untuk
nomor 1-25

1. Berikut ini yang merupakan peran para ulama terhadap perkembangan lembaga
pendidikan dan pengajaran pada masa Kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan
Malaka adalah . . . .
F. Memberikan pengajaran-pengajaran Islam di masjid-masjid negara dan di
kalangan masyarakat
G. Memberikan pengajaran-pengajaran Islam di masjid-masjid negara dan di
kalangan para pedagang
H. Memberikan pengajaran-pengajaran Islam di masjid-masjid negara dan di
istana sultan
I. Memberikan pengajaran-pengajaran Islam di masjid-masjid negara dan di
kalangan para bangsawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

J. Memberikan pengajaran-pengajaran Islam di masjid-masjid negara dan di


kalangan anak-anak sulta

2. Berikut ini yang merupakan fungsi perpustakaan pada masa Kerajaan Malaka
adalah . . . .
F. Sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahannya dari bahasa
Arab ke bahasa Melayu
G. Sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahannya dari bahasa
Arab ke bahasa Jawa
H. Sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahannya dari bahasa
Arab ke bahasa Sunda
I. Sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahannya dari bahasa
Arab ke bahasa Aceh
J. Sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahannya dari bahasa
Arab ke bahasa Jambi

3. Berikut ini yang merupakan fungsi istana Kerajaan Banten pada abad ke 17
adalah . . . . .
A. Sebagai lembaga penerjemahan al-Qur’an dan sebagai pusat ilmu
pengetahuan di Pulau Jawa
B. Sebagai lembaga pendidikan dan sebagai pusat ilmu pengetahuan di Pulau
Jawa
C. Sebagai lembaga pembacaan al-Qur’an dan sebagai pusat ilmu pengetahuan
di Pulau Jawa
D. Sebagai tempat penyebaran agama Islam dan sebagai pusat ilmu
pengetahuan di Pulau Jawa
E. Sebagai lembaga penerjemahan bahasa Arab ke bahasa Melayu dan sebagai
pusat ilmu pengetahuan di Pulau Jawa

4. Istana merupakan pusat sastra dan ilmu agama. Pernyataan tersebut merupakan
fungsi dari istana . . . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

F. Jambi
G. Aceh
H. Riau
I. Malaka
J. Palembang

5. Perhatikan pernyataan di bawah ini!


1) Penggunaan bahasa Jawa
2) Penggunaan bahasa Aceh
3) Penggunaan aksara Arab
4) Penggunaan bahasa Melayu
Berdasarkan pernyataan di atas, yang merupakan faktor yang mempercepat
proses penyatuan Nusantara ditunjukkan oleh nomor . . . .
F. 1 dan 2
G. 1 dan 3
H. 2 dan 3
I. 3 dan 4
J. 2 dan 4

6. Berikut ini yang merupakan lembaga pendidikan yang cukup kompleks pada
masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia adalah . . . .
F. Meunasah di Aceh, surau di Minangkabau, langgar di Kalimantan, dan
pesantren di Jawa
G. Meunasah di Palembang, surau di Minangkabau, langgar di Kalimantan, dan
pesantren di Jawa
H. Meunasah di Aceh, surau di Jambi, langgar di Kalimantan, dan pesantren di
Jawa
I. Meunasah di Aceh, surau di Jambi, langgar di Sulawesi, dan pesantren di
Jawa
J. Meunasah di Riau, surau di Jambi, langgar di Kalimantan, dan pesantren di
Jawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

7. Berikut ini yang merupakan fungsi masjid secara luas adalah . . . .


F. Sebagai pusat untuk menyelenggarakan keagamaan Islam dan pusat
mempraktikan ajaran-ajaran persamaan hak dan persahabatan di kalangan
umat Islam
G. Sebagai pusat untuk menyelenggarakan pendidikan Islam dan pusat
mempraktikan ajaran-ajaran persamaan hak dan persahabatan di kalangan
umat Islam
H. Sebagai pusat untuk menyelenggarakan keagamaan Islam dan pusat
mempraktikan ajaran-ajaran yang berkaitan dengan ajaran Islam
I. Sebagai pusat untuk membaca al-Qur’an dan pusat mempraktikan ajaran-
ajaran persamaan hak dan persahabatan di kalangan umat Islam
J. Sebagai pusat untuk menyelenggarakan keagamaan Islam dan pusat
mempraktikan ajaran-ajaran persamaan kewajiban di kalangan umat Islam

8. Beberapa makam-makam raja dari kerajaan Islam ada yang lokasinya di


daratan dekat masjid agung. Berikut ini merupakan makam-makam raja yang
lokasinya di daratan dekat masjid agung adalah . . . .
F. Makam sultan-sultan Padang, makam raja-raja Mataram Islam di Kota
Gede, dan makam sultan-sultan di daerah Nanggroe Aceh
G. Makam sultan-sultan Medan, makam raja-raja Mataram Islam di Kota
Gede, dan makam sultan-sultan di daerah Nanggroe Aceh
H. Makam sultan-sultan Flores, makam raja-raja Mataram Islam di Kota Gede,
dan makam sultan-sultan di daerah Nanggroe Aceh
I. Makam sultan-sultan Demak, makam raja-raja Mataram Islam di Kota
Gede, dan makam sultan-sultan di daerah Nanggroe Aceh
J. Makam sultan-sultan Demak, makam raja-raja Mataram Islam di Kota
Gede, dan makam sultan-sultan di daerah Belitung

9. Berikut ini yang merupakan makam-makam tokoh yang lokasinya di daerah


daratan tinggi adalah . . . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

F. Makam Sultan Agung, makam Sunan Derajat, makam Sunan Kalijaga,


makam Sunan Kudus
G. Makam Sunan Bonang di Tuban, makam Sunan Derajat, makam Sunan
Kalijaga, makam Sunan Kudus
H. Makam Ratu Kalinyamat, makam Sunan Derajat, makam Sunan Kalijaga,
makam Sunan Kudus
I. Makam Sunan Abdur Rauf as Singkili, makam Sunan Derajat, makam
Sunan Kalijaga, makam Sunan Kudus
J. Makam Syekh Abdul Muhyi al Garuti, makam Sunan Derajat, makam
Sunan Kalijaga, makam Sunan Kudus

10. Perahatikan pernyataan berikut ini!


1) Dimandikan dan dikafani
2) Disholatkan dan dibacakan surat yasin
3) Jenazah dimasukkan ke dalam peti
4) Kubur batu, upacara selamatan
5) Di atas kubur diletakkan bunga-bunga
Berdasarkan pernyataan di atas, upacara pemakaman yang bukan berasal dari
ajaran Islam ditunjukkan oleh nomor . . . .
F. 1, 2 dan 3
G. 1, 2, dan 4
H. 1, 2, dan 5
I. 2, 3, dan 4
J. 3, 4, dan 5

11. Di bawah ini merupakan contoh seni ukir yang berkembang setelah zaman
madya adalah . . . .
F. Ukiran di Mimbar Masjid Gelgel, Klungkung, Wajo
G. Ukiran di Mimbar Masjid Gelgel, Klungkung, Bima
H. Ukiran di Mimbar Masjid Gelgel, Klungkung, Bali
I. Ukiran di Mimbar Masjid Gelgel, Klungkung, Sumbawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

J. Ukiran di Mimbar Masjid Gelgel, Klungkung, Lombok

12. Setelah zaman madya banyak bangunan-bangunan Islam yang dihiasi


dengan berbagai motif ukiran-ukiran. Bangunan Islam yang dihiasi dengan
berbagai motif ukiran- bangunan ukiran biasanya terdapat di . . . .
F. Pintu atau lantai keraton, masjid, dan pintu gerbang
G. Pintu atau tembok keraton, masjid, dan pintu gerbang
H. Pintu atau tiang bangunan keraton, masjid, dan pintu gerbang
I. Tangga dan pintu keraton, masjid, dan pintu gerbang
J. Tempat tamu keraton, masjid, dan pintu gerbang

13. Berikut ini yang merupakan pengertian dari hikayat adalah . . . .


F. Karya sastra yang berisi cerita sejarah ataupun dongeng
G. Karya sastra yang berisi fakta dan kepercayaan
H. Karya sastra yang berisi tentang kehidupan seseorang
I. Karya sastra yang berisi tentang pedoman hidup
J. Karya sastra yang berisi tentang hal yang tidak masuk akal

14. Berikut ini merupakan contoh dari babad adalah . . . .


F. Babad tanah Sunda, Babad cirebon, Babad Mataram, dan Babad Surakarta
G. Babad tanah Bima, Babad cirebon, Babad Mataram, dan Babad Surakarta
H. Babad tanah Sumba, Babad cirebon, Babad Mataram, dan Babad Surakarta
I. Babad tanah Lombok, Babad cirebon, Babad Mataram, dan Babad
Surakarta
J. Babad tanah Jawi, Babad cirebon, Babad Mataram, dan Babad Surakarta

15. Berikut ini yang merupakan pengertian dari syair adalah . . . .


F. Karya sastra berupa sajak-sajak yang terdiri atas satu baris setiap baitnya
G. Karya sastra berupa sajak-sajak yang terdiri atas dua baris setiap baitnya
H. Karya sastra berupa sajak-sajak yang terdiri atas tiga baris setiap baitnya
I. Karya sastra berupa sajak-sajak yang terdiri atas empat baris setiap baitnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

J. Karya sastra berupa sajak-sajak yang terdiri atas lima baris setiap baitnya

16. Berikut ini yang merupakan pengertian dari suluk adalah . . . .


F. Karya sastra yang berupa sajak-sajak dan isinya menjelaskan soal-soal
tasawufnya
G. Karya sastra yang berupa kitab-kitab dan isinya menjelaskan soal-soal
tasawufnya
H. Karya sastra yang berupa syair-syair dan isinya menjelaskan soal-soal
tasawufnya
I. Karya sastra yang berupa ayat-ayat dan isinya menjelaskan soal-soal
tasawufnya
J. Karya sastra yang berupa pengajaran dan isinya menjelaskan soal-soal
tasawufnya

17. Berikut ini yang merupakan pengertian dari permainan debus adalah . . . .
F. Tarian yang pada puncak acara para penari menusukkan benda tajam ke
tubuhnya dengan meninggalkan luka
G. Tarian yang pada puncak acara para penari menusukkan benda tajam ke
tubuhnya tanpa meninggalkan luka
H. Tarian yang pada puncak acara para penari menusukkan benda tajam ke
tubuh orang lain tanpa meninggalkan luka
I. Tarian yang pada puncak acara para penari menusukkan benda tajam ke
arah para penonton tanpa meninggalkan luka
J. Tarian yang pada puncak acara para penari menusukkan benda tajam ke
tubuh seorang raja tanpa meninggalkan luka

18. Seudati berasal dari kata syaidati yang artinya permainan orang-orang
besar, seudati juga sering disebut saman yang artinya delapan. Seudati
tersebut merupakan sebuah tarian dari . . . .
F. Riau
G. Jambi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

H. Aceh
I. Palembang
J. Medan

19. Pertunjukkan wayang sudah berkembang sejak zaman Hindu, dan pada
zaman Islam juga terus dikembangkan. Berikut ini merupakan jenis-jenis
wayang adalah . . . .
F. Wayang kulit, wayang orang, dan wayang golek
G. Wayang tarian, wayang orang, dan wayang golek
H. Wayang kulit, wayang orang, dan wayang lari
I. Wayang kulit, wayang lomba, dan wayang golek
J. Wayang tarian, wayang lomba, dan wayang golek

20. Berikut ini yang merupakan nama raja yang menciptakan sistem
penanggalan (kalender) di Nusantara adalah . . . .
F. Sultan Khairun dari Kerajaan Ternate
G. Sultan Zainal Abidin dari Kerajaan Bacan
H. Sultan Abdul Kahir dari Kerajaan Bima
I. Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa
J. Sultan Agung dari Kerajan Mataram

21. Integrasi suatu bangsa adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dengan adanya integrasi akan melahirkan satu
kekuatan bangsa yang ampuh dan segala persoalan yang timbul akan
dihadapi bersama-sama. Wujud konkret dari proses integrasi bangsa
adalah . . . .
F. Terbentuknya ideologi bangsa Indonesia
G. Bersatunya pulau-pulau yang ada di Indonesia
H. Terbentuknya pemerintahan di Indonesia
I. Negara Kesatuan Republik Indonesia
J. Terbentuknya UUD negara Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

22. Berikut ini yang merupakan daerah-daerah pusat perdagangan di Sumatera


adalah . . . .
F. Aceh, Pasai, Barus, dan Palembang
G. Riau, Pasai, Barus, dan Palembang
H. Padang, Pasai, Barus, dan Palembang
I. Aceh, Pasai, Barus, dan Medan
J. Aceh, Belitung, Barus, dan Palembang

23. Berikut ini yang merupakan daerah-daerah pusat perdagangan di Jawa


adalah . . . .
F. Banten Sunda Kelapa, Klaten, Tuban, Gresik, Surabaya dan Blambangan
G. Banten Sunda Kelapa, Jepara, Tuban, Gresik, Surabaya dan Blambangan
H. Banten Sunda Kelapa, Solo, Tuban, Gresik, Surabaya dan Blambangan
I. Banten Sunda Kelapa, Sidoarjo, Tuban, Gresik, Surabaya dan Blambangan
J. Banten Sunda Kelapa, Salatiga, Tuban, Gresik, Surabaya dan Blambangan

24. Pada masa Kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa
resmi dan bahasa ilmu pengetahuan. Hal tersebut dapat dibuktikan oleh . . .
.
F. Prasasti Kedukan Bukit tahun 683 M
G. Prasasti Talang Tuo tahun 684 M
H. Prasasti Kota Kapur tahun 685 M
I. Prasasti Karang Berahi tahun 686 M
J. A, B, C, dan D semuanya benar

25. Berikut ini yang merupakan tahun VOC merebut Malaka adalah . . . .
F. Tahun 1638
G. Tahun 1639
H. Tahun 1640
I. Tahun 1641
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

J. Tahun 1642

VI. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat dan jelas!


6. Analisislah hubungan antara Kerajaan Samudera Pasai, Malaka, dan Aceh
Darussalam!
7. Analisislah ciri-ciri masjid kuno di Indonesia?
8. Analisislah perkembangan seni ukir di zaman madya! Mengapa
perkembangan seni ukir di zaman madya mengalami kemunduran?
9. Analisislah peran perdagangan antarpulau dalam proses integrasi! Apa
nilai-nilai yang dapat diteladani dari proses integrasi melalui perdagangan
antarpulau tersebut?
10. Analisislah peran bahasa Melayu dalam proses integrasi dan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara sampai saat ini?

VII.Kunci Jawaban Pilihan Ganda


1. C 11. C 21. D
2. A 12. C 22. A
3. B 13. A 23. B
4. E 14. E 24. E
5. D 15. D 25. D
6. A 16. B
7. A 17. B
8. D 18. C
9. B 19. A
10. E 20. E

VIII. Kunci Jawaban Essay


1. Hubungan antara Kerajaan Samudera Pasai, Malaka, dengan Aceh
Darussalam sangat baik serta sangat bermakna dalam bidang budaya dan
keagamaan. Ketiganya tersohor dengan sebutan Serambi Mekkah dan
menjadi pusat pendidikan dan pengajaran Islam di Indonesia. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

mengintensifkan proses Islamisasi, para ulama telah mengarang,


menyadur, dan menerjemahkan karya-karya keilmuan Islam.
2. Ciri-ciri masjid kuno di Indonesia antara lain: Bangunan masjid-masjid
kuno di Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Atapnya berupa atap tumpang, yaitu atap yang bersusun, semakin ke
atas semakin kecil dan tingkat yang paling atas berbentuk limas.
Jumlah tumpang biasanya selalu ganjil, ada yang tiga dan ada juga
yang lima. Ada pula yang tumpangnya dua, tetapi yang ini dinamakan
tumpang satu, jadi angka ganjil juga. Atap yang demikian disebut
meru. Atap masjid biasanya masih diberi lagi sebuah
kemuncak/puncak yang dinamakan mustaka.
2) Tidak ada menara yang berfungsi sebagai tempat mengumandangkan
adzan. Berbeda dengan masjid-masjid di luar Indonesia yang
umumnya terdapat menara. Pada masjid-masjid kuno di Indonesia
untuk menandai datangnya waktu salat dilakukan dengan memukul
beduk atau kentongan. Yang istimewa dengan Masjid Kudus dan
Masjid Banten adalah menaranya yang bentuknya begitu unik. Bentuk
menara Masjid Kudus merupakan sebuah candi langgam Jawa Timur
yang telah diubah dan disesuaikan penggunaannya dengan diberi atap
tumpang. Pada Masjid Banten, menara tambahannya dibuat
menyerupai mercusuar.
3) Masjid umumnya didirikan di ibukota atau dekat istana kerajaan. Ada
juga masjid yang dipandang keramat yang dibangun di atas bukit atau
dekat makam. Masjid-masjid di zaman Wali Sanga umumnya
berdekatan dengan makam.
3. Perkembangan seni ukir zaman madya kurang berkembang bahkan
mengalami kemunduran. Hal tersebut disebabkan oleh ajaran yang
menyatakan bahwa seni ukir, patung, dan melukis makhluk hidup terutama
manusia secara nyata tidak diperbolehkan. Pada zaman madya, ajaran
tersebut ditaati di Indonesia. Akan tetapi, setelah zaman madya seni patung
berkembang seperti yang dapat kita saksikan sekarang ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

4. Peran perdagangan antarpulau dalam proses integrasi sangat bermakna,


karena dengan terjadinya perdagangan antarpulau di Kepulauan Indonesia
sudah barang tentu terjadi hubungan di antara para pedagang. Hubungan
yang terjadi di antara para pedagang tersebut saling mempengaruhi satu
dengan lainnya terutama di bidang sosial, budaya, ekonomi sehingga
semakin hari semakin mempercepat perkembangan proses integrasi.
Misalnya, para pedagang dari Jawa berdagang ke Palembang, atau para
pedagang dari Sumatera berdagang ke Jepara. Hal ini menyebabkan terjadi
proses integrasi antara Sumatera dan Jawa. Nilai-nilai yang dapat
diteladani yaitu kerja sama, saling menghargai, keterbukaan, dan
sebagainya.
5. Peran bahasa Melayu dalam proses integrasi sangat bermakna karena
bahasa Melayu telah berhasil mempersatukan daerah-daerah yang ada di
Kepulauan Indonesia. Peran bahasa melayu dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara sampai saat ini adalah bahasa melayu telah menjadi bahasa
nasional dan bahasa resmi negara yaitu bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

Data Minat Pra Penelitian

Nama Jum
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Skor
Siswa lah
1 ABW 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 5 154 77
2 ASPP 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 1 5 2 5 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 158 79
3 AIZ 4 5 4 4 4 5 3 2 4 4 2 4 4 2 3 3 4 4 4 2 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 4 140 70
4 AAP 4 5 3 4 4 2 4 4 3 3 3 3 5 4 4 3 4 4 1 3 4 4 3 4 1 4 4 3 4 4 4 3 5 4 2 4 4 4 4 4 143 71,5
5 AM 4 4 2 3 5 5 1 1 1 1 4 5 5 4 5 3 5 1 3 4 4 4 4 4 1 3 4 4 3 3 4 3 5 3 1 4 4 4 4 4 136 68
6 APS 5 5 3 5 4 5 4 5 5 4 4 3 5 4 4 3 5 2 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 4 155 77,5
7 AP 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 2 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 131 65,5
8 AR 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 5 4 3 5 4 4 2 3 5 3 3 4 4 5 3 3 2 4 4 4 4 4 142 71
9 AADS 4 5 2 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 4 4 3 4 5 3 3 4 3 3 5 3 2 3 4 3 4 4 139 69,5
10 AW 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 5 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 132 66
11 AA 1 3 4 2 5 5 2 3 3 4 4 4 3 4 2 2 4 2 3 4 5 4 2 4 1 5 5 4 4 4 3 5 1 2 3 2 4 1 4 4 131 65,5
12 BAA 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 155 77,5
13 DP 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 151 75,5
14 DZ 4 4 3 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 150 75
15 DIH 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 152 76
16 DK 4 5 1 5 4 3 1 1 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 3 4 4 5 2 3 4 4 1 4 3 4 4 3 132 66
17 DR 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 5 4 4 3 2 4 2 3 3 3 3 4 3 5 3 4 2 2 3 3 3 4 134 67
18 DHCN 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 5 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 148 74
19 DAA 4 5 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 2 4 3 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 150 75
20 DK 4 5 3 4 4 4 3 1 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 3 141 70,5
21 DJNA 4 4 2 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 4 1 2 2 4 4 1 2 2 2 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 117 58,5
22 ENA 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 2 2 2 4 142 71
23 ES 4 5 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 146 73
24 FM 4 5 3 4 4 2 4 4 2 4 4 2 2 4 2 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 2 2 4 4 2 4 4 4 2 2 122 61
25 FYKK 2 5 4 5 1 4 3 2 2 5 4 4 4 4 2 2 2 3 3 4 2 4 3 4 1 4 4 2 4 4 4 4 2 4 1 4 3 2 4 4 129 64,5
26 FF 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 3 2 4 3 5 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 148 74
27 FS 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 152 76
28 GSP 5 5 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 3 4 3 4 3 3 3 4 5 4 5 4 149 74,5
29 HRD 4 5 3 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 5 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 4 4 141 70,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

Data Minat Siklus I


Nama Jumla
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Nilai
Siswa h

1 ABW 4 5 4 5 4 5 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 163 81,5


2 ASPP 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 165 82,5
3 AIZ 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 153 76,5
4 AAP 4 3 4 3 3 3 4 5 3 4 3 3 5 3 1 3 4 4 5 4 4 3 3 4 1 4 5 4 4 4 3 3 2 4 1 3 4 4 4 4 139 69,5
5 AM 4 4 1 3 4 5 1 1 1 3 4 5 5 3 5 3 4 1 3 3 5 5 4 4 1 3 5 3 2 3 3 5 4 3 1 4 5 4 5 4 136 68
6 APS 5 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 165 82,5
7 AP 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 5 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 144 72
8 AR 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 5 4 4 3 4 4 3 3 5 3 3 3 4 5 3 3 2 4 4 4 3 3 143 71,5
9 AADS 4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 5 3 5 4 3 5 3 3 2 3 4 4 3 4 142 71
10 AW 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 119 59,5
11 AA 1 4 3 3 2 4 3 4 3 1 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 145 72,5
12 BAA 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 5 3 5 5 3 5 5 3 4 5 5 3 5 5 4 4 4 4 4 5 3 3 5 5 5 3 5 165 82,5
13 DP 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 156 78
14 DZ 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 154 77
15 DIH 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 147 73,5
16 DK 3 4 3 4 4 3 1 2 1 3 2 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 1 4 5 3 2 4 3 4 2 2 5 4 3 4 4 4 135 67,5
17 DR 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 5 4 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 3 3 5 3 3 5 3 3 2 4 2 3 4 4 4 4 143 71,5
18 DHCN 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 3 4 4 3 4 5 5 4 4 161 80,5
19 DAA 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 169 84,5
20 DK 2 3 3 2 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 4 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 4 107 53,5
21 DJNA 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 1 3 3 3 4 3 3 4 2 1 2 3 4 2 2 5 3 2 3 3 1 4 3 2 3 3 3 3 3 116 58
22 ENA 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 155 77,5
23 ES 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 5 3 4 4 4 4 5 3 3 3 4 3 3 4 2 2 4 4 4 5 143 71,5
24 FM 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 2 2 4 2 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 2 2 4 4 2 4 4 4 2 2 120 60
25 FYKK 3 4 4 4 2 3 1 3 2 4 3 3 5 3 1 3 4 4 5 4 4 3 3 4 1 4 5 4 4 4 3 3 2 4 1 3 4 4 4 4 133 66,5
26 FF 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 4 5 3 3 3 3 4 2 2 2 4 5 4 4 3 142 71
27 FS 5 4 4 4 5 5 4 4 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 165 82,5
28 GSP 5 5 3 4 5 5 3 4 4 5 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 3 5 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 157 78,5
29 HRD 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 5 3 4 4 3 3 4 4 3 4 5 3 4 4 3 5 3 3 2 3 4 4 4 4 143 71,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

Data Minat Siklus II


Nama
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Jumlah Nilai
Siswa

1 ABW 4 4 3 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 3 3 5 4 4 5 4 171 85,5


2 ASPP 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 5 160 80
3 AIZ 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 148 74
4 AAP 4 4 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 112 56
5 AM 5 4 3 3 5 5 3 4 3 3 4 4 5 4 5 4 5 3 3 3 5 5 4 4 1 3 5 4 3 2 4 5 4 3 1 4 5 4 5 4 153 76,5
6 APS 5 5 3 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 164 82
7 AP 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 150 75
8 AR 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 5 3 3 4 4 5 2 3 3 4 4 3 3 3 143 71,5
9 AADS 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4 5 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 129 64,5
10 AW 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 5 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 133 66,5
11 AA 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 148 74
12 BAA 4 5 3 4 3 4 4 3 5 4 4 4 3 5 3 5 5 4 5 5 3 4 4 4 3 5 5 4 4 5 4 5 5 4 3 5 4 5 4 5 167 83,5
13 DP 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 153 76,5
14 DZ 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 5 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 148 74
15 DIH 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 144 72
16 DK 3 4 2 4 2 1 2 3 2 3 2 4 4 3 2 4 3 2 2 3 1 3 3 3 1 4 5 3 2 3 2 3 2 4 2 2 3 4 3 2 110 55
17 DR 3 3 4 3 2 3 2 4 2 3 3 4 4 3 3 4 4 2 3 5 5 3 3 2 2 3 5 3 2 4 4 4 3 4 3 2 3 5 4 5 133 66,5
18 DHCN 4 5 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 155 77,5
19 DAA 4 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 161 80,5
20 DK 4 5 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 5 4 5 149 74,5
21 DJNA 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 2 4 4 2 4 4 121 60,5
22 ENA 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 155 77,5
23 ES 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 5 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 4 145 72,5
24 FM 5 5 5 5 1 1 5 5 1 5 4 2 2 4 2 4 2 2 4 4 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 2 2 4 4 2 4 4 4 2 2 120 60
25 FYKK 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 139 69,5
26 FF 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 5 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 135 67,5
27 FS 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 158 79
28 GSP 5 5 3 3 5 5 3 4 3 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 3 5 3 3 5 3 3 3 4 3 4 5 4 5 3 160 80
29 HRD 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 3 3 4 3 3 2 4 5 3 3 3 133 66,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

Data Prestasi Pra Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

Data Prestasi Siklus I


Pilihan Ganda Uraian
Nama Jumlah Jumlah
No Jumlah
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5 Total PG + E
Total
1 ABW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 4 4 4 4 4 20 82
2 ASPP 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 21 4 3 4 3 4 18 78
3 AIZ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 20 4 4 4 4 4 20 76
4 AAP 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 20 4 4 3 4 3 18 76
5 AM 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 18 4 5 4 5 5 23 80
6 APS 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 18 4 4 3 4 4 19 76
7 AP 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 18 4 3 4 4 4 19 76
8 AR 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 18 4 3 4 4 4 19 76
9 AADS 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 4 4 5 4 4 21 82
10 AW 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 20 4 4 4 3 3 18 74
11 AA 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 3 4 3 4 3 17 72
12 BAA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 20 3 3 3 3 3 15 70
13 DP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 23 4 4 4 4 3 19 76
14 DZ 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 14 4 3 4 3 4 18 64
15 DIH 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 15 3 4 4 3 4 18 66
16 DK 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 22 4 4 4 4 4 20 80
17 DR 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 20 4 4 4 4 4 20 78
18 DHCN 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 21 4 4 4 4 4 20 80
19 DAA 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 5 4 4 4 4 21 78
20 DK 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18 3 3 3 3 2 14 64
21 DJNA 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 3 4 4 4 4 19 82
22 ENA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 20 4 4 3 4 3 18 78
23 ES 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 21 3 4 4 4 3 18 80
24 FM 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 19 4 4 4 4 4 20 76
25 FYKK 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 21 3 4 4 4 4 19 78
26 FF 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 19 4 3 3 3 4 17 72
27 FS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 20 4 4 4 4 5 21 80
28 GSP 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 18 3 4 3 4 4 18 72
29 HRD 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 20 4 3 3 3 4 17 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

Data Prestasi Siklus II


Pilihan Ganda Uraian
Nama Jumlah Jumlah
No Jumlah
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5 Total PG + E
Total
1 ABW 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 23 5 5 5 5 4 24 94
2 ASPP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 4 4 5 4 5 22 92
3 AIZ 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 20 4 4 4 4 3 19 78
4 AAP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 4 3 4 4 4 19 86
5 AM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23 5 5 5 4 5 24 94
6 APS 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 19 4 4 3 4 3 18 74
7 AP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 23 4 4 4 4 4 20 86
8 AR 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 19 4 4 3 5 4 20 78
9 AADS 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 4 4 4 4 4 20 84
10 AW 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19 4 4 4 4 4 20 78
11 AA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 3 4 5 4 4 20 88
12 BAA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 23 3 4 3 3 4 17 80
13 DP 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 23 4 4 4 4 5 21 88
14 DZ 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 17 4 4 3 3 4 18 70
15 DIH 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 23 4 4 4 5 4 21 88
16 DK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23 4 4 4 4 4 20 86
17 DR 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 19 4 5 4 4 4 21 80
18 DHCN 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 4 3 3 4 4 18 82
19 DAA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 4 4 4 4 4 20 86
20 DK 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 18 3 4 4 3 4 18 72
21 DJNA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 4 4 4 4 4 20 88
22 ENA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 4 3 4 4 4 19 86
23 ES 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 19 3 4 4 4 4 19 76
24 FM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 4 4 4 4 4 20 88
25 FYKK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 3 4 4 5 4 20 90
26 FF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 3 3 4 4 3 17 80
27 FS 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 19 3 4 5 4 5 21 80
28 GSP 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 19 3 3 4 4 3 17 72
29 HRD 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 4 3 4 3 3 17 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

Presensi Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

Anda mungkin juga menyukai