Anda di halaman 1dari 7

Tinjauan Pustaka Majalah Kesehatan PharmaMedika, 2009 Vol.1, No.

2 61

Dinamika Mitokondria Pada Penyakit Neurodegenerasi


(Alzheimer, Huntington dan Parkinson)

*T. Susmiarsih

Abstrak

* Bagian Anatomi Fakultas Mitokondria merupakan organel sel yang berperan penting terhadap fungsi neuronal. Organel
Kedokteran Universitas sel ini berfungsi menghasilkan energi dalam bentuk ATP, menciptakan homeostatis dan
2+
YARSI sinyal Ca , yang sangat diperlukan dalam proses transmisi sinapsis, plastisitas dan
ketahanan sel. Dinamika fungsi mitokondria tersebut, sangat tergantung pada keseimbangan
Correspondence proses fusi dan fisi yang melibatkan faktor-faktor lingkungan dan pengontrolan genetik dari
T. Susmiarsih, Ssi.,
gen inti dan mitokondria. Dasar molekular yang melandasi penurunan dinamika mitokondria
M.Biomed.
Bagian Anatomi Fakultas masih sedikit dimengerti, namun hasil studi yang dilakukan akhir-akhir ini mengindikasikan
Kedokteran Universitas bahwa disregulasi mitokondria memainkan peranan penting dalam patogenesis beberapa
YARSI, penyakit neurodegenerasi seperti penyakit Alzeimer, huntington dan Parkinson. Hasil studi
Jln Letjen Suprapto tersebut didasari bahwa pada sel yang sehat, keseimbangan dinamika proses fusi dan fisi
Cempaka Putih Jakarta sangat diperlukan pada fungsi normal mitokondria dan seluler. Artikel ini akan membahas
10510. dinamika mitokondria pada beberapa penyakit neurodegenerasi. Diharapkan pengetahuan
Telp. 021-4244574 dasar ini dapat menjadi suatu paradigma dalam intervensi terapeutik penyakit
neurodegenerasi.

Kata kunci : mitokondria, fusi, fisi, penyakit neurodegenerasi

Pendahuluan pelepasan neurotransmiter. Fungsi neuron sangat


Mitokondria sebagai power house dalam sel tergantung dari suplai energi ATP yang dihasilkan
yang menyediakan energi untuk fungsi motorik, oleh mitokondria, sehingga dapat dipahami neuron
transpor dan biosintesis. Gangguan proses konversi sangat sensitif terhadap disfungsi mitokondria
energi pada organel ini telah diketahui membawa karena proses yang terjadi pada dendrit, akson dan
dampak patobiologi pada beberapa penyakit segmen sinapsis neuron membutuhkan energi ATP
poligenik. Banyak penelitian telah dilakukan untuk dengan jumlah yang beragam (Kann dan Kovacs,
mempelajari peran mitokondria pada berbagai 2007).
penyakit antara lain disfungsi mitokondria pada Dasar molekular yang melandasi penurunan
jaringan somatik yang dapat menyebabkan dinamika mitokondria masih sedikit dimengerti,
beberapa gangguan, terutama yang terkait dengan namun hasil studi yang dilakukan akhir-akhir ini
energi respirasi seperti pada otak, jantung, otot mengindikasikan bahwa disregulasi mitokondria
skelet dan jaringan somatik lainnya. memainkan peranan penting dalam patogenesis
Mitokondria merupakan organel dalam sel yang beberapa penyakit neurodegenerasi seperti penyakit
tidak hanya menghasilkan energi dalam bentuk ATP, Parkinson, Alzheimer dan lain-lain. Hasil studi
tetapi juga menciptakan homeostatis dan sinyal tersebut didasari bahwa pada sel yang sehat,
2+
Ca , yang sangat diperlukan dalam proses keseimbangan dinamika proses fusi dan fisi sangat
transmisi sinapsis, plastisitas dan ketahanan sel (Lu, diperlukan pada fungsi normal mitokondria dan
2009). Nielsen dan Brinton (2004) mengatakan seluler (Frank, 2006). Artikel ini akan membahas
bahwa viabilitas dan proteksi neuron terhadap dinamika mitokondria pada beberapa penyakit
penyakit neurodegeneratif tergantung dari neurodegenerasi. Diharapkan pengetahuan dasar ini
kemampuan dinamis mitokondria neuron dalam dapat menjadi suatu paradigma dalam intervensi
mereduksi stress oksidatif, metabolisme energi dan terapeutik penyakit neurodegenerasi.
2+.
homeostatis ion Ca Dinamika fungsi mitokondria
tersebut, sangat ditentukan oleh keseimbangan Struktur dan Dinamika Fungsi Mitokondria di
proses fusi dan fisi yang melibatkan faktor-faktor Neuron
lingkungan dan pengontrolan genetik dari gen inti Mitokondria adalah organela yang terletak di
dan mitokondria (Frank, 2006; Lu, 2009). karena dalam sitoplasma sel eukariota. Dinamika fungsi
proses yang terjadi pada dendrit, akson dan segmen mitokondria yang terbesar dalam neuron adalah
sinapsis neuron membutuhkan energi ATP dengan menghasilkan energi dalam bentuk ATP,
jumlah yang beragam (Kann dan Kovacs, 2007). metabolisme radikal bebas dan homeostatis ion
2+
Ditambahkan oleh Berman et al., (2008) Ca , yang sangat diperlukan dalam proses
dinamika mitokondria yang solid pada sel neuron pelepasan transmiter, neuroplastisitas dan
sangat dibutuhkan karena sel neuron sangat ketahanan sel (Lu, 2009, Mattson et al., 2008).
membutuhkan perangkat elektrikal dari komplek Struktur organela mitokondria berupa kantung
enzim respirasi untuk fungsi sinapsis seperti yang selaputi oleh dua membran yaitu membran luar
62 Majalah Kesehatan PharmaMedika, 2009 Vol.1, No.2 Tinjauan Pustaka

dan membran dalam, selain itu memiliki dua Membran dalam memiliki struktur melekuk,
kompartemen yaitu matriks mitokondria (yang melipat ke bagian matriks mitokondria, yang dikenal
diselimuti langsung oleh membran dalam) dan ruang sebagai krista. Struktur melekuk ini sangat
antar membran (Gambar 1). Membran luar membantu dalam meningkatkan luas permukaan
mengandung sejumlah protein transpor (yang membran dalam sehingga meningkatkan
disebut porin) dan enzim-enzim yang terlibat dalam kemampuannya menghasilkan ATP. Struktur yang
biosintesis lipid dan metabolisme mitokondria. Porin melekuk ini juga membantu mempercepat komponen
ini membentuk saluran berukuran relatif besar pada matriks mencapai membran dalam. Membran dalam
lapisan bilayer membran luar yang memungkinkan dan matriks mitokondria terkait erat dengan aktivitas
lolosnya ion atau molekul kecil berukuran 5 kDa atau utama mitokondria yaitu terlibat dalam pembentukan
kurang. Ion atau molekul tersebut bebas memasuki energi, oksidasi asam lemak dan siklus Krebs.
ruang antar membran namun sebagian besar tidak Matriks mitokondria mengandung protein (sekitar
dapat melewati membran dalam yang bersifat 67% dari seluruh protein mitokondria), enzim, DNA
impermeabel (Lodish et al., 2000; Artika, 2003). mitokondria dan ribosom (Lodish et al., 2000; Artika,
2003).

Membran dalam
Membran luar

krista

matriks

Ruang antar membran

A B
Gambar 1. Diagram struktur tiga dimensi (A) dan struktur elektron (B) mitokondra. Mitokondria diselaputi oleh
dua membran yaitu membran luar dan membran dalam. Membran dalam membentuk struktur yang
melipat ke dalam disebut kriata. Mitokondria memiliki dua kompartemen yaitu matriks dan ruang antar
membran. Membran luar dapat dilalui ion atau molekul kecil, sedangkan membran dalam bersifat
impermeabel. Pada membran dalam terdapat kompleks protein rantai respirasi, ATP sintase dan
transporter membran. Ruang matriks mengandung enzim, ribosom, DNA mitokondria (Lodish et al.,
2000).

Mitokondria berperan sebagai mesin transpor elektron. Elektron dari kompleks I dan II (berasal dari
elektron (ETC, electron transport chain) yang reaksi oksidasi NADH oleh kompleks I dan oksidasi
diorganisir oleh membran bagian dalam mitokondria. suksinat oleh kompleks II) ditransfer ke ubikuinon
Rantai transpor elektron melibatkan perpindahan (koenzim Q, CoQ), kemudian ditransfer lagi ke
elektron dari senyawa NADH (nicotinamide adenine kompleks III tereduksi. Elektron dari kompleks III
dinucleotide tereduksi oleh hidrogen) dan suksinat, ditransfer ke sitokrom c (Cyt C), kemudian sitokrom c
keduanya merupakan substrat yang akan ini dioksidasi kompleks IV. Elektron yang dihasilkan
melepaskan elektronnya untuk reaksi transduksi kompleks IV digunakan untuk mengubah O2 menjadi
energi ke molekul oksigen sebagai aseptor elektron H2O. Transfer elektron antara kompleks I,III dan IV
dan membentuk H2O. disertai transpor proton dari matriks ke ruang antar
Rantai transpor elektron terdiri atas lima membran dengan menggunakan energi bebas yang
kompleks enzim rantai respirasi yang bertanggung dilepaskan oleh masing-masing kompleks.
jawab dalam memproduksi ATP yaitu: kompleks I Pemindahan proton ini mengakibatkan akumulasi
(NADH ubikuinon oksidoreduktase), kompleks II proton pada ruang antar membran sehingga
(suksinat ubikuinon oksidoreduktase), kompleks III menimbulkan suatu gradien potensial proton.
(ubikuinon ferositokrom c oksidoreduktase), Keadaan ini dimanfaatkan oleh kompleks V untuk
kompleks IV (ferositokrom c oksidase) dan kompleks mensintesis ATP dari ADP dan Pi dengan
V (ATP sintase) (Gambar 2). Secara bersama-sama menggunakan energi yang dilepaskan saat proton
kelima kompleks tersebut membentuk rantai transpor berpindah dari ruang antar membran ke matriks
Tinjauan Pustaka Majalah Kesehatan PharmaMedika, 2009 Vol.1, No.2 63

(Cooper, 1997; Lehtonen, 2002; Beal, 2003; Kidd, protein dan DNA (Beal, 2003). Pada neuron,
-
2005). Selain melewati komplek enzim respirasi, terbentuknya superoksida O2 dan H2O2 dapat
transpor proton juga dapat melewati uncoupling mempengaruhi neuroplastisitas sinapsis dalam
protein (UCP) yang berada pada membran dalam fungsi neuron (Kishida dan Klann, 2007).
mitokondria. Fungsi UCP mitokondria ini mengurangi Terbentuknya radikal ROS (Reactive Oxygen
potensial membran, berakibat berkurangnya Species) ini berimplikasi terhadap patogenesis
-
pembentukan O2 dan ATP (Mattson et al., 2008). penyakit neurodegeneratif (Rego dan Oliveira,2003).
Radikal bebas superoksida O2- yang dihasilkan Kemampuan mitokondria dalam menggerakkan
oleh komplek I dan III selama respirasi dapat diubah ion Ca2+ dari sitoplasma dan mengakumulasikannya
menjadi peroxida hidrogen (H2O2) oleh kofaktor dan kedalam matriks tergantung dari fungsi transpoter
enzim manganese superoxida dismutase (MnSOD) dan saluran yang dibentuk mitokondria. Membran
2+
(Gambar 3). Kofaktor yang bertanggung jawab luar mitokondria relatif permeabel terhadap Ca
2+
terhadap modulasi energi dan radikal bebas adalah dan membran dalam mengatur transportasi Ca
2+
CoQ (komplek I) dan Cyt C (komplek III). H2O2 melalui uniporter (yang bertugas mentransfer Ca
+
mempunyai kemampuan difus keluar kompartemen dari sitoplasma masuk ke matrik) dan antiporter Na /
+ 2+ 2+
mitokondria masuk ke sitoplasma sel akibat interaksi dan H / Ca (yang menggerakkan Ca keluar
membran mitokondria dengan protein mitokondria). Peningkatan gradien konsentrasi Ca2+,
+ + 2+
sitoplasmik,kemudian H2O2 dengan bantuan H dan Na mempengaruhi fluktuasi ion Ca
glutathione peroksidase dan katalase diubah melintasi membran dalam. Interaksi antara
2+
menjadi air. H2O2 dapat berinteraksi dengan ion Fe mitokondria dan endoplasmic reticulum (ER)
2+ 2+
atau Cu menghasilkan radikal hidroksil (OH) yang mempercepat pelepasan Ca dari ER dengan
sangat reaktif. Radikal ini dapat menginduksi melalui aktivasi reseptor inositol triphosphate (IP3)
peroksidasi membran lipida dan dapat mengoksidasi dan ryanodine (Mattson et al., 2008).

Gambar 2. Fosforilasi oksidatif pada membran dalam mitokondria. Perpindahan elektron dari senyawa NADH
(komplek I) dan suksinat (komplek II) ke CoQ, kemudian ditransfer lagi ke kompleks III dan
tereduksi. Elektron dari kompleks III ditransfer ke sitokrom c dan dibawa ke komplek IV untuk
mengubah O2 menjadi H2O. Transfer elektron disertai transpor proton dari matrik ke ruang
membran dalam mitokondria (inner membrane space, IMS). Transpor proton menyebabkan
gradien potensial yang menimbulkan energi, yang dipakai kompleks V (CV) untuk membentuk ATP
(Cooper, 1997)
64 Majalah Kesehatan PharmaMedika, 2009 Vol.1, No.1 Tinjauan Pustaka

Gambar 3. Protein-protein yang terlibat pada bioenergetika mitokondria, metabolisme radikal bebas dan
2+
pengaturan Ca . Ada lima protein yang terlibat pada bioenergetika mitokondria (komplek I, II, III,
IV dan V). MnSOD, adalah protein yang terlibat dalam metabolisme radikal bebas. Uniporter,
2+
antiporter, VDAC-PTP merupakan protein mitokondria yang terlibat dalam pengaturan ion Ca
(Mattson et al., 2008).

A B
Gambar 4. Peran mitokondria pada perkembangan dan plastisitas sinapsis. A. Peran mitokondria pada
axogenesis. Pemberian etidium bromida pada neuron Mito- menyebabkan rusaknya mtDNA (Mito-)
yang berdampak disfungsi mitokondria. Neuron kontrol mempunyai akson dan dendrit lebih
panjang dibanding neuron Mito- dengan proses axogenesis yang pendek. B. Keterlibatan
2+
mitokondria pada plastisitas sinapsis. Aktivasi input 1 akibat masuknya Ca ke dalam dendrit
menginduksi mitokondria ke basal spina. Pada sinap yang tidak teraktivasi (input 2) mitokondria
tidak direkrut ke basal spina. Pergerakan mitokondria pada sinap aktif berkonstribusi terhadap
2+
plastisitas dengan cara meningkatkan persediaan ATP dan menjaga homeostatis ion Ca
(Mattson et al., 2008).

Berman et al., (2008) mengatakan bahwa sinyal sitoplasma juga melibatkan protein transmembran
neuron sangat tergantung pada pergerakan dinamis voltage-dependent anion channel – permeability
2+ + + 2+
dari ion Ca , H dan Na yang melintasi protein transtition pores (VDAC-PTP). Homeostatis ion Ca
membran dalam mitokondria melalui saluran KATP dan suplai ATP dari mitokondria sangat diperlukan
+
(K -ATP sensitive potassium channels), uniporter untuk neuroplastisitas (Gambar 4).
2+
dan antiporter. Pelepasan Ca ke dalam/luar
Tinjauan Pustaka Majalah Kesehatan PharmaMedika, 2009 Vol.1, No.1 65

Dinamika Mitokondria Tergantung dari Proses


Fusi dan Fisi
Fusi dan fisi mitokondria berperan penting
terutama dalam integrasi mitokondria, tersedianya
perangkat rantai respirasi elektron, proteksi dan
segregasi mtDNA (Okamoto dan Shaw, 2005;
Westerman, 2002). Dinamika fungsi mitokondria
sangat tergantung dari proses fusi dan fisi karena
kedua proses tersebut akan menentukan morfologi
dan susunan molekul dari membran dan matrik
mitokondria. Perubahan morfologi mitokondria terjadi
akibat perubahan keseimbangan antara fusi dan fisi.
Gangguan fusi dan fisi menyebabkan perubahan
distribusi komponen, ukuran dan jumlah mitokondria. Gambar 5. Fusi mitokondria. Fusi melibatkan
Fisi mitokondria sangat diperlukan dalam fungsi OPA1/Mgm1 dan Mfn. Mitofusin 1 dan 2
sinap neuron (Berman et al., 2008). Seperti (domain GTP-ase) mempunyai bentuk yang
diketahui, membran luar dan dalam mengandung homo dan heterodimer yang penting untuk
banyak protein yang diperlukan untuk kepentingan inisasi fusi membran luar mitokondria. OPA1
bioenergitika dan homeostatis ion Ca2+. Struktur memediasi fusi membran dalam mitokondria
mitokondria merupakan bagian yang sangat dinamis (Frank, 2006)
dalam neuron, aktivitas dan perilaku neuron sangat
tergantung dari fungsi dinamik mitokondria (Kann
dan Kovacs, 2006).
Proses fusi dan fisi mitokondria yang terkait
dengan disfungsi mitokondria belum banyak
diketahui. Kedua proses ini melibatkan remodeling
membran luar dan dalam serta molekul-molekul
yang terlibat dalam masing-masing proses.
Mekanisme dimulai dengan replikasi mtDNA dan
pembentukan protein yang disandi DNA. Komponen
yang terlibat dalam mesin fusi dan fisi pertama kali
dipelajari pada ragi, S. cerevisiae.
Protein yang pertama kali diketahui berperan
terhadap distribusi dan morfologi mitokondria adalah
Mdm (mitochondrial distribution and maintenance),
kemudian ditemukan lagi protein golongan dinamin Gambar 6. Fisi mitokondria. Fisi tergantung ekspresi
yaitu Dnm (dynamin) yang homolog dengan protein integral membran luar mitokondria
Fsi1 dan Drp1. Fsi1 berperan merekrut
mitokondria mamalia Drp, (dynamin related protein)
Drp1, yang kemudian menempati situs
(Karbowski dan Youle, 2003). retriksi membran (Frank, 2006)
Fusi membran luar mitokondria dikontrol oleh
mitofusin (Mfn), yang homolog dengan Fzo-GTP terdiri atas domain GTP-ase, protein ini berada di
pada ragi. Pada mamalia ada 2 mitofusin yaitu Mfn1 dalam sitoplasma. Fis1 terdapat pada membran
dan Mfn2. Mitofusin bekerja memediasi interaksi mitokondria luar, protein yang tersusun terpilin anti
protein dalam proses fusi dengan cara mengkait paralel (4 protein terpilin di pusat dengan 2 pilin
domain. Mfn1 dan Mfn2 membentuk struktur mengarah kesisi sitosol) (Mattson et al., 2008).
homooligomerik dan heterooligomerik. Bentuk tipikal Fsi1 diperlukan sebagai protein adaptor untuk
ini membantu menfasilitasi membran luar dari kedua merekrut Drp1 dari sitosol ke arah situs fisi
mitokondria berfusi (Koshiba et al., 2004 dan Frank, mitokondria, proses ini memerlukan energi yang
2006). Proses fusi juga membutuhkan dinamin GTP- dihasilkan oleh hidrolisis GTP dalam mitokondria.
ase lainnya yaitu OPA1 (optic athropy, homolog Namun Drp1 dapat direkrut tanpa melibatkan Fsi1
dengan Mgm pada ragi) yang memediasi fusi krista dengan cara konstriksi membran luar. Drp1
membran dalam. digunakan untuk mendiskretasi membran
Fisi mitokondria dimediasi oleh dua protein yaitu
mitokondria dalam proses fisi (Karbowski et al.,
Drp 1 (dynamin related protein 1) dan Fis1
2003).
(gambar 6). Drp1 merupakan guanosin trifosfat yang
66 Majalah Kesehatan PharmaMedika, 2009 Vol.1, No.1 Tinjauan Pustaka

Disfungsi Mitokondria Pada Beberapa Penyakit Orr et al., 2008). Disfungsi mitokondria yang telah
Neurodegeneratif diidentifikasi pada otak penderita Huntington antara
lain : struktur mitokondria yang abnormal di kortek
Disfungsi mitokondria memegang peran penting dan gangguan komplek II dan III di ganglia (Gardian
terhadap patogenesis penyakit degeneratif. Dasar dan Vecsei, 2004).
molekular yang melandasi penurunan fungsi Pendekatan secara biologi molekular yang pernah
mitokondria sampai saat ini belum sepenuhnya dilakukan pada mencit mutan huntingtin dengan
dimengerti, tetapi percobaan eksperimental yang mengembangkan small interfering RNAs (siRNA)
pernah dilakukan menunjukan dinamika fungsi yang secara selektif menekan ekspresi gen (DiFiglia
mitokondria memerlukan koordinasi dan komunikasi et al., 2007).
antara mitokondria dan genom inti (Lu, 2009).
Penyakit yang dihubungkan dengan disfungsi c. Penyakit Parkinson
mitokondria dapat digolongkan menjadi 2 kategori Dinamika mitokondria pada patogenesis
yaitu: (1) penyakit mitokondria klasik, disebabkan penyakit Parkinson dikaitkan dengan beberapa
mutasi mtDNA atau gen inti, yang langsung kondisi antara lain : (1) penurunan aktivitas komplek
berpengaruh terhadap ekspresi gen mitokondria dan I hampir 30-40%, yang berdampak pada defisitnya
fungsi OXPHOS; (2) penyakit disfungsi mitokondria ATP, (2) peningkatan kerusakan mtDNA oleh
yang disebabkan mutasi gen inti yang terutama oksidatif akibat mutasi PINK1, Parkin/PARK1 dan
mengganggu fungsi non respirasi (Lu, 2009). Mutasi DJ-1, protein tersebut berperan melindungi
yang terjadi pada gen inti yang bertanggung jawab mitokondria dari kerusakan oksidatif, (3) mutasi
terhadap dinamika fungsi, fusi dan fisi mitokondria LRRK2 yang peranannya dalam patogenesis belum
berperan dalam patogenesis beberapa penyakit jelas diketahui, namun diduga terkait dengan
neurodegenerasi. degenerasi neuron dopaminergik (Li dan Beal,
2005).
a. Penyakit Alzheimer Penurunan aktivitas komplek protein I
Patogenesis degenerasi neuron pada penyakit disebabkan oleh kegagalan pembentukan sub unit
Alzheimer disebabkan gangguan metabolisme protein (Mattson et al., 2008). Penurunan aktivitas
energi, gangguan homeostatis Ca2+, stress oksidatif komplek I dapat menurunkan kapasitas respirasi
dan akumulasi amyloid β peptida (Aβ) (Mattson et mitokondria dan kemampuan antioksidan (Palacino
al. 2008). et al., 2004). Penurunan aktivitas komplek I
Dari beberapa studi mengindikasikan bahwa disebabkan oleh akumulasi oksidatif dan toksin.
pada penderita Alzheimer, ditemukan adanya Studi epidemiolgi membuktikan toksin rotenone dan
gangguan pada ke 5 komplek protein pada beberapa 1-metil-4-phenil-1,2,3,6-tetrahidropiridin (MPTP)
zona otak. Gangguan berupa penurunan aktivitas menghambat aktivitas komplek I dan menyebabkan
komplek protein IV adalah yang paling sering degenerasi neuron dopaminergik (Mattson et al.,
dilaporkan pada daerah frontal, perifer, parietal dan 2008).
kortek osipital. Penurunan aktivitas enzim komplek I Mutasi α synuclein (gen PARK1) dan defisitnya
dan III terjadi pada daerah temporal dan komplek V Parkin menyebabkan disfungsi, kerusakan mtDNA
terbukti aktivitasnya menurun di hipocampus (Kim et dan degenerasi neuron (Martin, 2006 dan Stichel et
al., 2000). al. 2007). Fungsi DJ-1 dalam menurunkan stress
Amyloid β peptida (Aβ) dapat mempromosikan oksdatif dengan cara penghambatan aktivitas
tejadinya disfungsi mitokondria neuron pada peroksidase (Andres-Mateos et al,. 2007).
penderita Alzheimer dengan cara meningkatkan PINK1, merupakan suatu serin/threonin kinase
produksi ROS (O2-), menurunkan produksi ATP, yang mengatur biogenesis mitokondria. Ekspresi
meningkatkan pengambilan Ca2+ mitokondria yang berlebih dari PINK1 meningkatkan proses fisi
(Hashimoto et al., 2003). Akumulasi Aβ dapat mitokondria dan deplesi ekspresi PINK1
mengganggu fungsi membran mitokondria karena meningkatkan fusi (Yang et al., 2008). PINK1
Aβ dapat berintraksi dengan komponen lipida dan melindungi mitokondria dari stress oksidatif melalui
protein membran, interaksi ini secara langsun fosforilasi protein TRAP1 (Pridgeon et al,. 2007).
mengganggu transpor elektron (Manczak et al.,
2006; Mattson et al., 2008). Simpulan
Disregulasi dan mutasi DNA mitokondria
b. Penyakit Huntington memainkan peranan penting dalam patogenesis
Patogenesis penyakit Huntington disebabkan beberapa penyakit neurodegenerasi hal ini
adanya pengulangan gugus poli glutamat protein dikarenakan kemampuan dinamis mitokondria dalam
huntingtin akibat mutasi berupa repeat sikuen CAG mereduksi stress oksidatif, metabolisme energi dan
2+
pada gen Huntingtin (Mattson et al., 2008). Mutasi homeostatis ion Ca sangat erat kaitannya dengan
gen ini berdampak menurunnya level ATP, viabilitas dan proteksi neuron terhadap penyakit
perubahan sensitivitas Ca2+, penurunan potensial neurodegeneratif Alzheimer, huntington dan
membran dan aktivitas PTP serta pelepasan Parkinson.
sitokrom C (Choo et al., 2004; Milanovic et al., 2006;
Tinjauan Pustaka Majalah Kesehatan PharmaMedika, 2009 Vol.1, No.1 67

Daftar Pustaka Li C dan Beal MF. 2005. Leucine-rich repeat kinase 2:


a new player with a familiar theme for Parkinson’s
Andres-Mateos E, Perier C, Zhang L, Blanchard-Fillion B,
disease pathogenesis. Proc. Natl. Acad. Sci.
Greco TM, Thomas B, Ko HS, Sasaki M, et al.
2(46):16535-16536.
2007. DJ-1 gene deletion reveals that DJ-1 is an
Lodish H, Berk AS, Zipursky L, Matsudaira P, Baltimore D,
typical peroxiredoxin like peroxidase. Proc. Natl.
Darnell J. 2000. Molecular Cell Biology. W. H.
Acad. Sci. 104:14807-14812.
Freeman and Company.
Artika, IM. 2003. Struktur, fungsi dan biogenesis
Lu, B. 2009. Mitochondrial dynamics and
mitokondria. Eijkman Lecture Series I:
neurodegeneration. Current Neurology and
Mitochondrial medicine. Lembaga Biologi Molekul
Neuroscience Report. 9:212-219.
Eijkman Jakarta:17-42.
Manczak M, Anekonda TS, Henson E. 2006. Mitochondria
Beal MF. 2003. Bioenergetic approaches for
are a direct site of a beta accumulation in
neuroprotection in Parkinson’s disease. Ann.
Alzheimer’s disease neurons : implications free
Neural. 53(Suppl 3):539-547.
radical generation and oxidative damage in
Berman SP, Pineda FJ, Hardwick. 2008. Mitochondrial
disease progression. Hum Mol Genet. 15:1437-
fission and fusion dynamics : the long and short
1449.
of it. Cell Death Differ 15(7): 1147-1152.
Mattson MP, Gleichmann M, Cheng A. 2008. Mitochondria
Choo YS, Johnson GV, MacDonald M, Detloff PJ et al.,
in neuroplasticity and neurological disorders.
2004. Mutant huntingtin directly increases
Neuron. 60(5):748-766.
susceptibility of mitochondria to the calcium
Martin LJ, Pan Y, Price AC, Sterling W, Copeland NG,
induced permeability transition and cytochrome C
Jenkins NA, Price DL, Lee MK. 2006. Parkinson’s
relase. Hum Mol Genet. 13:1407-1420
disease alpha-syniclein transgenic mice develop
Cooper GM. 1997. The Cell : molecular approach.
neuronal mitochondrial degeneration and cell
Washington DC. ASM Press. Sinauer Associated.
death. J Neurosci. 26:41-50.
DiFiglia M, Sena-Esteves M, Chase K, Sapp E, Pfister E,
Nielsen, J. and R. D. Brinton, 2004. Mitochondria as
Sass M, Yoder J, Reeves P, Pandey RK, Rajeev
therapeutic targets of estrogen action in the
KG. et al., 2007. Therapeutic silencing of mutant
central nervous system. Curr. Drug Targets CNS
huntintin with RNA attenuates striated and cortical
Neurol. Disord. 3:297-313.
neuropathology and behavioral deficits. Proc.
Milanovic T, Quintanilla RA, Johnson GV. 2006. Mutant
Natl. Acad. Sci. 104:17204-17209.
huntingtin expression induces mitochondrial
Frank S. 2006. Dysregulation of mitochondrial fusion and
calsium handling defects in clonal striatal cells:
fission: an emerging concept in
functional consequences. J Biol Chem.
neurodegeneration. Acta Neuropathol 111:93-
281:34785-34795.
100.
Okamoto K, Shaw JM. 2005. Mitochondrial morphology
Gardian G, Vecsei L. 2004. Huntington’s disease:
and dynamics in yeast and multicellular
pathomechanism and therapeutic perspective. J
eukaryotes. Annu Rev Genet. 39:503-536.
Natural Transm. 111:1485-1494.
Orr AL, Li S, Wang CE, et al., 2008. N-terminal mutant
Hashimoto M, Rockenstein E, Crews L, Masliah E. 2003.
huntingtin associates with mitochondria and
Role of protein aggregation in mitochondrial
impairs mitochondrial trafficking. J. Neurosci.
dysfunction and neurodegeneration in
28:2783-2792.
Alzheimer’s and Parkinson’s disease.
Palacino JJ, Sagi D, Goldberg MS, Krauss S, Motz C,
Neuromolecular Med. 4:21-36.
Wacker M, Klose J, Shen J. 2004. Mitochondrial
Kann O and Kovacs. 2007. Mitochondria and neuronal
dysfunction and oxidative damage in parkin-
activity. Am J Physiol Cell Physiol. 292:641-657.
deficient mice. J. Biol Chem 279:18614-18622.
Karbowski W dan Youle RJ. 2003. Dynamics of
Pridgeon JW, Olzmann JA, Chin LS, Li I. 2007. PINK1
mitochondrial morphology in health cells and
protects against oxidative stress by
during apoptosis. Cell Death Differ 10:879-880.
phosphorylating mitochondrial chaperone TRAP1.
Kidd PM. 2005. Neurodegeneration from mitochondrial
PLoS Biol 2(7): s172
insufficiency:nutrients, stem cells, growth factors
Rego, A.C. and C.R. Oliviera. 2003. Mitochondrial
and prospects for brain rebuilding using
dysfunction and reactive oxygen species in
integrative management. Alternative Medicine
excitotoxicity and apoptosis: implications for the
Review Vol 10(4).
pathogenesis of Neurodegenerative Diseases.
Kim SH, Vlkolinsky, Cairns N, Lubec G. 2000. Decreased
Neurochemical Research. 28 (10) : 1563-1574
levels of complex III core protein I and complex V
Stichel CC, Zhu XR, Bader V, Linnartz B, Schmidt S,
beta chain brains from patiens with Alzheimer’s
Lubbert H. 2007. Mono- and double-mutant
disease and Down Syndrome. Cell Mol Life Sci
mouse models of Parkinson’s disease display
57:1810-1816.
severe mitochondrial damage. Hum Mol Genet.
Kishida KT, Klann E. 2007. Sources and targets of reactive
16:2377-2393.
oxygen species in synaptic plasticity and memory.
Westermann B. 2002. Merging mitochondria matters :
Antioxid Redox Signal 9: 1–12.
cellular role and molecular machinery of
Koshiba T, SA. Detmer, JT. Kaiser, H Chen, JM
mitochondrial fussion. EMBO Rep. 3:527-531.
McCaffery, DC. Chan. 2004. Structural basis of
Yang Y, Ouyang Y, Yang L, Beal MF, Mc Quibban A,
mitochondrial tethering by mitofusin complexes.
Vogel H, Lu B. 2008. Pink 1 regulates
Science. 305(5685) :858 – 862
mitochondrial dynamics through interaction with
Lehtonen M. 2002. Mitochondrial DNA sequence variation
the fission/fusion machinery. Proc. Natl. Acad.
in patients with sensori-neural hearing impairment
Sci. 105:7070-7075.
and in the Finnish population. Dissertation.
Faculty of Medicine, University of Oulu.

Anda mungkin juga menyukai