Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

City Finance adalah klien terbesar yang dikelola dari kantor perusahaan Big Four di
Pittsburgh, perusahaan tersebut adalah konglomerat jasa kekuangan yang memiliki hampir
seribu kantor yang tersebar di Amerika Serikat dan Kanada, serta kantor koresponden
diluar negeri. Catatan perusahaan berisi lebih dari sejuta piutang usaha dan perusahaan ini
juga memproses jutaan transkasi penjualan serta transaksi lainnya setiap tahun. Pusat
computer perusahaan berada didalam sebuah ruangan yang besar dan nyaman yang
berisikan beberapa computer mainframe yang besar serta banyak peralatan pendukung
lainnya.

Karena City Finance merupakan sebuah perusahaan public, perusahaan tersebut harus
melaporkan laporan keuangan tahunannya termasuk laporan manajemen mengenai
pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan pada From 10-K kepada Securities dan
Exchange Commissions dalam waktu 60 hari setelah akhir tahun fiskalnya. Selain itu,
perusahaan juga harus mengumumkan laba tahunan dan menerbitkan laporan tahunannya
segera setelah akhir tahun dengan selayak – layaknya. Dalam keadaan tersebut, selalu ada
tekanan yang kuat kepada kantor akuntan public untuk menyelesaikan audit dengan cepat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja akun-akun dan kelompok transaksi dalam siklus penjualan dan penerimaan
kas ?

2. Apa fungsi-fungsi bisnis dalam siklus dan dokumen dan catatan terkait?

1
3. Bagaimana perancangan pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas
Transaksi Penjualan ?

4. Bagaimana dengan retur dan pengurangan harga jual ?

5. Bagaimana perancangan prosedur analitis untuk akun-akun dalan siklus penjualan


dan penagihan?

6. Bagaimana perancangan prosedur audit untuk audit piutang usaha dengan


menggunakan neraca lajur perencanaan bukti sebagai pedoman?

C. TUJUAN

1. Mengidentifikasi akun serta kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan

2. Menguraikan fungsi bisnis dan dokumen serta catatan terkait dalam siklus penjualan
penagihan

3. Memahami pengendalian internal dan merancang serta melaksanakan pengujian


pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penjualan

4. Menerapkan metodologi pengendalian terhadap transaksi penjualan untuk


mengendalikan retur dan pengurangan penjualan

5. Memahami pengendalian internal dan merancang serta melaksanakan pengujian


pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penerimaan kas

6. Menerapkan metodologi pengendalian terhadap siklus penjualan dan penagihan


untuk menghapus piutang usaha tak tertagih

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. AKUN DAN KELAS TRANSAKSI DAN SIKLUS PENJUALAN SERTA


PENAGIHAN

Tujuan utama dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi
apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus penjualan dan penagihan tersebut telah
disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Adapun komponen
akun dalam siklus penjualan dan penagihan ialah :

1) penjualan yang meliputi penjualan tunai dan kredit


2) return dan pengurangan penjualan
3) Penerimaan kas
4) penghapusan piutang tak tertagih
5) estimasi beban piutang tak tertagih.

3
B. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA CATATAN
TERKAIT DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN

Siklus penjualan dan penagihan (sales and collection cycle) melibatkan keputusan serta
proses yang diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan
setelah keduanya tersedia untuk dijual yang biasa nya diawali dengan permintaan oleh
pelanggan dan diakhiri dengan konversi barang atau jasa menjadi piutang usaha yang
akhirnya menjadi kas.

4
Terdapat 8 fungsi bisnis untuk siklus penjualan dan penagihan yang meliputi :

Kelas Transaksi, Akun, Fungsi Bisnis, dan Dokumen serta Catatan terkait untuk Siklus
Penjualan dan Penagihan.

Kelas Akun Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan


Transaksi

Penjualan Penjualan Pemroses pesanan Pesanan pelanggan


pelanggan
Piutang usaha Pesanan penjualan
Pemberian kredit
Pesanan pelanggan atau
Pengiriman barang pesanan penjualan

Penagihan pelanggan Dokumen pengiriman


dan pencatatan
Faktur penjualan
penjualan
File transaksi penjualan

Jurnal penjualan atau


listing

File induk piutang usaha

Neraca saldo piutang


usaha

Laporan bulanan

5
Penerimaan Kas di bank Pemroses dan Remittance advice
Kas (debet dari pencatatan
Prelisting penerimaan kas
penerimaan kas ) penerimaan kas
File transaksi penerimaan
Piutang usaha
kas

Jurnal penerimaan kas


atau listing

Retur Dan Retur dan Pemroses dan Memo kredit


Pengurangan pengurangan pencatatan retur dan
Jurnal retur dan
Penjualan penjualan pengurangan
pengurangan penjualan
penjualan
Pitang usaha

Penghapusan Piutang Usaha Penghapusan piutang Formulir otorisasi


Piutang tak usaha tak tertagih piutang tak tertagih
Penyisihan
Tertagih
untuk piutang Jurnal umum
tak tertagih

Beban Piutang Beban piutang Penyediaan piutang Jurnal umum


tak Tertagih tak tertagih tak tertagih

Penyisihan
untuk piutang

6
tak tertagih

1. Pemrosesan pesanan pelanggan

Pesanan pelangan (costumer order) adalah permintaan akan barang yang diajukan
pelanggan. Permintaan tersebut akan mengawali siklus secara keseluruhan. Adapun
pesanan pelanggan akan meliputi pesanan penjualan (sales order) yaitu dokumen untuk
mengkomunikasian deskripsi, kuantitas dan informasi terkait barang yang dipesan oleh
pelanggan.

2. Pemberian Kredit

Sebelum barang dikirim kepada pelanggan,pihak yang berwenang didalam perusahaan


harus menyetujui kredit bagi pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit.
Praktik pemberian persetujuan kredit yang lemah sering kali menghasilkan piutang ragu-
ragu yang berlebihan dan piutang usaha yang mungkin saja tidak dapat tertagih. Dalam
beberapa perusahaan komputer secara otomatis akan menyetujui penjualan kredit
berdasarkan batasan kredit yang telah disetujui sebelumnya yang terdapat pada file induk
pelanggan.

3. Pengiriman barang

Fungsi pengiriman barang ini merupakan titik awal siklus dimana perushaan akan
menyerahkan aset. Sebagian perusahaan mengakui penjualan ketika barang telah dikirim.
Pengiriman barang biasanya meliputi dokumen pengiriman yang dibuat untuk mengawali
pengiriman barang, yang menunjukan deskripsi barang dagang, kuantitas yang dikirimkan,
dan data yang relevan lainnya. Perusahaan umumnya mengirimkan dokumen pengiriman
yang asli kepada pelanggan dan menyimpan salinannya. Dokumen pengiriman juga
berfungsi sebagai signal untuk menagih pelanggan dan dapat secara elektronik atau bentuk
kertas. Salah satu jenis dokumen pengiriman seperti bill of lading, yang merupakan kontrak

7
tertulis mengenai penerimaan dan pengiriman barang antara pembawa dan penjual.bill of
lading umumnya dikirimkan secara elektronik, ketika barang telah dikirimkan, dan secara
otomatis akan membuat faktur penjualan yang terkait serta ayat jurnal dalam jurnal
penjualan.

4. Penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan

Faktur penjualan adalah dokumen yang menunjukkan penjelasan tentang kuantitas


barang yang dijual, harga, ongkos angkut, asuransi, syarat, data yang relevan lainnya.
Faktur penjualan merupakan metode untuk menunjukan kepada pelanggan tentang jumlah
penjualan dan tanggal jatuh tempo pembayaran.

File transaksi penjualan merupakan file yang dihasilkan komputer yang mencantumkan
semua transaksi penjualan yang diproses oleh sistem akuntansi selama satu periode.file
tersebut memuat informasi tentang setiap transaksi seperti, nama pelanggan, tanggal,
jumlah, klasifikasi akun, wiraniaga, dan tingkat komisi serta informasi retur dan
pengurangan penjualan. Informasi pada file transaksi penjualan biasanya digunakan untuk
membuat berbagai catatan,listing,atau laporan.

Jurnal penjualan atau listing merupakan laporan yang dibuat dari file transaksi
penjualan yang mencantumkan nama pelanggan, tanggal, jumlah dan klasifikasi setiap
transaksi seperti divisi atau lini produk.

File induk piutang usaha merupakan file komputer yang digunakan untuk mencatat
penjualan, penerimaan kas, serta retur dan pengurangan penjualan bagi setiap pelanggan
dan untuk mempertahankan saldo akun pelanggan.

Neraca saldo piutang usaha merupakan laporan yang menunjukkan jumlah piutang dari
setiap pelanggan pada suatu titik waktu tertentu.

Laporan bulanan merupakan dokumen yang dikirimkan melalui surat atau secara
elektronik setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal piutang usahanya, jumlah dan

8
tanggal setiap penjualan, pembayaran kas yng diterima, memo kredit yang diterbitkan, dan
saldo akhir yang jatuh tempo.

5. Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas

Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas meliputi penerimaan, penyetoran dan


pencatatan kas, yang mencakup uang tunai, cek, dan transfer dana elektronik. Dalam hal ini
hal yang paling penting adalah kemungkinan terjadinya pencurian yang bisa saja terjadi
sebelum penerimaan dicatat atau setelah pencatatan dilakukan.

Remittance advice adalah dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan dan biasanya
dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kas. Remittance advice digunakan
sebagai catatan kas yang diterima untuk memungkinkan kas tersebut dapat segera disetor
dan untuk memperbaiki pengendalian atas aktiva. Jika pelanggan tidak menyatakan
remmite advice dengan pembayaran, maka sering kali orang membuatnya pada saat itu
juga .

Prelisting Penerimaan Kas merupakan daftar yang disusun ketika kas diterima oleh
seseorang yang tidak memiliki tanggung jawab untuk mencatat penjualan, piutang usaha,
atau kas, dan yang tidak memiliki akses ke catatan akuntansi . Daftar ini digunakan jumlah
yang benar serta atas dasar tepat waktu.

Memo kredit adalah dokumen yang mengindikasikan pengurangan jumlah dari


pelanggan akibat retur barang atau pengurangan harga. Memo kredit sering kali mengambil
bentuk umum yang sama seperti faktur penjualan, tetapi mendukung pengurangan piutang
usaha dan bukan kebalikan.

Jurnal retur dan Pengurangan Penjualan adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat
retur dan pengurangan penjualan. Jurnal ini memiliki fungsi yang sama seperti jurnal
penjualan . banyak perusahaan mencatat transaksi tersebut dalam jurnal penjualan dan
bukan dalam jurnal yang terpisah

9
Formulir otorisasi piutang tak tertagih yaitu dokumen yang digunakan dalam
lingkungan internal untuk menunjukkan otoritas menghapus suatu piutang usaha sebagai
tak tertagih.

C. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN


SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI PENJUALAN

Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami pengendalian


internal untuk menilai resiko pengendalian. Terdapat empat langkah yang penting dalam
pengendalian ini yaitu:

1. Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai resiko pengendalian.

2. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan kelemahannya bagi


penjualan.

3. Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor lalu


mengaitkannya dengan tujuan .

4. Auditor menilai resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi


pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan.

 Pemisahan tugas yang memadai

Dapat membantu mencegah berbagai jenis salah saji baik akibat kesalahan maupun
penipuan atau kecurangan. Untuk mencegah kecurangan, manajemen harus menolak akses
ke kas bagi siapapun yang bertanggung jawab memasukkan informasi transaksi penjualan
dan penerimaan kas ke dalam computer.

10
 Menentukan luas pengujian pengendalian

Luas pengujian pengendlian pada perusahaan nonpublic tergantung pada keefektifan


pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian itu dapat diandalkan untuk
mengurangi resiko pengendalian.

 Merancang pengujian pengendalian untuk penjualan

Pengujian pengendalian yang sesuai untuk pemisahan tugas biasanya terbatas pada
pengamatan auditor atas aktivitas dan diskusi dengan personil. Mencatat penjualan yang
terjadi untuk tujuan ini, auditor harus memperhatikan tiga jenis salah saji yang mungkin
terjadi :

1. Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah dilakukan

2. Penjualan dicatat lebih dari satu kali

3. Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.

Dua jenis salah saji yang pertama dapat disebabkan oleh kesalahan atau
kecurangan,sementara jenis yang terakhir selalu disebabkan oleh kecurangan. Konsekuensi
potensial dari ketiga jenis salah saji tersebut sangatlah besar karena akan menimbulkan
lebih saji aktiva dan laba.

 Arah pengujian

Auditor harus memahami perbedaan antara menelusuri dokumen sumber kejurnal dan
memvouching dari jurnal kembali ke dokumen sumber. Pengujian pertama adalah untuk
transaksi yang dihilangkan ( tujuan kelengkapan ). Sementara yang kedua adalah untuk
transaksi yang tidak ada ( tujuan keterjadian).

 Penjualan dicatat dengan akurat

Pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan hal – hal berikut :

11
1. Mengirimkan jumlah barang yang dipesan

2. Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim

3. Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi.

D. RETUR DAN PENGURANGAN PENJUALAN

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien untuk
mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memroses memo kredit yang
telah digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan yang pertama adalah
matrealitas. Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak material
sehingga auditor dapat mengabaikannya. Perbedaan yang kedua adalah penekanan pada
tujuan kejadian. Untuk retur dan pengurangan penjualan, umumnya auditor menekankan
pada pengujian transaksi yang tercatat untuk mengungkapkan setiap pencurian kas dari
penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh retur atau pengurangan penjualan fiktif.

Tujuan kelengkapan juga merupakan hal yang penting terutama dalam menguji saldo
akun untuk menentukan apakah retur dan penjualan ditetapkan terlalu rendah pada akhir
tahun. Secara alami, tujuan lainnya tidak boleh diabaikan, akan tetapi, karena tujuan dan
metodologi untuk mengaudit retur dan pengurangan penjualan pada intinya sama seperti
untuk penjualan, tidak dimasukkan studi yang mendalami mengenai hal tersebut. Jika ingin
mengaudit retur dan pengurangan penjualan, harus dapat menerapkan logika yang sma
untuk mendapatkan pengendalian, pengujian pengendalian, dan pengujian substansif atas
transaksi yang sesuai guna memverifikasi jumlahnya.

12
E. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN
DAN PENGUNJIAN SUBTANTIF ATAS TRANSAKSI PENERIMAAN KAS

Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian pengendalian


dan pengujian substantif atas transaksi penerimaan kas seperti yang digunakan untuk
penjualan. Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti
proses berikut ini:

1. Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit.

2. Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan untuk


mendukung pengurangan risiko pengendalian.

3. Merancang pengujian substantif atas transaksi untuk menguji salah saji moneter
setiap tujuan.

Seperti pada semua bidang audit lainnya, pengujian pengendalian bergantung pada
pengendalian yang diidentifikasi oleh auditor, seberapa andal pengendalian itu akan
mengurangi penilaian risiko pengendalian, dan apakah perusahaan yang sedang diaudit
merupakan perusahaan publik. Bagian penting dari tanggung jawab auditor ketika
mengaudit penerimaan kas adalah mengidentifikasi defisiensi pengendalian internal yang
meningkatkan kemungkinan terjadinya kecurangan.

 Menentukan Apakah Kas yang Diterima Tela Dicatat

Jenis penggelapan kas yang paling sulit di deteksi oleh auditor adalah ketika hal
tersebut terjadi sebelum kas dicatatdi catat di jurnal penerimaan kas atau listing kas lainnya,
terutama jika penjualan dan penerimaan kas dicatat secara serentak atau simultan. Jadi
menelusuri dari remittance advice atau prelisting penerimaan kas yang telah dipranomori ke
jurnal penerimaan kas dan catatan pembantu piutang usaha sebagai pengujian substantif
atas pencatatan kas aktual yang diterima merupakan praktik yang normal. Pengujian ini

13
hanya efektif jika pita register kas atau beberapa prelisting lainnya disiapkan pada saat kas
diterima.

 Penyiapan Bukti Penerimaan Kas

Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas yang
dicatat elah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah bukti penerimaan kas
(proof of cash receipts). Dalam pengujian ini, total penerimaan kas yang dicatat dalam
jurnal penerimaan kas selama satu periode tertentu, seperti satu bulan, akan direkonsiliasi
dengan deposito atau setoran aktual yang dilakukan ke bank selama periode yang sama.
Prosedur ini tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan penerimaan kas yang belum
dicatat dalam jurnal atau lamanya kas yang telah dicatat namun belum disetorkan, deposit
atau setoran yang yang belum dicatat, pinjaman yang belum dicatat, pinjaman bank yang
didepositkan langsung ke rekening bank, dan salah saji yang serupa.

 Pengujian untuk mengungkapkan Lapping Piutang Usaha

Lapping piutang usaha adalah penundaan ayat jurnal penagihan piutang usaha untuk
menutupi kekurangan kas yang ada. Hal ini dilakukan karena adanya tindakan penggelapan
oleh seseorang yang menangani penerimaan kas. Penggelapan ini dapat dicegah melalui
pemisahan tugas dan kebijakan cuti wajib bagi karyawan yang menangani kas sekaligus
memasukkan penerimaan didalam sistem.

F. PENGUJIAN AUDIT UNTUK MENGHAPUS PIUTANG TAK TERTAGIH

Pengendalian yang penting untuk mencegah kecurangan ini adalah otorisasi yang tepat
atas penghapusan piutang tak tertagih harus diberikan oleh tingkat manajemen yang
ditunjuk hanya setelah melalui penyelidikan menyeluruh mengenai alasan pelanggan tidak
mampu membayar

14
Biasanya verifikasi atas penghapusan piutang hanya memerlukan waktu yang relatif
singkat. Yaitu auditor hanya memeriksa persetujuan oleh orang yang tepat. Menyangkut
sampel piutang yang dihapus, biasanya auditor juga harus memeriksa korespondensi dalam
file klien yang menyatakan ketidaktertagihannya. Dalam beberapa kasus, auditor juga
memeriksa laporan kredit seperti yang disediakan oleh Dun & Bradstreet. Setelah auditor
menyimpulkan bahwa penghapusan piutang oleh ayat jurnal umum sudah benar, pos
tertentu harus ditelusuri ke file induk piutang usaha untuk menguji apakah penghapusan
telah dicatat dengan benar.

G. PENGENDALIAN INTERNAL TAMBAHAN ATAS SALDO AKUN DAN


PENYAJIAN SERTA PENGUNGKAPAN

Pengendalian intern berkaitan langsung dengan saldo akun dan penyajian serta
pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun belum diidentifikasi atau diuji sebagai
bagian dari pengujian pengendalian atau pengaruh subtantif atasa dasar transaksi.

Untuk siklus penjualan dan penagihan, hal tersebut kemungkinan besar akan
mempengaruhi tujuan yang terkait dengan saldo nilai yang dapat direalisasidan hak serta
kewajiban dan empat tujuan penyajian serta pengungkapan.

Nilai yang dapat direalisasi adalah tujuan audit yang terkait dengan saldo yang penting
bagi piutang uasaha karena kolektibilitas piutang sering kali merupakan pos laporan
keuangan yang penting. Hal ini sudah menjadi suatu isu pada sejumlah kasus kewajiban
akuntan. Karena itu, biasanya auditor menetapkan risiko yang melekat tinggi untuk tujuan
realisasi.

Dua pengendalian lainnya adalah:

1. Penyusunan neraca saldo umur piutang usaha periodik untuk review oleh personil
manajemen yang tepat.

15
2. Kebijakan menghapus piutang tak tertagih apabila sudah tidak mungkin lagi untuk
ditagih

H. PENGARUH HASIL PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN


SUBTANTIIF ATAS TRANSAKSI

Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit, terutama terhadap pengujian substantif atas
rincian saldo. Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah saldo
piutang usaha, kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak tertagih.

Lebih lanjut jika hasil pengujian tidak memuaskan, auditor harus melakukan pengujian
substantif tambahan atas penjualan, retur dan pengurangan penjualan, penghapusan piutang
tak tertagih, dan pemrosesan penerimaan kas. Auditor perusahaan publik juga harus
mempertimbangkan dampak hasil pengujian yang tidak memuaskan terhadap audit
pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

Pada tahap penyelesaian pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas


transaksi, auditor harus menganalisis setiap pengecualian, baik dalam audit perusahaan
publik maupun nonpublik, untuk menentukan penyebabk dan implikasi dari pengecualian
itu terhadap penilaian risiko pengendalian, yang mungkin mempengaruhi risiko deteksi
yang didukung dan pengujian substantif terkait yang tersisa. Metodelogi dan implikasi dari
analisis pengecualian akan dijelaskan secara lebih gamblang pada bab berikutnya.

Pengaruh yang paling signifikan dari hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah terhadap konfirmasi
piutang usaha. Jenis konfirmasi, ukuran sampel, dan penetapan waktu pengujian semuanya
juga berpengaruh. Pengaruh pengujian terhadap piutang usaha, beban piutang tak tertagih,
dan penyisihan untuk piutang tak tertagih akan dibahas pada bab 16.

16
Gambar 14-7 mengilustrasikan akun-akun utama dalam siklus penjualan dan penagihan
serta jenis pengujian audit yang digunakan untuk mengaudit akun-akun tersebut.gambar ini
telah diperkenalkan pada bab sebelumnya (jilid 1) dan disajikan disini untuk direview lebih
lanjut. Jenis pengujian audit untuk siklus penjualan dan penagihan (gambar 14-1 untuk
melihat akun-akunnya.

Penjualan Piutang usaha Kas di bank

Transaksi Penjualan Transaksi Penerimaan kas

Di audit oleh Di audit oleh


TOC, STOT, AP TOC, STOT, AP

Saldo akhir Saldo akhir

Di audit Di audit
oleh AP dan oleh AP dan
TOB TOB

Pengujian
Prosedur Pengujian
pengendalian Pengujian Bukti yang
Analitis atas
(termasuk prosedur substantif atas mencukupi
rincian
untuk memahami transaksi (AP)
saldo
pengendalian (STOT) (TDB)
internal)(TOC)
+ + + + = =

I. MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN


PENAGIHAN : PIUTANG USAHA

 Auditor harus memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha,
yaitu:

17
1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan
totalnya telah ditabahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum
(detail tie-in)

2. Piutang usaha yang dicatat ada (keberadaan)

3. Piutang usaha yang telah ada sudah dicantumkan (kelengkapan)

4. Piutang usaha sudahakurat (keakuratan)

5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi)

6. Pisah batas piutang usaha sudah benar (pisah batas)

7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi (nilai realisasi)

8. Klien memiliki hak atas piutang usaha (hak)

J. TAHAPAN METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS


RINCIAN SALDO BAGI PIUTANG USAHA

1. Tahap 1

 Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang usaha


 Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk
piutang usaha.
 Menilai risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penagihan

Auditor harus memperhatikan tiga aspek pengendalian internal berkaitan dengan


penjualan dan penagihan, yaitu pengendalian yang mencegah atau mendeteksi penggelapan,
pengendalian terhadap pisah batas, dan pengendalian yang berkaitan dengan penyisihan
piutang tak tertagih.

18
2. Tahap 2

 Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas


transaksi untuk siklus penjualan dan penagihan

Prosedur analitis untuk siklus penjualan dan penagihan :

a) Membandingkan persetnase margin kotor dengan tahun sebelumnya


b) Membandingkan penjualan per bulan
c) Membandingkan retur dan pengurangan penjualan sebgai persentase penjualan
kotor dengan tahun sebelumnya
d) Membandingkan saldo pelanggan individu terhdap jumlah yang dinyatakan dengan
tahun sebelumnya
e) Membandingkan beban piutang tak tertagih sebagai persentase penjualan kotor
dengan tahun sebelumnya
f) Membandingkan jumlah hari piutang usaha beredar dengan tahun sebelumnya dan
perputaran piutang usaha
g) Membandingkan kategori umur piutang sebagai persentase piutang usaha dengan
tahun sebelumnya
h) Membandingkan penyisihan untuk piutang tak tertagih sebagai persentase piutang
usaha dengan tahun sebelumya
i) Membandingakan penghapusan piutang tak tertagih sebagai persentase total piutang
usaha dengan tahun sebelumnya

3. Tahap 3

 Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk piutang usaha


 Merancang pengujian atas rincian saldo piutang usaha untuk memenuhi tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo, meliputi prosedur audit, ukuran sampel, item yang
dipilih, dan penetapan waktu).

19
K. MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO

Prosedur audit yang dipilih dan ukuran sampelnya akan sangat tergantung pada apakah
bukti yang direncanakan untuk tujuan tertentu adalah rendah,sedang, atau tinggi.

1. Piutang usaha ditambahkan dengan benar dan sama dengan file induk serta buku
besar umum. Pengujian didasarkan pada aged trial balanced, yaitu menyajikan
daftar saldo dalam file induk piutang usaha pada tanggal neraca, termasuk saldo
pelanggan individual yang beredar dan rincian tiap saldo pada waktu tanggal
penjualan dan pada neraca
2. Piutang yang dicatat memang ada. Konfirmasi saldo pelanggan merupakan
pengujian atas rincian saldo yang palimh penting untuk menentukan keberadaan
piutang usaha yang dicatat.

1. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan. Sulit bagi auditor untuk menguji
saldo akun yang dihilangkan dari aged trial balanced kecuali mengandalkan
pada sifat menyeimbangkan sendiri file induk piutang usaha

2. Piutang usaha sudah akurat. Dengan melakukan konfirmasi akun dari neraca
saldo

3. Piutang usaha diklasifikasikan dengan benar. Dengan mereview aged trial


balanceuntuk piutang yang material.

4. Pisah batas piutang usaha sudah benar. Salah saji pisah batas terjadi apabila
transaksi periode berjalan dicatat dalam periode selanjutnya. Tujuan pisah batas
untuk memverifikasi apakah transaksi yang mendekati akhir periode akuntansi
telah dicatat pada periode yang tepat.

5. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi. Nilai realisasi piutang usaha sama
dengan piutang usaha dikurangi penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan

20
dihitung dengan mengestimasi total jumlah piutang usaha yang diperkirakan
tidak dapat ditagih.

6. Klien memiliki hak atas piutang usaha. Auditor dapat mereview notulen
rapat,membahasnya dengan klien, mengkonfirmasi dengan bank, memeriksa
kontrak hutang.

L. PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN PIUTANG USAHA.

Pengujian terhadap empat tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan umumnya dilakukan sebagai bagian dari tahap penyelesaian audit. Akan
tetapi beberapa pengujian atas penyajian dan pengungkapan dilakukan untuk memenuhi
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Untuk mengevaluasi kememadaian penyajian dan
pengungkapan auditor harus memahami prinsip akuntansi yang diterima umum serta
persyaratan penyajian dan pengungkapan.

M. KONFIRMASI PIUTANG USAHA

Tujuannya adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, keakuratan, serta pisah batas. Tiga
pengecualian terhadap keharusan menggunkan konfirmasi :

1. Piutang usaha tidak material

2. Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak efektif karena tingkat


respontidak memadai atau tidak dapt diandalakn.

3. Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian rendah dan bukti
substantif lainnya dapat diakumulasikan untuk menyediakan bukti yang cukup.

21
Jenis konfirmasi yang akan digunakan auditor :

a) Konfirmasi positif. Komunikasi dengan debitor yang meminta pihak penerimauntuk


mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan dalam konfirmasi
adalah benar atau salah.
b) Formulir konfirmasi yang kosong : tidak menyatakan jumlah namun meminta
penerima untuk mengisi saldo
c) Konfirmasi faktur : setiap faktur akan dikonfirmasi

4. Konfirmasi negatif. Hanya meminta respon debitor tidak setuju dengan jumlah
yang dinyatakan. Konfimasi negatif dapat diterima jika seluruh situasi berikut
ini tersedia:

 Piutang usaha tercipta dari akun-akun yang kecil


 Penilaian resiko pengendalian dan risiko inheren gabungan adalah rendah.tidak ada
alasan untuk percaya bahwa penerima konfirmasi tidak mungkin memberikan
pertimbangannya.

 Penetapan waktu

Bukti yang paling dapat diandalakan dari konfirmasi baru akan diperoleh jika konfirmasi
itu dikirim sedekat mungkin dengan tanggal neraca.

 Ukuran sampel

Faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel untuk mengkonfirmasi piutang usaha
berada dalam beberapa kategori dan mencakup hal-hal berikut:

- Salah saji yang ditoleransi


- Risiko inheren ( ukuran relatif total piutang usaha, jumlah akun, hasil tahun
sebelum nya dan salah saji yang diterapkan )
- Risiko pengendalian

22
- Risiko deteksi yang dicapai dari pengujian substantif lainnya (luas dan hasil
pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis dan pengujian yang terinci
lainnya)
- Jenis konfirmasi negatif (biasanya memerlukan sampel)

Pemilihan item untuk pengujian, akan diperlukan beberapa jenis stratifikasi pada
sebagian besar konfirmasi .dalam suatu pendekatan umum stratifikasi untuk memilih saldo
yang akan dikonfirmasi, auditor mempertimbangkan baik nilai dolar setiap piutang maupun
lamanya piutang yang beredar.

Penerimaan kas selanjutnya, bukti penerimaan kas selanjutnya pada tanggal konfirmasi
meliputi pemeriksaan remittance advice,ayat jurnal dalam catatan penerimaan kas, atau
mungkin kredit selanjutnya dalam file induk piutang usaha. Salinan faktur penjualan, hal ini
bermanfaat dalam memverifikasi penerbitan faktur penjualan aktual dan tanggal penagihan
actual. Dokumen pengiriman, hal ini penting dalam menentukan apakah pengiriman telah
benar-benar dilakukan dan sebagai pengujian pisah batas. Korespondensi dengan klien,
biasanya auditor tidak perlu mereview korespondensi sebagai bagian dari prosedur
alternatif,tetapi korespondensi dapat digunakan untuk mengungkapkan piutang yang
diperselisihkan dan yang meragukan yang tidak terungkap oleh cara lainnya. Barang yang
telah dikembalikan, kelalaian klien untuk mencatat memo kredit dapat diakibatkan oleh
perbedaan waktu atau pencatatan retur dan pengurangan penjualan yang tidak tepat.
Kesalahan klerikal dan jumlah yang diperdebatkan, jenis perbedaan yang paling mungkin
dilaporkan dalam catatan klien adalah jika pelanggan menyatakan bahwa ada kesalahan
harga yang dikenakan untuk barang,barang rusak ,kuantitas barang yang belum diterima
dan sebagainya.

23
N. MENGEMBANGKAN PENGUJIAN PROGRAM AUDIT YANG TERINCI

Untuk mengilustrasikan pengembangan prosedur program audit untuk pengujian yang


terinci dalam siklus penjualan dan penagihan, kita akan menggunakan Hillsburg Hardware
Co.

Auditor senior, menyiapkan kertas kerja perencanaan bukti yang disajikan pada gambar
16-7 sebagai alat bantu untuk membantunya memutuskan luas pengujian atas rincian saldo
yang direncanakan. Sumber setiap baris adalah sebagai berikut:

- Salah saji yang dapat ditoleransi.


- Risiko audit yang dapat diterima.
- Risiko inheren.
- Risiko pengendalian.
- Hasil pengujian subtantif atas transaksi.
- Prosedur analitis.
- Risiko deteksi yang direncanakan.

24
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Perancangan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk


lima kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan, termasuk penjualan, penerimaan
kas, retur dan pengurangan penjualan, penghapusan piutang usaha tak tetagih, serta beban
piutang tak tertagih.

Secara konseptual, metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan


pengujian substantif atas transaksi adalah sama bagi kelima kelas transaksi dan mencakup
lang-langkah berikut : Memahami pengendalian internal, Menilai risiko pengendalian yang
direncanakan, Menentukan luas pengujian pengendalian, Merancang pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk memenuhi tujuan audit yang
berkaitan dengan transaksi.

Dalam audit perusahaan publik, pengujian pengendalian yang ekstensif harus


dilakukan untuk menyediakan dasar yang layak bagi pembuatan laporan auditor mengenai
pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan. Dalam audit perusahaan nonpublik,
keputusan untuk melakukan pengujian pengendalian didasarkan pada keefektifan
pengendalian dan sejauh mana auditor bermaksud mengandalkannya untuk mengurangi
risiko pengendalian.

Auditor mengorganisasikan prosedur audit ke dalam program audit format kinerja.


Tujuan dari program audit ini adalah untuk membantu auditor menyelesaikan pengujian
audit secara umum.

25

Anda mungkin juga menyukai