Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang senantiasa memberikan nikmat dan karunia
kepada umat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul, “Tempat –
Tempat Umum dan Daerah Wisata Air” dengan tepat waktu. Makalah ini diselesaikan sebagai
Tugas dalam mata kuliah Sanitasi Tempat – Tempat Umun & Pariwisata. Di jurusan Kesehatan
Lingkungan Surabaya ini kami mendapatkan banyak ilmu yang berguna, baik bagi diri sendiri
maupun pembaca untuk kedepannya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan tentang Sanitasi
Tempat – Tempat Umum & Pariwisata dalam hal sanitasi,selain itu juga dengan adanya makalah
ini diharapkan para pembaca agar dapat mendalaminya lagi.
Kami mengucapkan terima kasih atas perhatiannya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, mahasiswa, dan pelaku pendidikan lainnya khususnya pada kelompok
kami sendiri serta memberikan wawasan yang luas bagi kita semua. Kami menyadari bahwa
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah yang kami buat.

Surabaya, 18 September 2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan orang karena dengan mengembangkan
sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu
permintaan akan pariwisata semakin bertambah seiring dengan tingkat kebutuhan manusia
yang semakin bertambah dari tahun ke tahun.
Dalam GBHN 1999, termuat bahwa pembangunan kepariwisataan terus di tingkatkan
dan di kembangkan untuk memperbesar penerimaan devisa negara, memperluas dan
meratakan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat, memperkaya kebudayaan nasional, dan tetap mempertahankan
kepribadian bangsa demi terpilihnya nilai-nilai agama, mempererat persahabatan antar
bangsa, memupuk cinta tanah air, serta mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.
Perkembangan kawasan pariwisata tentunya tidak tumbuh begitu saja tanpa ada suatu
usaha yang dilakukan, oleh karena itu maka ketersedian sarana dan prasarana sangat
dibutuhkan untuk pengembangan sektor ini dan agar dapat menjadi salah satu sektor andalan.
Namun, Kualitas lingkungan merupakan bagian integral dari industri wisata. Bagi
pengembang dan penyelenggara kagiatan wisata, kualitas lingkungan harus mendapat
perhatin
Wisata adalah industri yang terkait dengan tujuan wisata dengan karakter-karakter
keindahan, keseimbangan, natural, kesehatan, dan kualitas lingkungan yang terjamin. Saat
ini, kata “lingkungan” sering muncul sebagai salah satu kunci sukses penyelenggara wisata.
Dalam pandangan yang terbatas, terminologi lingkungan banyak mengacu kepada hal-hal
fisik alamiah. Misalnya, bentang alam dan komponen fisik buatan manusia, seperti pos-pos
pengamatan, kolam renang buatan, atau bangunan-bangunan penunjang aktifitas wisata
lainnya. Dalam skala yang lebih luas, faktor sosial dan budaya juga dipertimbangkan sebagai
lingkungan integral industri wisata. Kualitas lingkungan meliputi kualitan bentang atau
pemandangan alamiah itu sendiri, yang kualitasnya dapat menurun karena aktifitas manusia.
Keindahan dan kenyamanan daerah tujuan wisata, seperti keindahan pemandangan alam,
sturuktur hidrologi almiah seperti air terjun dan sungai, air bersih, udara segar, dan
keanekaragaman spesies, kuailitasnya bisa memburuk karena aktifitas manusia, tidak
terkecuali aktifitas wisata itu sendiri. Menurut hukum permintaan wisata, kualitas lingkungan
merupakan bagian integral dari suguhan-suguhan alamiah. Dengan demikian, pemeliharaan
terhadap kualitas lingkungan menjadi syarat mutlak bagi daya tahan terhadap kompetisi
pemilihan tujuan wisata oleh wisatawan. Jika kualitas suatu daerah tujuan wisata menurun,
maka tempat tersebut cenderung diabaika

1.2. Rmusan Masalah


1. Apa pengertian pantai?
2. Apa Konsep dan Sistem Saluran Pembuangan Air Limbah di Kawasan Pesisir?
3. Apa Konsep dan Sistem Saluran Pembuangan Ekskreta (Jamban) di Kawasan Pesisir?
4. Apa pengertian danau?
5. Bagaimana proses terjadinya danau?
6. Apa manfaat danau/
7. Bagaimana upaya pelestarian danau?
8. Apa pegertian kolam renang?
9. Apa persyaratan Air Kolam Renang?
10. Bagaimana sirkulasi klam renang?
11. Apa penyakit yang ditimbulkan apabila air kolam renang tidak memenuhi syarat?
12. Apa pengawasan kualitas air kolam renang?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pantai
2. Mengetahui Konsep dan Sistem Saluran Pembuangan Air Limbah di Kawasan Pesisir
3. Mengetahui Konsep dan Sistem Saluran Pembuangan Ekskreta (Jamban) di Kawasan
Pesisir
4. Mengetahui pengertian danau
5. Mengetahui proses terjadinya danau
6. Mengetahui manfaat danau
7. Mengetahui upaya pelestarian danau
8. Mengetahui pegertian kolam renang
9. Mengetahui persyaratan Air Kolam Renang
10. Mengetahui sirkulasi kolam renang
11. Mengetahui penyakit yang ditimbulkan apabila air kolam renang tidak memenuhi syarat
12. Mengetahui pengawasan kualitas air kolam renang
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PANTAI
a. Pengertian
Pantai adalah daerah pertemuan antara air pasang tertinggi dengan daratan.
Sedangkan garis pantai adalah garis air yang menghubungkan titik-titik pertemuan antara
air pasang tertinggi dengan daratan.
b. Konsep dan Sistem Saluran Pembuangan Air Limbah di Kawasan Pesisir
Menurut Ehless dan Steel, air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari
rumah tangga, industri, dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya mengandung
bahan-bahan atau zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu
lingkungan. Air limbah yang paling banyak dan paling tidak teratur dihasikan oleh rumah
tangga. Sebagian besar air limbah rumah tangga mengandung bahan organic sehingga
memudahkan di dalam pengelolaannya. Volume air limbah yang dihasilkan dalam suatu
masyarakat dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain :
a. Kebiasaan manusia. Makin banyak orang menggunakan air, makin banyak air limbah
yang dihasilkan.
b. Penggunaan sistem pembuangan kombinasi atau terpisah. Pada sistem kombinasi,
volume air limbah bervariasi dari 80-100 galon atau lebih perkapita, sedangkan pada
sistem terpisah volume limbah mencapai rata-rata 25-50 galon perkapita
c. Waktu. Air limbah tidak mengalir merata sepanjang hari, tetapi bervariasi bergantung
pada waktu dalam sehari dan musim. Di pagi hari, manusia cenderung menggunakan
air yang menyebabkan aliran air limbah lebih banyak, sedangkan di tengah hari
volumenya lebih sedikit, dan di malam hari agak meningkat lagi.
Membangun sanitasi yang berkelanjutan (sustainabel) dan drainase didaerah
rendah dan pesisir benar benar memberikan tantangan teknis dan lingkungan tersendiri.
Mengapa sanitasi sangat sulit untuk dibangun di daerah pesisir?
1. Air tanah
Air tanah sangat dangkal terlebih dimusim hujan, sangat menyulitkan dalam
membangun struktur bawah tanah dalam situasi seperti ini.
2. Daerah pesisir yang sangat rata /datar
Sangat sulit mendapatkan aliran gravitasi untuk saluran drainase dan penyaluran
air limbah (khususnya sistem terpusat).
3. Ketersediaan Tanah
Hampir semua tanah disekitar daerah pemukiman adalah milik pribadi, ini
merupakan masalah jika akan membangun fasilitas untuk umum seperti pengolahan
limbah komunal. Secara umum, dampak dari pembuangan air limbah yang tidak
menjalani pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan seperti :
 Kontaminasi dan pencemaran pada air permukaan dan badan-badan air yang
digunakan oleh manusia.
 Mengganggu kehidupan dalam air, mematikan hewan dan tumbuhan air.
 Menimbulkan bau (sebagai hasil dekomposisi zat anaerobic) dan zat anorganik).
 Menghasilkan lumpur yang dapat mengakibatkan pendangkalan air sehingga terjadi
penyumbatan yang dapat menimbulkan banjir.
Hal mendasar yang menyebabkan sulitnya pelaksanaan upaya sanitasi lingkungan
di daerah pesisir adalah rendahnya pemahaman mengenai pentingnya upaya sanitasi
lingkungan serta kemampuan financial yang kurang mencukupi bagi setiap rumah
tangga untuk mengupayakan sanitasi lingkungan rumah tangga yang memenuhi syarat.
Untuk daerah pesisir, seyogyanya dapat diupayakan prasarana drainase yang
terpusat, karena lokasi pesisir yang merupakan daerah resapan air sehingga meyulitkan
untuk membuat SPAL bagi masing-masing rumah tangga. Gambar di samping
menunjukkan buruknya sanitasi lingkungan di daerah pesisir khususnya SPAL.
Dampak fisik yang dapat langsung dilihat akibat buruknya sanitasi lingkungan di
daerah pesisir adalah lingkungan yang kotor, tidak teratur dan tentunya berbau. Hal
inilah yang menjadi penyumbang timbulnya gangguan ekosistem di daerah pesisir dan
pantai.
c. Konsep dan Sistem Saluran Pembuangan Ekskreta (Jamban) di Kawasan Pesisir
Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada pembuangan tinja
merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas.
Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat terutama dalam pelaksanaannya
tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat
kaitannya dengan prilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.
Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang
tinja atau kotoran manusia atau najis bagi suatu keluarga yang lazim disebut kakus atau
WC. Syarat jamban yang sehat sesuai kaidah-kaidah kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Tidak mencemari sumber air minum
2. Tidak berbau tinja dan tidak bebas dijamah oleh serangga maupun tikus
3. Air seni, air bersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah sekitar olehnya itu
lantai sedikitnya berukuran 1 X 1 meter dan dibuat cukup landai, miring kearah
lobang jongkok.
4. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannnya.
5. Dilengkapi dengan dinding dan penutup
6. Cukup penerangan dan sirkulasi udara.
7. Luas ruangan yang cukup
8. Tersedia air dan alat pembersih.
Pemanfaatan jamban keluarga sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan
kebiasaan masyarakat. Tujuan program JAGA (jamban keluarga) yaitu tidak membuang
tinja ditempat terbuka melaingkan membangun jamban untuk diri sendiri dan keluarga.
Penggunaan jamban yang baik adalah kotoran yang masuk hendaknya disiram dengan air
yang cukup, hal ini selalu dikerjakan sehabis buang tinja sehingga kotoran tidak tampak
lagi. Secara periodic Bowl, leher angsa dan lantai jamban digunakan dan dipelihara
dengan baik, sedangkan pada jamban cemplung lubang harus selalu ditutup jika jamban
tidak digunakan lagi, agar tidak kemasukan benda-benda lain.
Mengingat kondisi kawasan pesisir yang landai, berpasir dan sangat mudah
terendam, diperlukan teknik khusus dalam membuat septic tank. Karena, dengan kondisi
yang mudah terendam, septic yang dibuat harus memperhatikan jarak dengan sumber air.
Jangan sampai kotoran mengkontaminasi air yang akan digunakan sehari-hari. Contoh
gambaran situasi kesehatan lingkungan (sanitasi) di salah satu daerah pesisir yaitu
Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tamako Kabupaten Kepulauan
Sangihe Sulawesi Utara.
Dalam penetuan letak kakus ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu jarak
terhadap sumber air dan kakus. Penentuan jarak tergantung pada :
1) Keadaan daerah datar atau lereng;
2) Keadaan permukaan air tanah dangkal atau dalam;
3) Sifat, macam dan susunan tanah berpori atau padat, pasir, tanah liat atau kapur.
Faktor tersebut di atas merupakan faktor yang mempengaruhi daya peresapan
tanah. Di Indonesia pada umumnya jarak yang berlaku antara sumber air dan lokasi
jamban berkisar antara 8 s/d 15 meter atau rata-rata 10 meter.
Dalam penentuan letak jamban ada tiga hal yang perlu diperhatikan :
1. Bila daerahnya berlereng, kakus atau jamban harus dibuat di sebelah bawah dari letak
sumber air. Andaikata tidak mungkin dan terpaksa di atasnya, maka jarak tidak boleh
kurang dari 15 meter dan letak harus agak ke kanan atau kekiri dari letak sumur.
2. Bila daerahnya datar, kakus sedapat mungkin harus di luar lokasi yang sering digenangi
banjir. Andaikata tidak mungkin, maka hendaknya lantai jamban (diatas lobang) dibuat
lebih tinggidari permukaan air yang tertinggi pada waktu banjir.
3. Mudah dan tidaknya memperoleh air..

2.2. DANAU
a. Pengertian danau
Danau adalah cekungan yang merupakan genangan air yang sangat luas di
daratan. Danau dapat dipandang sebagai tempat penampungan (reservoir) air tawar di
darat pada ketinggian tertentu di atas permukaan laut yang bersumber dari mata air, air
hujan, sungai, dan gletser.
b. Proses terjadinya danau
Berdasarkan terbentuknya danau dapat dibedakan menjadi dua yaitu danau alami
dan danau buatan. Klasifikasi danau berdasarkan proses terbentuknya dapat dibedakan
menjadi danau alami dan danau buatan.
a. Danau Alami
1. Danau Tektonik
Danau tektonik adalah danau yang terjadi karena adanya tenaga tektonik yang
menyebabkan bentuk permukaan bumi lebih rendah daripada daerah di sekitarnya.
Air yang masuk ke tempat itu tergenang dan terjadilah danau. Contoh danau
tektonik antara lain Danau Tempe, Towuti, Poso, Tondano (Pulau Sulawesi), Laut
Tawar, Maninjau, dan Singkarak (Pulau Sumatra).
2. Danau Vulkanik
Danau vulkanik adalah danau yang terjadi karena adanya aktivitas gunung api.
Daerah bekas letusan gunung, terbentuk cekungan yang kemudian terisi oleh
material vulkanik yang tidak tembus air sehingga air hujan yang jatuh di cekungan
itu tertampung dan terbentuklah danau vulkanik. Contoh danau vulkanik antara
lain Danau Kalimutu (Flores), Segara Anakan (Rinjani), Sarangan, Kawah Ijen,
dan Kerinci. Apabila telah terbentuk danau, kemudian vulkan aktif kembali dan
aktivitas vulkan ini bersamaan dengan peristiwa tektonik, danau yang terbentuk
disebut danau vulkano tektonik. Contoh danau vulkano tektonik adalah Danau
Toba di Sumatra Utara.
3. Danau Karst
Danau karst adalah danau yang terjadi di daerah karst. Danau ini terjadi karena
adanya lapisan yang tidak tembus air menutup dasar dan pipa karst, sehingga air
hujan yang jatuh di tempat itu tidak dapat meresap dan terbentuklah danau.
Biasanya danau ini kecil dan bersifat temporer. Contohnya danau karst di
Pegunungan Sewu, Yogyakarta.
4. Danau Gletser
Danau gletser adalah danau yang terjadi karena adanya pencairan es. Danau
gletser biasanya terdapat di kaki gunung atau pegunungan bersalju, misalnya di
pegunungan Jawa Wijaya (Papua) dan Pegunungan Alpen (Swiss).
5. Danau Tapal Kuda (Oxbow Lake)
Danau tapal kuda adalah danau yang terbentuk karena meander yang terputus.
Danau ini bentuknya seperti tapal kuda atau melengkung.
b. Danau Buatan
Danau buatan juga disebut dengan waduk. Danau bendungan atau waduk adalah
adalah danau yang terjadi karena adanya aliran air yang tertimbun baik secara alami
maupun buatan manusia. Bendungan yang dibuat oleh manusia sering disebut waduk
atau danau buatan. Contoh danau buatan antara lain Jatiluhur, Karangkates,
Riamkanan, dan Gajah Mungkur.

d. Manfaat Keberadaan Danau


Danau mempunyai banyak kegunaan antara lain untuk pengairan lahan pertanian
(irigasi), pembangkit tenaga listrik, perikanan, rekreasi, olahraga, dan pelayaran.
Pemanfaatan seperti tertulis di atas bergantung kepada kondisi yang dimiliki danau atau
waduk tersebut. Waduk juga memiliki fungsi menampung kelebihan air, agar tidak
menimbulkan banjir di daerah aliran sungai bagian hilir.

e. Upaya Pelestarian Danau


1. Pelestarian oleh individu dan masyarakat
Peran individu juga masyarakat sangat perlu karena merekalah pelakon-pelakon
utama yang menentukan keberadaan danau tetap lestari ataupun rusak. Dapat
dibayangkan walau banyak kegiatan yang dicanangkan pihak tertentu namun
masyarakat enggan menerapkannya dan mematuhi maka itu sama saja tanpa tindakan
apa-apa.
Berikut ini cara pelestarian danau oleh masyarakat yaitu:
- Mengadakan kegiatan pengelolaan dan pengurangan sampah
- Tidak banyak melakukan penebangan hutan di sekitar danau karena akan
mengakibatkan sedimentasi
- Petani mengurangi dalam penggunaan pupuk dan obat-obatan pertanian seperti
pestisida,herbisida dan fungisida
- Pihak industri mengadakan pengaturan dalam membuang limbah industri dengan
mengurangi zat racun atau adiktif bahkan menghilangkannya sama sekali karena
dapat merusak ekosistem berupa hewan dan tumbuhan yang hidup di danau
- Tidak banyak mendirikan pabrik atau industri yang pembuangan limbahnya dekat
dengan danau atau sumber perairan lainnya karena dapat menjadi penyebab
pemanasan global
- Limbah dari rumah tangga berupa sisa cucian agar tidak dialirkan ke danau,kalaupun
harus,gunakan sabun atau deterjen yang ramah lingkungan yakni yang terbuat dari
bahan-bahan alami
- Masyarakat mengurangi membuang obat-obatan kimiawi karena senyawa kimia yang
terkandung di dalamnya berpotensi dalam mengontaminasi air danau
- Mengadakan pemisahan sampah organik dan non-organik di tempat pembuangan
akhir agar tidak menimbulkan senyawa kimia oleh bakterial yang dapat merusak
ekologi air danau.
- Menggalang kegiatan pengelolaan limbah rumah tangga dengan mengalirkan saluran
pembuangan limbah ke tempat yang jauh dari sumber air danau
- Mengadakan kebersihan sanitasi di lingkungan pemukiman penduduk dan sekitarnya
untuk mengurangi pencemaran dan penyebaran kuman penyakit
- Mengurang kegiatan budidaya di sekitar danau yang dapat mengaalihfungsikan danau
. Contoh seperti jenis jenis air danau digunakan sebagai sumber energi listrik
- Melakukan pengendalian terhadap pertumbuhan gulma air di sekitar danau yang
berlebihan karena dapat mempengaruhi air danau baik secara kualitas dan kuantitas.
Jenis pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan mekanik dan biologis yang
tentunya ramah lingkungan alias tidak menimbulkan pencemaran air
- Mengadakan konservasi lahan akibat erosi dan sedimentasi yang terjadi di sekitar
danau. Karena hal tersebut dapat menyebabkan danau menjadi dangkal dan danau
mudah meluap tiap pertambahan volume air saat turun hujan. Para petani dapat
memanfaatkan lahan di sekitar dengan menanam tanaman keras berupa palawija
sehingga mengurangi adanya erosi,pengendapan lumpur pada danau
- Bila danau memiliki sumber daya alam yang dimanfaatkan seperti menjadikan danau
sumber irigasi oleh para petani hendaknya memperhatikan teknologi yang digunakan
agar tidak menganggu keseimbangan ekosistem air danau
2. Pelestarian oleh pihak berwenang atau pemerintah setempat
Pemerintah seharusnya ikut turun tangan dalam pelestarian danau dengan
mencanangkan berbagai kegiatan, kebijakan atau peraturan serta sebagai
fasilitator untuk bersama-sama menjaga kelestarian danau.
Berikut ini yang dapat dilakukan pemerintah yaitu:
 Bagi pihak yang yang berwenang sebaiknya pembuat kebijakan berupa Perda
(peraturan daerah) tentang larangan membuang limbah yang dapat mencemari danau
 Jika ingin menjadikan danau sebagai daerah wisata maka hal yang perlu diperhatikan
yakni perencanaan yang bijak dan memikirkan secara jangka panjang. Perencanaan
yang baik akan menghindari kerusakan lingkungan sekitar danau dengan tidak hanya
mengutamakan kepentingan untuk mendapatkan keuntungan namun danau tetap
terjaga seperti mengadakan rambu-rambu bagi pengunjung yang ingin berwisata
sehingga tetap terkontrol pengelolaan danau
 Mengadakan proses penertiban pengawasan,perizinan bila danau digunakan sebagai
sarana transportasi air yakni penggunaan perahu bermotor yang tentu saja sisa bahan
bakarnya dapat mencemari air danau
 Mengadakan pengawasan secara intensif pada penangkapan ikan di danau yang dapat
merusak ekosistem seperti menggunakan racun, bahan peledak dan zat kimia lain.
Selain membuat ikan punah juga dapat mencemari air
 Mencanangkan penertiban pembangunan di sekitar danau
 Melibatkan masyarakat dalam pelestarian danau dengan mengadakan kegiatan yang
bisa menyadarkan masyarakat betapa pentingnya menjaga kelestarian danau seperti
mengadakan seminar kemasyarakatan yang menghadirkan pakar atau ilmuwan yang
mengetahi seluk-beluk dan hasil penelitiannya sehingga masyarakat mengenali
masalah yang dapat merusak danau dan cara menanganinya
 Meningkatkan hubungan secara rutin antara instansi pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dalam program perlindungan danau
 Pengembangan dan peningkatan kesadaran bagi masyarakat dan pengelola danau
akan pentingnya danau
 Mengatur susunan prioritas dalam mengendalikan dan memulihkan kerusakan yang
terjadi pada ekosistem danau
 Pedoman pengelolaan danau selalu dikembangkan dari waktu ke waktu
 Pemerintah dapat membentuk kelompok atau komunitas tertentu dari masyarakat
untuk peduli danau lalu pemerintah sendiri memfasilitasi mereka. Tak terlupa
koordinasi antar komunitas ,komunitas dan pemerintah daerah tetap dijaga
 Mengadakan pengendalian limbah yang mencemari danau seperti penggunaan
teknologi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk mengolah limbah industri
dan pertambangan
 Mengendalikan pembukaan lahan secara berlebihan dan mengadakan upaya vegetasi
yang dapat mencegah erosi, sedimentasi, maupun pelumpuran pada danau
 Menertibkan budidaya ikan dengan keramba jaring apung (KJA)
 Mengadakan pengukuran dan inventarisasi danau
 Menentukan susunan penggunaan air danau sistematis
 Penyusunan sistem perizinan penggunaan danau baik untuk sarana transportasi,
pemanfaatan sumber daya danau maupun sarana wisata alam
 Adanya program pendanaan secara terstruktur dan jelas yang khusus pada program
pemerintah dalam melestarikan danau
 Langkah akhir, para generasi seperti pelajar diberi pemahaman tentang kelestarian
danau dan menggalang sebuah kegiatan dalam pelestarian danau atau memasukkan
ke kurikulum pendidikan tentang pentingnya pelestarian danau

2.3. KOLAM RENANG


a. Pengertian
Kolam renang adalah suatu konstruksi buatan yang dirancang untuk diisi dengan
air dan digunakan untuk berenang, menyelam, atau aktivitas air lainnya.Kolam renang
pribadi adalah simbol status bagi pemiliknya, karena membutuhkan banyak tempat dan
biaya perawatan yang besar. Kolam renang umum biasanya adalah bagian dari pusat
kebugaran jasmani atau taman rekreasi, dengan fasilitas-fasilitas lainnya meliputi sauna,
lapangan olahraga (squash, tenis, dll) dan rumah makan. Untuk menjernihkan dan
mendisfeksi air biasanya digunakan kaporit. Menurut Permenkes nomor 416/
MENKES/PER/IX/1990 yang dimaksud dengan air kolam renang adalah air di dalam
kolam renang yang digunakan untuk olah raga renang dan
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
b. PERSYARATAN AIR KOLAM RENANG
Syarat air kolam renang sebagaimana persyaratan air bersih sesuai Peraturan
Menteri Kesehatan nomor 416/MENKES/ PER/IX/1990 yaitu :
Bagi air kolam renang parameter yang paling penting diperhatikan adalah:
1. PH air,apabila menyimpang akan menimbulkan Iritasi pada mata dan proses
koagulasi akan terganggu.
2. CO2 Agresif, harus tidak ada karena akan mengakibatkan karatan pada pipa Kesadahan
dan berpengaruh pada daya pembersih air.
3. Zat, organikkelebihan zat organik menandakan air kotor.
4. H2S, adanya H2S dalamair berarti sedang terjadi proses pembusukan air tercemari oleh
kotoran atau sumber kotoran lainnya, air berbau, sehingga tidak memenuhi syarat fisik
air.
Kolam renang yang ideal adalah yang memenuhi syarat – syarat antara lain :
Keamanan ,Kebersihan ,Kenyamanan.
Ada 3 syarat minimum yang harus dipenuhi :
1. Tidak bocor
2. Sirkulasi air dan sistem filtersi baik sehingga air selalu bersih
3. Aman bagi penggunanya
Bahan yang digunakan harus kedap air, setiap kolam renang harus memiliki
proses waterproofing untuk memberikan lapisan kedap air. Untuk bagian luarnya dapat
anda gunakan keramik atau batu alam. Anda juga bisa gunakan kolam renang fabrikasi
dari bahan fiberglass( tinggal pasang )

Tempat – tempat Pemandian Buatan ( Artifical Pools )


Pemandian Buatan terdiri atas :
1. Fill – draw type : air yang sudah nampak kotor diganti seluruhnya dengan air
yang baru dan bersih. Penentuan kotor tidaknya ditetapkan dari keadaan fisiknya (
kelihatan keruh, kotor ), jumlah orang mandi didalamnya
2. Flow – through type : air kolam tersebut mengalir terus menerus setiap waktu
sehingga senantiasa air tidak akan keruh karena selalu diganti dengan yang baru.
Type ini yang baik membutuhkan banyak air.
3. Recirculating type : air yang telah dikotori disaring dalam filter –filter dan
dipompa kembali kedalam kolam pemandian yang setelah bersih.

Hubungan dengan kebersihan kolam renang sebaiknya Kolam renang dilengkapi


dengan fasilitas sebagai berikut :
1. Loker tempat pakaian dan peralatan lainya
2. Ruang tempat ganti pakaian
3. Kebersihan tempat membasahi badan
4. Kebersihan kolam renang
5. Kamar mandi dan kakus

c. Sirkulasi Kolam Renang


Kualitas air water park dan pemeliharaannya sangat penting bagi kesehatan anda.
Jika anda memiliki kolam renang ditaman belakang rumah anda dan membayar
profesional untuk membersihkannya, maka hal tersebut akan membuat biayanya
sangat mahal.Zat chlor dalam bentuk zat cair (larutan zat chlor).
Ada beberapa aturan dasar yang dapat dilakukan sendiri secara teratur agar membuat
kolam berenang menjadi sehat sebagai berikut :
1. Jaga daerah bebas dari sampah
Jika anda memiliki kolam renang yang terletak diluar ruangan, angin atau hujan
akan mengumpulkan banyak debu dan daun, maka daun yang dibawa oleh angin
akan jatuh didalam kolam dan pastikan kolam renang anda selalu bersih,agar tidak
menybabkan suatu penyakit.
2. Gunakan system penyaringan untuk kolam renang
System penyaringan air kolam renang sangat berguna untuk menjaga dan
memelihara kebersihan air. Jalankan system penyaring kolam anda tetap bersih
setiap waktu

3. Tambahkan khlor
Tambahkan 3 inci kholor tablet larut dalam kolam yaitu sangat baik untuk
menjaga kebersihan air water part, atau bisa juga menggunakan alat otomatis yang
akan memancarkan kholor seminggu sekali.
4. Membersihkan kolam renang sekali dalam seminggu
Gunakan sikat kolam renang untuk membersihkan seluruh kolam renang anda
seminggu sekali.hal ini sangat pentng dilakukan untuk menjaga agar kolam renang
anda selalu sehat dan bersih. Pemeliharaan kualitas air kolam renang sangat
penting bagi kesehatan anda. Pengawasan Hygiene yang baik dan teratur harus
selalu dilakukan dengan teratur atau bila tidak ada maka pemandian tersebut akan
menjadi sumber penyakit yang membahayakan.
d. Penyakit yang di Tumbulkan Apabila Air Kolam Tidak Memenuhi Syarat
Penyakit yang dapat terjadi terutama iritasi matadan penyakit kulit ,
yang dapat menyebabkan iritasi pada mata diantaranya :
1. Pemberian kaporit yang berlebihan
2. Air kolam renang yang terlalu asam atau Basa (pH kurang dari 7 atau lebihdari 8).
Penyakit yang berhubungan dengan kolam renang yang terpenting adalah :
1. Penyakit kulit
2. Infeksi mata
3. Typhus abdominalis
4. Dysentri
5. Gastro enteritis
6. Polio melitis
7. Leptopirosis
e. Kegiatan Pengawasan Kualitas Air Kolam
Kegiatan pengawasan kualitas air kolam renang mencakup:
1. Pengamatan lapangan dan pengambilan contoh air termasuk air pada proses
produksi dan distribusi.
2. Pemeriksaan contoh air
3. Analisis hasil pemeriksaan
4. Perumusan Saran dan cara pemecahan masalah yang timbul dari hasil
pemeriksaan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keindahan dan kenyamanan daerah tujuan wisata, seperti keindahan
pemandangan alam, sturuktur hidrologi almiah seperti air bersih, udara segar, keunikan
budaya, wahana yang seru, dan akses yang mudah, kuailitasnya bisa memburuk karena
aktifitas manusia, tidak terkecuali aktifitas wisata itu sendiri. kualitas lingkungan
merupakan bagian integral dari suguhan-suguhan alamiah. Dengan demikian, pemeliharaan
terhadap kualitas lingkungan menjadi syarat mutlak bagi daya tahan terhadap kompetisi
pemilihan tujuan wisata oleh wisatawan. Jika kualitas suatu daerah tujuan wisata menurun,
maka tempat tersebut cenderung diabaikan. aktifitas wisata dapat peran yang signifikan
dalam pembiayaan program-program konservasi lingkungan hidup. Namun, tetap harus
diperhatikan bahwa aktifitas wisata juga mempunyai potensi untuk ikut serta mengarahkan
pada kerusakan lingkungan.
Bukan hanya tempat yang indah, bersih, dan fasilitas yang memadai saja yang
menjadi pilihan wisatawan, Tetapi juga pengelolan tempat wisata yang baik juga menjadi
pilihan wisatawan. Dengan pengelolaan yang baik, wisatawan juga akan merasa nyaman
dan senang, karena sebagai pengunjung mereka juga ingin mendapat tempat wisata yang
terawatt dan dikelola dengan baik.

3.2. Saran
Sebaiknya pihak pengelola wisata harus memenuhi hal-hal yang diperlukan oleh
pengunjung sehingga aktifitas yang dilakukan pengunjung di area wisatanya tidak
terganggu. Para pengunjung juga harus menjaga kebersihan area wisata serta fasilitas-
fasilitas yang ada didalamnya sehingga wisata tersebut tetap bersih, indah dan nyaman.
Daftar Pustaka

Makalah pariwisata kota blitar, (online), (http://pendiks.blogspot.com/2012/02/makalah-


deskripsi-pariwisata-di-kota.html) diakses 18 sepeptember 2016
https://sainsmini.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-dan-penjelasan-danau.html diakses tanggal 18
september 2016
http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/danau/cara-menjaga-kelestarian-danau diakses tanggal 18
september 2016
MAKALAH STTU
“TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN WISATA AIR”

Disusun oleh : Kelompok B

1. Atika Risdiyanti (P27833114002)


2. Okmariska Anggun (P27833114007)
3. Tri Meidya R (P27833114008)
4. Widiwati Rinjani O (P27833114012)
5. Ovi Evela K (P27833114015)
6. Trie Islamy P (P27833114018)
7. Febriyanti Indah S (P27833114025)
8. Ike Diniyala P (P27833114028)
9. Monicarla Cindy H (P27833114030)
10. Novi Nur Pratiwi (P27833114032)
11. Siska Widyawati R (P27833114033)
12. Nur Rachmawati F (P27833114038)
13. Nurika Octa K (P27833113091)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGAM STUDI D III KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA

TAHUN 2016

Anda mungkin juga menyukai