Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang senantiasa memberikan nikmat dan karunia
kepada umat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul, “Tempat –
Tempat Umum dan Daerah Wisata Air” dengan tepat waktu. Makalah ini diselesaikan sebagai
Tugas dalam mata kuliah Sanitasi Tempat – Tempat Umun & Pariwisata. Di jurusan Kesehatan
Lingkungan Surabaya ini kami mendapatkan banyak ilmu yang berguna, baik bagi diri sendiri
maupun pembaca untuk kedepannya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan tentang Sanitasi
Tempat – Tempat Umum & Pariwisata dalam hal sanitasi,selain itu juga dengan adanya makalah
ini diharapkan para pembaca agar dapat mendalaminya lagi.
Kami mengucapkan terima kasih atas perhatiannya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, mahasiswa, dan pelaku pendidikan lainnya khususnya pada kelompok
kami sendiri serta memberikan wawasan yang luas bagi kita semua. Kami menyadari bahwa
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah yang kami buat.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pantai
2. Mengetahui Konsep dan Sistem Saluran Pembuangan Air Limbah di Kawasan Pesisir
3. Mengetahui Konsep dan Sistem Saluran Pembuangan Ekskreta (Jamban) di Kawasan
Pesisir
4. Mengetahui pengertian danau
5. Mengetahui proses terjadinya danau
6. Mengetahui manfaat danau
7. Mengetahui upaya pelestarian danau
8. Mengetahui pegertian kolam renang
9. Mengetahui persyaratan Air Kolam Renang
10. Mengetahui sirkulasi kolam renang
11. Mengetahui penyakit yang ditimbulkan apabila air kolam renang tidak memenuhi syarat
12. Mengetahui pengawasan kualitas air kolam renang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PANTAI
a. Pengertian
Pantai adalah daerah pertemuan antara air pasang tertinggi dengan daratan.
Sedangkan garis pantai adalah garis air yang menghubungkan titik-titik pertemuan antara
air pasang tertinggi dengan daratan.
b. Konsep dan Sistem Saluran Pembuangan Air Limbah di Kawasan Pesisir
Menurut Ehless dan Steel, air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari
rumah tangga, industri, dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya mengandung
bahan-bahan atau zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu
lingkungan. Air limbah yang paling banyak dan paling tidak teratur dihasikan oleh rumah
tangga. Sebagian besar air limbah rumah tangga mengandung bahan organic sehingga
memudahkan di dalam pengelolaannya. Volume air limbah yang dihasilkan dalam suatu
masyarakat dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain :
a. Kebiasaan manusia. Makin banyak orang menggunakan air, makin banyak air limbah
yang dihasilkan.
b. Penggunaan sistem pembuangan kombinasi atau terpisah. Pada sistem kombinasi,
volume air limbah bervariasi dari 80-100 galon atau lebih perkapita, sedangkan pada
sistem terpisah volume limbah mencapai rata-rata 25-50 galon perkapita
c. Waktu. Air limbah tidak mengalir merata sepanjang hari, tetapi bervariasi bergantung
pada waktu dalam sehari dan musim. Di pagi hari, manusia cenderung menggunakan
air yang menyebabkan aliran air limbah lebih banyak, sedangkan di tengah hari
volumenya lebih sedikit, dan di malam hari agak meningkat lagi.
Membangun sanitasi yang berkelanjutan (sustainabel) dan drainase didaerah
rendah dan pesisir benar benar memberikan tantangan teknis dan lingkungan tersendiri.
Mengapa sanitasi sangat sulit untuk dibangun di daerah pesisir?
1. Air tanah
Air tanah sangat dangkal terlebih dimusim hujan, sangat menyulitkan dalam
membangun struktur bawah tanah dalam situasi seperti ini.
2. Daerah pesisir yang sangat rata /datar
Sangat sulit mendapatkan aliran gravitasi untuk saluran drainase dan penyaluran
air limbah (khususnya sistem terpusat).
3. Ketersediaan Tanah
Hampir semua tanah disekitar daerah pemukiman adalah milik pribadi, ini
merupakan masalah jika akan membangun fasilitas untuk umum seperti pengolahan
limbah komunal. Secara umum, dampak dari pembuangan air limbah yang tidak
menjalani pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan seperti :
Kontaminasi dan pencemaran pada air permukaan dan badan-badan air yang
digunakan oleh manusia.
Mengganggu kehidupan dalam air, mematikan hewan dan tumbuhan air.
Menimbulkan bau (sebagai hasil dekomposisi zat anaerobic) dan zat anorganik).
Menghasilkan lumpur yang dapat mengakibatkan pendangkalan air sehingga terjadi
penyumbatan yang dapat menimbulkan banjir.
Hal mendasar yang menyebabkan sulitnya pelaksanaan upaya sanitasi lingkungan
di daerah pesisir adalah rendahnya pemahaman mengenai pentingnya upaya sanitasi
lingkungan serta kemampuan financial yang kurang mencukupi bagi setiap rumah
tangga untuk mengupayakan sanitasi lingkungan rumah tangga yang memenuhi syarat.
Untuk daerah pesisir, seyogyanya dapat diupayakan prasarana drainase yang
terpusat, karena lokasi pesisir yang merupakan daerah resapan air sehingga meyulitkan
untuk membuat SPAL bagi masing-masing rumah tangga. Gambar di samping
menunjukkan buruknya sanitasi lingkungan di daerah pesisir khususnya SPAL.
Dampak fisik yang dapat langsung dilihat akibat buruknya sanitasi lingkungan di
daerah pesisir adalah lingkungan yang kotor, tidak teratur dan tentunya berbau. Hal
inilah yang menjadi penyumbang timbulnya gangguan ekosistem di daerah pesisir dan
pantai.
c. Konsep dan Sistem Saluran Pembuangan Ekskreta (Jamban) di Kawasan Pesisir
Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada pembuangan tinja
merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas.
Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat terutama dalam pelaksanaannya
tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat
kaitannya dengan prilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.
Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang
tinja atau kotoran manusia atau najis bagi suatu keluarga yang lazim disebut kakus atau
WC. Syarat jamban yang sehat sesuai kaidah-kaidah kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Tidak mencemari sumber air minum
2. Tidak berbau tinja dan tidak bebas dijamah oleh serangga maupun tikus
3. Air seni, air bersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah sekitar olehnya itu
lantai sedikitnya berukuran 1 X 1 meter dan dibuat cukup landai, miring kearah
lobang jongkok.
4. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannnya.
5. Dilengkapi dengan dinding dan penutup
6. Cukup penerangan dan sirkulasi udara.
7. Luas ruangan yang cukup
8. Tersedia air dan alat pembersih.
Pemanfaatan jamban keluarga sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan
kebiasaan masyarakat. Tujuan program JAGA (jamban keluarga) yaitu tidak membuang
tinja ditempat terbuka melaingkan membangun jamban untuk diri sendiri dan keluarga.
Penggunaan jamban yang baik adalah kotoran yang masuk hendaknya disiram dengan air
yang cukup, hal ini selalu dikerjakan sehabis buang tinja sehingga kotoran tidak tampak
lagi. Secara periodic Bowl, leher angsa dan lantai jamban digunakan dan dipelihara
dengan baik, sedangkan pada jamban cemplung lubang harus selalu ditutup jika jamban
tidak digunakan lagi, agar tidak kemasukan benda-benda lain.
Mengingat kondisi kawasan pesisir yang landai, berpasir dan sangat mudah
terendam, diperlukan teknik khusus dalam membuat septic tank. Karena, dengan kondisi
yang mudah terendam, septic yang dibuat harus memperhatikan jarak dengan sumber air.
Jangan sampai kotoran mengkontaminasi air yang akan digunakan sehari-hari. Contoh
gambaran situasi kesehatan lingkungan (sanitasi) di salah satu daerah pesisir yaitu
Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tamako Kabupaten Kepulauan
Sangihe Sulawesi Utara.
Dalam penetuan letak kakus ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu jarak
terhadap sumber air dan kakus. Penentuan jarak tergantung pada :
1) Keadaan daerah datar atau lereng;
2) Keadaan permukaan air tanah dangkal atau dalam;
3) Sifat, macam dan susunan tanah berpori atau padat, pasir, tanah liat atau kapur.
Faktor tersebut di atas merupakan faktor yang mempengaruhi daya peresapan
tanah. Di Indonesia pada umumnya jarak yang berlaku antara sumber air dan lokasi
jamban berkisar antara 8 s/d 15 meter atau rata-rata 10 meter.
Dalam penentuan letak jamban ada tiga hal yang perlu diperhatikan :
1. Bila daerahnya berlereng, kakus atau jamban harus dibuat di sebelah bawah dari letak
sumber air. Andaikata tidak mungkin dan terpaksa di atasnya, maka jarak tidak boleh
kurang dari 15 meter dan letak harus agak ke kanan atau kekiri dari letak sumur.
2. Bila daerahnya datar, kakus sedapat mungkin harus di luar lokasi yang sering digenangi
banjir. Andaikata tidak mungkin, maka hendaknya lantai jamban (diatas lobang) dibuat
lebih tinggidari permukaan air yang tertinggi pada waktu banjir.
3. Mudah dan tidaknya memperoleh air..
2.2. DANAU
a. Pengertian danau
Danau adalah cekungan yang merupakan genangan air yang sangat luas di
daratan. Danau dapat dipandang sebagai tempat penampungan (reservoir) air tawar di
darat pada ketinggian tertentu di atas permukaan laut yang bersumber dari mata air, air
hujan, sungai, dan gletser.
b. Proses terjadinya danau
Berdasarkan terbentuknya danau dapat dibedakan menjadi dua yaitu danau alami
dan danau buatan. Klasifikasi danau berdasarkan proses terbentuknya dapat dibedakan
menjadi danau alami dan danau buatan.
a. Danau Alami
1. Danau Tektonik
Danau tektonik adalah danau yang terjadi karena adanya tenaga tektonik yang
menyebabkan bentuk permukaan bumi lebih rendah daripada daerah di sekitarnya.
Air yang masuk ke tempat itu tergenang dan terjadilah danau. Contoh danau
tektonik antara lain Danau Tempe, Towuti, Poso, Tondano (Pulau Sulawesi), Laut
Tawar, Maninjau, dan Singkarak (Pulau Sumatra).
2. Danau Vulkanik
Danau vulkanik adalah danau yang terjadi karena adanya aktivitas gunung api.
Daerah bekas letusan gunung, terbentuk cekungan yang kemudian terisi oleh
material vulkanik yang tidak tembus air sehingga air hujan yang jatuh di cekungan
itu tertampung dan terbentuklah danau vulkanik. Contoh danau vulkanik antara
lain Danau Kalimutu (Flores), Segara Anakan (Rinjani), Sarangan, Kawah Ijen,
dan Kerinci. Apabila telah terbentuk danau, kemudian vulkan aktif kembali dan
aktivitas vulkan ini bersamaan dengan peristiwa tektonik, danau yang terbentuk
disebut danau vulkano tektonik. Contoh danau vulkano tektonik adalah Danau
Toba di Sumatra Utara.
3. Danau Karst
Danau karst adalah danau yang terjadi di daerah karst. Danau ini terjadi karena
adanya lapisan yang tidak tembus air menutup dasar dan pipa karst, sehingga air
hujan yang jatuh di tempat itu tidak dapat meresap dan terbentuklah danau.
Biasanya danau ini kecil dan bersifat temporer. Contohnya danau karst di
Pegunungan Sewu, Yogyakarta.
4. Danau Gletser
Danau gletser adalah danau yang terjadi karena adanya pencairan es. Danau
gletser biasanya terdapat di kaki gunung atau pegunungan bersalju, misalnya di
pegunungan Jawa Wijaya (Papua) dan Pegunungan Alpen (Swiss).
5. Danau Tapal Kuda (Oxbow Lake)
Danau tapal kuda adalah danau yang terbentuk karena meander yang terputus.
Danau ini bentuknya seperti tapal kuda atau melengkung.
b. Danau Buatan
Danau buatan juga disebut dengan waduk. Danau bendungan atau waduk adalah
adalah danau yang terjadi karena adanya aliran air yang tertimbun baik secara alami
maupun buatan manusia. Bendungan yang dibuat oleh manusia sering disebut waduk
atau danau buatan. Contoh danau buatan antara lain Jatiluhur, Karangkates,
Riamkanan, dan Gajah Mungkur.
3. Tambahkan khlor
Tambahkan 3 inci kholor tablet larut dalam kolam yaitu sangat baik untuk
menjaga kebersihan air water part, atau bisa juga menggunakan alat otomatis yang
akan memancarkan kholor seminggu sekali.
4. Membersihkan kolam renang sekali dalam seminggu
Gunakan sikat kolam renang untuk membersihkan seluruh kolam renang anda
seminggu sekali.hal ini sangat pentng dilakukan untuk menjaga agar kolam renang
anda selalu sehat dan bersih. Pemeliharaan kualitas air kolam renang sangat
penting bagi kesehatan anda. Pengawasan Hygiene yang baik dan teratur harus
selalu dilakukan dengan teratur atau bila tidak ada maka pemandian tersebut akan
menjadi sumber penyakit yang membahayakan.
d. Penyakit yang di Tumbulkan Apabila Air Kolam Tidak Memenuhi Syarat
Penyakit yang dapat terjadi terutama iritasi matadan penyakit kulit ,
yang dapat menyebabkan iritasi pada mata diantaranya :
1. Pemberian kaporit yang berlebihan
2. Air kolam renang yang terlalu asam atau Basa (pH kurang dari 7 atau lebihdari 8).
Penyakit yang berhubungan dengan kolam renang yang terpenting adalah :
1. Penyakit kulit
2. Infeksi mata
3. Typhus abdominalis
4. Dysentri
5. Gastro enteritis
6. Polio melitis
7. Leptopirosis
e. Kegiatan Pengawasan Kualitas Air Kolam
Kegiatan pengawasan kualitas air kolam renang mencakup:
1. Pengamatan lapangan dan pengambilan contoh air termasuk air pada proses
produksi dan distribusi.
2. Pemeriksaan contoh air
3. Analisis hasil pemeriksaan
4. Perumusan Saran dan cara pemecahan masalah yang timbul dari hasil
pemeriksaan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keindahan dan kenyamanan daerah tujuan wisata, seperti keindahan
pemandangan alam, sturuktur hidrologi almiah seperti air bersih, udara segar, keunikan
budaya, wahana yang seru, dan akses yang mudah, kuailitasnya bisa memburuk karena
aktifitas manusia, tidak terkecuali aktifitas wisata itu sendiri. kualitas lingkungan
merupakan bagian integral dari suguhan-suguhan alamiah. Dengan demikian, pemeliharaan
terhadap kualitas lingkungan menjadi syarat mutlak bagi daya tahan terhadap kompetisi
pemilihan tujuan wisata oleh wisatawan. Jika kualitas suatu daerah tujuan wisata menurun,
maka tempat tersebut cenderung diabaikan. aktifitas wisata dapat peran yang signifikan
dalam pembiayaan program-program konservasi lingkungan hidup. Namun, tetap harus
diperhatikan bahwa aktifitas wisata juga mempunyai potensi untuk ikut serta mengarahkan
pada kerusakan lingkungan.
Bukan hanya tempat yang indah, bersih, dan fasilitas yang memadai saja yang
menjadi pilihan wisatawan, Tetapi juga pengelolan tempat wisata yang baik juga menjadi
pilihan wisatawan. Dengan pengelolaan yang baik, wisatawan juga akan merasa nyaman
dan senang, karena sebagai pengunjung mereka juga ingin mendapat tempat wisata yang
terawatt dan dikelola dengan baik.
3.2. Saran
Sebaiknya pihak pengelola wisata harus memenuhi hal-hal yang diperlukan oleh
pengunjung sehingga aktifitas yang dilakukan pengunjung di area wisatanya tidak
terganggu. Para pengunjung juga harus menjaga kebersihan area wisata serta fasilitas-
fasilitas yang ada didalamnya sehingga wisata tersebut tetap bersih, indah dan nyaman.
Daftar Pustaka
TAHUN 2016