Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua orang tentunya menginginkan responsibilitas antar fungsi tubuh
yang normal/wajar saat mereka masuk dalam lingkungan masyarakat. Namun bagi
orang yang memiliki gangguan antar fungsi tubuh/saraf, bukanlah hal yang mudah
bagi mereka untuk menggunakan fungsi tubuh mereka seperti manusia normal
lainnya.
Dari waktu ke waktu jumlah penyandang penyakit degeneratif tampaknya
semakin meningkat pesat dan terkadang tidak terkontrol. Sehingga menyebabkan
disfungsi antar organ-organ tubuh atau alat gerak, misalnya pada penyakit saraf.
Penyebab penyakit saraf ini menjadi bahan perdebatan di antara pakar kesehatan di
seluruh dunia. Padahal metode deteksi dan terapi yang ada belum memadai.
Di Jawa Timur sampai saat ini belum ada angka pasti mengenai jumlah
penyandang penyakit saraf. Hal ini dikarenakan pemerintah belum pernah
melakukan survei mengenai penyakit tersebut. Namun hasil penelitian __________
menunjukkan jumlah kasus degeneratif mengalami peningkatan yang signifikan.
Jika tahun ________ rasio penyandang degenerative ______, maka di tahun 201_
terjadi peningkatan yang cukup memprihatinkan dengan jumlah rasio 1 dari ____
orang. Melihat angka tersebut, dapat diperkirakan di Jawa Timur setiap tahun akan
muncul kurang lebih ____ penyandang cacat/upnormal.
Penderita penyakit saraf jika tidak ditangani dengan penyembuhan yang
benar maka akan terjadi hal yang lebih buruk atau menimbulkan kecacatan bahkan
kelumpuhan. Hal yang lebih buruk bukan saja dengan kondisi kesehatan, akan tetapi
juga dapat memperburuk kondisi spiritual, sosial, atau bahkan mental. (5 Penyakit
berbahaya di Jawa Timur, Penyakit Syaraf apa aja?, fasilitas penyakit saraf di
Indonesia?)

1
Pemulihan merupakan sebuah kegiatan ataupun proses untuk membantu
para penderita suatu penyakit yang mempunyai penyakit serius atau cacat yang
memerlukan pengobatan medis untuk mencapai kemampuan fisik psikologis
dan sosial yang maksimal. Penderita atapun pasien yang masuk pusat rehabilitasi
biasanya menderita rendah diri atau kurangnya pandangan positif terhadap
kehidupan. Oleh sebab itu psikologi dalam terapi ini memainkan peranan yang
besar dalam program rehabilitasi.
Dalam dunia kesehatan secara garis besar saat ini, ada sejumlah pemberitaan
bahwa terdapat beberapa RS yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
menghentikan sementara tindakan fisioterapi karena ketiadaan dokter spesialis
kedokteran fisik dan rehabilitasi. Akan tetapi, pelayanan rehabilitasi medik tersebut
begitu dekat dengan masyarakat. Oleh karena itu, banyak penyakit yang
membutuhkan bantuan rehabilitasi medik dalam penyembuhannya.
Kebanyakan pusat rehabilitasi medik hanya digunakan untuk memperoleh
fungsi penyesuaian diri secara maksimal atau usaha mempersiapkan penderita cacat
secara fisik, mental, social dan kekaryaan untuk suatu kehidupan yang penuh sesuai
dengan kemampuan yang ada padanya (Depkes RI, 1983)

Tabel 1.1 Contoh Pusat Rehabilitasi Medik di Jawa Timur


NO NAMA PUSAT REHABILITASI JENIS REHABILITASI
1. Rumah Sakit Katolik St. Vincentius a Terapi Okupasi, Terapi wicara dan
Paulo Surabaya pembuatan alat bantu
2. Rumah Sakit Husada Utama di Surabaya Obesitas, cedera akibat olahraga,
Akupuntur, terapi Laser, terapi Okupasi
3. Rumah Sakit Umum Daerah DR. Instalasi Rehabilitasi Medik
Soetomo Surabaya
4. Rumah Sakit Manyar Medical Centre Manipulasi sendi, mobilisasi sendi,
Surabaya manipulasi tulang belakang, mobilisasi
tulang belakang, pemijatan dan fisioterapi

2
5. JANGAN SEMUA DI SURABAYA

Sumber : “MAJALAH???, 2019. Aafadgag,2019”

Mengambil contoh dari beberapa Pusat Rehabilitasi Medik di atas, dapat


disimpulkan bahwa Provinsi Jawa Timur mempunyai Pusat Rehabilitasi yang
berkompeten dalam bidang kesehatan yang mana dalam hal ini bertujuan lebih
dalam ke cakupan internal/lokal. Menargetkan pasien lokal Indonesia dengan
menghadirkan Pusat Rehabilitasi Medik yang lebih berkarakter iconic dari segi
bentuk bangunan Pusat Rehabilitasi Medik ini sendiri.
Ingin menghadirkan Pusat Rehabilitasi Medik bertaraf Nasional di
Mojokerto yang memiliki tujuan untuk memberikan rehabilitasi dari penyakit saraf
di Indonesia dan juga menampung pasien yang memiliki penyakit lainnya.
Digunakan juga untuk tempat edukasi penyakit yang berhubungan dengan penyakit
saraf lainnya.

1.2 Tujuan Dan Sasaran Perancangan


Mewujudkan rancangan Pusat Rehabilitasi Medik Penyandang Penyakit
Saraf melalui bangunan yang menyesuaikan kondisi lingkungan sekitar, sasaran
untuk menganalisis pengaruh bangunan dan tata ruang luar serta pada dalam kesan
pemanfaatan estetika bangunan agar tercipta kesan unite antara konteks kelokalan
terhadap lingkungan dan rehabilitasi.

1.2.1 Tujuan
Tujuan dari perancangan dibangunnya Pusat Rehabilitasi Medik Penyandang
Penyakit Saraf di Mojokerto adalah :
 Membantu proses penyembuhan penyakit saraf di wilayah Mojokerto dan
Sekitarnya.
 Memfasilitasi pasien-pasien penyakit saraf yang ada di Mojokerto maupun
Jawa Timur untuk penyakit saraf yang dialami.

3
 Memberikan pelayanan yang lebih cepat dan efektif daripada Pusat
Rehabilitasi Penyakit Saraf yang lain.
 Menyusun dan merumuskan Pendekatan perancangan arsitektur
Rehabilitasi penyakit saraf yang sesuai standar dan perkemangan teknologi
kedokteran sehingga memenuhi kebutuhan dan persyaratan-persyaratan
(kebersihan, kenyamanan dan keamanan) pelayanan di Mojokerto

1.2.2 Sasaran
Sasaran yang ditujukan pada proyek Pusat Rehabilitasi Medik Penyandang
Penyakit Saraf di Mojokerto ini adalah :
 Merencanakan Pusat Rehabilitasi yang mampu memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan bagi pasien saraf yang sesuai standar dan persyaratan.
 Mewujudkan perancangan pusat rehabilitasi medik dengan pendekatan
perilaku dan healing.
 Menghasilkan pola tata ruang yang healing sehingga pengunjung ataupun
pasien dapat merasakan banyak manfaat kesehatan yang dihadirkan dalam
Susana interior maupun eksterior.
 Merencanakan Pusat Rehabilitasi Penyakit saraf ke dalam desain Pusat
Rehabilitasi penyakit ______ yang dapat memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien penyakit saraf yang baik dan sesuai dengan kebutuhan juga
dapat mendorong proses penyembuhan yang berdampak pada pengurangan
waktu rawat, pengurangan biaya pengobatan pengurangan rasa sakit,
pengurangan stress atau perasaan tertekan,memberikan suasana hati yang
positif, membangkitkan semangat, serta meningkatkan pengharapan pasien
akan lingkungan.

1.3 Batasan Dan Asumsi


Batasan beserta asumsi yang diwujudkan dalam suatu perancangan Pusat
Rehabilitasi Medik Penyandang Gegar Otak ini agar mengetahui batasan yang
terdapat pada penghuni bangunan beserta asumsi kepemilikan proyek perancangan
Pusat Rehabilitasi Medik Penyandang Gegar Otak di Mojokerto ini.

4
Ruang lingkup dalam hal ini terbagi atas batasan masalah dan asumsi.
Asumsidigunakan untuk menyederhanakan dari kondisi nyata yang akan dijadikan
dasar dalam analisa. Sedangkan batasan diberikan untuk kmembatasi ruang lingkup
perencanaan. Batasan dan asumsi adalah sebagai berikut
1.3.1 Batasan
Adapaun untuk Batasan yang mengarah pada pasien atau pengelolah Pusat
Rehabilitasi Medik Penyakit saraf di Mojokerto ini ialah yang menyangkut
beberapa hal sebagai berikut :
 Batasan obyek perancangan diperuntukkan bagi penderita penyakit saraf
khususnya pada lingkup wilayah Jawa Timur khususunya daerah
Mojokerto, tetapi tidak menutup kemungkinan juga diperuntukkan bagi
warga yang berada di luar Mojokerto.
 Pusat Rehabilitasi ini diperuntukkan kepada seluruh kalangan masyarakat
mulai dari anak anak, orang dewasa hingga orang tua.
 Adapun kegiatan/aktivitas ini dilakukan dengan 2 model terapi. Yaitu
Terapi Boarding House (kualitas lingkungan sekitar) atau rawat inap dan
Terapi Clicic Base atau rawat jalan (jelaskan). Dibuka untuk umum pada
pukul 08:00 pagi sampai pukul 12.00 siang, yang mana pada jam ini
memiliki beberapa hal yang sangat mendukung untuk melakukan terapi.
 Target pasien merupakan seluruh kalangan (menengah ke atas maupun ke
bawah) dari daerah Jawa Timur.

1.3.2 Asumsi
Sedangkan asumsi Arsitektural maupun non Arsitektural proyek Pusat
Rehabilitasi Medik Penyandang Gegar Otak ini adalah :
 Perencanaan bangunan ini merupakan perencanaan proyek milik Swasta
 Daya tampung pusat rehabilitasi ini diasumsikan dapat menampung beban
lebih dari 10 tahun sehingga dapat dihitung kapasitasnya.
 Kepemilikan Pusat Rehabilitai ini dimiliki oleh pihak swasta

1.4 Tahapan Perancangan

5
Pada tahapan perancangan di sini menjelaskan secaraskematik tentang
urutan yang dilakukkan penyusun dalam menyusun laporan, mulai dari tahap
pemilihan judul sampai dengan laporan selesai untuk kemudian dipublikasikan
pada gambar perancangan :
1. Judul
Pusat Rehabilitasi Medik Penyandang Gagar Otak dengan Pendekatan
Arsitektur Perilaku di Mojokerto
2. Intepretasi Judul
Adalah pencarian judul untuk objek ini yang sesuai dengan apa yang akan
dirancang berdasarkan isi dan tujuan yang ada pada proyek ini.
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan selengkap-lengkapnya untuk mendukung
objek Pusat Rehabillitasi Medik Penyandang Gegar Otak dengan
Pendekatan Arsitektur Perilaku di Mojokerto. Pengumpulan data itu
meliputi:
- Studi literatur
Studi literatur dilakukan untuk memperoleh data-data yang
berhubungan dengan persyaratan. Antara lain tentang standart luasan
ruang dan studi tentang Pusat Rehabilitasi.
- Studi kasus
Adalah mencari suatu objek rancang yang sesuai dengan objek “Pusat
Rehabillitasi Medik Penyandang Gegar Otak dengan Pendekatan
Arsitektur Perilaku di Mojokerto” yang digunakan untuk pembanding
mengenai data-data yang sudah ada.
- Metode survey lapangan dan pengamatan langsung
Melakukan studi lapangan baik untuk memperoleh data valid maupun
data dalam pengamatan site yang menyangkut batasan, kendala, serta
potensi yang ada.

- Internet

6
Mencari informasi dan data dari situs internet yang berhubungan dengan
Pusat Rehabilitasi Medik Penyandang Gegar Otak dengan Pendekatan
Arsitektur Perilaku di Mojokerto yang dapat digunakan sebagai
referensi maupun bukti tertulis.
- Studi Wawancara
Melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak terkait dengan
perancangan yang direncanakan untuk melengkapi data yang
diperlukan.
- Pengolahan dan Penyusunan Data
Dalam laporan perencanaan dan perancangan data yang telah
dikiumpulkan, disusun untuk kemudian dianalisa, dipilah dan dievaluasi
dalam konteks perencanaan dan perancangan Pusat Rehabillitasi Medik
Penyandang Gegar Otak dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku di
Mojokerto agar dapat diperoleh program dan pendekatan yang dianggap
sesuai untuk dijadikan pedoman perancangan tersebut.
4. Kompilasi dan Analisa Permasalahan
Penggabungan hasil studi pustaka dengan hasil studi internet yang
kemudian dianalisa agar dapat mengetahui letak perbedaan maupun
persamaan informasi yang telah didapat. Setelah data terkumpul kemudian
dianalisa permasalahan yang muncul.
5. Rumusan Masalah
Adalah kesimpulan dari studi yang telah dilakukan, baik studi di
lapangan dan literatur.
- Teori Arsitektur
- Teori Tatanan
- Teori Tapak
- Teori Sirkulasi, dll
6. Rumusan Konsep Perancangan
Merumuskan gagasan Pendekatan dan ide rancangan yang akan
diterapkan.

7
7. Perkembangan Rancangan

Intepretasi Pengumpulan data Data Primer


Judul - Studi Internet
- Studi Pustaka
- Studi Lapangan
- Wawancara Data Primer

Analisa /
Kompilasi Data

Metode & Azas-Azas


Perancangan

Perumusan Konsep -
konsep perancangan

Ide/Gagasan

Feed back Feed back


control control
rol rol
Pengembang Rancangan

Gambar Pra Rancangan

Gambar1.1 SkemaTahapanPerancangan
Sumber:TeoriMetodePerancangan

8
1.5 Sistematika Laporan
Sistematika menyusun kerangka laporan yang dimulai pada bagian
awal sampai bagian isi. Bagian isi yang mewakilinsebuah laporan ini terbagi
dalam lima bab, yaitu :
 BAB I : Pendahuluan
Membahas tentang tahapan-tahapan mulai dari latar belakang pemilihan
judul, tujuan perancangan, batasan dan asumsi rancangan, dan tahap
perancangan beserta dengan uraian penjelasan dari tiap tahapannya yang
menjelaskan secara rinci isinya.
 BAB II : Tinjauan Objek Perancangan
Menjelaskan tentang pengertian judul yang berisi pengertian akan “Pusat
Rehabillitasi Medik Penyandang Gegar Otak dengan Pendekatan Arsitektur
Perilaku di Mojokerto” sendiri yang kemudian disimpulkan menjadi suatu
pengertian yang tepat dari rancangan. Tahap studi literatur yang berisi
tentang segala data dari bermacam jenis literature yang digunakan sebagai
data penunjang yang berkaitan dengan rancangan. Tahap tinjauan objek
perancangan yang berisi dua objek studi kasus sejenis secara fungsi dan
aktivitas yang digunakan sebagai acuan yang membantu rancangan
nantinya, dari hasil analisa dan perbandingan yang dilakukan pada studi
kasus, tahap kesimpulan studi, lingkup pelayanan yang menjelaskan
pembatasan pelayanan rancangan, serta aktifitas kebutuhan ruang dan
perhitungan luasannya yang menguraikan secara rinci kebutuhan ruang
yang diperlukan untuk kemudian dihitung secara pasti luasan yang
dibutuhkan.
 BAB III : Tinjauan Kasus
Dalam bab ini menjelaskan tentang berbagai aktifitas yang ada dan juga
fasilitas-fasilitas yang berkaitan dengan adanya aaktifitas yang ada didalam

9
“Pusat Rehabillitasi Medik Penyandang Gegar Otak dengan Pendekatan
Arsitektur Perilaku di Mojokerto” dan ketentuan ketentuan yang ada di
dalamnya.
 BAB IV : Analisa Perancangan
Penjelasan yang mengarah ke arah lebih lanjut, yaitu mulai dari analisa
sampai dengan gambaran secara abstrak tentang konsep perancangan yang
akan dibuat. Seperti dari mulai analisa ruang beserta hubungannya, analisa
aksesibilitas, view, kebisingan, iklim, potensi daerah sekitar, sampai dengan
diagram abstrak yang kurang lebih menggambarkan secara abstrak konsep
bentukan atau layout.
 BAB V : Konsep Rancangan
Dalam bab ini menjelaskan tentang konsep konsep yang digunakan dalam
perancangan

10
BAB II
TINJAUAN OBJEK PERANCANGAN
Rumah Sakit Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya

No ANALISI URAIAN GAMBAR


.
S
A. PRAGMATIK
1. Pengguna 1. DOKTER
Beberapa orang yang karena
keillmuannya berusaha
menyembuhkan orang-orang sakit.
Dan ditunjuk untuk fokus
memperbaiki kecacatan pada
pasien dan keterbatasan fungsional
yang konsekuen dengan kondisi
karena trauma medis tertentu.
2. PASIEN
Beberapa orang yang merasakan
kecacatan atau kelainan yang akan
merasa tidak sempurna pada
tubuhnya
3. PENGANTAR PASIEN
Beberapa orang yang
mendampingi pasien untuk berobat
atau melakukan rehabilitasi medik.
4. PEKERJA

11
Seseorang yang dipekerjakan
berdasarkan kemampuannya
tentang subjek tertentu

2. Aktifitas Rumah Sakit Katolik St.


Vincentius a Paulo Surabaya
menyediakan berbagai layanan
kesehatan terbaik untuk
umum. Pasien dapat menemukan
detail lebih lanjut dengan
mengikuti beberapa aktifitas ini.
 Spesialis medis
 Akomodasi
 Pelayanan 24 jam
 Peruasahaan asuransi
terakreditasi
3. Fasilitas Rumah Sakit Katolik St.
Utama Vincentius a Paulo Surabaya
menawarkan beberapa peralatan
perawatan pasien yang paling
berteknologi maju di Indonesia.
Kecepatan mesin dengan teknologi
mutakhir memungkinkan dokter
untuk mendiagnosis pasien
sesegera serta seakurasi mungkin
sehingga waktu prosedural menjadi
lebih singkat dengan hasil yang
lebih terperinci. Neurologi Klinis

A. Pusat Diagnostik Non


Invasif

12
o MRI 3 Tesla
o MRI 1.5 Tesla
o CT 500 Slice 4D
Volume Shuttle CT
Scan
o Trans Cranial
Doppler
o Pemindaian
Dupleks Karotid
o EEG-electro
Encephalogram
o EMG
(elektromiografi)

B. Digital Subtruction
Angiographies
C. Layanan Dukungan
 ICU Neuro
 Rehabilitasi Fisik
(terapi wicara,
terapi okupasi,
rehabilitasi stroke)

 Rehabilitasi Mental
 Program
Pencegahan Stroke

4. Fasilitas Rumah Sakit Katolik St.


umum/penu Vincentius a Paulo Surabaya
njang menyediakan berbagai layanan

13
kesehatan terbaik untuk umum
Berspesialisasi dalam membantu
pemulihan dari dan manajemen
cedera, kondisi dan gangguan
tulang, sendi, ligamen, tendon, otot
dan saraf.

5. Lokasi Jl. Diponegoro No. 51, Darmo,


Kec. Wonokromo. Kota Surabaya,
Jawa Timur

B. SINTAKSIS
1. Fungsi Untuk menyediakan layanan medis
dan diagnostik yang sangat baik
dan holistik yang akan
meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan yang baik yang
menjadikan nilai manusia bagi
semua orang di masyarakat

14
2. Jenis massa Dalam pengamatan terhadap
bangunan bangunan Rumah Sakit Katolik St.
Vincentius a Paulo Surabaya,
terlihat bahwa bangunan tersebut
menggunakan Single Building
untuk jenis massa bangunannya

3. Ruang - Organisasi/pengelompokan
dalam :
Bentuk garis lurus atau
linier dapat diperoleh dari
perubahan secara
proposional dalam dimensi
suatu bentuk atau melalui
pengaturan sederet bentuk-
bentuk sepanjang garis
dalam bangunan rumah
sakit itu sendiri.
- Sirkulasi antar ruang :
Sirkulasi horisontal yaitu
penghubung antar bagian
bangunan secara mendatar
misalnya selasar, selasar
dan pedestriant. Sirkulasi
horisontal ini tidak hanya
di dalam bangunan rumah
sakit tetapi di luar rumah
skait juga
- Zoning dalam tiap lantai :

15
Lantai 1 bersifat publik
area
Lantai 2-4 bersifat semi
public
Lantai 5-6 bersifat privasi
- Suasana ruang :
Mempunyai suasana ruang
yang tenang dan memilih
pewarnaan yang tidak
tegas/kontras. Warna-
warna di dalamnya
menggunakan warna yang
bersih dan dominan
monokrom

4. Ruang luar - Pola tata massa &


sirkulasi
Bangunan ini memiliki
tipologi single building.
- Elemen ruang luar
Perkerasan, taman, taman
dalam, vegetasi peneduh,
badan air berupa air
mancur
- Pola parkir
Pola parkir ruang luar

5. Konstruksi - System struktur

16
Memekai modul rangka
balok, ada system
kantilever, merupakan
midrise dengan core
bangunan

- Utilitas
Memakai utilitas tandon
atas, dengan pengolahan
air kotor sebelumdibuang
ke roil kota sesuai dengan
peraturan yang berlaku

- ME
Menyediakan lift untuk
pasien, barang/obat obatan,
System AC yang
digunakan yaitu sistemAC
sentral dan AC split pada
ruang ruang tertentu

C. SEMANTIK
1. Referensi - Data Arsitektur oleh Ernest
Arsitektur Neufert
- Bentuk, Ruang dan
Tatanan oleh F.D.K.Ching
- Arsitektur Untuk
Kemanusiaan oleh Galih
Widjil Pangasara

17
- Arsitektur Yang Lain oleh
Avianti Armand Bangunan
Rumah Sakit

2. Relevansi Healing Environment :


Mengedepankan aspek alam,indra
dan psikologis. Dan bangunan
yang dirancang berperan sebagai
tempat sementara yang mendukung
proses penyembuhan pada pasien.

3. Maksud Menggunakan langgam arsitektur


/makna klasik. Untuk menghidupkan
suasana ruang dalam rumah sakit
yang berkesan lingkungan/alami.
Untuk menghidupkan mood pasien
secara psikologis

4. Ekspresi Memberikan kesan humble,


bersih, rileks. Karena fungsi
bangunan itu sendiri untuk
memfasilitas pasien/manusia yang
sakit

18
BAB III
TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN

3.1 Tinjauan Umum


Pada era kemajuan teknologi yang sangat pesat membuat hampir seluruh
masyarakat dunia bergantung pada kesehatan. Meski begitu masih banyak
masyarakat yang menggunakan fasilitas rumah sakit untuk tindakan penyembuhan.
Seiring dengan perkembangan zaman, penyakit degeneratif semakin berkembang
dan terkadang tidak terkontrol sehingga menyebabkan disfungsi organ-organ atau
alat gerak, misalnya pada penyakit saraf. Penyakit saraf jika tidak ditangani dengan
penyembuhan yang benar maka akan terjadi hal yang lebih buruk atau menimbulkan
kecacatan bahkan kelumpuhan. Hal yang lebih buruk bukan saja dengan kondisi
kesehatan, akan tetapi juga dapat memperburuk kondisi spiritual, sosial, atau
bahkan mental.

3.1.1. Topografi
3.1.2. Iklim
3.1.3. Latar Belakang Pnentuan Lokasi

3.2 Penetapan Lokasi

3.3 Kondisi Fisik Lokasi

19
3.3.1 Existing Site

3.3.2 Aksesibilitas

3.3.3 Potensi Lingkungan

3.3.4 Infrastruktur Kota

3.3.5 Peraturan Bangunan Setempat

20

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB III Baruu
    BAB III Baruu
    Dokumen9 halaman
    BAB III Baruu
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • Islam Itu Indah
    Islam Itu Indah
    Dokumen1 halaman
    Islam Itu Indah
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • Ilmu Agamaku
    Ilmu Agamaku
    Dokumen2 halaman
    Ilmu Agamaku
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • Propsal Izin Survei
    Propsal Izin Survei
    Dokumen6 halaman
    Propsal Izin Survei
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • Maulid Nabi Muhammad SAW
    Maulid Nabi Muhammad SAW
    Dokumen1 halaman
    Maulid Nabi Muhammad SAW
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • Organisasi Ruang Cluster
    Organisasi Ruang Cluster
    Dokumen10 halaman
    Organisasi Ruang Cluster
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • HIJRAH
    HIJRAH
    Dokumen1 halaman
    HIJRAH
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • Perda RTRW Kab Mojokerto 9-2012
    Perda RTRW Kab Mojokerto 9-2012
    Dokumen102 halaman
    Perda RTRW Kab Mojokerto 9-2012
    Sangbrownis Poenyanyyaa Zunita
    Belum ada peringkat
  • Metode Perancangan Museum
    Metode Perancangan Museum
    Dokumen7 halaman
    Metode Perancangan Museum
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • Arsitektur Pertahanan
    Arsitektur Pertahanan
    Dokumen1 halaman
    Arsitektur Pertahanan
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • OPTIMALKAN
    OPTIMALKAN
    Dokumen15 halaman
    OPTIMALKAN
    Rudi Elfendes
    Belum ada peringkat
  • Organisasi Ruang Cluster
    Organisasi Ruang Cluster
    Dokumen10 halaman
    Organisasi Ruang Cluster
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • TUGAS AKHIR (Materi)
    TUGAS AKHIR (Materi)
    Dokumen3 halaman
    TUGAS AKHIR (Materi)
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen27 halaman
    Bab 4
    Ryoko
    Belum ada peringkat
  • PUSAKA
    PUSAKA
    Dokumen2 halaman
    PUSAKA
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • PENDAHULUAN
    PENDAHULUAN
    Dokumen4 halaman
    PENDAHULUAN
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • PUSAKA
    PUSAKA
    Dokumen2 halaman
    PUSAKA
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • Teori Arsitektur Perilaku
    Teori Arsitektur Perilaku
    Dokumen32 halaman
    Teori Arsitektur Perilaku
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • TUGAS AKHIR (Materi)
    TUGAS AKHIR (Materi)
    Dokumen3 halaman
    TUGAS AKHIR (Materi)
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • Bangunan Rumah Sakit
    Bangunan Rumah Sakit
    Dokumen7 halaman
    Bangunan Rumah Sakit
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang - Pendahuluan
    Latar Belakang - Pendahuluan
    Dokumen3 halaman
    Latar Belakang - Pendahuluan
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • Teori Permukiman Perkotaan
    Teori Permukiman Perkotaan
    Dokumen5 halaman
    Teori Permukiman Perkotaan
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • Arsitektur Pertahanan
    Arsitektur Pertahanan
    Dokumen1 halaman
    Arsitektur Pertahanan
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • Poster PDF
    Poster PDF
    Dokumen1 halaman
    Poster PDF
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • Elemen Rancang Kota (Permukiman & Perkotaan)
    Elemen Rancang Kota (Permukiman & Perkotaan)
    Dokumen9 halaman
    Elemen Rancang Kota (Permukiman & Perkotaan)
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • Tematik 2
    Tematik 2
    Dokumen1 halaman
    Tematik 2
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • Tipologi Sarana Rumah Sakit PDF
    Tipologi Sarana Rumah Sakit PDF
    Dokumen33 halaman
    Tipologi Sarana Rumah Sakit PDF
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat
  • UAS Pusaka
    UAS Pusaka
    Dokumen1 halaman
    UAS Pusaka
    Dimas Bagus Rakhmansyah
    Belum ada peringkat