Disusun oleh :
KELOMPOK 3
Lutviya Aris Setyani I1B016020 Tika Emiliasari I1B016025
Aulia Rahmayanti I1B016021 Irna Karunia Min Allooh I1B016026
Windi Astuti I1B016022 Siska Mutiara Hikmah.S I1B016027
Kiki Rizqi Ependi I1B016023 Hasri Kuswiharyanti I1B016028
Nandini Dian Ayu I1B016024
1. Latar Belakang
BAB. 2
PEMBAHASAN
Mekanis
me Fungsi
Stimuli fisiologi Adaptif dan
adaptation level koping Konsep diri Respon inefektif
regulator Fungsi peran
kognator interdependen
Feed back
1. Pengkajian
Pengkajian meliputi pengumpulan data tentang perilaku klien yang
berhubungan dengan model adaptasi : fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan
ketergantungan. Oleh karena itu, pengkajian pertama diartikan sebagai pengkajian
perilaku, yaitu pengkajian model adaptasi secara sistematik dan holistik.Pelaksanaan
pengkajian dan penatatan pada 4 model adaptif tersebut akan memberi gambaran
keadaan klien.
Setelah pengkajian pertama perawat menganalisa pola perubahan perilaku
klien tentang ketidak efektifan respon atau respon adaptif yang memerlukan
dukungan perawat. Jika ditemukan ketidak efektifan respon, maka perawat
melaksanakan pengkajian tahap kedua. Pada tahap ini perawat mengumpulkan data
tentang stimulus vokal, kontekstual, dan residual yang berdampak terhadap klien.
Proses ini bertujuan untuk mengklarifikasi penyebab dari masalah dan
mengidentifikasi faktor kontekstual dan residual yang sesuai. Menurut Martinez,
faktor yang mempengaruhi respon adaptif meliputi
a. Genetik : Jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan, alkohol, merokok,
konsep diri, fungsi peran, ketergantungan)
b. Pola Interaksi sosial : Mekanisme koping dan gaya, stres fisik dan eosi, budaya
serta lingkungan fisik.
2. Perumusan Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan menurut teori adaptasi Roy didefinisikan sebagai suatu
hasil dari proses pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang mampunya
adaptasi. Sifat diagnosis keperawatan adalah:
a. Berorientasi pada kebutuhan dasar manusia
b. Menggambarkan respon individu terhadap proses, kondisi, dan situasi sakit
c. Berubah bila respon individu juga berubah
(Nursalam, 2008)
Roy mendefinisikan tiga metode untuk menyusun diagnosis keperawatan :
a. Menggunakan tipologi diagnosis yang dikembangkan oleh Roy dan berhubungan
dengan empat model adaptasi (fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan
interdependen).
b. Mengobservasi respon klien yang paling menonjol pada satu mode adaptif.
c. Menyimpulkan respon klien dari satu atau lebih mode adaptif yang terkait
dengan stimulus yang sama.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan merubah atau
memanipulasi stimulus vokal, kontekstual, dan residual. Pelaksanaannya juga
ditunjukkan kepada kemampuan klien dalam emnggunakan koping secara luas,
supaya stimulus secara keseluruhan dapat terjadi. Tujuan intervensi keperawatan
adalah mencapai kondisi yang optimal dengan menggunakan koping yang
konstruktif. Tujuan jangka panjang harus dapat menggambarkan penyelesaian
masalah adaptif dan ketersediaan energi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Tujuan jangka pendek mengidentifikasi harapan perilaku klien setelah manipulasi
stimulus fokal, kontekstual, dan residual.
4. Evaluasi
Penilaian terakhir proses keperawatan didasarkan pada tujuan keperawatan yang
ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperawatan didasarkan pada
perubahan perilaku dari kriteria hasil yang telah ditetapkan yaitu terjadinya adaptasi
pada individu (Nursalam, 2008).
2.4 Aplikasi Teori Adaptasi Roy Pada Intervensi keperawatan Komunitas.
Teori adaptasi Roy menjelaskan bahwa manusia adalah mahluk biopsikososial
sebagai satu kesatuan yang utuh. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia selalu dihadapkan
berbagai persoalan yang kompleks, sehingga dituntut untuk melakukan adaptasi. Akan tetapi
hasil dari adaptasi setiap individu selalu berbeda tergantung dari beberapa aspek-aspek yang
telah dijelaskan pada bagan teori adaptasi Roy. Dalam aplikasi keperawatan komunitas peran
perawat komunitas dapat membantu individu untuk mencapai adaptasi yang adaptif dapat
melalui model atau metode adaptasi yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan
interdependen. Misalnya pada suatu lingkungan terpat pasien HIV. HIV sendiri sebagai input
yang muncul dari dalam individu kemudian akan di proses dengan mekanisme koping berupa
ragulator yaitu lebih ke fisik dna kognotor yang merupakan mekanisme koping yang lebih
menonjol pada sisi psikologis.
Kemudian dalam keperawatan komunitas perawat masuk dengan model adaptasi
pada afektor. Misalnya pada salah satu model adaptasi yaitu fungsi peran, perawat komunitas
dapat mengajak pasien tersebut untuk terlibat aktif dalam suatu kegiatan. Mungkin dapat
dibuat kegiatan seperti pelatihan pembuatan kerajinan atau dilibatkan dalam suatu kegitan
lainnya. Hal ini bertujuan untuk membuat individu tersebut merasa berharga dan bermanfaat
untuk lingkungan sekitarnya atau memiliki peran dalam linkungan tersebut. Dari situ lah
individu tersebut merasa bahwa dirinya berharga sehingga menunjukan koping yang efektif/
adaptasi. Selain itu, perawat komunitas dapat berperan dalam model adaptasi interdependen.
Misalnya mengedukasi keluarga untuk dapat memberikan asuhan keluarga pada pasien
dengan baik supaya klien bisa merespon stimulusnya(penyakit yang diderita) dengan respon
yang adaptif dan tidak membuat klien merasa lebih tertekan sehingga klien dapat menunjukan
koping yang adaptif.