Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

“NURSING MODEL ROY’S ADAPTATION MODEL”

Disusun oleh :
KELOMPOK 3
Lutviya Aris Setyani I1B016020 Tika Emiliasari I1B016025
Aulia Rahmayanti I1B016021 Irna Karunia Min Allooh I1B016026
Windi Astuti I1B016022 Siska Mutiara Hikmah.S I1B016027
Kiki Rizqi Ependi I1B016023 Hasri Kuswiharyanti I1B016028
Nandini Dian Ayu I1B016024

KEMENTERIAN RISET, PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2018
BAB. 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
BAB. 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Teori Adaptasi Roy / Callista Roy


Teori adaptasi Roy didefinisikan sebagai “Proses dan hasil penggunaan kesadaran dan
pilihan individu yang berakal budi dan berprasaan untuk menciptakan integrasi manusia dan
lingkup”. Roy berfokus pada indivu sebagai suatu sistem biopsikososial yang adaptif yang
menerapkan siklus umpan balik dari input (stimulus), proses (proses pengendali), dan output
(perilaku atau respon adaptif). Baik individu maupun lingkungan merupakan sumber stimulus
yang membutuhkan modifikasi untuk meningkatkan adaptasi, sebagai suatu respon yang
bertujuan dan berkelanjutan.
Respon adaptif memberikan kontribusi pada kesehatan, yang didefinisikan sebagai
proses kearah dan menjadi terintegrasi, sedangkan respon maladaptif atau tidak efektif tidak
memberikan kontribusi pada kesehatan. Tingkat adaptasi setiap orang bersifat unik dan
mengalami perubahan waktu ke waktu (Aligood 2015 dikutip oleh Ni Made Riasmini dkk,
2017).

2.2 Hubungan Teori Adaptasi Roy dengan Paradigma Keperawatan


Teori Roy menguraikan bagaiman individu mampu meningkatkan kesehatannya
dengan cara mempertahankan perilaku secara adaptif serta mampu mengubah perilaku yang
maladaptif. Menurut Roy, terdapat empat objek utama dalam keperawatan komunitas yaitu :
a. Manusia
Roy mengatakan bahwa manusia sebagai penerima jasa asuhan keperawatan
adalah individu, keluarga, kelompok atau komunitas. Masing-masing diperlakukan
oleh perawat sebagai sistem adaptasi yang holistik dan terbuka. Sistem terbuka
tersebut berdampak terhadap perubahan yang konstan terhadap informas, kejadian dan
energi yang dihasilkan dari interaksi antara sistem manusia dan lingkuangan. Interaksi
yang konstan antar manusia dan lingkungan dicirikan oleh perubahan internal dan
eksternal. Intervensi keperawatan dilakukan untuk memberdayakan manusia.
b. Keperawatan
Roy mendefinisikan bhawa tujuan keperawatan adalah meningkatkan respon
adaptasi yang berhubungan dengan empat model respon adaptasi. Perubahan internal,
eksternal, dan stimulus input bergantung dari kondisi koping individu. Kondisi koping
mneggambarkan tingkat adaptasi individu. Tingkat adaptasi ditentukan oleh stimulus
fokal, kontekstual, dan residual. Stimulus fokal adalah stimulus internal dan eksternal
yang paling segera mengkonfrontasi sistem manusia (sistem klien). Stimulus
kontekstual adalah keseluruhan faktor lingkungan yang ada pada sistem klien baik
dari dalam maupun dari luar tapi bukan merupakan pusat perhatian atau energi.
Stimulus residual adalah faktor lingkungan yang berasal dari dalam dan luar sistem
manusia dengan efek pada situasi terakhir yang masih belum jelas, dilakukan melalui
identifikasi :
1. Stimulus fokal
Stimulus fokal merupakan perubahan perilaku yang dapat diobservasi pada
internal sistem klien. Melakukan pengkajian dengan menggunakan pengkajian
perilaku, yaitu keterampilan melakukan observasi, pengukuran dan wawancara.
2. Stimulus kontekstual
Stimulus kontekstual merupakan stimulus yang berasal dari eksternal sistem klien
yang berkontribusi terhadap penyebab terjadinya perilaku atau presipitasi oleh
stimulus fokal. Stimulus kontekstual dapat diidentifikasi oleh perawat melakukan
observasi, pengukuran, wawancara, dan validasi. Faktor kontekstual yang
mempengaruhi model adaptif adalah genetik, seks, tahap perkembangan, obat,
alkohol, tembakau, konsep diri, peran fungsi, interdependensi, pola interaksi
sosial, koping mekanisme, stres emosi, dan fisik religi dan lingkungan fisik.
3. Stimulus residual
Tahap ini yang mempengaruhi adalah pengalaman masa lalu. Beberapa faktor
dalam pengalaman masalalu relevan dalam menjelaskan bagaimana keadaan saat
ini. Sikap, budaya, karakter adalah faktor residual yang sulit diukur dan
memberikan efek pada situasi sekarang.
c. Konsep sehat
Roy mendefinisikan sehat sebagai suatu kontinum dari sehat sampai dengan
sakit dan meninggal. Roy menekankan bahwa sehat merupakan suatu keadaan dan
proses dalam upaya menjadikan dirinya terintegrasi secara keseluruhan yaitu fisik,
mental, dan sosial. Integrasi adaptasi sistem klien dimanifestasikan oleh kemampuan
individu untuk memenuhi tujuan mempertahankan pertumbuhan dan reproduksi.
Kondis sehat dan sakit sangat relatif dipersepsikan oleh individu. Kemampuan
individu dalam beradaptasi (koping) bergantung pada latar belakang individu tersebut
dalam mengartikan dan mempersepsikan sehat-sakit, misalnya tingkat pendidilkan,
pekerjaan, usia, budaya, dan lain-lain.
d. Konsep lingkungan
Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari
internal dan eksternal yang memengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dan
perilaku individu dan kelompok. Lingkungan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi,
ataupun psikologis yang diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman.
Lingkungan internal adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu dan proses
stresor biologis yang berasal dari dalam tubuh manusia. Manifestasi yang tampak
akan tercermin dari perilaku individu sebagai suatu sistem. Pemahaman klien yang
baik tentang lingkungan akan membantu perawat meningkatkan adaptasi klien
tersebut dalam mengubah dan mengurangi resiko akibat dari lingkungan sekitarnya.
Melalui perubahan tersebut, individu harus mempertahankan integritas dirinya yaitu
beradaptasi secara berkesinambungan. Sistem adaptasi memiliki empat model
adaptasi yang akan berdampak terhadap respon adaptasi (output) diantaranya sebagai
berikut :
1. Fungsi fisiologis ; sistem adaptasi fisiologis diantaranya adalah oksigenasi, nutrisi,
eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit,
fungsi neurologi dan endokrin.
2. Konsep diri ; bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial dalam
berhubungan dengan orang lain.
3. Fungsi peran ; proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran
seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan
orang lain.
4. Interdependen ; kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih sayang,
cinta, yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu
maupun kelompok (Aligood 2015 dikutip oleh Ni Made Riasmini dkk, 2017).
Input Control process effector output

Mekanis
me Fungsi
Stimuli fisiologi Adaptif dan
adaptation level koping Konsep diri Respon inefektif
regulator Fungsi peran
kognator interdependen

Feed back

2.3. Aplikasi Teori Adaptasi Roy Pada Proses Asuhan Keperawatan.


Model ilmu keperawatan dari teori adaptasi Roy memberi pedoman pada perawat
dalam mengembangkan asuhan keperawatan melalui proses keperawatan. Proses keperaatan
meliputi pengkajian, oenetapan diagnosis, intervensi, dan evaluasi seperti yang digambar
berikut:

Diagram hubungan antara tahap proses keperawatan (Nursalam,2001)

1. Pengkajian
Pengkajian meliputi pengumpulan data tentang perilaku klien yang
berhubungan dengan model adaptasi : fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan
ketergantungan. Oleh karena itu, pengkajian pertama diartikan sebagai pengkajian
perilaku, yaitu pengkajian model adaptasi secara sistematik dan holistik.Pelaksanaan
pengkajian dan penatatan pada 4 model adaptif tersebut akan memberi gambaran
keadaan klien.
Setelah pengkajian pertama perawat menganalisa pola perubahan perilaku
klien tentang ketidak efektifan respon atau respon adaptif yang memerlukan
dukungan perawat. Jika ditemukan ketidak efektifan respon, maka perawat
melaksanakan pengkajian tahap kedua. Pada tahap ini perawat mengumpulkan data
tentang stimulus vokal, kontekstual, dan residual yang berdampak terhadap klien.
Proses ini bertujuan untuk mengklarifikasi penyebab dari masalah dan
mengidentifikasi faktor kontekstual dan residual yang sesuai. Menurut Martinez,
faktor yang mempengaruhi respon adaptif meliputi
a. Genetik : Jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan, alkohol, merokok,
konsep diri, fungsi peran, ketergantungan)
b. Pola Interaksi sosial : Mekanisme koping dan gaya, stres fisik dan eosi, budaya
serta lingkungan fisik.
2. Perumusan Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan menurut teori adaptasi Roy didefinisikan sebagai suatu
hasil dari proses pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang mampunya
adaptasi. Sifat diagnosis keperawatan adalah:
a. Berorientasi pada kebutuhan dasar manusia
b. Menggambarkan respon individu terhadap proses, kondisi, dan situasi sakit
c. Berubah bila respon individu juga berubah
(Nursalam, 2008)
Roy mendefinisikan tiga metode untuk menyusun diagnosis keperawatan :
a. Menggunakan tipologi diagnosis yang dikembangkan oleh Roy dan berhubungan
dengan empat model adaptasi (fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan
interdependen).
b. Mengobservasi respon klien yang paling menonjol pada satu mode adaptif.
c. Menyimpulkan respon klien dari satu atau lebih mode adaptif yang terkait
dengan stimulus yang sama.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan merubah atau
memanipulasi stimulus vokal, kontekstual, dan residual. Pelaksanaannya juga
ditunjukkan kepada kemampuan klien dalam emnggunakan koping secara luas,
supaya stimulus secara keseluruhan dapat terjadi. Tujuan intervensi keperawatan
adalah mencapai kondisi yang optimal dengan menggunakan koping yang
konstruktif. Tujuan jangka panjang harus dapat menggambarkan penyelesaian
masalah adaptif dan ketersediaan energi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Tujuan jangka pendek mengidentifikasi harapan perilaku klien setelah manipulasi
stimulus fokal, kontekstual, dan residual.
4. Evaluasi
Penilaian terakhir proses keperawatan didasarkan pada tujuan keperawatan yang
ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperawatan didasarkan pada
perubahan perilaku dari kriteria hasil yang telah ditetapkan yaitu terjadinya adaptasi
pada individu (Nursalam, 2008).
2.4 Aplikasi Teori Adaptasi Roy Pada Intervensi keperawatan Komunitas.
Teori adaptasi Roy menjelaskan bahwa manusia adalah mahluk biopsikososial
sebagai satu kesatuan yang utuh. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia selalu dihadapkan
berbagai persoalan yang kompleks, sehingga dituntut untuk melakukan adaptasi. Akan tetapi
hasil dari adaptasi setiap individu selalu berbeda tergantung dari beberapa aspek-aspek yang
telah dijelaskan pada bagan teori adaptasi Roy. Dalam aplikasi keperawatan komunitas peran
perawat komunitas dapat membantu individu untuk mencapai adaptasi yang adaptif dapat
melalui model atau metode adaptasi yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan
interdependen. Misalnya pada suatu lingkungan terpat pasien HIV. HIV sendiri sebagai input
yang muncul dari dalam individu kemudian akan di proses dengan mekanisme koping berupa
ragulator yaitu lebih ke fisik dna kognotor yang merupakan mekanisme koping yang lebih
menonjol pada sisi psikologis.
Kemudian dalam keperawatan komunitas perawat masuk dengan model adaptasi
pada afektor. Misalnya pada salah satu model adaptasi yaitu fungsi peran, perawat komunitas
dapat mengajak pasien tersebut untuk terlibat aktif dalam suatu kegiatan. Mungkin dapat
dibuat kegiatan seperti pelatihan pembuatan kerajinan atau dilibatkan dalam suatu kegitan
lainnya. Hal ini bertujuan untuk membuat individu tersebut merasa berharga dan bermanfaat
untuk lingkungan sekitarnya atau memiliki peran dalam linkungan tersebut. Dari situ lah
individu tersebut merasa bahwa dirinya berharga sehingga menunjukan koping yang efektif/
adaptasi. Selain itu, perawat komunitas dapat berperan dalam model adaptasi interdependen.
Misalnya mengedukasi keluarga untuk dapat memberikan asuhan keluarga pada pasien
dengan baik supaya klien bisa merespon stimulusnya(penyakit yang diderita) dengan respon
yang adaptif dan tidak membuat klien merasa lebih tertekan sehingga klien dapat menunjukan
koping yang adaptif.

Anda mungkin juga menyukai