TEKNIK
GAMBAR
BANGUNAN
JILID 1
SMK
TEKNIK
GAMBAR
BANGUNAN
JILID 1
Untuk SMK
Penulis : Suparno
SU SUPARNO
t Teknik Gambar Bangunan Jilid 1 untuk SMK /oleh Suparno
---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
vi,i 151 hlm
ISBN : 978-979-060-063-8
ISBN : 978-979-060-064-5
Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
KATA SAMBUTAN
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk
SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk
digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus
2008.
Kiranya apa yang dituangkan dalam buku ini sudah berpedoman pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar dan apabila ada suatu yang
kurang berkenan baik isi maupun kalimat, mohon saran untuk perbaikan
berikutnya.
Terima Kasih
Penulis
SINOPSIS
Bahasan yang ada dalam tulisan ini meliputi gambar garis, gambar
bentuk bidang, gambar bentuk tiga dimensi, proyeksi benda, konstruksi
dinding dan lantai, konstruksi kusen dan daun pinti/jendela, konstruksi
tangga, konstruksi langit-langit, konstruksi pondasi, konstruksi pelat,
balok dan kolom beton bertulang, konstruksi atap, mengatur tata letak
gambar, menggambar dengan perangkat lunak. perkembangan dalam
pembangunan dan konstruksi, bagaimana anda mau menggmbar bila
tidak mempelajari awal tentang alat gambar teknik.
Demikian gambaran secara singkat apa yang akan dibahas dalam buku
Teknik Gambar Bangunan
iii
DAFTAR ISI
Hal
Pengantar Direktur Pembinaan SMK i
Pengantar penulis ii
Sinopsis iii
Daftar Isi iv
Peta Kompetensi vii
BUKU JILID 1
BAB 1 MENGGAMBAR GARIS 1
1.1 Memilih Peralatan dan Perlengkapan gambar 1
1.2 Menggunakan Berbagai Macam Penggaris 16
1.3 Menggambar Garis Tegak Lurus 19
1.4 Menggambar Garis Sejajar 21
1.5 Menggambar Garis Lengkung 22
1.6 Membagi Garis 23
1.7 Menggabungkan Garis 25
1.8 Menggambar macam-macam Arsiran 27
1.9 Satuan Dasar dan Skala Gambar 33
iv
BUKU JILID 2
BAB 5 MENGGAMBAR KONSTRUKSI DINDING DAN LANTAI BANGUNAN 137
5.1 Menggambar Konstruksi lantai dari Keramik / Ubin / Parket 137
5.2 Menggambar Konstruksi Dinding Bata / Batako 138
5.3 Menggambar Konstruksi Penutup Dinding / Kolom 151
BUKU JILID 3
309
BAB 13 MENGATUR TATA LETAK GAMBAR MANUAL
309
13.1 Membuat Daftar Gambar
311
13.2 Membuat Gambar Catatan dan Legenda Umum
312
13.3 Menggambar Lembar Halaman Muka dan Informasinya
v
13.4 Mengatur Tata Letak Gambar Manual 313
13.5 Membuat Format Lembar Gambar 314
PENUTUP
LAMPIRAN A. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN B. DAFTAR ISTILAH/GLOSARI
LAMPIRAN C. DAFTAR GAMBAR
vi
PETA KOMPETENSI
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
vii
Kualifikasi Kode Kompetensi
viii
Kualifikasi Kode Kompetensi
ix
BAB 1
MENGGAMBAR GARIS
1
1.1.2..Menggunakan Pensil Gambar
4H 3H 2B
5H 2H 3B
6H H 4B
7H F 5B
8H HB 6B
9H B 7B
Peletakan
kode keras
dan lunak
pensil:
…….
2H
H
F
HB
B
B2
…….
2
Waktu digunakan, arahkan pensil dengan kemiringan 80° kearah
tarikan garis yaitu kekanan, dan waktu menarik garis pensil harus
sambil diputar dengan telunjuk dan ibu jari.
3
Gambar 1.4 Cara Menarik Garis
4
1.1.4 Menggunakan Jangka
5
Pen Tarik (Trek pen)
Alat ini digunakan untuk menarik garis dengan memakai tinta cina
(bak). Lebar luangan ( celah ). Ujung trek pen dapat diatur dengan
skrup menurut keinginan. Kedudukan Trek pen pada waktu
menarik garis sebaiknya miring sebesar 60o ke arah tarikkan garis
Pengisian tinta pada trek pen sebaiknya jangan melebihi 7mm.
Apabila lebih, tinta akan mudah menetes keluar pada waktu
digunakan atau mungkin terjadi bendulan awal seperti yang terlukis
pada
6
1.1. 5 Menggunakan Sablon/Mal
7
Gambar 1.11 Mal Arsitek
8
Gambar 1.12 Mal Bentuk Lain
10
Gambar 1.15 Cara Membersihkan Rapido
11
- Mesin gambar dengan sistem Tracker, terdiri dari batang horisontal
dan vertikal. Batang horisontal berfungsi sebagai tempat
kedudukan atau penghantar batang vertikal dalam pergerakan ke
kanan dan ke kiri. Kalau batang vertikal sebagai tempat kedudukan
mesin gambar yang bergerak ke atas dan ke bawah.
12
Sekrup
pengatur
mistar
Handel
Vertikal
1
Handel pengatur
sudut
Handel
Horisontal
Sekrup pembuka/
pengunci mistar
Handel
pengatur
mistar Handel
penggerak halus
Handel ketepatan
sudut
Sekrup Mistar
pengatur
kesikuan
13
Fungsi bagian-bagiain mesin gambar Tracker
Handel Horisontal
Berfungsi agar mistar mesin gambar tidak dapat bergerak ke kanan
maupun ke kiri jadi hanya dapat bergerak keatas dan ke bawah
secara tegak lurus, apabila handelnya dikunci.
Handel Vertikal
Berfungsi agar mistar mesin gambar tidak dapat bergerak ke atas
maupun ke bawah jadi hanya dapat bergerak ke kanan dan ke kiri
bawah arah horisontal, apabila handelnya dikunci.
14
Handel Pengerak Halus
Setelah kita mengatur kertas kemudian menggunakan handel
ketepatan mistar untuk mengatur mistar pada kertas gambar, maka
kemungkinan masih ada selisih untuk itu agar tepat posisinya
dipergunakan handel penggerak halus dengan jalan memutar
sekerup agar mistar tetapt posisi kemudian handel dikencangkan.
Dan ini dapat juga dilakukan pada kertas gambar yang sudah ada
gambarnya dipasang pada papan gambar kemudian agar garisnya
berimpit tetap dengan mistar maka menggunakan handel penggerak
halus.
Pita perekat atau disebut juga cellulose tape, biasa dipakai untuk
menempel kertas gambar pada papan gambar.
Pita perekat ada bermacam-macam yaitu :
- pita perekat tebal
- pita perekat tipis
- pita perekat rangkap (bolak balik)
- pita perekat berwarna
- pita perekat transparan untuk kalkir.
15
Untuk kalkir biasanya dipakai pita perekat yang tipis, karena daya
lekatnya kuat, tidak mudah bergeser dan tidak menimbulkan kotor
pada kertas.
Tetapi apabila meja gambanya dilapisi magnet maka cukup
menggunakan pelat baja tipis.
Segitiga
Segitiga digunakan untuk menarik garis tegak, miring ataupun
sejajar. Bahan yang digunakan kebanyakan mika trasparan karena
ringan. Biasanya digunakan sepasang segitiga yaitu segitiga
dengan sudut 45o – 45o dan segitiga, dengan sudut 60o – 30o.
Cara menggunakan :
Sebelum segitiga atau alat jenis ini dipakai, sebaiknya diperiksa
dahulu dengan ketentuan kelayakannya sebagai berikut:
- tepi mistar (segitiga) harus rata
- harus benar-benar siku (90o )
Setelah diperiksa dan ternyata alat tersebut dalam keadaan baik,
maka segitiga tersebut dapat kita gunakan sesuai dengan fungsinya,
yaitu untuk membuat garis lurus atau membuat garis tegak lurus
yang harus diperhatikan dalam hal ini yaitu :
- arahkan pensil tegak lurus ( 90o ) terhadap segitiga
- miringkan pensil 80o kearah tarikan garis
- dalam menarik garis sambil pensilnya diputar
16
Gambar 1.18 Arah Penarikan Pensil
Mistar Gambar
Mistar gambar digunakan juga untuk menarik garis lurus dalam jarak
yang panjang. Mistar gambar (teken haak) biasanya terbuat dari
kayu atau mika. Tapi ada juga yang terbuat dari kayu dan mika.
Mistar gambar terdiri dari dua bagian yaitu bagian mistar yang
panjang dan bagian kepala mistar membentuk sudut 90o.
17
Waktu menggunakan mistar gambar, bagian kepala dari mistar
gambar harus dirapatkan pada sisi meja gambar secara dipegang
dengan tangan kiri. Tetapi bagi yang kidal harus mencari alternatif
lain yaitu mencari mistar gambar khusus.
18
1.3 Menggambar Garis tegak Lurus
Dengan segitiga
Gambar 1.22
Cara Menggambar Garis Tegak Lurus. a
19
Gambar 1.23
Cara Menggambar Garis Tegak Lurus. b
Garis Miring
Gambar 1.24
Cara Menggambar Garis Miring. a
20
Gambar 1.25
Cara Menggambar Garis Miring. b
Gambar 1.26
Cara Menggambar Garis Sejajar
Sumber gambar: Menggambar Teknik Bangunan 1 ,DPMK, Jakarta
21
1.5 Menggambar Garis Lengkung
22
Ditentukan titik sembarang A, B, C, D dan E
- Carilah mal lengkung yang sesuai dengan dengan lengkungan 3
titik A, B dan C
- Cari lagi mal lengkung yang sesuai dengan lengkungan C, D
dan E
- Ternyata hasil garis lengkung untuk A, B, c, d dan E tidak selaras
- Maka lengkung C, D dan E dibatalkan
- Gunakan mal lengkung untuk titik C dan D saja, tetapi
diperkirakan lengkungnya menyambung atau jadi satu
- Dan terakhir buat lengkung dari titik D dan E untuk
menyambung lengkung berikutnya cari mal yang sesuai
- Hasil tarikan lengkung dapat dilihat gambar berikut.
23
Gambar 1.29 Membagi Garis 2 Bagian
24
Gambar 1.30 Membagi Garis Sama Panjang
25
Sedangkan menggabungkan antara garis lengkung dan garis lurus
sebaiknya dimulai dari pembuatan garis lengkung dahulu.
- Buat garis lengkung setengah lingkaran dari titk pusat M1 dari titik
A ke titik B
- Teruskan menarik garis lurus dari titik B ke titik C
- Dan seterusnya buat setengah lingkaran pusat M2 dari titik C ke
titik D
- Ingat jangan membuat garis yang tidak berurutan, hasilnya akan
kurang baik. Misalnya dibuat setengah lingkaran besar pusat M1
dari titik A ke titik B, kemudian setengah lingkaran pusat M2 dari
titik D ke titik C, dan seterusnya membuat garis dari titik B ke titik
C.
26
1.8 Menggambar Macam-macam Arsiran
Garis gambar
Menyatakan garis yang terlihat /tampak pada suatu benda
28
Menggambar Simbol Bahan Bangunan
29
Gambar 1.35 Simbol Bahan B
30
Gambar 1.36 Simbol Bahan C
31
Gambar 1.37 Simbol Bahan D
32
1.9 Satuan Dasar dan Skala Gambar
Dalam Si ini terdapat tujuh besaran pokok berdimensi dan dua buah
besaran tambahan tak berdimensi.
Simensi adalah suatu besaran yang tersusun oleh besaran pokok.
Besaran turunan
Besaran turunan adalah besaran-besaran yang terbentuk dari
besaran-besaran pokok. Bila besaran pokok kita gunakan dalam
pengukuran besaran-besaran turunan maka akan diperoleh:
34
Faktor pengkali dalam SI
C : R : F : K = 5 : 4 : 9 : 5
to C = 4/5. to R
to C = (9/5 t + 32)o F
to C = (t + 273)o K
35
1.9.2 Skala Gambar
36
Skala tegak (vertikal)
Skala kemiringan
SKALA 1 :3
37
Skala balok
Rangkuman
38
BAB 2
MENGGAMBAR BENTUK BIDANG
Memindahkan sudut.
a. Buat busur lingkaran dengan A sebagian pusat dengan
jari-jari sembarang R yang memotong kaki-kaki sudut AB
dan AC di n dan m
b. Buat pula busur lingkaran dari A1 dengan jari-jari R1
(R=R1) yang memotong kaki sudut A1 C1 di m1
c. Buat busur lingkaran dari titik m dengan jari-jari r = nm
d. Buat pula busur lingkaran dengan jari-jari r1 = r dari titik di
m1 busur ini memotong busur yang pertama ( jari-jari R1)
di titik n
e. Tarik garis A1 n1 yang merupakan kaki sudut A1 B1
Maka sudut B1 A1 C1 = sudut BAC
39
Gambar 2.1 Memindahkan Sudut
40
Gambar 2.2
Membagi Sudut Menjadi Dua Sama Besar
41
Gambar 2.3
Membagi sudut siku-siku menjadi tiga sama besar
42
Gambar 2.4 Menggambar Segitiga .a
43
Sisi sisi sisi
- Segitiga ini merupakan segitiga sama sisi karena ketiga sisinya
sama panjang.
- Tentukan atau ukur salah satu sisinya misalnya Ab
- Ukurlah urutan 1 dari titik A sepanjang garis AB
- Kemudian ukurkan kembali urutan 2 dari titik B sepanjang AB
- Segitiga ABC sama kaki tergambar (gambar 2.6)
-
Bujur Sangkar
- Tentukan lingkaran dengan titik pusat M
- Tarik garis tengahnya memotong titik A dan B
- Lingkarkan jari-jari dari titik A dan B sama panjang
- Hubungkan perpotongan lingkaran dari titik A dan B, sehingga
memotong lingkaran yang ditentukan pada titik C dan D
- Titik A, B, c dan D dihubungkan membentuk segi empat beraturan
atau bujur sangkar
44
Gambar 2.7 Menggambar Bujur Sangkar
45
2.4 Membagi Keliling Lingkaran Sama Besar
46
2.5 Menggambar Garis Singgung Lingkaran
Gambar 2.10
Menggambar Garis Singgung Lingkaran
48
Gambar 2.12 Segi Enam Beraturan
\
Gambar 2.13 Segi Tujuh Beraturan
49
2.9 Menggambar Segi Delapan Beraturan
51
P Q
F L
52
Gambar 2.17 Menggambar Ellips
53
2.11 Menggambar Parabola
54
2.12 Menggambar Hiperbola
AV1
55
BAB 3
MENGGAMBAR BENTUK TIGA DIMENSI
Agar mengetahui ciri dari gambar isometri ini, lebih baik bila
menggambar benda bentuk kubus.
59
BAB 4
MENGGAMBAR PROYEKSI BENDA
Macam-macam Proyeksi
Proyeksi Orthogonal
Proyeksi ini dibagi dalam dua cara yaitu :
x Cara Eropa (sekarang yang banyak digunakan)
Proyeksi Eropa cara melihatnya dengan jalan bendanya diberi
sinar secara tegak lurus sehingga bayangannya diterima oleh
bidang gambar
x Cara Amerika
Proyeksi Amerika cara melihatnya dari titik-titik benda ditarik ke
mata kita secara tegak lurus hingga memotong bidang gambar
transparan (kaca).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
60
Aksonometri
Aksonometri dibagi menjadi tiga yaitu :
x Isometri
x Dimetri
x Trimetri
Perspektif
Dalam gambar proyeksi siku ini yang dibahas hanya cara Eropa
walaupun demikian bila nantinya menjumpai gambar yang digambar
secara proyeksi Amerika tidaklah menjadi masalah. Dalam praktik
sehari-hari bila kita sudah dapat membaca/menguasai gambar
proyeksi cara Eropa, maka gambar yang digambarkan secara
proyeksi Amerika tetap dapat dibaca atau dimengerti, karena pada
dasarnya sama saja.
Adapun ciri dari pada proyeksi Eropa adalah :
o Gambar yang diperlukan hanya 3 macam pandangan.
o Asal mula mendapatkan gambarnya dengan menarik garis dari
setiap titik benda jatuh kebelakang benda tadi secara tegak
lurus,sehingga merupakan bayangannya.
o Bila dibuatkan alat peraga, bidang proyeksinya terbuat dari tiga
buah papan yang saling tegak lurus.
Catatan :
Kalau bidang proyeksi III terletak disebelah kanan, maka menerima
pandangan dari samping kiri. Dan bilamana terletak disebelah kiri,
maka menerima pandangan dari samping kanan.
61
Untuk lebih jelasnya proses penggambaran proyeksi siku cara Eropa
dari sebuah titik A, dapat dilihat pada serangkaian gambar dibawah
ini :
62
Proyeksi Titik
Untuk memudahkan latihan pemahaman proyeksi siku, maka dibuat
suatu kesepakatan awal, yaitu bila ada suatu titik A = 2, 3, 4 maka
mempunyai pengertian bahwa :
x Angka 2 merupakan jarak ke arah sumbu X atau jarak dari titik A
ke bidang III
x Angka 3 merupakan jarak ke arah sumbu Y atau jarak dari titik A
ke bidang I
x Angka 4 merupakan jarak ke arah sumbu Z atau jarak dari titik A
ke bidang II
Hasil gambar dari proyeksi titik A=2, 3, 4 adalah sebagai berikut :
63
Panjang Garis Sebenarnya
Untuk mencari panjang garis sebenarnya dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu cara Putaran dan Rebahan
Cara Putaran
Agar lebih jelasnya kita ambil contoh dari garis AB, jika A =4, 6, 2 dan
B = 7, 1, 4
Setelah selesai mencari proyeksi garis AB pada bidang I, II, III, putar
proyeksi A2-B2 dengan pusat putaran titik B2 hingga sejajar sumbu
X. Kemudian diteruskan tegak lurus sumbu X hingga memotong di
titik A pada bidang I. Garis BA merupakan panjang garis yang
sebenarnya. Ini berarti bahwa garis AB telah disejajarkan dengan
bidang I, sehingga panjang garis sebenarnya terletak pada bidang I.
Demikian halnya kalau yang diputar garis proyeksi yang terletak pada
bidang I, yaitu A1-B1 diputar dengan pusat putaran A1 hingga sejajar
sumbu X. Dan selanjutnya ditarik garis tegak lurus dengan sumbu X
hingga memotong di titik B pada bidang II, sehingga A2-B merupakan
panjang garis yang sebenarnya. Jadi bila garis B1-A pada bidang I
dan A2-B pada bidang II diukur maka kedua garis tadi akan sama
panjangnya.
64
Cara Rebahan
Seperti halnya pada cara putaran, hendaknya terlebih dahulu
proyeksi garis AB pada ke tiga bidang I, II, III diselesaikan baru
kemudian dilaksanakan mencari panjang garis sebenarnya dengan
cara rebahan yaitu :
x Tarik garis tegak lurus pada masing-masing titik proyeksi pada
salah satu bidang atau ketiga bidangnya.
x Ukurkan panjang garis yang terdapat pada proyeksi yaitu yang
merupakan jarak dari titik ke bidang gambar atau dari titik proyeksi
ke sumbu A, Y, Z.
x Panjang garis sebenarnya pada bidang I
A1-A = A2-Q = A3-K
B1-B = B2-P = B3-L
Garis A-B merupakan panjang garis yang sebenarnya.
x Panjang garis sebenarnya pada bidang II
A2-A = A1-Q = A3-R
B2-B = B1-P = B3-S
Garis A-B merupakan panjang garis yang sebenarnya.
x Panjang garis sebenarnya pada bidang III
A3-A = A1-M = A2-R
B3-B = B1-N = B2-S
Garis A-B merupakan panjang garis yang sebenarnya
x Dari ketiga panjang garis sebenarnya pada masing-masing bidang
kalau kita ukur hasilnya akan sama panjang.
65
4.2 Menggambar Proyeksi Orthogonal Prisma
66
x Lingkarkan dari titik C, garis CB memotong perpanjangan garis
GC di titik B.
x Lingkarkan dari titik D, garis DA memotong perpanjangan garis
HD di titik A.
x Lingkarkan dari titik G, garis GF memotong perpanjangan garis
CG di titik F
x Lingkarkan dari titik H garis HE memotong perpanjangan garis
DH di titik E.
x Dengan demikian bukaan prisma segi empat ABCDEFGH,
sudah digambar seperti pada gambar di bawah ini.
67
Gambar 4.8 Proyeksi Prisma diiris
68
Gambar 4.9 Bukaan Prisma
69
4.3 Menggambar Proyeksi Orthogonal Piramida
Untuk bentuk limas maupun kerucut pada prinsipnya sama saja yaitu
menggambar bentuk proyeksinya terlebih dahulu, kemudian mencari
atau melukis bukaannya. Dalam penggambaran ini, yang perlu kita
perhatikan adalah mencari panjang rusuk yang sebenarnya, bila
dalam gambar proyeksi I, II, dan III belum terdapat panjang rusuk
sebenarnya.
71
Gambar 4.12 Bukaan Tabung
72
4.5 Menggambar Proyeksi Orthogonal Kerucut
Untuk membuat tutup sebenarnya yang diiris yang diiris tegak
menggunakan cara rebahan karena tinggi diketahui dari tampak
depan dan jarak mendatar diambil darii tampak atas.
Untuk membuat bukaan dari kerucut diris tegak berpedoman pada yang
utuh dahulu, yaitu:
- Tentukan titik T sebagai pusat putaran rusuk kerucut yang diambil
dari sisi palig tepi kerucut dilihat dari muka
- Ukur busur lingkaran dengan dengan mengukur 1/12 busur
lingkaran mulai dari A, B, C, D, E, F, G, H, I, J , K, l dan A
73
- Ukur bagian yang terpotong pada tampak atas pada busur BC dan
JK sepanjang B-2, 2-3, 3-4, dan L-2, 2-3, 3-4 dipotongkan
dengan panjang rusuk sesuai dengan garis potongnya yang
diambil dari tampak depan.
- Bila dihubungkan akanmembentuk garis lengkung, dan tutupnya
dipindahkan dari limas tampak atas dengan tutup yang
sebenarnya.
74
4.6 Menggambar Proyeksi Orthogal Bola
Untuk proyeksi dan bukaan setengah bola caranya lihat pad kerucut
terpancung.
Karena pengukuran pada darnya menggunakan ubusur paling tepei
dan pengukurannya dari titik berurutan jangan langsung dari atas ke
bawah karena akan mengurangi keakuratan hasil bukaannya.
Cobalah!
75
Untuk bukaan Bola
- Ukur keliling lingkaran dengan mengukur 1/12 bagian busur
secara tegak lurus A, B, C, D, E, F dan seterusnya.
- Buat pada titik tengah-tengah garis AB, BC, CD, DE, EF dan
seterusnya garis tegak lurus
- Ukur pada tengah-tengah busur 5-4, 4-3, 3-2, 2-1, 1-puncak yang
diambil dari tampak depan bola
- Kemudian pada titik 4, 3, 2, 1 ukur kekanan dan kekiri busur yang
ada pada pertengahan pembagian busur k 12 di lihat dari atas
- Hubungkan titik potong tersebut maka bukaan boala dapat
digambar
76
4.7 Menggambar Proyeksi Orthogonal Tembusan antara Prisma
dan Kerucut
Lihat gambar bahwa haris horisontal pada tampak depan
merupakan lingkaran bantu kerucut sedangkan lingkarannya dapat
dilihat pada tampak atas
Yang dibiau lingkaran hanya sebatas yang diperlukanyaitu pojok
prisma dan tengah prisma yang merupakan ptongan terats dan
terbawah.
Gambar 4.17
Proyeksi Tembusan antara Prisma dan Kerucut
77
Bukaan Prisma
- Tringgi potongan diukur dari tampak atas
- Lebar potongan diambil dari tampak atas
78
Bukaan Kerucut
- Tentukan titik putaran bukaan kerucut dan lingkarkan busur
sepanjang rusuk paling tepi dilihat dari muka
- Lingkaran 12 bagian rusuk pada keliling busur diambil dari tampak
atas
- Potongkan antara busur lingkaran yang diambil dari tampak atas
dan potongkan dengan garis yang memotong pada pojok prisma
jaraknya diambil dari tampak atas diukurkan pada busur bukaan
terus ditarik keujung pusat putaran bukaan kerucut.
- Hasil perpotongan merupakan sisa bukaan kerucut
79
4.8 Menggambar Proyeksi Bangunan
Rancangan = desain
Merancang = to design atau men design
Perancang = desainer
Rencana = plan
Merencana = to plan atau meng plan
Perencana = planer
Tujuan
Dalam merancang suatu bangunan tentu saja tidak akan terlepas
dari fungsi bangunan itu sendiri. Penampilan dan karakter antara
bangunan satu dengan lainnya tentu berbeda, karena setiap
bangunan mempunyai persyaratan masing-masing.
Konstruksi
Disini yang utama dalam bangunan harus kuat atau tidak mudah
roboh. Adapun pemakaian sistem strukturnya tergantung juga dari
perancang itu sendiri. Untuk itu dalam menggambar bangunan
perlu pengetahuan tentang konstruksi karena sangat membantu
dalam penyelesaian tugas.
Keindahan (Estetika)
Estetika disini menyangkut segi arsitektur sehingga keindahan disini
harus menyesuaikan diri dengan tujuan/fungsi di samping
konstruksinya. Jadi keindahan tidak boleh berdiri sendiri tanpa
mengindahkan atau mempertimbangkan faktor-faktor lainnya.
Denah
Tampak
Potongan
Rencana pondasi
Rencana atap
Detail konstruksi
83
Gambar 4.20 Denah Rumah Tinggal Tipe a
84
Gambar 4.21 Tampak Rumah Tinggal Tipe a
85
Gambar 4.22 Denah Rumah Tinggal Tipe b
86
Gambar 4.23 Tampak Rumah Tinggal Tipe b
87
Gambar 4.24 Potongan Rumah Tinggal Tipe b
88
Contoh Gambar Rumah Tinggal
89
Gambar 4.26 Tampak Rumah Tinggal Tipe d
90
Gambar 4.27 Potongan Rumah Tinggal Tipe d
91
Gambar 4.28 Rencana Pondasi Rumah Tinggal Tipe d
92
Gambar 4.29 Pondasi (1) Rumah Tinggal Tipe d
93
Gambar 4.30 Pondasi (2) Rumah Tinggal Tipe d
94
Gambar 4.31 Rencana Penempatan Kosen R. Tinggal Tipe d
95
Gambar 4.32 Kosen, pintu dan jendela (1) R. Tinggal Tipe d
96
Gambar 4.33 Kosen, pintu dan jendela (2) R. Tinggal Tipe d
97
Gambar 4.34 Kosen, pintu dan jendela (3) R. Tinggal Tipe d
98
Gambar 4.35 Rencana Atap R. Tinggal Tipe d
99
Gambar 4.36 Kuda-kuda Rumah Tinggal Tipe d
100
Gambar 4.37 Rencana Plafon R. Tinggal Tipe d
101
Gambar 4.38 Rencana Instalasi Plambing R. TinggalTipe d
102
Contoh 2
103
``
Gambar 4.40 Denah Lantai Dua
104
Gambar 4.41 Tampak Depan R. Tinggal Bertingkat
105
Gambar 4.42 Tampak Belakang R. Tinggal Bertingkat
106
Gambar 4.43 Potongan Melintang R. Tinggal Bertingkat
107
Gambar 4.44 Potongan Memanjang R. Tinggal Bertingkat
108
Gambar 4.45 Rencana Pondasi
109
Menggambar Septictank dan Peresapan
1
2 3 5 6 7
Bagian (1) Pipa saluran air kotor dari kakus atau WC ke ruang
penghancur (golakan)
Bagian (3) Tangki septic, terdiri atas ruang lumpur, air dan udara.
Ruang ini sebagai tempat pembusukan dari Lumpur
segar menjadi Lumpur matang. Untuk tangki septic
yang baru sebelum digunakan sebaiknya diisi air
hingga penuh ditambah air comberan dari selokan
yang berwarna hitam karena sudah mengandung bibit
pembusukan cukup seember saja. Ini diberikan
sebagai awal proses pembusukan dalam tangki septik.
111
Jadi ruang Lumpur + air =
661.6 + 750 = 1411.6 liter = 1.4116 m3
A x ½ A x 1.5 = 1.4116
0.75 A x A = 1.4116 diambil
A = 1. 40 m (panjang)
B = 0.70 m (lebar)
C = 1.5 m + 0.1 m = 1.6 m (tinggi)
112
1
113
Sumber : Ilmu Teknik Kesehatan 2, DPMK, Jakarta. 1980
a. Dasar-dasar Perspektif
Pada saat mempelajari proyeksi kita akan teringat bahwa perspektif
merupakan bagian dari pada proyeksi. Pada prinsipnya dalam
menggambar perspektif ada 3 macam cara penggambarannya yaitu:
115
Pada gambar di atas memperlihatkan bekerjanya sinar yang terjadi
pada suatu kamera, yang dalam hal ini film merupakan bidang
gambar yang menghasilkan gambar bayangan yang terbalik dari
benda yang kita lihat sebenarnya. Sedangkan pada gambar yang
berupa mata kita, hasilnya pun juga demikian yaitu terbalik, hanya
saja kesan gambar bayangannya tidak terbalik ini karena telah
dikoreksi oleh mata kita. Jadi prinsip pertemuan dari berkas-berkas
sinar inilah yang digunakan dalam teori perspektif (proyeksi
terpusat).
Gambar 4.50
Letak Bidang Gambar Terhadap Bidang Datar
Dan secara wajar tinggi orang yang melihat (untuk orang dewasa)
116
kurang lebih 1.60 m atau tergantung pada tinggi orang yang melihat.
Ketinggian diukur dari bidang dasar. Sedangkan proyeksi dari titik
mata orang yang melihat jatuh pada bidang dasar disebut titik
tempat orang melihat (station point).
117
Gambar 4.51 Letak Bidang Gambar Dibelakang obyek
Tetapi perlu diingat bahwa bila kita hanya ingin memenuhi selera
dengan gambar yang besar dan tidak memenuhi batas penglihatan
mata, maka hasil gambar tidak akan sesuai dengan penglihatan
mata kita yang sebenarnya.
Sebaiknya jarak tempat orang yang melihat atau jarak station point
(SP) terhadap bidang datar yang tegak atau bidang gambar sesuai
dengan sudut batas pandangan pada obyek. Dan biasanya besar
sudutnya melebihi dari 30º.
119
5). Letak Bidang Gambar
Titik hilang pada perspektif ini hanya terdapat satu saja, karena letak
bidang obyeknya ada yang sejajar dengan bidang gambar. Akibat
dari ini maka bidang obyek yang sejajar dengan bidang gambar
tidak mempunyai titik hilang (Vanishing Point) menurut penglihatan
mata kita. Tetapi bidang obyek yang tegak lurus dengan bidang
gambar mempunyai 4 garis yang sejajar dan garis tadi bila dilihat
semakin jauh seakan-akan menjadi satu titik yang disebut titik hilang
(Vanishing Point) dan memotong garis horison.
Adapun garis yang menghubungkan antara titik hilang (vanishing
point) dengan station point tegak lurus terhadap horison.
Demikian juga halnya ukuran atau skala dalam denah akan sangat
menentukan hasil gambar perspektifnya.
Contoh :
Suatu ruangan mempunyai ukuran panjang 5 m, lebar 3,5 m dan
tinggi plafon 3 m. Tinggi orang yang melihat (horison)1,60 m. Ada
seorang anak yang berdiri dengan ketinggian 1,45 m.
121
1). Sesuai Dengan Skala
a). Cara Penggambaran
Gambar 4.55 `
Penggambaran Perspektif 1 Titik Tipe A
Gambar 4.56
Penggambaran Perspektif 1 Titik Tipe B
2). Bagan Perspektif 1 Titik Hilang (cara kelipatan)
Sebagai dasar penggambaran kita perlu mengetahui bagannya
122
terlebih dahulu secara keseluruhan dalam menggambar
perspektif, seperti dalam gambar 5.33.
123
Gambar 4.59 Peletakan Station Point
A1 B1 = ... x AB
124
Gambar 4.61 Penarikan Kelipatan Garis Dasar
125
Gambar 4.63 Penentuan Titik Hilang
Latihan
127
Coba anda buat gambar perspektif 1 titik hilang dengan cara
kelipatan yaitu dengan kelipatan 3 kali, dari suatu ruangan yang
berisikan suatu kotak dan ada orang yang sedang berdiri, dengan
ketentuan sebagai berikut :
- Panjang ruangan = 3 m
- Tinggi ruangan/plafon = 2,50 m
- Kotak ukuran panjang/lebar = 50 cm, dan tingginya 25 cm
- Tinggi orang = 1,60 m
Rangkuman
128
Perspektif 2 Titik Hilang
129
Gambar 4.66 Peletakan Bidang Gambar
130
3). Arah Pandangan Mata
Usahakan arah pandangan mata, tegak lurus terhadap bidang
gambar dan pada obyek yang utama (dikehendaki).
Gambar 4.69
Penempatan Benda, Titik Mata dan Tinggi Benda
132
Gambar 4.70 Penempatan Titik Hilang
Perspektif pada tipe ini (gambar 5.47), bila salah satu sudut
bendanya menempel pada bidang gambar. Untuk mendapatkan
gambarnya, titik yang menempel bidang gambar ditarik tegak lurus
kegaris tanah dan dari tampak samping ditarik garis sejajar dengan
garis tanah sehingga akan mendapatkan tinggi sebenarnya dalam
gambar. Dan selanjutnya dari garis pedoman tadi ditarik garis
menuju kedua titik hilang.
Untuk mendapatkan titik potong lain garis pada denah yang tidak
menempel bidang gambar diteruskan hingga memotong bidang
gambar. Dari titik potong ini ditarik garis tegak lurus kegaris tanah,
seterusnya dari tampak samping ditarik garis sejajar garis tanah
memotong garis tegak lurus tadi. Titip perpotongan ini ditarik ke titik
hilang kiri (VPL), bial garis yang ditarik dari denah conding kekiri.
Tetapi bila yang ditarik dari denah condong kekanan titik potong
yang sebagai pedoman ditarik ketitik hilang kanan (VPR)
133
Yang perlu diingat adalah :
x Station point (SP) yang benar, tepat pada garis yang ditarik dari
sudut denah yang menempel bidang gambar kegaris tanah.
x Untuk menghindarkan kurang jelasnya dalam penggambaran,
sebagai langkah awal maka sengaja station point (SP) digeser.
Tetapi walaupun demikian bila station point digeser kekanan
atau kekiri masih dapat digambarkan.
x Untuk mengingat langkah kerja terutama penarikan dari garis
pedoman ketitik hilang dapat dinyatakan sebagai berikut :
Condong kanan (garis pada denah), tarik kekanan yaitu
menuju ketitik hilang kanan (VPR)
Condong kiri (garis pada denah), tarik kekiri yaitu menuju
ketitik hilang kiri (VPL)
Latihan
Rangkuman
135
Proyeksi Titik
Suatu titik bila diproyeksikan kebidang maka hasilnya berupa titik pula.
Proyeksi Garis
x Jika garis tegak lurus pada bidang datar maka proyeksinya berupa
titik.
x Jika garis sejajar dengan bidang proyeksi maka proyeksi garis pada
bidang tersebut panjangnya sama dengan garis sebenarnya.
x Jika garis kedudukannya sembarang maka proyeksi garis pada
bidang tersebut, panjangnya akan lebih pendek dari garis semula.
Proyeksi Bidang
x Jika suatu bidang kedudukannya sejajar dengan bidang proyeksi
maka proyeksinya pada bidang tersebut berupa bentuk bidang yang
sebenarnya.
x Jika suatu bidang kedudukannya tegak lurus pada bidang proyeksi
maka proyeksinya pada bidang tersebut berupa garis lurus
x Jika suatu bidang kedudukannya sembarang terhadap bidang
proyeksi maka proyeksinya pada bidang tersebut berupa bidang
yang besarnya lebih kecil dari bentuk bidang sebenarnya.
136
LAMPIRAN A
DAFTAR PUSTAKA
Fajar Hadi, Ir. M.Nasroen Rivai, Ir. Ilmu Teknik Kesehatan 2. Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta. 1980.
Hari Aria Soma, Ir, Mahir Menggunakan AutoCAD Release 14, PT. Alex
Media Komputindo, Jakarta, 1999.
A1
LAMPIRAN A
A2
LAMPIRAN B
DAFTAR ISTILAH/GLOSARI
B1
LAMPIRAN B
B2
Suparno
TEKNIK
GAMBAR
BANGUNAN
JILID 2
SMK
TEKNIK
GAMBAR
BANGUNAN
JILID 2
Untuk SMK
Penulis : Suparno
SU SUPARNO
t Teknik Gambar Bangunan Jilid 1 untuk SMK /oleh Suparno
---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
vi,i 200 hlm
ISBN : 978-979-060-063-8
ISBN : 978-979-060-065-2
Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
KATA SAMBUTAN
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk
SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk
digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus
2008.
Kiranya apa yang dituangkan dalam buku ini sudah berpedoman pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar dan apabila ada suatu yang
kurang berkenan baik isi maupun kalimat, mohon saran untuk perbaikan
berikutnya.
Terima Kasih
Penyusun,
SINOPSIS
Bahasan yang ada dalam tulisan ini meliputi gambar garis, gambar
bentuk bidang, gambar bentuk tiga dimensi, proyeksi benda, konstruksi
dinding dan lantai, konstruksi kusen dan daun pinti/jendela, konstruksi
tangga, konstruksi langit-langit, konstruksi pondasi, konstruksi pelat,
balok dan kolom beton bertulang, konstruksi atap, mengatur tata letak
gambar, menggambar dengan perangkat lunak. perkembangan dalam
pembangunan dan konstruksi, bagaimana anda mau menggmbar bila
tidak mempelajari awal tentang alat gambar teknik.
Demikian gambaran secara singkat apa yang akan dibahas dalam buku
Teknik Gambar Bangunan
iii
DAFTAR ISI
Hal
Pengantar Direktur Pembinaan SMK i
Pengantar penulis ii
Sinopsis iii
Daftar Isi iv
Peta Kompetensi vii
BUKU JILID 1
BAB 1 MENGGAMBAR GARIS 1
1.1 Memilih Peralatan dan Perlengkapan gambar 1
1.2 Menggunakan Berbagai Macam Penggaris 16
1.3 Menggambar Garis Tegak Lurus 19
1.4 Menggambar Garis Sejajar 21
1.5 Menggambar Garis Lengkung 22
1.6 Membagi Garis 23
1.7 Menggabungkan Garis 25
1.8 Menggambar macam-macam Arsiran 27
1.9 Satuan Dasar dan Skala Gambar 33
iv
BUKU JILID 2
BAB 5 MENGGAMBAR KONSTRUKSI DINDING DAN LANTAI BANGUNAN 137
5.1 Menggambar Konstruksi lantai dari Keramik / Ubin / Parket 137
5.2 Menggambar Konstruksi Dinding Bata / Batako 138
5.3 Menggambar Konstruksi Penutup Dinding / Kolom 151
BUKU JILID 3
309
BAB 13 MENGATUR TATA LETAK GAMBAR MANUAL
309
13.1 Membuat Daftar Gambar
311
13.2 Membuat Gambar Catatan dan Legenda Umum
312
13.3 Menggambar Lembar Halaman Muka dan Informasinya
v
13.4 Mengatur Tata Letak Gambar Manual 313
13.5 Membuat Format Lembar Gambar 314
PENUTUP
LAMPIRAN A. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN B. DAFTAR ISTILAH/GLOSARI
vi
PETA KOMPETENSI
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
vii
Kualifikasi Kode Kompetensi
viii
Kualifikasi Kode Kompetensi
ix
BABV
MENGGAMBAR KONSTRUKSI DINDING DAN LANTAI BANGUNAN
Gambar 5.1
Pemasangan Keramik/Ubin Satu Ruangan
137
Gambar 5.2
Pemasangan Keramik/Ubin Seluruh Ruangan
Sumber: Petunjuk Praktek Batu dan Beton, DPMK, jakarta
Pengertian Bangunan
138
Bangunan yang dimaksud di atas meliputi:
Jenis Bangunan
139
Jenis bahan yang digunakan dalam bangunan dapat berupa kayu,
bata, beton atau baja. Bahkan dewasa ini bahan bangunan yang
digunakan sudah berkembang antara lain dari bahan aluminium
atau plastik.
140
Gambar 5.3
Bagian-bagian Bangunan Gedung
Dinding
141
yang kurang sedap, misalnya jemuran pakaian, tempat pembuangan
sampah layak masuk dalam pandangan mata.
Dan lagi dinding dapat sebagai perlindungan terhadap bunyi atau
suara-suara yang mengganggu atau sebaliknya agar suasana
dalam ruangan jangan sampai keluar/kedengaran oleh tetangga
yang lain. Disini dinding berfungsi sebagai penutup dan pembatas
pendengaran.
Fungsi Keamanan
Dinding diartikan manusia selaku unsur bangunan demi keamanan.
Hal ini mudah dimengerti tetapi harus diingat bahwa keamanan
rumah tidak hanya tergantung dari kekuatan, seolah-olah seperti
dinding benteng jaman dahulu sehingga rumah kita dengan
sendirinya aman. Tetapi bagaimanapun juga keadaannya, ternyata
dalam masyarakat dinding-dinding merupakan salah satu unsur
keamanan yang wajar untuk dibuat.
Batu bata merah disebut juga bata merah. Bata merah dibuat dari
tanah liat/tanah lempung diaduk dan dicampur dengan air, sehingga
menjadi suatu campuran yang rata dan kental (pulen), dicetak,
dikeringkan kemudian dibakar.
Di Indonesia mengenai ukuran bata merah belum ada ukuran yang
pasti (standar).
Walaupun demikian ada persyaratan yang mutlak
Lebar Bata – 1 cm
Tebal bata = ------------------------
2
Selain di atas ada yang menentukan ukuran bata dengan mengambil
terlebih dahulu ketentuan tebalnya bata.
Contoh:
- Tebal bata (t) diambil = 5.5 cm
- Lebar bata = (2 x 5,5) + 1 cm = 12 cm
- Panjang bata = (2 x 12) + 1 cm = 25 cm
142
Batu bata yang dibuat di perusahaan besar yang menggunakan
tenaga mesin, terdiri dari macam-macam ukuran yaitu:
a. Bata utuh
b. ¾ panjang bata
c. ½ panjang bata
d. ¼ panjang bata dengan lebar utuh
e. ½ lebar bata dengan panjang utuh
Catatan :
Panjang bata = bujur = b, panjangnya ± 23 – 25 cm
Lebar bata = kepala = k, lebarnya ± 11 – 12 cm
Tebal bata ± 5 – 5.5 cm
Gambar 5.4
Macam-macam Bentuk Bata
144
Gambar 5.5
Ikatan Setengah Bata
Gambar 5.6
Ikatan Bata Tebal ¾ Bata
145
Gambar 5.7 Ikatan Tegak
146
Gambar 5.8
Ikatan Silang
147
Gambar 5.9 Ikatan Vlam
148
Tembok kecuali dibuat dari pasangan bata, dapat juga dibuat dari
pasangan bata-tras-kapur (batako). Batako dalam perdagangan terdapat
berbagai bentuk dan ukuran.
Bata tras ini campuran dari kapur, tras dan air atau kapur, tras, pasir dan
air atau juga dapat semen portland, tras dan air. Bata tras ini merupakan
batu buatan yang tidak dibakar. Kekerasannya tergantung dari campuran
yang digunakan.
Batako hanya digunakan sebagai dinding yang tidak mendukung beban.
Latihan
Rangkuman
150
Ikatan dinding batu bata
a. Syarat mutlak batu bata adalah panjang bata = 2 x lebar bata +
tebal spesi
b. Campuran spesi harus sesuai dengan persyaratan konstruksi
c. Syarat pasangan dinding batu bata:
- Hubungan harus sesederhana mungkin
- Jangan memakai bata kurang dari ½ bata
- Siar tegak tidak boleh dibuat terus menerus
- Siar harus terisi penuh dengan spesi
- Lapisan strek dan kop hendaknya saling bergantian,
diteruskan, dan dihentikan pada pasangan sudut, pertemuan
dan persilangan
152
BAB 6
MENGGAMBAR KONSTRUKSI KUSEN DAN DAUN PINTU / JENDELA
153
Gambar 6.2 Detail Hubungan Konstruksi Kosen Pintu
154
6.2 Menggambar Rencana Kusen dan Daun Pintu / Jendela
Aluminium
Gambar 6.3
Kosen Pintu (Swing Door)
155
Gambar 6.4
Detail 1-2 Kosen Pintu (Swing Door)
156
Gambar 6.5
Detail 3 Kosen Pintu (Swing Door)
Gambar 6.6
Detail 4 Kosen Pintu (Swing Door)
157
Gambar 6.7
Jendela Sorong (Sliding Window)
158
Gambar 6.8 Curtain Wall
159
Gambar 6.9
Detail 1-2 Curtain Wall
160
Gambar 6.10
Detail 3-4 Curtain Wall
161
Gambar 6.11
Detail 5 Curtain Wall
Gambar 6.12
Detail 6 Curtain Wall
162
Gambar 6.13
Detail 6’ Curtain Wall
Gambar 6.14
Detail 7-8 Curtain Wall
163
Gambar 6.15
Partition
164
Gambar 6.16
Detail 1-3 Partition
165
Gambar 6.17
Detail 4-6 Partition
166
Gambar 6.18
Detail 7-8 Partition
Gambar 6.19
Detail 9-10 Partition
167
Gambar 6.20
Detail 11-12 Partition
Gambar 6.21
Detail 13 Partition
169
Gambar 6.23 Detail konstruksi Kosen pintu dan Jendela
170
9.5 Menggambar Daun Pintu dan Jendela Kayu
173
174
BAB 7
MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA
Rumus Tangga
Pertimbangan
176
7.2 Menggambar Rencana Penulangan Tangga Beton
Ditail-Ditail Tangga
178
Gambar 7.4 Ditail tangga b
179
Gambar 7.6 Ditail tangga d
180
Gambar 7.7 Ditail Tangga e
Sumber: Gambar-gambar Ilmu Bangunan. Jambatan, Yogyakarta
Bentuk profil untuk tangga baja yang banyak digunakan untuk ibu
tangga adalah baja kanal, sedangkan untuk anak tangga
dihubungkan dengan baja siku. Pertemuan anak tangga dan ibu
tangga dilakukan dengan paku keling atau las.
181
pelat tipis yang dihubungkan dengan las bila bahan dari kayu
menggunakan mur baut yang dihubungkan dengan baja siku.
182
7.5 Menggambar Bentuk-bentuk Struktur Tangga
183
Gambar 7.11 Tangga Bordes Tiga Lengan
184
Gambar 7.13
Tangga Dengan Permulaan Perempatan
Gambar 7.14
Tangga Dengan Penghabisan Perempatan
185
186
BAB 8
MENGGAMBAR KONSTRUKSI LANGIT-LANGIT
187
Untuk dapat menetapkan pola dari langit-langit maka perlu
memperhatikan:
- Bentuk dari ruangannya akan mempengaruhi pola yang di-
gunakan
- Bahan yang digunakan sebagai penutup dapat asbes, triplek
ataupun jenis lainya
- Tinggi rendahnya penutup
- Menggunakan lis atau tidak
- Pembagian jalur penutup langit-langit menggunakan modul 100
x 100 cm , 60 x 60 cm atau 60 x 80 cm
188
Gambar 8.3 Pembagian langit-langit (tak menguntungkan)
189
Gambar 8.5 Ditail Konstruksi Langit-langit A
`
190
BAB 9
MENGGAMBAR KONSTRUKSI PONDASI
191
Pada garis besarnya pondasi dapat dibagi menjadi 2 jenis:
192
Agar pasangan bahan pondasi tidak mudah rusak atau basah akibat
air tanah, maka bidang pada badan pondasi diplester kasar
(beraben) setebal ± 1.5 cm dengan adukan seperti spesi yang
dipakai pada pasangan.
Gambar 9.1
Jenis Pondasi Batu Kali
193
Pondasi Batu Bata
Pondasi ini dibuat dari bata merah yang disusun secara teratur dan
bertangga yang bentuknya merupakan empat persegi panjang dan
tiap-tiap tangga terdiri dari 3-4 lapis. Apabila tiap-tiap ujung tangga
dihubungkan akan merupakan trapesium yang tetap memenuhi
syarat pondasi.
Spesi ini dapat dibuat dari campuran, yang untuk tanah yang tidak
mengandung air, dibuat dari:
1 kapur : 1 Semen merah : 1 Pasir atau
1 kapur : 1 Semen merah : 2 Pasir,
Sedangkan untuk tanah yang mengandung air dibuat dari
campuran:
1 Pc : 4 Pasir atau 1 Pc : 5 Tras
1 Pc : ½ Kapur : 5 Pasir
194
Gambar 9.2
Jenis Pondasi Batu Bata
195
Menggambar Konstruksi Rollag pada Dinding
197
Gambar 9.5 Konstruksi Rollag c
198
Gambar 9.6 Konstruksi Lengkung
199
Gambar 9.7 Konstruksi Ellips a
200
Gambar 9.8 Konstruksi Ellips b
201
Gambar 9.9 Konstruksi Parabola
202
9.2 Menggambar Konstruksi Pondasi Telapak Beton Bertulang
203
Gambar 9.10
Pondasi Pelat Beton
Gambar 9.11
Pondasi Beton Pelat Setempat
204
Dengan demikian apabila daya dukung tanahnya besar dan merata
seluruh luas tanah bangunan, maka pondasi beton pelat setempat
atau pelat kaki sangat cocok untuk pondasi yang menerima beban
bangunan cukup besar. Pondasi bentuk ini akan lebih hemat, efisien
dan mudah pelaksanaannya serta tidak khawatir adanya penurunan
pondasi pada setiap tempat.
Gambar 9.12
Pondasi Pelat Beton Setempat dan Pondasi Menerus
205
Gambar 9.13
Pondasi Sumuran
206
Gambar 9.14
Pondasi Sarang Laba-laba
207
9.3 Menggambar Konstruksi Pondasi tiang Pancang
Gambar 9.15
Pondasi Tiang Pancang
208
Gambar 9.16
Tiang Pancang Beton
209
Latihan
RANGKUMAN
Pondasi
a. Pondasi secara garis besar terdiri dari pondasi langsung dan
pondasi tidak langsung.
b. Syarat pembuatan pondasi antara lain:
- Kokoh dan kuat untuk mendukung bangunan
di atasnya
- Bahan untuk pondasi harus tidak mudah rusak dan
tahan lama
- Hindarkan pengaruh dari luar
- Pondasi harus terletak diatas tanah yang keras
- Pondasi yang menerima beban yang berbeda harus
dibuat terpisah
c. Campuran beton untuk konstruksi adalah 1 PC : 2 pasir : 3
kerikil.
d. Pondasi beton bertulang pelat setempat cocok digunakan
apabila daya dukung tanah besar dan merata seluruh lokasi.
210
BAB 10
MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN
211
Simbol/Tanda-Tanda dan Keterangan Dalam Konstruksi Beton
Bertulang
Tabel 10.1
212
Tabel 10.2
213
Tabel 10.3
214
Tabel 10.4
215
10.2 Menggambar Denah Rencana Penulangan Pelat Lantai
Gambar 10.1
Denah Penulangan Pelat Luifel
Ditentukan :
- Pelat luifel (lihat gambar di atas)
- Luas tulangan yang diperlukan A = 5.35 cm2
Diminta :
- Gambarkan penulangannya dengan skala 1 : 25!
- Hitung tonase tulangan yang diperlukan!
- Hitung kubikasi/volume beton yang diperlukan!
216
Gambar 10.2
Denah Penulangan Pelat Atap Satu Petak
Ditentukan :
- Pelat atap satu petak (lihat gambar di atas)
- Luas tulangan lapangan b sejajar lebat pelat = A lb = 5.82
cm2
- Luas tulangan lapangan l sejajar panjang pelat = A ll = 3.30
cm2
- Luas tulangan tumpuan b sejajar lebat pelat = A tb = 7.05
cm2
- Luas tulangan tumpuan l sejajar panjang pelat = A tl = 6.20
cm2
Diminta :
- Gambarkan penulangannya dengan skala 1 : 25!
- Hitung tonase tulangan yang diperlukan!
- Hitung kubikasi/volume beton yang diperlukan!
217
Gambar 10.3
Denah Penulangan Pelat Lantai
Ditentukan :
- Pelat lantai satu petak (lihat gambar di atas)
- Luas tulangan lapangan b sejajar lebat pelat = A lb = A lx = +
6.82 cm2
- Luas tulangan lapangan l sejajar panjang pelat = A ll = A ly = +
4.74 cm2
- Luas tulangan tumpuan b sejajar lebat pelat = A tb = A tx = -
8.16 cm2
- Luas tulangan tumpuan l sejajar panjang pelat = A tl = A ty = -
5.89 cm2
Diminta :
- Gambarkan penulangannya dengan skala 1 : 25!
- Hitung tonase tulangan yang diperlukan!
- Hitung kubikasi/volume beton yang diperlukan!
Catatan :
Tulangan pokok yang dipasang hanya boleh menggunakan besi
tulangan diameter 8 mm dan 10 mm
218
Gambar 10.4
Penulangan Pelat Lantai Lebih dari Satu Petak
Ditentukan:
Pelat lantai lebih dari satu petak (lihat gambar di atas)
Diminta :
- Gambarkanlah penulangan pelat lantai tersebut di atas dengan
skala 1 : 50!
- Hitunglah kebutuhan baja/besi beton bertulang dan kubikasi
beton!
219
10.3 Menggambar Ditail Potongan Pelat Lantai
Jenis Tulangan
220
Pemasangan Tulangan
a = Selimut beton
a = 1.5 cm, bilamana berhubungan dengan air laut atau asam
ditambah 1 cm.
Apabila momen yang bekerja kecil, maka jarak tulangan pokok
dari pusat ke pusat maksimal 40 cm.
Untuk segala hal tulangan pelat tidak boleh kurang dari 0.25 %
dari luas penampang beton (untuk keperluan tulangan pokok,
pembagi dan susut).
Tebal Pelat
221
Dinding
Gambar 10.6
Penulangan Dinding Reservosr Air dan Dinding Bawah Tanah
222
Sistem konstruksi pada tepi pelat
¾ Terletak bebas
¾ Terjepit penuh
¾ Terjepit elastis
223
Pemasangan Tulangan
Contoh :
Al = 2.96 cm 2 Ø 8 – 17
Ab = 3.59 cm 2 Ø 8 – 14
Maka tulangan disudut pelat tersebut, untuk atas dan
bawah harus dipasang dalam ke dua arah yaitu Ø 8 – 14.
Gambar 10.9
Pemasangan tulangan Pada 4 Sisi
224
3) Pada pelat-pelat, apabila l / b atau ly / lx > 2.5
a) Untuk pelat satu petak
¾ Pada arah ly harus dipasang tulangan dengan
besar momen (M ly) = 1/5 Momen lx atau = 0.2
M lx
¾ Pada tumpuan jarak ly, juga harus dipasang
tulangan dengan besarnya Momen (M ty) = 0.6
M lx dan bagian yang dipasang tulangan harus ≥
1/5 l x
Gambar 10.10
Pemasangan tulangan Untuk Pelat Satu Petak
Catatan
l y = sisi pelat yang panjang
l x = sisi pelat yang pendek
225
Gambar 10.11
Pemasangan tulangan Untuk Pelat Menerus
227
Contoh Penggambaran Penulangan Pelat Luifel
Gambar 10.12
Penulangan Pelat Luifel
228
Untuk pelat luifel sebuah bangunan kantor lihat gambar dibutuhkan
tulangan A = 5,31 cm2
Penyelesaian:
Gambar 10.13
Penulangan Pelat Lantai
Suatu pelat lantai satu petak dibutuhkan tulangan seluas : Alx = 3,37
cm2 ; Aly = 2,37 cm ; Atx = 7,05 cm2 ; Aty = 5,00 cm2
Gambarkan penulangan pelat tersebut jika mutu bahan, Beton : K175
dan Baja : U22
Alx = 3,37 cm2 Æ dipilih Ø 8– 14,5 = 3,47 cm2 > 3,37 cm2 Æ (OK)
Masuk tumpuan Atx = 3,47/2 = 1,73 cm2 Æ Ø 8– 29
Tulang tumpuan tambahan Atx = 7,05 – 1,73 = 5,32 cm2 Æ dipilih Ø 10
– 14,5 = 5,42 cm2 > 5,32 cm2 Æ (OK)
Jadi jumlah tumpuan Atx yang dipasang = 1,73 + 5,42 = 7,15 > 7,05 cm2
Tulangan pembagi yang dibutuhkan = 20 % x 7,15 = 1.43 cm2 Æ dipilih Ø
6– 15 = 1,89 cm2 > 1,43 cm2 Æ (OK)
229
Aly = 2,37 cm2 Æ dipilih Ø 8– 20 = 2,51 cm2 > 2,37 cm2 Æ (OK)
Masuk tumpuan Aty = 2,51/2 = 1,25 cm2 Æ Ø 8– 40
Tulang tumpuan tambahan Atx = 5,00 – 1,25 = 3,75 cm2 Æ dipilih Ø 10
– 20 = 3,93 cm2 > 3,75 cm2 Æ (OK)
Jadi jumlah tumpuan Aty yang dipasang = 1,25 + 3,93 = 5,18 > 5,00 cm2
Tulangan pembagi yang dibutuhkan = 20 % x 5,18 = 1.04 cm2 Æ dipilih Ø
6– 14.5 = 1,95 cm2 > 1,04 cm2 Æ (OK)
Gambar 10.14
Penulangan Pelat Atap
Pelat atap satu petak dibutuhkan tulangan seluas : Alx = 3,36 cm2 ; Aly
= 1,89 cm ; Atx = 6,83 cm2 ; Aty = 4,63 cm2
Gambarkan penulangan pelat tersebut jika mutu bahan, Beton : K125
dan Baja : U24
Alx = 3,36 cm2 Æ dipilih Ø 8– 14,5 = 3,47 cm2 > 3,36 cm2 Æ (OK)
Masuk tumpuan Atx = 3,47/2 = 1,73 cm2 Æ Ø 8– 29
Tulang tumpuan tambahan Atx = 6,83 – 1,73 = 5,10 cm2 Æ dipilih Ø 10
– 14,5 = 5,42 cm2 > 5,10 cm2 Æ (OK)
Jumlah tumpuan Atx yang dipasang = 1,73 + 5,42 = 7,15 > 6,83 cm2
Aly = 1,89 cm2 Æ dipilih Ø 8– 20 = 2,51 cm2 > 1,89 cm2 Æ (OK)
Masuk tumpuan Aty = 2,51/2 = 1,25 cm2 Æ Ø 8– 40
Tulang tumpuan tambahan Atx = 4,63 – 1,25 = 3,38 cm2 Æ dipilih Ø 10
– 20 = 3,93 cm2 > 3,38 cm2 Æ (OK)
230
Jadi jumlah tumpuan Aty yang dipasang = 1,25 + 3,93 = 5,18 > 4,63 cm2
Æ OK
Tulangan pembagi yang dibutuhkan
Untuk tumpuan Atx = 20 % x 7,15 = 1,43 cm2 Æ dipilih Ø 6– 15 = 1,89
cm2 > 1,43 cm2
Untuk tumpuan Aty = 20 % x 5,18 = 1,04 cm2 Æ Ø 6– 14.5 = 1,95 cm2 .
> 1.04 cm2
Tulangan susut perlu dipasang karena pelat atap tidak terlindung dari
perubahan-perubahan
Contoh Penggambaran Penulangan Pelat Atap dan Luifel
Gambar 10.15
Penulangan Pelat Atap dan Luifel
231
Sebuah rumah jaga dengan atap pelat datar dari beton bertulang
Alx = 3,66 cm2 Æ dipilih Ø 10– 20 = 3,93 cm2 > 3,66 cm2 Æ (OK)
Masuk tumpuan Atx = 3,93/2 = 1,96 cm2 Æ Ø 10– 40
Tulang tumpuan tambahan Atx = 9.00 – 1,96 = 7,04 cm2 Æ dipilih Ø 10
– 10 = 7,85 cm2 > 7,04 cm2 Æ (OK)
Jumlah tumpuan Atx yang dipasang = 1,96 + 7,85 = 9,81 > 9.00 cm2
VW = 1/5 x 9,81 = 1,96 cm2 Æ Ø 6– 14 = 2,02 cm2 > 1.96 cm2 Æ OK
Aly = 3,45 cm2 Æ dipilih Ø 8– 14 = 3,59 cm2 > 3,45 cm2 Æ (OK)
Masuk tumpuan Aty = 3,59/2 = 1,79 cm2 Æ Ø 8– 28
Tulang tumpuan tambahan Atx = 6.79 – 1,79 = 5.00 cm2 Æ dipilih Ø 10
– 14 = 5,61 cm2 > 5.00 cm2 Æ (OK)
Jadi jumlah tumpuan Aty yang dipasang = 1,79 + 5,61 = 7.40 > 6.79 cm2
Æ OK
VW = 1/5 x 7.40 = 1,48 cm2 Æ Ø 6– 15 = 1.89 cm2 > 1.48 cm2 Æ OK
232
Contoh Penggambaran Penulangan Pelat Atap Lebih dari Satu Petak
Gambar 10.16
Penulangan Pelat Atap Lebih dari Satu Petak
Pelat (a) Atx = 2.77 cm2 Æ Ø 8 – 13 = 2,87 cm2 > 2,77 cm2
Aty = 2.90 cm2 Æ Ø 8 – 17 = 2,96 cm2 > 2,90 cm2
Alx = 1.90 cm2 Æ Ø 8 – 20 = 2,57 cm2 > 1.90 cm2
Aly = 1,66 cm2 Æ Ø 8 – 20 = 2,57 cm2 > 1.66 cm2
Pelat (b) Atx = 4.16 cm2 Æ Ø 8 – 12 = 4,19 cm2 > 4.16 cm2
Aty = 2.90 cm2 Æ Ø 8 – 17 = 2,96 cm2 > 2,90 cm2
Alx = 1,90 cm2 Æ Ø 8 – 20 = 2,51 cm2 > 1,90 cm2
Ay = 1.66 cm2 Æ Ø 8 – 20 = 2,51 cm2 > 1,66 cm2
233
Latihan
234
BAB 11
MENGGAMBAR RENCANA BALOK-KOLOM BETON BERTULANG
235
Tulangan yang dipilih luasnya harus desuai dengan luas tulangan
yang dibutuhkan serta memenuhi persyaratan konstruksi beton
bertulang.
¾ Setiap sudut balok harus ada 1 (satu) batang tulangan
sepanjang balok
¾ Diameter tulangan pokok minimal Ø 12 mm
¾ Jarak pusat ke pusat (sumbu ke sumbu) tulangan pokok
maksimal 15 cm dan jarak bersih 3 cm pada bagian-bagian
yang memikul momen maksimal.
¾ Hindarkan pemasangan tulangan dalam 2 (dua) lapis untuk
tulangan pokok.
¾ Jika jarak tulangan atas dan tulangan bawah (tulangan
pokok) dibagian samping lebih dari 30 cm, harus dipasang
tulangan ekstra (montage)
¾ Tulangan ekstra (montage) untuk balok tinggi (untuk balok
yang tingginya 90 cm atau lebih luasnya minimal 10 % luas
tulangan pokok tarik yang terbesar dengan diameter minimal
8 mm untuk baja lunak dan 6 mm untuk baja keras
Jika tegangan geser beton yang bekerja lebih besar dari tegangan
geser beton yang diijinkan, maka untuk memikul / menahan
tegangan yang bekerja tersebut ada 2 (dua) cara:
¾ Tegangan geser yang bekerja tersebut seluruhnya (100 %)
dapat ditahan/dipikul oleh sengkang-sengkang atau oleh
tulangan serong / miring sesuai dengan perhitungan yang
berlaku.
¾ Apabila tegangan geser yang bekerja tersebut ditahan / dipikul
oleh kombinasi dari sengkang-sengkang dan tulangan serong /
miring (sengkang-sengkang dipasang bersama-sama dengan
tulangan serong / miring atau dengan kata lain sengkang
bekerjasama dengan tulangan serong), maka 50 % dari
tegangan yang bekerja tersebut harus dipikul / ditahan oleh
sengkang-sengkang dan sisinya ditahan / dipikul oleh tulangan
serong/miring.
Latihan
237
Gambar 11.2
Penulangan Balok
238
11.3 Menggambar Ditail Penulangan Kolom
Gambar 11.3
Penulangan Kolom
239
11.4 Membuat Daftar Tulangan Pada Gambar
240
BAB 12
MENGGAMBAR KONSTRUKSI ATAP
241
12.2 Menggambar Ditail Potongan Kuda-kuda dan Setengah Kuda-
Kuda
242
12.3 Menggambar Ditail Sambungan
Gambar 12.3
Kuda-kuda Pelana
243
Gambar 12.5 Ditail Konstruksi Kuda-kuda b
244
Gambar 12.6 Ditail Konstruksi Kuda-kuda c
245
Gambar 12.7 Ditail Konstruksi Kuda-kuda d
246
Gambar 12.8
Kuda-kuda Joglo
247
Gambar 12.9 Ditail Konstruksi Kuda-kuda Joglo a
248
Gambar 12.10 Ditail Konstruksi Kuda-kuda Joglo b
249
Gambar 12.11 Ditail Konstruksi Kuda-kuda Joglo c
250
Gambar 12.12
Kuda-kuda Gergaji dan Detail
251
Gambar 12.13 Ditail Konstruksi Kuda-kuda Gergaji
252
Konstruksi kayu ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan
gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan
dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam
penggambaran konstruksi sambungan dan hubungan kayu atau
bagaimana pemberian tanda (paring) saat melaksanakan praktik
pembuatan sambungan dan hubungan kayu sesuai dengan aturan
yang berlaku.
Gambar 12.14
Sambungan Bibir Lurus
254
Gambar 12.15
Sambungan Bibir Lurus
Sambungan kait lurus ini digunakan bila akan ada gaya tarik yang
timbul. Gaya tarik diterima oleh bidang kait tegak sebesar:
L x 1/5 t x δ Tk
Gambar 12.16
Sambungan Bibir Lurus Berkait
255
Sambungan Bibir Miring
Gambar 12.17
Sambungan Bibir Miring
a x b x δ gs
256
Gambar 12.18
Sambungan Bibir Miring Berkait
Dari ke tiga hasil daya tahan tersebut di atas yang diambil yang
terkecil ialah daya tahan batang tarik.
Pengaruh baut-baut tidak dihitung, hanya untuk menjepit. Pada
umumnya panjang kunci 100 cm dan panjang takikan 25 cm, dalam
takikan 2 cm.
Jika tepat pada ke dua ujung batang dihubungkan dengan sebuah
tiang kuda-kuda (makelar), memerlukan lubang untuk pen yang
257
berguna untuk penjaga-an menyimpangnya batang. Bila terdapat
lubang untuk pen maka disitulah bagian tarik terlemah.
Gambar 12.19
Sambungan Memanjang Balok Kunci
258
Gambar 12.20
Sambungan Memanjang Balok Kunci Jepit
259
Gambar 12.21
Sambungan Memanjang Tegak Lurus
260
Gambar 12.22
Hubungan Kayu Menyudut
261
Gambar 12.23
Hubungan Kayu Menyudut Dengan Lubang dan Gigi
Gambar 12.24
Hubungan Ekor Burung terbenam
Gambar 12.25
Hubungan Ekor Burung Layang
263
Gambar 12.26
Hubungan Ekor Burung Layang (tidak tembus)
Gambar 12.27
Hubungan Ekor Burung Sorong
Gambar 12.28
Hubungan Kayu Menyudut Dengan Lubang dan Pen
265
Gambar 12.29
Hubungan Loef
Gambar 12.30
Hubungan Voorloef
Gambar 12.31
Hubungan Loef dan Voorloef
267
Menggambar Sambungan Kayu Arah Melebar
Gambar 12.32
Macam-macam Sambungan Papan Melebar
268
Konstruksi Kuda-kuda baja
269
Cara menggambar
270
Gambar 12.33
Macam Bentuk Kuda-kuda Baja
271
CONTOH 1
272
Gambar 12.35 Konstruksi Baja Detail B-C-D
273
Gambar 12.36 Konstruksi Baja Detail E-F
274
CONTOH 2
275
Gambar 12.38 Konstruksi Baja Tipe B Detail A-B
276
Gambar 12.39 Konstruksi Baja tipe B Detail C-D-E
277
Gambar 12.40 Konstruksi Baja Tipe B Detail F-G
278
Gambar 12.41 Konstruksi Baja Tipe B Detail H - I
279
12.4 Menggambar Konstruksi Penutup Atap
Bentuk-bentuk atap :
280
Gambar 12.43 Bentuk Atap b
281
Gambar 12.44 Bentuk Atap c
282
Atap Genteng
Ukuran genteng
Tabel 9.1
JENIS UKURAN LUAS TUTUP JUMLAH BOBOT
CM CM PER M2 PER M2
Biasa 20 x 28 16 x 23 28 30 kg
Biasa 22 x 30 18 x 25 24 32 kg
Biasa 24 x 32 19 x 27 22 34 kg
Besar 25 x 33 20 x 28 20 36 kg
283
Pada genteng yang disempurnakan, penampang genteng seperti
genteng biasa hanya hubungannya sehingga lebih rapat.
Ukurannya lebih besar dari genteng biasa. Ukurannya ialah 26 x 34
cm, luas tutup 22 x 28 cm, tiap luas 1 m2 dibutuhkan genteng ± 18
buah. Jarak reng 28 cm bobot 1m2 38 kg.
Genteng Silang
Genteng silang disebut juga genteng kodok karena tepi bawahnya
ada yang menonjol melengkung bundar. Genteng ini berbentuk
datar tetapi tidak secara keseluruhan bermaksud untuk
mendapatkan hubungan yang lebih rapat. Cara meletakkannya
diatas reng tidak lurus tetapi berselang-seling seolah-olah
menyilang. Jarak reng 22 – 25 cm.
Ukuran genteng :
Tabel 9.2
JENIS UKURAN LUAS TUTUP JUMLAH BOBOT
CM CM PER M2 PER M2
Biasa 22 x 28 10 x 23 25 35 kg
Biasa 23 x 29 20 x 24 24 36 kg
Besar 24 x 30 21 x 25 23 37 kg
284
Gambar 12.47 Genteng Silang
Genteng Bubungan
Genteng bubungan sering disebut juga genteng kerpus. Genteng ini
ada yang berpenampang bundar, trapesium, segitiga tebal ± 1 cm.
Tiap 1 m dibutuhkan 3 – 4 buah.
Lebar genteng bubungan 22 – 25 cm tinggi ± 10 cm.
Sirap
Penutup sirap dibuat dari kayu belian dari Sumatra dan Kalimantan
kayu onglen, jati. Jawatan kehutanan juga membuat sirap dari kayu
jati berukuran panjang 35 cm, lebar 14,5 cm, tebal tepi atas 0,4 cm
tepi bawah 2 cm, bobot 28 kg/m2. Sirap ini tidak baik karena mudah
membilut dan cekung.
Sedangkan untuk ukuran sirap dari kayu belian, onglen ialah lebar
papan 8 – 9 cm, panjang 60 cm, tebal 4 – 5 mm.
285
Pemasangannya diatas reng dengan paku kecil jarak reng-reng lebih
kecil dari 1/3 panjang sirap. Perletakannya harus sedemikian
sehingga dimana-mana terbentuk 3 lapis atau pada/diatas reng
terdapat 4 lapis. Deretan sirap yang satu harus menggeser setengah
lebar sirap dari deretan dibawahnya.
Warna sirap coklat kemudian beralih menjadi tua, lambat laun
menjadi hitam, dapat tahan 30 – 40 tahun.
Bubungannya ditutup dengan besi plat disepuh putih ( digalvaniseer )
menumpang di atas papan tebal ± 2 cm. Sedangkan bentuk dari
pada bubungannya sesuai dengan kehendak kita atau diperencana.
286
Ukurannya adalah sebagai berikut :
- ukuran panjang standard
300, 2.700, 2.400, 2.100, 1.800 mm
- Panjang yang dibuat atas pesanan
1.500, 1.200, 1.000 mm
- Lebar efektif 1.000 mm
- Lebar keseluruhan1080 mm
- Tebal
6 mm
- Jarak gelombang
145 mm
- Tumpangan samping
80 mm
- Tinggi gelombang
50 mm
Berat rata-rata :
- Lembaran pada kelembaban normal 13 kg/m
- Lembaran yang dijenuhkan 15,5 kg/m
287
Untuk penutup dinding tumpangan akhir 100mm.
Semua tumpangan akhir harus terletak diatas gording atau kayu dan
paku pancing/sekrup terletak pada as tumpangan.
Sedangkan tumpangan samping 80 mm ( 1 gelombang ).
290
DETAIL-DETAIL ATAP SEDERHANA
Detail disini dibuat agar dalam pembiayaannya dapat lebih
menghemat.
291
Gambar 12.55 Nok Stel Gelombang
Nok ini dapat disetel cocok untuk semua atap dengan kemiringan
paling besar sampai 30º.
Jangan dipakai untuk jurai pada atap piramida.
Panjang efektif …………………….1.000 mm
Lebar sayap ……………………….. 300 mm
Tebal ……………………………….. 6 mm
CARA PEMASANGANNYA
CARA PEMASANGANNYA
292
- Pasang semua rol dalam dahulu dengan susunan dari kanan
kekiri baru kemudian di susun rol luar dengan sayap menghadap
kebelahan atap lain.
- Pada tumpangan nok tak perlu dipotong ( mitre cut ).
- Rol dalam harus terpasang baik, sebelum rol luar.
- Kencangkan sekrup melalui puncak gelombang ke 2 dan 6.
Nok ini dapat distel sudutnya dengan sayap yang rata cocok untuk
semua atap dengan kemiringan sampai 30º. Sangat cocok untuk
jurai pada atap piramida.
Panjang efektif …………………….1000 mm
Lebar sayap ……………………….. 225 mm
Tebal ……………………………….. 6 mm
293
Gambar 12.58 Nok Patent Gelombang
Hanya ada persediaan pada sudut 10º dan 15º untuk yang lain
harus pesan. Tidak cocok untuk jurai pada atap piramida.
Panjang efektif …………………….1000 mm
Lebar sayap ……………………….. 300 mm
Tebal ……………………………….. 6 mm
294
Gambar 12.59 Nok Gigi Gergaji
Nok gergaji ini dapat distel dengan sayap gelombang, sayap vertikal
rata dan penutup ujung. Ini dapat dipakai untuk atap gigi gergaji
kemiringan terbesar 30º. Pemakaian ini atas pesanan.
- Panjang efektif sayap bergelombang …………….1000 mm
- Panjang efektif sayap rata ………………………...1700 mm
- Lebar sayap bergelombang ………………………., 300 mm
- Lebar sayap rata ……………………………. 300 – 450 mm
- Tebal …………………………………………………….6 mm
295
Penutup ujung gergaji ini dibuat disesuaikan terhadap panjangnya
sayap rata dari nok gigi gerigi. Dan harus melalui pesanan.
Pemasangan
Letaknya penutup saluran dibawah deretan atap sehingga lidah
menyentuh bagian dalam dinding talang.
Ini khusus antara sudut 10º dan 15º yang lain harus pesan.
Panjang efektif …………………….1000 mm
Lebar sayap ……………………….. 225 mm
Lebar sayap rata …………………… 100 mm
Tebal ……………………………….. 6 mm
Pemasangan :
- Sekrup dipasang melalui puncak gelombang ke 2 dan ke 6
- Sambungan pada penutup ujung mundur 1 gelombang untuk
menghindari penumpukan ketebalan lembaran.
297
Gambar 12.63 Penutup Sisi
298
Gambar 12.64 Lisplang Siku-siku
299
LISPLANG LENGKUNG ( atas pesanan )
JURAI
300
Pada atap perisai, pertemuan antara bidang atap yang merupakan
garis miring menyudut disebut jurai ( bubungan miring ).
Pertemuan dari kedua bidang yang menjorok kedalam disebut
dengan jurai dalam atau jurai talang.
Apabila kita melihat suatu gambar tampak atas dari suatu rencana
atap, maka panjang jurai luar ataupun dalam belum merupakan
suatu garis atau panjang yang sebenarnya disini sangat penting
sekali, untuk memesan kayu yang diperlukan untuk jurai tersebut.
Untuk mencari panjang sebenarnya dari balok jurai pada prinsipnya
digunakan dengan cara rebahan ataupun putaran seperti dalam
pelajaran “ilmu proyeksi “.
Secara skematis dapat dilihat pada gambar bawah ini :
301
Gambar 12.67
Hubungan dan Sambungan pada Jurai
302
Gambar 12.68
Kuda-Kuda Gantung Dengan Bukaan Jurai
303
JURAI DALAM
Gambar 12.69
Perletakan Jurai Dalam, Papan Talang dan Gording
304
Gambar 12.70 Denah Perletakan Kuda-Kuda
305
12.5 Menggambar Konstruksi Talang Horisontal
307
Latihan
RANGKUMAN
308
LAMPIRAN A
DAFTAR PUSTAKA
Fajar Hadi, Ir. M.Nasroen Rivai, Ir. Ilmu Teknik Kesehatan 2. Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta. 1980.
Hari Aria Soma, Ir, Mahir Menggunakan AutoCAD Release 14, PT. Alex
Media Komputindo, Jakarta, 1999.
A1
LAMPIRAN A
A2
LAMPIRAN B
DAFTAR ISTILAH/GLOSARI
B1
LAMPIRAN B
B2
Suparno
TEKNIK
GAMBAR
BANGUNAN
JILID 3
SMK
TEKNIK
GAMBAR
BANGUNAN
JILID 3
Untuk SMK
Penulis : Suparno
SU SUPARNO
t Teknik Gambar Bangunan Jilid 1 untuk SMK /oleh Suparno
---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
vi,i 259 hlm
ISBN : 978-979-060-063-8
ISBN : 978-979-060-066-9
Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
KATA SAMBUTAN
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk
SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk
digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus
2008.
Kiranya apa yang dituangkan dalam buku ini sudah berpedoman pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar dan apabila ada suatu yang
kurang berkenan baik isi maupun kalimat, mohon saran untuk perbaikan
berikutnya.
Terima Kasih
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
Pengantar Direktur Pembinaan SMK i
Pengantar penulis ii
Sinopsis iii
Daftar Isi iv
Peta Kompetensi vii
BUKU JILID 1
BAB 1 MENGGAMBAR GARIS 1
1.1 Memilih Peralatan dan Perlengkapan gambar 1
1.2 Menggunakan Berbagai Macam Penggaris 16
1.3 Menggambar Garis Tegak Lurus 19
1.4 Menggambar Garis Sejajar 21
1.5 Menggambar Garis Lengkung 22
1.6 Membagi Garis 23
1.7 Menggabungkan Garis 25
1.8 Menggambar macam-macam Arsiran 27
1.9 Satuan Dasar dan Skala Gambar 33
iv
BUKU JILID 2
BAB 5 MENGGAMBAR KONSTRUKSI DINDING DAN LANTAI BANGUNAN 137
5.1 Menggambar Konstruksi lantai dari Keramik / Ubin / Parket 137
5.2 Menggambar Konstruksi Dinding Bata / Batako 138
5.3 Menggambar Konstruksi Penutup Dinding / Kolom 151
BUKU JILID 3
309
BAB 13 MENGATUR TATA LETAK GAMBAR MANUAL
309
13.1 Membuat Daftar Gambar
311
13.2 Membuat Gambar Catatan dan Legenda Umum
312
13.3 Menggambar Lembar Halaman Muka dan Informasinya
v
13.4 Mengatur Tata Letak Gambar Manual 313
13.5 Membuat Format Lembar Gambar 314
PENUTUP
LAMPIRAN A. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN B. DAFTAR ISTILAH/GLOSARI
LAMPIRAN C. DAFTAR GAMBAR
vi
PETA KOMPETENSI
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
vii
Kualifikasi Kode Kompetensi
viii
Kualifikasi Kode Kompetensi
ix
BAB 13
MENGATUR TATA LETAK GAMBAR MANUAL
DAFTAR GAMBAR
RUMAH KOST
312
13.4 Mengatur tata Letak Gambar Manual
A5 = 148 x 210 mm
A4 = 210 x 297 mm
A3 = 297 x 420 mm
A2 = 420 x 597 mm
A1 = 597 x 841 mm
A0 = 841 x 1189 mm
2A0 = 1189 x 1682 mm
314
Gambar 13.3 Identitas Gambar A
315
Gambar 13.5 Identitas Gambar C
316
BAB 14
MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK
Program AutoCAD
Dewasa ini AutoCAD adalah salah satu dari perangkat lunak CAD yang
terbanyak digunakan oleh Dunia Usaha/Dunia Industri maupun
perorangan. Hal ini disebabkan karena perangkat lunak ini menawarkan
berbagai kemudahan dalam menggambar, baik gambar 2 dimensi
maupun 3 dimensi secara akurat dan memiliki sekian banyak fasilitas
untuk mempercepat proses menggambar. Selain itu karena AutoCAD
adalah perangkat lunak CAD yang pertama dan yang dapat dijalankan
pada PC (Personal Computer). AutoCAD telah dijadikan standar
perangkat lunak untuk IBM PC, sehingga hardware-hardware
penunjangnya (Plotter, Digitiser dan lain-lain) selalu menyediakan driver
untuk AutoCAD. Dan sekarang telah banyak dibuat perangkat lunak
pembantunya (Third Party Software), yang menjadikan fungsi AutoCAD
lebih spesifik dengan bidang teknik tertentu.
317
Dari pertama dikeluarkan AutoCAD Release 1, Desmber 1982 Release
12, Juni 1992 , Release 13 , Desember 1995 hingga sekarang Release
2008, telah banyak memberikan kontribusinya terhadap perkembangan
rancang bangun bidang teknik, maka sudah menjadi kebutuhan kita
dalam bidang pekerjaan teknik sekaligus untuk mengantisipasi tuntutan
dunia usaha dan dunia industri saat ini.
Kini program AutoCAD tampil dengan sistem full windows, hal ini
menyebabkan semakin mudahnya pengguna untuk menggunakan
program AutoCAD, sekalipun bagi pemula yang baru saat ini mengenal
AutoCAD karena adanya icon-icon/tool bar yang mewakili suatu perintah,
pada umumnya akan lebih mudah mengingat daripada harus mengetikan
banyak perintah.
Catatan:
Selain dengan kedua cara di atas,
Anda juga dapat menjalankan progam
318
AutoCAD dari Explorer, atau dengan
Mengklik dua kali file gambarnya bila telah ada.
Setelah beberapa detik, kita akan masuk pada tampilan grafis
program AutoCAD seperti gambar di bawah ini.
319
♦ Baris ketiga dari atas disebut Standar toolbar. Baris ini berisi
perintah-perintah standar windows, seperti perintah untuk
membuat file baru, membuka file, mencetak, print preview, cut,
copy, paste dan seterusnya. Disebut toolbar standar karena
perintah-perintahnya sama seperti yang digunakan pada
windows pada umumnya.
♦ Baris keempat dari atas disebut Object properties toolbar. Baris
ini berfungsi untuk menentukan properties/karakter dari suatu
objek gambar. Misalnya: pada layer mana objek gambar berada,
jenis garis apa objek gambar tersebut, warna apa objek gambar
tersebut dan seterusnya.
♦ Baris kesatu dari bawah disebut Status line atau Baris status.
Baris ini memperlihatkan koordinat yang sedang aktif, modus-
modus yang sedang aktif dengan ciri berwarna hitam,
sedangkan yang non aktif berwarna pucat, modus-modus
tersebut antara lain modus Snap, Grid, Ortho, Osnap dan
seterusnya. Untuk mengaktifkan dan menonaktifkan modus ini
dengan cepat, digunakan tombol-tombol fungsi pada keyboard
seperti F1, F2, F3, fungsi tombo-tombol ini akan di jelaskan
pada uraian berikutnya.
♦ Baris kedua dari bawah disebut Command line atau baris
perintah. Baris ini memperlihatkan apa yang diminta, dan apa
yang dikerjakan oleh program. Melalui baris perintah inilah kita
berkomunikasi dengan program AutoCAD sehingga disarankan
bagi pemula agar selalu memperhatikan baris perintah ini, pada
saat kita menggunakan program AutoCAD.
♦ Kolom pertama setelah baris keempat dari atas disebut drawing
toolbar, yang merupakan sekumpulan icon-icon yang masing-
masing mewakili satu perintah. Contoh: icon berfungsi
soal 1
Buatlah file baru dengan limits 42,9 (12 width dan 9 length), unit
dalam desimal, gambarlah sebuah kotak dengan ukuran
sembarang, kemudian simpan dengan nama Test-1, pada
directory C:\DATACAD (buat bila directory tersebut belum ada).
Jawab
Perintah yang digunakan New, Save, Rectangle, Create new
folder
321
4) Setelah Anda meng klik icon di atas, perhatikan pertanyaan
yang terlihat pada command : _rectang
Specify first corner point or
[Chamfer/Elevation/Fillet/Thickness/Width] : klik dekat UCS
Specify other corner point or [Area, Dimensions, Rotation]:
geser mouse, setelah terlihat bayangan kotak klik mouse
kiri.
Soal 3
Bukalah file Test-1, kemudian gambarlah sebuah kotak di dalam
gambar kotak yang sudah ada, simpan file tersebut dengan nama
baru, Test-1A, pada direktory yang sama.
Jawab
Perintah yang digunakan Open, Save As, Rectangle
6) Klik File Î Save As, pada kotak masukan File Name, ketikan
nama filenya Test-1A kemudian klik tombol save.
c. Menghapus file
Soal 5
Hapuslah file test-1 yang ada pada directory C:\DATACAD.
Jawab
File yang akan dihapus tidak boleh sedang dibuka/diedit. Cara
menghapus file dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dari
explorer dan dari program AutoCAD dengan cara seolah-olah kita
akan membuka file (File Open)
323
2) Aktifkan folder DATACAD, (bila lupa cara mengaktifkan folder,
lihat jawaban soal no 3, point 1 sampai dengan point 3) klik file
Test-1, tekan tombol Delete pada keyboard
3) Klik Yes pada kotak dialog konfirmasi delete file.
Soal 7
Buatlah duplikasi file Test-1A, simpan pada floppy disk atau flash
disk
Jawab
Membuat duplikasi file dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
melalui explorer, dan melalui program AutoCAD
klik kanan sekali, setelah terlihat sub menu, klik pada explorer
3) Klik folder DATACAD (bila belum terlihat, klik dulu (C:) hingga
ditampilkan folder-foldernya),
4) Klik nama file Test-1A hingga tersorot biru, klik icon
5) Klik directory A: atau directory lain ( E atau F) tempat flash
disk hingga tersorot biru, dan lampu pada disk drive A: atau
tempat flash disk menyala sejenak
6) Klik icon maka proses duplikasi (Copy) dimulai,
Tombol-Tombol Fungsi
326
b. Koordinat Cartesian Relatif
Bila titik A dan titik B di atas dinyatakan dengan koordinat
Cartesian Relatif maka titik A = 5,8 dan B = @7,6. Untuk titik
yang pertama (A) selalu dinyatakan dalam koordinat absolut,
sedangkan titik berikutnya (B) dihitung X dan Y nya dari titik A
dinyatakan dengan tanda @ (relatif dari titik yang pertama). Titik
B = @7,6 dibaca: titik B terletak 7 unit pada sumbu X positif, dan
6 Unit pada sumbu Y positif dari titik A, lebih jelasnya lihat
gambar di bawah ini:
327
Gambar 14.4 Koordinat Polar Relatif
328
Koordinat
A B C D A
329
Mengetikkan sudut sebesar 45 derajat
1. Decimal degrees 45
2. Degrees/minutes/seconds 45d0’0”
3. Grads 50g
4. Radians 0.7854r
5. Surveyor’s units N 45d0’0” E
Setting default (seting bakunya) satuan unit dan sudut pada AutoCAD
yaitu desimal. Kepresisian untuk satuan unit 4 desimal di belakang
koma, sedang kepresisian untuk sudut 0 (kosong), arah perputaran
sudut bernilai positif bila berlawanan dengan arah jarum jam, dan
sebaliknya, bernilai negatif bila searah dengan arah jarum jam. Sudut
0 derajat berada pada angka 3 jarum jam, 90 derajat berada pada
angka 12 jarum jam dan seterusnya. Setting baku tersebut dapat kita
ubah sesuai dengan keinginan kita, misalnya kita ubah kepresisian
satuan unit, kepresisian sudut, arah perputaran sudut dan posisi 0
derajatnya, dan seterusnya. Cara mengubah seting-seting tersebut
dengan cara mengklik menu Tools kemudian klik Units … setelah itu
akan tampil kotak dialog Units Control seperti pada gambar di atas,
kemudian kita ubah nilai setting tersebut.
330
14.2.2 Menentukan Luas Daerah Gambar/Daerah Kerja (Limits)
Angka < 12.0000, 9.0000 > adalah luas daerah kerja pada
setting bakunya, sedangkan 22,30 adalah luas daerah kerja
yang kita tentukan.
Perhatikan ; penulisan angka 22 dan 30 dipisahkan oleh tanda
koma tanpa spasi.
Sekarang anda telah mempunyai selembar kertas (daerah kerja
) dengan panjang 20 unit dan lebar 30 unit, namun lembar
kertas/daerah kerja tersebut belum diaktifkan, lembar yang
sekarang aktif adalah lebar pada setting bakunya yaitu 12,9
unit. Untuk mengaktifkan lembar yang telah kita tentukan,
gunakan perintah zoom :
331
14. 2.3 Point
Perintah point digunakan untuk menggambar suatu titik.
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : point enter (klik Draw = > Point )
Pada prompt point : isi dengan koordinat yang diinginkan.
CONTOH :
pada prompt command : ketik point enter
pada prompt Point : ketik 7,4 enter ( jarak 7 satuan pada arah
sumbu x positif dan 4 satuan pada arah y positif dari kordinat 0,0 ).
Bentuk point tersedia dalam berbagai pilihan, bila kita
menginginkan bentuk yang lain, maka kita harus mengubah
variabel PDMODE, variabel ini berfungsi untuk mengubah bentuk
titik yang akan ditampilkan. Dalam keadaan default nilai variabelnya
adalah 0 (nol). Dibawah ini diperlihatkan point macam-macam titik
yang tersedia. Baris paling atas dari kiri ke kanan adalah nomor 0, 1
, 2, 3, dan 4, baris kedua adalah nomor 32, 33, 34, 35 dan 36, baris
ketiga adalah nomor 64, 65, 66, 67 dan 68, baris terakhir adalah
nomor 96, 97, 98, 99, dan 100.
332
Untuk mengubah nilai pdmode, anda harus mengetikan variabel
pdmode pada command prompt.
CONTOH :
CONTOH :
Pada prompt command : ketik pdsize enter (klik Draw = > Point,
pada menu sisi klik Pdsize :)
Pada prompt New value for pdsize < 0 > : ketik 2 enter
Pada prompt command : ketik regen enter
Sekarang hapuslah seluruh gambar Anda dengan menggunakan
perintah erase, all sebelum mempraktekan perintah berikutnya.
Perintah untuk menghapus :
Pada prompt command : erase enter
Pada prompt Select object : ketik all enter
Pada prompt Select object : ketik enter
14.2.4 Line
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command: line enter (klik Draw = > Line = >
Segments )
Pada prompt Line from point : isi dengan koordinat awal garis (klik di
sembarang tempat )
Pada prompt To point : isi dengan koordinat akhir ( klik di
sembarang tempat )
Pada prompt To point : tekan enter untuk mengakhiri perintah ( klik
sebelah kanan ).
CONTOH :
Pada prompt command : ketik line enter (klik Draw = > Line = >
Segments )
Pada prompt From point : ketik 3,3 enter
333
Pada prompt To point : ketik 7,3 enter
Pada prompt To point : ketik 7,7 enter
Pada prompt To point : ketik 3,7 enter
Pada prompt To point : ketik c enter ( close untuk
menyambungkan garis akhir ke awal garis yang pertama )
CONTOH :
Pada prompt command : ketik line enter (klik Draw = > Line = >
Segments )
Pada prompt From point : ketik 9,3 enter
Pada prompt To point : ketik 13,4 enter (salah)
Pada prompt To point : ketik u enter
Pada prompt To point : ketik 13,3 enter
Pada prompt To point : ketik 13,7 enter
Pada prompt To point : ketik 9,7 enter
Pada prompt To point : ketik c enter
334
Cara Titik Titik Titik Titik Titik
memasukk pertama kedua ketiga keempat kelima
an kordinat
Absolut/Ca 3,9 7,9 7,13 3,13 3,9 atau c
rtesian
Cartesian 3,9 @4,0 @0,4 @-4,0 @0,-4
Relatif atau c
Polar 3,9 @4<0 @4<90 @4<180 @4<270
Relatif atau c
Gabungan 3,9 @4,0 @4<90 @-4,0 c
ketiga cara
diatas
335
14.2.5 Circle
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : circle (klik Draw = > Circle = > Center,
Radius ) enter
Pada prompt 3P/2P/TTR/< Center point > : isi dengan nilai koordinat
pusat lingkaran
Pada prompt Diameter/< Radius> <X> : isi dengan nilai jari-jari
lingkaran
CONTOH :
Pada prompt command : ketik circle enter ( klik Draw = > Circle =
> Center, Radius )
Pada prompt 3P/2P/TTR/< Center point > : 7,7 enter
Pada prompt Diameter/< Radius> <X> : 2 enter
336
Lingkaran Dengan Pusat dan Diameter
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : circle enter (klik Draw = > Circle = >
Center, Diameter )
Pada prompt 3P/2P/TTR/< Center point > : isi dengan nilai koordinat
pusat lingkaran
Pada prompt Diameter/< Radius> <X> : ketik d ( untuk menentukan
pilihan diameter )
Pada prompt Diameter <X> : isi dengan nilai diameter yang
diinginkan
CONTOH :
Pada prompt command : ketik circle enter (klik Draw = > Circle
= > Center, Diameter )
Pada prompt 3P/2P/TTR/< Center point > :13,7 enter
Pada prompt Diameter/< Radius> <2 > : ketik d enter
Pada prompt Diameter < 4 > : ketik 3 enter
337
Lingkaran Dengan 3 Titik
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : circle enter (klik Draw = > Circle = > 3-
Point
Pada prompt 3P/2P/TTR/< Center point > : 3P ( untuk menentukan
pilihan 3 titik )
Pada prompt First point : isi dengan koordinat titik pertama
Pada prompt Second point : isi dengan koordinat titik kedua
Pada prompt Third point : isi dengan koordinat titik ketiga
CONTOH :
Pada prompt command : ketik circle enter (klik Draw = > Circle =
> 3-Point
Pada prompt 3P/2P/TTR/< Center point > : 3P enter
Pada prompt First point : ketik 9,12 enter
Pada prompt Second point : ketik 7,14 enter
Pada prompt Third point : ketik 5,12 enter
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : circle enter (klik Draw = > Circle = > 2-
Point
Pada prompt 3P/2P/TTR/< Center point > : 2P ( untuk menentukan
pilihan 2 titik )
Pada prompt First point on diameter : isi dengan koordinat titik
pertama
Pada prompt Second point on diameter : isi dengan koordinat titik
kedua
338
CONTOH :
Pada prompt command : ketik circle enter (klik Draw = > Circle =
> 2-Point
Pada prompt 3P/2P/TTR/< Center point > : 2P enter
Pada prompt First point : ketik 15,12 enter
Pada prompt Second point : ketik 10,12 enter
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : circle enter (klik Draw = > Circle = >
Tan, Tan, Radius )
Pada prompt 3P/2P/TTR/< Center point > : TTR ( untuk menentukan
pilihan dua titik singgung )
Pada prompt Enter tangent spec : pilih entity pertama
Pada prompt Enter second tangent spec : pilih entity kedua
Pada prompt Radius : isi dengan nilai radius yang memungkinkan
340
14.2.6 TRACE
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : trace enter (klik Draw dari menu sisi =
> Next = > Trace )
Pada prompt trace width < 0,5 > : isi dengan lebar yang diinginkan
Pada prompt from point : isi dengan koordinat awal trace
Pada prompt to point : isi dengan titik yang kedua
Pada prompt to point : isi dengan titik yang ketiga,......dst
Tekan enter untuk mengakhiri perintah.
CONTOH :
Pada prompt command : ketik trace enter (klik Draw dari menu
sisi = > Next = > Trace )
Pada prompt trace width < 0,5 > : ketik 0,3 enter
Pada prompt from point : ketik 3,3 enter
Pada prompt to point : ketik @0,3 enter
Pada prompt to point : ketik @2<- 45 enter
Pada prompt to point : ketik @1<0 enter
Pada prompt to point : ketik enter untuk menyelesaikan perintah
Seperti dijelaskan diatas bahwa garis ini bisa ditampil hanya garis
tepinya saja, bagian dalam tidak terisi. Untuk mengubahnya Anda
harus mengubah variabel FILL menjadi OFF.
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : ketik fill enter
Pada prompt new value < on > : ketik off
Jika gambar tidak langsung terlihat seperti yang kita inginkan (
gambar masih tetap dalam keadaan solid ). Maka gambar tersebut
harus diregenerasi, ketikan Regen pada command prompt,
kemudian tekan enter. Hapuslah gambar Anda seluruhnya, gunakan
perintah erase, all.
341
Gambar 14.15 Trace
14.2.7 Doughnut
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : doughnut enter (klik Draw = >
Doughnut )
Pada prompt inside diameter < x > : isi dengan diameter lingkaran
dalam
Pada prompt outside diameter < x > : isi dengan diameter lingkaran
luar
Pada prompt center of doughnut : isi dengan koordinat titik pusat
dimana donat tersebut akan diletakkan.
Pada prompt center of doughnut : isi dengan kembali dengan
koordinat titik pusat atau tekan enter untuk mengakhiri perintah ini.
CONTOH :
Pada prompt command : ketik doughnut enter (klik Draw = >
Doughnut )
Pada prompt inside diameter < 0.500 > : ketik 1 enter
Pada prompt outside diameter < 1.00 > : ketik 3 enter
Pada prompt center of doughnut : ketik 5,5 enter
Pada prompt center of doughnut : ketik 5,8 enter
Pada prompt center of doughnut : tekan enter.
Hapuslah gambar Anda seluruhnya, gunakan perintah erase, all.
342
14.2.8Ellipse
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : ellipse enter (klik Draw = > Ellipse = >
Axis, Eccentricity )
Pada prompt < Axis endpoint1 >/center : isi dengan koordinat awal
sumbu pertama
Pada prompt Axis endpoint2 : isi dengan koordinat akhir sumbu
pertama
Pada prompt < Other axis distance >/Rotation : isi dengan koordinat
sumbu kedua
CONTOH :
Pada prompt command : ketik ellipse enter (klik Draw = >
Ellipse = > Axis, Eccentricity )
Pada prompt < Axis endpoint1 >/center : ketik 4,4 enter
Pada prompt Axis endpoint2 : ketik 8,4 enter
Pada prompt < Other axis distance >/Rotation : 6,5 enter
343
Pada prompt < other axis distance > / rotation, kita juga dapat
memilih rotation untuk memproyeksikan lingkaran pada sumbu
pertama yang lebih panjang dari pada sumbu kedua.
CONTOH :
Pada prompt command : ketik ellipse enter (klik Draw = >
Ellipse = > Axis, Eccentricity )
Pada prompt < Axis endpoint1 >/center : ketik 15,4 enter
Pada prompt Axis endpoint1 : ketik 11,4 enter
Pada prompt < Other axis distance >/Rotation : ketik r enter
untuk memilih rotasi sudut
Pada prompt Rotation around major axis : ketik 60 enter ( batas
maksimal rotasi adalah 89,4
Gambar 14.17
Elips Dengan Sumbu dan Rotasi
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : ellipse enter (klik Draw = > Ellipse = >
Center, Axis,Axis )
Pada prompt < Axis endpoint1 >/center : pilih c untuk menentukan
center elips
Pada prompt Center of ellipse : isi dengan koordinat titik pusat elips
Pada prompt Axis endpoint : isi dengan koordinat akhir sumbu
pertama
Pada prompt < other axis distance > : isi dengan panjang sumbu
kedua
344
CONTOH ;
Pada prompt command : ketik ellipse enter (klik Draw = > Ellipse
= > Center, Axis,Axis )
Pada prompt < Axis endpoint1 >/center : pilih c untuk menentukan
center elips
Pada prompt center of ellipse : ketik 12,12 enter
Pada prompt Axis endpoint : ketik @2<0 enter
Pada prompt < Other axis distance >/Rotation : ketik @4<90 enter
Gambar 14.18
Elips Dengan Pusat dan Sumbu
345
Gambar 14.19 Elips
14.2.9Arc
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : arc enter (klik Draw = > Arc = > 3
points )
Pada prompt center/< Start point > : isi dengan koordinat titik awal
busur
Pada prompt Center/End/<Second point > : isi dengan koordinat titik
kedua busur
Pada prompt End point : isi dengan koordinat titik ketiga busur
CONTOH ;
Pada prompt command : ketik arc enter (klik Draw = > Arc = > 3
points )
Pada prompt center/< Start point > : ketik 5,3 enter
Pada prompt Center/End/<Second point > : ketik 3.5,4 enter
Pada prompt end point : ketik 2,3 enter
346
Gambar 14.20 Busur Dengan 3 Points
Busur Dengan Titik Awal, Pusat dan Akhir (Star, Center, End )
CONTOH ;
Pada prompt command : ketik arc enter (klik Draw = > Arc = >
Star, Center, End )
Pada prompt Center/< Start point > : ketik 10,3 enter
Pada prompt Center/End/<Second point > : ketik C untuk memilih
center
Pada prompt Center : ketik @ -3,0 enter
Pada prompt Angle/Length of chord/<End point> : ketik @ 1.5 < 145
enter
347
Busur Dengan Titik Awal, Pusat dan Sudut ( Star, Center,
Include Angle )
CONTOH ;
Pada prompt command : ketik arc enter (klik Draw = > Arc = >
Star, Center, Angle )
Pada prompt Center/< Start point > : ketik 5,7 enter
Pada prompt Center/End/<Second point > : ketik C untuk memilih
center
Pada prompt Center : ketik @ 2<100 enter
Pada prompt Angle/Length of chord/<End point> : ketik A untuk
memilih sudut
Pada prompt Include angle : ketik 270 enter
Busur Dengan Titik Awal, Pusat. Dan Panjang Tali Busur ( Star,
Center, Length of Chord )
CONTOH ;
Pada prompt command : ketik arc enter (klik Draw = > Arc = >
Star, Center, Length of chord )
Pada prompt Center/< Start point > : ketik 10,8 enter
Pada prompt Center/End/<Second point > : ketik C untuk memilih
center
Pada prompt Center : ketik @ 1,5<90 enter
Pada prompt Angle/Length of chord/<End point> : ketik L untuk
memilih panjang tali busur
Pada prompt Length of chord : ketik -1 enter
348
Gambar 14.23 Busur Star, Center, Length of Chord
CONTOH ;
Pada prompt command : ketik arc enter (klik Draw = > Arc = >
Star, End, Radius )
Pada prompt Center/< Start point > : ketik 5,12 enter
Pada prompt Center/End/<Second point > : ketik E untuk memilih
akhir busur
Pada prompt End point : ketik @ 4<170 enter
Pada prompt Angle/Direction/<Center point> : ketik R untuk memilih
radius busur
Pada prompt Radius : ketik 2,5 enter
349
Busur Dengan Titik Awal, Akhir dan Sudut ( Star, End, Include
Angle )
CONTOH ;
Pada prompt command : ketik arc enter (klik Draw = > Arc = >
Star, End, Include angle )
Pada prompt Center/< Start point > : ketik 10,13 enter
Pada prompt Center/End/<Second point > : ketik E untuk memilih
akhir busur
Pada prompt End point : ketik @ 4<225 enter
Pada prompt Angle/Direction/<Center point> : ketik A untuk memilih
sudut
Pada prompt Included Angle : ketik 115 enter
Busur Dengan Titik Awal, Akhir dan Arah ( Star, End, Direction )
CONTOH ;
Pada prompt command : ketik arc enter (klik Draw = > Arc = >
Star, End, Direction )
Pada prompt Center/< Start point > : ketik 15,13 enter
Pada prompt Center/End/<Second point > : ketik E untuk memilih
akhir busur
Pada prompt End point : ketik @ 2,5<180 enter
Pada prompt Angle/Direction/<Center point> : ketik D untuk memilih
arah perputaran
Pada prompt Included Angle : ketik 90 enter
350
Gambar 14.26 Busur Dengan Star, End, Direction
351
14.2.10 Rectangle
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command: rectang enter (klik Draw = > Rectangle )
Pada prompt First corner : isi dengan koordinat titik sudut pertama
Pada prompt Other corner : isi dengan koordinat titik sudut kedua
CONTOH :
Pada prompt command: ketik rectang enter (klik Draw = >
Rectangle)
Pada prompt First corner : ketik 3,3 enter
Pada prompt Other corner : ketik 6,8 enter
14.2.11 POLYGON
352
digambar, polygon akan berada di dalam lingkaran tersebut (
inscribed in circle ), atau polygon yang berada di luar lingkaran (
circumscribed about circle ). Cara yang kedua ialah dengan
menentukan panjang sisi polygon.
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command: polygon enter (klik Draw = > Polygon =
> Inscribed in circle )
Pada prompt Number of sides <x> : isi dengan banyak sisi yang
diinginkan
Pada prompt Edge/< Center of polygon > : isi dengan koordinat
pusat lingkaran
Pada prompt Inscribed in circle/circumscribed about circle (I/C) <1> :
pilih I atau C
Pada prompt Radius of circle : isi dengan jari-jari lingkaran.
CONTOH :
Pada prompt command: ketik polygon enter (klik Draw = >
Polygon = > Inscribed in circle )
Pada prompt Number of sides <4> : ketik 6 enter
Pada prompt Edge/< Center of polygon > : ketik 5,5 enter
Pada prompt Inscribed in circle/circumscribed about circle (I/C) <1> :
tekan enter
Pada prompt Radius of circle : ketik 2 enter
CONTOH :
Pada prompt command: ketik polygon enter (klik Draw = >
Polygon = > Inscribed in circle )
Pada prompt Number of sides <6> : ketik 6 enter
Pada prompt Edge/< Center of polygon > : ketik 12,5 enter
Pada prompt Inscribed in circle/circumscribed about circle (I/C) <1> :
ketik C enter
Pada prompt Radius of circle : ketik 2 enter
353
Gambar 14.29 Inscribed dan Circumsribed
CONTOH :
Pada prompt command: ketik polygon enter (klik Draw = >
Polygon = > Inscribed in circle )
Pada prompt Number of sides <6> : ketik 9 enter
Pada prompt Edge/< Center of polygon > : ketik E enter
Pada prompt First endpoint of edge : ketik 17,3 enter
Pada prompt Second endpoint of edge : ketik @1,5<0 enter
Save gambar Anda
354
14.2.12 SOLID
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command: solid enter
Pada prompt First point : pilih/klik titik ujung pertama
Pada prompt Second point : pilih/klik titik ujung kedua
Pada prompt Third point : pilih/klik titik ujung ketiga
Pada prompt Fourth point : pilih/klik titik ujung keempat atau tekan
enter bila bidang yang akan dibuat berbentuk segi tiga
Pada prompt Third point : tekan enter untuk mengakhiri perintah
CONTOH :
Pada prompt command: ketik osnap enter
Pada prompt object snap modes : ketik end enter ( mengeset
snap agar selalu memilih ujung entity )
CONTOH :
Pada prompt command: ketik solid enter
Pada prompt First point : ketik 1 enter ( lihat gambar 14.30 )
Pada prompt Second point : ketik 2 enter
Pada prompt Third point : ketik 3 enter
Pada prompt Fourth point : ketik 4 enter
Pada prompt Third point : ketik 5 enter
Pada prompt Fourth point : ketik 6 enter
Pada prompt Third point : ketik enter untuk keluar dari perintah solid
Pada gambar 13.30 ditunjukkan pula cara membuat bidang solid
yang salah.
355
Gambar 14.31 Bidang Padat (Solid)
Untuk latihan perintah solid, buatlah gambar dengan ukuran yang
356
benar seperti ditunjukkan dalam gambar 14.32 kemudian buatlah
bidang gambar tersebut menjadi padat (solid ). Setelah gambar
selesai, set kembali Osnap dalam posisi normal.
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command: ketik osnap enter
Pada prompt object snap modes : ketik none enter
FORMAT PERINTAH :
Klik File = > Save as, setelah muncul kotak dialog save as, ganti
nama POLYGON pada kotak masukan dengan nama SOLID
kemudian keluar dari program AutoCAD.
14.2.13 Erase
FORMAT PERINTAH :
358
Pada prompt command : erase enter ( klik Modify = > Erase = >
Select )
Pada prompt Select object : klik objek gambar yang akan dihapus
Pada prompt Select object : klik objek gambar yang akan dihapus
bila masih ada
Pada prompt Select object : tekan enter untuk mengeksekusi
perintah hapus.
CONTOH :
Pada prompt command : ketik erase enter ( klik Modify = >
Erase = > Select )
Pada prompt Select object : klik pada a ( lihat gambar 14.33 )
Pada prompt Select object : klik pada b ( objek yang akan terhapus
akan berubah menjadi titik-titik/ditandai/disorot
Pada prompt Select object : tekan enter untuk mengeksekusi
perintah erase.
Cara memilih objek yang baru Anda lakukan ialah dengan cara
mengklik langsung objek gambar, cara ini cukup efektif apabila
objek yang akan dihapus hanya sedikit. Cara yang kedua ialah
menghapus dengan cara menjendelakan objek ( window ).
Batalkan penghapusan yang baru dilakukan dengan menggunakan
perintah undo, hingga gambar kembali seperti semula.
CONTOH :
Pada prompt command : erase enter ( klik Modify = > Erase = >
Select )
Pada prompt Select object : ketik window atau huruf w saja
kemudian tekan enter
Pada prompt Select first corner : klik pada c ( lihat gambar 14.33 )
Pada prompt Select orther corner : klik pada d
Pada prompt Select object : tekan enter untuk menyelesaikan
pemilihan
Dengan cara ini Anda dapat menarik kesimpulan bahwa objek yang
tidak sepenuhnya masuk ke dalam jendela tidak ikut terhapus.
CONTOH :
359
Pada prompt command : erase enter ( klik Modify = > Erase = >
Select )
Pada prompt Select object : ketik wp kemudian tekan enter
Pada prompt First polygon point : klik pada 1 ( lihat gambar 14.34)
Pada prompt Undo/<Endpoint of line> : klik pada 2
Pada prompt Undo/<Endpoint of line> : klik pada 3
Pada prompt Undo/<Endpoint of line> : klik pada 4
Pada prompt Undo/<Endpoint of line> : klik pada 5
Pada prompt Undo/<Endpoint of line> : tekan enter
360
CONTOH :
Pada prompt command : erase enter ( klik Modify = > Erase = >
Select )
Pada prompt Select object : ketik cp kemudian tekan enter
Pada prompt First polygon point : klik pada 6 ( lihat gambar 14.34 )
Pada prompt Undo/<Endpoint of line> : klik pada 7
Pada prompt Undo/<Endpoint of line> : klik pada 8
Pada prompt Undo/<Endpoint of line> : klik pada 9
Pada prompt Undo/<Endpoint of line> : tekan enter
Cara pemilihan objek yang kelima ialah dengan cara Fence ( pagar
), yaitu menggaris objek yang akan dihapus, setiap objek yang
tergaris akan ditandai untuk kemudian dihapus. Batalkan kembali
perintah penghapusan yang terakhir dengan menggunakan perintah
Undo hingga gambar tampak utuh seperti semula.
CONTOH :
Pada prompt command : erase enter ( klik Modify = > Erase = >
Select )
Pada prompt Select object : ketik f kemudian tekan enter
Pada prompt First polygon point : klik pada 1 ( lihat gambar 13.35 )
Pada prompt Undo/<Endpoint of line> : klik pada 2
Pada prompt Undo/<Endpoint of line> : klik pada 3
Pada prompt Undo/<Endpoint of line> : klik pada 4
Pada prompt Undo/<Endpoint of line> : tekan enter
Cara pemilihan objek yang keenam ialah dengan cara cross ( silang
), cara ini hampir sama dengan cara windows, setiap objek yang
tersilang oleh jendela akan dihapus.
CONTOH :
Pada prompt command : erase enter ( klik Modify = > Erase = >
Select )
Pada prompt Select object : ketik c kemudian tekan enter
Pada prompt Select first corner : klik pada a ( lihat gambar 13.35 )
Pada prompt Second corner : klik pada b
361
Gambar 14.35 Memilih Objek Dengan Cara Cross dan Fence
Cara pemilihan objek yang ketujuh ialah dengan cara all, dengan
cara ini semua objek yang berada pada layer yang tak terkunci akan
ditandai untuk dihapus.
CONTOH :
Pada prompt command : erase enter ( klik Modify = > Erase = >
Select )
Pada prompt Select object : ketik all enter
Pada prompt Select object : tekan enter
362
14.2.14 Fillet
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : fillet enter ( klik Construc = > Fillet )
Pada prompt Polyline/Radius/<Select first object> : pilih entity
pertama
Pada prompt Select second object : pilih entity kedua
CONTOH :
Pada prompt command : ketik fillet enter ( klik Construc = >
Fillet )
Pada prompt Polyline/Radius/<Select first object> : ketik r enter
untuk mendapatkan radius
Pada prompt Enter fillet radius : ketik .3 enter
Pada prompt command prompt : tekan enter , untuk mengulangi
perintah fillet
Pada prompt Select first object : klik pada a (lihat gambar 13.36)
Pada prompt Select second object : klik pada b
Fillet kembali ujung yang bersebrangannya ( pada c dan d ) hingga
gambar terlihat seperti dibawah ini.
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : chamfer enter ( klik Construc = >
Chamfer)
Pada prompt Polyline/Distance/<Select first line> : pilih d untuk
menetapkan jarak pemotongan pada sumbu x
Pada prompt Enter first chamfer distance (x) : isi dengan jarak
potong sumbu pertama
Pada prompt Enter second chamfer distance (y) : isi dengan jarak
potong sumbu kedua
Setelah menentukan jarak potong, tekan enter sekali untuk
menentukan/memilih garis-garis yang akan dipotong.
CONTOH :
Pada prompt command : ketik chamfer enter ( klik Construc =
> Chamfer )
Pada prompt Polyline/Distance/<Select first line> : pilih d untuk
menetapkan jarak pemotongan pada sumbu x dan y
Pada prompt Enter first chamfer distance (x) : ketik 2 enter
Pada prompt Enter second chamfer distance (y) : ketik 1.2 enter
Tekan enter sekali lagi untuk menentukan/memilih garis-garis yang
akan dipotong.
Pada prompt Polyline/Distance/<Select first line> : pilih garis 1 ( lihat
gambar 13.38 )
Pada prompt Select second line> : pilih garis 2
Chamfer kembali sudut yang bersebrangannya ( garis 3 dan 4 )
dengan jarak potong 1,3 dan 1,3 hingga gambar terlihat seperti
gambar 13.37. Kemudian simpan oleh anda.
364
Gambar 14.37 Chamfer
14.2.16 Trim
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : trim enter ( klik Modify = > Trim )
Pada prompt Select cutting edge (s) ...
Select object : pilih entity yang menjadi batas pemotong atau pilih
kedua-duanya.
Pada prompt < Select object to trim >/Undo : pilih bagian objek yang
akan dipotong/dibuang.
Pada prompt < Select object to trim >/Undo : pilih bagian objek lain
yang akan dipotong/dibuang bila masih ada, atau tekan U untuk
membatalkan pemotongan, atau tekan enter untuk mengakhiri
perintah trim.
CONTOH :
Pada prompt command : ketik trim enter ( klik Modify = > Trim )
Pada prompt Select cutting edge (s) ...
Select object : ketik w enter untuk memilih dengan cara jendela
Pada prompt Select first corner : klik pada a ( lihat gambar 13.38 )
Pada prompt Select orther corner : klik pada b
Pada prompt < Select object to trim >/Undo : klik pada 1, 2, 3 dan 4
365
Gambar 14.38 Trim
14.2.17 Break
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : Break enter ( klik Modify = > Break = >
Select object, two points )
Pada prompt Select object : pilih objek yang akan dipotong
Pada prompt Enter second point ( or F for first point ) : bila titik yang
dipilih pada pemilihan objek sekaligus sebagai titik awal break,
maka untuk pertanyaan ini, pilih langsung titik keduanya. JIka tidak,
ketik F untuk menentukan posisi titik awal break.
Pada prompt Enter first point : pilih titik awal break
Pada prompt Enter second point : pilih titik akhir break
CONTOH :
Pada prompt command : Break enter ( klik Modify = > Break = >
Select object, Two points )
Pada prompt Select object : pilih garis pada a ( lihat gambar 13.39 )
Pada prompt Enter second point ( or F for first point ) : ketik F enter
Pada prompt Enter first point : pilih pada titik b
Pada prompt Enter second point : pilih pada titik c
Lakukan kembali perintah break untuk memotong lingkaran (
lingkaran pertama pada titik 2 dahulu kemudian titik 1, lingkaran
kedua pilih pada titik 3 dahulu kemudian titik 4 ). Perhatikan arah
pemilihan titik pada lingkaran akan mempengaruhi hasil
pemotongan.
366
Gambar 14.39 Break
14.2.18 Move
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : Move enter ( klik Construc = > Move )
Pada prompt Select object : pilih objek yang akan dipindah
Select objek : pilih objek yang lain apabila masih ada, atau tekan
enter bila telah selesai dengan pemilihan.
Pada prompt Base point or displacement : isi dengan titik
landasan/pegangan.
Pada prompt Second point or displacement : isi dengan titik
sasaran/target.
CONTOH :
Pada prompt command : ketik Move enter ( klik Construc = >
Move )
Pada prompt Select object : pilih objek seperti diperlihatkan pada
gambar 13.40, untuk memudahkan pemilihan gunakan cara window.
367
Pada prompt select objek : tekan enter untuk menyelesaikan
pemilihan.
Pada prompt Base point or displacement : klik pada pertemuan
sumbu silang pada a.
Pada prompt Second point or displacement : ketik @ 5<0 enter
368
14.2.19 Copy
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : Copy enter ( klik Construc = > Copy )
Pada prompt Select object : pilih objek yang akan disalin
Select objek : pilih objek yang lain apabila masih ada, atau tekan
enter bila telah selesai dengan pemilihan.
Pada prompt Base point or displacement : isi dengan titik
landasan/pegangan.
Pada prompt Second point or displacement : isi dengan titik
sasaran/target.
CONTOH :
Pada prompt command : ketik Copy enter ( klik Construc = >
Move )
Pada prompt Select object : pilih objek lingkaran (lihat gambar
13.41) memudahkan pemilihan objek
Pada prompt select objek : pilih objek menggunakan cara window
(lihat gambar 13.41 )
Pada prompt Select object : tekan enter untuk menyelesaikan
pemilihan
Pada prompt Base point or displacement : klik pada pertemuan
sumbu silang pada a.
Pada prompt Second point or displacement : ketik @ - 5,0 enter
369
Gambar 14.41 Copy
14.2.20 Array
CONTOH :
Pada prompt Command : array enter ( klik Construc = > array )
Pada prompt Select object : pilih objek gambar dengan
menggunakan cara window seperti tampak pada gambar 13.43
Pada prompt select objek : tekan enter untuk menyelesaikan
pemilihan.
Pada prompt Rectangular or Pollar array (R/P) <R> : tekan R enter
untuk memilih cara rectangular.
Pada prompt Number of rows (---) <1> : tekan enter untuk menerima
nilai 1
Pada prompt Number of column (I I I ) <1> : ketik 5 enter
371
Pada prompt Unit cell or distance between column ( I I I ) : ketik 3
enter
14.2.21 Mirror
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : mirror enter ( klik Construc = > Mirror )
Pada prompt Select object : pilih objek yang akan dicerminkan
Pada prompt select objek : pilih objek yang lain apabila masih ada,
atau tekan enter bila telah selesai dengan pemilihan.
Pada prompt First point of mirror line : pilih titik ujung garis
pencerminan
Pada prompt Second point : pilih titik ujung kedua
Pada prompt Delete old objects ? <N> : tekan enter bila objek yang
asli tidak akan dihilangkan, pilih Y kemudian enter bila objek yang
asli akan dibuang.
372
CONTOH :
Pada prompt command : ketik mirror enter ( klik Construc = >
Mirror)
Pada prompt Select object : pilih objek dengan jendela (lihat gambar
13.44)
Pada prompt Select objek : tekan enter.
Pada prompt First point of mirror line : tekan tombol F8 untuk
menghidupkan modus ortogonal, kemudian klik pada a
Pada prompt Second point : klik pada b
Pada prompt Delete old objects ? <N> : tekan enter
14.2.22 Offset
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : offset enter ( klik Construc = >
Offset)
Pada prompt Offset distance or through <x> : isi dengan jarak offset
atau ketik t untuk memilih through.
373
Pada prompt Select object : pilih objek yang akan di offset
Pada prompt Side to offset : klik dengan mouse disebelah atas,
bawah, kanan atau kiri.
Pada prompt Select object : pilih objek yang lain atau tekan enter
untuk keluar dari perintah ini.
CONTOH :
Pada prompt command : ketik offset enter ( klik Construc = >
Offset)
Pada prompt Offset distance or through <x> : ketik 2
Pada prompt Select object : klik pada a ( lihat gambar 13.45)
Pada prompt Side to offset : klik dengan mouse disebelah kanan a
Pada prompt Select object : klik pada b
Pada prompt Side to offset : klik dengan mouse disebelah atas b
Pada prompt Side to offset : tekan enter
14.2.23 Rotate
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt command : rotate enter ( klik Modify = > Rotate)
Pada prompt Select object : pilih objek yang akan diputar
Pada prompt Select object : pilih objek yang lain bila masih ada atau
tekan enter untuk menyelesaikan pilihan
Pada prompt Base point : tentukan titik tangkapnya (base point)
374
Pada prompt <Rotation angle> /Reference : isi dengan sudut
CONTOH :
Pada prompt Command : ketik rotate enter ( klik Modify = >
Rotate)
Pada prompt Select object : pilih objek gambar (lihat gambar
14.46)
Pada prompt Select object : tekan enter untuk menyelesaikan
pilihan
Pada prompt Base point : tentukan titik tangkapnya (base point) klik
pada 1
Pada prompt <Rotation angle> /Reference : ketik 60
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt Command : extend enter ( klik Modify = > extend )
Pada prompt Select boundary edge (s) …
Select object : pilih objek-objek yang akan menjadi batas
perpanjangan
Pada prompt Select objek : tekan enter
375
Pada prompt <Select object to extend>/Undo : pilih objek yang akan
diperpanjang, bila objek yang diperpanjang tersebut ingin dibatalkan
tekan u
Pada prompt <Select object to extend>/Undo : tekan enter untuk
mengakhiri perintah extend.
CONTOH :
Pada prompt Command : ketik extend enter ( klik Modify = >
extend )
Pada prompt Select boundary edge (s) …
Select object : klik pada a sebagai objek yang menjadi batas (lihat
gambar 13.47)
Pada prompt Select objek : tekan enter
Pada prompt <Select object to extend>/Undo: klik pada b, c, d,
dan e
Pada prompt <Select object to extend>/Undo : tekan enter untuk
mengakhiri perintah extend.
14.2.25 Scale
14.2.26 Stretch
377
Pada prompt Select object by window or polygon : : pilih objek
dengan cara cross (lihat gambar 13.49 )
Select object : tekan enter
Pada prompt Base point or displacement : klik pada h (lihat gambar
13.49)
Pada prompt Second point or displacement : klik pada I (lihat
gambar 13.49)
378
Gambar 14.50 Divide
FORMAT PERINTAH :
Pada prompt Command : measure enter ( klik Construc = >
Measure )
Pada prompt Select object to measure : : pilih objek
Pada prompt < Segment length >/Block : isi dengan besarnya jarak
yang dikehendaki, apabila Anda memilih B (block) pada pertanyaan
ini, maka AutoCAD akan menanyakan blok mana yang akan
disisipkan sebagai tanda pembagi pada objek yang dipilih.
CONTOH :
Pada prompt Command : measure enter ( klik Construc = >
Measure )
Pada prompt Select object to measure: : klik pada c atau d (lihat
gambar 14.51)
Pada prompt < Segment length >/Block : ketik 2 enter
Jawab
Membuat file baru dengan limits 6 x 4
1) Klik File Î New, atau klik icon pada tool bar standar
383
Gambar 14.56 Hasil Pencerminan
Membuat potongan daun pintu dengan ukuran tebal 0.04 meter dan
lebar 0.82 meter. Ada dua macam perintah yang dapat digunakan
untuk membuat potongan daun pintu tersebut yaitu; perintah Line
dan perintah Rectangle. Pada contoh ini akan digunakan perintah
rectangle, karena perintah line pada prinsipnya sudah dipelajari
sebelumnya.
1) Klik icon rectangle
385
Contoh Soal 4 (Tugas Mandiri)
Buatlah file baru dengan nama KUSEN_GENDONG, kemudian
selesaikan gambar seperti tampak di bawah ini. Setting limits 12 x 9,
gunakan perintah Line, Rectang, Erase, Offset, Arc, Undo, dan
Zoom.
Catatan:
Gambar tidak perlu diberi ukuran atau notasi (detail tidak perlu
digambar).
386
Contoh Soal 5
Buatlah file baru dengan nama Soal-5, kemudian kerjakan gambar
seperti di bawah ini. Setting limits 150 x 150, satuan unit; 1 unit = 1
mm. Gunakan perintah Circle, erase, Trim, Move, Offset dan Fillet.
Jawab
Membuat file baru dengan limits 150 x 150
1) Klik File Î New, atau klik icon pada toolbar standard
387
2) Perhatikan pada baris perintah :
Command: _circle 3P/2P/TTR/<Center point>: klik kira-kira di
tengah area gambar
Diameter/<Radius>: ketik d enter
Diameter: ketik 16 enter
3) Klik icon circle
388
Mengoffsetkan garis sumbu yang telah di buat dengan jarak 4mm ke
atas, dan 4mm ke bawah.
1) Ketik O tekan enter, atau klik icon Offset
2) Perhatikan pada baris perintah:
Command: OFFSET
Offset distance or Through <0.4000>: ketik 4 enter
Select object to offset: klik kiri mouse pada garis sumbu
Side to offset? Klik kiri mouse di atas garis sumbu
Select object to offset: klik kiri mouse pada garis sumbu
Side to offset? Klik kiri mouse di bawah garis sumbu
Sampai dengan langkah ini, gambar akan terlihat seperti di bawah
ini.
389
Second point of displacement: klik pada quadran 180 derajat
lingkaran yang berdiameter 65mm.
391
(TRIM mode) Current fillet radius = 0.0000
Polyline/Radius/Trim/<Select first object>: klik pada b
Select second object: klik pada c
392
Hasil akhir gambar akan terlihat seperti gambar di bawah ini.
393
Contoh Soal 6 (Tugas Mandiri)
Buatlah file baru dengan nama Soal-6, setting limits 40 x 60, satuan
unit, 1 unit = 1 mm, kemudian selesaikan gambar seperti di bawah
ini. Gunakan perintah New, Line, Fillet, Offset, Trim, Erase, Undo,
Zoom, Circle, Object Snap dan lain-lain.
394
Contoh Soal 7 (Tugas Mandiri)
Buatlah file baru dengan nama Soal-7, setting limits 30 x 20, satuan
unit; 1 unit = 1 cm, kemudian selesaikan gambar seperti di bawah
ini. Gunakan perintah New, Line, Offset, Mirror, Trim, Erase, Undo,
Zoom, Circle, Object Snap dan lain-lain.
395
Contoh Soal 8 (Tugas Mandiri)
Buatlah file baru dengan nama Soal-8, setting limits 30 x 20, satuan
unit’ 1 unit = 1 cm, kemudian selesaikan gambar seperti di bawah
ini. Gunakan perintah New, Line, Offset, Mirror, Trim, Erase, Undo,
Zoom, Circle, Object, Snap, dan lain-lain.
Jawab
Membuat file baru dengan limits 30 x 20
1) Klik File Î New, atau klik icon pada tool bar standar
397
Membuat 3 buah lingkaran masing-masing berdiameter 3.57mm,
4.57mm dan 14.57mm. Perintah yang digunakan ialah Circle
dengan bantuan osnap center.
1) Klik icon circle
401
Gambar 14.72 Kipas Langkah 4
402
Gambar 14.73 Hasil Gambar Kipas
403
Gambar 14.74 Trim Garis
404
Contoh Soal 11 (Tugas Mandiri)
Buatlah file baru dengan nama Gear, kemudian buatlah gambar
seperti di bawah ini. Setting limits 30 x 25, satuan units; 1 units = 1
cm. Gambar detail dan dimensi tidak perlu di gambar.
405
Contoh Soal 12
Buatlah gambar seperti di bawah ini, setting limits 25 x 17, satuan
unit; 1 unit = 1 cm, bila telah selesai simpanlah dengan nama file
Panel Listrik.
406
Jawab
Membuat kotak segi empat ukuran 2 x 6 dengan perintah rectangle,
titik pertama kira-kira pada koordinat 2,1.
1) Klik icon rectangle
409
4) Perhatikan pada baris perintah:
Command: _offset
Offset distance or Through <0.2000>: ketik 0.1 enter
Select object to offset: klik pada garis bantu horizontal yang
baru kita buat
Side to offset? klik di atasnya
Select object to offset: klik pada garis bantu horizontal
Side to offset? klik di bawahnya
Select object to offset: tekan enter
Hasil gambar akan terlihat seperti di samping.
410
Gambar 14.83 Pencerminan Panel
Gambar 14.86
412
Gambar 14.87 Hasil Trim
413
Gambar 14.88 Hasil Fillet
414
Contoh Soal 13 (Tugas Mandiri)
Buatlah file baru dengan nama Piano, setting limits 180 x 130,
satuan unit; 1 unit = 1 cm. Gunakan perintah-perintah array, line,
arc, erase, offset, undo, zoom, fillet, trim dan lain-lain.
415
Contoh Soal 14 (Tugas Mandiri)
Buatlah file baru dengan nama Ruang Kelas, setting limits 16 x 15,
satuan unit; 1 unit = 1 cm. Gunakan perintah-perintah array, line,
arc, erase, offset, undo, zoom, fillet, trim dan lain-lain
416
Gambar 14.92 Detail Ruang Kelas
417
14.2.29 Gambar Isometrik
419
Gambar 14.95 Kubus Dalam Bentuk isometrik
4. Klik Draw
5. Klik Ellips, klik Axis, End
6. Ketik i Enter
7. Klik menu, klik Midpoint, klik garis 1-5
8. Ketik besarnya jari-jari yaitu 1.5 Enter, maka akan terjadi gambar
seperti berikut. Untuk memastikan benar jari-jari atau diameter
sebaiknya ketik awalnya dahulu R atau D agar yang dimaksud
sesuai.
421
Gambar 14.97 Kubus Isometrik dengan 3 Lingkaran
422
Menggunakan Mirror Pada Gambar Isometrik
Langkahnya sebagai berikut
1. Ubahlah gambar di atas seperti gambar berikut ini
2. Buatlah gambar pada bidang kiri dan kanan kubus menjadi seperti
pada bagian atas kubus tersebut. Adapun caranya sebagai
berikut:
a. Klik Modify
b. Klik Mirror
c. Window (kotakkan) gambar bagian atas kubus lengkap
dengan garis yang membentuk belak ketupat
d. Klik tombol kiri mouse
e. Klik First Point/titik pertama (titik 5 dengan Osnap Endpoint)
f. Klik Second Point/titik kedua (titik 6 dengan Osnap End Point)
g. Hasilnya akan seperti gambar berikut ini
423
Gambar 14.100 Kubus Menggunakan Mirror A
Rangkuman
1. Mengeset Text
- Klik Format
- Klik Text Style
- Klik panah ke bawah pada Font Name
- Klik jenis Font yang sesuai atau ingin dipilih
- Klik 2 x kotak Height, ketik ketinggian huruf 0 (bila belum 0)
- klik 2 x kotak Oblique, ketik besarnya sudut miring 30 º, (untuk
dimensi bidang kiri/left dan bidang tegak) atau - 30 º (untuk
dimensi bidang kanan/right).
- Klik New, ketik nama Font yang dipilih misalnya Technic30
atau Technic-30 agar memudahkan dalam penggunaannya
(pengetikan tidak boleh ada spasi)
- Klik OK
- Klik Applay, Close
- Klik text
- Arahkan panah kursor pada kotak Text Style untuk memilih
hurufnya dan Text color untuk memilih warna huruf dan Text
height untuk menentukan ketinggian huruf yang diinginkan
misalnya 5
- Pada Text aligment pilih atau klik Aligned with dimension line
426
- Kemudian pada Text plecement untuk horisontal pilih
centered dan untuk vertical pilih above atau lainnya sesuai
yang dikehendaki.
- Dan tentukan jarak huruf dimensi dengan garis ukur pada
Offset from dim line
- Klik lines
- Pada Dimension line dan Extension line pilih warna yang
dikehendaki dengan klik panah untuk memilih warnanya.
- Tentukan jarak ukur antara garis ukur dengan benda kerja
(offset from origin)
- Dan tentukan juga panjang batasan kelebihan garis ukur
(Extend beyond dim line)
• Klik Dimension
• Klik Aligned
• Mengeset Obyect snap (mematikan sementara pada
Intersection) dengan cara:
- Klik Tools
- Klik drafting setting
- Klik Object Snap
- Klik kotak INTERSECTIN DAN ENDPOINT
- Klik OK
• Klik salah satu ujung/batas gambar yang akan dicari
dimensinya (titik 2)
• Klik ujung batas yang lain (titik 3)
• Tarik Extention Line, dan pada tempat yang sesuai klik
Tombol kiri mouse hingga sesuai jarak yang diinginkan
• Putar kedudukan extention line dengan cara:
- Klik Dimensin, klik oblique
- Klik garis dimensi atau extention line yng akan diputar, dan
diikuti menekan tombol enter
427
- Ketik besarnya sudut putar misalnya 30 º dan seterusnya
(sampai arah extention line segaris dengan bidang yang
dibentuk oleh sudut AutoCAD)
• Putar Textnya (tergantung kebutuhan/tidak harus bila telah
sesuai, yaitu untuk bidang kiri datar oblig text +30 dan untuk
bidang kanan datar oblig text -30), dengan cara:
- Klik Dimension, sorot Align Text, klik Angle
- Klik Text yang akan diputar
- Klik besarnya sudut putar text (+30 atau -30) sesuai
kebutuhan
- Bila hasilnya belum benar, maka di UNDO dulu baru diketik
lagi sudut putarnya yang sesuai.
428
Gambar 14.104 Kubus Dalam Bentuk Isometrik B
429
Gambar 14.106 Kubus Dalam Bentuk Isometrik D
430
Gambar 14.108 Kubus Dalam Bentuk Isometrik F
431
Rangkuman
432
Latihan
Buatlah Gambar Isometrik seperti contoh gambar berikut ini,
lengkap dengan ukurannya/dimensinya
Limits ditentukan sendiri sesuai besaran gambar
433
Gambar 14.111 Latihan Isometrik 2
434
Gambar 14.112 Latihan Isometrik 3
435
Gambar 14.113 Latihan Isometrik 4
436
Layer dalam bahasa Indonesia berarti lapisan, lapisan yang
dimaksudkan ialah lapisan transparansi, atau lembar-lembar
transparansi yang ditumpuk berlapis lapis. Tiap lembar atau lapis
mempunyai nama tersendiri, tidak boleh ada lebih dari satu nama
lapisan yang sama, penamaan lapisan maksimal 31 karakter
(huruf, angka atau symbol ($), strip (-) dan underbar (_), tetapi
tidak boleh menggunakan spasi kosong atau spacebar).
Catatan:
Bila pada monitor anda tidak tampak icon (gambar) seperti di
atas, cobalah anda tampilkan terlebih dahulu dengan cara: klik
menu View, geser mouse kebagian paling bawah kotak pulldown
menu tersebut, kemudian klik Toolbars … anda akan melihat
kotak dialog Toolbar seperti tampak pada gambar berikut.
437
Gambar 14.114 Kotak dialog Toolbars
Pada proses ini akakn lebih sulit bila mau mencari atau memunculkan
icon-icon yang diperlukan karena melalaui beberapa tahan yang
harus diklik.
438
Perhatikan gambar Layer Control di atas, dari sebelah kiri terlihat
gambar lampu pijar sedang menyala (berwarna kuning), artinya objek
gambar pada layer 0 (nama layer yang sedang aktif) sedang
ditampilkan pada monitor saat ituk dan apapun yang akan anda
gambar akan ditempatkan pada layer yang sedang aktif tersebut,
apabila gambar lampu pijar padam (berwarna gelap), artinya objek
gambar yang berada pada layer 0 (layer yang sedang aktif) tidak
ditampilkan di monitor saat itu.
Klik pada salah satu warna yang kita inginkan, kemudian klik
tombol OK, kotak dialog Select Color ditutup, dan kita kembali
ke kotak dialog Layer Properties Manager. Perhatikan warna
Color Box pada kotak dialog itu, warnanya sudah berubah
sesuai dengan warna yang kita pilih. Klik lagi tombol OK untuk
menutup kotak dialog tersebut
Klik disini
Linetype Control:
berfungsi untuk menetapkan jenis garis objek gambar,
secara otomatis opsi yang sedang aktif pada Linetype
Control adalah ByLayer, ini berarti garis objek gambar
yang akan kita buat sama dengan jenis garis yang
ditetapkan pada layernya, defaultnya ByLayer =
Continuous. Disarankan bagi pemula untuk tidak
mengubah jenis garis pada Linetype Control ini karena
ada cara ini membingungkan dan kurang praktis.
Untuk latihan cara mengedit gambar yang telah terlanjur dibuat tanpa
membuat terlebih dahulu layer-layernya, maka coba buka kembali file
gambar yang yang telah dibuat kemudian gunakan sarana layer
sesuai dengan gambar. Biasanya proses edit layer pada gambar
yang sudah ada akan lebih sulit dari pada membuat layer terlebih
dahulu sebelum menggambar.
444
Dengan tutorial marilah kita akan belajar:
Sebelum kita membuat layer baru, kita akan melihat terlebih dahulu
layer apa saja yang ada pada file gambar tersebut, serta memeriksa
apakah setiap objek gambar sudah sesuai pada layer yang benar.
1. Klik scroll bar (panah kecil ke bawah) yang ada pada Layer
Control, perhatikan layer apa saja yang telah ada, anda dapat
membandingkan tampilan pada monitor anda dengan gambar
seperti di bawah ini:
2. Klik semua icon lampu satu persatu untuk meng off kan layer,
kecuali icon lampu layer tembok
4. Klik lagi scroll bar pada layer control, kemudian klik icon lampu
pada layer kusen, geser mouse keluar kotak layer control tersebut,
kemudian klik kiri mouse.
Perhatikan kembali pada layar monitor anda, gambar kusen
sudah ditampilkan.
445
5. Klik lagi scroll bar pada layer control, kemudian on kan semua
layer (klik satu persatu icon lampu yang berwarna hitam, hingga
berwarna kuning semuanya)
6. Klik icon Lock (kunci gembok) pada layer Dimensi, geser mouse
keluar kotak layer control, dan klik kiri mouse
Apa yang anda lihat pada layar monitor saat ini ?, kenapa tidak
semua objek gambar pindah meskipun anda telah memilih semua
objek gambar tersebut ?, apa yang dapat anda simpulkan ? apakah
hal ini berlaku untuk layer yang dibekukan?, apa bedanya layer yang
kunci dengan file yang dibekukan (freeze) ?
Buka kembali file Denah.DWG, bila anda tidak sedang membuka file
ini, untuk meneruskan latihan membuat layer baru, atau langsung
pada pembuatan layer baru bila anda sedang meneruskan uraian
point ke 9 di atas.
Pada monitor saat ini anda melihat objek gambar simbol potongan,
sink, closet jongkok, bak air, dan garis-garis lainnya, kita akan
membuat layer baru bernama Atribut, kemudian gambar simbol
potongan akan kita pindah kan pada layer Atribut tersebut.
446
1. Klik icon Layers ( ), pada monitor akan terlihat kotak
2. Klik tombol New, anda akan melihat kotak dialog yang muncul
pada monitor, di dalam daftar nama layer paling bawah terlihat
nama layer baru dengan nama Layer1 tersorot (berwarna biru),
ubah namanya dengan cara ketikan langsung pengganti nama
layernya yaitu Atribut
3. Ganti warna layer tersebut menjadi warna biru dengan cara; klik
pada kotak persegi kecil warna hitam pada kolom kedua dari
kanan pada baris layer atribut, setelah muncul kotak dialog Select
Color, klik warna biru pada baris warna yang paling atas, klik OK
untuk menutup kotak dialog Select Color, klik OK lagi untuk
menutup kotak dialog Layer Properties.Manager
447
14.2.32 Membuat Jenis-Jenis Garis
2. Buat layer melalui menu format --- layer muncul kotak dialog Layer
Properties Manager, kemudian klik new layer dengan nama:
- Garisbenda warna hitam/putih tergantung warna layar komputer
- Arsir dengan waarna merah
- Stri dengan warna biru
Klik OK maka layer untuk file gambar latih sudah diselesaikan.
448
3. Klik scroll bar pada icon Layer Control
Klik pada Scroll bar ini
3. Klik terlebih dahulu garis warna biru yang menyilang kemudian klik
mouse sebelah kanan, maka akan muncul kotak dialog kemudian
klik properties dan seterusnya akan muncul kotak dialog untuk
mengadakan perubahan garis, warna dan sebagainya. Atau dapat
juga dengan klik menu Modify – properties dan kotak dialog untuk
perubahan muncul.
449
Pilih pada kotak dialog perubahan pada linetype --- klik panah pilih
garis dashed, kemudian klik diluar kotak dialog apakah sduah ada
perubahan terhadap garis biru menajdi strip-strip? Bila sudah ada
dan sesuai dengan gambarnya maka perubahan garis strip-strip
sudah berhasil.
3. Mengeset Text
- Klik Format
- Klik Text Style
- Klik panah ke bawah pada Font Name
- Klik jenis Font yang sesuai atau ingin dipilih
- Klik 2 x kotak Height, ketik ketinggian huruf 0 (bila belum 0)
- Klik New, ketik nama Font yang dipilih misalnya Arial atau
Comic Sans MS agar memudahkan dalam penggunaannya
(pengetikan tidak boleh ada spasi)
- Klik OK
- Klik Applay, Close
Dalam membuat tulisan ada dua jenis metode yaitu Single Line
Text dan Lultiline Text. Adapun langkahnya sebagai berikut:
RUANG KELUAARGA
RUANG KELUAARGA
Menjadi:
RUANG KELUARGA
- Klik kiri pada huruf, kemudian klik kanan maka akan muncul
kotak dialig perubahan, disini dapat mengubah jenis huruf
(font), tinggi huruf dan kasalahan ketikan.
Semula:
RUANG KELUAARGA
Menjadi:
RUANG KELUARGA
451
- Ketik nama yang dikehendaki pada kotak dialog dan terlebih
dahu-lu dapat mengeset ketinggian dan jenis hurufnya, OK
Semula:
Menjadi:
RUANG KELUARGA
- Klik kiri pada huruf, kemudian klik kanan maka akan muncul
kotak dialig perubahan, disini dapat mengubah jenis huruf
(font), tinggi huruf dan kesalahan ketikan.
Semula:
RUANG KELUAARGA
Menjadi:
RUANG KELUARGA
452
14.2.34 Membuat Dimensi
- Klik Format
- Klik Dimension Style
453
Gambar 14.123 Dimension Style Manager
- Klik gambar panah atau symbols lainnya sesuai jenis simbol yang
dikehendaki, yaitu sebelah kiri dan kanan
- Arahkan panah kursor pada kotak arrow size. Klik 2 x tombol kiri
mouse, dan ketik besarnya panah yang diinginkan misalnya 4,
kemudian klik ke daerah lain supaya mengetahui perubahannya.
- Klik text
Kotak dialog untuk menentukan jenis text, warna, ketinggian dan
menempatan text terhadap garis ukuran (dimension line)
455
- Kemudian pada Text plecement untuk horisontal pilih centered
dan untuk vertical pilih above atau lainnya sesuai yang
dikehendaki.
- Dan tentukan jarak huruf dimensi dengan garis ukur pada Offset
from dim line
-
457
Gambar 14.128 Letak Bidang GAmbar
Di bawah ini, gambar segi empat dan lingkaran dalam bentuk 3
dimensi yang dilihat dari atas (tampak atas)
• Bentuk Wireframe
459
• Bentuk Surface Modeling
Tampilan dari obyek mudah dilihat dan dibayangkan, karena
obyek selalu dibatasi bidang datar atau lengkung.
• Bentuk Solid
Tampilan dari obyek lebih mudah dibayangkan bentuk yang
sebenarnya, karena batas-batas bendanya lebih jelas dilihat.
Pemodelan padat (solid) yaitu penggambaran 3 dimensi dari
bentuk padat dan bukan rangka yang ditutup dengan permukaan,
proses pembentukan model dapat dilakukan dengan cara
menggabung, mengurangi atau mengiris dua atau lebih model
padat sehingga menjadi model 3 dimensi yang dikehendaki.
- Noorigin; pilihan ini untuk menempatkan icon UCS pada pojok kiri
bawah Viewport, tidak tergantung dari titik originalnya.
- Box,
- Sphere
- Cone
- Cylinder
- Wedge
- Torus.
464
1. Model Bentuk Balok
Primitif ialah blok pembentuk dasar pemodelan padat. Meskipun
hanya terdapat 6 bentuk dasar primitif, tetapi berbagai bentuk
dapat kita buat dengan hanya menggunakan beberapa obyek 2
dimensi.
Pada layar monitor akan terlihat kotak segi empat (tampak atas)
seperti gambar 14.131
Untuk melihat kubus dalam tampak 3 dimensi kita mengubah arah
pandangan dengan perintah viewpoint presets
465
Klik View Î 3D Views Î Viewpoint Presets, atau ketik ddvpoint
↵
Tunggu sesaat kemudian pada layar monitor muncul kotak dialog
Viewpoint Presets seperti gambar 13.133.
ar B1-4
466
Latihan 1
467
2. Model Bola atau Sphere
Format perintah seperti gambar di bawah ini
468
Gambar 14.135 Bola
Latihan 2
Buatlah gambar 3 dimensi seperti gambar 13.137 di bawah ini,
ketentuan ketentuan posisi gambar sebagai berikut (lihat gambar 10),
setting limits ditentukan sendiri. Simpan file dengan nama Latihan 2
469
3. Model Cone atau Kerucut
Format perintah seperti gambar di bawah ini
Buatlah file baru dengan nama
job3d-3
1. Tentukan setting limitsnya
<12,9>
2. Pada prompt command : ketik
cone ↵ atau dari menu Draw
Î Solid Î
Latihan 3
Buatlah gambar 3 dimensi seperti gambar 13.139 di bawah ini,
ketentuan ketentuan posisi gambar sebagai berikut (lihat gambar),
setting limits ditentukan sendiri.
Simpan file dengan nama Latihan 3.
471
4. Model Silinder
Format perintah seperti gambar di bawah ini
472
Gambar 14.139 Tabung
Latihan 4
Buatlah gambar 3 dimensi seperti di bawah ini, ketentuan ketentuan
posisi gambar sebagai berikut (lihat gambar 13.141), setting limits
ditentukan sendiri.
Simpan file dengan nama Latihan 4.
473
5. Model Wedge atau Baji
Format perintah seperti di bawah ini
1. Buatlah file baru dengan
nama job3d-5
2. Tentukan setting limits nya
<12,9>
474
Ubahlah pandangan gambar, dengan perintah View -- 3D
Views -- SE Isometric, gambar anda akan tampak seperti
gambar 13.142 di bawah ini.
475
7. Pada prompt command: tekan ↵
8. Pada prompt command Specify Center of torus <0,0,0>: ketik
6,4 ↵
9. Pada prompt command Specify radius of torus or [Diameter]:
ketik d ↵
10. Pada prompt command Specify Diameter: ketik 4.8 ↵
11. Pada prompt command Specify radius of tube or [Diameter]:
ketik 0.3 ↵
Putar torus yang kedua 90 derajat ke sumbu X, format perintah
seperti di bawah ini
476
Latihan 5
Buatlah gambar 3 dimensi seperti di bawah ini, ketentuan ketentuan
posisi gambar sebagai berikut (lihat gambar 13.144), setting limits
ditentukan sendiri. Simpan file dengan nama Latihan B-5.
Latihan 6
Buatlah gambar 3 dimensi seperti gambar 14.144 di bawah ini,
ketentuan ketentuan posisi gambar sebagai berikut (lihat gambar),
setting limits ditentukan sendiri. Simpan file dengan nama Latihan 6.
477
14.3.4 Pembuatan Model 3 Dimensi
Untuk lebih dapat membuat obyek bentuk lainnya, kita akan membuat
bentuk-bentuk 2 dimensi lain, setelah itu diubah menjadi model 3
dimensi dengan perintah extrude.
478
Gambar 14. 145 Penampang Benda
11. Pada prompt command ketik extrude ↵ atau dari menu Draw Î
solids Îextrude
12. Pada prompt command Select objects: pilih gambar segi empat
kemudian tekan ↵
13. Pada prompt command Specify height of extrusion or [Path]: ketik
5↵
14. Pada prompt command Specify angle of taper for extrusion <0:
ketik 2 ↵
19. Pada prompt command ketik extrude ↵ atau dari menu Draw Î
solids Îextrude
20. Pada prompt command Select objects: pilih gambar lingkaran
kemudian tekan ↵
21. Pada prompt command Specify height of extrusion or [Path]: ketik
p↵
22. Pada prompt command select path : klik pada garis sumbu
480
Gambar akan terlihat seperti gambar di bawah ini (setelah di
hide).
481
1. Buatlah file baru dengan nama job3d-8
2. Tentukan setting limits nya <12,9>
3. Buatlah gambar 2 dimensi seperti gambar 13.149 di bawah ini,
ukuran ditentukan sendiri, jadikan masing-masing gambar
tersebut menjadi polyline kecuali sumbu.
482
Gambar 14.149 Hasil Revolve
Latihan 7
Buatlah gambar 3 dimensi seperti gambar 13.151 di bawah ini,
ketentuan ketentuan posisi dan ukuran gambar sebagai berikut (lihat
gambar), setting limits ditentukan sendiri. Simpan file dengan nama
Latihan 7
483
Model dengan Perintah Region
Format perintah seperti gambar di bawah ini
Satu lagi perintah yang merupakan kelebihan R14 dari versi
sebelumnya, perintah region digunakan untuk membuat suatu
bidang/permukaan datar (sejajar dengan bidang XY), syarat
bentuk 2 dimensi yang dapat diregion ialah polyline tertutup
485
Gambar 14.152 Hasil Region
486
14.3.5 Benda Solid Yang Dicowak
487
Buatlah kotak segi empat dengan ukuran 80 unit pada sumbu X dan
65 unit pada sumbu Y, gunakan perintah rectangle, sudut kiri bawah
segi empat terletak tepat pada pusat lingkaran (lihat gambar 14.156).
Potong gambar segi empat menggunakan perintah trim, gunakan
lingkaran yang besar sebagai batas pemotongannya (lihat gambar
14.157)
Copy garis lingkaran yang besar, dan tempatkan pada posisi yang
sama dengan aslinya (bertumpuk), hal ini dilakukan untuk membuat
dua buah bentuk polyline tertutup.
488
Pindahkan kembali rectangle yang sudah menjadi sebuah polyline
pada posisi semula yaitu 100 unit pada sumbu X, hingga gambar
akan tampak seperti gambar 13.160.
Ubahlah setting isolines menjadi 30 agar hasil extrude terlihat halus.
Extrude lah rectangle, berikan ketinggian 50 unit, hasil extrud ini kita
sebut saja model kesatu. Extrude kembali lingkaran, pilih pada
lingkaran yang kecil saat memilih objek, berikan ketinggian 68
satuan, hasil extrude ini kita namakan saja model kedua.
Kedua polyline tersebut telah menjadi model 3 dimensi yang kita
sebut sebagai model kesatu dan model kedua.
Ubahlah pandangan dari arah yang berbeda, gunakan perintah
Vpoint, gambar akan tampak seperti gambar 13.161.
489
A
490
Gambar 14.163 Proses 10
B
A
Gambar 14.164 Proses 11
491
Kurangkan model gabungan kesatu dan kedua dengan model
keempat, gambar akan tampak seperti gambar 13.166
492
Gambar 14.167 Proses 14
493
14.3.6 Tugu Peringatan
494
Langkah kerjanya sebagai berikut:
1. Setting limits 42 x 30
2. Buatlah rectangle dengan specify first corner point or
[Chamfer/Elevation/Fillet/ Thickness/Width]: 10,10
3. Specify other corner point or [Dimension[:20,20 Enter
4. Lakukan dengan perintah offset, Specify offset distance or
[Through] <Through>: 0.1, berikutnya dengan jarak 0.4 ; 0.1 ; 0.4 ;
0.1 ; 0.4, 0.1
495
Gambar 14.171 Tugu 3
15. Ulangi lagi pada sisa potongan dengan perintah extrude dan
gabungkan dengan bentuk yang sudah menjadi bentuk trap 3
dimensi
496
16. Ubah dahulu bentuk gambar dilihat dari atas, kemudian buat
rectangle kembali pada bagian tengah dengan jarak @6.8,6.8
atau dimulai dari titik awal 11.6,11.6 dan titik akhir 18.4,18.4
(dengan warna yang berbeda agar mudah pengecekan)
17. Extrude rectangle tersebut dengan tinggi 1.6
18. Gabungkan bangun tersebut dengan Modify – Solid Editing –
Union , select object bentuk bangun menjadi satu
19. Buat kerangka tugu bagian atas (separuh) sesuai ukuran,
kemudian dijadikan satu garis polyline
497
Gambar 14.174 Tugu 6
498
Gambar 14.176 Tugu 8
Menggambar Lantai
limits -------- 42 x 30
Command : rectangle
Specify first corner point or [Chamfer/Elevation/Fillet/
Thickness/Width]: 8,12
Specify other corner point or [Dimension[:13.6,7.4 Enter
500
Specify height or extrusion of [Path] : 0.45
Menggambar Dinding
Comand : Box
Specify corner of box or [Centre] <0,0,0>: 8,8
Specify corner of [Cube/Length] : L
Specify length: 0.15
Specify width : 4
Specify height: 0.45 + 2 = 2.45
Menggambar Kolom
Command : Box
Specify corner of box or [Centre] <0,0,0>: 8,8
Specify corner of [Cube/Length] : L
501
Specify length: 0.20
Specify width : 0.20
Specify height: 0.45 + 4.000= 4.45
Comand : Copy
Select object : klik box
Specify base point or displacement or [Multiple] : klik pojok box
Specify second point of displacement or [Use first point as
desplecement] : klik tempat dimana box kolom ditempatkan.
Gambar lantai, dinding dan kolom dalam bentuk 3 dimensi, yaitu view
– 3D views – SE Isometric, sementara cukup dilihat saja seterusnya
dikembalikan lagi ke semula yaitu view – 3D views – Top
Menggambar Meja
Command : Rectangle
Specify first corner point or [Chamfer/Elevation/Fillet/
Thickness/Width]: 18,8
Specify other corner point or [Dimension[:@ 0.6,0.6 Enter
502
Command : Offset
Specify offset distance or [Through] <Through>: 0.005, berikutnya
dengan jarak 0.02 ; 0.03 : 0.02
Potong sebagian rectangle tersebut, kemudian buatlah pola seperti
dalam gambar potongan (detail)
Potongan Pola tersebut dibuat polyline
Putar gambar pola dengan sumbu putar x dengan sudut putar 900,
Modify – 3D Operation – Rotate 3D ; Specify first point on axis or
define axis by [Object/Last/ View/Xaxix/Yaxis/Zaxis/2points] : x
Specify a ppoint on the X axis <0,0,0> : Enter
Specify rotation angle or [Reference] : 90 , Enter
504
Buat rectangle kembali, pada bagian tengah dengan jarak @0.45,
0.45 atau dimulai dari titik awal 18.075, 8.075 dan titik akhir
18.525,8.525 (dengan warna yang berbeda agar mudah
pengecekan).
Extrude rectangle tersebut dengan tinggi 0.025
Gabungkan bangun tersebut dengan Modify – Solid Editing – Union
, select object bentuk bangun menjadi satu.
Command : Circle
Specify centre point fo circle or [3P/2P/Ttr (Tan tan radius)]: ujung
meja atau 18,8
Specify radius of circle or [Diameter] : R
Specify radius of circle or [Diameter] : 0.025
Command : Copy
Select objects : kilk lingkaran
Specify base point or displacement, or [Multiple]: M
Specify base point : klik centre
Specify second point of displacement or [Use first point as
desplecement] : klik ketiga pojok meja lainnya.
Command : Move
Select objects : klik lingkaran (masing-masing)
Specify base point or displacement : 0.1, 0.1 Enter , Enter (lingkaran
bawah kiri)
Specify base point or displacement : - 0.1, 0.1 Enter , Enter
(lingkaran bawah kanan)
Specify base point or displacement : 0.1,- 0.1 Enter , Enter (lingkaran
atas kiri)
Specify base point or displacement : - 0.1, - 0.1 Enter , Enter
(lingkaran atas kanan)
Command : Move
Select objects : klik meja segiempat
Specify base point or displacement : 0, 0, 0.6 Enter , Enter
Command : Extrude
Select objects : ke empat lingkaran
Specify height or extrusion of [Path] : 0.6
Specify engle of taper fo extrusion <0> : Enter
505
Gambar 14.185 Interior 8
Meja Bundar
Command : Circle
Specify centre point fo circle or [3P/2P/Ttr (Tan tan radius)]: klik
sembarang
Specify radius of circle or [Diameter] : R
Specify radius of circle or [Diameter] : 0.2
Command : Circle
Specify centre point fo circle or [3P/2P/Ttr (Tan tan radius)]: klik
centre lingkaran awal
Specify radius of circle or [Diameter] : R
Specify radius of circle or [Diameter] : 0.45
506
Gambar 14.186 Interior 9
Command : Extrude
Select objects : lingkaran kecil
Specify height or extrusion of [Path] : 0.5
Specify engle of taper fo extrusion <0> : Enter
Command : Extrude
Select objects : lingkaran besar
Specify height or extrusion of [Path] : 0.04
Specify engle of taper fo extrusion <0> : Enter
Command : Move
Select objects : klik lingkaran besar
Specify base point or displacement : 0, 0, 0.5 Enter , Enter
507
KURSI
Command : Line
Specify firsty point : klik sembarang
Specify next point or [Undo]: 0.35 ke bawah (ortho on)
Specify next point or [Undo]: 0.04 ke kanan (ortho on)
Specify next point or [Undo]: 0.35 ke atas (ortho on)
Specify next point or [Undo]: @0.6<95 , Enter
Command : Offset
Specify offset distance or [Through]: 0.4
Select object to offset or <exit>: klik garisnya
Specify point on side to offset: klik sebelah kiri
Select object to offset or <exit>: Enter
Buat garis saling tegak lurus dan potong hingga membentuk gambar
sandaran utama
Buat papan sandaran 2 buah dengan ukuran 0.025 x 0.1
Buat seluruh garis menjadi satu entities (edit polyline melalui Modify
– Object – Polyline)
Select polyline or <Multiple>: klik garis salah satu sandaran utama
Object selected is not a polyline
Do you want to turn it into one? <Y> : Y
Enter an option [Close/Join/Width/Edit
vertex/Fit/Spline/Dercurve/Ltype gen/Undo]: J
Select object : klik seluruh garis sandaran utama
Enter an option [Close/Join/Width/Edit
vertex/Fit/Spline/Dercurve/Ltype gen/Undo]: Enter
508
Gambar 14.187 Kursi 1
Command : Line
Specify first point: klik sudut bawah sandaran
Specify next point or [Undo] : @0.35<0, Enter
Command : Polyline
Specify start point : klik ujung garis
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @0.04<0
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @0.35<90
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @0.04<180
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @0.35<270
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: Enter
Command : Polyline
Specify start point : klik ujung garis pindahan
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @0.35<0
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @0.025<90
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @0.35<180
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]:
@0.025<270
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: Enter
509
Command : Polyline
Specify start point : klik ujung garis atas
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @0.35<180
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @0.04<270
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @0.35<0
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @0.04<90
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: Enter
Command : Polyline
Specify start point : klik ujung garis atas
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @0.03<90
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @0.35<180
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @0.03<270
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @0.35<0
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: Enter
Command : Polyline
Specify start point : klik ujung atas bagian belakang dudukan
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]:
@0.025<180
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]:
@0.04<2700
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @0.025<0
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @0.04<90
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: Enter
510
Command : Copy (penampang kayu penghubung)
Select object : klik garis penampang
Specify base point or displacement, or [Multiple] : klik ujung atas
Specify second point of displascement or <use first point as
displacement> : klik ujung atas Enter
Command : Polyline
Specify start point : klik ujung bagian atas dengan jarak 0.05
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]:
@0.025<180
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]:
@0.025<270
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @0.025<0
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @0.025<90
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: Enter
511
Command : Extrude (papan dudukan)
Select object : klik papan dudukan
Specify height of extrusion or [Path] : 0.4
Specify angle of taper for extrusion <0> : Enter
512
Gambar 14.191 Kursi 5
513
Lampu Gantung
514
Agar dalam bentuk interior ruang santai kelihatan nyata maka bentuk-
bentuk yang sudah digambar disatukan.
516
14.3.8 Rumah Jaga
517
Langkahnya sebagi berikut:
518
Gambar 14.199 R Jaga 3
519
Klik icon Offset
Untuk as yang ukuran 2 x 2
Command : _ offset
Specify offset distance or [Through] <Through> : 0.075 Enter
Select object to offset or <Exit> : klik as
Specify point on side to offset : klik ke dalam
Select object to offset or <Exit> : klik as
Specify point on side to offset : klik ke dalam
520
Klik icon Polyline
Command :_pline
Specify start point:klik ujung kiri atas lantai selasar
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @6.35<0
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @6.35<270
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @6.35<180
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @6.35<90 ,
Enter
522
Lakukan Serangkaian Pengurangan (Subtract)
524
Gambar 14.206 R Jaga 10
Kosen mendatar
Klik icon Box
Commang : _box
Specify corner of box or [Centre] <0,0,0> : klik pojok bagian belakang
Specify corner of [Cube/Length] : L Enter
Specify Length : 0.15 enter
Specify Width : 1.18 enter
Specify Height : 0.06 enter
525
Klik icon Copy
Command : _copy
Select object : klik kosen tegak (yang baru saja dicopy)
Specify opposite corner : 1 found
Select object : enter
Specify base point or displacement, or [Multiple] : 0,0.56,0 enter ,
enter
Kosen tegak
Klik icon Box
Commang : _box
Specify corner of box or [Centre] <0,0,0> : klik sembarang
Specify corner of [Cube/Length] : L Enter
Specify Length : 0.15 enter
Specify Width : 0.06 enter
Specify Height : 1.72 enter
526
Kosen mendatar
Klik icon Box
Commang : _box
Specify corner of box or [Centre] <0,0,0> : klik pojok bagian belakang
Specify corner of [Cube/Length] : L Enter
Specify Length : 0.15 enter
Specify Width : 1.66 enter
Specify Height : 0.06 enter
527
Specify base point or displacement, or [Multiple] : 0,0,0.56 enter ,
enter
Kosen tegak
Klik icon Box
Commang : _box
Specify corner of box or [Centre] <0,0,0> : klik sembarang
Specify corner of [Cube/Length] : L Enter
Specify Length : 0.15 enter
Specify Width : 0.06 enter
Specify Height : 2.62 enter
Kosen mendatar
Klik icon Box
Commang : _box
Specify corner of box or [Centre] <0,0,0> : klik pojok bagian belakang
Specify corner of [Cube/Length] : L Enter
Specify Length : 0.15 enter
Specify Width : 0.92 enter
Specify Height : - 0.06 enter
Klik icon Copy
Command : _copy
Select object : klik kosen tegak
Specify opposite corner : 1 found
Select object : enter
Specify base point or displacement, or [Multiple] : 0,0.86,0 enter ,
enter
528
Klik icon Copy
Command : _copy
Select object : klik kosen mendatar
Specify opposite corner : 1 found
Select object : enter
Specify base point or displacement, or [Multiple] : 0,0, - 0.56 enter ,
enter
529
Membuat pelobang dinding sesuai dengan ukuran kosen angin-angin,
kosen jendela dan pintu. Untuk itu diambil gambar kosen yang sudah
dibuat.
Langkahnya dengan membuka file gambar rumah jaga yang
merupakan gambar terakhir setelah dindingnya mendapatkan
ketebalan dan tingginya.
Masukkan gambar kosen angina-angin, jendela dan pintu ke dalam
gambar rumah jaga terakhir.
Klik Insert, pilih Block sehingga keluar kotak dialog Insert Block
Klik Browse dan cari file kosen angina-angin, kosen jendela dan
kosen pintu
Gambar kosen sebaiknya diambil dari pandangan depan, untuk
memudahkan pelaksanaan proses penggambaran
Caranya membuat pelubang dinding sebagai berikut:
530
Klik icon Polyline
Klik pada setiap ujung kosen jendela
Tebal pelubang harus lebih besar dari tebal dinding.
531
Kemudian ubah gambar menjadi bentuk isometric
532
Untuk memudahkan pemasangan agar tepat sesuai dengan rencana,
maka setiap akan memasang kosen harus dibuatkan garis bantu
penempatan dengan jalan merubah UCS.
Langkah:
Putar kosen sesuai arah sumbu dan searah dengan dinding yang
akan dipasang kosen
Ubah/ketik UCS
Command : ucs
Current ucs name : *NO NAME*
Enter an option
[New/Move/orthographic/Prev/Restore/Save/Del/Apply/?/World]
<World>: ketik N
Specify origin of new UCS or [ZAxis/3point/Object/Face/View/X/Y/Z]
<0,0,0> : ketik 3
Specify new origin point <0, 0, 0> : klik salah satu titik benda pertama
Specify point on positive portion of X-axis <22.1998, -1.3142, 0.0000>
klik titik benda yang ke dua
Specify point on positive-Y portion of the UCS XY plane <22.1459, -
1.6382, 0.0000> klik titik benda yang ke tiga
Maka UCS sudah berubah, dan untuk pembuatan garis bantu dan
pemindahan kosen akan lebih mudah serta ada penjaminan
ketepatan.
533
Gambar 14.214 R Jaga 12
Mengambar Atap
Siapkan denah yang sudah lengkap (penggambaran terakhir)
Klik icon Polyline
(warna garis berbeda dengan garis denah)
Command : _pline
Spcify start point : klik pojok denah (1)
Current line-width is 0.000
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width] : klik pojok
denah (2)
Specify next point or [Arc/Close/Halfwidth/Length/Undo/Width] : klik
pojok denah (3)
Specify next point or [Arc/Close/Halfwidth/Length/Undo/Width] : klik
pojok denah (4)
Specify next point or [Arc/Close/Halfwidth/Length/Undo/Width] : klik
pojok denah (1)
Specify next point or [Arc/Close/Halfwidth/Length/Undo/Width] : Enter
534
Gambar 14.215 R Jaga 13
535
Klik icon Polyline
(garis segi empat atap bagian atas/kecil)
Command : _pline
Specify start point : klik pojok atap kecil (1)
Current line-width is 0.000
Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width] : klik pojok
atap kecil (2)
Specify next point or [Arc/Close/Halfwidth/Length/Undo/Width] : klik
pojok atap kecil (3)
Specify next point or [Arc/Close/Halfwidth/Length/Undo/Width] : klik
pojok atap kecil (4)
Specify next point or [Arc/Close/Halfwidth/Length/Undo/Width] : klik
pojok atap kecil (1)
Specify next point or [Arc/Close/Halfwidth/Length/Undo/Width] : Enter
536
Untuk mengetahui apakah dalam gambar sudah sesuai, baik lubang
mapun penempatan kosen, maka hasil gambar akhir dilihat secara
SW Isometric.
537
14.4 Mengatur Tata Letak Gambar pada Model Space dengan
Perangkat Lunak
Contoh 1
Diketahui :
Asumsi satuan yang digunakan 1 unit = 1 meter
Ukuran kertas bersih 18 cm x 28 cm = 0,18 x 0,28 meter
Luas area gambar, setelah di periksa dengan perintah dist adalah
30 x 18 meter (sudah termasuk area notasi dan atribut gambar)
Diminta :
Cetaklah dengan skala maksimal, agar gambar dapat tercetak
pada kertas dengan ukuran seperti di atas.
Jawab :
Untuk mencari skala maksimal maka bandingkanlah antara
ukuran gambar terpanjang dengan ukuran kertas bersih
terpanjang
30 : 0,28 = 107.143
ambil hasil perbandingan yang terbesar, dalam hal ini kita ambil
107.143, dengan demikian, skala maksimal untuk gambar tersebut
538
ialah 1 : 107.143. Artinya: 1 cm di tercetak di kertas = 107.143 cm di
lapangan.
Meskipun demikian, skala tersebut tidak lazim digunakan pada
gambar-gambar bangunan, kita bisa membulatkannya ke atas
menjadi 1 : 120.
Plotted MM = Drawing
Units
10 1.2
atau
Plotted MM = Drawing
Units
1 0.12
Contoh 2
Diketahui :
Asumsi satuan yang digunakan 1 unit = 1 cm
Luas area gambar, setelah di periksa dengan perintah dist adalah
350 x 210 cm (sudah termasuk area notasi dan atribut gambar)
Skala cetak ditentukan 1 : 100
Diminta :
Berapakah ukuran kertas bersih yang harus disediakan agar
gambar dapat tercetak dengan skala 1 : 100.
Jawab :
Untuk mencari ukuran kertas bersih, bandingkanlah antara ukuran
gambar terpanjang dengan skala
350 : = 100 = 35 cm
539
Skala 1 : 100 dimasukan ke dalam setting skala sebagai berikut :
Plotted MM = Drawing
Units
10 100
Atau
Plotted MM = Drawing
Units
1 10
Asumsi meter
Skala 1 : 100
berarti 1 cm = 100 cm
mm Unit
Skala Plotter 10 1
1 0.1
540
Skala 1 : 50
berarti 1 cm = 50 cm
mm Unit
Skala Plotter 10 0.5
1 0.05
Skala 1 : 20
berarti 1 cm = 20 cm
mm Unit
Skala Plotter 10 0.2
1 0.02
Skala 1 : 10
berarti 1 cm = 10 cm
mm Unit
Skala Plotter 10 0.1
1 0.01
Skala 1:5
berarti 1 cm = 5 cm
mm Unit
Skala Plotter 10 0.05
1 0.005
541
Asumsi centimeter
Skala 1 : 100
berarti 1 cm = 100 cm
mm Unit
Skala Plotter 10 100
1 10
Skala 1 : 50
berarti 1 cm = 50 cm
mm Unit
Skala Plotter 10 50
1 5
Skala 1 : 20
berarti 1 cm = 20 cm
mm Unit
Skala Plotter 10 20
1 2
Skala 1 : 10
berarti 1 cm = 10 cm
mm Unit
Skala Plotter 10 10
1 1
542
Skala 1:5
berarti 1 cm = 5 cm
mm Unit
Skala Plotter 10 5
1 0.5
Alat pencetak yang paling umum digunakan pada PC saat ini ialah
printer, mulai dari sistem dot matrik, ink jet hingga laser jet, ketiga
jenis sistem printer ini dapat mencetak pada ukuran kertas A4
hingga A3, sedangkan untuk mencetak pada ukuran kertas yang
lebih besar digunakan plotter yang mampu mencetak pada kertas
hingga ukuran kertas A0.
Untuk latihan, bukalah file gambar yang akan anda cetak, (di
asumsikan anda akan mencetak file denah), sebelum mencetak
anda dianjurkan untuk membuat suatu daftar sederhana yang berisi
informasi tentang warna dari objek gambar dan ketebalan yang
diinginkan untuk objek gambar tersebut.
Bila anda tidak tahu persis nomor berapa warna yang digunakan
untuk objek gambar tertentu, anda dapat mengetahuinya secara pasti
dengan cara :
544
1. Klik kiri pada objek gambar kemudian klik kanan akan muncul
kotak dialog, kemudian pilih properties. Muncul kotak dialog untuk
perubahan dan disitu kalau dilihat pada color akan warna dari
garis tersebut sesuai dengan apa yang digambar. tersebut,
2. Klik kiri pada obyek gambar, kemudian klik menu Modify, klik
Properties, akan muncul kotak dialog, kemudian pilih properties.
Muncul kotak dialog untuk perubahan dan disitu kalau dilihat pada
color akan warna dari garis tersebut sesuai dengan apa yang
digambar.
3. Klik kiri pada obyek gambar, kemudian lihat color pada By Layer
akan terlihat warna sesuai dengan garis atau obyek. Untuk
membatalkan kembali klik Escape.
545
14.5.3 Mencetak Lebih Dari Satu Macam Skala Sekaligus
Ada kalanya gambar yang dicetak pada satu lembar berbeda skala,
hal ini biasanya terjadi dimana gambar detail dan gambar yang di
detailkan dicetak dalam satu lembar yang sama sekaligus. Sebagai
contoh:, gambar kuda-kuda dicetak dengan skala 1 : 100, sementara
detail kuda-kuda di cetak dengan skala 1 : 20, dan detail
sambungannya dicetak dengan skala 1 :5.
Setting skala plotter pada AutoCAD hanya dapat di isi dengan satu
macam skala saja, maka untuk itu kita harus menetapkan satu pilihan
jenis skala yang akan kita gunakan, sedangkan untuk yang lainnya
kita harus mengubah besar kecilnya objek dan disesuaikan dengan
skala yang kita pilih. Untuk mengubah besar kecilnya objek gambar
kita gunakan perintah scale.
Contoh 1:
Catatan :
Sebelum menggunakan perintah scale kita harus mengedit ulang
atribut teks dimensi pada gambar yang akan di perbesar tersebut,
pengeditan dapat dilakukan dengan perintah properties atau dengan
perintah edit text (ed)
Perintah scale akan mengubah ukuran semua objek gambar, kecuali
setting dimensi.
Setelah file gambar yang akan dicetak dibuka, dan anda sudah
membuat daftar ketebalan garis, anda sudah siap untuk mencetak
gambar tersebut, ikuti langkah selanjutnya sebagai berikut :
546
2. Klik File, klik Plot (CTRL + P), muncuk kotak dialog Print
Configuration / Plot Model
5. Pilih Paper size atau ukuran kertas yang akan digunakan dalam
mencetak gambar
6. Klik centre the plot bila ingin hasil cetakan jatuh ditengah-tengah.
548
Gambar Denah yang dijendelakan/windows
549
Gambar 14. 300
Pengaturan sesuai skala plotter (1 : 0.1) atau skala 1 : 100
550
14.6 Melakukan Back-up data Level 1
551
14.7 Melakukan restore Data Level 1
552
PENUTUP
553
DAFTAR PUSTAKA
Fajar Hadi, Ir. M.Nasroen Rivai, Ir. Ilmu Teknik Kesehatan 2. Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta. 1980.
Hari Aria Soma, Ir, Mahir Menggunakan AutoCAD Release 14, PT. Alex
Media Komputindo, Jakarta, 1999.
A1
Soeratman, Pr Sudibyo. Petunjuk Praktek Bangunan Gedung 2.
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta. 1982
A2
DAFTAR ISTILAH/GLOSARI
B1
perubahan
Rotate Memutar benda 371
Solid Membuat benda menjadi blok penuh 352
panjang
Text Membuat huruf 432
Toolbar Menampilan icon perintah gambar 447
Trim Memotong garis 362
Undo Mengulang kembali hasil gambar semula -
Zoom Membesarkan dan mengecilkan obyek 328
B2