STRUKTUR ATAS
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Laporan ini berisi perhitungan struktur atas dari bangunan gedung mesjid Islamic
Center yang terletak di Jln. Rawe III, Kelurahan Tangkahan, Kec. Medan Labuhan, Kota
Medan. Pemodelan struktur sebagai portal tiga dimensi beton bertulang yang terdiri dari
elemen balok, kolom, dan pelat dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak terhadap
pembebanan gravitasi dan pembebanan gempa (analisis dinamis) serta pembebanan kapasitas
sesuai ketentuan pada peraturan gempa SNI 1726-2019 dan peraturan pembebanan SNI 1727-
2020. Pondasi direncanakan menggunakan pondasi tiang dengan dasar tiang diletakkan pada
kedalaman yang bervariasi antara 18-23 m.
Demikian laporan ini dibuat untuk efisiensi dan kemudahan pelaksanaan konstruksi
di lapangan.
Perencana,
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL iv
I. URAIAN PROYEK 1
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Data Proyek 1
I.3 Data Struktur 1
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kategori risiko bangunan gedung dan struktur lainnya untuk beban gempa 14
Tabel 3.2 Faktor Keutamaan Gempa 16
Tabel 3.3 Pemeriksaan Kelas Situs berdasarkan data SPT N60 16
Tabel 3.4 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan
pada Perioda Pendek 18
Tabel 3.5 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan
pada Perioda 1 detik 19
Tabel 3.6 Kategori Desain Seismik dan Sistem Struktur 19
Tabel 4.1 Massa Bangunan 36
Tabel 4.2 Pengecekan pengaruh P-Δ 38
Tabel 4.3 Ragam getar 39
Tabel 4.4 Modal Partisipasi Massa 45
Tabel 4.5 Perhitungan Analisis Statik Ekivalen 47
Tabel 4.6 Simpangan Antar Lantai Ijin, Δaa,b 50
Tabel 4.7 Perhitungan Story Drift Kinerja Batas Ultimit pada Pusat Massa 51
Tabel 5.1 Kebutuhan Tulangan Pelat 54
Tabel 5.2 Perhitungan Tulangan Tangga 63
Tabel 6.1 Kriteria Faktor Keamanan Galian (Peraturan P2B TH 2007) 64
Tabel 6.2 Kriteria Deformasi Galian 65
Tabel 6.3 Kebutuhan Jumlah Pondasi (Terhadap Gaya Aksial dan Momen) 72
Tabel 6.4 Perencanaan Tebal Pondasi Tapak Setempat 73
Tabel 6.5 Perencanaan Tulangan Pondasi Tapak Setempat 74
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 1
BAB I
URAIAN PROYEK
LANTAI Elevasi
Basement 1 -6.50
Basement 2 -3.00
GF ±0.00
Lt. 1 +4.00
Lt. 2 +8.00
Lt. 3 +16.00
5. Jenis Pondasi : Pondasi Tiang Pancang (Spun Pile)
6. Mutu Beton :
Tegangan tekan beton test silinder pada umur 28 hari :
(fc’) = 30 MPa struktur balok, kolom, dinding beton dan pelat
BAB II
KETENTUAN PERANCANGAN
1. Beban Mati: berat sendiri struktur, berat material, finishing, dan peralatan
mekanikal dan elektrikal.
2. Beban Hidup: Beban hidup mencakup berat perlengkapan dalam ruangan, beban
manusia dan berat partisi. Beban hidup digunakan untuk disain pelat, disain portal
dan perhitungan massa gempa tiap lantai. Di dalam disain, beban hidup direduksi
sesuai dengan koefisien reduksi yang diijinkan oleh peraturan pembebanan.
3. Beban Gempa
Besarnya beban gempa ditentukan berdasarkan Pedoman Perencanaan Tahan
Gempa. Dengan memperhatikan zona gempa, faktor keutamaan , faktor tipe
struktur, kondisi tanah, dan perioda getaran gedung seperti tercantum pada Bab II
laporan ini.
Pemodelan struktur adalah portal tiga dimensi yang terdiri dari elemen balok dinding
geser dan kolom. Pelat pada setiap lantai diasumsikan sebagai pelat kaku dalam arah
lateral (rigid floor diaphragm). Beban mati dan beban hidup pada setiap balok diambil
berdasarkan pembebanan yang diekivalensikan. Output analisis struktur dengan bantuan
program komputer baik gaya-gaya elemen reaksi tumpuan dicek kebenarannya terhadap
prinsip keseimbangan gaya.
Disain kekuatan batas dan metode-metode lain yang dapat diterima secara umum.
Untuk momen negatif dan positif ultimate, Mu, tinggi dari blok beton yang tertekan
(Gambar 2.1) diberikan oleh persamaan:
2 Mu
a d d2
0.85f 'cb
di mana: = 0.8.
Tinggi maksimum dari blok beton tertekan dihitung menurut persamaan:
amax 0.75 1 C b
di mana :
c E s
Cb d
E f
c s y
Mu
As
f y d 0, 5 a
Luas tulangan tarik ini diletakkan dipenampang bawah bila Mu adalah positif dan
dipenampang atas bila Mu adalah negatif.
Sedangkan momen yang ditahan oleh tulangan tekan dan tulangan tarik adalah sebagai
berikut:
Mus Mu Muc
Sehingga luas tulangan tekan akibat Mus diberikan menurut persamaan:
Mus
As '
f s ' d d '
dimana :
As2
Mus
f y d d '
Oleh karena itu, luas tulangan tarik total adalah As As1 As2 , dan luas tulangan tekan
total adalah As ' . As ditempatkan dipenampang bawah dan As ' dipenampang atas bila
1
V f ' b d
c c
6
b S
Av _ min
3 f
y
dimana :
b = lebar balok
d = tinggi efektif balok
fc’ = kuat tekan beton uji silinder
fy = tegangan leleh baja tulangan
= faktor reduksi kapasitas geser penampang (s= 0.75)
Vu = gaya geser ultimate (terfaktor)
Penulangan geser kolom direncanakan untuk setiap kondisi pembebanan dalam arah
mayor dan minor kolom, dengan prosedur :
a. Tentukan gaya aksial (Pu) dan gaya geser (Vu) dari kolom.
b. Tentukan gaya geser yang dipikul beton (Vc)
- jika kolom dibebani gaya aksial tekan :
Vc = 2,0
- jika kolom dibebani gaya aksial tarik :
Cara di atas adalah langkah perhitungan yang dilakukan program. Hasil output dari
program ditinjau kembali sesuai dengan persyaratan SNI 2847 – 2019 untuk struktur
rangka penahan momen khusus.
Dari hasil analisis dengan bantuan program ini didapat luas tulangan untuk balok serta
rasio penulangan kolom berdasarkan kombinasi pembebanan statik dan dinamis.
Rasio penulangan longitudinal kolom, kebutuhan tulangan geser kolom dapat dilihat pada
gambar rencana dan input serta output program.
II.3 Material
II.3.1 Beton Bertulang
Persyaratan mutu beton yang akan digunakan pada perencanaan struktur beton bertulang
adalah sebagai berikut :
a. Kuat tekan beton (f‘c) harus memenuhi persyaratan minimum untuk perencanaan
struktur tahan gempa yaitu tidak boleh kurang dari 20 MPa
b. Kuat tekan beton yang digunakan dalam perencanaan 25 MPa.
BAB III
PEMBEBANAN DAN KOMBINASI PEMBEBANAN
III.1 PEMBEBANAN
III.1.1 Pembebanan Beban Gravitasi
III.1.1.1 Beban Mati (QDL)
Beton = 2400 kg/m3
Dinding Bata = 250 kg/m2
Screed/finishing 5 cm = 126 kg/m2
ME dan plafon = 40 kg/m2
Waterproofing = 5 kg/m2
Sanitair = 50 kg/m2
dengan :
L > 0.5 Lo untuk komponen struktur yang mendukung 1 lantai
L > 0.4 Lo untuk komponen struktur yang mendukung 2 lantai atau lebih
2. Beban hidup > 4.79 kN/m2 tidak boleh direduksi kecuali beban hidup untuk
komponen struktur yang mendukung 2 lantai atau lebih boleh direduksi 20%
3. Beban hidup untuk garasi mobil dan tempat pertemuan tidak boleh direduksi
4. Beban hidup pada atap datar biasa, kanopi selain dari konstruksi atap fabrikasi
yang ditumpu oleh suatu struktur rangka boleh direduksi sebesar:
Lr = Lo.R1.R2 dimana 0.58 < Lr < 0.96
Dimana : Lr = beban hidup tereduksi/m2 dari proyeksi horisontal
yang ditumpu untuk komponen struktur
Lo = beban hidup atap desain tanpa reduksi/m2 dari
proyeksi horisontal yang ditumpu oleh komponen
struktur
R1 = 1 untuk AT < 18.58 m2
= 1.2 - 0.11AT untuk 18.58 m2 < AT < 55.74 m2
= 0.6 untuk AT > 55.74 m2
AT = luas tributari dalam m2 yang didukung oleh setiap
komponen struktural
R2 = 1 untuk F < 4
= 1.2 – 0.05 F untuk 4 < F < 12
= 0.6 untuk F > 12
F = jumlah peninggian = 0.12 x kemiringan dalam
persentase = rasio tinggi terhadap bentang x 32
gempa kuat 2% dalam 50 tahun (gempa 2475 tahun). Parameter percepatan gempa
diambil dari Peta Gempa berdasarkan SNI 1726-2019.
Gambar 3.1 Peta respon spektra percepatan 0.2 detik (Ss) di batuan dasar
Gambar 3.2 Peta respon spektra percepatan 1.0 detik (S1 ) di batuan dasar
Tabel 3.1 Kategori risiko bangunan gedung dan struktur lainnya untuk beban gempa
Kategori
Jenis pemanfaatan
risiko
Gedung dan struktur lainnya yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa manusia
pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan, dan perikanan I
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori risiko
I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
II
- Gedung perkantoran
- Gedung apartemen/ Rumah susun
- Pusat perbelanjaan/ Mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik
Gedung dan struktur lainnya yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa manusia
pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan struktur lainnya, tidak termasuk kedalam kategori risiko IV, yang
memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar dan/atau
gangguan massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi kegagalan, III
termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan struktur lainnya yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV,
(termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses, penanganan,
penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya, bahan
kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan yang mudah meledak) yang
mengandung bahan beracun atau peledak di mana jumlah kandungan bahannya
melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan cukup
menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan struktur lainnya yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting,
termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas bedah
dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta garasi IV
kendaraan darurat
- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai, dan tempat
perlindungan darurat lainnya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas lainnya
untuk tanggap darurat
- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan pada
saat keadaan darurat
I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,50
Depth ti
Nspt (ti/N)
(m) (m)
2 1 2 2.000
4 0 2 -
6 2 2 1.000
8 0 2 -
10 1 2 2.000
12 20 2 0.100
14 36 2 0.056
16 16 2 0.125
18 58 2 0.034
20 47 2 0.043
22 46 2 0.043
24 48 2 0.042
26 60 2 0.033
28 9 2 0.222
30 8 2 0.250
Ʃti : 30
Ʃ(ti/N): 5.95
N: 5.04
BL-2
Depth ti
Nspt (ti/N)
(m) (m)
1.5 0 1.5 -
3.0 1 1.5 1.500
4.5 9 1.5 0.167
6.0 1 1.5 1.500
7.5 5 1.5 0.300
9.0 4 1.5 0.375
10.5 5 1.5 0.300
12.0 25 1.5 0.060
13.5 7 1.5 0.214
15.0 55 1.5 0.027
16.5 48 1.5 0.031
18.0 46 1.5 0.033
19.5 44 1.5 0.034
21.0 82 1.5 0.018
22.5 62 1.5 0.024
24.0 41 1.5 0.037
25.5 11 1.5 0.136
27.0 13 1.5 0.115
28.5 4 1.5 0.375
30.0 6 1.5 0.250
Ʃti : 30
Ʃ(ti/N): 5.50
N: 5.46
BL-3
Ʃti : 30
Ʃ(ti/N): 6.61
N: 4.54
Ketentuan :
N 60 atau N CH > 50 : SC (tanah keras, sangat padat dan batuan lunak)
2. Apabila pada situs terdapat profil yang memenuhi semua kriteria berikut, situs harus
diklasifikasikan ke dalam kelas SE
s < 175 m/s, N atau Nch <15 dan su < 50 kPa
Setiap profil tanah yang mengandung lebih dari 3 m dengan karakteristik :
a. Indeks Plastisitas PI > 20 PI = 23% dan 42%
b. Kadar air w > 40% kadar air hasil test lab berkisar antara 40% s/d
58%
Dari hasil pengecekan diatas situs di lokasi kontruksi dikategorikan ke dalam situs kelas
SE (tanah lunak).
Parameter percepatan spektral desain untuk periode pendek (SDS) dan parameter spektral
desain periode 1 detik (SD1) ditentukan berdasarkan:
SDS = 2/3 SMS dimana SMS = Fa x SS
SD1 = 2/3 SM1 dimana SMS = Fv x S1
Kategori Desain Seismik dievaluasi berdasarkan Tabel 8 dan 9 pada SNI 1726:2019.
KDS yang diambil adalah yang paling berat dari kedua tabel. Berdasarkan KDS yang
telah ditentukan maka sistem struktur yang akan didesain harus sesuai dengan syarat
sistem struktur yang sesuai dengan KDS tersebut.
Tabel 3.4 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan pada
Perioda Pendek
Kategori risiko
Nilai SDS
I atau II atau III IV
SDS 0,167 A A
0,50 SDS D D
Tabel 3.5 Kategori Desain Seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada
perioda 1 detik
Kategori risiko
Nilai SD1
I atau II atau III IV
SD1 0,167 A A
0,20 SD1 D D
SS = 0.6246 g
S1 = 0.3465 g
Jenis tanah: lunak
Fa = 1.50
Fv = 2.61
T0 = 1/5 . SD1/SDS
= 0.193 s
TS = SD1/SDS
= 0.966 s
PGA = 0.292556 g
PGAm = 0.474623 g
CRs = 0.000000
CR1 = 0.000000
Ss = 0.624612 g
S1 = 0.346499 g
TL = 20.000000 detik
Fa = 1.500621
Fv = 2.614005
Sms = 0.937306 g
Sm1 = 0.905750 g
Sds = 0.624870 g
Sd1 = 0.603833 g
T0 = 0.193267 detik
Ts = 0.966333 detik
----------------------------------
Time (sec) Value (g)
----------------------------------
0.000 0.2499
0.050 0.3469
0.100 0.4439
0.150 0.5409
0.193 0.6249
0.200 0.6249
0.250 0.6249
0.300 0.6249
0.350 0.6249
0.400 0.6249
0.450 0.6249
0.500 0.6249
0.550 0.6249
0.600 0.6249
0.650 0.6249
0.700 0.6249
0.750 0.6249
0.800 0.6249
0.850 0.6249
0.900 0.6249
0.950 0.6249
0.966 0.6249
1.000 0.6038
1.050 0.5751
1.100 0.5489
1.150 0.5251
1.200 0.5032
1.250 0.4831
1.300 0.4645
1.350 0.4473
1.400 0.4313
1.450 0.4164
1.500 0.4026
1.550 0.3896
1.600 0.3774
1.650 0.3660
1.700 0.3552
1.750 0.3450
1.800 0.3355
1.850 0.3264
1.900 0.3178
1.950 0.3097
2.000 0.3019
2.050 0.2946
2.100 0.2875
2.150 0.2809
2.200 0.2745
2.250 0.2684
2.300 0.2625
2.350 0.2570
2.400 0.2516
2.450 0.2465
2.500 0.2415
2.550 0.2368
2.600 0.2322
2.650 0.2279
2.700 0.2236
2.750 0.2196
2.800 0.2157
2.850 0.2119
2.900 0.2082
2.950 0.2047
3.000 0.2013
3.050 0.1980
3.100 0.1948
3.150 0.1917
3.200 0.1887
3.250 0.1858
3.300 0.1830
3.350 0.1802
3.400 0.1776
3.450 0.1750
3.500 0.1725
3.550 0.1701
3.600 0.1677
3.650 0.1654
3.700 0.1632
3.750 0.1610
3.800 0.1589
3.850 0.1568
3.900 0.1548
3.950 0.1529
4.000 0.1510
4.050 0.1491
4.100 0.1473
4.150 0.1455
4.200 0.1438
4.250 0.1421
4.300 0.1404
4.350 0.1388
4.400 0.1372
4.450 0.1357
4.500 0.1342
4.550 0.1327
4.600 0.1313
4.650 0.1299
4.700 0.1285
4.750 0.1271
4.800 0.1258
4.850 0.1245
4.900 0.1232
4.950 0.1220
5.000 0.1208
5.050 0.1196
5.100 0.1184
5.150 0.1172
5.200 0.1161
5.250 0.1150
5.300 0.1139
5.350 0.1129
5.400 0.1118
5.450 0.1108
5.500 0.1098
5.550 0.1088
5.600 0.1078
5.650 0.1069
5.700 0.1059
5.750 0.1050
5.800 0.1041
5.850 0.1032
5.900 0.1023
5.950 0.1015
6.000 0.1006
----------------------------------
Berdasarkan nilai parameter percepatan SDS dan SD1 maka struktur yang didesain:
- Kategori Desain Seismik (KDS) : D
- Sistem struktur yang dipakai :
Sistem Rangka Pemikul Beton Bertulang Momen Khusus untuk arah X dan Y
- Parameter kegempaan :
R = 8 untuk arah X dan Y, Cd = 5.5 , = 3
Kombinasi pembebanan juga memperhitungkan faktor kuat lebih ( untuk desain sub-
struktur) dimana kombinasi pembebanan gempa dikalikan dengan faktor
q = (1.2 + 0.2 SDS) DL + 0.5 LL ± Eq
q = (0.9 - 0.2 SDS) DL ± Eq
Untuk struktur yang berada dalam kategori desain seismik D, E, dan F, faktor redudansi
(ρ) harus sama dengan ρ = 1.3, kecuali jika satu dari dua kondisi berikut dipenuhi, nilai ρ
diijinkan sama dengan 1 :
a. Masing-masing tingkat yang menahan lebih dari 35% geser dasar dalam arah yang
ditinjau harus sesuai tabel 12 dalam SNI 1726-2019
b. Struktur dengan denah beraturan di semua tingkat dengan system penahan gaya
seismik terdiri dari paling sedikit dua bentang perimeter penahan gaya seismik
yang merangkap ada masing-masing sisi struktur dalam masing-masing arah
ortogonal di setiap tingkat yang menahan lebih dari 35% geser dasar. Jumlah
bentang untuk dinding geser harus dihitung sebagai panjang dinding geser dibagi
dengan tinggi tingkat atau dua kali panjang dinding geser dibagi dengan tinggi
tingkat untuk konstruksi rangka ringan.
dimana k = nilai perbandingan R/ atas dengan R/ bawah (minimal 1,5).
BAB IV
MODELING DAN HASIL ANALISA
IV.2 Pembebanan
Pembebanan meliputi pembebanan gravitasi dan pembebanan gempa dinamis. Beban
gravitasi pada pelat dimasukkan sebagai beban merata pada pelat dengan pola
keruntuhan pelat yang didefinisikan sebagai beban segitiga dan trapesium. Sedangkan
beban dinding dimasukkan sebagai beban merata pada elemen balok. Besarnya beban
yang diinputkan adalah sesuai dengan besarnya beban yang telah dijabarkan pada Bab
II. Analisis dinamis dilakukan dengan analisis dinamis respon spektrum dengan
kombinasi ragam CQC (Complete Quadratic Combination).
dimana adalah rasio kebutuhan geser terhadap kapasitas geser untuk tingkat antara
tingkat x dan x 1. Rasio ini diijinkan secara konservatif diambil sebesar 1,0.
Jika koefisien stabilitas () lebih besar dari 0,10 tetapi kurang dari atau sama dengan
Mesjid Islamic Center
Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 33
max , faktor peningkatan terkait dengan pengaruh P-delta pada perpindahan dan gaya
komponen struktur harus ditentukan dengan analisis rasional. Sebagai alternatif,
diijinkan untuk mengalikan perpindahan dan gaya komponen struktur dengan
1,0/(1–). Jika lebih besar dari max, struktur berpotensi tidak stabil dan harus didesain
ulang.
Analisis P-Delta:
TABEL 1 & 2 SNI 1726
Kategori Risiko = IV
Ie = 1.5
β = 1
θmax = 0.090909
= 0.25
Struktur mulai bertranslasi pada Mode 3 dominan translasi arah Y, kemudian mode 4
dominan translasi arah X, dan struktur tidak mengalami rotasi terhadap Z.
V1 = Cs.W
dimana : V1 = gaya geser dasar nominal yang didapat prosedur gaya lateral ekivalen
Cs = koefisien respon seismik
W = berat struktur (massa struktur x 9.81)
Berdasarkan SNI 1726-2019, nilai akhir respons dinamik struktur gedung terhadap
pembebanan gempa nominal akibat pengaruh gempa rencana dalam suatu arah tertentu,
tidak boleh diambil kurang dari 100% nilai respons ragam yang pertama. Maka
persyaratan tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan Vt > 1 V1 sehingga gaya geser
tingkat nominal akibat pengaruh gempa rencana sepanjang tinggi struktur gedung hasil
analisis spektrum respons ragam dalam suatu arah tertentu harus dikalikan dengan
suatu faktor skala yang dihitung dengan persamaan.
hanya ada dalam kondisi kerja batas ultimit saja. Hasil yang terdapat pada Tabel
merupakan hasil perhitungan simpangan antar lantai akibat gempa arah X dan Y pada
kondisi kinerja batas ultimit.
Kategori risiko
Struktur
I atau II III IV
Struktur, selain dari struktur dinding geser batu bata, 4 tingkat atau 0,025 h c
0,020 hsx 0,015 hsx
sx
kurang dengan dinding interior, partisi, langit-langit dan sistem
dinding eksterior yang telah didesain untuk mengakomodasi
simpangan antar lantai tingkat.
Struktur dinding geser kantilever batu batad 0,010 hsx 0,010 hsx 0,010 hsx
Struktur dinding geser batu bata lainnya 0,007 hsx 0,007 hsx 0,007 hsx
Semua struktur lainnya 0,020 hsx 0,015 hsx 0,010 hsx
ah
sx adalah tinggi tingkat di bawah tingkat x .
b
Untuk sistem penahan gaya gempa yang terdiri dari hanya rangka momen dalam kategori desain
seismik D, E, dan F, simpangan antar lantai tingkat ijin harus sesuai dengan persyaratan Pasal
7.12.1.1.
Tabel 4.7 Perhitungan Story Drift Kinerja Batas Ultimit pada Pusat Massa
Story Height ∆a δx δy ∆x ∆y Check
m (m) (m) (m) (m) (m) X Y
7th 12.5 0.0600 0.2978 0.2657 0.0338 0.0341 OK OK
6th 12.5 0.0600 0.2640 0.2317 0.0430 0.0397 OK OK
5th 5 0.0600 0.2210 0.1920 0.0435 0.0396 OK OK
4th 3.5 0.0600 0.1774 0.1524 0.0491 0.0426 OK OK
3rd 8 0.0600 0.1284 0.1098 0.0518 0.0409 OK OK
2nd 4 0.0600 0.0766 0.0689 0.0459 0.0320 OK OK
1st 4 0.0600 0.0307 0.0368 0.0295 0.0250 OK OK
GF 6.5 0.0600 0.0011 0.0118 0.0011 0.0116 OK OK
35
30
25 ∆y
20
∆a
15
10 ∆x
5
0
0.0000 0.0100 0.0200 0.0300 0.0400 0.0500 0.0600 0.0700
Simpangan Antar Tingkat (m)
Gambar 4.17 Grafik Simpangan Antar Tingkat terhadap Simpangan Ijin pada Pusat Massa
BAB V
DESAIN ELEMEN UPPER STRUKTUR
a. PERENCANAAN BALOK
Perencanaan balok portal memperhitungkan kuat lentur dan geser.
Data : Mutu beton fc' = 350 kg/cm²
Mutu baja BJTD-40 fy = 4000 kg/cm²
Tebal selimut beton minimum = 5 cm
Hasil penulangan longitudinal dan penulangan geser balok dapat dilihat pada input dan
output struktur serta pada gambar struktur.
b. PERENCANAAN KOLOM
Prinsip penulangan kolom yang digunakan berupa desain kapasitas (Capacity Design)
dengan sistem penulangan bi-axial bending. Rasio tulangan yang diijinkan terhadap
penampang kolom ialah 1% - 6%.
Data : Mutu beton fc' = 350 kg/cm²
Mutu baja BJTD-40 fy = 4000 kg/cm²
Tebal selimut beton minimum = 5 cm
Hasil output dari program ditinjau kembali sesuai dengan persyaratan SNI 2847 – 2012
untuk struktur rangka penahan momen khusus.
Rasio penulangan longitudinal kolom, kebutuhan tulangan geser kolom dapat dilihat
pada gambar rencana dan input serta output program.
dipasang menerus.
2. Kuat lentur positif balok pada tumpuan kolom > 0.5 kali kuat lentur negatifnya.
Kuat lentur negative dan positif pada setiap penampang di sepanjang bentang
harus > ¼ kuat lentur terbesar pada bentang tersebut.
3. Sambungan lewatan pada tulangan lentur harus diberi tulangan spiral atau
sengkang tertutup yang mengikat sambungan tersebut
4. Sambungan lewatan tidak boleh dipasang pada daerah hubungan balok-kolom,
daerah sampai dengan 2 kali tinggi balok dari muka kolom dan tempat-tempat
yang berdasarkan analisis memperlihatkan kemungkinan terjadinya leleh lentur
akibat perpindahan lateral inelastik struktur rangka
Tulangan sengkang tertutup dan pengikat silang harus diberi kait gempa diujung-
ujungnya. Pengikat silang adalah tulangan pengikat yang ujung-ujungnya diberi kait
gempa dan kait 900. Kait gempa adalah kait pada sengkang yang mempunyai
bengkokan > 1350 (untuk sengkang cincin > 900) + perpanjangan 6d.
B. KOLOM
Persyaratan Gaya dan Geometri
1. Ukuran penampang terkecil > 300 mm
2. c1 / c2 > 0.4, c1 dan c2 adalah dimensi kolom dengan c1 < c2
Persyaratan Lentur :
6
Kuat lentur kolom harus memenuhi ∑ 𝑀𝑐 ≥ ∑ 𝑀𝑔
5
Untuk balok tepi, lebar efektif sayap dari sisi badan tidak boleh lebih dari
1/12 bentang balok
6 x tebal pelat
½ jarak bersih antara balok-balok yang bersebelahan
Luas total penampang sengkang tertutup persegi tidak boleh kurang dari:
Perencanaan Geser :
Tulangan transversal yang di sepanjang lo dapat dihitung menahan gaya geser Ve
dengan menganggap Vc = 0 jika :
1. Gaya geser akibat gempa yang dihitung sesuai dengan Mpr mewakili 50% atau
lebih kuat geser perlu maksimum pada bagian di sepanjang lo
2. Gaya tekan aksial terfaktor termasuk akibat pengarjuh gempa < Ag/fc’/20
min = 0.002
Amin = 0.002 x 100 x 15 = 3.0 cm²
0.85 x fc' x 600
balanced = x
fy 600 fy
max = 0.75 x balanced
Amax = max x 100 x d
0.85 x fc' x b x d
A =
fy fy fy²
Pembebanan tangga :
Beban Mati
a. Pelat tangga = 0.15 x 2400 = 360 kg/m2
b. Adukan = 44 kg/m2
c. Finishing granit = 60 kg/m2
d. Anak tangga = 208 kg/m2 +
qDL Total = 672 kg/m2
Beban hidup :
qLL = 500 kg/m2
Mutu Bahan :
fc' = 350 kg/cm2
fy = 4000 kg/cm2
d' = 5 cm
d MX- MX+ MY- MY+ sAX- sAX+ sAY- sAY+ Tulangan Tulangan Tulangan Tulangan
(cm) (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) (cm) (cm) (cm) (cm) Pakai (x-) Pakai (x+) Pakai (y-) Pakai (y+)
15 5160 4367 5160 4367 15.54 18.50 15.54 18.50 13 - 150 13 - 150 13 - 150 13 - 150
B. PERHITUNGAN TULANGAN
+
Momen positif nominal rencana, Mn = Mu / = 1587.875 kNm
Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 60.5 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 1139.50 mm
6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 2.0382
Rn < Rmax (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
= 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00506
Rasio tulangan minimum, min = f c' / ( 4 * f y ) = 0.00326
Rasio tulangan minimum, min = 1.4 / f y = 0.00333
Rasio tulangan yang digunakan, = 0.00506
2
Luas tulangan yang diperlukan, As = * b * d = 3462 mm
2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / ( / 4 * D ) = 7.053
Digunakan tulangan, 8 D 25
2 2
Luas tulangan terpakai, As = n * / 4 * D = 3927 mm
Jumlah baris tulangan, nb = n / ns = 0.89
nb < 3 (OK)
-
Momen negatif nominal rencana, Mn = Mu / = 3712.500 kNm
Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 60.5 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 1139.50 mm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d2 ) = 4.7653
6
3. TULANGAN GESER
Penentuan jumlah momen nominal kolom didapatkan dengan bantuan software PcaColumn
dengan menginputkan gaya aksial terfaktor untuk kolom lantai desain, kolom di lantai atas
dan kolom di lantai bawahnya yang didapat dari hasil analisis struktru dengan ETABS.
Gaya aksial terfaktor kolom lantai desain, kolom lantai atas dan kolom lantai bawah
ditunjukan pada Tabel dibawah ini.
Dari tabel gaya aksial terfaktor tersebut dan diinputkan ke SPColumn maka akan
menghasilkan diagram interaaksi kolom untuk menentukan kapasitas momen nominal
kolom seperti yang ditunjukkan pada Gambar dibawah ini.
= 1146.075 kN-m