Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN PERHITUNGAN

STRUKTUR ATAS

MESJID ISLAMIC CENTER


JLN. RAWE III - MEDAN

MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Laporan ini berisi perhitungan struktur atas dari bangunan gedung mesjid Islamic
Center yang terletak di Jln. Rawe III, Kelurahan Tangkahan, Kec. Medan Labuhan, Kota
Medan. Pemodelan struktur sebagai portal tiga dimensi beton bertulang yang terdiri dari
elemen balok, kolom, dan pelat dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak terhadap
pembebanan gravitasi dan pembebanan gempa (analisis dinamis) serta pembebanan kapasitas
sesuai ketentuan pada peraturan gempa SNI 1726-2019 dan peraturan pembebanan SNI 1727-
2020. Pondasi direncanakan menggunakan pondasi tiang dengan dasar tiang diletakkan pada
kedalaman yang bervariasi antara 18-23 m.
Demikian laporan ini dibuat untuk efisiensi dan kemudahan pelaksanaan konstruksi
di lapangan.

Medan, September 2023

Perencana,

Ronal Hamonangan Tua Simbolon, S.T., M.T., A-U. HAKI


SKA no. 1.2.201.2.025.09.1113394
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI i

DAFTAR GAMBAR iii

DAFTAR TABEL iv

I. URAIAN PROYEK 1
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Data Proyek 1
I.3 Data Struktur 1

II. KETENTUAN PERANCANGAN 3


II.1 Standar dan Peraturan 3
II.2 Metodologi Perencanaan Struktur 3
II.2.1 Sistem Struktur 4
II.2.2 Sistem Pembebanan 4
II.2.3 Pemodelan Struktur 4
II.2.4 Dasar Perhitungan Tulangan Balok 5
II.2.5 Dasar Perhitungan Tulangan Kolom 8
II.3 Material 10
II.3.1 Beton Bertulang 10
II.3.2 Baja Tulangan 10

III. PEMBEBANAN DAN KOMBINASI PEMBEBANAN 11


III.1 Pembebanan 11
III.1.1 Pembebanan Beban Gravitasi 11
III.1.1.1 Beban Mati (QDL) 11
III.1.1.2 Beban Hidup (QLL) 11
III.1.2 Beban Gempa 12
III.1.2.1 Gempa Rencana 12
III.1.2.2 Faktor Keutamaan dan Kategori Risiko Bangunan 14
III.1.2.3 Klasifikasi Situs Tanah 16
III.1.2.4 Kategori Desain Seismik 18
III.1.3 Kombinasi Pembebanan 21

IV. MODELING DAN HASIL ANALISA 23


IV.1 Pemodelan Struktur 23
IV.2 Pembebanan 36
IV.3 Massa Bangunan 36
IV.4 Penentuan Pengaruh P – Δ 37
IV.5 Respon Dinamik Struktur 38
IV.6 Analisis Statik Ekivalen 46
IV.7 Perhitungan Gaya – Gaya Dalam 49
IV.8 Kontrol Simpangan Antar Tingkat 50
iv
V. DESAIN ELEMEN UPPER STRUKTUR
V.1 Desain Pelat Lantai, Balok, dan Kolom 52
V.2 Persyaratan Detailing Komponen Struktur Sistem Rangka Penahan
Momen Khusus 54
V.3 Desain Tangga 60

VI. DESAIN STRUKTUR BAWAH 64


VI.1 Standar dan Peraturan 64
VI.2 Kriteria Desain 64
VI.3 Penyelidikan Geoteknik 65
VI.4 Perhitungan Daya Dukung Pondasi Berdasarkan Kekuatan Tanah 67
VI.5 Perhitungan Kebutuhan Pondasi Terhadap Gaya Aksial dan Momen 69
VI.6 Perencanaan Pilecap 73
VI.7 Perencanaan Tiebeam 74
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Desain penampang balok persegi beton bertulang 6


Gambar 3.1 Peta respon spektra percepatan 0.2 detik (Ss) di batuan dasar 13
Gambar 3.2 Peta respon spektra percepatan 1.0 detik (S1) di batuan dasar 13
Gambar 4.1 Portal Rangka Struktur Utama 23
Gambar 4.2 Pemodelan Lantai BM 24
Gambar 4.3 Pemodelan Lantai GF 25
Gambar 4.4 Pemodelan Lantai 1 26
Gambar 4.5 Pemodelan Lantai 2 27
Gambar 4.6 Pemodelan Lantai 3 28
Gambar 4.7 Pemodelan Lantai Atap 34
Gambar 4.8 Pemodelan Lantai Atap Tangga & Lift 35
Gambar 4.9 Mode 1 Translasi arah X 42
Gambar 4.10 Mode 2 Translasi arah Y 43
Gambar 4.11 Mode 3 Rotasi terhadap sumbu Z 44
Gambar 4.12 Grafik Simpangan Antar Tingkat terhadap Simpangan Ijin pada Pusat
Massa 51
Gambar 5.1 PMM Ratios Kolom 59
Gambar 5.2 Pemodelan Tangga 61
Gambar 5.3 Diagram M11 Pelat Tangga 62
Gambar 5.4 Diagram M22 Pelat Tangga 63
Gambar 6.1 Profil Tanah 67

Gambar 6.2 Tahanan Ujung Ultimit pada Tanah Non-Kohesif 68


Gambar 6.3 Tahanan Selimut Ultimit pada Tanah Non-Kohesif 68
Gambar 6.4 Penomoran Kolom 71
vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kategori risiko bangunan gedung dan struktur lainnya untuk beban gempa 14
Tabel 3.2 Faktor Keutamaan Gempa 16
Tabel 3.3 Pemeriksaan Kelas Situs berdasarkan data SPT N60 16
Tabel 3.4 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan
pada Perioda Pendek 18
Tabel 3.5 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan
pada Perioda 1 detik 19
Tabel 3.6 Kategori Desain Seismik dan Sistem Struktur 19
Tabel 4.1 Massa Bangunan 36
Tabel 4.2 Pengecekan pengaruh P-Δ 38
Tabel 4.3 Ragam getar 39
Tabel 4.4 Modal Partisipasi Massa 45
Tabel 4.5 Perhitungan Analisis Statik Ekivalen 47
Tabel 4.6 Simpangan Antar Lantai Ijin, Δaa,b 50
Tabel 4.7 Perhitungan Story Drift Kinerja Batas Ultimit pada Pusat Massa 51
Tabel 5.1 Kebutuhan Tulangan Pelat 54
Tabel 5.2 Perhitungan Tulangan Tangga 63
Tabel 6.1 Kriteria Faktor Keamanan Galian (Peraturan P2B TH 2007) 64
Tabel 6.2 Kriteria Deformasi Galian 65
Tabel 6.3 Kebutuhan Jumlah Pondasi (Terhadap Gaya Aksial dan Momen) 72
Tabel 6.4 Perencanaan Tebal Pondasi Tapak Setempat 73
Tabel 6.5 Perencanaan Tulangan Pondasi Tapak Setempat 74
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 1

BAB I
URAIAN PROYEK

I.1 Latar Belakang


Laporan struktur atas ini menjelaskan analisis dari proyek Mesjid Islamic Center, yang
meliputi perhitungan analisis struktur atas akibat beban statik (gravitasi) dan juga beban
gempa.

I.2 Data Proyek


1. Nama Proyek : Mesjid Islamic Center
2. Alamat Proyek : Jl. Rawe III, Kel. Tangkahan
Kec. Medan Labuhan
Medan – Sumatera Utara

I.3 Data Struktur


1. Fungsi Bangunan : Rumah Ibadah (Mesjid)
2. Jenis Struktur : Struktur portal terbuka beton bertulang
3. Jumlah Lantai : 6 lapis lantai area pendidikan islam dan ibadah
4. Elevasi antar tingkat :

LANTAI Elevasi
Basement 1 -6.50
Basement 2 -3.00
GF ±0.00
Lt. 1 +4.00
Lt. 2 +8.00
Lt. 3 +16.00
5. Jenis Pondasi : Pondasi Tiang Pancang (Spun Pile)

6. Mutu Beton :
Tegangan tekan beton test silinder pada umur 28 hari :
(fc’) = 30 MPa struktur balok, kolom, dinding beton dan pelat

Modulus elastisitas beton = 4700


Laporan Perhitungan StrukturAtas - 2

7. Mutu Baja Tulangan :


Tegangan leleh (fy) :
Tulangan ulir BJTD-40 (fy= 400 MPa)
Tulangan wiremesh U-50 (fy= 500 MPa)
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 3

BAB II
KETENTUAN PERANCANGAN

II.1 Standar dan Peraturan


1. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 2847-2019)
2. Tata Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung (SNI 1726-2019)
3. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI 1729-2020)
4. American Concrete Institute, Building Code Requirements for Reinforced Concrete,
(ACI 318M-14)
5. Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI 1727-
2020)

II.2 Metodologi Perencanaan Struktur


Perencanaan struktur dilakukan terhadap kekuatan dan kemampuan layan struktur. Untuk
mengecek kekuatan penampang dari struktur beton bertulang digunakan metoda
perhitungan ultimate (ULS). Dengan demikian gaya-gaya yang digunakan pada analisis
kekuatan penampang adalah gaya-gaya terbesar hasil kombinasi gaya-gaya terfaktor.
Adapun besarnya faktor beban yang digunakan adalah seperti yang akan dijelaskan pada
sub bab berikutnya. Pengecekan terhadap kemampuan layan struktur dilakukan
berdasarkan kombinasi beban layan.
Proses perencanaan struktur dilakukan dengan tahapan:
1. Pengembangan gambar arsitektural
2. Pemilihan sistem struktur
3. Identifikasi beban pada struktur
4. Preliminari desain
5. Pemodelan struktur
Pemodelan stuktur dilakukan untuk mendukung analisis dan desain struktur
6. Desain elemen struktur
7. Perencanaan pondasi struktur
8. Penyusunan gambar perencanaan
9. Pelaporan analisis struktur dan pondasi

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera Utara
Laporan Perhitungan Reaksi Perletakan - 4

II.2.1 Sistem Struktur


Sistem struktur gedung Mesjid Islamic Center Medan terdiri dari rangka beton bertulang
yang rigid dengan balok-kolom dan sistem pelat lantai beton dianggap sebagai membran
yang menyalurkan beban ke balok lantai. Sesuai dengan Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI 1726-2019 dimana struktur berada
pada wilayah gempa kota Medan dengan koordinat 3.680292 LU, 98.694145 BT dan
diperuntukkan sebagai Rumah Ibadah (Mesjid) maka analisis dan desain struktur
dilakukan dengan sistem struktur Sistem Rangka Penahan Momen Khusus (SRPMK).

II.2.2 Sistem Pembebanan


Sistem pembebanan yang diaplikasikan adalah sistem pembebanan umum sesuai dengan
SNI 1727-2020 Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur lain
dan SNI 1726-2019 untuk beban gempa.
Sistem pembebanan terdiri dari:

1. Beban Mati (DL)

2. Beban Mati Tambahan (SDL)

3. Beban Hidup (LL)

4. Beban Gempa (EQ)

II.2.3 Pemodelan Struktur


Pemodelan struktur dilakukan dengan model tiga dimensi. Pemodelan dilakukan secara
terintegrasi untuk setiap elemen struktur mulai dari sistem rangka penahan momen
struktur. Pemodelan ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SAP-2000.

1. Beban Mati: berat sendiri struktur, berat material, finishing, dan peralatan
mekanikal dan elektrikal.
2. Beban Hidup: Beban hidup mencakup berat perlengkapan dalam ruangan, beban
manusia dan berat partisi. Beban hidup digunakan untuk disain pelat, disain portal
dan perhitungan massa gempa tiap lantai. Di dalam disain, beban hidup direduksi
sesuai dengan koefisien reduksi yang diijinkan oleh peraturan pembebanan.
3. Beban Gempa
Besarnya beban gempa ditentukan berdasarkan Pedoman Perencanaan Tahan
Gempa. Dengan memperhatikan zona gempa, faktor keutamaan , faktor tipe
struktur, kondisi tanah, dan perioda getaran gedung seperti tercantum pada Bab II
laporan ini.

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 5

Analisis dilakukan berdasarkan kombinasi pembebanan statik dan dinamik yang


digunakan untuk disain kekuatan batas seperti pada Bab II Pembebanan. Proses analisis
dilakukan dengan menggunakan program di mana struktur direncanakan untuk memikul
kombinasi pembebanan gravitasi dan gempa dinamik.

Pemodelan struktur adalah portal tiga dimensi yang terdiri dari elemen balok dinding
geser dan kolom. Pelat pada setiap lantai diasumsikan sebagai pelat kaku dalam arah
lateral (rigid floor diaphragm). Beban mati dan beban hidup pada setiap balok diambil
berdasarkan pembebanan yang diekivalensikan. Output analisis struktur dengan bantuan
program komputer baik gaya-gaya elemen reaksi tumpuan dicek kebenarannya terhadap
prinsip keseimbangan gaya.

Disain kekuatan batas dan metode-metode lain yang dapat diterima secara umum.

a. Disain Pelat Lantai


Secara umum rasio tulangan pelat minimum adalah 0.002.
b. Disain Balok
Perencanaan dimensi balok harus diperhitungkan segi kekuatan dan efek lendutan.
Tulangan harus dilindungi secara baik dengan selimut beton minimum 25 mm.
Pengaturan letak tulangan harus sedemikian rupa sehingga jarak bersih antar tulangan
tidak kurang dari diameter tulangan yang dipakai atau 25 mm (pilih yang terbesar).
Secara umum diameter sengkang yang digunakan minimum D10 dan apabila diperlukan
dapat digunakan tulangan hingga D13. Tulangan samping harus dipasang pada balok
yang lebih tinggi dari 600 mm.
c. Disain Kolom
Disain kolom adalah disain kapasitas berdasarkan momen kapasitas balok-balok yang
menumpu pada kolom tersebut. Overstrength factor tulangan yang digunakan adalah
1.25.

II.2.4 Dasar Perhitungan Tulangan Balok


Untuk elemen struktur beton bertulang yang mengalami gaya lentur murni seperti balok
dan pelat, perhitungan luas tulangan yang diperlukan untuk memikul gaya lentur tersebut
dihitung dengan formula-formula berikut ini:

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera Utara
Laporan Perhitungan Reaksi Perletakan - 6

Gambar 2.1 Desain penampang balok persegi beton bertulang

Untuk momen negatif dan positif ultimate, Mu, tinggi dari blok beton yang tertekan
(Gambar 2.1) diberikan oleh persamaan:

2 Mu
a  d  d2 
 0.85f 'cb
di mana:  = 0.8.
Tinggi maksimum dari blok beton tertekan dihitung menurut persamaan:
amax  0.75 1 C b
di mana :
c E s
Cb  d

 E f 
c s y

dan 1 adalah 0.85 untuk f 'c  30MPa

a. Bila a  amax , luas dari tulangan tarik diberikan oleh persamaan:

Mu
As 
f y  d  0, 5 a 
Luas tulangan tarik ini diletakkan dipenampang bawah bila Mu adalah positif dan
dipenampang atas bila Mu adalah negatif.

b. Bila a  amax , luas dari tulangan tarik diberikan oleh persamaan:

Gaya tekan akibat blok beton sendiri dihitung menurut persamaan

C  0.85 f ' c b amax


dan momen yang ditahan oleh beton tekan dan tulangan tarik adalah:

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 7

Sedangkan momen yang ditahan oleh tulangan tekan dan tulangan tarik adalah sebagai
berikut:
Mus  Mu  Muc
Sehingga luas tulangan tekan akibat Mus diberikan menurut persamaan:
Mus
As ' 
f s ' d  d '
dimana :

Luas tulangan tarik akibat blok beton tekan adalah:


As1  Muc
 a 
f y   d  max

 2 
dan luas tulangan tarik akibat tulangan tekan adalah:

As2 
 Mus
f y   d  d '

Oleh karena itu, luas tulangan tarik total adalah As  As1  As2 , dan luas tulangan tekan

total adalah As ' . As ditempatkan dipenampang bawah dan As ' dipenampang atas bila

Mu adalah positif, dan begitu pula sebaliknya bila Mu adalah negatif.

II.2.5 Perhitungan Tulangan Geser


Kebutuhan tulangan geser untuk elemen struktur beton bertulang dihitung dengan
formula-formula berikut ini :
Vs S
A 
v fy  d
Vu Vc
V
s 

1
V   f '  b d
c c
6
b S
Av _ min 
3 f
y

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera Utara
Laporan Perhitungan Reaksi Perletakan - 8

dimana :
b = lebar balok
d = tinggi efektif balok
fc’ = kuat tekan beton uji silinder
fy = tegangan leleh baja tulangan
 = faktor reduksi kapasitas geser penampang (s= 0.75)
Vu = gaya geser ultimate (terfaktor)

II.2.6 Dasar Perhitungan Tulangan Kolom


Prinsip penulangan kolom yang digunakan berupa desain kapasitas (Capacity Design)
dengan sistem penulangan bi-axial bending.
Prosedur perencanaan (sesuai dengan program) :
1. Buat diagram interaksi gaya aksial dan momen biaksial untuk setiap tipe penampang.
Rasio tulangan yang diijinkan terhadap penampang kolom ialah 1% - 6%
2. Periksa kapasitas kolom untuk gaya aksial dan momen biaksial terfaktor untuk setiap
kombinasi pembebanan.
3. Perencanaan penulangan geser kolom.
- Pmax = 0.80 Po untuk kolom persegi
- Pmax = 0.85 Po untuk kolom bulat
- Po = min [ 0.85 x fc’x (Ag-Ast) + fy x Ast ]
min = 0.70 untuk sengkang persegi
min = 0.75 untuk sengkang spiral
4. Kapasitas kolom
a. Tentukan Pu, Mux dan Muy
b. Tentukan Faktor perbesaran momen kolom
- x dan y = 1.0 jika P-Delta analisis disertakan
Cm
-b= 1 dimana :
Pu
1
Pc
 2 EI
- Pc = K = 1.00
KL2
Ec  Ig / 5  Es Isc Ec  Ig
- EI = atau EI =
1  d 2,5  (1  d)
- Cm =  0.4
- M1 dan M2 adalah momen ujung kolom
- M2 > M1

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 9

c. Periksa kapasitas kolom


Periksa gaya dan momen terhadap diagram interaksi kolom :
P = Pu
Mx = bx x Muxb + x x Mux
My = by x Muyb + y x Muy
dimana :
Pu : Gaya aksial terfaktor
Muxb & Muyb : Momen terfaktor arah mayor dan minor akibat
pembeban gravitasi
Mux & Muy : Momen terfaktor arah mayor dan minor akibat gaya
lateral (A, B, Dyn 1, Dyn 2 & Dyn 3)
bx, by, x, y : faktor perbesaran momen
Koordinat P, Mx, My diplotkan pada kurva diagram interaksi.

Penulangan geser kolom direncanakan untuk setiap kondisi pembebanan dalam arah
mayor dan minor kolom, dengan prosedur :

a. Tentukan gaya aksial (Pu) dan gaya geser (Vu) dari kolom.
b. Tentukan gaya geser yang dipikul beton (Vc)
- jika kolom dibebani gaya aksial tekan :

Vc = 2,0
- jika kolom dibebani gaya aksial tarik :

- untuk special moment resisting frame Vc = 0 jika :


Vp > 0.5 x Vu
Pu < 0.05 x fc’ x Ag
c. Hitung luas tulangan geser perlu (Av)
Vu
 Vc

- Av =
fys  d
Vu 
-  Vc < 8 fc’ x Acv ............  = 0.85


Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera Utara
Laporan Perhitungan Reaksi Perletakan - 10

Cara di atas adalah langkah perhitungan yang dilakukan program. Hasil output dari
program ditinjau kembali sesuai dengan persyaratan SNI 2847 – 2019 untuk struktur
rangka penahan momen khusus.
Dari hasil analisis dengan bantuan program ini didapat luas tulangan untuk balok serta
rasio penulangan kolom berdasarkan kombinasi pembebanan statik dan dinamis.
Rasio penulangan longitudinal kolom, kebutuhan tulangan geser kolom dapat dilihat pada
gambar rencana dan input serta output program.

II.3 Material
II.3.1 Beton Bertulang
Persyaratan mutu beton yang akan digunakan pada perencanaan struktur beton bertulang
adalah sebagai berikut :
a. Kuat tekan beton (f‘c) harus memenuhi persyaratan minimum untuk perencanaan
struktur tahan gempa yaitu tidak boleh kurang dari 20 MPa
b. Kuat tekan beton yang digunakan dalam perencanaan 25 MPa.

II.3.2 Baja Tulangan


Tulangan lentur dan aksial yang digunakan dalam komponen struktur dari sistem rangka
dan komponen batas dari sistem dinding geser harus memenuhi ketentuan ASTM A 706.
Tulangan yang memenuhi ASTM A615 mutu 300 dan 400 boleh digunakan dalam
komponen struktur di atas bila:
a. Kuat leleh aktual berdasarkan pengujian di pabrik tidak melampaui kuat leleh yang
ditentukan lebih dari 120 MPa (uji ulang tidak boleh memberikan hasil yang
melampaui harga ini lebih dari 20 MPa).
b. Rasio dari tegangan tarik batas aktual terhadap kuat leleh tarik aktual tidak kurang
dari 1,25.
Baja tulangan yang digunakan pada semua elemen struktur adalah tulangan baja dengan
spesifikasi sebagai berikut :
U-40 (fy = 400 MPa) : sebagai tulangan utama dan sengkang balok, kolom, pelat
basement, pile, dan pilecap. Ditandai dengan notasi DXX, contoh D22.

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 11

BAB III
PEMBEBANAN DAN KOMBINASI PEMBEBANAN

III.1 PEMBEBANAN
III.1.1 Pembebanan Beban Gravitasi
III.1.1.1 Beban Mati (QDL)
 Beton = 2400 kg/m3
 Dinding Bata = 250 kg/m2
 Screed/finishing 5 cm = 126 kg/m2
 ME dan plafon = 40 kg/m2
 Waterproofing = 5 kg/m2
 Sanitair = 50 kg/m2

III.1.1.2 Beban Hidup (QLL)


Beban hidup yang diterapkan pada bangunan ini adalah sebagai berikut dan tidak lebih
kecil dari beban hidup yang disyaratkan dalam SNI 1727-2020
 Area parkir kendaraan lt. basement = 400 kg/m2
 Area hunian = 200 kg/m2
 Area akses publik dan ruang pertemuan = 500 kg/m2
 Toilet = 200 kg/m2
 Tangga = 500 kg/m2
 Dak beton untuk fasilitas ME = 1000 kg/m2
 Beban Mesin = 800 kg/m2

Reduksi beban hidup sesuai dengan SNI 1727-2020 mengikuti ketentuan-ketentuan


sebagai berikut
1. Komponen struktur yang memiliki nilai KLL.AT > 37.16 m2 diijinkan dirancang
dengan beban hidup tereduksi sesuai rumus :
L = Lo (0.25+4.57/(KLL.AT)0.5)
Lo = beban hidup rencana tanpa reduksi /m2 luasan yang didukung oleh
komponen struktur
L = beban hidup rencana tereduksi /m2 dari luasan yang didukung oleh
komponen struktur
KLL = faktor elemen beban hidup dari tabel SNI 1727-2013
AT = luas tributari dalam m2

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera Utara
Laporan Perhitungan Reaksi Perletakan - 12

dengan :
L > 0.5 Lo untuk komponen struktur yang mendukung 1 lantai
L > 0.4 Lo untuk komponen struktur yang mendukung 2 lantai atau lebih
2. Beban hidup > 4.79 kN/m2 tidak boleh direduksi kecuali beban hidup untuk
komponen struktur yang mendukung 2 lantai atau lebih boleh direduksi 20%
3. Beban hidup untuk garasi mobil dan tempat pertemuan tidak boleh direduksi
4. Beban hidup pada atap datar biasa, kanopi selain dari konstruksi atap fabrikasi
yang ditumpu oleh suatu struktur rangka boleh direduksi sebesar:
Lr = Lo.R1.R2 dimana 0.58 < Lr < 0.96
Dimana : Lr = beban hidup tereduksi/m2 dari proyeksi horisontal
yang ditumpu untuk komponen struktur
Lo = beban hidup atap desain tanpa reduksi/m2 dari
proyeksi horisontal yang ditumpu oleh komponen
struktur
R1 = 1 untuk AT < 18.58 m2
= 1.2 - 0.11AT untuk 18.58 m2 < AT < 55.74 m2
= 0.6 untuk AT > 55.74 m2
AT = luas tributari dalam m2 yang didukung oleh setiap
komponen struktural
R2 = 1 untuk F < 4
= 1.2 – 0.05 F untuk 4 < F < 12
= 0.6 untuk F > 12
F = jumlah peninggian = 0.12 x kemiringan dalam
persentase = rasio tinggi terhadap bentang x 32

III.1.2 Beban Gempa


III.1.2.1 Gempa Rencana
Untuk perencanaan dan konstruksi komponen struktur beton bertulang dari suatu
struktur, yang mana gaya rencana gempa telah ditentukan berdasarkan disipasi energi di
dalam daerah nonlinier dari respon struktur tersebut. Dalam hal ini beban rencana lateral
dasar akibat gerakan gempa untuk review struktur ini diambil sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan dalam Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan
Gedung, SNI 1726-2019. Pada SNI 1726-2019 penentuan pengaruh gempa rencana yang
harus ditinjau dalam perencanaan dan evaluasi struktur bangunan gedung dan non
gedung. Gempa rencana ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terjadinya

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 13

gempa kuat 2% dalam 50 tahun (gempa 2475 tahun). Parameter percepatan gempa
diambil dari Peta Gempa berdasarkan SNI 1726-2019.

Gambar 3.1 Peta respon spektra percepatan 0.2 detik (Ss) di batuan dasar

Gambar 3.2 Peta respon spektra percepatan 1.0 detik (S1 ) di batuan dasar

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera Utara
Laporan Perhitungan Reaksi Perletakan - 14

III.1.2.2 Faktor Keutamaan dan Kategori Risiko Bangunan


Untuk berbagai kategori risiko struktur bangunan gedung dan non gedung sesuai Tabel 3
pada SNI 1726 2019, pengaruh gempa rencana terhadapnya harus dikalikan dengan suatu
faktor keutamaan Ie menurut Tabel 4 pada SNI 1726 2019. Khusus untuk struktur
bangunan dengan kategori risiko IV, bila dibutuhkan pintu masuk untuk operasional dari
struktur bangunan yang bersebelahan, maka struktur bangunan yang bersebelahan
tersebut harus didesain sesuai dengan kategori risiko II.

Tabel 3.1 Kategori risiko bangunan gedung dan struktur lainnya untuk beban gempa
Kategori
Jenis pemanfaatan
risiko

Gedung dan struktur lainnya yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa manusia
pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan, dan perikanan I
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya

Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori risiko
I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
II
- Gedung perkantoran
- Gedung apartemen/ Rumah susun
- Pusat perbelanjaan/ Mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 15

Gedung dan struktur lainnya yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa manusia
pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan struktur lainnya, tidak termasuk kedalam kategori risiko IV, yang
memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar dan/atau
gangguan massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi kegagalan, III
termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan struktur lainnya yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV,
(termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses, penanganan,
penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya, bahan
kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan yang mudah meledak) yang
mengandung bahan beracun atau peledak di mana jumlah kandungan bahannya
melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan cukup
menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran.

Gedung dan struktur lainnya yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting,
termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas bedah
dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta garasi IV
kendaraan darurat
- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai, dan tempat
perlindungan darurat lainnya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas lainnya
untuk tanggap darurat
- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan pada
saat keadaan darurat

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera Utara
Laporan Perhitungan Reaksi Perletakan - 16

- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki penyimpanan


bahan bakar, menara pendingin, struktur stasiun listrik, tangki air
pemadam kebakaran atau struktur rumah atau struktur pendukung air atau
material atau peralatan pemadam kebakaran ) yang disyaratkan untuk
beroperasi pada saat keadaan darurat
Gedung dan struktur lainnya yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi
struktur bangunan lain yang masuk ke dalam kategori risiko IV.

Tabel 3.2 Faktor Keutamaan Gempa


Kategori risiko Faktor keutamaan gempa, Ie

I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,50

III.1.2.3 KLASIFIKASI SITUS TANAH


Pemeriksaan situs tanah dilakukan menurut langkah-langkah sebagai berikut :
1. Berdasarkan data hasil Cone Penetration Test (Sondir) seperti tabel 2.3 dibawah ini :
Tabel 3.3 Pemeriksaan Kelas Situs berdasarkan data nilai Nspt
BL-1

Depth ti
Nspt (ti/N)
(m) (m)
2 1 2 2.000
4 0 2 -
6 2 2 1.000
8 0 2 -
10 1 2 2.000
12 20 2 0.100
14 36 2 0.056
16 16 2 0.125
18 58 2 0.034
20 47 2 0.043
22 46 2 0.043
24 48 2 0.042
26 60 2 0.033
28 9 2 0.222
30 8 2 0.250
Ʃti : 30
Ʃ(ti/N): 5.95
N: 5.04

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 17

BL-2
Depth ti
Nspt (ti/N)
(m) (m)
1.5 0 1.5 -
3.0 1 1.5 1.500
4.5 9 1.5 0.167
6.0 1 1.5 1.500
7.5 5 1.5 0.300
9.0 4 1.5 0.375
10.5 5 1.5 0.300
12.0 25 1.5 0.060
13.5 7 1.5 0.214
15.0 55 1.5 0.027
16.5 48 1.5 0.031
18.0 46 1.5 0.033
19.5 44 1.5 0.034
21.0 82 1.5 0.018
22.5 62 1.5 0.024
24.0 41 1.5 0.037
25.5 11 1.5 0.136
27.0 13 1.5 0.115
28.5 4 1.5 0.375
30.0 6 1.5 0.250
Ʃti : 30
Ʃ(ti/N): 5.50
N: 5.46

BL-3

Depth Nspt ti (ti/N)


(m) (m)
1.5 0 1.5 -
3.0 1 1.5 1.500
4.5 9 1.5 0.167
6.0 1 1.5 1.500
7.5 5 1.5 0.300
9.0 4 1.5 0.375
10.5 5 1.5 0.300
12.0 25 1.5 0.060
13.5 7 1.5 0.214
15.0 55 1.5 0.027
16.5 48 1.5 0.031
18.0 46 1.5 0.033
19.5 44 1.5 0.034
21.0 82 1.5 0.018
22.5 62 1.5 0.024
24.0 41 1.5 0.037
25.5 11 1.5 0.136
27.0 13 1.5 0.115
28.5 4 1.5 0.375
30.0 6 1.5 0.250

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera Utara
Laporan Perhitungan Reaksi Perletakan - 18

Ʃti : 30
Ʃ(ti/N): 6.61

N: 4.54

Ketentuan :
N 60 atau N CH > 50 : SC (tanah keras, sangat padat dan batuan lunak)

15 < N 60 atau N CH < 50 : SD (tanah sedang)

N 60 atau N CH < 15 : SE (tanah lunak)

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 19

2. Apabila pada situs terdapat profil yang memenuhi semua kriteria berikut, situs harus
diklasifikasikan ke dalam kelas SE
 s < 175 m/s, N atau Nch <15 dan su < 50 kPa
 Setiap profil tanah yang mengandung lebih dari 3 m dengan karakteristik :
a. Indeks Plastisitas PI > 20  PI = 23% dan 42%
b. Kadar air w > 40%  kadar air hasil test lab berkisar antara 40% s/d
58%
Dari hasil pengecekan diatas situs di lokasi kontruksi dikategorikan ke dalam situs kelas
SE (tanah lunak).

III.1.2.4 KATEGORI DESAIN SEISMIK


Penentuan Kategori Desain Seismik (KDS) diperlukan sebagai dasar dalam penentuan
jenis sistem struktur yang akan digunakan pada struktur bangunan yang akan didesain.
Klasifikasi KDS dikenakan pada struktur berdasarka Kategori Risiko Bangunan (KRB)
dan tingkat kekuatan gerakan tanah di lokasi struktur akibat gempa. Langkah-langkah
penetuan KDS direncanakan sebagai berikut.

Parameter percepatan spektral desain untuk periode pendek (SDS) dan parameter spektral
desain periode 1 detik (SD1) ditentukan berdasarkan:
SDS = 2/3 SMS dimana SMS = Fa x SS
SD1 = 2/3 SM1 dimana SMS = Fv x S1
Kategori Desain Seismik dievaluasi berdasarkan Tabel 8 dan 9 pada SNI 1726:2019.
KDS yang diambil adalah yang paling berat dari kedua tabel. Berdasarkan KDS yang
telah ditentukan maka sistem struktur yang akan didesain harus sesuai dengan syarat
sistem struktur yang sesuai dengan KDS tersebut.

Tabel 3.4 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan pada
Perioda Pendek
Kategori risiko
Nilai SDS
I atau II atau III IV

SDS  0,167 A A

0,167  SDS  0,33 B C

0,33  SDS  0,50 C D

0,50  SDS D D

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera Utara
Laporan Perhitungan Reaksi Perletakan - 20

Tabel 3.5 Kategori Desain Seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada
perioda 1 detik
Kategori risiko
Nilai SD1
I atau II atau III IV

SD1  0,167 A A

0,067  SD1  0,133 B C

0,133  SD1  0,20 C D

0,20  SD1 D D

Untuk lokasi dengan S1 > 0.75g :


KDS = E untuk kategori resiko I, II atau III
KDS = F untuk kategori resiko IV

Tabel 3.6 Kategori Desain Seismik dan Sistem Struktur

Tingkat Resiko Kegempaan

RENDAH MENENGAH TINGGI

KDS: A dan B KDS: C KDS: D, E, dan F

SRPMB/M/K SRPMM/K SRPMK

Penentuan parameter kegempaan struktur berdasarkan SNI 1726-2019:


1. Lokasi struktur berada di wilayah Medan Labuhan, Jl. Rawe III - Kota Medan dengan
koordinat 3.680292 LU, 98.694145 BT.
2. Beban gempa rencana didasarkan pada kemungkinan terjadinya gempa kuat 2%
dalam 50 tahun (gempa 2475 tahunan)
3. Analisa menggunakan Response Spectrum Analysis
4. Struktur berada di atas tanah lunak (SE)
5. Faktor keutamaan struktur (I):
Fungsi bangunan kategori IV : Rumah Ibadah/Mesjid (I = 1.50)
6. Rasio redaman D = 0.05
7. Jumlah mode shape (ragam getar) yang ditinjau = 36
8. Kombinasi ragam dihitung dengan metode CQC (Complete Quadratic
Combination)
9. Tinjauan arah gempa 00 dan 900 (bolak-balik).

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 21

SS = 0.6246 g
S1 = 0.3465 g
Jenis tanah: lunak

Ss 0.25 0.5 0.75 1 1.25


Tanah keras 1.3 1.3 1.2 1.2 1.2
Tanah sedang 1.6 1.4 1.2 1.1 1.0
Tanah lunak 2.4 1.7 1.3 1.1 0.9

S1 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5


Tanah keras 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Tanah sedang 2.4 2.2 2.0 1.9 1.8
Tanah lunak 4.2 3.3 2.8 2.4 2.2

Fa = 1.50
Fv = 2.61

SDS = 2/3 . (Fa . SS)


= 0.625 g
SD1 = 2/3 . (Fv . S1)
= 0.604 g

T0 = 1/5 . SD1/SDS
= 0.193 s
TS = SD1/SDS
= 0.966 s

Program Respons Spektra Peta Gempa Indonesia 2019


(C) Copyright Puskim-PusGeN-ESRC, 2019-2020

Nama Kota : Medan (P)


Bujur / Longitude : 98.694145 Degrees
Lintang / Latitude : 3.680292 Degrees

Kelas Situs : SE - Tanah Lunak

PGA = 0.292556 g
PGAm = 0.474623 g
CRs = 0.000000
CR1 = 0.000000
Ss = 0.624612 g
S1 = 0.346499 g
TL = 20.000000 detik
Fa = 1.500621
Fv = 2.614005
Sms = 0.937306 g
Sm1 = 0.905750 g
Sds = 0.624870 g
Sd1 = 0.603833 g
T0 = 0.193267 detik
Ts = 0.966333 detik

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera Utara
Laporan Perhitungan Reaksi Perletakan - 22

----------------------------------
Time (sec) Value (g)
----------------------------------
0.000 0.2499
0.050 0.3469
0.100 0.4439
0.150 0.5409
0.193 0.6249
0.200 0.6249
0.250 0.6249
0.300 0.6249
0.350 0.6249
0.400 0.6249
0.450 0.6249
0.500 0.6249
0.550 0.6249
0.600 0.6249
0.650 0.6249
0.700 0.6249
0.750 0.6249
0.800 0.6249
0.850 0.6249
0.900 0.6249
0.950 0.6249
0.966 0.6249
1.000 0.6038
1.050 0.5751
1.100 0.5489
1.150 0.5251
1.200 0.5032
1.250 0.4831
1.300 0.4645
1.350 0.4473
1.400 0.4313
1.450 0.4164
1.500 0.4026
1.550 0.3896
1.600 0.3774
1.650 0.3660
1.700 0.3552
1.750 0.3450
1.800 0.3355
1.850 0.3264
1.900 0.3178
1.950 0.3097
2.000 0.3019
2.050 0.2946
2.100 0.2875
2.150 0.2809
2.200 0.2745
2.250 0.2684
2.300 0.2625
2.350 0.2570
2.400 0.2516
2.450 0.2465

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 23

2.500 0.2415
2.550 0.2368
2.600 0.2322
2.650 0.2279
2.700 0.2236
2.750 0.2196
2.800 0.2157
2.850 0.2119
2.900 0.2082
2.950 0.2047
3.000 0.2013
3.050 0.1980
3.100 0.1948
3.150 0.1917
3.200 0.1887
3.250 0.1858
3.300 0.1830
3.350 0.1802
3.400 0.1776
3.450 0.1750
3.500 0.1725
3.550 0.1701
3.600 0.1677
3.650 0.1654
3.700 0.1632
3.750 0.1610
3.800 0.1589
3.850 0.1568
3.900 0.1548
3.950 0.1529
4.000 0.1510
4.050 0.1491
4.100 0.1473
4.150 0.1455
4.200 0.1438
4.250 0.1421
4.300 0.1404
4.350 0.1388
4.400 0.1372
4.450 0.1357
4.500 0.1342
4.550 0.1327
4.600 0.1313
4.650 0.1299
4.700 0.1285
4.750 0.1271
4.800 0.1258
4.850 0.1245
4.900 0.1232
4.950 0.1220
5.000 0.1208
5.050 0.1196
5.100 0.1184
5.150 0.1172
5.200 0.1161

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera Utara
Laporan Perhitungan Reaksi Perletakan - 24

5.250 0.1150
5.300 0.1139
5.350 0.1129
5.400 0.1118
5.450 0.1108
5.500 0.1098
5.550 0.1088
5.600 0.1078
5.650 0.1069
5.700 0.1059
5.750 0.1050
5.800 0.1041
5.850 0.1032
5.900 0.1023
5.950 0.1015
6.000 0.1006
----------------------------------

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 25

Berdasarkan nilai parameter percepatan SDS dan SD1 maka struktur yang didesain:
- Kategori Desain Seismik (KDS) : D
- Sistem struktur yang dipakai :
Sistem Rangka Pemikul Beton Bertulang Momen Khusus untuk arah X dan Y
- Parameter kegempaan :
R = 8 untuk arah X dan Y, Cd = 5.5 ,  = 3

III.1.3 KOMBINASI PEMBEBANAN


Dalam program analisis dilakukan dengan kombinasi pembebanan untuk gaya-gaya
dalam. Beban gempa dihitung dengan memasukkan 100% beban gempa dalam 1 arah
ditambah 30% beban gempa dalam arah tegak lurusnya. Pengaruh gaya gempa vertikal
(Ev = 0.2 SDS) juga diperhitungkan dalam kombinasi pembebanan.
Kombinasi pembebanan untuk perhitungan gaya-gaya dalam:
1. q = 1.4 DL
2. q = 1.2 DL + 1.6 LL
3. q = (1.2 + 0.2 SDS) DL + 0.5 LL ±  (1.0 Eqx ± 0.3 Eqy)
4. q = (1.2 + 0.2 SDS) DL + 0.5 LL ±  (0.3 Eqx ± 1.0 Eqy)
5. q = (0.9 - 0.2 SDS) DL ±  (1.0 Eqx ± 0.3 Eqy)
6. q = (0.9 - 0.2 SDS) DL ±  (0.3 Eqx ± 1.0 Eqy)

Kombinasi pembebanan juga memperhitungkan faktor kuat lebih ( untuk desain sub-
struktur) dimana kombinasi pembebanan gempa dikalikan dengan faktor 
q = (1.2 + 0.2 SDS) DL + 0.5 LL ±  Eq
q = (0.9 - 0.2 SDS) DL ±  Eq

Untuk struktur yang berada dalam kategori desain seismik D, E, dan F, faktor redudansi
(ρ) harus sama dengan ρ = 1.3, kecuali jika satu dari dua kondisi berikut dipenuhi, nilai ρ
diijinkan sama dengan 1 :
a. Masing-masing tingkat yang menahan lebih dari 35% geser dasar dalam arah yang
ditinjau harus sesuai tabel 12 dalam SNI 1726-2019
b. Struktur dengan denah beraturan di semua tingkat dengan system penahan gaya
seismik terdiri dari paling sedikit dua bentang perimeter penahan gaya seismik
yang merangkap ada masing-masing sisi struktur dalam masing-masing arah
ortogonal di setiap tingkat yang menahan lebih dari 35% geser dasar. Jumlah
bentang untuk dinding geser harus dihitung sebagai panjang dinding geser dibagi

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera Utara
Laporan Perhitungan Reaksi Perletakan - 26

dengan tinggi tingkat atau dua kali panjang dinding geser dibagi dengan tinggi
tingkat untuk konstruksi rangka ringan.

Kombinasi pembebanan untuk perhitungan pondasi desain (Metode Tegangan Ijin) :


1. q = 1 DL
2. q = 1 DL + 1 LL
3. q = (1 + 0.14 SDS) DL ± 0.63  (1 Eqx ± 0.3 Eqy)
4. q = (1 + 0.14 SDS) DL ± 0.63  (0.3 Eqx ± 1 Eqy)
5. q = (1 + 0.105 SDS) DL + 0.75 LL ± 0.4725  (1 Eqx ± 0.3 Eqy)
6. q = (1 + 0.105 SDS) DL + 0.75 LL ± 0.4725  (0.3 Eqx ± 1 Eqy)
7. q = (0.6-0.14 SDS) DL ± 0.63  (1 Eqx ± 0.3 Eqy)
8. q = (0.6-0.14 SDS) DL ± 0.63  (0.3 Eqx ± 1 Eqy)

Kombinasi pembebanan untuk perhitungan pondasi ultimate (Metode Tegangan Ijin) :


1. q = 1 DL
2. q = 1 DL + 1 LL
3. q = (1 + 0.14 SDS) DL ± 0.63  (1 Eqx ± 0.3 Eqy)
4. q = (1 + 0.14 SDS) DL ± 0.63  (0.3 Eqx ± 1 Eqy)
5. q = (1 + 0.105 SDS) DL + 0.75 LL ± 0.4725  (1 Eqx ± 0.3 Eqy)
6. q = (1 + 0.105 SDS) DL + 0.75 LL ± 0.4725  (0.3 Eqx ± 1 Eqy)
7. q = (0.6-0.14 SDS) DL ± 0.63  (1 Eqx ± 0.3 Eqy)
8. q = (0.6-0.14 SDS) DL ± 0.63  (0.3 Eqx ± 1 Eqy)

Kombinasi pembebanan untuk perhitungan penulangan pondasi dan pilecap (Metode


LRFD) :
1. q = 1.4 DL
2. q = 1.2 DL + 1.6 LL
3. q = (1.2 + 0.2 SDS) DL + 0.5 LL ± k (1.0 Eqx ± 0.3 Eqy)
4. q = (1.2 + 0.2 SDS) DL + 0.5 LL ± k (0.3 Eqx ± 1.0 Eqy)
5. q = (0.9 - 0.2 SDS) DL ± k (1.0 Eqx ± 0.3 Eqy)
6. q = (0.9 - 0.2 SDS) DL ± k (0.3 Eqx ± 1.0 Eqy)

dimana k = nilai perbandingan R/ atas dengan R/ bawah (minimal 1,5).

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 27

BAB IV
MODELING DAN HASIL ANALISA

IV.1 Pemodelan Struktur


Proses analisis dilakukan dengan bantuan program untuk menganalisa gaya dalam &
untuk menghitung penulangan balok dan kolom .
Analisis dilakukan dalam skala 3 dimensi. Kerangka struktur terdiri dari balok dan
kolom. Pelat lantai dimodelkan sebagai elemen membrane yang menerima beban mati
dan beban hidup, dimana beban tersebut ditransfer ke elemen balok struktur. Hasil
pemodelan struktur dapat dilihat pada gambar portal berikut :

Gambar 4.1 Portal Rangka Struktur Utama

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera Utara
Laporan Perhitungan Struktur Atas - 28

Gambar 4.2 Pemodelan Lantai Dasar (Lantai Elv. -6.50)

Gambar 4.3 Pemodelan Lantai Lantai Elv. -3.00

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 29

Gambar 4.4 Pemodelan Lantai Elv. ± 0.00

Gambar 4.5 Pemodelan Lantai Elv. +4.00

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan Struktur Atas - 30

Gambar 4.6 Pemodelan Lantai Elv. +8.00

Gambar 4.7 Pemodelan Lantai Elv. +16.00

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 31

Gambar 4.8 Pemodelan Lantai Elv. +19.50

Gambar 4.8 Pemodelan Lantai Elv. +24.50 dan +37.00

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan Struktur Atas - 32

IV.2 Pembebanan
Pembebanan meliputi pembebanan gravitasi dan pembebanan gempa dinamis. Beban
gravitasi pada pelat dimasukkan sebagai beban merata pada pelat dengan pola
keruntuhan pelat yang didefinisikan sebagai beban segitiga dan trapesium. Sedangkan
beban dinding dimasukkan sebagai beban merata pada elemen balok. Besarnya beban
yang diinputkan adalah sesuai dengan besarnya beban yang telah dijabarkan pada Bab
II. Analisis dinamis dilakukan dengan analisis dinamis respon spektrum dengan
kombinasi ragam CQC (Complete Quadratic Combination).

IV.3 Massa Bangunan


Meliputi perhitungan massa segmen dan massa lantai beserta pusat massa sebagai input
beban untuk analisis gempa dinamis. Besarnya massa diambil sebagai kombinasi dari:
DL + 0.25 LL
Dimana : DL = Beban Mati (Dead Load)
LL = Beban Hidup (Live Load)
Pusat massa ditentukan sebagai titik tangkap dari gaya aksial kolom dan dihitung secara
otomatis oleh program.
Perhitungan pusat kekakuan dilakukan melalui proses analisis eksentrisitas momen tiap
tingkat dengan arah rotasi momen dikekang. Pusat kekakuan tiap lantai diperoleh
dengan cara mencari titik tangkap gaya geser dari aksial kolom. Koordinat pusat
kekakuan untuk setiap lantai diperoleh sebagai titik tangkap dari gaya-gaya geser
kolom. Pusat kekakuan juga dihitung secara otomatis oleh software.

IV.4 Penentuan Pengaruh P - Δ


Pengaruh P-delta pada geser dan momen tingkat, gaya dan momen elemen struktur
yang dihasilkan, dan simpangan antar lantai tingkat yang timbul oleh pengaruh ini tidak
disyaratkan untuk diperhitungkan bila koefisien stabilitas () seperti ditentukan oleh
persamaan berikut sama dengan atau kurang dari 0,10:
Px Ie

Vx hsx Cd
Koefisien stabilitas () harus tidak melebihi max yang ditentukan sebagai berikut:
max  0,5
 0,25
C
d

dimana  adalah rasio kebutuhan geser terhadap kapasitas geser untuk tingkat antara
tingkat x dan x  1. Rasio ini diijinkan secara konservatif diambil sebesar 1,0.
Jika koefisien stabilitas () lebih besar dari 0,10 tetapi kurang dari atau sama dengan
Mesjid Islamic Center
Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 33

max , faktor peningkatan terkait dengan pengaruh P-delta pada perpindahan dan gaya
komponen struktur harus ditentukan dengan analisis rasional. Sebagai alternatif,
diijinkan untuk mengalikan perpindahan dan gaya komponen struktur dengan

1,0/(1–). Jika lebih besar dari max, struktur berpotensi tidak stabil dan harus didesain
ulang.

Analisis P-Delta:
TABEL 1 & 2 SNI 1726
Kategori Risiko = IV
Ie = 1.5

Tabel 9 SNI 1726


Cd = 5.5

Tabel 16 SNI 1726


k = 0.015

β = 1

θmax = 0.090909
= 0.25

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan Struktur Atas - 34

IV.5 RESPON DINAMIK STRUKTUR :


Perhitungan respons dinamik struktur gedung tidak beraturan terhadap
pembebanangempa nominal akibat pengaruh gempa rencana, dapat dilakukan dengan
metoda analisis ragam spektrum respons dengan memakai Spektrum Respons Gempa.
Rencana yang nilai ordinatnya dikalikan faktor koreksi I/R sesuai yang
ditentukan di atas. Dalam hal ini jumlah ragam getar yang ditinjau dalam penjumlahan
respons ragam menurut metoda ini harus sedemikian rupa, sehingga partisipasi massa
dalam menghasilkan respons total harus mencapai sekurang- kurangnya 90%.

TABLE: Modal Periods And Frequencies


OutputCase StepType StepNum Period Frequency CircFreq Eigenvalue
Text Text Unitless Sec Cyc/sec rad/sec rad2/sec2
MODAL Mode 1 1.061372 0.94218 5.9199 35.045
MODAL Mode 2 1.009613 0.99048 6.2234 38.73
MODAL Mode 3 0.88647 1.1281 7.0879 50.238
MODAL Mode 4 0.856209 1.1679 7.3384 53.852
MODAL Mode 5 0.688203 1.4531 9.1298 83.354
MODAL Mode 6 0.685976 1.4578 9.1595 83.896
MODAL Mode 7 0.671316 1.4896 9.3595 87.6
MODAL Mode 8 0.62206 1.6076 10.101 102.02
MODAL Mode 9 0.61942 1.6144 10.144 102.89
MODAL Mode 10 0.597597 1.6734 10.514 110.55
MODAL Mode 11 0.590419 1.6937 10.642 113.25
MODAL Mode 12 0.511938 1.9534 12.273 150.63
MODAL Mode 13 0.47833 2.0906 13.136 172.55
MODAL Mode 14 0.461465 2.167 13.616 185.39
MODAL Mode 15 0.391049 2.5572 16.068 258.16
MODAL Mode 16 0.378792 2.64 16.587 275.14
MODAL Mode 17 0.351533 2.8447 17.874 319.47
MODAL Mode 18 0.312523 3.1998 20.105 404.2
MODAL Mode 19 0.305228 3.2762 20.585 423.75
MODAL Mode 20 0.295258 3.3869 21.28 452.85
MODAL Mode 21 0.287657 3.4764 21.843 477.1
MODAL Mode 22 0.263129 3.8004 23.879 570.2
MODAL Mode 23 0.258342 3.8708 24.321 591.52
MODAL Mode 24 0.24087 4.1516 26.085 680.45
MODAL Mode 25 0.231047 4.3281 27.194 739.53
MODAL Mode 26 0.218202 4.5829 28.795 829.16
MODAL Mode 27 0.195476 5.1157 32.143 1033.2
MODAL Mode 28 0.188279 5.3113 33.372 1113.7
MODAL Mode 29 0.166307 6.013 37.781 1427.4
MODAL Mode 30 0.150588 6.6406 41.724 1740.9
MODAL Mode 31 0.140046 7.1405 44.865 2012.9
MODAL Mode 32 0.117601 8.5034 53.428 2854.6
MODAL Mode 33 0.098796 10.122 63.597 4044.6
MODAL Mode 34 0.080599 12.407 77.956 6077.2
MODAL Mode 35 0.045632 21.914 137.69 18959
MODAL Mode 36 0.044332 22.557 141.73 20088

Tabel 4.1 Periode dan Frekwensi Struktur (Ragam Getar)

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 35

Struktur mulai bertranslasi pada Mode 3 dominan translasi arah Y, kemudian mode 4
dominan translasi arah X, dan struktur tidak mengalami rotasi terhadap Z.

Respons Struktur terhadap Pembebanan Gempa :

Gambar 4.9 Mode 3 Translasi arah Y

Gambar 4.10 Mode 4 Translasi arah X

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan Struktur Atas - 36

TABLE: Modal Participating Mass Ratios


OutputCase StepType StepNum Period UX UY UZ SumUX SumUY SumUZ
Text Text Unitless Sec Unitless Unitless Unitless Unitless Unitless Unitless
MODAL Mode 1 1.061372 0.001017 0.000001115 3.782E-12 0.001017 0.000001115 3.782E-12
MODAL Mode 2 1.009613 0.001483 0.0001181 7.085E-13 0.002499 0.0001193 4.49E-12
MODAL Mode 3 0.88647 0.003794 0.49 9.088E-08 0.006293 0.49 9.088E-08
MODAL Mode 4 0.856209 0.47 0.003839 1.211E-09 0.47 0.49 9.209E-08
MODAL Mode 5 0.688203 0.0006711 0.0004513 3.04E-08 0.47 0.49 1.225E-07
MODAL Mode 6 0.685976 0.000007465 0.0002573 5.946E-09 0.47 0.49 1.284E-07
MODAL Mode 7 0.671316 4.202E-07 0.000001738 1.344E-10 0.47 0.49 1.286E-07
MODAL Mode 8 0.62206 5.373E-07 3.835E-07 0.0001982 0.47 0.49 0.0001984
MODAL Mode 9 0.61942 6.668E-08 1.23E-08 0.00004407 0.47 0.49 0.0002424
MODAL Mode 10 0.597597 0.0006813 0.12 8.274E-09 0.47 0.61 0.0002424
MODAL Mode 11 0.590419 0.15 0.0008131 5.322E-07 0.62 0.62 0.000243
MODAL Mode 12 0.511938 0.00008265 0.0000883 4.491E-09 0.62 0.62 0.000243
MODAL Mode 13 0.47833 6.245E-08 0.00001577 9.165E-08 0.62 0.62 0.0002431
MODAL Mode 14 0.461465 0.000003457 3.376E-07 2.026E-09 0.62 0.62 0.0002431
MODAL Mode 15 0.391049 0.000009467 0.00007444 0.0007684 0.62 0.62 0.001011
MODAL Mode 16 0.378792 8.195E-08 0.00000186 2.704E-07 0.62 0.62 0.001012
MODAL Mode 17 0.351533 0.00001661 0.00004477 0.0007698 0.62 0.62 0.001782
MODAL Mode 18 0.312523 0.00429 0.008064 0.002647 0.62 0.62 0.004429
MODAL Mode 19 0.305228 0.0004383 0.00003716 0.00001455 0.62 0.62 0.004444
MODAL Mode 20 0.295258 0.0003102 0.16 1.854E-07 0.62 0.79 0.004444
MODAL Mode 21 0.287657 0.17 0.0004221 0.000001032 0.8 0.79 0.004445
MODAL Mode 22 0.263129 0.01367 0.0166 0.00008557 0.81 0.8 0.00453
MODAL Mode 23 0.258342 0.01167 0.0002035 0.0001106 0.82 0.8 0.004641
MODAL Mode 24 0.24087 0.01165 0.01759 0.0007115 0.83 0.82 0.005352
MODAL Mode 25 0.231047 0.0257 0.007217 0.0003248 0.86 0.83 0.005677
MODAL Mode 26 0.218202 0.004865 0.02393 0.0000109 0.87 0.85 0.005688
MODAL Mode 27 0.195476 0.02823 0.01352 0.0002132 0.89 0.87 0.005901
MODAL Mode 28 0.188279 0.01401 0.03716 0.00003262 0.91 0.9 0.005934
MODAL Mode 29 0.166307 0.01563 0.01317 0.0000189 0.92 0.92 0.005953
MODAL Mode 30 0.150588 0.01092 0.03908 4.986E-07 0.93 0.96 0.005953
MODAL Mode 31 0.140046 0.03153 0.007509 1.672E-08 0.97 0.96 0.005953
MODAL Mode 32 0.117601 0.003998 0.008521 0.00001264 0.97 0.97 0.005966
MODAL Mode 33 0.098796 0.006372 0.002285 0.000009925 0.98 0.97 0.005976
MODAL Mode 34 0.080599 0.001013 0.003661 0.000001108 0.98 0.98 0.005977
MODAL Mode 35 0.045632 0.01519 0.005382 0.000004524 0.99 0.98 0.005982
MODAL Mode 36 0.044332 0.005258 0.01466 3.278E-07 1 1 0.005982
Tabel 4.4 Modal Partisipasi Massa
Persentase massa lebih sudah mencapai 100%

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 37

IV.6 Analisis Statik Ekivalen


Gaya statik ekivalen akibat adanya pembebanan gempa bekerja pada titik pusat massa
dari setiap lantai. Gaya geser tingkat yang terjadi pada analisis ini kemudian
dibandingkan dengan analisis dinamis agar memenuhi ketentuan yang berlaku yang
akan ditunjukkan pada bab selanjutnya. Besar gaya statik ekivalen yang bekerja pada
setiap lantai dihitung dengan rumus :

V1 = Cs.W
dimana : V1 = gaya geser dasar nominal yang didapat prosedur gaya lateral ekivalen
Cs = koefisien respon seismik
W = berat struktur (massa struktur x 9.81)

Berdasarkan SNI 1726-2019, nilai akhir respons dinamik struktur gedung terhadap
pembebanan gempa nominal akibat pengaruh gempa rencana dalam suatu arah tertentu,
tidak boleh diambil kurang dari 100% nilai respons ragam yang pertama. Maka
persyaratan tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan Vt > 1 V1 sehingga gaya geser
tingkat nominal akibat pengaruh gempa rencana sepanjang tinggi struktur gedung hasil
analisis spektrum respons ragam dalam suatu arah tertentu harus dikalikan dengan
suatu faktor skala yang dihitung dengan persamaan.

IV.1 Perhitungan Gaya – Gaya Dalam


Dilakukan dengan menjalankan program dengan kombinasi pembebanan yang telah
ditentukan. Gaya-gaya dalam akibat pembebanan gravitasi dan gempa pada portal
diambil nilai envelopenya unuk desain tulangan. Besarnya gaya-gaya dalam dapat
dilihat pada lampiran output struktur.

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan Struktur Atas - 38

IV.2 Kontrol Simpangan Antar Tingkat


Berdasarkan SNI 1726-2019 Simpangan antar lantai maksimum yang berkaitan dengan
gaya lateral rencana termasuk perpindahan akibat deformasi vertikal dari sistem isolasi
tidak boleh melebihi simpangan antar lantai tingkat ijin  a . Simpangan antar lantai

hanya ada dalam kondisi kerja batas ultimit saja. Hasil yang terdapat pada Tabel
merupakan hasil perhitungan simpangan antar lantai akibat gempa arah X dan Y pada
kondisi kinerja batas ultimit.

Tabel 4.6 Simpangan Antar Lantai Ijin,  aa,b

Kategori risiko
Struktur
I atau II III IV
Struktur, selain dari struktur dinding geser batu bata, 4 tingkat atau 0,025 h c
0,020 hsx 0,015 hsx
sx
kurang dengan dinding interior, partisi, langit-langit dan sistem
dinding eksterior yang telah didesain untuk mengakomodasi
simpangan antar lantai tingkat.
Struktur dinding geser kantilever batu batad 0,010 hsx 0,010 hsx 0,010 hsx
Struktur dinding geser batu bata lainnya 0,007 hsx 0,007 hsx 0,007 hsx
Semua struktur lainnya 0,020 hsx 0,015 hsx 0,010 hsx

ah
sx adalah tinggi tingkat di bawah tingkat x .
b
Untuk sistem penahan gaya gempa yang terdiri dari hanya rangka momen dalam kategori desain
seismik D, E, dan F, simpangan antar lantai tingkat ijin harus sesuai dengan persyaratan Pasal
7.12.1.1.

Pengecekan Simpangan Antar Lantai:

TABEL 1 & 2 SNI 1726


Kategori Risiko = IV
Ie = 1.5

Tabel 9 SNI 1726


Cd = 5.5

Tabel 16 SNI 1726


k = 0.015

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 39

Tabel 4.7 Perhitungan Story Drift Kinerja Batas Ultimit pada Pusat Massa
Story Height ∆a δx δy ∆x ∆y Check
m (m) (m) (m) (m) (m) X Y
7th 12.5 0.0600 0.2978 0.2657 0.0338 0.0341 OK OK
6th 12.5 0.0600 0.2640 0.2317 0.0430 0.0397 OK OK
5th 5 0.0600 0.2210 0.1920 0.0435 0.0396 OK OK
4th 3.5 0.0600 0.1774 0.1524 0.0491 0.0426 OK OK
3rd 8 0.0600 0.1284 0.1098 0.0518 0.0409 OK OK
2nd 4 0.0600 0.0766 0.0689 0.0459 0.0320 OK OK
1st 4 0.0600 0.0307 0.0368 0.0295 0.0250 OK OK
GF 6.5 0.0600 0.0011 0.0118 0.0011 0.0116 OK OK

Diagram Simpangan Antar Tingkat


terhadap Simpangan Ijin pada Pusat Massa
50
45
40
Ketinggian (m)

35
30
25 ∆y
20
∆a
15
10 ∆x
5
0
0.0000 0.0100 0.0200 0.0300 0.0400 0.0500 0.0600 0.0700
Simpangan Antar Tingkat (m)

Gambar 4.17 Grafik Simpangan Antar Tingkat terhadap Simpangan Ijin pada Pusat Massa

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan Struktur Atas - 40

BAB V
DESAIN ELEMEN UPPER STRUKTUR

V.1 DESAIN PELAT LANTAI, BALOK DAN KOLOM


Dimensi balok didesain dengan ketentuan sebagai berikut :
1. balok induk : h = (1/12 – 1/14)L
2. balok anak : h = (1/14 – 1/16)L
dimana h = tinggi balok, L = bentang balok
Perencanaan desain kolom didasarkan pada tegangan beton dimana tegangan yang
terjadi < 1/3 tegangan hancurnya.
Kuat geser rencana kolom, balok dan pelat dua arah diambil sebagai nilai terbesardari
dua kondisi :
 Jumlah gaya lintang akibat termobilisasinya kuat lentur nominal komponen
struktur pada setiap ujung bentang bersihnya dan gaya lintang akibat beban
gravitasi terfaktor atau
 Gaya lintang maksimum yang diperoleh dari kombinasi beban rencana termasuk
pengaruh beban gempa, E dimana nilai E diambil sebesar dua kali nilai yang
ditentukan dalam peraturan perencanaan tahan gempa

Analisis penulangan balok dan kolom dibantu dengan menggunakan program


Dari hasil analisis dengan bantuan program ini didapat luas tulangan untuk balok serta
rasio penulangan kolom berdasarkan kombinasi pembebanan statik dan dinamis.
Pada program ini ada 2 ketentuan yang berkaitan dengan Momen Kapasitas (ACI)
yaitu:
 Momen kapasitas balok dihitung dengan memperhitungkan faktor kuat lebih baja
sebesar ß = 1,25.
 Momen kapasitas balok yang bertemu kolom dihitung tanpa memperhitungkan
faktor kuat lebih baja (ß = 1), kemudian diperbesar nilainya dengan
mengalikannya dengan faktor (6/5), artinya diperbesar 20% dalam hal menentukan
kuat perlu kolom terhadap lentur dan geser.

a. PERENCANAAN BALOK
Perencanaan balok portal memperhitungkan kuat lentur dan geser.
Data : Mutu beton fc' = 350 kg/cm²
Mutu baja BJTD-40 fy = 4000 kg/cm²
Tebal selimut beton minimum = 5 cm

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 41

Hasil penulangan longitudinal dan penulangan geser balok dapat dilihat pada input dan
output struktur serta pada gambar struktur.

b. PERENCANAAN KOLOM
Prinsip penulangan kolom yang digunakan berupa desain kapasitas (Capacity Design)
dengan sistem penulangan bi-axial bending. Rasio tulangan yang diijinkan terhadap
penampang kolom ialah 1% - 6%.
Data : Mutu beton fc' = 350 kg/cm²
Mutu baja BJTD-40 fy = 4000 kg/cm²
Tebal selimut beton minimum = 5 cm
Hasil output dari program ditinjau kembali sesuai dengan persyaratan SNI 2847 – 2012
untuk struktur rangka penahan momen khusus.
Rasio penulangan longitudinal kolom, kebutuhan tulangan geser kolom dapat dilihat
pada gambar rencana dan input serta output program.

c. PERENCANAAN PELAT LANTAI


Bahan konstruksi : Beton fc’ = 350 kg/cm2
Baja Tulangan : BJTD-40 fy = 4000 kg/cm²
Disain tebal pelat :
Untuk konstruksi pelat satu arah tebal pelat (h) minimum :
H = L/20 : untuk pelat dengan 2 tumpuan
H = L/24 : untuk pelat dengan satu ujung menerus
H = L/28 : untuk pelat dengan kedua ujung menerus
H = L/10 : untuk pelat kantilever
Untuk konstruksi pelat dua arah tebal pelat (h) minimum :
ln (0.8 + fy /1500)
hmin =
36 + 9
Perhitungan tulangan pelat :
Momen tumpuan Mt = Ct . qtotal . lx2
Momen lapangan Ml = Cl . qtotal . ly2
Dimana :
Ct , Cl = koefisien momen tumpuan dan lapangan
Lx = dimensi pelat pada arah bentang pendek (mm)
Ly = dimensi pelat pada arah bentang panjang (mm)
qtotal = beban total terfaktor = 1.2 DL + 1.6 LL

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan Struktur Atas - 42

V.2 PERSYARATAN DETAILING KOMPONEN STRUKTUR SISTEM


RANGKA PENAHAN MOMEN KHUSUS
Persyaratan Detailing Komponen Struktur Lentur (SRPMK)
A. BALOK
Persyaratan Gaya dan Geometri
Elemen struktur lentur adalah elemen struktur dimana gaya aksial tekan terfaktor yang
bekerja pada penampangnya tidak lebih dari 0.1 Ag.fc’.
Persyaratan:
1. Bentang bersih komponen struktur (ln) > 4 x tinggi efektif (d)
2. b/h > 0.3 ( b = lebar balok dan h = tinggi balok)
3. Lebar penampang balok (b) > 250 mm
< lebar kolom + jarak pada tiap sisi kolom yang tidak lebih dari ¾ tinggi
komponen struktur lentur

Persyaratan Tulangan Lentur


1. Ratio tulangan 1.4
≤ 𝜌 ≤ 0.025, minimal ada dua batang tulangan bawah yang
𝑓𝑓𝑦

dipasang menerus.

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 43

2. Kuat lentur positif balok pada tumpuan kolom > 0.5 kali kuat lentur negatifnya.
Kuat lentur negative dan positif pada setiap penampang di sepanjang bentang
harus > ¼ kuat lentur terbesar pada bentang tersebut.
3. Sambungan lewatan pada tulangan lentur harus diberi tulangan spiral atau
sengkang tertutup yang mengikat sambungan tersebut
4. Sambungan lewatan tidak boleh dipasang pada daerah hubungan balok-kolom,
daerah sampai dengan 2 kali tinggi balok dari muka kolom dan tempat-tempat
yang berdasarkan analisis memperlihatkan kemungkinan terjadinya leleh lentur
akibat perpindahan lateral inelastik struktur rangka

Persyaratan Tulangan Transversal


1. Sengkang tertutup harus dipasang:
 Pada daerah hingga dua kali tinggi balok diukur dari muka tumpuan
 Di sepanjang daerah dua kali tinggi balok pada kedua sisi dari suatu
penampang yang berpotensi membentuk sendi plastis
2. Sengkang tertutup pertama harus dipasang tidak lebih dari 50 mm dari muka
tumpuan. Spasi sengkang tidak boleh melebihi :
 d/4
 8 kali diameter terkecil tulangan memanjang
 24 kali diameter sengkang
 300 mm

Tulangan sengkang tertutup dan pengikat silang harus diberi kait gempa diujung-
ujungnya. Pengikat silang adalah tulangan pengikat yang ujung-ujungnya diberi kait
gempa dan kait 900. Kait gempa adalah kait pada sengkang yang mempunyai
bengkokan > 1350 (untuk sengkang cincin > 900) + perpanjangan 6d.

Persyaratan Kuat Geser:


1. Gaya geser rencana harus ditentukan dari peninjauan gaya statik pada komponen
struktur antara dua muka tumpuan
2. Tulangan transversal harus dirancang terhadap geser dengan menganggap Vc = 0
bila:
 Gaya geser akibat gempa mewakili setengah atau lebih daripada kuat geser
perlu maksimum disepanjang daerah tersebut
 Gaya aksial tekan terfaktor termasuk akibat gempa < 1 𝐴𝑔. 𝑓𝑓𝑐′
20

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan Struktur Atas - 44

B. KOLOM
Persyaratan Gaya dan Geometri
1. Ukuran penampang terkecil > 300 mm
2. c1 / c2 > 0.4, c1 dan c2 adalah dimensi kolom dengan c1 < c2

Persyaratan Lentur :
6
Kuat lentur kolom harus memenuhi ∑ 𝑀𝑐 ≥ ∑ 𝑀𝑔
5

dimana : ∑ 𝑀𝑐 = Jumlah Mn kolom yang merangka pada hubungan


balok-kolom dimana Mn harus dihitung untuk gaya aksial terfaktor yang sesuai dengan
arah gaya-gaya lateral yang ditinjau yang menghasilkan nilai Mn terkecil
∑ 𝑀𝑔 = Jumlah Mn balok yang merangka pada hubungan
balok-kolom. Pada konstruksi balok T dimana pelat dalam keadaan tertarik pada muka
kolom, tulangan pelat yang berada dalam daerah lebar efektif pelat harus
diperhitungkan dalam menentukan Mn balok bila tulangan tersebut terangkur dengan
baik pada penampang kritis lentur
Lebar efektif pelat pada konstruksi balok T tidak melebihi ¼ bentang balok dan lebar
efektif masing-masing sisi tidak boleh lebih besar dari:
 8 x tebal pelat
 ½ jarak bersih antara balok-balok yang bersebelahan

Untuk balok tepi, lebar efektif sayap dari sisi badan tidak boleh lebih dari
 1/12 bentang balok
 6 x tebal pelat
 ½ jarak bersih antara balok-balok yang bersebelahan

Persyaratan Tulangan Lentur :


1. 0.01 < ρ < 0.06
2. Sambungan mekanis tipe 1 untuk penyambungan tulangan lentur (dengan
kekuatan 125% kuat leleh batang tulangan yang disambung) tidak boleh
ditempatkan di lokasi yang berpotensi membentuk sendi plastis , kecuali
sambungan mekanis tipe 2 (dengan kekuatan yang lebih kuat dari kuat tarik batang
tulangan yang disambung)
3. Sambungan las untuk penyambungan tulangan lentur (dengan kekuatan 125% kuat
leleh batang tulangan yang disambung)tidak boleh ditempatkan di lokasi yang
berpotensi membentuk sendi plastis

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 45

4. Sambungan lewatan hanya diijinkan di lokasi setengah panjang elemen struktur


yang berada di tengah, direncanakan sebagai sambungan lewatan tarik, dan harus
diikat dengan tulangan spiral atau sengkang tertutup yang direncanakan.

Persyaratan Tulangan Transversal


Tulangan transversal kolom dapat berupa tulangan spiral atau sengkang tertutup.
Jumlah tulangan spiral atau sengkang tertutup yang dipasang pada kolom harus
memenuhi ketentuan:
 Ratio volumetric tulangan spiral atau sengkang cincin ρs dimana ρs tidak kurang
dari

 Luas total penampang sengkang tertutup persegi tidak boleh kurang dari:

Syarat spasi tulangan transversal sepanjang lo tidak lebih dari :


 ¼ dimensi terkecil komponen struktur
 6 x diameter tulangan longitudinal

Daerah pemasangan tulangan transversal sesuai ketentuan di atas :


1. Sepanjang lo dari setiap muka hubungan balok kolom
2. Sepanjang lo pada kedua sisi dari setiap penampang yang berpotensi membentuk
leleh lentur akibat deformasi lateral inelastic struktur
3. Seapanjang sambungan lewatan
4. Ke dalam pondasi sejauh minimum 300 mm

Panjang lo tidak kurang dari :


1. Tinggi penampang komponen struktur pada muka hubungan balok dan kolom
2. 1/ 6 bentang bersih komponen struktur
3. 500 mm.

Perencanaan Geser :
Tulangan transversal yang di sepanjang lo dapat dihitung menahan gaya geser Ve
dengan menganggap Vc = 0 jika :
1. Gaya geser akibat gempa yang dihitung sesuai dengan Mpr mewakili 50% atau
lebih kuat geser perlu maksimum pada bagian di sepanjang lo
2. Gaya tekan aksial terfaktor termasuk akibat pengarjuh gempa < Ag/fc’/20

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan Struktur Atas - 46

Persyaratan Hubungan Balok - Kolom


Persyaratan Gaya dan /Geometri
Persyaratan geometri untuk joint SRPMK :
 Untuk beton normal dimensi kolom pada hubungan balok kolom dalam arah parallel
tulangan longitudinal balok harus > 20 x diameter tulangan longitudinal terbesar
 Untuk beton ringan dimensi minimumnya 24 x diameter

Persyaratan tulangan transversal


Tulangan transversal seperti sengkang tetutup yang dipasang di daerah sendi plastis
kolom harus dipasang juga di daerah hubungan balok-kolom kecuali bila hubungan
tersebut dikekang oleh komponen-komponen struktur balok yang merangkanya. Bila
balok-balok dengan lebar setidak-tidaknya ¾ lebar kolom yang merangka keempat sisi
HBK maka tulangan transversal yang harus dipasang hanyalah ½ dari yang dipasang di
daerah sendi plastis kolom. Tulangan transversal harus dipasang mulai dari sisi
terbawah balok yang merangka hubungan tersebut Spasi tulangan transversal pada
kondisi ini dapat diperbesar menjadi 150 mm
Jika lebar balok > lebar kolom, tulangan transversal seperti pada daerah sendi plastis
kolom harus dipasang juga pada hubungan tersebut untuk memberikan kekangan
terhadap tulangan longitudinal
Pengangkuran tulangan lentur balok di daerah join dapat dilakukan dengan tulangan
berkait atau tanpa kait tergantung pada ketersedian space di dareah joint:
Untuk tulangan diameter 10 mm hingga 36 mm, panjang penyaluran ldh untuk tulangan
tarik dengan kait standar 900 dalam beton normal, dan tidak boleh diambil lebih kecil
dari 8 db, 150 mm dan 𝑙𝑑ℎ
Bila digunakan tulangan tanpa kait untuk diameter 10 mm – 36 mm panjang penyaluran
tulangan tarik tidak boleh diambil lebih kecil dari :
 2.5 kali panjang penyaluran dengan kait bila ketebalan pengeroran beton dibawah
300 mm
 3.5 kali pnjang penyaluran dengan kait bila ketebalan pengecoran di bawah tulangan
tersebut melebihi 300 mm

Syarat-syarat detailing di atas dirangkum dalam gambar detail standar.


HBK dianggap terkekang 4 sisi apabila setiap sisi memenuhi persyaratan balok
memiliki lebar > ¾ sisi kolom. Apabila tidak terpenuhi, maka sisi tersebut tidak dapat
dianggap sebagai sisi yang terkekang. Pada gedung ini, terdapat banyak kolom yang
tidak memenuhi persyaratan tersebut sehingga perhitungan kekuatan HBK tidak dapat
menggunakan rumus Vn dengan koefisien pengali 1,7 tetapi harus menggunakan faktor
pengali lain yang sesuai.

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 47

V.3 DISAIN TANGGA


Mutu bahan : Beton fc’= 30 MPa
Baja BJTD-40 (fy = 400 MPa)

Perhitungan kebutuhan tulangan pelat tangga dihitung dengan rumus :

min = 0.002
Amin = 0.002 x 100 x 15 = 3.0 cm²
0.85 x fc' x  600
balanced = x
fy 600  fy
max = 0.75 x balanced
Amax = max x 100 x d

0.85 x fc' x b x d
A =    
fy  fy  fy²

Pembebanan tangga :
Beban Mati
a. Pelat tangga = 0.15 x 2400 = 360 kg/m2
b. Adukan = 44 kg/m2
c. Finishing granit = 60 kg/m2
d. Anak tangga = 208 kg/m2 +
qDL Total = 672 kg/m2

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan Struktur Atas - 48

Beban hidup :
qLL = 500 kg/m2

Kombinasi pembebanan untuk tangga = 1.2 DL + 1.6 LL

Gambar 5.2 Pemodelan Tangga

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 49

Gambar 5.3 Diagram M11 Pelat Tangga

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan Struktur Atas - 50

Gambar 5.4 Diagram M22 Pelat Tangga

Tabel 5.2 Perhitungan Tulangan Tangga


PERHITUNGAN TULANGAN PELAT TANGGA

Mutu Bahan :
fc' = 350 kg/cm2
fy = 4000 kg/cm2
d' = 5 cm

d MX- MX+ MY- MY+ sAX- sAX+ sAY- sAY+ Tulangan Tulangan Tulangan Tulangan
(cm) (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) (cm) (cm) (cm) (cm) Pakai (x-) Pakai (x+) Pakai (y-) Pakai (y+)

15 5160 4367 5160 4367 15.54 18.50 15.54 18.50 13 - 150 13 - 150 13 - 150 13 - 150

MX dan MY didapat dari output SAP 2000

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 51

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 52

B. PERHITUNGAN TULANGAN

Untuk : f c' ≤ 30 MPa, 1 = 0.85


Untuk : f c' > 30 MPa,  1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = -
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,  1 = 0.85
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
b =  1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) = 0.0304
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * b * f y * [1 – ½*0.75* b * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = 7.7695
Faktor reduksi kekuatan lentur,  = 0.80
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  + D/2 = 60.50 mm
Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = 9.58
Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns = 9 bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * ds ) / ( ns - 1 ) = 31.75 mm
Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 = 50.00 mm

1. TULANGAN MOMEN POSITIF

+
Momen positif nominal rencana, Mn = Mu /  = 1587.875 kNm
Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 60.5 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 1139.50 mm
6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 2.0382
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
 = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00506
Rasio tulangan minimum, min =  f c' / ( 4 * f y ) = 0.00326
Rasio tulangan minimum, min = 1.4 / f y = 0.00333
Rasio tulangan yang digunakan,  = 0.00506
2
Luas tulangan yang diperlukan, As = * b * d = 3462 mm
2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / (  / 4 * D ) = 7.053
Digunakan tulangan, 8 D 25
2 2
Luas tulangan terpakai, As = n *  / 4 * D = 3927 mm
Jumlah baris tulangan, nb = n / ns = 0.89
nb < 3  (OK)

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 53

Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak


ke ni yi ni * yi
1 8 60.50 484.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 8 S[ni * yi ] = 484
Letak titik berat tulangan,  d' = S [ ni * yi ] / n = 60.50 mm
60.50 < 61  perkiraan d' (OK)
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 1139.50 mm
a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = 107.800 mm
-6
Momen nominal, Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10 = 1790.520 kNm
Tahanan momen balok,  * Mn = 1432.416 kNm
+
Syarat :  * Mn ≥ Mu
1432.416 > 1270.300  AMAN (OK)

2. TULANGAN MOMEN NEGATIF

-
Momen negatif nominal rencana, Mn = Mu /  = 3712.500 kNm
Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 60.5 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 1139.50 mm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d2 ) = 4.7653
6

Rn < Rmax  (OK)


Rasio tulangan yang diperlukan :
 = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.01267
Rasio tulangan minimum, min =  f c' / ( 4 * f y ) = 0.00326
Rasio tulangan minimum,  min = 1.4 / f y = 0.00333
Rasio tulangan yang digunakan,  = 0.01267
2
Luas tulangan yang diperlukan, As = * b * d = 8661 mm
2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / (  / 4 * D ) = 17.643
Digunakan tulangan, 18 D 25
2 2
Luas tulangan terpakai, As = n *  / 4 * D = 8836 mm
Jumlah baris tulangan, nb = n / ns = 2.00
nb < 3  (OK)

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 54

Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak


ke ni yi ni * yi
1 18 60.50 1089.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 18 S[ni * yi ] = 1089
Letak titik berat tulangan,  d' = S [ ni * yi ] / n = 60.50 mm
60.50 < 61  perkiraan d' (OK)
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 1139.5 mm
a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = 242.549 mm
Momen nominal, Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10-6 = 3778.640 kNm
Tahanan momen balok,  * Mn = 3022.912 kNm
-
Syarat :  * Mn ≥ Mu
3022.912 > 2970.000  AMAN (OK)

3. TULANGAN GESER

Gaya geser ultimit rencana, Vu = 517.400 kN


Faktor reduksi kekuatan geser, = 0.60
Tegangan leleh tulangan geser, fy = 420 MPa
Kuat geser beton, Vc = (√ f c') / 6 * b * d * 10-3 = 624.130 kN
Tahanan geser beton, Vc = 374.478 kN
 Perlu tulangan geser
Tahanan geser sengkang, Vs = Vu - Vc = 142.922 kN
Kuat geser sengkang, Vs = 238.203 kN
Digunakan sengkang berpenampang : 2 D 13
2 2
Luas tulangan geser sengkang, Av = ns *  / 4 * P = 265.46 mm
Jarak sengkang yang diperlukan : s = Av * f y * d / ( Vs * 103 ) = 533.36 mm
Jarak sengkang maksimum, s max = d / 2 = 569.75 mm
Jarak sengkang maksimum, smax = 250.00 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s = 250.00 mm
Diambil jarak sengkang :  s= 200 mm
Digunakan sengkang, 2 D 13 200

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 55

Pemeriksaan Rasio Tulangan (ρ)


Pemeriksaan rasio tulangan yang dipakai didapat dari luas tulangan yang terpakai dibagi
dengan luas penampang balok, sehingga diperoleh dengan rumus berikut :

Maka diperoleh nilai ρ hitung : 𝜌=(8661)/ (683700) =𝟎,𝟎127


Maka kesimpulan dari hasil nilai ρ diperoleh nilai (ρ min) 0,00350 < (ρ hitung) 0,0127< (ρ
maksimum) 0,01574, dapat memenuhi kriteria perencanaan
Kontrol lendutan :
Panjang Batang yang ditinjau = 7,000 meter
Berdasarkan SNI 2847:2019 pasal 24 membatasi besarnya lendutan yang timbul pada balok.
Disyaratkan lendutan maksimum untuk balok pemikul dinding atau finishing yang getas adalah
sebesar L/360.
Nilai lendutan yang terjadi < Lendutan yang diijinkan
4,927 mm < 1/360 x L = 1/360 x 7000 mm

4,927 mm < 19,444 mm  OK…!!! Lendutan Terkontrol

Analsis Strong Column Weak Beam


Strong Column – Weak Beam (SCWB) atau kekuatan minimum lentur kolom merupakan
istilah untuk komponen struktur kolom yang harus lebih kuat daripada komponen struktur
balok. Hal ini untuk menjamin kegagalan struktur terjadi pada daerah sendi plastis pada balok
bukan pada kolom. Menurut SNI 2847:2019 Pasal 18.7.3.2 kekuatan lentur kolom harus
memenuhi persamaan ΣMnc ≥ (1,2) ΣMnb. Dimana ΣMnc adalah jumlah kapasitas momen
nominal kolom atas dan kolom bawah dan ΣMnb adalah jumlah kapasitas momen nomimal
balok diujung tumpuan kiri dan ujung tumpuan kanan.

MOMEN Nominal Kolom dan Balok Untuk Pengecekan SCWB

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 56

1. Penentuan Jumlah Momen Nominal Balok (ΣMnc)


Penentuan jumlah momen nominal balok diambil yang terbesar antara momen nominal balok
ditumpuan kanan dan kiri akibat goyangan ke kanan dan goyangan ke kiri. Dalam bangunan
gedung ini dikarenakan konfigurasi tulangan balok sama sehingga momen nominal balok
didapatkan rekapitulasi momen nominal balok untuk balok B53 (momen negatif ujung kanan
akibat goyangan ke kanan) dan balok B52 momen positif ujung kiri akibat goyangan ke kanan
adalah:
ϕMnc+ = -639 kN-m
ϕMnc– = 324 kN-m
Maka:
ΣMnc = ϕMnc+ + ϕMnc–
= 315 kN-m
2. Penentuan Jumlah Momen Nominal Kolom (ΣMnb)

Penentuan jumlah momen nominal kolom didapatkan dengan bantuan software PcaColumn
dengan menginputkan gaya aksial terfaktor untuk kolom lantai desain, kolom di lantai atas
dan kolom di lantai bawahnya yang didapat dari hasil analisis struktru dengan ETABS.
Gaya aksial terfaktor kolom lantai desain, kolom lantai atas dan kolom lantai bawah
ditunjukan pada Tabel dibawah ini.

Tabel Gaya Aksial Terfaktor Kolom

Dari tabel gaya aksial terfaktor tersebut dan diinputkan ke SPColumn maka akan
menghasilkan diagram interaaksi kolom untuk menentukan kapasitas momen nominal
kolom seperti yang ditunjukkan pada Gambar dibawah ini.

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 57

Diagram Interaksi untuk Penentuan Kapasitas Momen Kolom


Dari Gambar diatas lalu di plot berdasarakan gaya aksial terfaktor untuk kolom lantai 2, 3
dan 4 akan didapat momen nominal kolom seperti yang ditunjukkan pada Tabel dibawah
ini

Sehingga jumlah momen nominal kolom dapat dihitung sebagai berikut:


Jumlah kapasitas momen nominal diujung kolom bawah:
ΣMnc = φMn Lt. Tinjauan + φMn Lt. Atas
= 525.62 kN-m + 620.455 kN-m

= 1146.075 kN-m

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara
Laporan Perhitungan StrukturAtas - 58

Jumlah kapasitas momen nominal diujung kolom atas:


ΣMnc = φMn Lt. tinjauan + φMn Lt. Bawah
= 525.62 kN-m + 435.12 kN-m
= 960.74 kN-m

3. Pengecekan Strong Column – Weak Beam (SCWB)


Sesuai peraturan SNI 2847:2019 Pasal 18.7.3.2 bahwa kekuatan lentur kolom harus memenuhi
persamaan ΣMnc ≥ (1,2) ΣMnb. Pengecekan SCWB harus dicek pada ujung atas dan ujung
bawah kolom desain. Dikarenakan konfigurasi penulangan balok di lantai atas dan lantai bawah
sama sehingga ΣMnb untuk balok atas dan bawah sama yaitu 182,168 kN-m. Maka:
1,2 ΣMnb = 1,2 x 315 kN-m.
= 378 kN-m (untuk balok atas dan balok bawah)
Pengecekan SCWB diujung kolom bawah:
ΣMnc = 1146.075 kN-m ≥ (1,2) ΣMnb = 378 kN-m OK!!
Pengecekan SCWB diujung kolom atas:
ΣMnc = 1035.6 kN-m ≥ (1,2) ΣMnb = 378 kN-m OK!!

Mesjid Islamic Center


Jl. Rawe III - Medan Labuhan - Sumatera
Utara

Anda mungkin juga menyukai