Anda di halaman 1dari 52

Laporan Struktur

GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

LAPORAN STRUKTUR

PERENCANAAN
GWT DAN RUANG POMPA
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
BALAIKOTA DKI JAKARTA

2022

1
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2

BAB I. PENDAHULUAN 3

BAB II. DATA UMUM STRUKTUR 3

II.1. Keterangan Umum Proyek 4


II.2. Data Struktur 4
II.3. Spesifikasi Material 4
BAB III. KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR 6

III.1. Standar Tata Cara Perencanaan Struktur 6


III.2. Konsep Desain Struktur 6
III.3. Desain Pembebanan Struktur (Beban Vertikal) 6
III.4. Desain Pembebanan Gempa (Beban Horizontal) 8
III.5. Penentuan Beban Gempa 12
III.6. Kombinasi Pembebanan 17
BAB IV. PEMODELAN STRUKTUR 19

PEMODELAN STRUKTUR 20

PEMODELAN PEMBEBANAN 25

BAB V. HASIL ANALISA STRUKTUR 30

V.1. Kebutuhan Penulangan Struktur 30


V.1.1. Penulangan Kolom 30
V.1.2. Penulangan Balok 33
V.1.3. Penulangan Pelat Lantai 36
V.1.4. Penulangan Dinding GWT 41
V.2. Analisa Pondasi 45
V.2.1. Analisa Daya Dukung Pondasi 45
V.2.2. Cek Beban Uplift pada GWT 51
BAB VI. PENUTUP 52

2
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

BAB I. PENDAHULUAN

Perencanaan pembangunan Ground Water Tank (GWT) dan Ruang Pompa Dinas
Pemadam Kebakaran Balaikota yang berlokasi di Jakarta Pusat merupakan sarana kebutuhan
cadangan air yang diperlukan oleh Dinas Damkar yang saat ini perlu adanya penambahan
kapasitas dari sarana yang telah ada.

BAB II. DATA UMUM STRUKTUR

Laporan ini dibuat untuk menyajikan secara lengkap konsep dan hasil analisis
perancangan struktur pembangunan Jembatan Penyeberangan yang berlokasi di Kawasan
Jakarta International Stadium (JIS) Jakarta Utara. Struktur direncanakan dengan rangka baja dan
pondasi dalam dengan jenis borpile. Analisis dan perancangan dilakukan oleh Perencana
Struktur berdasarkan:
a. Hasil perancangan Arsitektur serta konsep perancangan Mekanikal/Elektrikal dan disiplin
ilmu lain yang terkait dengan perancangan struktur.
b. Kondisi lingkungan, meliputi:
• Jarak bangunan-bangunan eksisting dan sungai tersebut dengan bangunan
gedung yang direncanakan akan dibangun.
• Akses keluar-masuk ke lokasi proyek selama pekerjaan konstruksi.
c. Kondisi lapisan tanah di mana bangunan akan didirikan serta tinggi muka air tanah.
d. Ketersediaan bahan-bahan bangunan secara lokal, yang akan dipakai sebagai
pembentuk elemen-elemen struktur.
e. Standar tata cara perencanaan struktur yang berlaku pada saat ini serta berbagai
ketentuan dan/atau peraturan yang berlaku berkaitan dengan perancangan struktur.

3
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

II.1. Keterangan Umum Proyek

Keterangan
Perencanaan Ground Water Tank dan Ruang Pompa
Nama Proyek
Dinas Pemadam Kebakaran Balaikota
Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi
Pemilik Proyek
DKI Jakarta
Lokasi Jakarta Pusat
Fungsi Bangunan GWT
Jumlah Lapis Lantai -
Jumlah Basement -

Fungsi tiap bagian :


• Bagian bawah sebagai ruang GWT dan sebagian lagi sebagai ruang Pompa
• Bagian atas terdapat ruang dak sebagai akses menuju bawah

II.2. Data Struktur


a. Sistem Struktur : Strukur Rangka Beton Bertulang
b. Dimensi Elemen Struktur
Kolom : 400x400, 200x200 mm
Balok : 300x400, 250x400, 200x400 mm
Pelat Lantai : t=300mm dan t=150mm

II.3. Spesifikasi Material


NO DESKRIPSI PEKERJAAN SPESIFIKASI TEKNIK
A STRUKTUR BAWAH / PONDASI
MUTU BETON
Daya dukung aksial tekan = 30 ton
Daya dukung aksial tarik = 15 ton
1 Borpile φ 50cm f'c = 29.05 Mpa
Kedalaman efektif = -12.2 m dari muka
lantai dasar GWT
2 Pilecap f'c = 29.05 Mpa Readymix tanpa fly ash,
3 Tiebeam f'c = 29.05 Mpa Nilai slump 12 +/- 2 cm

MUTU BAJA TULANGAN


1 BJTS - 42 U-42 fy = 420 Mpa

4
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

B STRUKTUR ATAS
RANGKA BAJA
fu = 370 Mpa, fy = 240 Mpa,
1 Profil WF, H Beam, L, C BJ ST.37
τ ijin = 160 Mpa
2 Profil Pipa Schedule 40
3 Mutu Pelat BJ ST.37 fup = 370 Mpa, fy = 240 Mpa
4 Mutu Baut Angkur A 325 fub = 825 Mpa, fy = 400 Mpa
5 Mutu Baut Sambungan A 325 fub = 825 Mpa, fy = 740 Mpa
6 Mutu Las 70xx fuw = 390 Mpa

Modulus Elastisitas Beton Ec = 4700 x √fc’ SNI 2847:2019


Modulus Elastisitas Baja Es = 200.000 Mpa SNI 2847:2019
Nisbah Poisson (µ) = 0.3 Mpa

5
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

BAB III. KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR

III.1. Standar Tata Cara Perencanaan Struktur


Dasar – dasar peraturan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah :
• SNI 1727:2020, Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain.
• SNI 1726:2019, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung
• SNI 2847:2019, Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
• SNI 1729:2015, Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural
• SNI 8460:2017, Persyaratan Perancangan Geoteknik

III.2. Konsep Desain Struktur


Sistem struktur dimodelkan dengan analisis 3 dimensi melalui software Etabs. Tumpuan
kolom rangka baja terhadap kolom pedestal pondasi dimodelkan sebagai sendi, beban-
beban rencana yang terjadi pada struktur dimasukkan secara manual, untuk beban sendiri
struktur dihitung otomatis oleh software Etabs.

III.3. Desain Pembebanan Struktur (Beban Vertikal)


1. Beton γ = 24 kN/m3
2. Beban air GWT (SDL) = 27.5 kN/m2
3. Beban area ruang Pompa (SDL) = 10 kN/m2
4. Beban hidup pelat bawah GWT(LL) = 1.5 kN/m2

6
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

5. Beban hidup pelat atas GWT (LL) = 10 kN/m2


6. Beban tambahan pelat atas GWT (SDL) = 3 kN/m2
7. Parameter desain (faktor reduksi kuat rencana Ø) yang digunakan dalam perencanaan
struktur (sesuai SNI 2847:2019) adalah :
• Penampang terkendali tarik : 0.90
• Penampang terkendali tekan (spiral) : 0.70
• Penampang terkendali tekan (komponen struktur bertulang lainnya) : 0.65
• Geser dan torsi : 0.75
• Geser seismik : 0.60
• Geser pada penghubung (joint) dan balok koper bertulangan diagonal : 0.85

Tabel Input Faktor Reduksi Struktur pada Etabs

8. Parameter efektifitas momen inertia (penampang retak) (sesuai SNI 2847:2019) :


• Komponen Kolom : 0.7 Ig
• Komponen Shearwall : 0.7 Ig
• Komponen Balok : 0.35 Ig
• Komponen Pelat Lantai : 0.25 Ig

Tabel Parameter Momen Retak

7
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

III.4. Desain Pembebanan Gempa (Beban Horizontal)


Untuk analisis beban gempa ditentukan sesuai dengan yang disyaratkan oleh SNI 1726:2019.
Bangunan ini akan dianalisis secara dinamik (analisis modal response spectrum) dengan
parameter-parameter sebagai berikut :
a. Kategori Resiko Bangunan berdasarkan SNI 1726:2019 : Kategori Resiko II

b. Faktor Keutamaan Gempa (Ie) : 1.00

c. Klasifikasi tanah berdasarkan hasil penyelidikan tanah di lokasi proyek dan hasil uji
laboratorium khususnya untuk tanah lapisan 30 m paling atas, situs ditetapkan masuk
dalam klasifikasi Tanah Lunak (SE).
d. Parameter Respons Spectra berdasarkan lokasi pembangunan gedung diambil dari tabel
Desain Spektra Indonesia 2019-2020 yang disusun oleh PUSKIM PU sebagai berikut :

Gambar 1a. Peta Gempa Percepatan Batuan Dasar pada Periode Pendek

8
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Gambar 1b. Peta Gempa Percepatan Batuan Dasar pada Periode 1 detik

Gambar 1c. Parameter Respon Spektra wilayah Jakarta

Gambar 1d. Tabel input parameter perencanaan gempa

9
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

e. Parameter Kategori Desain Seismik


Dari tabel dan grafik respons spektrum gempa rencana didapat SDS= 0.670g dan SD1=
0.639g untuk tanah lunak. Sistem struktur dikategorikan sebagai Kategori Desain Seismik
Kelas D karena nilai SDS ≥ 0.5 dan SD1 ≥ 0.20 dengan kategori risiko tingkat II.

f. Parameter sistem penahan gaya gempa (R, Ω0, Cd)

10
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

g. Grafik Respon Spektrum Desain

h. Parameter lainnya
Damping ratio (D) = 0.05, jumlah ragam getar (mode shape) yang ditinjau= 50, kombinasi
ragam dihitung dengan metode CQC, tinjauan arah gempa= 0o dan 90o (bolak-balik).

i. Faktor Skala Gempa

Faktor skala gempa ini yang dipakai pada analisa awal perhitungan struktur untuk
mendapatkan skala gempa dinamis yang dipakai.

11
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

III.5. Penentuan Beban Gempa


Beban horizontal akibat gaya gempa yang bekerja pada tiap lantai dihitung berdasarkan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penentuan Massa Struktur
Massa struktur tiap lantai diambil dari hasil output program ETABS pada Tabel Mass
Summary by Story. Kriteria beban seismik efektif seperti yang dimaksudkan dalam pasal
7.7.2 SNI 1726:2019

2. Analisis modal dilakukan pada model struktur dengan jumlah yang ditentukan
berdasarkan pencapaian partisipasi massa modal kumulatif lebih dari 90 persen. Dari
analisis modal ini, dapat diperoleh periode fundamental bangunan (T) untuk masing-
masing arah bangunan. Nilai ini diambil dari hasil output program ETABS pada Tabel
Modal Participation Factors.
Pada analisis ini, pemodelan struktur 3D untuk struktur atas dengan penjepitan lateral
pada lantai dasar. Hasil analisis yang diambil adalah nilai Tx dan Ty.

3. Dari periode fundamental bangunan (T) yang diperoleh dari langkah ke [2], diperoleh
nilai koefisien respons seismik (Cs). Koefisien ini ditentukan sebagai berikut:

Nilai Cs yang dihitung dengan persamaan di atas tidak perlu melebihi:

12
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Serta tidak boleh kurang dari :

Nilai periode struktur untuk perhitungan koefisien gempa dibatasi oleh Tmin dan Tmax.
Nilainya adalah sebagai berikut:

Di mana:
Cu = koefisien untuk batas atas perioda
= 1.4 untuk nilai SD1 lebih dari 0.4 (Tabel 17 SNI 1726:2019)
Ct = 0.0488 untuk semua system struktur lainnya (Tabel 18 SNI 1726:2019)
X = 0.75 untuk semua system struktur lainnya (Tabel 18 SNI 1726:2019)

Tabel Koefisien untuk Batas Atas pada Perioda yang Dihitung


Parameter Percepatan Respons
Koefisien CU
Spektral Desain pada 1 detik, SD1

≥ 0,4 1,4

0,3 1,4

0,2 1,5

0,15 1,6

≤ 0,1 1,7

Sumber :SNI 1726:2019 - Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur


Bangunan Gedung dan Non Gedung.

Nilai koefisien seismik (CS) terbesar berdasarkan Gambar B.4 adalah nilai CS max atau
Cu.Ta, yaitu 0.0771g. Nilai ini kemudian digunakan untuk menentukan gaya geser dasar
desain bangunan.

13
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

4. Penentuan gaya geser dasar seismik (V) menurut cara analisis statik ekivalen
menggunakan rumus:

di mana
Vs = gaya geser dasar seismik statik (kN)
W = berat seismik efektif (kN)

5. Modal Response Spectrum Analysis (MRSA) dilakukan dengan menggunakan bantuan


program komputer ETABS. Gaya geser dasar seismik dinamik (Vd) dengan analisis ini
kemudian diperbandingkan terhadap gaya geser dasar seismik statik (Vs) dan nilai Vd
harus lebih besar atau sama dengan 100%Vs (SNI 1726:2019 pasal 7.9.1.4.1). Jika nilai Vd
lebih kecil daripada Vs, maka nilai Vd perlu diperbesar dengan faktor skala 100% Vs/Vd.
Faktor skala ini akan dimasukan dalam load case pada ETABS.

6. Aplikasi Torsi Tak Terduga


Torsi tak terduga yang diakibatkan dari perpindahan pusat massa dalam tiap arah
dengan penambahan eksentrisitas sebesar 5% dari dimensi struktur tegak lurus dari arah
gaya. Perbesaran dari momen akibat torsi tambahan diperlukan saat faktor amplifikasi
torsi (Ax) lebih besar daripada 1.
Ketika gaya gempa bekerja pada 2 arah secara bersamaan, penambahan eksentrisitas
tak terduga pada pusat massa hanya diaplikasikan pada arah dominan yang ada di dalam
kombinasi beban.

7. Pengaruh P-Delta
Untuk struktur tinggi, pengaruh geometri terhadap gaya dalam struktur menjadi
signifikan. Untuk itu, di dalam analisis struktur telah dipertimbangkan efek P-Delta
dengan bantuan program ETABS.

8. Kinerja Batas Struktur Gedung


Untuk memenuhi persyaratan “kinerja batas ultimit”, struktur gedung ditentukan oleh
simpangan dan simpangan antar-tingkat maksimum struktur gedung akibat pengaruh

14
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Gempa Rencana dalam kondisi struktur gedung di ambang keruntuhan, yaitu untuk
membatasi kemungkinan terjadinya keruntuhan struktur gedung yang dapat
menimbulkan korban jiwa manusia dan untuk mencegah benturan berbahaya antar-
gedung atau antar bagian struktur gedung yang dipisah dengan sela pemisah (sela
dilatasi). Simpangan antar-tingkat ini harus dihitung dari simpangan struktur gedung
akibat pembebanan gempa nominal, dikalikan dengan
suatu faktor pengali (Cd/I) sebagai berikut :

Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas ultimit struktur gedung, dalam segala hal
simpangan antar-tingkat yang dihitung dari simpangan struktur gedung menurut SNI
1726:2019 tidak boleh melampaui 0.01 kali tinggi tingkat yang bersangkutan.

9. Modifikasi Kekakuan Elemen Struktur


Dalam pemodelan struktur bangunan dengan program bantu ETABS, property kekakuan
elemen-elemen strukturnya telah dimodifikasi dengan menggunakan nilai reduksi untuk
kekakuan elemen sebagai berikut.

Nilai tersebut diambil dengan mengacu pada Tata Cara Penghitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung, SNI 2847:2019, Tabel 6.6.3.1.1(a). Untuk elemen baja tidak
ada modifikasi kekakuan elemen struktur.

10. Kriteria Defleksi


Kontrol defleksi diperlukan untuk memastikan bahwa vibrasi yang terjadi ketika elemen
struktur terbebani, tidak mengganggu aktivitas manusia, dan mengakibatkan kerusakan
elemen non-struktural, dan memperlemah kekuatan elemen struktur.

15
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Untuk itu, elemen struktural perlu memiliki kekakuan yang baik dalam memberikan
kemampuan layan yang baik. SNI 2847:2019 memberikan panduan terhadap tebal
minimum balok beton non-prategang atau pelat beton bertulang satu arah bila
diinginkan analisis lendutan tidak diperlukan. Nilainya dapat dilihat pada Tabel.

Batas lendutan izin maksimum untuk elemen struktural pada umumnya diberikan pada
SNI 2847:2019 dapat dilihat pada Tabel. Walaupun desain standar terkait dengan kode
desain beton bertulang, secara umum dapat diaplikasikan pada berbagai jenis tipe
elemen struktur.

16
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

III.6. Kombinasi Pembebanan


Kombinasi pembebanan yang dipakai untuk dibandingkan dalam perencanaan struktur
beton bertulang adalah :
1. 1.4 DL
2. 1.2 DL + 1.6 LL + 0.5 Lrf
3. 1.2 DL + LL + 1.6 Lrf
4. (1.2 + 0.2 Sds) DL + LL + 0.5 LLr ± 0.3 ρ SPECY000 ± ρ SPECX005
5. (1.2 + 0.2 Sds) DL + LL + 0.5 LLr ± 0.3 ρ SPECX000 ± ρ SPECY005
6. (0.9 – 0.2 Sds) DL ± 0.3 ρ SPECY000 ± ρ SPECX005
7. (0.9 – 0.2 Sds) DL ± 0.3 ρ SPECX000 ± ρ SPECY005
Pengaruh gempa vertikal sudah dimasukan dalam combo 3-6 yaitu sebesar 0.2SDS.DL.

Kombinasi pembebanan yang dipakai untuk dibandingkan dalam perencanaan struktur


beton bertulang untuk struktur bawah (tie beam dan pile cap) adalah:
1. 1.4 DL
2. 1.2 DL + 1.6 LL + 0.5 Lrf
3. 1.2 DL + LL + 1.6 Lrf
4. 1.2 DL + 1.6 LL + 1.2 Un
5. 1.2 DL + 1.6 LL + 1.05 Uf
6. (1.2 + 0.2 Sds) DL + LL + 0.5 LLr ± F2.ρ (1.0 SPECX005 ± 0.3 SPECY000)
7. (1.2 + 0.2 Sds) DL + LL + 0.5 LLr ± F2.ρ (1.0 SPECY005 ± 0.3 SPECX000)
8. (0.9 – 0.2 Sds) DL ± F2.ρ (0.3 SPECX005 ± 1.0 SPECY000)
9. (0.9 – 0.2 Sds) DL ± F2.ρ (0.3 SPECY005 ± 1.0 SPECX000)
10. 0.9 D + 1.4 Un
11. 0.9 D + 1.05 Uf

Sedangkan kombinasi pembebanan yang dipakai untuk dibandingkan dalam perencanaan


fondasi adalah sebagai berikut:
Terhadap gaya tetap:
1. D + LL + 0.5 LLr ≤ Pizin

17
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Terhadap gaya uplift:


2. D + Un ≤ Pizin
3. D + 0.75Uf ≤ Pizin

Terhadap gaya gempa desain:


4. (1.0+0.14 SDS)D + 0.9 (0.7 ρ (±Ex ± 0.3Ey) + Un ≤ 1.3 Pizin
5. (1.0+0.14 SDS)D + 0.9 (0.7 ρ (±0.3Ex ± Ey) + Un ≤ 1.3 Pizin
6. (1.0+0.1 SDS)D + 0.75 L + 0.9 (0.525 ρ (±Ex ± 0.3Ey) + Un ≤ 1.3 Pizin
7. (1.0+0.1 SDS)D + 0.75 L + 0.9 (0.525 ρ (±0.3Ex ± Ey) + Un ≤ 1.3 Pizin
8. (0.6-0.14 SDS)D + 0.9 (0.7 ρ (±Ex ± 0.3Ey) + 0.6Un ≤ 1.3 Pizin
9. (0.6-0.14 SDS)D + 0.9 (0.7 ρ (±0.3Ex ± Ey) + 0.6Un ≤ 1.3 Pizin

Terhadap gaya gempa kuat:


10. (1.0+0.14 SDS)D + 0.9 (0.7 Ωo (±Ex ± 0.3Ey) + Un ≤ 1.56 Pizin
11. (1.0+0.14 SDS)D + 0.9 (0.7 Ωo (±0.3Ex ± Ey) + Un ≤ 1.56 Pizin
12. (1.0+0.1 SDS)D + 0.75 L + 0.9 (0.525 Ωo (±Ex ± 0.3Ey) + Un ≤ 1.56 Pizin
13. (1.0+0.1 SDS)D + 0.75 L + 0.9 (0.525 Ωo (±0.3Ex ± Ey) + Un ≤ 1.56 Pizin
14. (0.6-0.14 SDS)D + 0.9 (0.7 Ωo (±Ex ± 0.3Ey) + 0.6Un ≤ 1.56 Pizin
15. (0.6-0.14 SDS)D + 0.9 (0.7 Ωo (±0.3Ex ± Ey) + 0.6Un ≤ 1.56 Pizin

Keterangan:
D : Dead load
LL : Live load ≥ 4.80 kPa
LLr : Live load < 4.80 kPa
Lrf : Roof live load
Un : Uplift, normal condition
Uf : Uplift, flood condition
F2 : 1.78
SDS : design, 5% damped, spectral response acceleration parameter at short periods
ρ : Redundancy factor = 1.3
Ω0 : 2.5

18
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

BAB IV. PEMODELAN STRUKTUR

Struktur dimodelkan sebagai portal ruang 3-D dengan 6 derajat kebebasan (degree of
freedom / DOF) pada tiap nodal. Pelat lantai dimodelkan sebagai elemen membrane. Efek P-
Delta juga sudah dipertimbangkan di dalam analisis untuk memperoleh keakuratan gaya dalam.

Beban gravitasi didefinisikan sesuai dengan deskripsi di bab III. Besarnya berat sendiri
struktur dapat dihitung langsung oleh program ETABS dengan memasukkan massa jenis
material elemen struktur. Beban gravitasi yang bekerja pada pelat lantai didistribusikan ke balok
– balok keliling pelat sesuai tributari areanya.

Jumlah ragam yang ditinjau tidak boleh kurang dari 5. Pada dasarnya jumlah ragam yang
ditinjau adalah sedemikian rupa sehingga sudah mengandung paling sedikit 90% dari energy
gempa. Jumlah ragam struktur yang ditinjau adalah 10.

Analisis gempa dinamik yang digunakan adalah analisis ragam spektrum respons, yakni
dengan memberlakukan suatu spektrum respons gempa rencana pada suatu model Finite
Element dari struktur dan kemudian ditentukan respons struktur terhadap gempa rencana
tersebut melalui superposisi dari respons masing-masing ragamnya.

Analisis Respons Spektrum ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program


computer ETABS. Dengan mengetahui data periode struktur sejumlah bentuk ragam yang
ditinjau, data koefisien gempa dasar setiap ragam dapat diperhitungkan dengan
mempertimbangkan input respons spektrum yang dibaca langsung oleh program ETABS.

Respons maksimum dari tiap ragam belum tentu terjadi secara bersamaan. Untuk itu,
metode Complete Quadratic Combination (CQC) digunakan untuk menjumlahkan respons
struktur dari semua ragam tertinjau yang mengevaluasi respons maksimum dari tiap ragam
respons yang terbesar secara kombinatorial statistik dan memperhitungkan keterkaitan periode
antar ragam.

19
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

PEMODELAN STRUKTUR

20
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Denah Struktur Atas GWT

21
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Denah Struktur Dak R.Tangga

22
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Potongan As-4

Potongan As-5

Potongan As-6

23
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Tampak 3 Dimensi

24
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

PEMODELAN PEMBEBANAN

25
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Beban Air GWT dan R.Pompa (SDL)

26
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Beban Tambahan Pelat Atas GWT (SDL)

27
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Beban Hidup Pelat Atas GWT (LL)

28
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Beban Hidup Area Dak R.Tangga (LL)

29
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

BAB V. HASIL ANALISA STRUKTUR

Dalam bab ini akan ditinjau perilaku model struktur akibat dari berbagai skenario
pembebanan, khususnya terhadap beban gempa, serta batasan-batasan yang harus dipenuhi
sesuai standar dan peraturan yang berlaku.

V.1. Kebutuhan Penulangan Struktur


Setelah dilakukan pemodelan struktur dengan pembebanan-pembebanan rencana untuk
mendapatkan hasil yang optimal, maka didapatkan hasil analisa sebagai berikut :

V.1.1. Penulangan Kolom


Dalam melihat output dari software Etabs dapat langsung dihitung luasan perlu penulangan
pada komponen struktur. Untuk kebutuhan penulangan struktur kolom dapat dilihat pada
output berikut :

Kebutuhan Tulangan Kolom As-4

30
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Kebutuhan Tulangan Kolom As-5

Kebutuhan Tulangan Kolom As-6

Untuk kolom dengan dimensi 40x40cm membutuhkan penulangan dengan luasan


1600mm2, jika dipakai besi D16 (A=201mm2) maka diperlukan : 1600/201 = 7.9 ~ 8 D16.
Sedangkan untuk kolom 20x20cm membutuhkan penulangan 400mm2, jika dipakai besi D13
(A=133mm2) maka : 400/133 = 3 ~ 4 D13.

31
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

32
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

V.1.2. Penulangan Balok


Kebutuhan penulangan pada balok cara perhitungannya sama seperti pada kolom, luasan
perlu pada output Etabs dibagi dengan luasan besi tulangan.

Kebutuhan Tulangan Balok Area Atas GWT

33
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Kebutuhan Tulangan Balok Dak R.Tangga

34
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Pada area atas GWT, balok dimensi 30x40cm pada tumpuan atas membutuhkan luasan
1166mm2, jika dipakai besi D16 (A=201mm2) maka : 1166/201 = 5.8 ~ 6 D16. Pada tumpuan
bawah membutuhan luasan 554mm2, maka : 554/201 = 2.75 ~ 3 D16.

Balok dimensi 25x40cm pada tumpuan atas membutuhkan luasan 842mm2, jika dipakai besi
D16 (A=201mm2) maka : 842/201 = 4.19 ~ 5 D16. Pada tumpuan bawah membutuhkan
luasan 446mm2, maka : 446/201 = 2.21 ~ 3 D16.

35
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

V.1.3. Penulangan Pelat Lantai


Penulangan pelat bawah GWT

36
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

37
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Penulangan pelat atas GWT

38
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

39
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

40
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

V.1.4. Penulangan Dinding GWT

41
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

42
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

43
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

44
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

V.2. Analisa Pondasi


V.2.1. Analisa Daya Dukung Pondasi

Berdasarkan data-data soiltest dan beberapa referensi soiltest dari pekerjaan bangunan di
sekitarnya, kondisi lapisan tanah pada lokasi proyek pembangunan cukup jelek, kedalaman
tanah keras hingga di -26m dari muka tanah asli.

Untuk pekerjaan pondasi pada bangunan GWT ini, maka kedalaman tanah keras yang
ditinjau adalah pada -16m dari muka tanah asli ( jika dihitung dari muka lantai dasar GWT
pada kedalaman -12.2m). Sehingga didapatkan daya dukung aksial tekan sebesar 30 ton.

45
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Data hasil sondir :

46
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Berdasarkan tabel penyelidikan tanah di atas, dapat dibaca bahwa kedalaman Muka Air
Tanah (MAT) berada di -4.80m dari Muka Tanah Asli. Kedalaman Tanah keras dengan nilai
konus rata-rata mencapai 250 kg/cm2 berada di kedalaman -26.00m.

47
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Analisa Daya Dukung Tanah di kedalaman -16m dari Muka Tanah Asli dapat dihitung sebagai
berikut :

48
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Berikut jumlah kebutuhan pondasi borpile pada GWT.

49
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

Pada gambar struktur jumlah kebutuhan pondasi sebanyak 35 titik setelah di sebar merata
pada seluruh area bawah GWT.

50
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

V.2.2. Cek Beban Uplift pada GWT

51
Laporan Struktur
GWT & RUANG POMPA DAMKAR IBUKOTA JAKARTA

BAB VI. PENUTUP

Demikian laporan ini disajikan agar dapat digunakan dengan semestinya oleh pihak-pihak
terkait dalam mendukung pembangunan proyek ini.

Jakarta,
Penanggung jawab struktur

Dian Rusdiana, ST
SKA No. 1.2.201.1.152.09.1044640

52

Anda mungkin juga menyukai