Anda di halaman 1dari 161

RSNI 2

Standar Nasional Indonesia

Ketentuan desain tahan gempa


untuk struktur gedung baja
Seismic provisions for structural steel buildings

ICS Badan Standarisasi Nasional


Kata pengantar

Standar ini memberikan persyaratan umum, persyaratan desain, analisis, persyaratan desain
komponen struktur dan sambungan, sistem portal-momen, sistem portal-terbreis dan
dinding-geser, sistem portal momen komposit, portal terbreis komposit dan sistem dinding
geser, pabrikasi dan ereksi, kontrol kualitas dan jaminan mutu, ketentuan pengujian
prakualifikasi dan kualifikasi siklik. Persyaratan tersebut dimaksudkan untuk menjamin agar
bangunan gedung baja yang didesain sesuai standar ini tidak akan runtuh akibat gempa
kuat.

Standar ini merupakan revisi dari SNI 1729 yang terdiri dari dua (2) standar, yaitu SNI
1729.1 Spesifikasi Gedung Baja Struktural merupakan adopsi penuh SNI 1729.1 dan SNI
1729.2 Ketentuan Desain Tahan Gempa untuk Struktur Gedung Baja merupakan adopsi
penuh AISC 341-10 dan ditulis sesuai dengan PSN 03.1: 2007.

Standar ini disusun oleh Sub Panitia Teknis (SPT) Bahan, Sain, Struktur dan Konstruksi
Bangunan

Standar ini telah dibahas dan disetujui oleh anggota SPT pada rapat konsensus tgl di
Pusat Litbang Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangnan, Kementerian PU.

1 dari 149
Daftar isi

Simbol 1
Daftar istilah 7
Singkatan 15
Ketentuan
A. Persyaratan umum 17
A1. Ruang Lingkup 17
A2. Spesifikasi, Tata cara dan Standar yang diacu 18
A3. Bahan 18
1. Spesifikasi Bahan 18
2. Kekuatan Bahan Ekspektasi 19
3. Profil Besar 20
4. Bahan Habis Pakai untuk Pengelasan 21
4a. Las Sistem Penahan Gaya Gempa 21
4b. Las Kritis Perlu 21
5. Beton dan Baja Tulangan 21
A4. Gambar Desain Struktur dan Spesifikasi 22
1. Umum 22
2. Konstruksi Baja 22
3. Konstruksi Komposit 23

B. Persyaratan Umum Desain 24


B1. Persyaratan Umum Desain Gempa 24
B2. Beban dan Kombinasi Beban 24
B3. Dasar Desain 26
1. Kekuatan Perlu 26
2. Kekuatan Tersedia 26
B4. Tipe Sistem 26

C. Analisis 27
C1. Persyaratan Umum 27
C2. Persyaratan Tambahan 27
C3. Analisis Non-linier 27

D. Persyaratan Umum Komponen Struktur dan Desain Sambungan 28


D1. Persyaratan Komponen Struktur 28
1. Klasifikasi Profil untuk Daktilitas 28
1a. Persyaratan Profil untuk Komponen Struktur Daktail 28
1b. Pembatasan Lebar-ke-Tebal dari Profil Baja dan Komposit 28
2. Breising Stabilitas Balok 31
2a. Komponen Struktur Daktail Sedang 31
2b. Komponen Struktur Daktail Tinggi 32
2c. Breising Khusus pada Lokasi Sendi Plastis 32
3. Zona Terlindung 33
4. Kolom 33
4a. Kekuatan Perlu 33
4b. Kolom Komposit Terbungkus Beton 34
4c. Kolom Komposit Terisi Beton 36
5. Diafragma Pelat Komposit 37
5a. Transfer Beban 37
2 dari 149
5b. Kekuatan Geser Nominal 37
D2. Sambungan 37
1. Umum 37
2. Joint Baut 37
3. Joint Las 38
4. Pelat Penerus dan Pelat Pengaku 38
5. Sambungan Kolom 38
5a. Lokasi Sambungan 38
5b. Kekuatan Perlu 39
5c. Kekuatan Geser Perlu 39
5d. Konfigurasi Sambungan Baja Struktural 40
5e. Sambungan pada Kolom Komposit Terbungkus Beton 40
6. Dasar Kolom 40
6a. Kekuatan Aksial Perlu 40
6b. Kekuatan Geser Perlu 41
6c. Kekuatan Lentur Perlu 41
7. Sambungan Komposit 41
8. Angkur Baja 43
D3. Kompatibilitas Deformasi Komponen Struktur Non-Sistem Penahan Gaya
Gempa (Non-SPGG) dan Sambungan 43
D4. Tiang Pancang H 43
1. Persyaratan Desain 43
2. Balok penopang H Miring 44
3. Tarik 44
4. Zona Terlindung 44

E. Sistem Portal Momen 45


E1. Portal Momen Biasa 45
1. Ruang Lingkup 45
2. Dasar Desain 45
3. Analisis 45
4. Persyaratan Sistem 45
5. Komponen Struktur 45
6. Sambungan 45
6a. Las Kritis Perlu 46
6b. Sambungan Momen Tertahan Penuh (TP) 46
6c. Sambungan Momen Tertahan Sebagian (TS) 47
E2. Portal Momen Menengah 48
1. Ruang Lingkup 48
2. Dasar Desain 48
3. Analisis 48
4. Persyaratan Sistem 48
4a. Breising Stabilitas Balok 48
5. Komponen Struktur 48
5a. Persyaratan Dasar 48
5b. Sayap Balok 48
5c. ZonaTerlindung 49
6. Sambungan 49
6a. Las Kritis Perlu 49
6b. Persyaratan Sambungan Balok-ke-Kolom 49
6c. Pembuktian Kesesuaian 50
6d. Kekuatan Geser Perlu 50
6e. Zona Panel 51
6f. Pelat Penerus 51
6g. Sambungan Kolom 51
3 dari 149
E3. Portal Momen Khusus 51
1. Ruang Lingkup 51
2. Dasar Desain 51
3. Analisis 51
4. Persyaratan Sistem 52
4a. Rasio Momen 52
4b. Breising Stabilitas Balok 54
4c. Breising Stabilitas pada Sambungan Balok-ke-Kolom 54
5. Komponen Struktur 55
5a. Persyaratan Dasar 55
5b. Sayap Balok 55
5c. Zona Terlindung 56
6. Sambungan 56
6a. Las Kritis Perlu 56
6b. Sambungan Balok-ke-Kolom 56
6c. Pembuktian Kesesuaian 57
6d. Kekuatan Geser Perlu 57
6e. Zona Panel 58
6f. Pelat Penerus 59
6g. Sambungan Kolom 61
E4. Portal Momen Rangka Batang Khusus (PMRBK) 61
1. Ruang Lingkup 61
2. Dasar Desain 61
3. Analisis 61
3a. Segmen Khusus 61
3b. Segmen Non-Khusus 61
4. Persyaratan Sistem 62
4a. Segmen Khusus 62
4b. Breising Stabilitas Rangka Batang 62
4c. Breising Stabilitas Sambungan Rangka Batang-ke-Kolom 62
4d. Kekakuan Breising Stabilitas 63
5. Komponen Struktur 63
5a. Komponen Struktur Segmen Khusus 63
5b. Kekuatan Geser Vertikal Ekspektasi Segmen Khusus 63
5c. Pembatasan Lebar-Tebal 64
5d. Komponen Struktur Chord Tersusun 64
5e. Zona Terlindung 64
6. Sambungan 64
6a. Las Kritis Perlu 64
6b. Sambungan Komponen Struktur Badan Diagonal pada Segmen Khusus 64
6c. Sambungan Kolom 65
E5. Sistem Kolom Kantilever Biasa 65
1. Ruang Lingkup 65
2. Dasar Desain 65
3. Analisis 65
4. Persyaratan Sistem 65
4a. Kolom 65
4b. Breising Stabilitas Kolom 65
5. Komponen Struktur 65
5a. Persyaratan Dasar 65
5b. Sayap Kolom 66
5c. Zona Terlindung 66
6. Sambungan 66
6a. Las Kritis Perlu 66
6b. Dasar Kolom 66
4 dari 149
E6. Sistem Kolom Kantilever Khusus 66
1. Ruang Lingkup 66
2. Dasar Desain 66
3. Analisis 66
4. Persyaratan Sistem 66
4a. Kolom 66
4b. Breising Stabilitas Kolom 66
5. Komponen struktur 66
5a. Persyaratan Dasar 66
5b. Sayap Kolom 67
5c. Zona Terlindung 67
6. Sambungan 67
6a. Las Kritis Perlu 67
6b. Dasar Kolom 67

F. Sistem Portal Terbreis dan Sistem Dinding Geser 68


F1. Portal Terbreis Konsentris Biasa 68
1. Ruang Lingkup 68
2. Dasar Desain 68
3. Analisis 68
4. Persyaratan Sistem 68
4a. Portal Terbreis V dan Portal Terbreis V Terbalik 68
4b. Portal Terbreis K 69
5. Komponen Struktur 69
5a. Persyaratan Dasar 69
5b. Kelangsingan 69
6. Sambungan 69
6a. Sambungan Breis Diagonal 69
7. Portal Terbreis Konsentris Biasa di atas Sistem Isolasi Gempa 70
7a. Persyaratan Sistem 70
7b. Komponen Struktur 70
F2. Portal Terbreis Konsentris Khusus 70
1. Ruang Lingkup 70
2. Dasar Desain 70
3. Analisis 70
4. Persyaratan Sistem 71
4a. Distribusi Gaya Lateral 71
4b. Portal Terbreis V dan Portal Terbreis V Terbalik 72
4c. Portal Terbreis K 72
4d. Portal hanya Menahan Gaya Tarik 72
5. Komponen Struktur 72
5a. Persyaratan Dasar 72
5b. Breis Diagonal 72
5c. Zona Terlindung 73
6. Sambungan 73
6a. Las Kritis Perlu 73
6b. Sambungan Balok-ke-Kolom 74
6c. Kekuatan Perlu Sambungan Breis 74
6d. Sambungan Kolom 75
F3. Portal Terbreis Eksentris 76
1. Ruang Lingkup 76
2. Dasar Desain 76
3. Analisis 76
4. Persyaratan Sistem 77
4a. Sudut Rotasi Elemen perangkai 77
5 dari 149
4b. Breising Elemen perangkai 77
5. Komponen Struktur 77
5a. Persyaratan Dasar 77
5b. Elemen Perangkai 78
5c. Zona Terlindung 81
6. Sambungan 81
6a. Las Kritis Perlu 81
6b. Sambungan Balok-ke-Kolom 82
6c. Sambungan Breis Diagonal 82
6d. Sambungan Kolom 82
6e. Sambungan Elemen Perangkai-ke-Kolom 83
F4. Portal Terbreis Penahan Tekuk 84
1. Ruang Lingkup 84
2. Dasar Desain 84
2a. Kekuatan Breis 84
3. Analisis 85
4. Persyaratan Sistem 86
4a. Portal Terbreis V dan Portal Terbreis V Terbalik 86
4b. Portal Terbreis K 86
4c. Breising Sambungan pada Sambungan Balok-ke-Kolom 86
5. Komponen Struktur 86
5a. Persyaratan Dasar 86
5b. Breis Diagonal 87
5c. Zona Terlindung 88
6. Sambungan 88
6a. Las Kritis Perlu 88
6b. Sambungan Balok-ke-Kolom 88
6c. Sambungan Breis Diagonal 89
6d. Sambungan Kolom 89
F5. Dinding Geser Pelat Khusus 90
1. Ruang Lingkup 90
2. Dasar Desain 90
3. Analisis 90
4. Persyaratan Sistem 91
4a. Kekakuan Elemen Pembatas 91
4b. Rasio Momen Sambungan Elemen Pembatas Horisontal
(EPH)-ke-Elemen Pembatas Vertikal (EPV) 91
4c. Breising 91
4d. Bukaan pada Badan 91
5. Komponen Struktur 91
5a. Persyaratan Dasar 91
5b. Badan 91
5c. Zona Terlindung 92
6. Sambungan 92
6a. Las Kritis Perlu 92
6b. Sambungan EPH-ke-EPV 92
6c. Sambungan Badan ke Elemen Pembatas 93
6d. Sambungan Kolom 93
7. Badan Berlubang 93
7a. Tata Letak Lubang Lingkaran yang Teratur 93
7b. Potongan Sudut Diperkuat 95

G. Sistem Portal Momen Komposit 97


G1. Portal Momen Biasa Komposit 97
1. Ruang Lingkup 97
6 dari 149
2. Dasar Desain 97
3. Analisis 97
4. Persyaratan Sistem 97
5. Komponen Struktur 97
6. Sambungan 98
G2. Portal Momen Menengah Komposit 98
1. Ruang Lingkup 98
2. Dasar Desain 98
3. Analisis 98
4. Persyaratan Sistem 98
4a. Breising Stabilitas Balok 98
5. Komponen Struktur 98
5a. Persyaratan Dasar 98
5b. Sayap Balok 99
5c. Zona Terlindung 99
6. Sambungan 99
6a. Las Kritis Perlu 99
6b. Sambungan Balok-ke-Kolom 99
6c. Pembuktian Kesesuaian 99
6d. Kekuatan Geser Perlu 99
6e. Pelat Penerus dan Diafragma 100
6f. Sambungan Kolom 100
G3. Portal Momen Khusus Komposit 100
1. Ruang Lingkup 100
2. Dasar Desain 100
3. Analisis 101
4. Persyaratan Sistem 101
4a. Rasio Momen 101
4b. Breising Stabilitas Balok 102
4c. Breising Stabilitas pada Sambungan Balok-ke-Kolom 102
5. Komponen Struktur 102
5a. Persyaratan Dasar 102
5b. Sayap Balok 102
5c. Zona Terlindung 103
6. Sambungan 103
6a. Las Kritis Perlu 103
6b. Sambungan Balok-ke-Kolom 103
6c. Pembuktian Kesesuaian 103
6d. Kekuatan Geser Perlu 104
6e. Sambungan Pelat Diafragma 104
6f. Sambungan Kolom 104
G4. Portal Momen Tertahan Sebagian Komposit 105
1. Ruang Lingkup 105
2. Dasar Desain 105
3. Analisis 105
4. Persyaratan Sistem 105
5. Komponen Struktur 105
5a. Kolom 105
5b. Balok 105
6. Sambungan 105
6a. Las Kritis Perlu 105
6b. Kekuatan Perlu 106
6c. Sambungan Balok-ke-Kolom 106
6d. Pembuktian Kesesuaian 106
6e. Kekuatan Sambungan 106
7 dari 149
6f. Sambungan Kolom 106

H. Sistem Portal Terbreis Komposit dan Sistem Dinding Geser 107


H1. Portal Terbreis Biasa Komposit 107
1. Ruang Lingkup 107
2. Dasar Desain 107
3. Analisis 107
4. Persyaratan Sistem 108
5. Komponen Struktur 108
5a. Persyaratan Dasar 108
5b. Kolom 108
5c. Breis 108
6. Sambungan 108
H2. Portal Terbreis Konsentris Khusus Komposit 108
1. Ruang Lingkup 108
2. Dasar Desain 108
3. Analisis 108
4. Persyaratan Sistem 108
5. Komponen Struktur 109
5a. Persyaratan Dasar 109
5b. Breis Diagonal 109
6. Sambungan 109
6a. Las Kritis Perlu 109
6b. Sambungan Balok-ke-Kolom 109
6c. Kekuatan Perlu Sambungan Breis 110
6d. Sambungan Kolom 110
H3. Portal Terbreis Eksentris Komposit 110
1. Ruang Lingkup 110
2. Dasar Desain 110
3. Analisis 110
4. Persyaratan Sistem 110
5. Komponen Struktur 110
6. Sambungan 110
6a. Sambungan Balok-ke-Kolom 111
H4. Dinding Geser Biasa Komposit 111
1. Ruang Lingkup 111
2. Dasar Desain 111
3. Analisis 111
4. Persyaratan Sistem 111
5. Komponen Struktur 112
5a. Komponen Struktur Pembatas 112
5b. Balok Kopel 112
6. Sambungan 114
H5. Dinding Geser Khusus Komposit 114
1. Ruang Lingkup 114
2. Dasar Desain 114
3. Analisis 115
4. Persyaratan Sistem 115
5. Komponen Struktur 115
5a. Elemen Daktail 115
5b. Komponen Struktur Pembatas 115
5c. Balok Kopel Baja 116
5d. Balok Kopel Komposit 117
6. Sambungan 117
6a. Las Kritis Perlu 117
8 dari 149
6f. Sambungan Kolom 117
H6. Dinding Geser Pelat Komposit 117
1. Ruang Lingkup 117
2. Dasar Desain 118
3. Analisis 118
3a. Badan 118
3b. Komponen Struktur dan Sambungan Lainnya 118
4. Persyaratan Sistem 118
4a. Tebal Pelat Baja 118
4b. Kekakuan dari Elemen Pembatas Vertikal (EPV) 118
4c. Rasio Momen Sambungan Elemen Pembatas Horisontal
(EPH)-ke-Elemen Pembatas Vertikal (EPV) 118
4d. Breising 118
4e. Bukaan pada Badan 118
5. Komponen Struktur 119
5a. Persyaratan Dasar 119
5b. Badan 119
5c. Elemen Pengaku Beton 119
5d. Komponen Struktur Pembatas 119
6. Sambungan 120
6a. Las Kritis Perlu 120
6b. Sambungan Elemen Pembatas Horisontal
(EPH)-ke-Elemen Pembatas Vertikal (EPV) 120
6c. Sambungan Pelat Baja pada Elemen Pembatas 120
6d. Sambungan Pelat Baja pada Panel Beton Bertulang 120
6e. Sambungan Kolom 120

I. Pabrikasi dan Ereksi 121


I1. Gambar Kerja dan Ereksi 121
1. Gambar Kerja untuk Konstruksi Baja 121
2. Gambar Ereksi untuk Konstruksi Baja 121
3. Gambar Kerja dan Gambar Ereksi untuk Konstruksi Komposit 122
I2. Pabrikasi dan Ereksi 122
1. Zona Terlindung 122
2. Sambunga Baut 122
3. Sambungan Las 122
4. Pelat Penerus dan Pengaku 123

J. Pengendali Mutu dan Jaminan Mutu 124


J1. Ruang Lingkup 124
J2. Dokumen Pabrikator dan Erektor 124
1. Dokumen yang harus Diserahkan untuk Konstruksi Baja 124
2. Dokumen yang Tersedia untuk Pemeriksaan Konstruksi Baja 125
3. Dokumen yang harus Diserahkan untuk Konstruksi Komposit 125
4. Dokumen yang Tersedia untuk Pemeriksaan Konstruksi Komposit 125
J3. Dokumen Badan Jaminan Mutu 126
J4. Pemeriksaan dan Personal Pengujian Non-Destruktif 126
J5. Tugas Pemeriksa 126
1. Pengamatan 126
2. Pelaksana 127
3. Dokumen 127
4. Pemeriksaan Terkoordinasi 127
J6. Pemeriksaan Pengelasan dan Pengujian Non-Destruktif 127
1. Pemeriksaan Pengelasan secara Visual 127
2. Pengujian Non-Destruktif (PND) Joint Las 129
9 dari 149
2a. Pengujian Non-Destruktif (PND) Daerah-k 129
2b. Pengujian Non-Destruktif (PND) Las Tumpul
Penetrasi Join Lengkap (PJL) 129
2c. Pengujian Non-destruktif (PND) Logam Dasar untuk Penyobekan
Tipis dan Laminasi 129
2d. Pengujian Non-Destruktif (PND) Balok Bercoak dan Lubang Akses 129
2e. Pengujian Non-Destruktif (PND) Perbaikan Profil Balok Tereduksi 130
2f. Tempat Penghapusan Las Titik 130
2g. Pengurangan Prosentase Pengujian Ultrasonik 130
2h. Pengurangan Prosentase Pengujian Partikel Magnetik 130
J7. Pemeriksaan Pembautan Kekuatan Tinggi 130
J8. Pemeriksaan Struktur Baja Lainnya 131
J9. Pemeriksaan Struktur Komposit 131
J10. Pemeriksaan Pemancangan 132

K. Ketentuan Pengujian Pra-kualifikasi dan Kualifikasi Siklus 133


K1. Pra-kualifikasi Sambungan Balok-ke-Kolom dan Elemen Perangkai-ke-Kolom 133
1. Ruang Lingkup 133
2. Persyaratan Umum 133
2a. Dasar untuk Pra-kualifikasi 133
2b. Otoritas untuk Pra-kualifikasi 133
3. Persyaratan Pengujian 133
4. Variabel Pra-kualifikasi 134
4a. Parameter Balok atau Elemen Perangkai 134
4b. Parameter Kolom 134
4c. Hubungan Balok (atau Elemen Perangkai) Kolom 135
4d. Pelat Penerus 135
4e. Las 135
4f. Baut 135
4g. Pengerjaan 136
4h. Detail Sambungan Tambahan 136
5. Prosedur Desain 136
6. Catatan Pra-kualifikasi 136
K2. Siklus Pengujian untuk Kualifikasi Sambungan Balok-ke-Kolom dan
Elemen Perangkai-ke-Kolom 137
1. Ruang Lingkup 137
2. Persyaratan Bagian Strukrtur yang Diuji 137
3. Variabel Pengujian Sifat-sifat Dasar 137
3a. Sumber Rotasi Inelastis 137
3b. Ukuran Komponen Struktur 138
3c. Detail Sambungan 138
3d. Pelat Penerus 138
3e. Kekuatan Baja 138
3f. Joint Las 139
3g. Joint Baut 140
4. Riwayat Pembebanan 140
4a. Persyaratan Umum 140
4b. Urutan Pembebanan untuk Sambungan Momen Balok-ke-Kolom 141
4c. Urutan Pembebanan untuk Sambungan Elemen Perangkai-ke-Kolom 141
5. Peralatan 142
6. Persyaratan Pengujian untuk Spesimen Bahan 142
6a. Persyaratan Pengujian Tarik untuk Spesimen Bahan Baja Struktural 142
6b. Metode Pengujian Tarik untuk Spesimen Bahan Baja Struktural 142
6c. Persyaratan Pengujian untuk Spesimen Bahan Logam Las 142
7. Persyaratan Pelaporan Pengujian 143
10 dari 149
8. Kriteria Penerimaan 144
K3. Siklus Pengujian untuk Kualifikasi Breis Penahan Tekuk 144
1. Ruang Lingkup 144
2. Spesimen Uji Subassemblage 144
3. Spesimen Uji Breis 145
3a. Desain Spesimen Uji Breis 145
3b. Pembuatan Spesimen Uji Breis 145
3c. Kesamaan Spesimen Uji Breis dan Prototipe 145
3d. Detail Sambungan 146
3e. Bahan 146
3f. Sambungan 146
4. Riwayat Pembebanan 146
4a. Persyaratan Umum 146
4b. Pengawasan Pengujian 146
4c. Urutan Pembebanan 146
5. Instrumen 147
6. Persyaratan Pengujian Bahan 147
6a. Persyaratan Pengujian Tarik 147
6b. Metode Pengujian Tarik 147
7. Persyaratan Pelaporan Pengujian 148
8. Kriteria Penerimaan 148

11 dari 149
Simbol

Simbol yang tertera di bawah ini digunakan sebagai tambahan atau pengganti untuk simbol
pada Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural. Jika terjadi duplikasi penggunaan simbol
antara Ketentuan Desain Tahan Gempa untuk Struktur Gedung Baja dan Spesifikasi untuk
Gedung Baja Struktural, simbol yang tertera di tabel ini harus digunakan. Nomor pasal atau
nomor tabel pada kolom sebelah kanan mengacu pada tempat di mana simbol pertama
digunakan.

Simbol Definisi Referensi


Ab luas penampang Elemen Pembatas Horisontal (EPH), in.2 F5.5a
(mm2)
Ac Luas penampang Elemen Pembatas Vertikal (EPV), in.2 (mm2) F5.5a
2 2
Af Luas sayap, in. (mm ) E4.4b
2 2
Ag Luas bruto, in. (mm ) E3.4a
2 2
Alw Luas badan elemen perangkai (termasuk sayap), in. (mm ) F3.5a
2 2
As Luas penampang dari inti baja struktural, in. (mm ) D1.4b
2 2
As Luas tulangan transversal pada balok kopel, in. (mm ) H4.5b
As Luas tulangan dinding longitudinal yang tersedia di atas H5.5c
panjang yang tertanam, Le , in.2 (mm2)
Asc Luas penampang dari segmen leleh inti baja, in.2 (mm2) F4.5a
Ash Luas minimum tulangan sengkang, in.2 (mm2) D1.4b
Asp Luas horisontal pelat baja pengaku pada dinding geser pelat H6.5a
komposit, in.2 (mm2)
Ast Luas penampang horisontal dari pengaku elemen perangkai, F3.5a
in.2 (mm2)
Atb Luas tulangan penyalur pada balok kopel, in.2 (mm2) H5.5c
2 2
Atw Luas badan balok baja, in. (mm ) H4.5b
Ca Rasio dari kekuatan perlu terhadap kekuatan tersedia Tabel D1.1
Cd Koefisien sehubungan dengan kekakuan breis relatif dan D1.2a
kurvatur
D Beban mati akibat berat elemen struktur dan bagian tetap Tabel D1.4b
bangunan gedung, kips (N)
D Diameter terluar, in. (mm) Tabel D1.1
E Beban gempa, kips (N) E1.6b
E Modulus elastis baja, E = 29 000 ksi (200 000 MPa) Tabel D1.1
Emh Efek gaya gempa horisontal mencakup kekuatan-lebih struktur, B2
kips (N)
Fcr Tegangan tekuk lentur, ksi (MPa) F2.3
Fcre Tegangan kritis yang dihitung menggunakan tegangan leleh F1.6a
ekspektasi, ksi (MPa)
Fy Tegangan leleh minimum yang disyaratkan dari tipe baja yang A3.2
digunakan, ksi (MPa). Seperti yang digunakan dalam
Spesifikasi, tegangan leleh menunjuk titik leleh minimum
yang disyaratkan (untuk baja yang memiliki titik leleh) atau
kekuatan leleh yang disyaratkan (untuk baja yang tidak
memiliki titik leleh)
12 dari 149
Fyb Fy balok, ksi (MPa) E3.4a
Fyc Fy kolom, ksi (MPa) E3.4a
Fyh Tegangan leleh minimum sengkang yang disyaratkan, ksi D1.4b
(MPa) ,
Fysc Tegangan leleh inti baja minimum yang disyaratkan, atau F4.5a
tegangan leleh inti baja aktual seperti yang ditentukan dari
suatu bagian pengujian, ksi (MPa)
Fyt Tegangan leleh tulangan transversal, ksi (MPa) H4.5b
Fytf Tegangan leleh tulangan penyalur, ksi (MPa) H5.5c
Fu Tulangan tarik minimum yang disyaratkan, ksi (MPa) A3.2
H Tinggi tingkat, boleh diambil sebagai jarak antara sumbu pusat D2.5c
ke pusat dari lantai yang merangka pada setiap dari level di
atasnya dan di bawah nya, atau jarak antara pelat lantai paling
atas pada masing-masing dari level di atas dan di bawah, in.
(mm)
Hc Tinggi bersih dari tingkat, boleh diambil sebagai jarak antara F2.6c
dasar sayap dari balok di atas dan salah satu sayap teratas
dari balok di bawah, atau pelat struktural teratas, jika ada, in.
(mm)
I Momen inersia, in.4 (mm4) E4.5b
Ic Momen inersia Elemen Pembatas Vertikal (EPV) diambil tegak F5.5b
lurus terhadap arah sumbu pelat badan, in.4 (mm4)
K Faktor panjang efektif untuk komponen struktur prismatis F1.5b
L Beban hidup akibat hunian dan peralatan yang bisa D1.4b
dipindahkan, kips (kN)
L Panjang bentang rangka batang, in. (mm) E4.5b
L Jarak antara sumbu pusat ke pusat EPV, in. (mm) F5.4a
Lb Panjang antara titik yang memberikan tumpuan lateral untuk D1.2a
mencegah peralihan lateral dari sayap tekan yang
menimbulkan tekuk puntir-lateral pada penampang, in. (mm)
Lcf Jarak bersih antara sayap kolom, in. (mm) E1.6b
Le Panjang balok kopel yang tertanam, in. (mm) H4.5b
Lh Jarak antara lokasi sendi plastis, in. (mm) E2.6d
Ls Panjang dari segmen khusus, in. (mm) E4.5b
Ma Kekuatan lentur yang diperlukan, menggunakan kombinasi D1.2a
beban Desain Kekuatan Ijin (DKI), kip-in. (N-mm)
Mav Momen tambahan akibat amplifikasi geser dari lokasi sendi E3.4a
plastis ke sumbu kolom berdasarkan kombinasi beban Desain
Kekuatan Ijin (DKI), kip-in. (N-mm)
Mnc Kekuatan lentur nominal pada komponen struktur chord E4.5b
segmen khusus, kip-in (N-mm)
Chord = garis lurus yang menghubungkan dua titik dalam
lingkaran atau bagian lingkaran
M n,PR Kekuatan lentur nominal sambungan Tertahan Sebagian (TS) E1.6c
pada rotasi 0,02 rad, kip-in (N-mm)
Mp Kekuatan lentur plastis nominal, kip-in. (N-mm) D1.2a
M pb Kekuatan lentur plastis nominal balok, kip-in.(N-mm) E3.4a
M pc Kekuatan lentur plastis nominal kolom, kip-in. (N-mm) D2.5c

13 dari 149
*
M pcc Kekuatan lentur nominal komposit atau kolom beton bertulang G2.6c
dengan memperhitungkan kekuatan aksial perlu, kip-in. (N-
mm)
M p,exp Momen plastis ekspektasi, kip-in. (N-mm) G2.6c
Mr Kekuatan lentur ekspektasi, kip-in. (N-mm) D1.2a
Muv Momen tambahan akibat amplifikasi geser dari lokasi sendi E3.4a
plastis ke sumbu pusat kolom berdasarkan kombinasi beban
Desain Faktor Beban dan Ketahanan (DFBK), kip-in. (N-mm)
Mu Kekuatan lentur perlu, menggunakan kombinasi beban Desain D1.2a
Faktor Beban dan Ketahanan (DFBK), kip-in. (N-mm)
Muv Momen akibat amplifikasi geser dari lokasi sendi plastis ke G3.4a
sumbu pusat kolom, kip-in. (N-mm)
Nr Jumlah atau baris horisontal antara lubang F5.7a
Pa Kekuatan aksial perlu dari kolom yang menggunakan F3.5a
kombinasi beban Desain Kekuatan Ijin (DKI), kips (N)
Pac Kekuatan tekan perlu yang menggunakan kombinasi beban E3.4a
Desain Kekuatan Ijin (DKI), termasuk beban gempa
teramplifikasi, kips (N)
Pac Kekuatan tekan perlu yang menggunakan kombinasi beban E3.4a(a)
Desain Kekuatan Ijin (DKI), kips (N)
Pb Kekuatan perlu breis lateral pada ujung-ujung elemen Tabel D1.1
perangkai, kips (N)
Pb Kekuatan desain aksial dinding pada kondisi seimbang, kips H5.4
(N)
Pc Kekuatan aksial tersedia kolom, kips (N) E3.4a
Pn Kekuatan aksial nominal kolom, kips (N) E4.5a
Pn Kekuatan tekan nominal kolom komposit yang dihitung sesuai D1.4b
dengan Spesifikasi (SNI 1729.1), kips (N)
Pnc Kekuatan tekan aksial nominal dari komponen struktur E4.4c
diagonal segmen khusus, kips (N)
Pnt Kekuatan tarik aksial nominal dari komponen struktur diagonal E4.5b
segmen khusus, kips (N)
Pr Kekuatan tekan perlu, kips (N) F3.5a
Prc Kekuatan tekan perlu kolom yang menggunakan Desain E3.4a
Kekuatan Ijin (DKI) atau kombinasi beban Desain Faktor
Beban dan Ketahanan (DFBK), kips (N)
Pu Kekuatan aksial perlu yang menggunakan kombinasi beban Tabel D1.1
Desain Faktor Beban dan Ketahanan (DFBK), kips (N)
Puc Kekuatan tekan perlu yang menggunakan kombinasi beban E3.4a
Desain Faktor Beban dan Ketahanan (DFBK), termasuk beban
gempa teramplifikasi, kips (N)
Puc Kekuatan tekan perlu yang menggunakan kombinasi beban E3.4a(a)
Desain Faktor Beban dan Ketahanan (DFBK), kips (N)
Py Kekuatan leleh aksial nominal komponen struktur, sama Tabel D1.1
dengan Fy Ag , kips (N)
Pysc Kekuatan leleh aksial inti baja, kips (N) F4.2a
R Koefisien modifikasi respon gempa A1
R Jari-jari pemotongan, in. (mm) F5.7b
Rn Kekuatan nominal, kips (N) A3.2

14 dari 149
Rt Rasio kekuatan tarik ekspektasi terhadap kekuatan tarik A3.2
minimum yang disyaratkan Fu , sesuai dengan kekuatan-lebih
pada tegangan leleh bahan R y
Rv Kekuatan geser nominal zona panel E3.6e
Ry Rasio dari tegangan leleh ekspektasi terhadap tegangan leleh A3.2
minimum yang disyaratkan, Fy
Sdiag Jarak terdekat pusat-ke-pusat antara lubang-lubang, in. (mm) F5.7a
Va Kekuatan geser perlu yang menggunakan kombinasi beban E1.6b
DKI, kips (N)
Vc Vy (DFBK) atau Vy /1,5 (DKI) yang sesuai, kips (N) F3.5a
Vr Vu (DFBK) atau Va (DKI) yang sesuai, kips (N) F3.5a
Vcomp Kekuatan geser batas ekspektasi dari sebuah balok kopel H4.5b
komposit terbungkus beton, kips (N)
Vn Kekuatan geser nominal komponen struktur, kips (N) F3.5a
Vn Kekuatan geser ekspektasi dari balok kopel baja, kips (N) H4.5b
Vn,comp Kekuatan geser ekspektasi dari balok kopel komposit H4.5b
terbungkus beton
Vne Kekuatan geser vertikal ekspektasi dari segmen khusus, kips E4.5b
(N)
Vns Kekuatan geser nominal pelat baja pada dinding geser pelat H6.5a
komposit, kips (N)
Vp Kekuatan geser nominal elemen perangkai aktif, kips (N) F3.4a
Vu Kekuatan geser perlu yang menggunakan beban kombinasi E1.6b
DFBK, kips (N)
Vy Kekuatan leleh geser nominal, kips (N) F3.5a
Ycon Jarak dari balok baja paling atas ke pelat beton paling atas G3.5a
atau ke sisi luar selongsong beton
YPNA Jarak maksimum serat tekan beton ke sumbu netral plastis, G3.5a
terbesar, in. (mm)
Z Modulus penampang plastis komponen struktur, in.3 (mm3) D1.2a
Zb Modulus penampang plastis balok, in.3 (mm3) E3.4a
Zc Modulus penampang plastis kolom, in.3 (mm3) E3.4a
3 3
Zx Modulus penampang plastis sumbu x, in. (mm ) E2.6f
ZRBS Modulus minimum penampang plastis pada penampang balok E3.4a
tereduksi, in.3 (mm3)
b Lebar elemen tekan seperti didefinisikan dalam Spesifikasi Tabel D1.1
(SNI 1729.1) Pasal B4.1, in. (mm)
bf Lebar sayap, in. (mm) D2.5b
bw Lebar dinding, in. (mm) H5.5c
bw Ketebalan dinding, in. (mm) H4.5b
bwc Lebar selongsong beton, in. (mm) H4.5b
d Tinggi balok keseluruhan, in. (mm) Tabel D1.1
dc Tebal efektif selongsong beton, in. (mm) H4.5b
dz Tinggi keseluruhan zona panel antara pelat-pelat penerus, in. E3.6e
(mm)
15 dari 149
e Panjang elemen perangkai PTE, in. (mm) F3.5a
fc' Kekuatan tekan beton yang disyaratkan, ksi (MPa) D1.4b
g Bentang bersih balok kopel, in. (mm) H4.5b
h Jarak bersih antara sayap profil dikurangi ukuran las sudut Tabel D1.1
atau jari-jari sudut profil gilas; dan untuk penampang tersusun,
jarak antara alat penyambung yang bersebelahan (baut atau
paku keling) atau jarak bersih antara sayap bila digunakan las;
untuk penampang bentuk T, gunakan tinggi total profil; dan
untuk penampang komposit bentuk tabung persegi (PSB),
jarak bersih antara sayap dikurangi radius sudut dalam di
masing-masing sisi, in. (mm)
h Jarak antara sumbu pusat ke pusat elemen pembatas F5.4a
horizontal, in. (mm)
h Tinggi keseluruhan komponen struktur pembatas pada bidang H5.5b
dinding, in. (mm)
hcc Dimensi penampang melintang daerah inti terkekang pada D1.4b
kolom komposit yang diukur pusat-ke-pusat dari tulangan
tranversal, in. (mm)
ho Jarak antara titik berat sayap, in. (mm) D1.2c
Panjang tak-terbreis antar simpul dari breis tersusun, in. (mm) F2.5b
Panjang tak-terbreis dari komponen struktur tekan atau breis, F1.5b
in. (mm)
r Jari-jari girasi yang menentukan, in. (mm) F1.5b
ry Jari-jari girasi sumbu y , in. (mm) D1.2a
s Spasi dari tulangan tranversal, in. (mm) D1.4b
t Tebal elemen, in. (mm) Tabel D1.1
t Tebal badan kolom atau tebal pelat pengganda, in. (mm) E3.6e
t bf Tebal sayap balok, in. (mm) E3.4c
teff Tebal pelat-badan efektif, in. (mm) F5.7a
tf Tebal sayap, in. (mm) D2.5b
tw Tebal badan, in. (mm) Tabel D1.1
wz Lebar zona panel antara sayap kolom, in. (mm) E3.6e

A tb
Luas total tulangan transfer H5.5c

M *
pc
Momen pada sumbu balok dan kolom yang ditentukan dari
jumlah kekuatan momen plastis nominal kolom, dikurangi
E3.4a

tegangan aksial Puc /Ag , dari sambungan momen balok atas


dan bawah, kip-in. (N-mm)
Mpb* Momen pada perpotongan sumbu balok dan kolom yang
ditentukan dari momen maksimum balok di muka kolom.
E3.4a

Momen maksimum harus ditentukan dari hasil uji, kip-in. (N-


mm)
M *
pcc
Jumlah kekuatan lentur nominal kolom komposit di atas dan di
bawah joint pada perpotongan sumbu balok dan kolom, kip-in.
G3.4a

(N-mm)
M *
p,exp
Jumlah kekuatan lentur ekspektasi balok baja atau balok
komposit terbungkus beton pada perpotongan sumbu balok
G3.4a

dan kolom, kip-in. (N-mm)


Sudut antara komponen struktur diagonal terhadap garis E4.5b
horisontal, derajat
16 dari 149
Sudut pelelehan badan, diukur relatif terhadap garis vertikal, F5.5b
derajat
Sudut pusat-ke-pusat terpendek pada deretan bukaan F5.7a
terhadap garis vertikal, derajat
Faktor penyesuai kekuatan tekan F4.2a
1 Faktor sehubungan dengan tinggi dari blok tegangan tekan H4.5b
persegi ekivalen terhadap tinggi garis netral, seperti
didefinisikan dalam ACI 318
Simpangan tingkat desain, in. (mm) F3.4a
b Besar deformasi yang digunakan untuk mengontrol K3.4c
pembebanan dari benda uji (rotasi total bagian ujung benda uji
breis; deformasi aksial total untuk benda uji breis), in. (mm)
bm Nilai besarnya deformasi, b , berkaitan dengan simpangan K3.4c
tingkat desain
by Nilai besarnya deformasi, b , pada pelelehan signifikan K3.4c
pertama dari benda uji, in. (mm)
Faktor keamanan B3.2
b Faktor keamanan untuk lentur = 1,67 Tabel D1.1
o Sistem faktor kekuatan-lebih B2
v Faktor keamanan untuk kekuatan geser zona panel pada E3.6e
sambungan balok-ke-kolom
' Rasio tegangan akibat kekuatan aksial perlu ( Pr /Ag ) terhadap F3.5a
tegangan perlu akibat kekuatan geser perlu ( Vr /Aw ) dari
elemen perangkai
hd , md Parameter kelangsingan pembatas untuk elemen tekan daktail D1.1b
tinggi dan sedang
Faktor ketahanan B3.2
b Faktor ketahanan untuk lentur Tabel D1.1
v Faktor ketahanan untuk geser E3.6e
Sudut simpangan tingkat, radian K2.4b
total Sudut rotasi elemen perangkai K2.4c
Faktor penyesuai pengerasan regangan F4.2a

17 dari 149
Daftar istilah

Istilah yang terdaftar di bawah ini digunakan sebagai tambahan pada istilah yang tercantum
pada Spesifikasi Gedung Baja Struktural (SNI 1729.1). Beberapa istilah umum yang
digunakan diulang di sini untuk mempermudah. Daftar istilah pada umumnya ditulis dalam
huruf miring dimana mereka pertama kali ditemukan dalam pasal.

Kekuatan breis yang terkoreksi. Kekuatan breis dalam portal terbreis tahan tekuk pada
deformasi berkaitan dengan 2,0 kali simpangan tingkat desain.

Kekuatan ijin*. Kekuatan nominal dibagi dengan faktor keamanan, Rn / .

Peraturan bangunan gedung yang berlaku. Peraturan bangunan gedung yang berlaku untuk
struktur yang dirancang.

Beban gempa yang teramplifikasi. Efek beban gempa termasuk kekuatan-lebih.

Pihak yang berwenang. Organisasi, subdivisi politis, biro atau individu yang
bertanggungjawab mencatat dan menjalankan ketentuan dari standar ini.

Kekuatan tersedia*. Kekuatan desain atau kekuatan ijin, yang sesuai.

DKI (Desain Kekuatan Ijin) . Metode memproporsikan komponen struktur sedemikian rupa
sehingga kekuatan ijin sama dengan atau lebih besar dari kekuatan perlu komponen
menurut kombinasi beban DKI.

Kombinasi beban DKI . Kombinasi beban dalam peraturan bangunan gedung yang berlaku
yang dimaksudkan untuk desain kekuatan ijin (desain tegangan ijin).

Komponen struktur pembatas. Bagian dari dinding atau tepi diafragma yang diperkuat
dengan profil baja struktur dan/atau tulangan baja longitudinal dan tulangan tranversal.

Portal terbreis. Suatu sistem rangka batang vertikal yang secara esensial memberikan
ketahanan terhadap gaya lateral dan stabilitas pada sistem struktur.

Spesimen uji breis. Suatu elemen breis tunggal tahan tekuk yang digunakan untuk pengujian
laboratorium yang ditujukan sebagai model breis pada prototipe.

Breis tahan tekuk. Sebuah elemen breis pra-pabrikasi, atau yang diproduksi, terdiri dari
sebuah inti baja dan sistem penahan tekuk seperti yang dijelaskan dalam Pasal F4 dan lolos
uji seperti yang ditetapkan dalam Pasal K3.

Portal Terbreis Tahan Tekuk (RBTT). Portal terbreis diagonal yang menggunakan breis
tahan tekuk dan memenuhi persyaratan Pasal F4.

Sistem Penahan Tekuk. Sistem penahan yang membatasi tekuk dari bagian inti baja pada
RBTT. Sistem ini mencakup selubung sekitar inti baja dan elemen struktur sambungannya.
Sistem penahan tekuk ditujukan untuk memungkinkan ekspansi transversal dan kontraksi
longitudinal dari inti baja untuk deformasi berkaitan dengan 2,0 kali simpangan tingkat
desain.

18 dari 149
Selongsong. Elemen yang menahan gaya tegak lurus terhadap sumbu breis diagonal
sehingga menahan tekuk dari bagian inti. Selubung memerlukan cara penyaluran gaya ini
pada bagian lain dari sistem penahan tekuk. Selongsong menahan sedikit atau tidak sama
sekali gaya yang bekerja di sepanjang sumbu breis diagonal.

Kolektor. Juga dikenal sebagai drag strut (mirip tali busur, batang penarik yang menyeret
gaya ke dinding geser), komponen struktur yang berfungsi untuk menyalurkan beban antara
diafragma lantai dan komponen struktur sistem penahan gaya gempa.

Dasar kolom. Rakitan dari profil baja struktur, pelat, sambungan, baut dan batang tulangan
pada dasar sebuah kolom yang digunakan untuk menyalurkan gaya-gaya antara struktur
atas baja dan pondasi.

Siklus pembebanan lengkap. Suatu siklus rotasi dari gaya nol ke gaya nol, termasuk satu
puncak positif dan satu puncak negatif.

Balok komposit. Balok baja struktural yang berinteraksi dan bekerja secara komposit dengan
pelat beton bertulang yang didesain bekerja secara komposit terhadap gaya gempa.

Breis komposit. Profil baja struktural terbungkus beton (profil baja gilas atau profil tersusun)
atau profil baja terisi beton yang digunakan sebagai breis diagonal.

Kolom komposit. Profil baja struktural terbungkus beton (profil baja gilas atau profil tersusun)
atau profil baja terisi beton yang digunakan sebagai kolom.

Portal terbreis eksentris komposit (PTE-K). Portal terbreis komposit yang memenuhi
persyaratan Pasal H3.

Portal menengah komposit (PM-K). Portal komposit yang memenuhi persyaratan Pasal G2.

Portal terbreis biasa komposit (PTB-K). Portal terbreis komposit yang memenuhi persyaratan
Pasal H1.

Portal biasa komposit (PB-K). Portal komposit yang memenuhi persyaratan Pasal G1.

Dinding geser biasa komposit (DGB-K). Dinding geser komposit yang memenuhi persyaratan
Pasal H4.

Portal ditahan sebagian komposit (PDS-K). Portal komposit yang memenuhi persyaratan
Pasal G4.

Dinding geser komposit. Panel dinding pelat baja yang bekerja komposit dengan panel
dinding beton bertulang atau dinding beton bertulang yang memiliki penampang profil baja
struktural terbungkus beton sebagai komponen struktur pembatas.

Pelat komposit. Pelat beton bertulang yang didukung pada dan melekat pada dek baja
berprofil yang bekerja sebagai diafragma untuk menyalurkan beban ke dan antara elemen-
elemen dari sistem penahan gaya gempa

Portal terbreis eksentris komposit (PTE-K). Portal terbreis komposit yang memenuhi
persyaratan Pasal H3.

Portal menengah komposit (PM-K). Portal komposit yang memenuhi persyaratan Pasal G2.

19 dari 149
Portal terbreis biasa komposit (PTB-K). Portal terbreis komposit yang memenuhi persyaratan
Pasal H1.

Portal biasa komposit (PB-K). Portal komposit yang memenuhi persyaratan Pasal G1.

Dinding geser biasa komposit (DGB-K). Dinding geser komposit yang memenuhi persyaratan
Pasal H4.

Portal tertahan sebagian - komposit (PTS-K). Portal komposit yang memenuhi persyaratan
Pasal G4.

Dinding geser komposit. Panel dinding pelat baja komposit dengan panel dinding beton
bertulang atau dinding beton bertulang yang memiliki baja atau profil baja struktural
terbungkus beton sebagai komponen struktur pembatas.

Portal terbreis konsentris khusus komposit (PTKK-K). Portal terbreis komposit yang
memenuhi persyaratan Pasal H2.

Portal khusus komposit (PK-K). Portal komposit yang memenuhi persyaratan Pasal G3.

Dinding geser khusus komposit (DGK-K). Dinding geser komposit yang memenuhi
persyaratan Pasal H5.

Dinding geser pelat komposit (DGP-K). Dinding yang terdiri dari pelat baja terbungkus beton
bertulang pada satu atau kedua sisi yang memberikan kekakuan keluar bidang gambar
untuk mencegah tekuk pelat baja dan memenuhi persyaratan Pasal H6.

Profil terbungkus beton. Profil baja struktural terbungkus beton.

Pelat penerus. Pengaku kolom pada bagian atas dan bawah zona panel; juga berfungsi
sebagai pengaku transversal.

Balok kopel. Baja struktural atau balok komposit yang disambungkan elemen-elemen dinding
beton bertulang yang bersebelahan sehingga dapat bekerja bersama-sama untuk menahan
beban lateral.

Las kristis perlu. Las yang disyaratkan oleh ketentuan ini.

Gempa desain. Gempa yang ditunjukkan oleh desain respon spektrum seperti disyaratkan
pada peraturan bangunan gedung yang berlaku.

Simpangan tingkat desain. Simpangan tingkat yang dihitung, termasuk efek aksi inelastis
yang diharapkan, akibat gaya gempa sesuai desain seperti yang ditentukan oleh peraturan
bangunan gedung yang berlaku.

Kekuatan desain* .Faktor ketahanan dikalikan dengan kekuatan nominal, Rn .

Breis diagonal. Umumnya, komponen struktural menahan gaya aksial pada portal terbreis.

Portal terbreis eksentris (PTE). Portal terbreis diagonal yang memenuhi persyaratan Pasal
F3 yang mempunyai paling sedikit satu ujung pada setiap breis diagonal disambungkan ke
suatu balok dengan eksentrisitas yang ditentukan dari sambungan breis ke balok lainnya
atau sambungan kolom ke balok.

20 dari 149
Balok komposit terbungkus. Balok komposit yang seluruhnya terbungkus beton bertulang.

Kolom komposit terbungkus. Kolom baja struktural yang seluruhnya terbungkus beton
bertulang.

Penanggung jawab perencanaan yang memiliki sertifikat keahlian. Profesional yang memiliki
sertifikat keahlian bertanggung jawab mengesahkan atau menandatangani dokumen
kontrak.

Kolom terkecualikan. Kolom yang tidak memenuhi persyaratan Persamaan E3-1 untuk Portal
Khusus (PK).

Kekuatan leleh ekspektasi. Kekuatan leleh tarik komponen struktur, sama dengan tegangan
leleh ekspektasi dikalikan dengan Ag .

Kekuatan tarik ekspektasi. Kekuatan tarik komponen struktur, sama dengan kekuatan tarik
minimum yang disyaratkan, Fu , dikalikan dengan Rt .

Tegangan leleh ekspektasi. Tegangan leleh bahan, sama dengan tegangan leleh yang
disyaratkan, Fy , dikalikan dengan R y .

Pelat penumpu muka. Pelat pengaku yang dilekatkan pada balok baja struktur yang
tertanam pada dinding atau kolom beton bertulang. Pelat-pelat ini ditempatkan pada muka
beton bertulang agar memberikan pengekangan dan dapat menyalurkan beban ke beton
melalui tumpuan langsung.

Kolom komposit terisi beton. Profil Baja Struktur Berongga (PBSB) yang diisi dengan beton
struktural.

Balok komposit penuh. Balok komposit yang memiliki jumlah angkur paku baja berkepala
yang cukup untuk menyalurkan kekuatan lentur plastis nominal dari profil komposit.

Komponen struktur dengan daktilitas tinggi. Komponen struktur ekspektasi yang mengalami
rotasi plastis signifikan (lebih dari 0,02 rad) baik dari lentur atau tekuk lentur akibat gempa
desain.

Elemen Pembatas Horisontal (EPH). Balok dengan sambungan pada satu atau lebih pelat
badan pada Dinding Geser Pelat Khusus (DGPK).

Elemen Pembatas Menengah (EPM). Komponen struktur, selain balok atau kolom, yang
memberi ketahanan pada pelat badan tarik yang berdekatan dengan suatu bukaan pada
Dinding Geser Pelat Khusus (DGPK).

Portal Menengah (PM). Sistem portal momen yang memenuhi persyaratan Pasal E2.

Portal terbreis V terbalik. Lihat portal terbreis V.

Daerah k. Daerah dari badan profil yang diperpanjang dari titik singgung pada badan dan
sudut sayap-badan (dimensi k SNI 1729.1) sejarak 1 in. (38 mm) ke badan luar dimensi
k tersebut.

Portal terbreis K. Konfigurasi portal terbreis dimana breis disambungkan ke kolom pada
lokasi dengan tanpa pendukung diafragma tegak lurus bidang portal.
21 dari 149
Elemen perangkai. Elemen pada Portal Terbreis Eksentris (PTE), merupakan segmen dari
balok yang ditempatkan antara ujung-ujung sambungan pada dua breis diagonal atau antara
ujung dari breis diagonal dan kolom. Panjang elemen perangkai didefinisikan sebagai jarak
bersih antara ujung-ujung dua breis diagonal atau antara breis diagonal dan muka kolom.

Pengaku badan menengah elemen perangkai. Pengaku badan vertikal yang ditempatkan
dalam elemen perangkai pada Portal Terbreis Eksentris (PTE).

Sudut rotasi elemen perangkai. Sudut inelastik antara elemen perangkai dan balok terluar
dari elemen perangkai bila simpangan tingkat total yang sama dengan simpangan tingkat
desain.

Kekuatan desain geser elemen perangkai. Nilai terkecil dari kekuatan geser tersedia pada
elemen perangkai berdasarkan kekuatan lentur atau kekuatan geser dari komponen struktur
elemen perangkai tersebut.

Tulangan penahan beban. Tulangan pada komponen struktur komposit yang dirancang dan
didetail untuk menahan beban yang diperlukan.

Temperatur Layan Terendah yang Terantisipasi (TLTT). Temperatur rata-rata terendah


selama 1-jam terendah dengan suatu interval ulang rata-rata 100-tahun.

Desain Faktor Beban dan Ketahanan (DFBK). Metode yang memproporsikan komponen-
komponen struktural sedemikian sehingga kekuatan desain tersebut sama atau melampaui
kekuatan perlu komponen akibat aksi dari kombinasi beban Desain Faktor Beban dan
Ketahanan (DFBK).

Kombinasi beban DFBK. Kombinasi beban yang berlaku dalam peraturan bangunan gedung
yang diperuntukkan untuk desain kekuatan (Desain Faktor Beban dan Ketahanan).

Pelat uji bahan. Spesimen uji pada sampel baja atau sampel logam las yang mengalami
pengujian berikutnya untuk menentukan sifat-sifat mekanis.

Komponen Breis. Komponen struktur yang memberi kekakuan dan kekuatan untuk
mengendalikan pergerakan dari komponen struktur keluar bidang gambar di titik-titik terbreis.

Komponen Struktur Daktail Menengah. Komponen struktur yang diharapkan mengalami


rotasi plastis sedang (0,02 rad atau kurang) dari lentur atau tekuk lentur akibat gempa
desain.

Beban nominal. Besarnya beban yang disyaratkan oleh peraturan bangunan gedung yang
berlaku.

Kekuatan nominal*. Kekuatan struktur atau komponen (tanpa menggunakan faktor


ketahanan atau faktor keamanan) untuk menahan efek beban, seperti ditentukan sesuai
dengan Spesifikasi.

Sistem kolom kantilever biasa (SKKB). Sistem penahan gaya gempa di mana gaya-gaya
gempa tersebut ditahan oleh satu atau lebih kolom kantilever dari pondasi atau dari di bawah
level diafragma dan yang memenuhi persyaratan Pasal E5.

Kategori pemafaatan. Klasifikasi yang ditetapkan untuk suatu struktur berdasarkan


pemanfaatannya seperti ditetapkan oleh peraturan bangunan gedung yang berlaku.

22 dari 149
Portal terbreis konsentris biasa (PTKB). Portal terbreis diagonal yang memenuhi persyaratan
Pasal F1 di mana semua komponen struktur dari sistem portal terbreis umumnya menahan
gaya aksial.

Portal biasa (PB). Sistem portal yang memenuhi persyaratan Pasal E1.

Balok komposit sebagian. Balok baja dengan pelat komposit dengan kekuatan lentur nominal
yang dikendalikan oleh kekuatan dari angkur paku baja berkepala.

Sambungan komposit Tertahan Sebagian. Sambungan Tertahan Sebagian (TS) seperti yang
ditentukan dalam spesifikasi bahwa balok komposit disambung sebagian atau secara penuh
pada kolom baja dengan ketahanan lentur yang diberikan oleh suatu pasangan gaya yang
dicapai dengan tulangan baja di pelat dan besi siku baja atau sambungan serupa pada
bagian sayap bawah.

Sendi plastis. Zona leleh yang terbentuk pada komponen struktur bila momen plastis
tercapai. Komponen struktur tersebut diasumsikan berotasi lebih lanjut seolah-olah bersendi,
kecuali bahwa rotasi tersebut ditahan oleh momen plastis.

Sambungan pra-kualifikasi. Sambungan yang sesuai dengan persyaratan Pasal K1 atau


ANSI/AISC 358.

Zona terlindung. Daerah dari komponen struktur atau sambungan pada komponen struktur
dimana pembatasan berlaku untuk pabrikasi dan perakitan.

Prototipe. Sambungan atau breis diagonal yang digunakan dalam bangunan gedung (PK,
PM, PTE, PTPT, PM-K, PK-K, dan PPS-K).

Ketentuan (provisions). Yang dimaksud adalah dokumen ini, yaitu Ketentuan Desain Tahan
Gempa untuk Struktur Gedung Baja.

Rencana jaminan mutu. Deskripsi tertulis dari kualifikasi, prosedur, pemeriksaan kualitas,
sumber daya dan catatan yang digunakan untuk memberikan jaminan bahwa struktur
tersebut sesuai dengan persyaratan kualitas insinyur, spesifikasi dan dokumen kontrak.

Penampang balok yang direduksi. Reduksi penampang melintang profil pada panjang
tertentu yang akan meningkatkan zona inelastis dalam komponen struktur tersebut.

Kekuatan perlu*. Gaya, tegangan, dan deformasi yang bekerja pada suatu komponen
struktur, diperoleh dari hasil analisis struktur, baik untuk kombinasi beban DFBK atau
Desain Kekuatan Ijin (DKI), yang sesuai, atau seperti yang disyaratkan oleh Spesifikasi
untuk Gedung Baja Struktural (AISC 360-2010) dan Ketentuan Desain Tahan Gempa untuk
Struktur Gedung Baja.

Batang tulangan penahan. Tulangan baja pada komponen komposit yang tidak dirancang
menahan beban yang ditetapkan, tetapi disediakan untuk memfasilitasi ereksi tulangan baja
lainnya dan sebagai angkur untuk sengkang pada balok atau sengkang pada kolom. Pada
umumnya, tulangan tersebut tidak disambung secara menerus.

Faktor ketahanan . Faktor yang memperhitungkan deviasi kekuatan nominal yang tidak
dapat dihindari dari kekuatan aktual dan untuk cara serta konsekuensi kegagalan.

Faktor keamanan . Faktor yang memperhitungkan deviasi kekuatan aktual dari kekuatan
nominal, deviasi beban aktual dari beban nominal, ketidakpastian dalam analisis yang

23 dari 149
mengubah beban ke dalam suatu efek beban, dan untuk cara dan konsekuensi suatu
kegagalan.

Kategori desain gempa. Klasifikasi untuk bangunan gedung pada peraturan bangunan
gedung yang berlaku berdasarkan kategori pemanfataan penghunian nya dan koefisien
percepatan respon spektrum desain.

Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG). Bagian dari sistem struktur yang telah
diperhitungkan dalam desain untuk memberikan ketahanan yang diperlukan terhadap gaya
gempa yang dijelaskan pada SNI 1726.

Koefisien modifikasi respons gempa R. Faktor yang mereduksi efek beban gempa pada level
kekuatan seperti yang ditetapkan oleh peraturan bangunan gedung yang berlaku.

Sistem Kolom Kantilever Khusus (SKKK). Sistem penahan gaya gempa dimana gaya-gaya
gempa ditahan oleh satu atau lebih kolom kantilever dari pondasi atau dari tingkat diapragma
dibawah nya dan memenuhi persyaratan Pasal E6.

Portal Terbreis Konsentris Khusus (PTKK). Portal terbreis diagonal yang memenuhi
persyaratan Pasal F2 dimana semua komponen struktur dari sistem portal terbreis umumnya
menahan gaya aksial.

Portal Khusus (PK). Sistem portal yang memenuhi persyaratan Pasal E3.

Dinding Geser Pelat Khusus (DGPK). Sistem dinding geser pelat yang memenuhi
persyaratan Pasal F5.

Portal Rangka Batang Khusus (PRBK). Sistem portal rangka batang yang memenuhi
persyaratan Pasal E4.

Spesifikasi. Mengacu pada Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural (SNI 1729.1).

Batang Inti baja. Elemen penahan gaya aksial dari breis penahan tekuk. Inti baja tersebut
berisi segmen leleh dan sambungan yang menyalurkan gaya aksial ke elemen-elemen yang
bertemu di sambungan; inti baja tersebut juga boleh berisi proyeksi-proyeksi di luar
selongsong dan segmen transisi antara proyeksi-proyeksi dan segmen leleh.

Sudut simpangan tingkat. Peralihan antara tingkat dibagi dengan tinggi tingkat bersangkutan.

Spesimen uji yang sudah dirakit. Kombinasi dari komponen struktur, sambungan dan
peralatan uji yang menyamai sedekat mungkin kondisi batas, pembebanan dan deformasi
pada prototipe.

Sistem faktor kekuatan-lebih o . Faktor yang ditetapkan oleh peraturan bangunan gedung
yang berlaku pada saat menentukan beban gempa yang diperbesar, yang tertera pada SNI
1726-20xx.

Penyetelan pengujian. Perlengkapan pendukung, peralatan pembebanan, dan Breising


lateral yang digunakan untuk menyangga dan membebani spesimen uji.

Spesimen uji. Komponen struktur, sambungan, atau spesimen uji yang sudah dirakit.

Perakitan alat uji. Kombinasi dari spesimen uji dan bagian-bagian yang berkaitan pada
penyetelan uji.
24 dari 149
Sambungan yang diuji. Sambungan yang sesuai dengan persyaratan Pasal K2.

Elemen Pembatas Vertikal (EPV). Kolom dengan sebuah sambungan ke satu atau lebih
pelat badan dalam suatu Dinding Geser Pelat Komposit (DGPK).

Portal terbreis X. Portal terbreis konsentris (PTKB, PTKK, PTB-K atau PTKK-K) dimana
sepasang breis diagonal melintas dekat pertengahan dari breis diagonal.

25 dari 149
Singkatan

Singkatan yang berikut terdapat pada AISC Seismic Provision for Structural Steel Buildings.
Singkatan tersebut ditulis di mana mereka pertama kali terlihat dalam suatu pasal.

ACI (American Concrete Institute)


ANSI (American National Standard Institute)
ASCE (American Society of Civil Engineers)
ASD (allowable strength design) / DKI (Desain Kekuatan Ijin)
ASTM (American Society for Testing of Materials)
AWS (American Welding Society)
BRBF (buckling-restrained braced frame) / PTPT (Portal Terbreis Penahan Tekuk)
CAC-A (air carbon arc cutting) / PBKU (Pemotongan Busur Karbon Udara)
C-EBF (composite eccentrically braced frame) / PTE-K (Portal Terbreis Eksentris Komposit)
C-IMF (composite intermediate moment frame) / PM-K (Portal Menengah Komposit)
CJP (complete joint penetration) / PJL (Penetrasi Joint Lengkap)
C-OBF (composite ordinary braced frame) / PTB-K (Portal Terbreis Biasa Komposit)
C-OMF (composite ordinary moment frame) / PB-K (Portal Biasa Komposit)
C-OSW (composite ordinary shear wall) / DGB-K (Dinding Geser Biasa Komposit)
C-PRMF (composite partially restrained moment frame) / PPS-K (Portal Penahan Sebagian
Komposit)
CPRP (connection prequalification review panel) / PPSP-K (Panel Pembahas Sambungan
Pra-Kualifikasi)
C-PSW (composite plate shear walls) / DGPK (Dinding Geser Pelat Komposit)
C-SCBF (composite special concentrically braced frame) / PTKK-K (Portal Terbreis
Konsentris Khusus Komposit)
C-SMF (composite special moment frame) / PK-K (Portal Khusus Komposit)
C-SSW (composite special shear walls) / DGK-K (Dinding Geser Khusus Komposit)
CVN (takik Charpy V)
EBF (eccentrically braced frame) / PTE (Portal Terbreis Eksentris)
FCAW (flux cored arc welding) / PBBF (Pengelasan Busur Berintikan Fluks)
FEMA (Federal Emergency Management Agency)
FR (fully restrained) / TP (Tertahan Penuh)
GMAW (gas metal arc welding) / PBMG (Pengelasan Busur Metal Gas)
HBE (horizontal boundary element) / EPH (Elemen Pembatas Horisontal)
HSS ( hollow structural section) / PSB (Profil Struktur Berongga)
IBE (intermediate boundary element) / EPM (Elemen Pembatas Menengah)
IMF (intermediate moment frame) / PM (Portal Menengah)
LAST (lowest anticipated service temperature) / TLTT (Temperatur Layan Terendah
Terantisipasi)
LRFD (load and resistance factor design) / DFBK(Desain Faktor Beban dan Ketahanan)
MT ( magnetic particle testing) / PPM (Pengujian Partikel Magnetik)
NDT (nondestructive testing) / PND (Pengujian Non-Destruktif)
OCBF (ordinary concentrically braced frame) / PTKB (Portal Terbreis Konsentris Biasa)
OCCS (ordinary cantilever column system) / SKKB (Sistem Kolom Kantilever Biasa)
OMF (ordinary moment frame) / PB (Portal Biasa)
OVS (oversized) / UB (Ukuran-Berlebih)
PJP (partial joint penetration) / PJS (Penetrasi Joint Sebagian)
PR (partially restrained) / TS (Tertahan Sebagian)
QA (quality assurance) / JM (Jaminan Mutu)
QC (quality control) / PK (Pengendalian Kualitas)
RBS (reduced beam section) / PBT (Profil Balok Tereduksi)

26 dari 149
RCSC (Research Council on Structural Connections) / DPSS (Dewan Penelitian pada
Sambungan Struktur)
SAW (submerged arc welding) / PBT (Pengelasan Busur Terendam)
SCBF (special concentrically braced frame) / PTKK (Portal Terbreis Konsentris Khusus)
SCCS (special cantilever column system) / SKKK (Sistem Kolom Kantilever Khusus)
SDC (seismic design category) / KDG (Kategori Desain Gempa)
SEI (Structural Engineering Institute) / ITS (Institut Teknik Struktur)
SFRS (seismic force resisting system) / SPGG (Sistem Penahan Gaya Gempa)
SMAW (shielded metal arc welding) / PBMT (Pengelasan Busur Metal Terlindung)
SMF (special moment frame) / PK (Portal Khusus)
SPSW (special plate shear wall) / DGPBK (Dinding Geser Pelat Baja Khusus)
SRC (steel-reinforced concrete) / BBB (Baja-Beton Bertulang)
STMF (special truss moment frame) / PRBK (Portal Rangka Batang Khusus)
UT (ultrasonic testing) / PU (Pengujian Ultrasonik)
VBE (vertical boundary element) / EPV (Elemen Pembatas Vertikal)
WPQR (welder performance qualification records) / CKKTL (Catatan Kualifikasi Kinerja
Tukang Las)
WPS (welding procedure specification) / SPP (Spesifikasi Prosedur Pengelasan)

27 dari 149
Bab A
Persyaratan Umum

Bab ini menyatakan ruang lingkup ketentuan-ketentuan, meringkas spesifikasi yang diacu,
peraturan dan dokumen standar, dan memberi persyaratan untuk bahan dan dokumen
kontrak.

Bab ini disusun sebagai berikut:

A1. Ruang Lingkup

A2. Spesifikasi, Peraturan dan Standar yang diacu

A3. Bahan

A4. Pengambaran dan Spesifikasi

A1. Ruang Lingkup

Ketentuan-ketentuan untuk bangunan gedung baja struktural, selanjutnya disebut seperti


ketentuan-ketentuan ini, pabrikasi dan ereksi komponen struktur baja struktural dan
sambungan pada Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG), sambungan dan dasar kolom
pada gravitasi yang merangka sistem bangunan gedung dan struktur lainnya dengan portal
momen, portal terbreis dan dinding geser. Struktur-struktur lainnya yang didefinisikan
sebagai struktur ini dirancang, di pabrikasi dan di ereksi dalam suatu cara yang serupa
dengan bangunan gedung, dengan elemen-elemen bangunan yang menahan gaya vertikal
dan lateral. Ketentuan-ketentuan ini harus menggunakan desain sistem penahan gaya
gempa pada baja struktural atau struktur baja komposit bekerja dengan beton bertulang,
kecuali secara khusus dikecualikan oleh peraturan bangunan gedung yang berlaku.

Ketentuan ini harus mengacu pada peraturan bangunan gedung yang berlaku dan dalam hal
tidak ada, beban, kombinasi beban, pembatasan sistem, dan persyaratan desain umum,
maka beban harus diambil sesuai SNI 1727.

Catatan: SNI 1726 (Tabel 12.2.1 ASCE 7, line H) secara khusus mengecualikan sistem baja
struktural, tetapi tidak sistem komposit, dari ketentuan-ketentuan ini dalam perancangan gempa
kategori B dan C jika mereka dirancang sesuai dengan Spesifikasi untuk bangunan gedung baja
struktural (SNI 1729.1) dan beban gempa yang dihitung dengan menggunakan sebuah koefisien
modifikasi respon, R , dari 3. Untuk perancangan gempa kategori A, SNI 1726 mensyaratkan gaya
lateral yang digunakan sebagai beban dan efek gempa, tetapi perhitungan-perhitungan ini tidak
melibatkan penggunaan koefisien modifikasi respon. Untuk perancangan gempa kategori A, tidak
perlu menjelaskan sistem penahan gaya gempa yang memenuhi setiap persyaratan khusus dan
ketentuan-ketentuan yang tidak diterapkan.

Catatan: Sistem penahan gaya gempa komposit mencakup sistem dengan komponen struktur baja
struktural yang bekerja sebagai komposit dengan beton bertulang, serta sistem dimana komponen
struktur baja struktur dan komponen struktur beton bertulang bekerja bersama-sama membentuk
sistem penahan gaya gempa.

Ketentuan-ketentuan ini harus digunakan dalam gabungan dengan Spesifikasi untuk Gedung
Baja Struktural (SNI 1729.1), selanjutnya disebut sebagai Spesifikasi. Komponen struktur
dan sambungan-sambungan Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG) harus memenuhi
persyaratan peraturan bangunan gedung yang berlaku, Spesifikasi (SNI 1729.1), dan
ketentuan-ketentuan ini.

28 dari 149
Persyaratan peraturan bangunan gedung untuk beton struktural (SNI 2847), seperti yang
dimodifikasi dalam ketentuan-ketentuan ini, harus digunakan untuk desain komponen beton
bertulang pada konstruksi komposit. Untuk SPGG pada konstruksi komposit yang
digabungkan komponen beton bertulang harus dirancang sesuai dengan SNI 2847,
persyaratan Spesifikasi Pasal B3.3 (SNI 1729.1), desain untuk kekuatan menggunakan
Desain Faktor Beban dan Ketahanan (DFBK).

A2. Spesifikasi, Tata cara dan Standar yang diacu

Dokumen yang diacu dalam ketentuan-ketentuan ini harus mencakup yang didaftarkan
dalam Spesifikasi Pasal A2 (SNI 1729.1) dengan tambahan sebagai berikut:

American Institute of Steel Construction (AISC)


ANSI/AISC 360-10 Specification for structural steel buildings
ANSI/AISC 358-10 Prequalified connections for special and intermediate steel moment
frames for seismic applications

American Welding Society (AWS)


AWS D1.8/D1.8M:2009 Structural welding code-seismic supplement
AWS B4.0:2007 Standard methods for mechanical testing of welds (U.S. Customary Units)
AWS B4.0M:2000 Standard methods for mechanical testing of welds (Metric Customary
Units)
AWS D1.4/D1.4M:2005 Structural welding code-reinforcing steel

A3. Bahan

1. Spesifikasi Bahan

Baja struktural yang digunakan pada sistem penahan gaya gempa (SPGG) harus memenuhi
persyaratan Spesifikasi Pasal A3.1 (SNI 1729.1), kecuali dimodifikasi dalam ketentuan ini.
Tegangan leleh baja minimum yang disyaratkan yang digunakan untuk komponen struktur
yang berperilaku inelastik tidak boleh melampaui 50 ksi (345 MPa) untuk sistem yang
ditentukan dalam Bab E, F, G dan H kecuali untuk sistem yang ditentukan dalam Pasal E1,
F1, G1, H1 dan H4, batas ini tidak boleh melampaui 55 ksi (380 MPa). Salah satu dari batas
tegangan leleh minimum yang disyaratkan, diijinkan dilampaui apabila bahan yang sesuai
ditentukan oleh pengujian atau kriteria rasional lainnya.

Pengecualian: Leleh minimum yang disyaratkan dari baja struktural tidak melampaui 65 ksi
(450 MPa) untuk kolom dalam sistem yang didefinisikan pada Pasal E3, E4, G3, H1, H2 dan
H3, dan untuk kolom-kolom dalam semua sistem pada Bab F.

Baja struktural yang digunakan pada SPGG dijelaskan pada Bab E, F, G dan H harus
memenuhi satu dari Spesifikasi ASTM berikut:

A36/A36M

A53/A53M

A500 (Gr. B atau C)

A501

A529/A529M

A572/A572M [Gr. 42 (290), 50 (345) atau 55 (380)]


29 dari 149
A588/A588M

A913/A913M [Gr. 50 (345), 60 (415) atau 65 (450)]

A992/A992M

A1011 HSLAS Gr. 55 (380)

A1043/A1043M

Baja struktural yang digunakan untuk pelat dasar kolom harus memenuhi satu dari
spesifikasi ASTM sebelumnya atau Mutu D ASTM A283/A283M.

Baja-baja lainnya dan bahan non-baja pada portal terbreis penahan tekuk, diijinkan
digunakan sesuai dengan persyaratan Pasal F4 dan K3.

Catatan: Pasal ini hanya mencakup sifat-sifat bahan untuk baja struktural yang digunakan pada
SPGG dan termasuk dalam definisi baja struktural yang diberikan pada Pasal 2.1 dari AISC Code of
Standard Practice. Baja lainnya, seperti kawat untuk bresing permanen, tidak dicakup. Tulangan baja
yang digunakan pada komponen komposit dalam SPGG komposit tercakup dalam Pasal A3.5

2. Kekuatan Bahan Ekspektasi

Apabila diperlukan pada ketentuan ini, kekuatan perlu sebuah elemen (komponen struktur
atau sambungan dari komponen struktur) harus ditentukan dari tegangan leleh ekspektasi,
Ry Fy dari komponen struktur atau komponen struktur yang berdekatan, sesuai yang
berlaku, dimana Fy adalah tegangan leleh baja minimum yang disyaratkan yang digunakan
pada komponen struktur dan R y adalah rasio tegangan leleh ekspektasi terhadap tegangan
leleh minimum yang disyaratkan, Fy , dari bahan tersebut.

Apabila diperlukan untuk menentukan kekuatan nominal, Rn , untuk batas yang tercantum di
dalam komponen struktur yang sama dari kekuatan perlu yang ditentukan, tegangan leleh
ekspektasi, Ry Fy , dan kekuatan tarik ekspektasi, Rt Fu , diijinkan digunakan sebagai
pengganti Fy dan Fu , dimana Fu adalah kekuatan tarik minimum yang disyaratkan dan Rt
adalah rasio kekuatan tarik ekspektasi terhadap kekuatan tarik minimum yang disyaratkan,
Fu dari bahan tersebut.

Catatan: Dalam beberapa kasus komponen struktur, atau keadaan batas sambungan dalam
komponen struktur, yang diperlukan dirancang untuk gaya-gaya yang sesuai dengan kekuatan yang
diharapkan pada komponen struktur itu sendiri. Kasus-kasus demikian mencakup penentuan
kekuatan nominal, Rn , pada balok di luar elemen perangkai dalam Portal Terbreis Eksentris (PTE),
keadaan batas runtuh breis diagonal (keruntuhan blok geser dan keruntuhan penampang bersih pada
breis diagonal Portal Terbreis Konsentris Khusus (PTKK), dan seterusnya. Dalam kasus seperti itu
diperkenankan untuk menggunakan kekuatan bahan ideal (yang diharapkan) dalam menentukan
kekuatan komponen struktur yang tersedia. Untuk menghubungkan elemen dan untuk komponen
struktur lainnya, kekuatan bahan yang disyaratkan harus digunakan.

Nilai R y dan Rt untuk berbagai macam baja dan bahan beton, dicantumkan dalam Tabel
A3.1. Nilai-nilai lainnya dari R y dan Rt harus diperkenankan jika nilai-nilai tersebut
ditentukan dengan melakukan pengujian benda uji, dengan ukuran dan sumber bahan yang

30 dari 149
sama digunakan, serta dilakukan sesuai dengan persyaratan pengujian dalam spesifikasi
ASTM untuk mutu baja yang disyaratkan.

Tabel A3.1 - Nilai R y dan Rt untuk bahan baja dan bahan beton

Aplikasi Ry Rt
Profil baja gilas panas dan tulangan:
ASTM A36/A36M, 1,5 1,2
ASTM A1043/1043M Gr. 36 (248) 1,3 1,1

ASTM A572/572M Gr. 50 (345) atau 55 (380), 1,1 1,1


ASTM A913/A913M Gr. 50 (345), 60 (415), atau 65 (450),
ASTM A588/A588M, ASTM A992/A992M,

ASTM A1043/A1043M Gr. 50 (345) 1,2 1,1

ASTM A529 Gr. 50 (345) 1,2 1,2

ASTM A529 Gr. 55 (380) 1,1 1,2

Profil Baja Berongga (PBB):


ASTM A500 (Gr. B atau C), ASTM A501 1,4 1,3
Pipa:
ASTM A53/A53M 1,6 1,2
Pelat, Pelat strip dan Lembaran baja:
ASTM A36/A36M 1,3 1,2
ASTM A1043/1043M Gr. 36 (248) 1,3 1,1
A1011 HSLAS Gr. 55 (380) 1,1 1,1
ASTM A572/A572M Gr. 42 (290) 1,3 1,0

ASTM A572/A572M Gr. 50 (345), Gr. 55 (380), 1,1 1,2


ASTM A588/A588M

ASTM 1043/1043M Gr. 50 (345) 1,2 1,1


Tulangan baja:
ASTM A615, ASTM 706 1,25 1,25
CATATAN: Kekuatan tekan ekspektasi dari beton dapat diperkirakan dengan menggunakan nilai dari
rehabilitasi gempa pada bangunan gedung yang sudah berdiri, ASCE/SEI 41-06

3. Profil Besar

Untuk baja struktur pada SPGG, selain persyaratan Spesifikasi Pasal A3.1c (SNI 1729.1),
profil gilas panas dengan tebal sayap 1 in. (38 mm) dan lebih tebal harus memiliki
kekerasan takik minimum charpy V dari 20 ft-lbs (27 J) pada 70 oF (21 oC), diiuji pada
pengganti lokasi inti seperti yang dijelaskan dalam ASTM A6 Persyaratan Tambahan S30.
Tebal pelat 2 in. (50 mm) dan lebih tebal harus memiliki kekerasan takik minimum charpy V
dari 20 ft-lbs (27 J) pada 70 oF (21 oC), diukur pada setiap lokasi yang diperkenankan oleh
ASTM A673, frekuensi P, dimana pelat digunakan pada yang berikut:

(a) Komponen pelat tersusun

(b) Pelat penyambung dimana regangan inelastis terjadi akibat beban gempa ekspektasi

(c) Inti baja tekuk terkekang Breis


31 dari 149
4. Bahan Habis Pakai untuk Pengelasan

4a. Las Sistem Penahan Gaya Gempa

Semua las yang digunakan pada komponen struktur dan sambungan pada SPGG harus
dibuat dengan logam pengisi yang memenuhi persyaratan yang disyaratkan dan pasal 6.3
pada Structural Welding Code-Seismic Supplement (AWS D1.8/D1.8M), selanjutnya disebut
pada AWS D1.8/D1.8M.

Catatan: AWS D1.8/D1.8M pasal 6.3.5, 6.3.6, 6.3.7 dan 6.3.8 hanya diterapkan pada las kritis yang
diperlukan.

4b. Las Kritis Perlu

Las-las yang ditunjuk sebagai kritis diperlukan harus dibuat dengan logam pengisi yang
memenuhi persyaratan yang disyaratkan pada AWS D1.8/D1.8M pasal 6.3.

Catatan: AWS D1.8/D1.8M mensyaratkan bahwa semua gaya gempa yang ditahan sistem las adalah
dibuat dengan logam pengisi yang diklasifikasikan menggunakan standar AWS A5 mencapai sifat
makanikal berikut:

Sifat-sifat klasifikasi logam pengisi untuk gaya gempa yang tertahan sistem las
Sifat Klasifikasi
70 ksi (480 MPa) 80 ksi (550 MPa)
Kekuatan leleh, ksi (MPa) 58 (400) min. 68 (470) min.
Kekuatan tarik, ksi (MPa) 70 (480) min. 80 (550) min.
Elongasi, (%) 22 min. 19 min.
Kekerasan takik charpy V, ft- 20 (27) min. @ 0 oF (-18 oC) a
lbf (J)
a
Logam pengisi diklasifikasikan sesuai dengan 20 ft-lbf (27 J) min. pada suatu temperatur terendah
sebesar 0 oF (-18 oC) juga memenuhi persyatan ini

Tambahan pada persyaratan di atas, mensyaratkan AWS D1.8/D1.8M, kecuali dinyatakan


dibebaskan dari pengujian, bahwa semua las kritis yang diperlukan penting harus dibuat
dengan logam pengisi menerima uji Heat Input Envelope yang mencapai sifat-sifat
mekanikal berikut pada las logam:

Sifat-sifat mekanikal untuk las kritis perlu


Sifat Klasifikasi
70 ksi (480 MPa) 80 ksi (550 MPa)
Kekuatan leleh, ksi (MPa) 58 (400) min. 68 (470) min.
Kekuatan tarik, ksi (MPa) 70 (480) min. 80 (550) min.
Elongasi, (%) 22 min. 19 min.
Kekerasan takik charpy V, ft-lbf (J) 40 (54) min. @ 70 oF (20 oC) b, c
b
Untuk TLTT pada + 50 oF (+ 10 oC). Untuk TLTT kurang dari + 50 oF (+10 oC), lihat
AWS D1.8/D1.8M pasal 6.3.6
c
Pengujian yang dilakukan sesuai dengan AWS D1.8/D1.8M Lampiran A memenuhi 40
ft-lbf (54 J) min, pada temperatur terendah dari + 70 oF (20 oC) juga memenuhi
persyaratan ini

5. Beton dan Tulangan Baja

Beton dan tulangan baja yang digunakan pada komponen komposit dalam komposit
menengah atau SPGG khusus Pasal G2, G3, G4, H2, H3, H5 dan H6 harus memenuhi
32 dari 149
persyaratan ACI 318 Bab 21. Beton dan tulangan baja yang digunakan pada komponen
komposit pada SPGG komposit biasa Pasal G1, H1 dan H4 harus memenuhi persyaratan
ACi 318 Pasal 21.1.1.5.

A4. Penggambaran Desain Struktur dan Spesifikasi

1. Umum

Gambar desain struktur dan spesifikasi harus menunjukkan pekerjaan yang dilakukan, dan
mencakup bagian-bagian yang disyaratkan oleh Spesifikasi, AISC Code of standard practice
for steel buildings and bridges, peraturan bangunan gedung yang berlaku, dan yang berikut,
yang sesuai:

(1) Penunjukan SPGG.

(2) Identifikasi komponen struktur dan sambungan yang merupakan bagian SPGG.

(3) Lokasi dan dimensi zona terlindung.

(4) Detail sambungan antara diafragma lantai beton dan elemen baja struktural SPGG.

(5) Persyaratan gambar kerja dan gambar pelaksanaan tidak berlaku pada Pasal I1.

2. Konstruksi Baja

Selain persyaratan Pasal A4.1, gambar desain struktur dan spesifikasi untuk konstruksi baja
harus menunjukkan item berikut, yang sesuai:

(1) Konfigurasi sambungan

(2) Spesifikasi bahan sambungan dan ukuran

(3) Lokasi las kritis perlu

(4) Lokasi dimana pelat buhul di detail untuk mengakomodasi rotasi inelastis

(5) Lokasi dari pelat penyambung yang memerlukan kekerasan takik charpy V (CVN)
sesuai dengan Pasal A3.3(b)

(6) Jika struktur baja tidak tertutup, maka Temperatur Layan Terendah Terantisipasi
(TLTT) sebesar 50 oF (10 oC) dan harus dipertahankan atau boleh lebih tinggi

(7) Lokasi dimana las pendukung yang diperlukan boleh dihilangkan

(8) Lokasi dimana las sudut diperlukan bila las pendukung juga diijinkan untuk sisanya

(9) Lokasi dimana las sudut diperlukan untuk memperkuat las tumpul atau untuk
memperbaiki sambungan geometri

(10) Lokasi dimana las titik perlu harus dihilangkan

(11) Lokasi sambungan di mana transisi diperlukan meruncing

(12) Bentuk lubang akses las, jika bentuk selain dari yang diberikan Spesifikasi (AISC 360-
10) diperlukan
33 dari 149
(13) Joint atau group joint di mana urutan tertentu perakitan, urutan pengelasan, teknik
pengelasan atau tindakan khusus lainnya yang diperlukan harus diserahkan kepada
insinyur yang memiliki sertifikat insinyur profesional

3. Konstruksi Komposit

Selain persyaratan Pasal A4.1, dan persyaratan Pasal A4.2 yang berlaku untuk komponen
baja dari beton bertulang atau elemen komposit, gambar desain struktural, dan spesifikasi
untuk konstruksi komposit harus menunjukkan item yang berikut:

(1) Penempatan batang tulangan, batas potong, sambungan lewatan dan sambungan
mekanikal, kait dan angkur mekanikal, penempatan sengkang dan tulangan transversal
lainnya.

(2) Persyaratan untuk perubahan dimensi akibat dari perubahan temperatur, rangkak dan
susut.

(3) Lokasi, besarnya dan urutan dari adanya prategang atau pasca-tarik.

(4) Lokasi angkur paku geser dan angkur dari tulangan yang di las.

34 dari 149
Bab B
Persyaratan Desain Umum

Bab ini menjelaskan persyaratan umum desain gempa struktur baja yang berlaku untuk
semua bab dari ketentuan-ketentuan tersebut.

Bab ini disusun sebagai berikut:

B1. Persyaratan Umum Perancangan Gempa


B2. Beban dan Kombinasi Beban
B3. Dasar Desain
B4. Sistem Tipe

B1. Persyaratan Umum Perancangan Gempa

Kekuatan perlu dan ketentuan gempa lainnya untuk kategori desain gempa (KDG), kategori
hunian, dan batasan terhadap tinggi dan ketidakteraturan harus seperti yang disyaratkan
pada peraturan bangunan gedung yang berlaku.

Simpangan tingkat desain dan batasan terhadap simpangan tingkat harus ditentukan seperti
diperlukan pada peraturan bangunan gedung yang berlaku.

B2. Beban dan Kombinasi Beban

Beban dan kombinasi beban harus seperti yang ditetapkan oleh peraturan bangunan gedung
yang berlaku. Kecuali ditentukan lain dalam ketentuan ini, dimana beban gempa
teramplifikasi diperlukan oleh ketentuan-ketentuan ini, efek beban gempa yang mencakup
sistem faktor kekuatan-lebih harus diterapkan seperti dijelaskan oleh peraturan bangunan
gedung yang berlaku. Bilamana efek gaya horisontal yang mencakup kekuatan-lebih, Emh ,
ditentukan pada ketentuan-ketentuan ini harus dikombinasikan dengan efek beban gempa
vertikal sebagai diperlukan oleh peraturan bangunan gedung yang berlaku dan dikalikan
dengan 1,0 untuk pemakaian pada kombinasi beban DFBK dan 0,7 untuk pemakaian pada
kombinasi beban DKI.

Catatan: Efek beban gempa yang mencakup sistem faktor kekuatan-lebih ditentukan pada SEI/ASCE
7-10 Pasal 12.4.3 (SNI 1726). Apabila Emh ditentukan dalam ketentuan ini, hal ini dimaksudkan untuk
mengganti Emh dalam SEI/ASCE 7-10 (SNI 1726).

Pada konstruksi komposit, sehubungan komponen beton bertulang dirancang sesuai dengan
persyaratan SNI 2847, persyaratan dari Spesifikasi (SNI 1729.1) Pasal B3.3, perancangan
kekuatan yang menggunakan beban dan perancangan faktor ketahanan, harus digunakan
untuk Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG).

Catatan: Apabila tidak ditentukan dalam peraturan bangunan gedung yang berlaku, o harus
ditentukan sesuai dengan SEI/ASCE 7 (SNI 1726).

12.4.3 Pengaruh beban gempa yang mencakup faktor kekuatan-lebih

Bilamana disyaratkan secara spesifik, kondisi yang mensyaratkan penerapan faktor


kekuatan-lebih harus ditentukan sesuai dengan berikut:

35 dari 149
1. Penggunaan kombinasi beban 5 pada Pasal 2.3.2 atau kombinasi beban 5 dan 6 pada
Pasal 2.4.1, E harus diambil sama dengan Em seperti ditentukan dalam Persamaan 12.4-5
sebagai berikut:

Em Emh Ev (12.4-5)

2. Penggunaan kombinasi beban 7 pada Pasal 2.3.2 atau kombinasi beban 8 pada Pasal
2.4.1, E harus diambil sama dengan Em seperti ditentukan Persamaan 12.4-6 sebagai
berikut:

Em Emh Ev (12.4-6)

Keterangan
Em = Pengaruh beban gempa yang mencakup faktor kekuatan-lebih
Emh = Pengaruh gaya gempa horisontal yang mencakup kekuatan-lebih struktural seperti
yang didefinisikan dalam Pasal 12.4.3.1
Ev = Pengaruh beban gempa vertikal seperti didefinisikan dalam Pasal 12.4.2.2

12.4.3.1 Pengaruh beban gempa horizontal dengan faktor kekuatan-lebih

Pengaruh beban gempa horizontal dengan faktor kekuatan-lebih, Emh , harus ditentukan
sesuai dengan Persamaan 12.4-7 sebagai berikut:

Emh oQE

keterangan

QE = pengaruh gaya gempa horisontal pada V atau Fp seperti yang disyaratkan dalam
Pasal 12.8.1 dan Pasal 13.3.1. Bilamana disyaratkan dalam Pasal 12.5.3 dan Pasal 12.5.4,
pengaruh tersebut harus dihasilkan dari penerapan gaya horisontal secara serentak dalam
dua arah tegak lurus satu sama lain.

o = faktor kekuatan-lebih

Perkecualian: Nilai Emh tidak perlu melebihi gaya maksimum yang dapat terjadi dalam elemen seperti
ditentukan oleh analisis mekanisme plastis atau analisis respons nonlinier rasional yang
memanfaatkan nilai kekuatan bahan realistik yang diharapkan.

12.4.3.2 Kombinasi beban dengan faktor kekuatan-lebih

Bilamana pengaruh beban gempa dengan kekuatan-lebih, Em , yang didefinisikan dalam


Pasal 12.4.3 dikombinasikan dengan pengaruh beban lainnya seperti ditetapkan selanjutnya
dalam Pasal 2, kombinasi beban gempa berikut untuk struktur yang tidak dikenai beban
banjir harus digunakan sebagai pengganti dari kombinasi beban gempa baik dalam Pasal
2.3.2 atau 2.4.1:

Kombinasi dasar untuk desain kekuatan dengan faktor kekuatan-lebih (lihat Pasal
2.3.2 dan 2.2 untuk notasi)

5. 1,2 0,2SDS D oQE L 0,2S


36 dari 149
7. 0,9 - 0,2SDS D oQE 1,6H
Catatan:
1. Faktor beban pada L dalam kombinasi 5 diijinkan sama dengan 0,5 untuk semua hunian dimana
Lo dalam tabel 4-1 kurang dari atau sama dengan 100 psf (4,79 kN/m2), dengan perkecualian garasi
atau daerah yang dihuni sebagai tempat perkumpulan publik.
2. Faktor beban pada H harus ditetapkan sama dengan nol dalam kombinasi 7 jika aksi struktur
akibat H melawan yang diakibatkan E . Bilamana tekanan tanah lateral menyediakan ketahanan
terhadap aksi struktur dari gaya lainnya, faktor beban tidak boleh dimasukkan dalam H tetapi harus
dimasukkan dalam ketahanan desain.

Kombinasi dasar untuk desain tegangan ijin dengan faktor kekuatan-lebih (lihat Pasal
2.4.1 dan 2.2 untuk notasi).
5. 1,0 0,14SDS D H F 0,7oQE
6. 1,0 0,105SDS D H F 0,525 oQE 0,75L 0,75Lr or S or R
8. 0,6 - 0,14SDS D 0,7oQE H
12.4.3.3 Peningkatan tegangan ijin untuk kombinasi beban dengan kekuatan-lebih.
Bilamana metodologi desain tegangan ijin digunakan dengan efek beban seismik
didefinisikan dalam Pasal 12.4.3 diterapkan dalam kombinasi beban 5, 6, atau 8 dari Pasal
2.4.1, tegangan ijin diijinkan untuk ditentukan menggunakan peningkatan tegangan ijin
sebesar 1,2. Peningkatan ini tidak boleh dikombinasikan dengan dengan peningkatan
tegangan ijin atau reduksi kombinasi beban selain itu diijinkan oleh standar ini atau dokumen
referensi bahan kecuali bahwa kombinasi dengan durasi peningkatan beban yang diijinkan
dalam AF&PA NDS (kayu) diijinkan.

B3. Dasar Desain

1. Kekuatan Perlu

Kekuatan perlu komponen struktur struktural dan sambungan struktural harus lebih besar
dari:

(1) Kekuatan perlu seperti ditentukan oleh analisis struktural untuk kombinasi beban yang
sesuai, seperti ditetapkan dalam peraturan bangunan gedung yang berlaku, dan Bab
C.

(2) Kekuatan perlu diberikan dalam Bab D, E, F, G dan H.

2. Kekuatan Tersedia

Kekuatan tersedia yang ditetapkan sebagai kekuatan desain, Rn , untuk desain sesuai
dengan ketentuan untuk Desain Faktor Beban dan Ketahanan (DFBK) dan kekuatan ijin,
Rn / , untuk desain sesuai dengan ketentuan untuk Desain Kekuatan Ijin (DKI). Kekuatan
tersedia dari sistem, komponen struktur, dan sambungan harus ditentukan sesuai dengan
Spesifikasi (SNI 1729.1), kecuali seperti dimodifikasi pada ketentuan-ketentuan ini.

B4. Tipe Sistem Struktur

Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG) terdiri dari satu atau lebih portal momen, portal
terbreis atau sistem dinding geser sesuai dengan persyaratan dari satu sistem gempa yang
ditetapkan dalam Bab E, F, G dan H.
37 dari 149
Bab C
Analisis

Bab ini menjelaskan persyaratan analisis sehubungan dengan perancangan. Bab ini disusun
sebagai berikut:

C1. Umum

C2. Persyaratan Tambahan

C3. Analisis Non-Linier

C1. Persyaratan Umum

Analisis yang sesuai dengan persyaratan peraturan bangunan gedung yang berlaku dan
Spesifikasi (SNI 1729.1) harus dilakukan untuk perancangan sistem.

Apabila perancangan didasarkan pada analisis elastis, sifat-sifat kekakuan komponen


struktur dari sistem baja harus berdasarkan pada penampang elastis dan sistem komposit ini
mencakup efek penampang retak.

C2. Persyaratan Tambahan

Analisis tambahan harus dilakukan seperti yang disyaratkan pada Bab E, F, G dan H dari
ketentuan-ketentuan ini.

C3. Analisis Non-Linier

Apabila analisis non-linier yang digunakan untuk memenuhi persyaratan dari ketentuan-
ketentuan ini, hal ini harus dilakukan sesuai dengan Bab 16 pada SEI/ASCE 7 (SNI 1726).

Bab D
38 dari 149
Persyaratan Umum Perancangan Komponen Struktur dan Sambungan

Bab ini menjelaskan persyaratan umum untuk perancangan komponen struktur dan
sambungan.

Bab ini disusun sebagai berikut:

D1. Persyaratan Komponen Struktur


D2. Sambungan
D3. Kompatibilitas Deformasi Komponen Struktur Non-Sistem Penahan Gaya Gempa
(SPGG) dan Sambungan
D4. Balok Penopang-H

D1. Persyaratan Komponen Struktur

Komponen struktur portal momen, portal berbreis dan dinding geser pada Sistem Penahan
Gaya Gempa (SPGG) harus sesuai dengan Spesifikasi (SNI 1729.1) dan Pasal ini.

1. Klasifikasi Profil untuk Daktalitas

Komponen struktur tertentu dari Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG) yang diharapkan
mengalami deformasi inelastik akibat perancangan gempa yang ditunjukkan pada ketentuan-
ketentuan ini sebagai komponen struktur daktail sedang atau komponen struktur daktail
tinggi. Apabila diperlukan untuk sistem yang didefinisikan pada Bab E, F, G, H dan Pasal D4,
komponen-komponen struktur ini harus memenuhi ketentuan pasal ini.

1a. Persyaratan Profil untuk Komponen Struktur Daktail

Profil baja struktural untuk komponen struktur daktail sedang dan komponen struktur daktail
tinggi harus memiliki sayap menerus yang disambungkan ke badan atau badan-badan.

Kolom komposit terbungkus beton harus memenuhi persyaratan Pasal D1.4b(1) untuk
komponen struktur daktail sedang dan Pasal D1.4b(2) untuk komponen struktur daktail
tinggi.

Kolom komposit yang diisi harus memenuhi persyaratan Pasal D1.4c untuk komponen
struktur daktail sedang dan tinggi.

Penampang beton harus memenuhi persyaratan SNI 2847 Pasal 21.3 untuk komponen
struktur daktail sedang dan SNI 2847 Pasal 21.6 untuk komponen struktur daktail tinggi.

1b. Pembatasan Lebar-terhadap-Tebal Baja dan Penampang Komposit

Untuk komponen struktur yang dirancang sebagai komponen struktur daktail sedang, rasio
lebar-ketebalan dari elemen tekan tidak boleh melampaui batasan rasio lebar-ketebalan,
md , dari Tabel D1.1.

Untuk komponen struktur yang dirancang sebagai komponen struktur daktail tinggi, rasio
lebar-ketebalan dari elemen tekan tidak boleh melampaui batasan rasio lebar-ketebalan, hd
, dari Tabel D1.1.

39 dari 149
Tabel D1.1
Batasan Rasio Lebar-Tebal untuk Elemen Tekan
Untuk Komponen Struktur Daktail Sedang dan Daktail Tinggi per Pasal D1.1b

Batasan Rasio Lebar-Tebal


Rasio hd md Contoh
Deskripsi dari Elemen Lebar
Tebal Komponen Struktur Komponen Struktur
Daktail Tinggi Daktail Sedang
Sayap profil I, C,
T gilas atau
tersusun

Ele- Kaki dari profil b/t 0,30 E/Fy 0,38 E/Fy


men siku tunggal atau
ganda dengan
tan- pemisah
pa

pen
ga-
ku Kaki yang berdiri
bebas pada profil
siku ganda tanpa
pemisah
Sayap profil tiang
pancang H per
Pasal D4 b/t 0,45 E/Fy

Badan d/t 0,30 E/Fy [a]


0,38 E/Fy
penampang T

Dinding dari Profil


Baja Berongga b/t
(PBB) persegi

Sayap profil I
b/t
Ele- kotak dan profil
men kotak tersusun 0,55 E/Fy [b]
0,64 E/Fy [c]

yan Pelat samping


g profil I kotak dan h/t
dipe dinding profil
rkak kotak tersusun
u yang digunakan
sebagai breis
diagonal

Badan profil I
gilas atau
tersusun yang Untuk Ca 0,125
Untuk Ca 0,125
digunakan untuk h/tw
40 dari 149
balok atau 2,45 E/Fy (1 - 3,76 E/Fy (1 -
kolom(d)
0,93Ca) 2,75Ca)
Pelat samping Untuk Ca > 0,125 Untuk Ca > 0,125
profil I kotak yang
digunakan 0,77 E/Fy (2,93 - 1,12 E/Fy (2,33 - Ca)
sebagai balok h/t Ca)
atau kolom
1,49 E/Fy
1,49 E/Fy
Dimana:
Badan profil Dimana:
Pu
kotak tersusun P Ca (DFBK)
Ca u (DFBK) bPy
yang digunakan bPy
sebagai balok
h/t bPa
atau kolom P Ca (DKI)
Ca b a (DKI) Py
Py

Badan profil I
gilas atau
tersusun yang h/tw 1,49 E/Fy 1,49 E/Fy
digunakan
sebagai breis
diagonal
Badan profil tiang Tidak bisa
pancang H h/tw 0,94 E/Fy diterapkan

Dinding pipa D/t 0,038 E/Fy 0,044 E/Fy [e]

Dinding
komponen
Ele- komposit terisi b/t 1,4 E/Fy 2,26 E/Fy
men persegi

kom Dinding pipa


posit komponen D/t 0,076 E/Fy 0,15 E/Fy
komposit terisi
[a]
Untuk komponen struktur tekan profil T, pembatasan rasio lebar terhadap ketebalan untuk komponen
struktur daktail tinggi untuk bagian badan profil T dapat meningkat ke 0,38 E/Fy jika salah satu dari kondisi
berikut dipenuhi:
(1) Pada komponen struktur tekan terjadi tekuk disekitar bidang bagian badan.
(2) Beban tekan aksial yang disalurkan pada ujung sambungan ke hanya muka terluar dari sayap profil T yang
menghasilkan sebuah eksentrisitas sambungan yang memperkecil tegangan tekan pada ujung dari bagian
badan.
[b]
Pembatasan rasio lebar terhadap ketebalan sayap profil I kotak dan profil kotak tersusun dari kolom pada
sistem Portal Momen Khusus (PMK) tidak boleh melampaui 0,6 E/Fy .

[c]
pembatasan rasio lebar terhadap ketebalan dinding pada komponen struktur PSB persegi, sayap profil I
kotak dan sayap profil kotak built-up digunakan sebagai balok atau kolom tidak boleh melampaui 1,12 E/Fy .

[d]
untuk balok profil I dalam sistem Portal Momen Khusus (PMK), dimana Ca kurang dari atau sama dengan
0,125, pembatasan rasio h/tw tidak boleh melampaui 2,45 E/Fy . Untuk balok profil I dalam sistem Portal
Momen Menengah (PMM), dimana Ca kurang dari atau sama dengan 0,125, pembatasan rasio lebar terhadap
ketebalan tidak boleh melampaui 3,76 E/Fy .

41 dari 149
[e]
Pembatasan rasio diameter terhadap ketebalan pada komponen struktur Profil Struktur Berongga (PSB)
bulat digunakan sebagai balok atau kolom tidak boleh melampaui 0,07E/Fy.

2. Breising Stabilitas Balok

Apabila diperlukan pada Bab E, F, G dan H, breising stabilitas baja struktur atau balok
terbungkus beton yang menahan lentur harus disediakan untuk menahan tekuk torsi lateral
seperti yang diperlukan dalam pasal ini.

Catatan: Selain persyaratan pada Bab E, F, G dan H yang memberikan breising stabilitas untuk
berbagai komponen struktur balok seperti balok portal momen menengah dan balok portal momen
khusus, Breising stabilitas juga diperlukan untuk kolom pada Sistem Kolom Kantilever (SKK) dalam
Pasal E5 dan E6.

2a. Komponen Struktur Daktail Sedang

(1) Breising balok baja daktail sedang harus memenuhi persyaratan berikut:

(i) Kedua-dua sayap balok harus terbreis lateral atau penampang melintang harus
terbreis torsional.

(ii) Breising balok harus memenuhi persyaratan Apendiks 6 Spesifikasi (SNI 1729.1)
untuk breising lateral atau torsional balok, dimana kekuatan lentur ekspektasi
komponen struktur harus sebesar:

M r Mu Ry ZFy (DFBK) (D1-1a)

atau

M r M a Ry ZFy /1,5 (DKI)

dimana

Cd 1,0

(iii) Breising balok harus memiliki jarak maksimum pada

Lb 0,17 ry E/Fy (D1-2)

(2) Breising balok komposit terbungkus beton daktail sedang harus memenuhi persyaratan
yang berikut:

(i) Kedua-dua sayap komponen struktur harus terbreis lateral atau profil melintang balok
harus terbreis torsional.

(ii) Breising lateral harus memenuhi persyaratan Apendiks 6 Spesifikasi (SNI 1729.1)
untuk Breising lateral atau torsional balok, dimana M r Mu M p,exp dari balok
seperti disyaratkan Pasal G2.6d, dan Cd 1,0 .

(iii) Breising komponen struktur harus memiliki jarak maksimum dari

Lb 0,17 ry E/Fy
42 dari 149
penggunaan sifat bahan profil baja dan perhitungan untuk ry pada bidang tekuk
harus berdasarkan pada profil diubah menjadi elastis.

2b. Komponen Struktur Daktail Tinggi

Selain persyaratan Pasal D1.2a(1)(i) dan (ii), dan D1.2a(2)(i) dan (ii), Breising komponen
struktur balok daktail tinggi harus memiliki spasi maksimum sebesar Lb 0,08 ry E/Fy . Untuk
balok komposit terbungkus beton, sifat bahan profil baja harus digunakan, dan perhitungan
ry pada bidang tekuk harus berdasarkan profil diubah menjadi elastis.

2c. Breising Khusus pada Lokasi Sendi Plastis

Breising khusus harus ditempatkan berdekatan dengan lokasi sendi plastis yang diharapkan
terjadi dimana disyaratkan oleh Bab E, F, G atau H.

(1) Untuk balok baja struktur, Breising harus memenuhi persyaratan yang berikut:

(i) Kedua-dua sayap balok harus terbreis lateral atau profil melintang komponen
struktur harus terbreis torsional.

(ii) Kekuatan perlu Breising lateral dari setiap sayap yang tersedia berdekatan dengan
sendi plastis harus sebesar:

Pu 0,06Ry ZFy /ho (DFBK) (D1-4a)

atau

Pa 0,06/1,5 R y ZFy /ho (DKI) (D1-4b)

dimana

ho = jarak antara titik berat sayap, in.

Kekuatan perlu breising torsional yang tersedia berdekatan dengan sendi plastis
harus sebesar:

Mu 0,06 R y ZFy (DFBK) (D1-5a)

atau

M a 0,06/1,5 R y ZFy (DKI)

(iii) Kekakuan breising yang diperlukan harus memenuhi persyaratan Apendiks 6


Spesifikasi (SNI 1729.1) untuk breising lateral atau torsional balok dengan Cd 1,0
dan dimana kekuatan lentur balok ekspektasi harus sebesar:

M r M u R y ZFy (DFBK) (D1-6a)

atau
43 dari 149
M r M a R y ZFy /1,5 (DKI) (D1-6b)

(2) Untuk balok komposit terbungkus beton, breising tersebut harus memenuhi
persyaratan yang berikut:

(i) Kedua-dua sayap balok harus terbreis lateral atau penampang melintang balok
harus terbreis torsional.

(ii) Kekuatan perlu breising lateral yang tersedia berdekatan dengan sendi plastis
harus sebesar

Pu 0,06M p,exp /ho (D1-7)

dari balok, dimana M p,exp ditentukan sesuai dengan Pasal G2.6d.

Kekuatan perlu untuk breising torsional yang berdekatan dengan sendi plastis
harus sebesar Mu 0,06 M p,exp .

(iii) Kekakuan breising yang diperlukan harus memenuhi persyaratan Apendiks 6


Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural (SNI 1729.1) untuk breising lateral atau
torsional balok dimana M r M u M p,exp dari balok ditentukan sesuai dengan
Pasal G2.6d, dan Cd 1,0 .

3. Zona Terlindung

Diskontinu yang disyaratkan Pasal I2.1, hasil dari prosedur pabrikasi dan ereksi dan dari
pengikatan lainnya dilarang pada daerah komponen struktur atau elemen sambungan yang
ditunjuk sebagai zona terlindung oleh ketentuan-ketentuan ini atau ANSI/AISC 358.

Pengecualian: Angkur berbentuk paku geser baja yang dilas dan sambungan lainnya
diijinkan pada zona terlindung apabila ditetapkan ANSI/AISC 358, atau sebaliknya ditentukan
dengan sambungan pra-kualifikasi sesuai dengan Pasal K1, atau seperti yang ditentukan
pada program pengujian kualifikasi, sesuai dengan pasal K2 dan K3.

4. Kolom

Kolom pada portal momen, portal terbreis dan dinding geser harus memenuhi persyaratan
pasal ini.

4a. Kekuatan Perlu

Kekuatan perlu kolom pada Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG) harus memenuhi
persyaratan yang berikut:

(1) Efek beban yang dihasilkan dari persyaratan analisis untuk sistem yang berlaku melalui
Pasal E, F, G dan H.

Pengecualian: Pasal D1.4a tidak perlu menerapkan Pasal G1, H1 atau H4.

(2) Kekuatan aksial tekan dan kekuatan tarik seperti yang ditentukan dengan
menggunakan kombinasi beban yang ditetapkan pada peraturan bangunan gedung
44 dari 149
yang berlaku yang mencakup beban gempa teramplifikasi. Hal ini diijinkan dengan
mengabaikan momen-momen yang diterapkan pada penentuan ini kecuali momen
hasil dari beban yang diterapkan pada kolom antara titik-titik penyangga lateral.
Kekuatan tekan aksial perlu dan kekuatan tarik perlu tidak perlu melebihi salah satu
dari yang berikut:

(a) Beban maksimum yang disalurkan ke kolom dengan sistem, mencakup efek
kekuatan-lebih bahan dan pengerasan regangan.

(b) Gaya-gaya sesuai dengan ketahanan pondasi terhadap guling.

4b. Kolom Komposit Terbungkus Beton

Kolom komposit terbungkus beton harus memenuhi persyaratan Spesifikasi untuk Gedung
Baja Struktural Bab I (SNI 1729.1), selain persyaratan dari pasal ini. Persyaratan tambahan,
seperti disyaratkan untuk komponen struktur daktail sedang dan komponen struktur daktail
tinggi dari Pasal D1.4b(1) dan (2) harus diterapkan seperti diperlukan pada deskripsi sistem
gempa komposit Bab G dan Bab H.

(1) Komponen Struktur Daktail Sedang

Kolom komposit terbungkus beton yang digunakan sebagai komponen struktur daktail
sedang harus memenuhi persyaratan yang berikut:

(i) Spasi maksimum tulangan transversal pada bagian atas dan bawah kolom harus paling
sedikit sebagai berikut:

(a) dimensi terkecil profil

(b) 8 diameter batang tulangan longitudinal

(c) 24 diameter batang tulangan sengkang

(d) 12 in. (300 mm)

(ii) Spasi ini harus dipertahankan sepanjang jarak vertikal yang sama dengan nilai terbesar
dari panjang yang berikut, diukur dari setiap muka joint dan kedua sisi dari setiap profil
dimana pelelehan lentur yang diharapkan terjadi:

(a) 1/6 tinggi bersih vertikal kolom

(b) dimensi profil melintang maksimum

(c) 18 in. (450 mm)

(iii) Spasi sengkang sepanjang tinggi kolom yang tersisa tidak boleh melebihi dua kali spasi
yang didefinisikan Pasal D1.4b(1)(i)

(iv) Sambungan dan detail tumpuan ujung untuk kolom komposit terbungkus beton pada
Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG) komposit biasa Pasal G1, H1 dan H4 harus
memenuhi persyaratan Spesifikasi (SNI 1729.1) dan SNI 2847 Pasal 7.8.2. Desain
harus sesuai dengan SNI 2847 Pasal 21.1.6 dan 21.1.7. Desain harus
memperhitungkan setiap efek perilaku yang merugikan akibat perubahan mendadak
pada kekakuan komponen struktur atau kekuatan tarik nominal. Transisi pada
penampang beton bertulang tanpa komponen struktur baja struktural yang ditanam,
45 dari 149
transisi pada profil baja struktur tanpa penutup, dan dasar kolom harus
dipertimbangkan terhadap perubahan mendadak.

(v) Kawat lasan pabrik harus dilarang sebagai tulangan transversal pada komponen
struktur daktail sedang.

(2) Komponen Struktur Daktail Tinggi

Kolom komposit terbungkus beton yang digunakan sebagai komponen struktur daktail tinggi
harus memenuhi Pasal D1.4b(1) selain persyaratan yang berikut:

(i) Tulangan penahan beban longitudinal harus memenuhi persyaratan SNI 2847 Pasal
21.6.3.

(ii) Tulangan transversal harus berupa tulangan sengkang tertutup seperti didefinisikan
pada SNI 2847 Bab 21 dan harus memenuhi persyaratan yang berikut:

(1) Luas minimum tulangan sengkang, Ash , harus:

F A f '
Ash 0,09 hcc s 1 - y s c (D1-8)
Pn Fyh
Keterangan

hcc = dimensi penampang melintang dari inti terkekang diukur pusat-ke-pusat


tulangan sengkang, in. (mm)

s = spasi tulangan transversal diukur sepanjang sumbu longitudinal


komponen struktural

Fy = tegangan leleh minimum yang disyaratkan dari inti baja struktural, ksi
(MPa)

As = luas profil inti baja struktural, in.2 (mm2)

Pn = kekuatan tekan nominal kolom komposit yang dihitung sesuai dengan


Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural Bab I (SNI 1729.1), kips (N)

fc' = kekuatan tekan beton yang disyaratkan, ksi (MPa)

Fyh = tegangan leleh minimum yang disyaratkan dari sengkang, ksi (MPa)

Persamaan D1-8 tidak perlu dipenuhi jika kekuatan nominal profil baja struktural
berselubung beton sendiri adalah lebih besar dari efek beban dari kombinasi
beban 1,0D 0,5L .

(2) Spasi maksimum tulangan tranversal sepanjang tinggi kolom harus diambil
terkecil dari 6 diameter batang tulangan longitudinal penahan beban atau 6 in.
(150 mm)

46 dari 149
(3) Apabila disyaratkan Pasal D1.4b(1)(ii), (iii) atau (iv), spasi maksimum tulangan
tranversal sepanjang panjang komponen struktur harus diambil terkecil dari
dimensi komponen struktur terkecil atau 4 in. (100 mm). Tulangan pengekang
harus berjarak tidak lebih dari 14 in. (350 mm) pada pusat dalam arah tranversal.

(iii) Kolom komposit terbungkus beton pada portal terbreis dengan kekuatan tekan perlu,
tanpa memperhitungkan beban gempa teramplifikasi, lebih besar dari 0,2Pn harus
memiliki tulangan tranversal seperti disyaratkan Pasal D1.4b(2)(ii)(3) sepanjang
panjang elemen total. Persyaratan ini tidak perlu dipenuhi jika kekuatan nominal profil
baja terbungkus beton sendiri adalah lebih besar dari efek beban dari kombinasi beban
1,0D 0,5L .

(iv) Kolom komposit yang mendukung reaksi komponen struktur kaku diskontinu, seperti
dinding atau portal terbreis, harus memiliki tulangan transversal seperti yang
disyaratkan Pasal D1.4b(2)(ii)(3) di atas sepanjang di bawah tingkat dimana
diskontinuitas terjadi jika kekuatan tekan diperlukan, tanpa memperhitungkan beban
gempa teramplifikasi, melebihi 0,1DPn . Tulangan transversal harus diperluas masuk ke
komponen struktur diskontinu paling sedikit sepanjang yang diperlukan untuk
menyalurkan leleh penuh pada profil baja terbungkus beton dan tulangan longitudinal.
Persyaratan ini tidak perlu dipenuhi jika kekuatan nominal profil baja terbungkus beton
sendiri lebih besar dari efek beban dari kombinasi beban 1,0D 0,5L .

(v) Kolom komposit terbungkus beton yang digunakan pada PMK-K harus memenuhi
persyaratan yang berikut:

(1) Tulangan transversal harus memenuhi persyaratan Pasal D1.4b(2)(ii) pada


daerah sepanjang kolom bagian atas dan bawah yang disyaratkan Pasal
D1.4b(1)(ii).

(2) Persyaratan desain kolom kuat/balok lemah pada Pasal G3.4a harus dipenuhi.
Dasar kolom harus didetail untuk menopang persendian lentur inelastis.

(3) Kekuatan geser perlu kolom harus memenuhi persyaratan SNI 2847 Pasal
21.6.5.1.

(vi) Apabila kolom diakhiri pada pondasi atau pondasi rakit, tulangan tranversal seperti
yang disyaratkan pada pasal ini harus diperluas masuk ke dalam pondasi atau pondasi
rakit paling sedikit 12 in. (300 mm). Apabila kolom diakhiri pada suatu dinding, tulangan
transversal harus diperluas masuk ke dalam dinding paling sedikit sebesar panjang
yang diperlukan untuk menyalurkan pelelehan penuh pada profil terbungkus beton dan
tulangan longitudinal.

4c. Kolom Komposit Terisi Beton

Pasal ini berlaku untuk kolom yang memenuhi batasan Spesifikasi untuk Gedung Baja
Struktural Bab I (SNI 1729.1) Pasal 12.2. Kolom tersebut harus dirancang memenuhi
persyaratan Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural Bab I (SNI 1729.1), kecuali kekuatan
geser nominal kolom komposit harus sebesar kekuatan geser nominal dari profil baja struktur
sendiri, berdasarkan luas geser efektifnya.

47 dari 149
5. Diafragma Pelat Komposit

Desain dari lantai komposit dan diafragma pelat atap untuk efek gempa harus memenuhi
persyaratan yang berikut.

5a. Transfer Beban

Harus ada pendetailan untuk menyalurkan beban antara diafragma dan komponen struktur
pembatas, elemen kolektor, serta elemen dari sistem rangka horisontal.

5b. Kekuatan Geser Nominal

Kekuatan geser nominal pada-bidang dari diafragma komposit dan pelat beton pada
diafragma dek baja harus diambil sebagai kekuatan geser nominal beton bertulang di atas
bagian teratas dari pelat baja berusuk sesuai dengan SNI 2847 tidak termasuk Bab 22.
Alternatif, kekuatan geser nominal diafragma komposit harus ditentukan dengan pengujian
geser pada bidang diafragma terisi beton.

D2. Sambungan

1. Umum

Sambungan, joint dan alat penyambung yang merupakan bagian dari Sistem Penahan Gaya
Gempa (SPGG) sesuai dengan Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural Bab J (SNI
1729.1), dan persyaratan tambahan dari Pasal ini.

Sambungan dan dasar kolom yang tidak ditunjuk sebagai bagian Sistem Penahan Gaya
Gempa (SPGG) harus memenuhi persyaratan Pasal D2.5a, D2.5c dan D2.6.

Bila zona terlindung ditunjuk pada elemen sambungan dengan ketentuan ini atau ANSI/AISC
358, hal ini harus memenuhi persyaratan Pasal D1.3 dan I2.1.

2. Joint Baut

Joint baut harus memenuhi persyaratan berikut:

(i) Semua baut harus dipasang sebagai baut berkekuatan tinggi pra-tarik. Permukaan
yang berlekatan harus memenuhi persyaratan untuk sambungan geser selip kritis
sesuai dengan Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural Bab J (SNI 1729.1) Pasal J3.8
dengan permukaan yang berlekatan berkoefisien selip Kelas A atau lebih tinggi.

Pengecualian: Permukaan sambungan diijinkan mempunyai pelapis dengan koefisien


gesekan kurang dari dari yang dimiliki permukaan Kelas A untuk yang berikut:

(1) Sambungan momen pelat ujung sesuai dengan persyaratan Pasal E1, atau
ANSI/AISC 358

(2) Join baut dimana pengaruh beban akibat gempa yang disalurkan melalui baut
tarik atau melalui tumpuan tekan tetapi tidak melalui geser pada baut.

Catatan: Penunjukan sambungan sebagai selip kritis harus memenuhi persyaratan untuk baut
pra-tarik dan selip kritis permukaan yang berlekatan tetapi harus menghasilkan persyaratan
tambahan untuk pemeriksaan.

48 dari 149
(ii) Lubang baut harus lubang yang standar atau lubang slot pendek tegak lurus beban
yang diterapkan.

Pengecualian: Untuk breis diagonal disyaratkan dalam Pasal F1, F2, F3 dan F4, lubang
ukuran berlebih diijinkan pada hanya satu lapis sambungan bila sambungan dirancang
sebagai sambungan selip kritis untuk kekuatan perlu sambungan breis pada Pasal F1,
F2, F3 dan F4.

Catatan: sambungan breis diagonal dengan lubang ukuran berlebih harus juga memenuhi
batas yang ditetapkan lainnya, mencakup tumpuan baut dan geser baut untuk kekuatan perlu
sambungan seperti didefinisikan pada Pasal F1, F2, F3 dan F4. Alternatif tipe-tipe lubang yang
diijinkan jika ditunjukkan pada ANSI/AISC 358, atau jika sebaliknya ditentukan pada pra-
kualifikasi sambungan sesuai dengan Pasal K1, atau jika ditentukan pada suatu program
pengujian kualifikasi sesuai dengan Pasal K2 atau Pasal K3.

(iii) Kekuatan geser joint baut tersedia yang menggunakan lubang standar harus dihitung
seperti yang untuk joint tipe tumpu sesuai dengan Spesifikasi untuk Gedung Baja
Struktural Bab J (SNI 1729.1) Pasal J3.6 dan J3.10. Kekuatan tumpu nominal pada
lubang baut tidak boleh lebih besar dari 2,4dtFu .

(iv) Baut dan las tidak boleh dirancang bersama-sama menahan gaya pada joint atau
komponen gaya yang sama dalam sambungan.

Catatan: Suatu gaya komponen struktur, seperti gaya aksial breis diagonal, sambungan harus
ditahan sepenuhnya dengan satu tipe dari joint (dengan kata lain, baik seluruhnya dengan baut
atau seluruhnya dengan las). Sambungan dimana baut menahan gaya tegak lurus terhadap
gaya yang ditahan oleh las, sehingga sambungan momen saat dimana lasan sayap
menyalurkan lentur dan badan yang dibaut menyalurkan geser, tidak dihitung berbagi gaya.

3. Joint Las

Joint las harus dirancang sesuai dengan Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural Bab J
(SNI 1729.1).

4. Pelat Penerus dan Pengaku

Perancangan pelat penerus dan pengaku yang ditempatkan pada badan profil gilas harus
mengikuti untuk panjang kontak yang direduksi pada sayap komponen struktur dan badan
berdasarkan ukuran klip sudut Pasal 12.4.

5. Sambungan Kolom

5a. Lokasi Sambungan

Untuk semua kolom bangunan gedung, mencakup yang tidak ditunjuk sebagai bagian dari
Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG), sambungan kolom harus ditempatkan 4 ft (1,2 m)
atau lebih sepanjang dari sambungan sayap kolom ke balok.

Pengecualian:

(1) Apabila tinggi bersih kolom antara sambungan sayap balok-ke-kolom lebih kecil dari 8
ft (2,4 m), sambungan harus pada setengah tinggi bersih.

49 dari 149
(2) Sambungan kolom dengan joint pada badan dan joint pada sayap dilakukan dengan
las tumpul penetrasi joint lengkap diijinkan ditempatkan lebih dekat ke sambungan
sayap kolom ke balok, tetapi tidak kurang dari tinggi kolom.

(3) Sambungan pada kolom komposit.

Catatan: Bila memungkinkan, sambungan harus ditempatkan paling sedikit 4 ft (1,2 m) di atas
ketinggian lantai finising supaya pemasangan perimeter kabel keamanan diijinkan sebelum ereksi
tingkatan berikutnya dan untuk memperbaiki aksesibilitas.

5b. Kekuatan Perlu

Kekuatan perlu sambungan kolom dalam Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG) harus lebih
besar dari:

(a) Kekuatan perlu kolom, mencakup yang ditentukan dari Bab E, F, G, dan H, dan Pasal
D1.4a; atau,

(b) Kekuatan perlu yang ditentukan dengan menggunakan kombinasi beban yang
ditetapkan dalam peraturan bangunan gedung yang berlaku mencakup beban gempa
teramplifikasi. Kekuatan perlu tidak perlu melampaui beban maksimum yang dapat
disalurkan ke sambungan dengan sistem.

Sebagai tambahan, sambungan kolom yang dilakukan dengan las pada setiap bagian dari
kolom yang menahan efek beban tarik neto yang dihitung, ditentukan dengan menggunakan
kombinasi beban yang ditetapkan dalam peraturan bangunan gedung yang berlaku,
mencakup beban gempa teramplikasi, harus memenuhi semua persyaratan berikut:

(1) Kekuatan tersedia joint las tumpul Penetrasi Joint Sebagian (PJS), jika digunakan,
harus paling sedikit sama dengan 200 % dari kekuatan perlu.

(2) Kekuatan tersedia untuk setiap sambungan sayap harus sedikitnya sama dengan
0,5Ry Fy bf t f (DFBK) atau 0,5/1,5 R y Fy bf t f (DKI), yang sesuai, dimana Ry Fy adalah
tegangan leleh bahan kolom ekspektasi dan bf t f adalah luas dari satu sayap pada
kolom yang terkecil yang disambung.

(3) Pada sambungan antar kolom yang berupa las tumpul Penetrasi Joint Lengkap (PJL),
dimana tegangan tarik pada setiap tempat pada sayap yang lebih kecil melampaui
0,3Fy (DFBK) atau 0,2Fy (DKI), maka transisi miring diperlukan di antara sayap yang
berbeda tebal atau lebarnya. Transisi tersebut harus sesuai dengan AWS D1.8/D1.8M
pasal 4.2.

5c. Kekuatan Geser Perlu

Untuk semua kolom bangunan gedung, termasuk yang tidak dirancang sebagai bagian dari
Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG), kekuatan geser perlu sambungan kolom
sehubungan dengan kedua sumbu ortogonal kolom harus diambil sebesar M pc /H (DFBK)
atau M pc /1,5H (DKI), yang sesuai, dimana M pc adalah kekuatan lentur plastis nominal
terkecil pada penampang kolom untuk arah yang ditinjau, dan H adalah tinggi tingkat.

Kekuatan geser perlu sambungan kolom pada Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG) harus
lebih besar dari persyaratan di atas atau kekuatan geser perlu yang ditentukan per Pasal
D2.5b(a) dan (b).
50 dari 149
5d. Konfigurasi Sambungan Baja Struktural

Sambungan kolom baja struktural diijin menggunakan baut atau las, atau las pada satu
kolom dan dengan baut pada lainnya. Konfigurasi sambungan harus memenuhi semua
persyaratan spesifik pada Bab E, F, G atau H.

Bila sambungan badan kolom Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG) dibuat dengan
menggunakan sambungan pelat atau kanal, sambungan harus digunakan pada kedua sisi
badan kolom.

Untuk sambungan las tumpul, las titik harus dihilangkan sesuai dengan AWS D1.8/D1.8M
pasal 6.10. Pendukung baja las tumpul tidak perlu dihilangkan.

5e. Sambungan pada Kolom Komposit Terbungkus Beton

Untuk kolom komposit terbungkus beton, sambungan harus memenuhi Pasal D1.4b dan ACI
318 Pasal 21.6.3.2.

6. Dasar Kolom

Kekuatan perlu dasar kolom, termasuk yang tidak dirancang sebagai bagian dari Sistem
Penahan Gaya Gempa (SPGG), harus dihitung sesuai dengan pasal ini.

Kekuatan tersedia elemen baja pada dasar kolom, termasuk pelat dasar, angkur batang
tulangan, pelat-pelat pengaku, dan elemen-elemen bagian yang menonjol yang digunakan
untuk menahan geser harus sesuai dengan Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural (SNI
1729.1).

Apabila kolom di las pada pelat dasar dengan las tumpul, las titik dan las pendukung harus
dihilangkan, kecuali las pendukung ditempatkan di sisi dalam sayap dan las pendukung di
badan profil I tidak perlu dihilangkan jika las sudut setebal 5/16 in. (8 mm) ditambahkan pada
las pendukung ke permukaan pelat dasar.

Kekuatan tersedia elemen beton pada dasar kolom, termasuk angkur batang tulangan yang
tertanam dan baja tulangan, harus sesuai dengan SNI 2847, Appendiks D.

Catatan: Apabila beton menggunakan baja tulangan sebagai bagian dari angkur yang dirancang
tertanam, maka penting untuk mengetahui mode kegagalan angkur dan diharapkan tersedia tulangan
penyalur gaya pada kedua sisi permukaan yang gagal tersebut. Lihat SNI 2847, Apendiks D,
termasuk komentari.

6a. Kekuatan Aksial Perlu

Kekuatan aksial perlu dasar kolom yang dirancang sebagai bagian dari Sistem Penahan
Gaya Gempa (SPGG), termasuk pengikatannya pada pondasi, harus merupakan
penjumlahan komponen vertikal kekuatan sambungan perlu elemen baja yang
disambungkan ke dasar kolom, tetapi tidak kurang dari yang terbesar dari berikut ini:

(a) Beban aksial kolom dihitung dengan menggunakan kombinasi beban dari peraturan
bangunan gedung yang berlaku, mencakup beban gempa teramplifikasi.

(b) Kekuatan aksial perlu untuk sambungan kolom, seperti dijelaskan pada Pasal D2.5.

51 dari 149
Catatan: Komponen vertikal dapat mencakup beban aksial kolom dan komponen vertikal beban aksial
dari komponen struktur diagonal yang merangka ke dalam dasar kolom, Pasal D2.5 mencakup
referensi pada Pasal D1.4a dan Bab-bab E, F, G dan H. Apabila portal breis diagonal di kedua sisi
kolom, pengaruh tekuk breis tekan harus dihitung dalam tambahan komponen vertikal, lihat Pasal
F2.3.

6b. Kekuatan Geser Perlu

Kekuatan geser perlu dasar kolom, termasuk yang tidak dirancang sebagai bagian Sistem
Penahan Gaya Gempa (SPGG), dan pengikatannya pada pondasi, harus merupakan
penjumlahan komponen horisontal dari kekuatan sambungan perlu elemen baja yang
disambungkan ke dasar kolom sebagai berikut:

(1) Untuk breis diagonal, komponen horisontal harus ditentukan dari kekuatan perlu
sambungan breis diagonal untuk Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG).

(2) Untuk kolom-kolom, komponen horisontal harus sama dengan kekuatan geser perlu
untuk sambungan kolom yang dijelaskan pada Pasal D2.5c.

Pengecualian: Kolom bertingkat satu dengan sambungan sederhana pada kedua ujung
tidak perlu sesuai dengan D2.6b(2).

Catatan: komponen horisontal dapat mencakup beban geser kolom dan komponen horisontal
beban aksial dari komponen struktur diagonal yang merangka ke dasar kolom. Pasal D2.5
mencakup referensi terhadap Pasal D1.4a dan Bab-bab E, F, G dan H.

6c. Kekuatan Lentur Perlu

Apabila dasar kolom dirancang sebagai sambungan momen pada pondasi, kekuatan lentur
perlu dasar kolom yang ditunjuk sebagai bagian dari Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG),
termasuk pengikatannya terhadap pondasi, harus merupakan penjumlahan kekuatan
sambungan perlu dari elemen baja yang disambungkan pada dasar kolom sebagai berikut:

(1) Untuk breis diagonal, kekuatan lentur perlu harus diambil paling sedikit sama dengan
kekuatan lentur perlu sambungan breis diagonal.

(2) Untuk kolom-kolom, kekuatan lentur perlu harus diambil paling sedikit sama dengan
terkecil dari yang berikut:

(a) 1,1 R y Fy Z (DFBK) atau 1,1/1,5 Ry Fy Z (DKI), yang sesuai, pada kolom, atau

(b) Momen yang dihitung dengan menggunakan kombinasi beban dari peraturan
bangunan gedung yang berlaku, mencakup beban gempa teramplifikasi.

Catatan: Momen di kolom pada sambungan dasar kolom dirancang sebagai sambungan
sederhana yang dapat diabaikan.

7. Sambungan Komposit

Pasal ini berlaku untuk sambungan pada bangunan gedung yang ultilitasnya baja komposit
dan sistem beton dimana beban gempa disalurkan antara baja struktural dan komponen
beton bertulang. Metode untuk penghitungan kekuatan sambungan harus memenuhi
persyaratan dalam pasal ini. Kecuali kekuatan sambungan yang ditentukan dengan analisis
atau pengujian, model-model digunakan untuk desain sambungan harus memenuhi
persyaratan berikut:
52 dari 149
(1) Gaya harus disalurkan antara baja struktural dan beton bertulang melalui:

(a) Tumpuan langsung dari mekanisme tumpuan internal;

(b) Sambungan geser;

(c) Friksi geser dengan gaya yang mengencangkan perlu disediakan dengan
tulangan tegak lurus bidang penyalur geser; atau

(d) Kombinasi dari rata-ratanya.

Kontribusi mekanisme berbeda diijinkan dikombinasikan hanya jika kekakuan dan kapasitas
deformasi mekanisme kompaktibel. Setiap kekuatan lekatan potensial antara baja struktur
dan beton bertulang harus diabaikan untuk tujuan mekanisme kekuatan penyalur gaya
sambungan.

(2) Tumpuan nominal dan kekuatan friksi geser harus memenuhi persyaratan SNI 2847
Bab 10 dan Bab 11. Kecuali kekuatan tertinggi yang didukung dengan siklus pengujian,
tumpuan nominal dan kekuatan friksi geser harus dikurangi sebesar 25 % untuk sistem
gempa komposit yang dijelaskan Pasal G3, H2, H3, H5 dan H6.

(3) Pelat tumpuan muka yang terdiri dari pengaku antara sayap balok baja harus
disediakan bila balok ditanam pada kolom beton bertulang atau dinding.

(4) Kekuatan geser nominal zona panel baja terbungkus beton pada sambungan balok-ke-
kolom harus dihitung sebagai jumlah dari kekuatan nominal baja struktural dan elemen
geser beton bertulang terkekang seperti ditentukan pada Pasal E3.6e dan SNI 2847
Pasal 21.7.

(5) Penulangan harus disediakan untuk menahan semua gaya tarik komponen beton
bertulang dari sambungan. Tambahan, beton harus dikekang dengan tulangan
transversal. Semua penulangan harus disalurkan secara penuh dalam tarik atau tekan,
yang sesuai, di luar titik dimana tulangan tidak perlu lebih panjang untuk menahan
gaya. Panjang penyaluran harus ditentukan sesuai dengan SNI 2847 Bab 12.
Tambahan, panjang penyaluran untuk sistem dijelaskan pada Pasal-pasal G3, H2, H3,
H5 dan H6 harus memenuhi persyaratan SNI 2847 Pasal 21.7.5.

(6) Sambungan komposit harus memenuhi persyaratan tambahan yang berikut:

(i) Apabila pelat menyalurkan gaya diafragma horisontal, tulangan pelat harus
dirancang dan diangkurkan ke penahan gaya tarik pada bidang di semua
penampang kritis dalam pelat, termasuk sambungan pada balok kolektor, kolom-
kolom, breis diagonal dan dinding-dinding.

(ii) Untuk sambungan antara baja struktural atau balok komposit dan beton bertulang
atau kolom komposit terbungkus beton, tulangan sengkang tertutup transversal
harus disediakan pada daerah sambungan kolom memenuhi persyaratan SNI
2847 Pasal 21.7, kecuali untuk modifikasi yang berikut:

(1) Profil baja struktural yang merangka ke dalam sambungan diperhitungkan


memberi pengekangan sepanjang lebar sama dengan yang dari pelat
penumpu muka di las ke balok antara sayap.

53 dari 149
(2) Sambungan lewatan diijinkan untuk perimeter sengkang pada kolom bila
pengekang sambungan dipersiapkan dengan pelat penumpu muka atau
lainnya untuk mencegah keretakan selimut beton pada sistem di Pasal-
pasal G1, G2, H1 dan H4.

(3) Ukuran batang tulangan longitudinal dan tata letak dalam beton bertulang
dan kolom komposit harus didetail untuk memperkecil selip pada batang
tulangan melalui sambungan balok-ke-kolom akibat gaya yang tinggi
disalurkan sesuai dengan perubahan dalam momen kolom disepanjang
tinggi sambungan.

8. Angkur Baja

Apabila angkur berbentuk paku geser baja atau angkur batang tulangan yang memperkuat
lasan adalah bagian Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG) menengah atau Sistem
Penahan Gaya Gempa (SPGG) khusus Pasal G2, G3, G4, H2, H3, H5, dan H6, kekuatan
geser dan kekuatan tariknya harus dikurangi 25 % dari kekuatan yang disyaratkan
Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural Bab I (SNI 1729.1).

Catatan: Pengurangan sebesar 25 % tidak perlu untuk komponen gravitas dan komponen kolektor
pada struktur dengan sistem penahan gaya gempa menengah atau khusus yang dirancang untuk
beban gempa yang diperbesar.

D3. Deformasi Kompatibilitas Komponen Struktur Non-SPGG dan Sambungan

Bila deformasi kompatibilitas komponen struktur dan sambungan yang bukan bagian dari
Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG) disyaratkan oleh peraturan bangunan gedung yang
berlaku, elemen-elemen ini harus dirancang untuk menahan kombinasi efek beban gravitas
dan efek deformasi yang terjadi pada simpangan tingkat desain yang dihitung sesuai dengan
peraturan bangunan gedung yang berlaku.

Catatan: SNI 1726 menetapkan persyaratan di atas untuk baja struktural dan komponen struktur
komposit dan sambungan. SNI 1726 mensyaratkan untuk baja struktural dan komponen sruktur
komposit dan sambungan. Sambungan geser fleksibel, rotasi ujung komponen struktur dijelaskan
Pasal J1.2 Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural Bab J (SNI 1729.1) harus dihitung memenuhi
persyaratan ini. Deformasi inelastik diijinkan pada sambungan atau komponen struktur yang bisa
memberi batasan deformasi inelastis dan tidak membuat ketidakstabilan pada komponen struktur.
Lihat komentari untuk diskusi lebih lanjut.

D4. Balok Penopang H

1. Persyaratan Desain

Desain balok penopang H harus sesuai dengan persyaratan Spesifikasi untuk Gedung Baja
Struktural (SNI 1729.1) dengan memperhatikan desain komponen struktur yang menahan
kombinasi beban. Balok penopang H harus memenuhi persyaratan untuk komponen struktur
daktail tinggi Pasal D1.1.

2. Balok Penopang H Miring

Jika balok penopang miring dan balok penopang vertikal digunakan pada kelompok balok
penopang, balok penopang vertikal harus dirancang untuk mendukung pengaruh kombinasi
beban mati dan beban hidup tanpa partisipasi balok penopang miring.

3. Tarik

54 dari 149
Tarik pada setiap tiang pancang harus disalurkan ke kepala tiang dengan mekanis rata-rata
seperti kunci geser, batang tulangan atau paku geser yang di las ke bagian yang tertanam
dari tiang pancang.

4. Zona Terlindung

Pada setiap tiang pancang, panjangnya sama dengan kedalaman dari profil melintang tiang
pancang yang ditempatkan secara langsung di bagian bawah kepala tiang harus dirancang
sebagai zona terlindung yang memenuhi persyaratan Pasal D1.3 dan I2.1.

55 dari 149
Bab E
Sistem Portal Momen

Bab ini memberi dasar desain, dan persyaratan untuk analisis, sistem, komponen struktur
dan sambungan-sambungan untuk baja biasa, menengah, khusus, dan portal momen
rangka batang khusus, serta sistem kolom kantilever baja.

Bab ini disusun sebagai berikut:

E1. Portal Momen Biasa


E2. Portal Momen Menengah
E3. Portal Momen Khusus
E4. Portal Momen Rangka Batang Khusus
E5. Sistem Kolom Kantilever Biasa
E6. Sistem Kolom Kantilever Khusus

Catatan: Persyaratan bab ini adalah sebagai tambahan yang disyaratkan oleh Spesifikasi untuk
Gedung Baja Struktural (SNI 1729.1) dan peraturan bangunan gedung yang berlaku.

E1. Portal Momen Biasa

1. Ruang Lingkup

Portal Momen Biasa (PMB) baja struktural harus dirancang sesuai dengan pasal ini.

2. Dasar Desain

Portal Momen Biasa (PMB) yang dirancang sesuai dengan ketentuan ini diharapkan dapat
memberi kapasitas deformasi inelastis minimal pada komponen struktur dan sambungannya.

3. Analisis

Persyaratan analisis tambahan tidak ada.

4. Persyaratan Sistem

Persyaratan sistem tambahan tidak ada.

5. Komponen Struktur

Tidak ada pembatasan rasio tebal terhadap lebar dari komponen struktur untuk Portal
Momen Biasa (PMB), di luar Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural (SNI 1729.1). Tidak
ada persyaratan untuk bresing stabilitas balok atau joint pada Portal Momen Biasa (PMB),
diluar Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural (SNI 1729.1). Untuk komponen struktur
Portal Momen Biasa (PMB) tidak ditunjuk zona terlindung. Balok baja struktural pada Portal
Momen Biasa (PMB) diijinkan menjadi komposit dengan pelat beton bertulang menahan
beban gravitasi.

6. Sambungan

Sambungan balok-ke-kolom diijinkan Tertahan Penuh (TP) atau sambungan momen


Tertahan Sebagian (TS) sesuai dengan pasal ini.

56 dari 149
6a. Las Kritis Perlu

Las tumpul Penetrasi Joint Lengkap (PJL) dari sayap balok ke kolom adalah las kritis yang
diperlukan, dan harus memenuhi persyaratan Pasal A3.4b.

6b. Sambungan Momen Tertahan Penuh (TP)

Sambungan momen tertahan penuh adalah bagian dari Sistem Penahan Gaya Gempa
(SPGG) harus memenuhi paling sedikit satu dari persyaratan yang berikut:

(a) Sambungan momen Tertahan Penuh (TP) harus dirancang untuk kekuatan lentur perlu
sama dengan 1,1 R y M p (DFBK) atau 1,1/1,5 R y M p (DKI), yang sesuai, pada balok.

Kekuatan geser perlu, Vu atau Va , yang sesuai, dari sambungan harus berdasarkan
kombinasi beban dalam peraturan bangunan gedung yang berlaku yang mencakup
beban gempa teramplifikasi. Dalam menetukan beban gempa teramplifikasi, efek gaya
horisontal yang mencakup kekuatan-lebih, Emh , harus diambil sebagai berikut:

E mh 21,1 Ry M p /Lcf (E1-1)

keterangan

R y = rasio tegangan leleh ekspektasi terhadap tegangan leleh minimum yang


disyaratkan, Fy

M p Fy Z , kip-in. N-mm)

Lcf = panjang bersih balok, in. (mm)

(b) Sambungan momen Tertahan Penuh (TP) harus dirancang untuk kekuatan lentur perlu
dan kekuatan geser perlu sama dengan momen maksimum dan penyesuaian geser
yang dapat disalurkan ke sambungan oleh sistem, termasuk efek kekuatan-lebih bahan
dan pengerasan regangan.

Catatan: Faktor yang boleh membatasi momen maksimum dan penyesuaian geser yang dapat
disalurkan ke sambungan mencakup:

(1) kekuatan kolom, dan

(2) ketahanan dari pondasi yang terangkat

Untuk pilihan (a) dan (b) dalam Pasal E1.6b, pelat penerus harus tersedia seperti yang
diperlukan oleh Pasal J10.1, J10.2 dan J10.3 dari Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural
Bab J (SNI 1729.1). Momen lentur yang digunakan memeriksa pelat penerus harus sama
dengan momen lentur desain sambungan balok-ke-kolom; dalam kata lain, 1,1R y M p (DFBK)
atau 1,1/1,5 R y M p (DKI) atau momen maksimum yang dapat disalurkan ke sambungan
oleh sistem.

(c) Sambungan momen tertahan penuh antara lebar sayap balok dan sayap dari lebar
sayap kolom harus memenuhi persyaratan Pasal E2.6 atau Pasal E3.6, atau harus
memenuhi persyaratan yang berikut:
57 dari 149
(1) Semua las pada sambungan balok-ke-kolom harus memenuhi persyaratan Bab 3
ANSI/AISC 358.

(2) Sayap balok harus disambung ke sayap kolom dengan menggunakan las tumpul
Penetrasi Joint Lengkap (PJL).

(3) Bentuk lubang akses las harus sesuai dengan Pasal 6.9.1.2 AWS D1.8/D1.8M.
Persyaratan kualitas lubang akses las harus sesuai dengan Pasal 6.9.2 AWS
D1.8/D1.8M.

(4) Pelat-pelat penerus harus memenuhi persyaratan Pasal E3.6f.

Pengecualian: joint-joint yang dilakukan dengan las dari pelat penerus ke sayap-
sayap kolom diijinkan menggunakan las tumpul Penetrasi Joint Lengkap, las
tumpul Penetrasi Joint Sebagian di kedua sisi, atau las sudut di kedua sisi.
Kekuatan perlu joint-joint ini tidak boleh kurang dari kekuatan tersedia daerah
kontak pelat dengan sayap kolom.

(5) Badan balok harus disambungkan ke sayap kolom dengan menggunakan las
tumpul Penetrasi Joint Lengkap (PJL) di luasan antara lubang-lubang akses las,
atau dengan menggunakan sambungan geser pelat tunggal yang dilakukan
dengan baut dirancang untuk kekuatan geser perlu per Persamaaan E1-1.

Catatan: Untuk sambungan momen Tertahan Penuh (TP), kekuatan geser zona panel harus diperiksa
sesuai dengan Pasal J10.6 Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural Bab J (AISC 360-2010).
Kekuatan geser perlu zona panel harus berdasarkan momen-momen ujung balok yang dihitung dari
kombinasi beban yang ditetapkan oleh peraturan bangunan gedung yang berlaku, tidak mencakup
beban gempa teramplifikasi.

6c. Sambungan Momen Tertahan Sebagian (TS)

Sambungan momen Tertahan Sebagian (TS) harus memenuhi persyaratan yang berikut:

(1) Sambungan harus dirancang untuk momen maksimum dan geser dari kombinasi
beban yang berlaku seperti tertera pada Pasal B2 dan B3.

(2) Kekakuan, kekuatan dan kapasitas deformasi sambungan momen Tertahan Sebagian
(TS) harus diperhitungkan dalam perancangan, termasuk efek stabilitas rangka
keseluruhan.

(3) Kekuatan lentur nominal sambungan, M n,PR harus tidak boleh kurang dari 50 % dari
M p balok disambungan.

Pengecualian : Untuk struktur satu tingkat, M n,PR harus tidak boleh kurang dari 50 %
dari M p kolom disambungan.

(4) Vu atau Va yang sesuai, harus ditentukan per Pasal E1.6b(a) dengan M p pada
Persamaan E1-1 diambil sebagai M n,PR .

58 dari 149
E2. Portal Momen Menengah (PMM)

1. Ruang Lingkup

Portal Momen Menengah (PMM) baja struktural harus dirancang sesuai dengan pasal ini.

2. Dasar Desain

Portal Momen Menengah (PMM) yang dirancang sesuai dengan ketentuan ini diharapkan
memiliki kapasitas deformasi inelastik terbatas melalui leleh lentur dari balok dan kolom
Portal Momen Menengah (PMM), serta leleh geser dari zona panel kolom. Desain
sambungan balok ke kolom, mencakup zona panel dan pelat penerus, harus berdasarkan uji
sambungan yang memberi kinerja yang disyaratkan Pasal E2.6b, dan kesesuaian ini
dibuktikan seperti ditetapkan oleh Pasal E2.6c.

3. Analisis

Persyaratan analisis tambahan tidak ada.

4. Persyaratan Sistem

4a. Breising Stabilitas Balok

Balok harus terbreis agar memenuhi persyaratan untuk komponen struktur daktail sedang
dalam Pasal D1.2a.

Sebagai tambahan, kecuali ditunjukkan dengan pengujian, breis balok harus ditempatkan
berdekatan dengan gaya terpusat, perubahan penampang melintang, dan lokasi-lokasi
lainnya dimana analisis menunjukkan bahwa sendi plastis akan terbentuk selama deformasi
inelastik Portal Momen Menengah (PMM). Penempatan bresing stabilitas harus konsisten
dengan yang di dokumen untuk sambungan pra-kualifikasi yang ditunjukkan pada
ANSI/AISC 358, atau seperti selain ditentukan dalam sambungan pra-kualifikasi sesuai
dengan Pasal K1, atau pada program pengujian kualifikasi, sesuai dengan Pasal K2.

Kekuatan perlu bresing lateral tersedia yang berdekatan dengan sendi plastis harus seperti
yang disyaratkan Pasal D1.2c.

5. Komponen Struktur

5a. Persyaratan Dasar

Komponen struktur balok dan kolom harus memenuhi persyaratan Pasal D1 untuk
komponen struktur daktail sedang, kecuali selain lolos uji.

Balok baja struktural pada Portal Momen Menengah (PMM) diijinkan menjadi komposit
dengan pelat beton bertulang untuk menahan beban gravitasi.

5b. Sayap Balok

Perubahan mendadak pada daerah sayap balok tidak diijinkan pada daerah sendi plastis.
Pengeboran lubang pada sayap atau pengurangan lebar sayap balok tidak diijinkan kecuali
pengujian atau kualifikasi membuktikan bahwa konfigurasi yang dihasilkan dapat
mengembangkan sendi plastis stabil. Konfigurasi harus konsisten dengan sambungan pra-
kualifikasi yang dirancang dalam ANSI/AISC 358, atau seperti selain ditentukan pada

59 dari 149
sambungan pra-kualifikasi sesuai dengan Pasal K1, atau pada program uji kualifikasi sesuai
dengan Pasal K2.

5c. Zona Terlindung

Daerah pada setiap ujung balok yang menahan regangan inelastik harus dirancang sebagai
zona terlindung, dan harus memenuhi persyaratan Pasal D1.3. Luas zona terlindung harus
seperti tertera dalam ANSI/AISC 358, atau ditentukan sebaliknya pada sambungan pra-
kualifikasi sesuai dengan Pasal K1, atau seperti ditentukan pada program uji kualifikasi
sesuai dengan Pasal K2.

Catatan: zona sendi plastis pada ujung-ujung balok Portal Momen Menengah (PMM) harus
diperlakukan sebagai zona terlindung. Zona sendi plastis harus ditetapkan sebagai bagian dari pra-
kualifikasi atau program kualifikasi untuk sambungan, per Pasal E2.6c. Pada umumnya, untuk
sambungan tanpa tulangan, zona terlindung harus diperpanjang dari muka kolom ke setengah dari
tinggi balok disekitar titik sendi plastis.

6. Sambungan

6a. Las Kritis Perlu

Las-las berikut adalah las-las kritis yang diperlukan, dan harus memenuhi persyaratan pada
Pasal A3.4b:

(1) Las-las tumpul pada sambungan kolom.

(2) Las-las pada sambungan pelat dasar-ke-kolom.

Pengecualian: Bila dapat diperlihatkan bahwa persendian kolom terjadi di, atau dekat
dengan, pelat dasar dihalangi oleh kondisi pengekangan, dan dalam kondisi tidak
adanya tarik neto akibat kombinasi beban yang mencakup beban gempa teramplifikasi,
las kritis perlu tidak dibutuhkan.

(3) Las-las tumpul penetrasi joint lengkap dari sayap-sayap balok dan badan balok ke
kolom, kecuali selain yang dijelaskan oleh ANSI/AISC 358, atau selain yang ditetapkan
pada sambungan pra-kualifikasi sesuai dengan Pasal K1, atau seperti ditentukan pada
program uji kualifikasi sesuai dengan Pasal K2.

Catatan: Untuk penunjukkan las-las kritis perlu, standar ANSI/AISC 358 dan pengujian-pengujian
yang ditujukan pada sambungan khusus dan joint-joint harus digunakan sebagai pengganti dari lebih
istilah-istilah umum ketentuan-ketentuan ini. Bila ketentuan-ketentuan ini menunjukkan bahwa las
utama yang ditetapkan kritis diperlukan, tetapi standar spesifik lebih atau pengujian tidak dilakukan
seperti yang dijelaskan, standar spesifik lebih atau pengujian yang harus menentukan. Demikian juga,
standar dan pengujian ini boleh menunjukkan las-las sebagai kritis diperlukan yang tidak teridentifikasi
seperti ketentuan-ketentuan ini.

6b. Persyaratan Sambungan Balok-ke-Kolom

Sambungan balok-ke-kolom yang digunakan pada Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG)
harus memenuhi persyaratan yang berikut:

(1) Sambungan harus mampu mengakomodasi sudut simpangan tingkat paling sedikit
sebesar 0,02 rad.

60 dari 149
(2) Ketahanan lentur yang diukur dari sambungan, ditentukan pada muka kolom, harus
paling sedikit sama dengan 0,80 M p dari balok disambungan pada sudut simpangan
tingkat sebesar 0,02 rad.

6c. Pembuktian Kesesuaian

Sambungan balok-ke-kolom yang digunakan dalam Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG)
harus memenuhi persyaratan pada Pasal E2.6b dengan satu dari yang berikut:

(a) Penggunaaan sambungan Portal Momen Menengah (PMM) dirancang sesuai dengan
ANSI/AISC 358.

(b) Penggunaan sambungan pra-kualifikasi untuk Portal Momen Menengah (PMM) sesuai
dengan Pasal K1.

(c) Ketentuan hasil uji siklus kualifikasi sesuai dengan Pasal K2. Hasil dari paling sedikit
pengujian sambungan dua siklus harus dimiliki dan diperkenankan berdasarkan satu
dari yang berikut:

(i) Pengujian-pengujian dilaporkan dalam literatur penelitian atau pengujian-


pengujian yang di dokumentasi dilakukan untuk proyek-proyek lainnya yang
memperlihatkan kondisi-kondisi proyek, dalam batas yang disyaratkan Pasal K2.

(ii) Pengujian yang dilakukan secara khusus untuk proyek dan ukuran-ukuran
komponen struktur proyek yang diwakili, kekuatan bahan, konfigurasi
sambungan, dan proses sambungan yang sesuai, dalam batas yang disyaratkan
Pasal K2.

6d. Kekuatan Geser Perlu

Kekuatan geser perlu sambungan harus berdasarkan kombinasi beban dalam peraturan
bangunan gedung yang berlaku, termasuk beban gempa teramplifikasi. Dalam penentuan
beban gempa teramplifikasi, efek gaya horisontal mencakup kekuatan-lebih, Emh , harus
diambil sebesar:

E mh 21,1 R y M p /Lh (E2-1)

keterangan

R y = rasio dari tegangan leleh ekspektasi terhadap tegangan leleh minimum yang
disyaratkan, Fy

M p Fy Z = kekuatan lentur plastis nominal, kip-in. (N-mm)

Lh = jarak antara lokasi sendi plastis balok, in. (mm)

Pengecualian: Sebagai pengganti Persamaan E2-1, kekuatan geser perlu sambungan harus
seperti disyaratkan ANSI/AISC 358, atau seperti selain ditentukan pada sambungan pra-
kualifikasi sesuai dengan Pasal K1, atau pada program pengujian kualifikasi sesuai dengan
Pasal K2.

61 dari 149
6e. Zona Panel

Persyaratan zona panel tambahan tidak ada.

Catatan: Kekuatan geser zona panel harus diperiksa sesuai dengan Pasal J10.6 Spesifikasi untuk
Gedung Baja Struktural Bab J (SNI 1729.1). Kekuatan geser perlu zona panel harus berdasarkan
momen ujung balok yang dihitung dari beban kombinasi yang ditetapkan oleh peraturan bangunan
gedung yang berlaku, tidak termasuk beban gempa teramplifikasi.

6f. Pelat Penerus

Pelat penerus harus dipersiapkan sesuai dengan ketentuan Pasal E3.6f.

6g. Sambungan Kolom

Sambungan kolom harus memenuhi persyaratan Pasal D2.5. Apabila las digunakan untuk
membuat sambungan, las yang digunakan harus las tumpul penetrasi joint lengkap.

Apabila sambungan menggunakan baut, maka sambungan harus memiliki kekuatan lentur
perlu paling sedikit sama dengan R y Fy Z x (DFBK) atau sebesar R y Fy Z x /1,5 (DKI), yang
sesuai, pada kolom terkecil. Kekuatan geser perlu sambungan badan kolom harus paling
sedikit sama dengan M pc /H (DFBK) atau
Mpc /1,5H (DKI), yang sesuai, dimana
M pc adalah jumlah kekuatan lentur plastis nominal dari kolom di atas dan di bawah
sambungan.

Pengecualian: Kekuatan perlu sambungan kolom tidak perlu melampaui yang ditentukan
oleh analisis non-linier seperti yang disyaratkan dalam Bab C yang memperhitungkan faktor
konsentrasi tegangan yang sesuai atau faktor intensitas tegangan mekanis retak.

E3. Portal Momen Khusus

1. Ruang Lingkup

Portal Momen Khusus (PMK) baja struktural harus dirancang sesuai dengan Pasal ini.

2. Dasar Desain

Portal Momen Khusus (PMK) yang dirancang sesuai dengan ketentuan ini diharapkan
memberi kapasitas deformasi inelastik signifikan melalui leleh lentur balok Portal Momen
Khusus (PMK) dan leleh batas zona panel kolom. Kecuali dimana selain diijinkan dalam
pasal ini, kolom harus dirancang lebih kuat dari leleh penuh dan pengerasan regangan balok
atau balok induk. Leleh lentur kolom pada dasar harus diijinkan. Desain pada sambungan
balok ke kolom, mencakup zona panel dan pelat penerus, harus berdasarkan pada uji
sambungan yang memiliki kinerja yang disyaratkan Pasal E3.6b, dan pembuktian
kesesuaian seperti disyaratkan Pasal E3.6c.

3. Analisis

Persyaratan analisis tambahan tidak ada.

62 dari 149
4. Persyaratan Sistem

4a. Rasio Momen

Hubungan yang berikut harus dipenuhi pada sambungan balok-ke kolom:

M *
pc
1,0 (E3-1)
M *
pb

keterangan

M *
pc = jumlah dari proyeksi kekuatan lentur nominal kolom (termasuk voute bila
digunakan) di atas dan di bawah joint pada garis sumbu balok dengan reduksi
untuk gaya aksial dalam kolom. Hal ini diijinkan untuk menentukan
*
Mpc
sebagai berikut:

M *
pc Zc Fyc - Puc /Ag (DFBK) (E3-2a)

atau

M *
pc Zc Fyc - 1,5Pac /Ag (DKI), (E3-2b)

yang sesuai.

Apabila garis sumbu dari balok, yang berlawanan pada joint yang sama, tidak
sesuai, garis tengah antara sumbu harus digunakan.

M *
pb = jumlah dari proyeksi kekuatan lentur yang diharapkan dari balok pada lokasi sendi
plastis untuk sumbu kolom. Hal ini diijinkan untuk menentukan M *
pb sebagai
berikut:

M *
pb 1,1Ry FybZb Muv (DFBK) (E3-3a)

atau

M *
pb Ry Fyb Zb 1,5Mav (DKI), (E3-3b)

yang sesuai.

Alternatif, hal ini diijinkan untuk menentukan M *


pb konsisten dengan
perancangan sambungan pra-kualifikasi seperti yang tertera pada ANSI/AISE
358, atau seperti selain ditentukan pada sambungan pra-kualifikasi sesuai
dengan Pasal K1, atau pada program uji kualifikasi sesuai dengan Pasal K2.
Apabila sambungan dengan profil balok dikurangi yang digunakan, hal ini dijinkan
untuk menentukan
*
Mpb
sebagai berikut:

M *
pb 1,1Ry FybZRBS Muv (DFBK) (E3-4a)
63 dari 149
atau

M *
pb 1,1 Ry FybZRBS 1,5Mav (DKI), (E3-4b)

yang sesuai.

Ag = luas kolom bruto, in.2 (mm2)

Fyc = tegangan leleh kolom minimum yang disyaratkan, ksi (MPa)

Mav = momen tambahan akibat amplifikasi geser dari lokasi sendi plastis pada sumbu
kolom, berdasarkan kombinasi beban DKI , kip-in. (N-mm)

Muv = momen tambahan akibat amplifikasi dari lokasi sendi plastis pada sumbu kolom,
berdasarkan kombinasi beban DFBK , kip-in. (N-mm)

Pac = kekuatan tekan perlu dengan menggunakan kombinasi beban DKI, termasuk
beban gempa teramplifikasi, kips (N)

Puc = kekuatan tekan perlu dengan menggunakan kombinasi beban DFBK, termasuk
beban gempa teramplifikasi, kips (N)

Zb = modulus penampang plastis balok, in.3 (mm3)

Zc = modulus penampang plastis kolom, in.3 (mm3)

ZRBS = modulus penampang plastis minimum pada profil balok yang direduksi, in.3
(mm3)

Pengecualian: Persyaratan ini tidak boleh digunakan jika kondisi pada (a) atau (b) dipenuhi.

(a) Kolom dengan Prc 0,3 Pc untuk semua kombinasi beban selain ditentukan dengan
menggunakan beban gempa teramplifikasi yang memenuhi salah satu dari yang
berikut:

(i) Kolom yang digunakan pada bangunan gedung tingkat satu atau tingkat paling atas
dari bangunan gedung bertingkat banyak.

(ii) Kolom dimana:

(1) jumlah kekuatan geser tersedia dari semua kolom yang dikecualikan pada
tingkat kecil dari 20 % jumlah kekuatan geser tersedia dari semua kolom
portal momen pada tingkat ini bekerja pada arah yang sama; dan

(2) jumlah kekuatan geser tersedia dari semua kolom yang dikecualikan pada
setiap portal momen sumbu kolom di tingkat kurang dari 33 % kekuatan geser
tersedia dari semua kolom portal momen pada sumbu kolom tersebut. Untuk
tujuan pengecualian ini, line kolom yang didefinisikan sebagai line tunggal
kolom atau line sejajar kolom-kolom terletak di 10 % dari dimensi rencana
yang tegak lurus line kolom-kolom.
64 dari 149
Catatan: Untuk tujuan pengecualian ini, kekuatan geser tersedia pada kolom harus dihitung
sebagai kekuatan batas yang memperhitungkan kekuatan lentur pada setiap ujung seperti
yang dibatasi oleh kekuatan lentur balok-balok yang menerima beban, atau kekuatan lentur
kolom itu sendiri, dibagi dengan H , dimana H adalah tinggi tingkat dalam inci (mm).

Untuk desain sesuai dengan Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural (SNI 1729.1)
Pasal B3.3 (DFBK),

Pc Fyc Ag , kips (N) (E3-5a)

Prc Puc , kekuatan tekan perlu, dengan menggunakan kombinasi beban


DFBK, kips (N)

Untuk desain sesuai dengan Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural (SNI 1729.1)
Pasal B3.4 (DKI),

Pc Fyc Ag /1,5 , kips (N) (E3-5b)

Prc Pac , kekuatan tekan perlu, dengan menggunakan kombinasi beban


DKI, kips (N)

(b) Kolom pada sebarang tingkat yang memiliki rasio kekuatan geser tersedia terhadap
kekuatan geser perlu yang 50 % lebih besar dari tingkat di atas nya.

4b. Breising Stabilitas Balok

Balok harus terbreis, dan memenuhi persyaratan untuk komponen struktur daktail tinggi
dalam Pasal D1.2b.

Sebagai tambahan, kecuali dinyatakan ditunjukkan dengan pengujian, breis balok harus
berada berdekatan dengan gaya terpusat, perubahan dalam penampang melintang, dan
lokasi-lokasi lainnya dimana analisis menunjukkan bahwa sendi plastis harus terbentuk
selama deformasi inelastik Portal Momen Khusus (PMK). Penempatan breising lateral harus
konsisten dengan yang di dokumen untuk sambungan pra-kualifikasi yang dijelaskan pada
ANSI/AISC 358, atau seperti ditentukan sebaliknya pada sambungan pra-kualifikasi sesuai
dengan Pasal K1, atau pada program pengujian kualifikasi sesuai dengan Pasal K2.

Kekuatan perlu breising stabilitas yang tersedia yang berdekatan dengan sendi plastis harus
seperti yang disyaratkan Pasal D1.2c.

4c. Breising Stabilitas pada Sambungan Balok-ke-Kolom

(1) Sambungan Terbreis

Apabila badan dari balok dan kolom adalah sebidang, dan kolom ditampilkan dengan
sisa elastis di luar dari zona panel, sayap kolom pada sambungan balok-ke-kolom
hanya memerlukan breising stabilitas pada level sayap paling atas dari balok. Hal ini
diijinkan dengan menganggap sisa elastis kolom bila rasio dihitung dengan
menggunakan Persamaan E3-1 lebih besar dari 2,0.

Apabila suatu kolom tidak dapat menampilkan sisa elastis di luar dari zona panel,
persyaratan yang berikut harus digunakan:
65 dari 149
(i) Sayap kolom harus terbreis lateral pada level sayap balok paling atas dan paling
bawah. Breising stabilitas harus diijinkan ada pada salah satu, langsung atau
tidak langsung.

Catatan: Breising stabilitas langsung sayap kolom yang dicapai melalui penggunaan dari
breis komponen struktur atau komponen struktur lainnya, dek dan pelat, dibebankan pada
sayap kolom atau dekat titik breising yang diinginkan untuk menahan tekuk lateral.
Breising stabilitas tidak langsung yang mengacu pada breising yang dicapai melalui
kekakuan komponen struktur dan sambungan yang tidak langsung dibebankan pada
sayap kolom, melainkan bekerja melalui badan kolom atau pelat pengaku.

(ii) Setiap breis komponen sayap kolom harus dirancang untuk kekuatan perlu yang
sama dengan 2 % dari kekuatan sayap balok yang tersedia Fy bf t bf (DFBK) atau
Fy bf t bf /1,5 (DKI), yang sesuai.

(2) Sambungan tak terbreis

Kolom yang memiliki sambungan balok-ke-kolom dengan tanpa Breising komponen


struktur yang tegak lurus portal gempa pada sambungan harus dirancang dengan
menggunakan jarak antara breis komponen struktur yang berdekatan sebagai tinggi
kolom untuk tekuk tegak lurus pada portal gempa dan harus sesuai dengan Spesifikasi
untuk Gedung Baja Struktural Bab H (SNI 1729.1), kecuali bahwa:

(i) Kekuatan kolom perlu harus ditentukan dari kombinasi beban dalam peraturan
bangunan gedung yang berlaku yang mencakup beban gempa yang diperbesar.

Dalam penentuan efek beban gempa yang diperbesar dari gaya-gaya horisontal yang
mencakup kuat-lebih, Emh , tidak perlu melampaui 125 % dari kekuatan tersedia portal
berdasarkan kekuatan lentur tersedia balok atau kekuatan geser tersedia zona panel.

(ii) Kelangsingan L/r untuk kolom tidak boleh melampaui 60.

(iii) Kekuatan lentur perlu kolom yang tegak lurus portal gempa harus mencakup momen
yang diakibatkan oleh aplikasi dari gaya sayap balok yang disyaratkan Pasal
E3.4c(1)(ii) dalam tambahan pada momen orde ke dua akibat hasil perpindahan lateral
sayap kolom.

5. Komponen Struktur

5a. Persyaratan Dasar

Komponen struktur balok dan kolom harus memenuhi persyaratan Pasal D1.1 untuk
komponen struktur daktail tinggi, kecuali dinyatakan lolos uji.

Balok baja struktural pada Portal Momen Khusus (PMK) diijinkan komposit dengan pelat
beton bertulang untuk menahan beban gravitasi.

5b. Sayap Balok

Perubahan mendadak pada daerah sayap balok tidak diperbolehkan dalam daerah sendi
plastis. Pengeboran lubang pada sayap atau pengurangan lebar sayap balok tidak diijinkan
kecuali pengujian atau kualifikasi membuktikan bahwa hasil konfigurasi dapat menyalurkan
sendi plastis stabil untuk mengakomodasi sudut simpangan tingkat yang diperlukan.
Konfigurasi harus konsisten dengan suatu sambungan pra-kualifikasi yang dijelaskan dalam
66 dari 149
ANSI/AISC 358, atau seperti ditentukan sebaliknya dalam suatu sambungan pra-kualifikasi
sesuai Pasal K1, atau dalam suatu program pada uji kualifikasi sesuai Pasal K2.

5c. Zona Terlindung

Daerah pada setiap ujung dari balok yang menahan regangan inelastik harus dirancang
sebagai suatu zona terlindung, dan harus memenuhi persyaratan Pasal D1.3. Luas zona
terlindung harus seperti dijelaskan ANSI/AISC 358, atau seperti ditentukan sebaliknya dalam
suatu sambungan pra-kualifikasi sesuai Pasal K1, atau seperti ditentukan dalam suatu
program uji kualifikasi sesuai Pasak K2.

Catatan: Zona sendi plastis pada ujung-ujung balok Portal Momen Khusus (PMK) harus diperlakukan
sebagai zona terlindung. Zona sendi plastis harus ditetapkan seperti bagian dari suatu pra-kualifikasi
atau program kualifikasi untuk sambungan, per Pasal E3.6c. Pada umumnya, untuk sambungan tanpa
tulangan, zona terlindung harus diperpanjang dari muka kolom ke setengah dari ketinggian balok
diluar titik sendi plastis.

6. Sambungan

6a. Las Kritis Perlu

Las-las yang berikut adalah las-las kritis yang diperlukan, dan harus memenuhi persyaratan
dari Pasal A3.4b:

(1) Las-las tumpul pada sambungan kolom;

(2) Las-las pada sambungan pelat dasar ke kolom.

Pengecualian: Bila dapat diperlihatkan bahwa persendian kolom terjadi di, atau dekat
dengan, pelat dasar dihalangi oleh kondisi pengekangan, dan dalam kondisi tidak
adanya tarik neto akibat kombinasi beban yang mencakup beban gempa teramplifikasi,
las kritis perlu tidak dibutuhkan.

(3) Las tumpul penetrasi joint lengkap sayap balok dan badan balok ke kolom, kecuali
ditunjukkan oleh ANSI/AISC 358 atau ditentukan dalam pra-kualifikasi sambungan
sesuai Pasal K1, atau seperti yang ditentukan dalam suatu program uji kualifikasi
sesuai Pasal K2.

Catatan: Untuk kebutuhan las kritis perlu, standar seperti ANSI/AISC 358 dan pengujian-pengujian
untuk sambungan-sambungan dan joint-joint khusus harus digunakan sebagai pengganti dari
ketentuan-ketentuan ini. Bila ketentuan-ketentuan ini menunjukkan bahwa suatu las tertentu adalah
kritis perlu, tetapi standar atau pengujian yang lebih spesifik tidak menunjukkannya, maka standar
atau pengujian yang lebih spesifiklah yang menentukan. Demikian juga, bila standar-standar dan
pengujian-pengujian ini mungkin menunjukkan las-las sebagai kritis perlu yang tidak diidentifikasikan
oleh ketentuan-ketentuan ini.

6b. Sambungan Balok-ke-Kolom

Sambungan balok-ke-kolom yang digunakan pada Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG)
harus memenuhi persyaratan yang berikut:

(1) Sambungan harus mampu mengakomodasi sudut simpangan tingkat paling sedikit
sebesar 0,04 rad.

67 dari 149
(2) Ketahanan lentur yang diukur dari sambungan, ditentukan pada muka kolom, paling
sedikit sama dengan 0,80 M p dari balok yang disambungkan pada sudut simpangan
tingkat 0,04 rad.

6c. Pembuktian Kesesuaian

Sambungan balok-ke-kolom yang digunakan pada Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG)
harus memenuhi persyaratan Pasal E3.6b dengan satu dari yang berikut:

(a) Gunakan sambungan Portal Momen Khusus (PMK) yang dirancang sesuai dengan
ANSI/AISC 358.

(b) Gunakan sambungan pra-kualifikasi untuk Portal Momen Khusus (PMK) sesuai dengan
Pasal K1.

(c) Ketentuan hasil uji siklus kualifikasi sesuai dengan Pasal K2. Hasil-hasil dari pada
sedikitnya dua siklus uji sambungan harus tersedia dan harus berdasarkan satu dari
yang berikut:

(i) Pengujian yang dilaporkan dalam literatur penelitian atau pengujian-pengujian


yang di dokumentasi dilakukan untuk proyek lain yang mewakili kondisi proyek, di
dalam batas yang disyaratkan Pasal K2.

(ii) Pengujian yang diatur secara khusus untuk proyek dan yang mewakili ukuran
komponen struktur proyek, kekuatan bahan, konfigurasi sambungan, dan proses
sambungan yang sesuai, di dalam batas yang disyaratkan Pasal K2.

6d. Kekuatan Geser Perlu

Kekuatan geser perlu dari sambungan harus berdasarkan pada kombinasi beban dalam
peraturan bangunan gedung yang berlaku yang mencakup beban gempa teramplifikasi.
Pada penentuan beban gempa teramplifikasi, efek dari gaya horisontal yang mencakup
kekuatan lebih, Emh , harus diambil sebesar:

E mh 21,1R y M p /Lh (E3-6)

keterangan:

Ry = rasio tegangan leleh ekspektasi terhadap tegangan leleh minimum yang disyaratkan,
Fy
M p = kekuatan lentur plastis nominal, kip-in. (N-mm)
Lh = jarak antara lokasi sendi plastis, in. (mm)

Pengecualian: Sebagai pengganti Persamaan E3-6, kekuatan geser perlu dari sambungan
harus seperti yang disyaratkan dalam ANSI/AISC 358, atau seperti dengan cara lain yang
ditentukan dalam sambungan pra-kualifikasi sesuai dengan Pasal K1, atau dalam program
uji kualifikasi sesuai dengan Pasal K2.

68 dari 149
6e. Zona Panel

(1) Kekuatan Geser Perlu

Kekuatan geser perlu zona panel harus ditentukan dari penjumlahan momen pada muka
kolom seperti yang ditentukan dengan melakukan perancangan momen yang diharapkan
pada titik sendi plastis pada muka-muka kolom. Kekuatan geser desain harus diambil
sebesar v Rn dan kekuatan geser tersedia harus diambil sebesar Rn /v dimana

v 1,0 (DFBK) v 1,50 (DKI)

dan kekuatan geser nominal, Rn sesuai dengan kondisi batas leleh geser, ditentukan seperti
disyaratkan Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural Bab J (AISC 360-2010) Pasal J10.6.

Alternatif, ketebalan perlu zona panel harus ditentukan sesuai dengan metoda yang
digunakan dalam memproporsikan zona panel yang diuji atau sambungan pra-kualifikasi.

(2) Tebal Zona panel

Ketebalan masing-masing, t , dari badan kolom dan pelat pengganda, jika digunakan, harus
sesuai dengan persyaratan yang berikut:

t dz w z /90 (E3-7)

keterangan

t = tebal badan kolom atau pelat pengganda, in. (mm)


dz = tinggi zona panel antara pelat penerus, in. (mm)
wz = lebar zona panel antara sayap kolom, in. (mm)

Alternatif, apabila tekuk setempat badan kolom dan pelat pengganda dicegah dengan
menggunakan las pengisi yang merangka terhadapnya, dan dilakukan dengan membagi
pelat sesuai dengan Persamaan E3-7, total ketebalan zona panel harus memenuhi E3-7.
Apabila las pengisi diperlukan, minimum dari empat las pengisi harus diberikan.

(3) Zona panel pelat pengganda

Pelat pengganda harus digunakan secara langsung pada badan kolom, bila badan tidak
sesuai dengan Pasal E3.6e(2). Dengan cara lain, pelat pengganda diijinkan digunakan
secara langsung pada badan kolom, atau di spasi sepanjang dari badan.

(i) Pelat pengganda harus di las pada sayap kolom untuk menyalurkan kekuatan tersedia
dari ketebalan penuh pelat pengganda, dengan menggunakan las tumpul penetrasi
joint lengkap atau joint las sudut. Apabila pelat penerus tidak digunakan, pelat
pengganda harus di las sudut melalui bagian atas dan bawah untuk menyalurkan
proporsi gaya total yang disalurkan ke pelat pengganda, kecuali pelat pengganda dan
badan memenuhi Pasal E3.6e(2).

(ii) Pelat pengganda berspasi

Pelat pengganda harus di las ke sayap-sayap kolom untuk menyalurkan kekuatan


tersedia dari ketebalan pelat pengganda penuh, dengan menggunakan joint las tumpul
69 dari 149
penetrasi joint lengkap. Pelat-pelat harus ditempatkan secara simetris dalam
sepasang-sepasang dan ditempatkan antara 1/3 dan 2/3 dari jarak antara ujung sayap
balok dan garis sumbu kolom.

(iii) Pelat pengganda yang digunakan dengan pelat penerus

Setiap pelat pengganda harus di las ke pelat penerus untuk menyalurkan proporsi dari
total gaya yang disalurkan ke pelat pengganda.

(iv) Pelat pengganda yang digunakan tanpa pelat penerus

Apabila pelat penerus tidak digunakan, pelat pengganda harus diteruskan minimum 6
in. (150 mm) di atas dan di bawah dari bagian atas dan bagian bawah penampang
balok portal yang tertinggi

Catatan: Apabila pelat pengganda bertentangan dengan yang menghubungkan pelat penerus secara
langsung pada badan kolom, perancang harus menyediakan alur beban yang memenuhi persyaratan
ANSI/AISC 358 Pasal 2.4.4b. Ini dapat dicapai dengan ukuran pelat pengganda sedemikian sehingga
mampu menyalurkan kekuatan perlu dari pelat penerus ke sambungan badan kolom. Alternatif, pelat
pengganda dapat dihentikan di sisi pelat penerus. Alur beban semacam ini harus disediakan bila pelat
badan untuk balok tegak lurus pada badan kolom yang disambungkan ke pelat pengganda.

6f. Pelat Penerus

(1) Persyaratan Pelat Penerus

Pelat penerus harus disediakan.

Pengecualian:

(i) Apabila dengan cara lain ditentukan dalam sambungan pra-kualifikasi sesuai
dengan Pasal K1, atau seperti ditentukan dalam program uji kualifikasi sesuai
dengan Pasal K2.

(ii) Apabila sayap balok di las ke sayap dari lebar-sayap atau kolom profil I tersusun
yang memiliki ketebalan yang memenuhi Persamaan E3-8 dan E3-9, pelat
penerus tidak perlu tersedia:

Fyb Ryb
tcf 0,4 1,8 bbf t bf (E3-8)
Fyc Ryc

bbf
t cf (E3-9)
6

keterangan

t cf = tebal perlu minimum sayap kolom apabila tanpa pelat penerus


disediakan, in. (mm)
bbf = lebar sayap balok, in. (mm)
t bf = ketebalan sayap balok, in. (mm)
Fyb = tegangan leleh sayap balok minimum yang disyaratkan, ksi (MPa)

70 dari 149
Fyc = tegangan leleh sayap kolom minimum yang disyaratkan, ksi (MPa)
R yb = rasio tegangan leleh bahan balok yang diharapkan terhadap tegangan
leleh minimum yang disyaratkan
R yc = rasio tegangan leleh bahan kolom yang diharapkan terhadap tegangan
leleh minimum yang disyaratkan

(iii) Apabila sayap balok di las ke sayap dari profil I pada kolom lebar-sayap kotak
yang memiliki ketebalan memenuhi Persamaan E3-10 dan E3-11, pelat penerus
tidak perlu disediakan. .

b b F R
tcf 0,4 1 - bf bcf bf 1,8bbf t bf yb yb (E3-10)
bcf 4 Fyc Ryc

bf
t cf (E3-11)
12

(iv) Untuk sambungan yang dilakukan dengan baut, ketentuan pelat penerus pada
ANSI/AISC 358 untuk tipe sambungan khusus harus digunakan.

(2) Ketebalan Pelat Penerus

Apabila pelat penerus diperlukan, ketebalan pelat harus ditentukan sebagai berikut:

(a) Untuk sambungan di satu sisi (eksterior), ketebalan pelat penerus harus paling sedikit
setengah dari ketebalan sayap balok.

(b) Untuk sambungan di dua sisi (interior), ketebalan pelat penerus harus paling sedikit
sama dengan ketebalan dari dua sayap balok pada salah satu sisi kolom.

Pelat penerus harus juga sesuai dengan persyaratan Pasal J10 Spesifikasi untuk
Gedung Baja Struktural Bab J (AISC 360-2010).

(3) Pengelasan Pelat Penerus

Pelat penerus harus di las ke sayap kolom dengan menggunakan las tumpul PJL.

Pelat penerus harus di las ke badan kolom dengan menggunakan las tumpul atau las sudut.
Kekuatan perlu dari jumlah joint-joint yang di las pada pelat penerus ke badan kolom harus
terkecil dari yang berikut:

(a) Jumlah kekuatan tarik desain pada daerah kontak pelat penerus pada sayap kolom
yang bersambungan dengan sayap balok.

(b) Kekuatan geser desain daerah kontak dari pelat dengan badan kolom.

(c) Kekuatan geser desain dari zona panel kolom.

(d) Jumlah kekuatan leleh yang diharapkan dari sayap balok dengan menyalurkan gaya ke
pelat penerus.

71 dari 149
6g. Sambungan Kolom

Sambungan kolom harus memenuhi persyaratan Pasal D2.5. Apabila las digunakan untuk
membuat sambungan, las tersebut harus las tumpul penetrasi joint lengkap.

Apabila sambungan kolom dilakukan dengan menggunakan baut, sambungan harus memiliki
kekuatan lentur perlu paling sedikit sama dengan R y Fy Z x (DFBK) atau R y Fy Z x /1,5 (DKI),
yang sesuai, dari kolom terkecil. Kekuatan geser perlu sambungan badan kolom harus
paling sedikit sama dengan
M pc /H ( DFBK) atau
M pc /1,5H (DKI), yang sesuai,
dimana M pc
adalah jumlah kekuatan lentur plastis nominal dari kolom di atas dan di
bawah sambungan.

Pengecualian: Kekuatan perlu sambungan kolom yang memperhitungkan faktor tegangan


terpusat yang sesuai atau faktor intensitas tegangan makanis retak tidak perlu melebihi yang
ditentukan dengan analisis non-linier seperti yang disyaratkan dalam Bab C.

E4. Portal Momen Rangka Batang Khusus

1. Ruang Lingkup

Portal Momen Rangka Batang Khusus (PMRBK) baja struktural harus memenuhi
persyaratan dalam Pasal ini.

2. Dasar Desain

Portal Momen Rangka Batang Khusus (PMRBK) yang dirancang sesuai dengan ketentuan
ini adalah diharapkan memberi kapasitas deformasi inelastis signifikan di dalam segmen
khusus rangka batang. Portal Momen Rangka Batang Khusus (PMRBK) harus dibatasi
dengan panjang bentang antara kolom tidak melampaui 65 ft (20 m) dan tinggi keseluruhan
tidak melampaui 6 ft (1,8 m). Kolom dan segmen rangka batang di luar segmen khusus
harus dirancang untuk tetap elastis akibat gaya-gaya yang dapat dihasilkan oleh leleh penuh
dan segmen khusus pengerasan regangan.

3. Analisis

Analisis Portal Momen Rangka Batang Khusus (PMRBK) harus memenuhi persyaratan yang
berikut.

3a. Segmen Khusus

Kekuatan geser vertikal perlu segmen khusus harus dihitung untuk kombinasi beban yang
sesuai peraturan bangunan gedung yang berlaku.

3b. Segmen Non-Khusus

Kekuatan perlu komponen struktur segmen non-khusus dan sambungan harus dihitung
berdasarkan kombinasi beban pada peraturan bangunan gedung yang berlaku yang
mencakup beban gempa teramplifikasi. Dalam penentuan beban gempa teramplifikasi, efek
dari gaya horisontal yang mencakup kekuatan-lebih, Emh , harus diambil sebagai gaya lateral
perlu untuk menyalurkan kekuatan geser vertikal yang diharapkan segmen khusus yang
bekerja pada tengah-panjang dan didefinisikan pada Pasal E4.5b. Efek orde kedua pada
simpangan desain maksimum harus dicakup.

72 dari 149
4. Persyaratan Sistem

4a. Segmen Khusus

Setiap rangka batang horisontal yang merupakan bagian Sistem Penahan Gaya Gempa
(SPGG) harus mempunyai segmen khusus yang ditempatkan antara titik-titik di seperempat
bentang rangka batang. Panjang segmen khusus harus antara 0,1 dan 0,5 kali panjang
bentang rangka batang. Rasio tebal terhadap panjang setiap panel pada segmen khusus
harus tidak melampaui 1,5 maupun tidak kecil dari 0,67.

Panel di dalam suatu segmen khusus harus merupakan semua panel vierendeel atau semua
panel berbreis X; juga tidak kombinasi keduanya atau penggunaan konfigurasi diagonal
rangka batang lainnya adalah diijinkan. Bila komponen struktur diagonal digunakan dalam
segmen khusus, komponen tersebut harus diatur dalam pola X terpisah dengan komponen
struktur vertikal. Komponen struktur diagonal di dalam segmen khusus harus terbuat dari
batang-batang gilas rata dengan penampang yang identik. Komponen struktur diagonal
tersebut harus saling berhubungan satu sama lain di titik persilangan. Interkoneksi tersebut
harus mempunyai kekuatan perlu sama dengan 0,25 kali kekuatan tarik nominal dari
komponen struktur diagonal. Sambungan baut tidak boleh digunakan untuk komponen
struktur diagonal di dalam segmen khusus.

Penyambungan komponen chord tidak diijinkan berada pada segmen khusus, juga tidak
boleh berada di dalam setengah panjang panel dari ujung-ujung segmen khusus.

Kekuatan aksial perlu komponen struktur badan diagonal pada segmen khusus akibat beban
mati dan beban hidup di dalam segmen khusus tidak boleh melampaui 0,03 fy Ag (DFBK)
atau 0,03/1,5 fy Ag (DKI), yang sesuai.

4b. Breising Stabilitas Rangka Batang

Setiap sayap komponen chord harus berbreis lateral pada ujung segmen khusus. Kekuatan
perlu breis lateral harus sebesar

Pu 0,06 R y Fy Af (DFBK) (E4-1a)

atau
Pa 0,06/1,5 R y Fy Af (DKI) (E4-1b)

keterangan
Af = luas bruto sayap dari komponen struktur chord segmen khusus, in.2 (mm2)

4c. Breising Stabilitas Sambungan Rangka Batang-ke-Kolom

Kolom harus terbreis lateral pada level chord bagian atas dan bawah dari rangka batang
yang disambungkan ke kolom. Breis lateral harus memiliki kekuatan perlu dari

Pu 0,02R y Pnc (DFBK) (E4-2a)

atau

Pa 0,02/1,5 R y Pnc (DKI) (E4-2b)

73 dari 149
Keterangan

Pnc = kekuatan tekan nominal komponen chord pada ujung-ujung, kips (N)

4d. Kekakuan Breising Stabilitas

Kekakuan breis perlu harus memenuhi ketentuan Pasal 6.2 Apendiks 6 Spesifikasi untuk
Gedung Baja Struktural (AISC 360-2010), dimana

Pr Ry Pnc (DFBK) (E4-3a)

atau

Pr R y Pnc /1,5 (DKI) (E4-3b)

yang sesuai

5. Komponen Struktur

5a. Komponen Struktur Segmen Khusus

Kekuatan geser yang tersedia segmen khusus harus dihitung sebagai jumlah kekuatan
geser tersedia komponen chord akibat lentur, dan kekuatan geser yang sesuai dengan
kekuatan tarik tersedia serta 0,3 kali kekuatan tekan tersedia komponen struktur diagonal,
bila kekuatan geser tersebut digunakan. Komponen chord yang diatas dan di bawah pada
segmen khusus harus dibuat dari penampang identik dan harus memberi paling sedikit 25 %
dari kekuatan geser vertikal perlu.

Kekuatan tersedia, Pn (DFBK) atau Pn / (DKI), yang sesuai, ditentukan sesuai dengan
kondisi batas leleh tarik, harus sama dengan atau lebih besar dari 2,2 kali kekuatan perlu.

0,90 (DFBK) 1,67 (DKI)


dimana

Pn Fy Ag (E4-4)

5b. Kekuatan Geser Vertikal Ekspektasi Segmen Khusus

Kekuatan geser vertikal ekspektasi segmen khusus, Vne , pada tengah-panjang, harus
sebagai berikut:

Vne
3,60Ry Mnc
0,036EI
L - Ls R P 0,3P sin (E4-4)
L3s
y nt nc
Ls

keterangan

Mnc = kekuatan lentur nominal komponen chord segmen khusus, kip-in. (N-mm)
E = modulus elastisitas komponen chord segmen khusus, kip/in.2 (N/mm2)
I = momen inersia komponen chord segmen khusus, in.4 (mm4)

74 dari 149
L = panjang bentang rangka batang, in. (mm)
Ls = panjang segmen khusus, in. (mm)
Pnt = kekuatan tarik nominal komponen struktur diagonal segmen khusus, kips (N)
Pnc = kekuatan tekan nominal komponen struktur diagonal segmen khusus, kips (N)
= sudut komponen struktur diagonal dengan horisontal, derajat

5c. Pembatasan Lebar-Tebal

Komponen chord dan komponen struktur badan diagonal di dalam segmen khusus harus
memenuhi persyaratan Pasal D1.1b untuk komponen struktur daktail tinggi. Rasio ketebalan
terhadap lebar dari komponen struktur diagonal batang tulangan datar tidak boleh
melampaui 2,5.

5d. Komponen Chord Tersusun

Spasi jahitan untuk komponen struktur chord tersusun dalam segmen khusus tidak boleh
melampaui 0,04 Ery /Fy , dimana ry adalah jari-jari girasi masing-masing komponen disekitar
sumbu lemah nya.

5e. Zona Terlindung

Daerah pada setiap ujung dari komponen chord di dalam segmen khusus harus ditunjukkan
sebagai zona terlindung yang memenuhi persyaratan Pasal D1.3. Zona terlindung harus
diperpanjang di sepanjang dua kali ketinggian komponen chord dari sambungan dengan
komponen struktur badan. Komponen struktur vertikal dan komponen struktur badan
diagonal dari ujung ke ujung segmen khusus harus merupakan zona terlindung.

6. Sambungan

6a. Las Kritis Perlu

Las-las yang berikut adalah las-las kritis yang diperlukan, dan harus memenuhi persyaratan
Pasal A3.4b:

(1) Las-las tumpul pada sambungan kolom

(2) Las-las pada sambungan kolom-ke-pelat dasar

Pengecualian: Bila dapat diperlihatkan bahwa persendian kolom terjadi di, atau dekat
dengan, pelat dasar dihalangi oleh kondisi pengekangan, dan dalam kondisi tidak
adanya tarik neto akibat kombinasi beban yang mencakup beban gempa teramplifikasi,
las kritis perlu tidak dibutuhkan.

6b. Sambungan Komponen Struktur Badan Diagonal pada Segmen Khusus

Ujung sambungan komponen struktur badan diagonal pada segmen khusus harus
mempunyai kekuatan perlu yang paling sedikit sama dengan kekuatan leleh ekspektasi dari
komponen struktur badan, R y Fy Ag (DFBK) atau R y Fy Ag /1,5 (DKI), yang sesuai.

75 dari 149
6c. Sambungan Kolom

Sambungan kolom harus memenuhi persyaratan Pasal D2.5. Apabila las digunakan untuk
membuat sambungan, las-las tersebut harus las tumpul penetrasi joint lengkap.

Apabila sambungan kolom menggunakan baut, sambungan tersebut harus memiliki


kekuatan lentur perlu paling sedikit sama dengan R y Fy Z x (DFBK) atau R y Fy Z x /1,5 (DKI),
yang sesuai, dari kolom yang terkecil. Kekuatan geser perlu sambungan badan kolom harus
paling sedikit sama dengan
M pc /H (DFBK) atau Mpc /1,5H (DKI), yang sesuai,
dimana M pc adalah jumlah kekuatan lentur plastis nominal kolom di atas dan di bawah
sambungan.

Pengecualian: Kekuatan perlu sambungan kolom yang memperhitungkan faktor tegangan


terpusat yang sesuai atau faktor intensitas tegangan mekanis retak tidak perlu melampaui
yang ditentukan oleh analisis non-linier seperti yang disyaratkan dalam Bab C.

E5. Sistem Kolom Kantilever Biasa

1. Ruang Lingkup

Sistem Kolom Kantilever Biasa (SKKB) baja struktural harus dirancang sesuai dengan Pasal
ini.

2. Dasar Desain

Sistem Kolom Kantilever Biasa (SKKB) yang dirancang sesuai dengan ketentuan ini
diharapkan memberi kapasitas simpangan inelastik minimal melalui pelelehan lentur kolom.

3. Analisis

Persyaratan analisis tambahan tidak ada.

4. Persyaratan Sistem

4a. Kolom

Kolom harus dirancang dengan menggunakan kombinasi beban yang mencakup beban
gempa teramplifikasi. Kekuatan aksial perlu, Prc , tidak boleh melampaui 15 % dari kekuatan
aksial tersedia, Pc , untuk hanya kombinasi beban ini.

4b. Breising Stabilitas Kolom

Persyaratan Breising stabilitas tambahan untuk kolom tidak ada.

5. Komponen Struktur

5a. Persyaratan Dasar

Persyaratan tambahan tidak ada.

76 dari 149
5a. Sayap Kolom

Persyaratan sayap kolom tambahan tidak ada.

5b. Zona Terlindung

Zona terlindung yang ditunjuk tidak ada.

6. Sambungan

6a. Las Kritis Perlu

Tidak ada persyaratan untuk las kritis perlu.

6b. Dasar Kolom

Tidak ada persyaratan dasar kolom tambahan.

E6. Sistem Kolom Kantilever Khusus

1. Ruang Lingkup

Sistem Kolom Kantilever Khusus (SKKK) baja struktural harus dirancang sesuai dengan
Pasal ini.

2. Dasar Desain

Sistem Kolom Kantilever Khusus (SKKK) yang dirancang sesuai dengan ketentuan ini
diharapkan memberi kapasitas simpangan inelastik terbatas melalui pelelehan lentur kolom.

3. Analisis

Persyaratan analisis tambahan tidak ada.

4. Persyaratan Sistem

4a. Kolom

Kolom harus dirancang dengan menggunakan kombinasi beban yang mencakup beban
gempa teramplifikasi. Kekuatan perlu, Prc , tidak boleh melampaui 15 % dari kekuatan aksial
tersedia, Pc , untuk hanya kombinasi beban ini.

4b. Breising Stabilitas Kolom

Kolom harus terbreis untuk memenuhi persyaratan yang berlaku pada balok yang
diklasifikasikan sebagai komponen struktur daktail sedang pada Pasal D1.2a.

5. Komonen Struktur

5a. Persyaratan Dasar

Komponen struktur kolom harus memenuhi persyaratan Pasal D1.1 untuk komponen struktur
daktail tinggi.

77 dari 149
5b. Sayap Kolom

Perubahan secara mendadak pada daerah sayap kolom tidak boleh dilakukan pada zona
terlindung seperti tertera pada Pasal E6.5c.

5c. Zona Terlindung

Daerah pada dasar kolom yang menahan regangan inelastik harus ditunjukkan sebagai zona
terlindung, dan harus memenuhi persyaratan Pasal D1.3. Panjang zona terlindung harus dua
kali tinggi kolom, kecuali dengan cara lain diperkuat dengan pengujian.

6. Sambungan

6a. Las Kritis Perlu

Las-las yang berikut adalah las kritis yang diperlukan, dan harus memenuhi persyaratan dari
Pasal A3.4b:

(1) Las tumpul pada sambungan kolom

(2) Las pada sambungan kolom-ke-pelat dasar

6b. Dasar Kolom

Dasar kolom harus dirancang sesuai dengan Pasal D2.6.

78 dari 149
Bab F
Sistem Portal Terbreis dan Sistem Dinding Geser

Bab ini memberi dasar desain dan persyaratan untuk analisis, sistem, komponen struktur
dan sambungan untuk baja biasa, khusus, eksentrisitas, dan portal terbreis penahan tekuk,
maupun dinding geser pelat khusus baja.

Bab ini disusun sebagai berikut:

F1. Portal Terbreis Konsentris Biasa


F2. Portal Terbreis Konsentris Khusus
F3. Portal Terbreis Eksentris
F4. Portal Terbreis Penahan Tekuk
F5. Dinding Geser Pelat Khusus

Catatan: Persyaratan-persyaratan pada bab ini yang sebagai tambahan diperlukan oleh Spesifikasi
untuk Gedung Baja Struktural (AISC 360-2010) dan peraturan bangunan gedung yang berlaku.

F1. Portal Terbreis Konsentris Biasa

1. Ruang Lingkup

Portal Terbreis Konsentris Biasa (PTKB) baja struktural harus dirancang sesuai dengan
pasal ini. Pada struktur-struktur yang diisolasi gempanya, sistem pemisahan Portal Terbreis
Konsentris Biasa (PTKB) di atas harus memenuhi persyaratan Pasal F1.4b, F1.5, F1.6 dan
F1.7 dan tidak perlu memenuhi persyaratan Pasal F1.4a.

2. Dasar Desain

Pasal ini berlaku untuk portal terbreis yang terdiri dari komponen struktur yang disambung
konsentris. Eksentrisitas yang kurang dari kedalaman balok adalah diijinkan jika eksentrisitas
ini dihitung untuk desain komponen struktur dengan penentuan dari momen eksentris yang
menggunakan beban gempa teramplifikasi.

Portal Terbreis Konsentris Biasa (PBKB) yang dirancang sesuai dengan ketentuan-
ketentuan ini diharapkan memberikan kapasitas deformasi inelastik terbatas pada komponen
struktur dan sambungannya.

3. Analisis

Persyaratan analisis tambahan tidak ada.

4. Persyaratan Sistem

4a. Portal Terbreis V dan Portal Terbreis V Terbalik

Balok pada Portal Terbreis Konsentris Biasa (PBKB) tipe-V dan tipe V terbalik harus
menerus pada sambungan breis sepanjang dari sambungan balok-kolom dan harus
memenuhi persyaratan yang berikut:

(1) Kekuatan perlu harus ditentukan berdasarkan kombinasi beban dari peraturan
bangunan gedung yang berlaku dengan mengasumsikan bahwa breis tidak
dipersiapkan menahan beban mati dan beban hidup. Untuk kombinasi beban yang

79 dari 149
mencakup efek gempa, efek gempa, E , pada komponen struktur harus ditentukan
sebagai berikut:

(i) Gaya-gaya tarik pada breis harus diasumsikan paling sedikit sebagai berikut:

(a) Kekuatan leleh tarik ekspektasi dari breis, sebesar Ry Fy Ag

(b) Efek beban berdasarkan beban gempa teramplifikasi

(c) Gaya maksimum yang dapat disalurkan dengan sistem

(ii) Gaya tekan pada breis harus diasumsikan sama dengan 0,3Pn .

(2) Sebagai minimum, satu set breis lateral diperlukan pada titik perpotongan breis, kecuali
komponen struktur mempunyai kekuatan dan kekakuan keluar bidang gambar yang
cukup untuk menjamin stabilitas antara titik-titik breis yang berdekatan.

4b. Portal Terbreis K

Portal terbreis tipe K tidak diperbolehkan untuk Portal Terbreis Konsentris Biasa (PTKB).

5. Komponen Struktur

5a. Persyaratan Dasar

Breis harus memenuhi persyaratan Pasal D1.1 untuk komponen struktur daktail sedang.

5b. Kelangsingan

Breis pada konvigurasi V atau V terbalik harus mempunyai K/r 4 E/Fy .

6. Sambungan

6a. Sambungan Breis Diagonal

Kekuatan perlu sambungan breis diagonal adalah efek beban berdasarkan beban gempa
teramplifikasi.

Pengecualian: Kekuatan perlu sambungan breis tidak perlu melampaui yang berikut:

(1) Gaya maksimum yang dapat disalurkan melalui sistem

(2) Dalam tarik, kekuatan leleh ekspektasi, ditentukan sebesar R y Fy Ag (DFBK) atau
R y Fy Ag /1,5 (DKI), yang sesuai

(3) Dalam tekan, kekuatan breis ekspektasi dalam tekan. Kekuatan tekan breis ekspektasi
boleh diambil sebagai yang terkecil dari Ry Fy Ag (DFBK) dan 1,14Fcre Ag (DFBK) atau
R y Fy Ag /1,5 (DKI) dan 1,14/1,5 Fcre Ag (DKI), yang sesuai, dimana Fcre ditentukan
dari Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural Bab E (AISC 360-2010) yang
menggunakan persamaan untuk Fcr kecuali bahwa tegangan leleh ekspektasi Ry Fy

80 dari 149
digunakan sebagai pengganti Fy . Panjang breis digunakan untuk penentuan Fcre yang
tidak boleh melampaui jarak dari ujung breis ke ujung breis.

(4) Apabila lubang ukuran berlebih yang digunakan, kekuatan perlu untuk kondisi batas
selip baut tidak perlu melampaui efek beban berdasarkan penggunaan kombinasi
beban yang ditetapkan oleh peraturan bangunan gedung yang berlaku, tidak termasuk
beban gempa teramplifikasi.

Catatan: Dalam desain gempa, selip adalah keadaan batas kekuatan.

7. Portal Terbreis Konsentris Biasa dengan Sistem Isolasi Gempa

7a. Persyaratan Sistem

Balok dalam portal terbreis tipe V dan tipe V terbalik harus menerus di antara kolom.

7b. Komponen Struktur

Breis harus memiliki rasio kelangsingan, K/r 4 E/Fy .

F2. Portal Terbreis Konsentris Khusus

1. Ruang Lingkup

Portal Terbreis Konsentris Khusus (PBKK) baja struktural harus dirancang sesuai dengan
pasal ini.

2. Dasar Desain

Pasal ini berlaku untuk portal terbreis yang terdiri dari komponen struktur yang disambung
konsentris. Eksentrisitas yang kurang dari kedalaman balok diijinkan jika komponen struktur
dan gaya-gaya sambungan yang dihasilkan ditujukan dalam desain dan tidak boleh merubah
sumber kapasitas deformasi inelastik.

Portal Terbreis Konsentris Khusus (PTKK) yang dirancang sesuai dengan ketentuan-
ketentuan ini diharapkan memberi kapasitas deformasi inelastik signifikan utama melalui
breis tekuk dan leleh dari breis dalam tarik.

3. Analisis

Kekuatan perlu kolom, balok dan sambungan pada Portal Terbreis Konsentris Khusus
(PTKK) harus berdasarkan kombinasi beban pada peraturan bangunan gedung yang berlaku
yang mencakup beban gempa teramplifikasi. Efek dari gaya horisontal pada penentuan
beban gempa teramplifikasi yang mencakup kekuatan-lebih, Emh , harus diambil sebagai
gaya terbesar yang ditentukan dari dua analisis berikut:

(i) Suatu analisis dimana semua breis diasumsikan menahan gaya sesuai dengan
kekuatan tekan atau tarik ekspektasi pada breis tersebut.

(ii) Suatu analisis dimana semua breis tarik diasumsikan untuk menahan gaya-gaya
sesuai dengan kekuatan ekspektasi pada breis tersebut dan semua breis tekan
diasumsikan untuk menahan kekuatan pasca-tekuk ekspektasi di breis tersebut.

81 dari 149
Breis harus ditentukan dalam tekan atau tarik dengan mengabaikan efek beban gravitas.
Analisis harus memperhitungkan ke dua arah pembebanan portal.

Kekuatan tarik breis ekspektasi adalah Ry Fy Ag .

Kekuatan tekan breis ekspektasi boleh diambil sebagai terkecil dari Ry Fy Ag dan Fcre Ag
dimana Fcre ditentukan dari Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural Bab E (AISC 360-
2010) dengan menggunakan persamaan untuk Fcr , kecuali bahwa tegangan leleh
ekspektasi R y Fy digunakan sebagai pengganti Fy . Panjang breis yang digunakan untuk
penentuan Fcre tidak boleh melampaui jarak dari ujung breis ke ujung breis.

Kekuatan breis pasca-tekuk ekspektasi harus diambil maksimum sebesar 0,3 kali kekuatan
tekan breis ekspektasi.

Catatan: Breis dengan rasio kelangsingan 200 (maksimum yang diijinkan oleh Pasal F2.5b) pengikat
elastis untuk bahan-bahan yang diijinkan; nilai 0,3Fcr untuk breis yang sebesar 2,1 ksi. Nilai ini boleh
digunakan dalam Pasal F2.3(ii) untuk breis dari setiap kelangsingan dan perkiraan bebas kekuatan
perlu komponen struktur yang merangka harus diperoleh. Alternatif, 0 ksi boleh juga digunakan pada
analisis yang disederhanakan.

Pengecualian:

(1) Hal ini diijinkan dengan mengabaikan gaya lentur yang dihasilkan dari simpangan
gempa dalam penetuan ini. Momen yang dihasilkan dari suatu beban yang digunakan
pada kolom antara titik-titik penyangga lateral harus diperhitungkan.

(2) Kekuatan perlu kolom tidak perlu melampaui paling sedikit dari yang berikut:

(a) Gaya-gaya ditentukan dengan menggunakan kombinasi beban yang ditetapkan


oleh peraturan bangunan gedung yang berlaku yang mencakup beban gempa
teramplifikasi, digunakan dengan suatu model portal bangunan gedung dimana
semua breis tekan boleh ditiadakan.

(b) Gaya-gaya yang sesuai dengan ketahanan pondasi terhadap guling

(c) Gaya-gaya ditentukan dari analisis non-linier seperti ditentukan dalam Pasal C3.

4. Persyaratan Sistem

4a. Distribusi Gaya Lateral

Pada setiap baris breis, breis harus disebar pada arah berselang-seling sedemikian rupa,
sehingga kedua arah gaya sejajar dengan breis-breis, paling sedikit 30 % tetapi tidak lebih
dari 70 % dari gaya horisontal total sepanjang baris tersebut yang ditahan oleh breis tarik,
kecuali kekuatan tersedia setiap breis tekan adalah lebih besar dari kekuatan perlu yang
dihasilkan dari aplikasi kombinasi beban yang sesuai yang ditetapkan oleh peraturan
bangunan gedung yang berlaku mencakup beban gempa teramplifikasi. Untuk maksud dari
ketentuan ini, line breis ditentukan sebagai line tunggal atau line sejajar dengan pergeseran
rencana sebesar 10 % atau kurang dari dimensi bangunan gedung yang tegak lurus pada
baris breis.

4b. Portal Terbreis-V dan Portal Terbreis-V Terbalik


82 dari 149
Balok yang berpotongan dengan breis sepanjang dari sambungan balok-ke-kolom harus
memenuhi persyaratan yang berikut:

(1) Balok harus menerus antara kolom.

(2) Balok harus terbreis agar memenuhi persyaratan untuk komponen struktur daktail
sedang dalam Pasal D1.2a.

Satu set breis lateral minimum diperlukan pada titik perpotongan tipe V (atau tipe V
terbalik) portal terbreis, kecuali balok mempunyai kekuatan dan kekakuan keluar
bidang gambar yang cukup untuk menjamin stabilitas antara titik-titik breis yang
berdekatan.

Catatan: Satu metode yang membuktikan kekuatan keluar bidang gambar yang cukup dan kekakuan
balok dengan menggunakan gaya bresing yang didefinisikan pada Persamaan A6-7 Apendiks 6
Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural (AISC 360-2010) untuk setiap sayap jadi seperti membentuk
suatu kopel torsi; pembebanan ini harus bersama-sama dengan gaya lentur yang ditentukan dalam
item (1) diatas. Kekakuan balok (dan pengekang-pengekangnya) berkenaan dengan beban torsi ini
harus memenuhi Persamaan A6-8 Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural (AISC 360-2010).

4c. Portal Terbreis K

Portal terbreis tipe K tidak diijinkan untuk Portal terbreis Konsentris Khusus (PTKK).

4d. Portal Hanya untuk Menahan Tarik

Portal yang hanya untuk menahan tarik tidak diijinkan dalam Portal Terbreis Konsentris
Khusus (PTKK).

Catatan: Portal yang hanya menahan tarik, dimana ketahanan tekan breisnya diabaikan dalam desain
dan breis dirancang hanya untuk gaya tarik.

5. Komponen Struktur

5a. Persyaratan Dasar

Kolom dan breis harus memenuhi persyaratan dari Pasal D1.1 untuk komponen struktur
daktail tinggi. Balok harus memenuhi persyaratan dari Pasal D1.1 untuk komponen struktur
daktail sedang.

5b. Breis Diagonal

Breis harus memenuhi persyaratan yang berikut:

(1) Kelangsingan: Breis harus memiliki rasio kelangsingan K/r 200 .

(2) Breis tersusun: Jarak dari jahitan harus sedemikian sehingga rasio kelangsingan /r
dari masing-masing elemen antara jahitan tidak melampaui 0,4 kali rasio kelangsingan
yang menentukan dari komponen struktur tersusun .

Jumlah dari kekuatan geser tersedia dari jahitan harus sama atau melebihi kekuatan
tarik tersedia setiap elemen. Spasi dari jahitan harus seragam. Tidak boleh kurang dari
dua jahitan harus digunakan dalam komponen struktur tersusun. Jahitan tidak boleh
ditempatkan di seperempat tengah dari panjang breis bersih.
83 dari 149
Pengecualian: Bila tekuk pada breis berada disekitar sumbu tekuk kritisnya bukan
akibat geser dari jahitan, jarak jahitan harus sedemikian dengan rasio kelangsingan
/r masing-masing elemen antara jahitan tidak boleh melampaui 0,75 kali rasio
kelangsingan yang menentukan pada komponen struktur tersusun.

(3) Luas neto efektif breis tidak boleh kecil dari luas bruto breis. Bila penguat pada breis
digunakan, persyaratan berikut harus berlaku:

(i) Kekuatan leleh minimum yang disyaratkan dari penguat harus paling sedikit
sebesar kekuatan leleh minimum yang disyaratkan dari breis.

(ii) Sambungan-sambungan penguat pada breis harus memiliki kekuatan yang cukup
untuk menyalurkan kekuatan penguat ekspektasi pada setiap sisi dari penampang
yang direduksi.

5c. Zona Terlindung

Zona terlindung dari Portal Terbreis Konsentris Khusus (PTKK) harus memenuhi Pasal D1.3
dan mencakup yang berikut:

(1) Untuk breis, seperempat tengah dari panjang breis dan zona yang berdekatan dengan
setiap sambungan sama dengan tinggi breis pada bidang tekuk.

(2) Elemen yang menghubungkan breis ke balok dan kolom.

6. Sambungan

6a. Las Kritis Perlu

Las-las yang berikut adalah las-las kritis yang diperlukan, dan harus memenuhi persyaratan
pada Pasal A3.4b:

(1) Las-las tumpul pada sambungan kolom

(2) Las-las pada sambungan kolom-ke-pelat dasar

Pengecualian: Bila dapat diperlihatkan bahwa persendian kolom terjadi di, atau dekat
dengan, pelat dasar dihalangi oleh kondisi pengekangan, dan dalam kondisi tidak
adanya tarik neto akibat kombinasi beban yang mencakup beban gempa teramplifikasi,
las kritis perlu tidak dibutuhkan.

(3) Las-las pada sambungan balok-ke-kolom sesuai dengan Pasal F2.6b(b)

6b. Sambungan Balok-ke-Kolom

Bila breis atau pelat buhul terhubung pada kedua komponen struktur pada sambungan
balok-ke-kolom, sambungan harus sesuai dengan satu dari yang berikut:

(a) Sambungan harus sambungan yang sederhana yang memenuhi persyaratan


Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural (AISC 360-2010) Pasal B3.6a dimana rotasi
yang diperlukan diambil sebesar 0,025 radians; atau

84 dari 149
(b) Sambungan harus dirancang untuk menahan momen yang diambil sama dengan
terkecil dari yang berikut:

(i) Momen yang sesuai dengan 1,1R y Fy Z (DFBK) atau 1,1/1,5 R y Fy Z (DKI), yang
sesuai, dari balok

(ii) Momen yang sesuai dengan 1,1R F Z


y y (DFBK) atau 1,1/1,5R F Z
y y
(DKI), yang sesuai, dari kolom

Momen ini harus dihitung dalam kombinasi dengan kekuatan perlu sambungan breis
dan sambungan balok, mencakup gaya kolektor diapragma teramplikasi.

6c. Kekuatan Perlu Sambungan Breis

Kekuatan perlu dalam tarik, tekan dan lentur dari sambungan breis (mencakup sambungan
balok-ke-kolom jika bagian dari sistem portal terbreis) harus ditentukan seperti yang
diperlukan di bawah. Kekuatan perlu ini diijinkan diperhitungkan secara tersendiri tanpa
interaksi.

(1) Kekuatan Tarik Perlu

Kekuatan tarik perlu adalah terkecil dari yang berikut:

(a) Kekuatan leleh ekspektasi, dalam tarik, dari breis, ditentukan sebagai R y Fy Ag
(DFBK) atau R y Fy Ag /1,5 (DKI), yang sesuai.

Pengecualian: Breis tidak perlu memenuhi persyaratan Persamaan J4-1 dan J4-2
Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural (AISC 360-2010) untuk pembebanan
ini.

Catatan: Pengecualian ini diterapkan untuk breis dimana penampang dikurangi atau
dimana penampang bersih efektif dikurangi akibat shear lag. Kasus yang khusus adalah
breis PSB dilubangi oval pada sambungan pelat buhul. Pasal F2.5b memerlukan breis
dengan lubang-lubang atau lubang oval diperkuat sedemikian yang luas neto efektif
melebihi luas bruto.

Kekuatan breis digunakan untuk memeriksa kondisi batas sambungan, seperti


blok geser breis, dapat ditentukan dengan menggunakan sifat bahan yang
diharapkan seperti diijinkan oleh Pasal A3.2.

(b) Efek beban maksimum, ditunjukkan dengan analisis, dapat disalurkan ke breis
melalui sistem.

Apabila digunakan lubang Ukuran Berlebih (UB), kekuatan perlu untuk kondisi batas
selip baut tidak perlu melebihi efek beban berdasarkan penggunaan kombinasi beban
yang ditetapkan oleh peraturan bangunan gedung yang berlaku, termasuk beban
gempa teramplifikasi.

Catatan: Untuk kondisi batas pembebanan lainnya dari (a) dan (b) diaplikasikan. Dalam desain
gempa, slip adalah suatu kondisi batas kekuatan.

(2) Kekuatan Tekan Perlu

85 dari 149
Sambungan breis harus dirancang untuk kekuatan tekan perlu berdasarkan kondisi
batas tekuk yang paling sedikit sama dengan 1,1 kali kekuatan tekan breis ekspektasi
(DFBK) atau (1,1/1,5) kali kekuatan tekan breis ekspektasi (DKI), yang sesuai, dimana
kekuatan tekan breis ekspektasi adalah seperti yang didefinisikan pada Pasal F2.3(ii).

(3) Pengakomodasian Tekuk Breis

Sambungan breis harus dirancang untuk menahan gaya lentur atau rotasi yang
dibebankan oleh breis tekuk. Sambungan yang memenuhi salah satu ketentuan berikut
dianggap memenuhi persyaratan ini:

(a) Kekuatan lentur perlu: Sambungan breis dirancang untuk menahan gaya lentur
yang dibebankan oleh breis tekuk yang mempunyai kekuatan lentur tersedia
paling sedikit sebesar 1,1Ry M p (DFBK) atau 1,1/1,5 R y M p (DKI), yang sesuai,
dari breis di sekitar sumbu tekuk kritis.

(b) Kapasitas rotasi: Sambungan breis dirancang untuk menahan rotasi yang
dibebankan oleh breis tekuk yang memiliki kapasitas rotasi yang cukup untuk
mengakomodasi rotasi yang diperlukan pada simpangan tingkat desain. Rotasi
inelastik sambungan adalah diijinkan.

Catatan: Akomodasi rotasi inelastik biasanya dicapai dengan cara pelat buhul tunggal
dengan breis yang diakhiri sebelum line pengekangan. Persyaratan pendetailan untuk
sambungan, dijelaskan dalam komentari.

6d. Sambungan Kolom

Sambungan kolom harus memenuhi persyaratan Pasal D2.5. Apabila las tumpul yang
digunakan untuk membuat sambungan, maka las ini harus las tumpul penetrasi joint
lengkap. Sambungan kolom harus dirancang untuk menyalurkan paling sedikit 50 % dari
yang terkecil kekuatan lentur tersedia dari komponen struktur yang disambung.

Gambar kerja dan gambar pemasangan harus juga memenuhi persyaratan Pasal A4.3.
Kekuatan geser perlu harus diambil sebesar
Mpc /Hc (DFBK) atau
M pc /1,5Hc (DKI),

keterangan:

M pc = jumlah kekuatan lentur plastis nominal, Fyc Z c , dari kolom di atas dan kolom di
bawah sambungan, kip-in. (N-mm)

Hc = tinggi bersih kolom antara sambungan balok, mencakup pelat struktur, jika ada,
in. (mm)

F3. Portal Terbreis Eksentris

1. Ruang Lingkup

Portal Terbreis Eksentris (PTE) baja struktural harus dirancang sesuai dengan pasal ini.

2. Dasar Desain

Pasal ini berlaku pada portal terbreis dimana ujung yang satu dari setiap breis yang
bersilangan balok pada suatu eksentrisitas perpotongan garis sumbu balok dan sebuah breis
86 dari 149
yang berdekatan atau kolom, membentuk suatu elemen perangkai yang menahan geser dan
lentur. Eksentrisitas yang kurang dari kedalaman balok diijinkan pada sambungan breis
sepanjang elemen perangkai jika yang dihasilkan komponen struktur dan gaya-gaya
sambungan ditujukan pada desain dan tidak mengubah sumber kapasitas deformasi
inelastik yang diharapkan.

Portal Terbreis Eksentris (PTE) yang dirancang sesuai dengan ketentuan ini diharapkan
memberi kapasitas deformasi inelastik signifikan terutama melalui pelelehan geser dalam
elemen perangkai.

Bila elemen perangkai disambungkan secara langsung ke kolom, desain sambungan elemen
perangkai-ke-kolom harus memberikan kinerja yang disyaratkan Pasal F3.6e(1) dan
membuktikan kinerja ini seperti disyaratkan Pasal F3.6e(2).

3. Analisis

Kekuatan perlu breis diagonal dan sambungan-sambungannya, balok-balok diluar elemen


perangkai, dan kolom-kolom harus berdasarkan kombinasi beban pada peraturan bangunan
gedung yang berlaku yang mencakup beban gempa teramplifikasi. Dalam penentuan beban
gempa teramplifikasi, efek gaya horisontal yang mencakup kekuatan-lebih, Emh , harus
diambil sebagai gaya yang disalurkan dalam komponen struktur dengan mengasumsikan
gaya-gaya pada ujung elemen perangkai sesuai dengan kekuatan geser elemen perangkai
yang disesuaikan. Kekuatan geser elemen perangkai yang disesuaikan harus diambil
sebesar R y kali kekuatan geser nominal elemen perangkai, Vn , diberikan dalam Pasal
F3.5b(2) dikalikan dengan 1,25 untuk elemen perangkai profil I dan 1,4 untuk elemen
perangkai kotak.

Pengecualian:

(1) Efek gaya horisontal yang mencakup kekuatan-lebih, Emh , diijinkan diambil sebesar
0,88 kali gaya-gaya yang ditentukan di atas untuk desain komponen struktur yang
berikut:

(a) Bagian balok diluar elemen perangkai

(b) Kolom pada portal dari tiga atau lebih tingkat bresing

(2) Hal ini diijinkan dengan mengabaikan gaya lentur yang dihasilkan dari simpangan
gempa dalam penentuan ini. Momen yang dihasilkan dari beban yang diterapkan pada
kolom antara titik-titik penyanggah lateral harus diperhitungkan.

(3) Kekuatan perlu kolom tidak perlu melebihi nilai terkecil dari yang berikut:

(a) Gaya-gaya yang sesuai dengan ketahanan pondasi terhadap guling

(b) Gaya-gaya seperti yang ditentukan dari analisis non-linier yang didefinisikan
Pasal C3.

Sudut rotasi elemen perangkai inelastis harus ditentukan dari bagian inelastik simpangan
tingkat desain. Alternatif, sudut rotasi elemen perangkai inelastik diijinkan ditentukan dari
analisis non-linier seperti didefinisikan pada Pasal C3.

87 dari 149
Catatan: Efek beban gempa, E , digunakan dalam desain komponen struktur Portal Terbreis
Eksentris (PBE), sebagai kekuatan aksial perlu yang digunakan dalam persamaan Pasal F3.5, harus
dihitung dari analisis yang di atas.

4. Persyaratan Sistem

4a. Sudut Rotasi Elemen Perangkai

Sudut rotasi elemen perangkai adalah sudut inelastik antara elemen perangkai dan balok
diluar elemen perangkai bila total simpangan tingkat adalah sama dengan simpangan tingkat
desain, . Sudut rotasi elemen perangkai tidak boleh melampaui nilai yang berikut:

(a) Untuk panjang elemen perangkai 1,6 M p /Vp atau kurang: 0,08 rad
(b) Untuk panjang elemen perangkai 2,6 M p /Vp atau lebih besar: 0,02 rad

Nilai ditentukan dengan interpolasi linier antara nilai-nilai di atas untuk panjang elemen
perangkai antara 1,6 M p /Vp dan 2,6M p /Vp .

4b. Breising Elemen Perangkai

Breising harus diberikan pada sayap elemen perangkai bagian atas dan bawah di ujung-
ujung elemen perangkai untuk profil berbentuk I. Breising harus mempunyai kekuatan dan
kekakuan tersedia seperti yang disyaratkan untuk lokasi sendi plastis ekspektasi oleh Pasal
D1.2b pada komponen struktur daktail tinggi.

5. Komponen Struktur

5a. Persyaratan Dasar

Komponen struktur breis harus memenuhi pembatasan lebar-ketebalan pada Pasal D1.1
untuk komponen struktur daktail sedang.

Komponen struktur kolom harus memenuhi pembatasan lebar-ketebalan pada Pasal D1.1b
untuk komponen struktur daktail tinggi.

Apabila balok di luar dari elemen perangkai adalah suatu profil berbeda dari elemen
perangkai, balok harus memenuhi pembatasan lebar-ketebalan pada Pasal D1.1 untuk
komponen struktur daktail sedang.

Catatan: Breis diagonal dan segmen balok di luar elemen perangkai dimaksudkan untuk tetap
dasarnya elastis akibat gaya-gaya yang dihasilkan oleh leleh penuh dan pengerasan regangan
elemen perangkai. Breis diagonal dan segmen balok di luar elemen perangkai biasanya menahan
kombinasi gaya aksial dan momen lentur terbesar, dan karenanya harus diperlakukan sebagai balok-
kolom dalam desain, dimana kekuatan tersedia ditentukan oleh Spesifikasi untuk Gedung Baja
Struktural Bab J (AISC 360-2010).

Bila balok di luar elemen perangkai adalah komponen struktur yang sama seperti elemen
perangkai, kekuatannya dapat ditentukan dengan menggunakan sifat bahan yang
diharapkan seperti yang diijinkan Pasal A3.2.

5b. Elemen Perangkai

Elemen perangkai balok yang menahan geser dan lentur akibat eksentris antara
perpotongan sumbu breis dan sumbu balok (atau antara perpotongan breis dan sumbu balok
88 dari 149
serta sumbu kolom untuk elemen perangkai yang menempel ke kolom) harus disediakan.
Elemen perangkai balok harus diperhitungkan diperpanjang dari sambungan breis ke
sambungan breis untuk elemen-elemen perangkai pusat dan dari sambungan breis ke muka
kolom untuk sambungan elemen perangkai-ke-kolom kecuali seperti diijinkan oleh Pasal
F3.6c.

(1) Pembatasan

Elemen perangkai harus profil berbentuk I atau profil kotak tersusun. Profil PBB tidak boleh
digunakan sebagai elemen perangkai.

Elemen perangkai harus memenuhi persyaratan Pasal D1.1 untuk komponen struktur daktail
tinggi.

Pengecualian: Sayap elemen perangkai dengan profil berbentuk I dengan panjang elemen
perangkai, e 1,6M p /Vp adalah diijinkan untuk memenuhi persyaratan komponen struktur
daktail sedang.

Badan atau badan elemen perangkai harus mempunyai ketebalan tunggal. Tulangan pelat-
pengganda dan penetrasi badan tidak diijinkan.

Untuk elemen perangkai yang terbuat dari profil melintang tersusun, las tumpul penetrasi
joint lengkap harus digunakan untuk menghubungkan badan (atau badan-badan) ke sayap-
sayap.

Elemen perangkai profil kotak tersusun harus memiliki momen inersia, I y , di sekitar sumbu
pada bidang Portal Terbreis Eksentris (PTE) dengan batas I y 0,67 I x , dimana I x adalah
momen inersia di sekitar sumbu yang tegak lurus terhadap bidang Portal Terbreis Eksentris
(PTE).

(2) Kekuatan Geser

Kekuatan geser desain elemen perangkai, vVn , dan kekuatan geser tersedia elemen
perangkai, Vn /v harus nilai yang terendah yang diperoleh sesuai dengan kondisi batas dari
pelelehan geser pada badan dan pelelehan lentur pada penampang bruto. Untuk kedua
kondisi batas:

v 0,90 (DFBK) v 1,67 (DKI)

(a) Untuk pelelehan geser:

Vn Vp (F3-1)

dimana

Vp = 0,6Fy Aw untuk Pr /Pc 0,15 (F3-2)

0,6Fy Aw 1 - Pr /Pc untuk Pr /Pc 0,15


2
Vp = (F3-3)
Aw = d - 2tf tw untuk profil elemen perangkai berbentuk I (F3-4)
= 2d - 2tf tw untuk profil elemen perangkai berbentuk kotak (F3-5)

89 dari 149
Pr = Pu (DBTK) atau Pa (DKI), yang sesuai
Pu = kekuatan aksial perlu yang menggunakan kombinasi beban DFBK, kips (N)
Pa = kekuatan aksial perlu yang menggunakan kombinasi beban DKI, kips (N)
Pc = Py (DFBK) atau Py /1,5 (DKI), yang sesuai
Py = kekuatan leleh aksial nominal = Fy Ag (F3-6)

(b) Untuk pelelehan lentur:

Vn 2M p /e (F3-7)

dimana

M p Fy Z untuk Pr /Pc 0,15 (F3-8)


1 - Pr /Pc
M p Fy Z untuk Pr /Pc 0,15 (F3-9)
0,85
e = panjang elemen perangkai, didefinisikan sebagai jarak bersih antara ujung-
ujung dari dua breis diagonal atau antara breis diagonal dan muka kolom, in.
(mm)

Catatan: Persyaratan Pasal F3.5b(2) dan (3) telah diformat kembali dari Ketentuan gempa untuk
bangunan gedung baja struktur 2005 untuk kejelasan dan kesederhanaan. Namun, tidak merubah
persyaratan yang diperlukan dalam memformatnya kembali.

(3) Panjang Elemen Perangkai

Jika Pr /Pc 0,15 , panjang elemen perangkai harus dibatasi sebagai berikut:

Bila ' 0,5


1,6M p
e (F3-10)
Vp

Bila ' 0,5


1,6M p
e 1,15 - 0,3 ' (F3-11)
Vp

dimana

Pr /Pc
' (F3-12)
Vr /Vc

Vr = Vu (DFBK) atau Va (DKI), yang sesuai, kips (N)


Vu = kekuatan geser perlu berdasarkan kombinasi beban DFBK, kips (N)
Va = kekuatan geser perlu berdasarkan kombinasi beban DKI, kips (N)
Vc = Vy (DFBK) atau Vy /1,5 (DKI), yang sesuai, kips (N)
Vy = kekuatan leleh geser nominal, kips (N)

90 dari 149
= 0,6 Fy Aw (F3-13)

Catatan: Untuk elemen perangkai dengan gaya aksial rendah tidak ada batas atas pada panjang
elemen perangkai. Pembatasan sudut rotasi elemen perangkai pada Pasal F3.4a menghasilkan batas
terendah praktis pada panjang elemen perangkai.

(4) Pengaku Elemen Perangkai untuk Profil Melintang Berbentuk-I

Pengaku badan kedalaman penuh harus diberikan pada kedua sisi badan elemen perangkai
di ujung-ujung breis diagonal elemen perangkai. Pengaku ini harus memiliki kombinasi lebar
tidak kurang dari bf - 2tw dan ketebalan tidak kurang dari nilai yang terbesar 0,75tw atau
3/8 in. (10 mm), dimana bf dan tw adalah lebar sayap elemen perangkai dan ketebalan
badan elemen perangkai.

Elemen perangkai harus diberikan dengan pengaku badan menengah sebagai berikut:

(a) Panjang elemen perangkai 1,6 M p /Vp atau kurang harus disediakan dengan pengaku-
pengaku badan menengah berjarak pada interval tidak melampaui 30tw - d/5 untuk
sudut rotasi elemen perangkai sebesar 0,08 rad atau 52tw - d/5 untuk sudut rotasi
elemen perangkai sebesar 0,02 rad atau kurang. Interpolasi linear harus digunakan
untuk nilai antara 0,08 rad dan 0,02 rad.

(b) Panjang elemen perangkai yang lebih besar dari 2,6 M p /Vp dan lebih kecil dari
5M p /Vp harus diberi pengaku badan menengah yang ditempatkan pada jarak 1,5 kali
bf dari setiap ujung elemen perangkai.

(c) Panjang elemen perangkai antara 1,6 M p /Vp dan 2,6M p /Vp harus diberi pengaku
badan menengah yang memenuhi persyaratan (i) dan (ii) di atas.

Pengaku badan menengah tidak diperlukan pada panjang elemen perangkai yang lebih
besar dari 5M p /Vp .

Pengaku badan menengah harus memiliki tinggi penuh. Untuk elemen perangkai yang
tingginya kurang dari 25 in. (635 mm), pengaku diperlukan hanya pada satu sisi badan
elemen perangkai. Ketebalan pengaku di sisi yang satu tidak kurang dari tw atau 3/8 in. (10
mm), pilih yang terbesar, dan lebar tidak kurang dari bf /2 - tw . Untuk elemen perangkai
dengan ketebalan 25 in. (635 mm) atau lebih besar, pengaku menengah serupa diperlukan
pada kedua sisi badan.

Kekuatan perlu las sudut yang menghubungkan pengaku elemen perangkai ke badan
elemen perangkai adalah Ast Fy (DFBK) atau Ast Fy /1,5 (DKI), yang sesuai, dimana Ast
adalah luas profil melintang horisontal pengaku elemen perangkai. Kekuatan perlu las sudut
yang menghubungkan pengaku ke sayap elemen perangkai adalah Ast Fy /4 (DFBK) atau
Ast Fy /4 1,5 (DKI).

(5) Pengaku Elemen Perangkai untuk Profil Kotak

91 dari 149
Pengaku badan kedalaman penuh harus diberikan pada satu sisi dari setiap badan elemen
perangkai pada sambungan breis diagonal. Pengaku-pengaku ini diijinkan dilas pada badan
elemen perangkai di muka luar atau di muka dalam. Masing-masing pengaku ini harus
memiliki lebar tidak kurang dari b/2 , dimana b adalah lebar di sisi dalam profil kotak.
Masing-masing ketebalan pengaku ini harus diambil tidak kurang dari terbesar dari 0,75tw
atau in. (13 mm)
Elemen perangkai kotak harus diberikan dengan pengaku badan menengah sebagai berikut:

(a) Untuk panjang elemen perangkai 1,6 M p /Vp atau kurang dan dengan rasio tinggi-ke-
ketebalan badan, h/tw , lebih besar dari atau sama dengan 0,64 E/Fy , pengaku
badan dengan ketinggian penuh harus disediakan pada satu sisi dari setiap badan
elemen perangkai, berjarak pada interval yang tidak melampaui 20tw d - 2tf /8 .

(b) Untuk panjang elemen perangkai 1,6 M p /Vp atau kurang dan dengan rasio tinggi-ke-
ketebalan badan, h/tw kurang dari 0,64 E/Fy , tanpa pengaku badan menengah
adalah diperlukan.

(c) Untuk panjang elemen perangkai lebih besar dari 1,6 M p /Vp , tanpa pengaku badan
menengah adalah diperlukan.

Pengaku badan menengah harus memiliki tinggi penuh, dan diijinkan di las pada muka luar
atau muka dalam badan elemen perangkai.

Kekuatan perlu las sudut yang menghubungkan pengaku elemen perangkai ke badan
elemen perangkai adalah Ast Fy (DFBK) atau Ast Fy /1,5 (DKI), yang sesuai, dimana Ast
adalah luas profil horisontal pengaku elemen perangkai.

Catatan: Pengaku elemen perangkai kotak tidak perlu di las ke sayap elemen perangkai.

5c. Zona Terlindung

Elemen perangkai pada portal terbreis eksentris adalah zona terlindung, dan harus
memenuhi persyaratan Pasal D1.3.

6. Sambungan

6a. Las Kritis Perlu

Las-las yang berikut ini adalah las-las kritis yang diperlukan, dan harus memenuhi
persyaratan Pasal A3.4b:

(1) Las tumpul pada sambungan kolom

(2) Las pada sambungan kolom-ke-pelat dasar

Pengecualian: Bila dapat diperlihatkan bahwa persendian kolom terjadi di, atau dekat
dengan, pelat dasar dihalangi oleh kondisi pengekangan, dan dalam kondisi tidak
adanya tarik neto akibat kombinasi beban yang mencakup beban gempa teramplifikasi,
las kritis perlu tidak dibutuhkan.

92 dari 149
(3) Las pada sambungan balok-ke-kolom sesuai dengan Pasal F3.6b(b)

(4) Las yang mengikatkan sayap elemen perangkai dan badan elemen perangkai ke kolom
dimana elemen perangkai dihubungkan ke kolom.

(5) Las yang menghubungkan badan ke sayap pada balok elemen perangkai tersusun

6b. Sambungan Balok-ke-Kolom

Apabila breis atau pelat buhul terhubung ke kedua komponen struktur pada sambungan
balok-ke-kolom, sambungan harus sesuai dengan satu dari yang berikut:

(a) Sambungan harus sambungan sederhana yang memenuhi persyaratan Spesifikasi


untuk Gedung Baja Struktural (AISC 360-2010) Pasal B3.6a dimana rotasi yang
diperlukan diambil sebesar 0,025 radian; atau

(b) Sambungan harus dirancang untuk menahan momen bersamaan dengan kekuatan
perlu sambungan breis, sama dengan terkecil dari yang berikut:

(i) Momen sesuai dengan 1,1R y Fy Z (DFBK) atau 1,1/1,5 Ry Fy Z (DKI), yang
sesuai, dari balok

(ii) Momen sesuai dengan 1,1R F Z


y y (DFBK) atau 1,1/1,5R F Z
y y (DKI),
yang sesuai, dari kolom

Momen ini harus diperhitungkan pada kombinasi kekuatan perlu sambungan breis dan
sambungan balok, termasuk gaya kolektor diapragma yang diperbesar.

6c. Sambungan Breis Diagonal

Apabila lubang Ukuran Berlebih (UB) yang digunakan, kekuatan perlu untuk kondisi batas
selip baut tidak perlu melebihi efek suatu beban berdasarkan penggunaan kombinasi beban
yang ditetapkan oleh peraturan bangunan gedung yang berlaku, termasuk beban gempa
teramplifikasi.

Sambungan breis yang dirancang untuk menahan bagian momen ujung elemen perangkai
harus dirancang seperti Tertahan Penuh.

6d. Sambungan Kolom

Sambungan kolom harus memenuhi persyaratan Pasal D2.5. Apabila las tumpul digunakan
untuk membuat sambungan, las tersebut harus las tumpul penetrasi joint lengkap.
Sambungan kolom harus dirancang untuk menyalurkan paling sedikit 50 % dari yang terkecil
kekuatan lentur tersedia dari komponen struktur yang disambung.
Kekuatan geser perlu harus sebesar
Mpc /Hc (DFBK) atau
M pc /1,5Hc (DKI), yang
sesuai,

Keterangan

M pc = jumlah kekuatan lentur plastis nominal Fyc Z c dari kolom di atas dan kolom di
bawah sambungan, kip-in. (N-mm)

93 dari 149
Hc = tinggi bersih kolom antara sambungan balok, termasuk pelat struktur, jika ada,
in. (mm)

6e. Sambungan Elemen Perangkai-ke-Kolom

(1) Persyaratan

Sambungan elemen perangkai-ke-kolom harus sambungan momen Tertahan Penuh (TP)


dan harus memenuhi persyaratan yang berikut:

(i) Sambungan harus mampu menahan sudut rotasi elemen perangkai yang disyaratkan
pada Pasal F3.4a.

(ii) Ketahanan geser sambungan, diukur pada sudut rotasi elemen perangkai perlu, harus
paling sedikit sama dengan kekuatan geser yang diharapkan elemen perangkai, Vn
seperti didefinisikan dalam Pasal F3.3.

(iii) Ketahanan lentur sambungan, diukur pada sudut rotasi elemen perangkai perlu, harus
paling sedikit sama dengan momen sesuai dengan kekuatan geser nominal elemen
perangkai, Vn , seperti didefinisikan Pasal F3.5b(2).

(2) Pembuktian Kesesuaian

Sambungan elemen perangkai-ke-kolom harus memenuhi persyaratan di atas dengan satu


dari yang berikut:

(a) Penggunaan sambungan pra-kualifikasi untuk Portal terbreis Eksentris (PTE) sesuai
dengan Pasal K1.

Catatan: Tidak ada pra-kualifikasi sambungan elemen perangkai-ke-kolom.

(b) Memberikan hasil uji siklus yang memenuhi syarat sesuai dengan Pasal K2. Hasil uji
sambungan yang diperoleh paling sedikit dari dua siklus, harus memberikan dan
mengijinkan berdasarkan satu dari yang berikut:

(i) Pengujian yang dilaporkan dalam literatur penelitian atau pengujian yang
dilakukan, didokumentasikan untuk proyek-proyek lain yang mewakili kondisi
proyek berada dalam batas yang ditetapkan Pasal K2.

(ii) Pengujian yang dilakukan secara khusus untuk proyek dan yang mewakili ukuran
komponen struktur proyek, kekuatan bahan, konfigurasi sambungan, dan sifat
bahan sambungan yang sesuai, di dalam batas yang ditetapkan Pasal K2.

Pengecualian: Pengujian siklus pada sambungan tidak disyaratkan jika kondisi yang berikut
dipenuhi:

(1) Pada sambungan balok-ke-kolom diperkuat pada ujung elemen perangkai yang
mencegah pelelehan pada balok di sepanjang panjang tulangan.

(2) Kekuatan yang tersedia pada penampang yang diperkuat dan sambungan yang
sama atau melebihi kekuatan perlu yang dihitung berdasarkan kekuatan geser
elemen perangkai yang diatur seperti yang dijelaskan Pasal F3.3.

94 dari 149
(3) Panjang elemen perangkai (diambil sebagai segmen balok dari ujung perkuatan
ke sambungan breis) tidak boleh melampaui 1,6 M p /Vp .

(4) Pengaku dengan ketinggian penuh seperti yang disyaratkan Pasal F3.5b(4)
ditempatkan pada elemen perangkai-ke-muka penulangan.

F4. Portal Terbreis Penahan Tekuk

1. Ruang Lingkup

Portal Terbreis Penahan Tekuk (PTPT) pada baja struktural harus dirancang sesuai dengan
pasal ini.

2. Dasar Desain

Pasal ini berlaku untuk portal dengan breis konsentris yang dipabrikasi secara khusus yang
disambungkan ke balok dan kolom. Eksentrisitas yang kurang dari kedalaman balok diijinkan
jika hasil komponen struktur dan gaya-gaya sambungan yang dimaksudkan dalam desain
dan tidak merubah sumber kapasitas deformasi inelastik yang diharapkan.

Portal Terbreis Penahan Tekuk (PTPT) dirancang sesuai dengan ketentuan-ketentuan ini
diharapkan memberi kapasitas deformasi inelastis signifikan utama melalui leleh breis dalam
tarik dan tekan. Desain breis harus memberi kinerja yang diperlukan oleh Pasal F4.2a, dan
membuktikan kesesuaian ini seperti yang diperlukan oleh Pasal F4.5b(3). Breis harus
dirancang, diuji, dan didetail untuk mengakomodasi deformasi yang diharapkan. Deformasi
yang diharapkan yang sesuai dengan suatu simpangan tingkat pada paling sedikit 2 % dari
tinggi tingkat atau dua kali simpangan tingkat desain, pilih yang terbesar, pada tambahan
deformasi breis yang dihasilkan dari deformasi breis akibat pembebanan gravitas.

Portal Terbreis Penahan Tekuk (PTPT) harus dirancang mempunyai deformasi inelastis
akibat desain gempa yang terjadi sebagai leleh breis dalam tarik dan tekan.

2a. Kekuatan Breis

Kekuatan breis yang diatur harus ditetapkan pada dasar dari pengujian seperti dijelaskan
dalam pasal ini.

Bila diperlukan oleh ketentuan-ketentuan ini, sambungan breis dan komponen struktur yang
berdekatan harus dirancang untuk menahan gaya-gaya yang dihitung berdasarkan kekuatan
breis yang diatur.

Kekuatan tekan breis yang diatur harus sebesar R y Pysc ,

dimana

= faktor penyesuai kekuatan tekan


= faktor penyesuai pengerasan regangan
Pysc = kekuatan leleh aksial inti baja, ksi (MPa)

Kekuatan tarik breis yang diatur harus sebesar R y Pysc .

95 dari 149
Pengecualian: Faktor R y tidak perlu diterapkan jika Pysc ditetapkan menggunakan tegangan
leleh yang ditentukan dari uji kupon.

Faktor penyesuai kekuatan tekan, , harus dihitung sebagai rasio dari gaya tekan
maksimum terhadap gaya tarik maksimum dari pengujian benda uji yang diukur dari uji
kualifikasi yang disyaratkan pada Pasal K3.4c untuk deformasi yang diharapkan. Nilai yang
terbesar pada dari dua uji kualifikasi breis yang diperlukan harus digunakan. Bila tidak
ada kasus, harus diambil kecil dari 1,0.

Faktor penyesuai pengerasan regangan, , harus dihitung sebagai rasio gaya tarik
maksimum yang diukur dari uji kualifikasi yang ditetapkan pada Pasal K3.4c (untuk
deformasi yang diharapkan) terhadap gaya leleh yang diukur, R y Pysc , dari pengujian benda
uji. Nilai terbesar dari dua uji kualifikasi yang diperlukan harus digunakan. Bila bahan inti
baja yang diuji tidak cocok dengan prototipe, harus berdasarkan uji kupon bahan
prototipe.

3. Analisis

Breis penahan tekuk tidak boleh diperhitungkan sebagai penahan gaya gravitas.

Kekuatan perlu dari kolom, balok, dan sambungan dalam Portal Terbreis Penahan Tekuk
(PTPT) harus berdasarkan kombinasi beban pada peraturan bangunan gedung yang berlaku
yang mencakup beban gempa teramplifikasi. Dalam penentuan beban gempa teramplifikasi,
efek gaya horisontal yang mencakup kekuatan-lebih, Emh , harus diambil sebagai gaya yang
disalurkan dalam komponen struktur dengan asumsi gaya-gaya dalam semua breis sesuai
dengan kekuatan yang disesuaikan breis tersebut dalam tekan atau dalam tarik.

Breis harus ditentukan menahan tekan atau tarik saja dengan mengabaikan efek beban
gravitasi. Analisis harus memperhitungkan ke dua arah pembebanan rangka.

Kekuatan tarik breis yang disesuaikan harus seperti yang dijelaskan dalam Pasal F4.2a.

Pengecualian:

(1) Hal ini diijinkan dengan mengabaikan gaya lentur yang dihasilkan dari simpangan
gempa pada penentuan ini. Momen yang dihasilkan dari suatu beban yang digunakan
pada kolom antara titik-titik penyanggah lateral harus diperhitungkan.

(2) Kekuatan perlu pada kolom tidak perlu melebihi yang terkecil dari yang berikut:

(a) Gaya-gaya yang sesuai dengan ketahanan pondasi terhadap guling

(b) Gaya-gaya seperti yang ditentukan dari analisis non-linear seperti yang
ditentukan dalam Pasal C3.

Deformasi breis harus ditentukan dari bagian inelastik simpangan tingkat desain dan harus
mencakup efek fleksibilitas vertikal balok. Alternatif, deformasi breis yang diijinkan harus
ditentukan dari analisis non-linier seperti didefinisikan pada Pasal C3.

4. Persyaratan Sistem

4a. Portal Terbreis-V dan Portal Terbreis-V Terbalik

96 dari 149
Portal terbreis tipe V dan tipe V terbalik harus memenuhi persyaratan yang berikut:

(1) Kekuatan perlu balok yang bersilangan dengan breis, sambungan-sambungannya, dan
komponen struktur pendukung harus ditentukan berdasarkan kombinasi beban dari
peraturan bangunan gedung yang berlaku dengan asumsi bahwa breis tidak menahan
beban mati dan beban hidup. Untuk kombinasi beban yang mencakup efek gempa,
efek gempa vertikal dan horisontal, E , pada balok harus ditentukan dari kekuatan breis
yang diatur dalam tarik dan tekan.

(2) Balok harus menerus diantara kolom. Balok harus memiliki breis yang memenuhi
persyaratan komponen struktur daktail sedang Pasal D1.1. Minimum, satu set breis
lateral diperlukan pada titik perpotongan breis tipe V (atau tipe V terbalik), kecuali balok
mempunyai kekuatan dan kekakuan keluar bidang gambar yang cukup untuk menjamin
stabilitas antara titik-titik breis yang bersebelahan.

Catatan: Balok mempunyai kekuatan dan kekakuan keluar bidang gambar yang cukup jika balok
melentur pada bidang horisontal memenuhi kekuatan breis yang diperlukan dan kekakuan breis yang
diperlukan untuk bresing nodal kolom seperti dijelaskan pada Spesifikasi (SNI 1729.1). Pu boleh
diambil sebagai kekuatan tekan perlu breis.

Untuk tujuan desain breis dan pengujian, deformasi maksimum yang dihitung dari breis
harus ditingkatkan dengan memasukkan efek defleksi vertikal balok akibat pembebanan
yang didefinisikan Pasal F4.4a(1).

4b. Portal Terbreis K

Portal terbreis tipe K tidak diijinkan untuk Portal Terbreis Penahan Tekuk (PTPT).

4c. Sambungan Breising pada Sambungan Balok-ke-Kolom

Sambungan Breising pada sambungan balok-ke-kolom harus dirancang untuk menahan


gaya gempa E keluar bidang gambar yang sama dengan 6 % dari kekuatan tekan breis
diagonal yang diatur. Kekakuan Breising perlu harus memenuhi ketentuan Persamaan A-6-4
Apendiks 6 Spesifikasi (SNI 1729.1) dimana Pr adalah kekuatan tekan breis diagonal yang
diatur.

5. Komponen Struktur

5a. Persyaratan Dasar

Komponen struktur balok dan kolom harus memenuhi persyaratan Pasal D1.1 untuk
komponen struktur daktail tinggi.

5b. Breis Diagonal

(1) Rakitan

Breis harus terdiri dari inti baja struktural dan sistem yang mengekang inti baja dari tekuk.

(i) Inti Baja

Pelat-pelat yang digunakan dalam inti baja yang tebalnya 2 in. (50 mm) atau lebih
besar harus memenuhi persyaratan minimum kekerasan takik Pasal A3.3.
97 dari 149
Sambungan pada inti baja tidak diijinkan.

(ii) Sistem Penahan Tekuk

Sistem penahan tekuk harus terdiri dari selubung untuk inti baja. Dalam
perhitungan stabilitas, balok, kolom, dan buhul yang terhubung dengan inti harus
merupakan bagian-bagian dari sistem ini.

Sistem penahan tekuk akan membatasi tekuk setempat dan tekuk keseluruhan
inti baja untuk deformasi diharapkan.

Catatan: Kesesuaian terhadap ketentuan ini dibuktikan dengan rata-rata dari hasil
pengujian seperti dijelaskan Pasal F4.2b.

(2) Kekuatan Tersedia

Inti baja harus dirancang untuk menahan semua gaya aksial pada breis.

Kekuatan aksial desain breis, Pysc (DFBK), dan kekuatan aksial ijin breis, Pysc / (DKI),
dalam tarik dan tekan, sesuai dengan kondisi batas leleh, harus ditentukan sebagai berikut:

Pysc Fysc Asc (F4-1)

0,90 (DFBK) 1,67 (DKI)

keterangan

Asc = luas profil segmen leleh inti baja, in.2 (mm2)


Fysc = tegangan leleh minimum yang disyaratkan inti baja, atau tegangan leleh aktual
inti baja seperti yang ditentukan dari uji kupon, ksi (MPa)

Catatan: Efek beban dihitung berdasarkan kekuatan breis yang diatur tidak boleh diperbesar oleh
faktor kekuatan-lebih, o .

(3) Pembuktian Kesesuaian

Desain breis harus berdasarkan hasil dari uji siklus kualifikasi sesuai dengan prosedur dan
kriteria penerimaan Pasal K3. Hasil uji kualifikasi harus terdiri dari paling sedikit dua lolos uji
siklus: satu diperlukan untuk uji bagian rakitan breis yang mencakup rotasi perlu sambungan
breis yang memenuhi Pasal K3.2 dan lainnya harus uji uni-aksial atau uji bagian rakitan
sesuai dengan Pasal K3.3. Kedua tipe pengujian harus berdasarkan satu dari yang berikut:

(a) Pengujian dilaporkan dalam penelitian atau pengujian yang didokumentasi dilakukan
untuk proyek-proyek lainnya

(b) Pengujian dilakukan secara khusus untuk proyek.

Interpolasi atau ekstrapolasi dari hasil uji untuk ukuran komponen struktur yang berbeda
akan dibenarkan oleh analisis rasional yang membuktikan distribusi tegangan dan besar
regangan internal konsisten dengan atau kurang parah dari rakitan yang diuji dan
memperhitungkan dampak variasi sifat bahan. Ekstrapolasi hasil pengujian harus

98 dari 149
berdasarkan kombinasi yang sama dari inti baja dan ukuran sistem penahan tekuk.
Pengujian dinyatakan lolos uji bila ketentuan Pasal K3 dipenuhi.

5c. Zona Terlindung

Zona terlindung harus mencakup inti baja breis dan elemen yang menghubungkan inti baja
ke balok dan kolom, dan harus memenuhi persyaratan Pasal D1.3.

6. Sambungan

6a. Las Kritis Perlu

Las-las yang berikut adalah las-las kritis yang diperlukan, dan harus memenuhi persyaratan
Pasal A3.4b:

(1) Las-las tumpul pada sambungan kolom

(2) Las-las pada sambungan pelat dasar ke kolom

Pengecualian: Bila dapat diperlihatkan bahwa persendian kolom terjadi di, atau dekat
dengan, pelat dasar dihalangi oleh kondisi pengekangan, dan dalam kondisi tidak
adanya tarik neto akibat kombinasi beban yang mencakup beban gempa teramplifikasi,
las kritis perlu tidak dibutuhkan.

(3) Las-las pada sambungan kolom ke balok, sesuai dengan Pasal F4.6b(b)

6b. Sambungan Balok-ke-Kolom

Bila suatu breis atau pelat buhul terhubung ke kedua komponen struktur pada sambungan
kolom ke balok, sambungan harus memenuhi satu dari yang berikut:

(a) Sambungan harus sambungan sederhana yang memenuhi persyaratan Spesifikasi


B3.6a dimana rotasi yang diperlukan diambil sebesar 0,025 radian; atau

(b) Sambungan harus dirancang untuk menahan suatu momen sama dengan yang terkecil
dari berikut:

(i) Momen yang sesuai dengan 1,1R y Fy Z (DFBK) atau 1,1/1,5 R y Fy Z (DKI), yang
sesuai, dari balok

(ii) Momen yang sesuai dengan 1,1R F Z (DFBK) atau 1,1/1,5R F Z (DKI),
y y y y

yang sesuai, dari kolom

Momen ini harus diperhitungkan dalam kombinasi kekuatan perlu sambungan breis dan
sambungan balok, termasuk gaya kolektor diafragma yang diperbesar.

6c. Sambungan Breis Diagonal

(1) Kekuatan Perlu

Kekuatan perlu sambungan breis dalam tarik dan tekan (mencakup sambungan kolom ke
balok jika merupakan bagian dari sistem portal terbreis) harus 1,1 kali kekuatan breis yang

99 dari 149
diatur dalam tekan (DFBK) atau 1,1/1,5 kali kekuatan breis yang diatur dalam tekan (DKI)
dimana kekuatan breis yang diatur seperti didefinisikan pada Pasal F4.2a.

Apabila lubang Ukuran Berlebih (UB) yang digunakan, kekuatan perlu untuk kondisi batas
selip baut tidak perlu melampaui efek beban berdasarkan penggunaan kombinasi beban
yang ditetapkan oleh peraturan bangunan gedung yang berlaku, termasuk beban gempa
teramplifikasi.

(2) Persyaratan Pelat Buhul

Desain sambungan harus memperhitungkan tekuk setempat dan tekuk keseluruhan. Bresing
lateral konsisten dengan yang digunakan pada pengujian dimana desain berdasarkan yang
diperlukan.

Catatan: Ketentuan ini dapat dipenuhi dengan merancang pelat buhul untuk gaya tegak lurus
konsisten dengan gaya bresing yang tegak lurus yang ditentukan dari pengujian, dengan
penambahan pengaku pada pelat tersebut untuk menahan gaya ini, atau dengan memberi breis pada
pelat buhul. Bila pendukung pengujian tidak mencakup bresing melintang, maka bresing tersebut tidak
diperlukan. Setiap pengikatan bresing pada inti baja harus disertakan dalam pengujian kualifikasi.

6d. Sambungan Kolom

Sambungan kolom harus memenuhi persyaratan Pasal D2.5. Apabila las tumpul digunakan
membuat sambungan, las tersebut harus las tumpul penetrasi join lengkap. Sambungan
kolom harus dirancang menyalurkan paling sedikit 50 % kekuatan lentur terkecil yang
tersedia dari komponen struktur yang disambung.

Kekuatan geser perlu, Vu atau Va , harus ditentukan sebagai berikut:

Vu M pc
(DFBK) (F4-2a)
Hc
atau

Va M pc
(DKI) (F4-2b)
1,5H c
yang sesuai,

keterangan

M pc = jumlah kekuatan lentur plastis nominal, Z c Fyc , dari kolom atas dan kolom bawah
sambungan, kip-in. (N-mm)

Hc = tinggi bersih kolom antara sambungan balok, mencakup sebuah pelat struktural,
jika ada, in. (mm)

F5. Dinding Geser Pelat Khusus

1. Ruang Lingkup

Dinding Geser Pelat Khusus (DGPK) baja struktural harus dirancang sesuai dengan pasal
ini.

100 dari 149


2. Dasar Desain

Pasal ini berlaku untuk portal dengan pelat badan baja disambungkan ke balok dan kolom.

DGPK yang dirancang sesuai dengan ketentuan ini diharapkan memberi kapasitas
deformasi inelastis yang signifikan terutama melalui pelelehan pelat badan dan
pembentukan sendi plastis pada ujung-ujung Elemen Pembatas Horizontal (EPH).

3. Analisis

Badan DGPK tidak boleh diperhitungkan sebagai penahan gaya gravitasi.

Kekuatan perlu EPH, Elemen Pembatas Vertikal (EPV), dan sambungan pada DGPK harus
berdasarkan kombinasi beban pada peraturan bangunan gedung yang berlaku yang
mencakup beban gempa teramplifikasi. Dalam penentuan beban gempa teramplifikasi efek
gaya horisontal yang mencakup kekuatan-lebih, Emh , harus ditentukan dari suatu analisis
dimana semua badan diasumsikan menahan gaya-gaya sesuai dengan kekuatan yang
diharapkan dalam tarik pada sebuah sudut seperti yang ditentukan Pasal F5.5b dan EPH
yang menahan gaya lentur sesuai dengan gaya lentur pada setiap ujung sama dengan
1,1Ry M p (DFBK) atau 1,1/1,5 R y M p (DKI). Badan harus ditentukan dalam tarik dengan
mengabaikan efek beban gravitasi.

Tegangan leleh badan ekspektasi harus diambil sebesar Ry Fy . Bila dinding berlubang
digunakan, tegangan tarik efektif ekspektasi sesuai yang didefinisikan Pasal F5.7a.

Catatan: Gaya geser per Persamaan E1-1 harus termasuk dalam analisis ini. Perancang harus
menyadari bahwa dalam beberapa kasus gaya-gaya dari analisis dalam peraturan bangunan gedung
yang berlaku akan menentukan desain EPH.

Catatan: Gaya geser pada balok dan kolom cendrung tinggi dan pelelehan geser dapat menentukan
kondisi batas.

4. Persyaratan Sistem

4a. Kekakuan Elemen Pembatas

Elemen Pembatas Vertikal (EPV) harus mempunyai momen inersia dari sumbu yang tegak
lurus bidang badan, Ic , tidak kurang dari 0,0031 t w h 4 /L . Elemen Pembatas Horizontal
(EPH) harus mempunyai momen inersia dari sumbu yang tegak lurus bidang badan, I b tidak
kurang dari 0,0031 L4 /h kali selisih ketebalan pelat badan yang di atas dan di bawah,

keterangan

tw = tebal badan, in. (mm)


h = jarak antara sumbu EPH, in. (mm)
Ib = momen inersia EPH diambil tegak lurus pada arah garis pelat badan, in.4 (mm4)
Ic = momen inersia EPV diambil tegak lurus terhadap arah garis pelat badan, in.4 (mm4)
L = jarak antara sumbu EPV, in. (mm)

4b. Rasio Momen Sambungan EPH-ke-EPV

101 dari 149


Ketentuan rasio momen balok-kolom dalam Pasal E3.4a harus memenuhi untuk semua
perpotongan EPH/EPV tanpa mempertimbangkan efek dari badan.
4c. Breising

EPH harus berbreis agar memenuhi persyaratan untuk komponen struktur daktail sedang
Pasal D1.2a.

4d. Bukaan pada Badan

Bukaan pada badan harus diperkuat pada semua sisi oleh elemen pembatas menengah
melebihi lebar dan tinggi penuh panel, kecuali dibuktikan oleh pengujian dan analisis atau
yang diijinkan pada Pasal F5.7.

5. Komponen Struktur

5a. Persyaratan Dasar

EPH, EPV dan elemen pembatas menengah harus memenuhi persyaratan Pasal D1.1 untuk
komponen struktur daktail tinggi.

5b. Badan

Kekuatan geser desain panel, Vn (DFBK), dan kekuatan geser ijin, Vn / (DKI), sesuai
dengan keadaan batas pelelehan geser, harus ditentukan sebagai berikut:

Vn 0,42 Fy tw Lcf sin2 (5-1)

0,90 (DFBK) 1,67 (DKI)

keterangan

Ab = luas profil EPH, in.2 (mm2)


Ac = luas profil EPV, in.2 (mm2)
Ic = momen inersia EPV diambil tegak lurus terhadap arah line pelat badan, in.4 (mm4)
L = jarak antara sumbu EPV, in. (mm)
Lcf = jarak bersih antara sayap kolom, in. (mm)
h = jarak antara sumbu EPH, in. (mm)
tw = tebal badan, in. (mm)
= sudut dari pelelehan badan dalam derajat, diukur relatif terhadap vertikal. Sudut
inklinasi, , boleh diambil sebasar 400, atau diijinkan dihitung sebagai berikut:

tw L
1
2 Ac
tan 4 (F5-2)
1 h3
1 tw h
Ab 360Ic L

5c. Zona Terlindung

102 dari 149


Zona terlindung DGPK harus memenuhi Pasal D1.3 dan mencakup yang berikut:

(1) Badan DGPK

(2) Elemen yang menghubungkan badan ke EPH dan EPV

(3) Zona sendi plastis pada setiap ujung EPH, disepanjang daerah rentang dari muka
kolom ke satu tinggi balok di luar muka kolom, atau seperti disyaratkan Pasal E3.5c.

6. Sambungan

6a. Las Kritis Perlu

Las-las berikut adalah las-las kritis yang diperlukan, dan harus memenuhi persyaratan Pasal
A3.4b:

(1) Las-las tumpul pada sambungan kolom

(2) Las-las pada sambungan kolom-ke-pelat dasar

Pengecualian: Bila dapat diperlihatkan bahwa persendian kolom terjadi di, atau dekat
dengan, pelat dasar dihalangi oleh kondisi pengekangan, dan dalam kondisi tidak
adanya tarik neto akibat kombinasi beban yang mencakup beban gempa teramplifikasi,
las kritis perlu tidak dibutuhkan.

(3) Las pada sambungan EPH-ke-EPV

6b. Sambungan EPH-ke-EPV

Sambungan EPH ke EPV harus memenuhi persyaratan Pasal E1.6.

(1) Kekuatan perlu

Kekuatan geser perlu, dari sambungan EPH-ke-EPV harus berdasarkan kombinasi


beban pada peraturan bangunan gedung yang berlaku yang mencakup beban gempa
teramplifikasi. Dalam penentuan beban gempa teramplifikasi, efek gaya horisontal yang
mencakup kekuatan-lebih, Emh , harus diambil sebesar geser yang dihitung dari
Persamaan E1-1 bersama-sama dengan geser yang dihasilkan dari kekuatan leleh
yang diharapkan dalam tarik dari leleh badan pada suatu sudut, .

(2) Zona panel

Zona panel EPV yang berikut pada bagian atas dan dasar EPH dari DGPK harus
memenuhi persyaratan Pasal E3.6e.

6c. Sambungan Badan ke Elemen Pembatas

Kekuatan perlu dari sambungan badan pada sekeliling EPH dan EPV harus sama dengan
kekuatan leleh yang diharapkan, dalam tarik, dari badan dihitung pada sebuah sudut .

6d. Sambungan Kolom

103 dari 149


Sambungan kolom harus memenuhi persyaratan Pasal D2.5. Apabila las digunakan untuk
membuat sambungan, las tersebut harus las tumpul penetrasi joint lengkap. Sambungan
kolom harus dirancang menyalurkan paling sedikit 50 % dari kekuatan lentur yang terkecil
yang tersedia dari komponen struktur yang disambung. Kekuatan geser perlu, Vu atau Va ,
harus ditentukan sebagai berikut:

Vu M pc
(DFBK) (F4-2a)
Hc
atau

Va M pc
(DKI) (F4-2b)
1,5H c

yang sesuai

keterangan

M pc = jumlah kekuatan lentur plastis nominal, Z c Fyc , dari kolom di atas dan di bawah
sambungan, kip-in. (N-mm)
Hc = tinggi bersih kolom antara sambungan balok, mencakup pelat struktur, jika ada,
in. (mm)

7. Badan Berlubang

7a. Tata Letak Lubang Lingkaran yang Teratur

Pelat berlubang sesuai dengan pasal ini diijinkan untuk digunakan sebagai badan dari
DGPK. Badan yang berlubang harus memiliki pola lubang yang teratur berdiameter seragam
dengan spasi yang sama di seluruh daerah pelat badan dengan pola berderet sehingga
lubang membentuk sudut diagonal yang seragam terhadap vertikal. Tepi bukaan harus
memiliki kekasaran permukaan sebesar 500 micro-inches (13 microns) atau kurang.

(1) Kekuatan

Kekuatan geser desain panel, Vn (DFBK), dan kekuatan geser ijin, Vn / (DKI),
sesuai dengan keadaan batas pelelehan geser, harus ditentukan untuk badan
berlubang sebagai berikut:

Vn 0,42 Fy tw Lcf 1 - 0,7 D/Sdiag (F5-3)


0,90 (DFBK) 1,67 (DKI)
keterangan

D = diameter lubang, in. (mm)


Sdiag = jarak terpendek pusat-ke-pusat antara lubang-lubang, in. (mm)

(2) Spasi

Spasi, Sdiag , paling sedikit harus sebesar 1,67 D .

104 dari 149


Jarak antara lubang pertama dan sambungan badan ke EPH dan EPV paling sedikit

harus sebesar D , tetapi tidak melampaui D 0,7Sdiag .
(3) Kekakuan

Kekakuan pelat pengisi yang berlubang secara teratur harus dihitung dengan
menggunakan ketebalan pelat efektif badan, teff , sesuai Persamaan F5-4:

D
1
4 Sdiag
teff tw (F5-4)
D Nr Dsin
1 1 -
4 Sdiag Hc

keterangan

Hc = tinggi kolom (dan pelat badan) antara sayap-sayap balok, in. (mm)
tw = tebal pelat badan, in. (mm)
Nr = jumlah baris horisontal perforasi
= sudut dari sumbu-ke-sumbu terpendek dalam deretan bukaan terhadap
vertikal, derajat

(4) Tegangan tarik efektif ekspektasi

Tegangan tarik efektif ekspektasi, yang digunakan untuk tegangan tarik efektif sewaktu

melakukan analisis sesuai Pasal F5.3 adalah R y Fy 1 - 0,7 D/Sdiag .

7b. Potongan Sudut Diperkuat

Pemotongan seperempat-lingkaran dijinkan pada sudut badan asalkan bagian badan yang
tersambung ke pelat melengkung yang diperkuat mengikuti tepi dari pemotongan. Pelat
harus dirancang untuk memungkinkan pengembangan kekuatan penuh dari badan yang
solid dan mempertahankan resistensi ketika mengalami deformasi yang sesuai dengan
simpangan tingkat desain. Ini dianggap tercapai jika kondisi berikut ini terpenuhi

(1) Desain untuk Tarik

Pelat melengkung harus memiliki kekuatan untuk menahan gaya tarik aksial hasil dari
gaya tarik pelat badan tanpa adanya gaya-gaya lain.

Ry Fy tw R 2
Pu (DFBK) (F5-5a)
4e

atau

R y Fy tw R 2 /1,5
Pa (DKI) (F5-5b)
4e
yang sesuai,

keterangan
105 dari 149
R = jari-jari pemotongan, in. (mm)
e
= R 1- 2 / 2 , in. (mm)

EPH dan EPV harus dirancang untuk menahan gaya aksial tarik yang bekerja pada
ujung tulangan yang melengkung.

(2) Desain untuk Gaya pada Sambungan Balok-ke-Kolom

Pelat yang melengkung harus mempunyai kekuatan untuk menahan efek kombinasi
gaya aksial dan momen di bidang badan akibat deformasi sambungan tanpa adanya
gaya-gaya lain. Gaya-gaya ini adalah:

15EI y
Pu (DFBK) (F5-7a)
4e 2 H

atau

15EI y
Pa (DKI) (F5-7b)

1,5 4e 2 H

yang sesuai.

Momen adalah:

Pu R
Mu (DFBK) (F5-8a)
2

atau

Pa R
Ma (DKI) (F5-8b)
2

yang sesuai,

keterangan

E = modulus elastisitas, ksi (MPa)


Iy = momen inersia pelat, in.4 (mm4)
H = tinggi tingkat, in. (mm)
= simpangan tingkat desain, in. (mm)

106 dari 149


Bab G
Sistem Portal Momen Komposit

Bab ini menjelaskan dasar desain dan persyaratan untuk analisis, sistem, komponen struktur
dan sambungan untuk komposit biasa, menengah, khusus dan portal momen Tertahan
Sebagian.

Bab ini disusun sebagai berikut:

G1. Portal Momen Biasa Komposit


G2. Portal Momen Menengah Komposit
G3. Portal Momen Khusus Komposit
G4. Portal Momen Tertahan Sebagian Komposit

Catatan: Persyaratan bab ini juga diperlukan oleh Spesifikasi (AISC 360-10) dan peraturan bangunan
gedung yang berlaku.

G1. Portal Momen Biasa Komposit (PMB-K)

1. Ruang Lingkup

Portal Momen Biasa Komposit (PMB-K) harus dirancang sesuai dengan pasal ini. Pasal ini
berlaku untuk portal momen dengan sambungan Tertahan Penuh (TP) yang terdiri dari
kolom komposit atau beton bertulang dan baja struktural, komposit terbungkus beton, atau
balok komposit.

2. Dasar Desain

PMB-K yang dirancang sesuai dengan ketentuan ini diharapkan memiliki kapasitas
deformasi inelastik minimal pada komponen struktur dan sambungan PMB-K.

Catatan: Portal Momen Biasa Komposit, sebanding dengan Portal Momen Biasa Beton Bertulang,
yang hanya diperkenankan dalam kategori desain gempa B atau sesuai ASCE 7. Ini berlawanan
dengan Portal Momen Biasa baja, diijinkan pada Kategori Desain Gempa yang lebih tinggi.
Persyaratan desain tersebut sepadan dengan pemberian daktilitas minimal di komponen struktur dan
sambungan.

2. Analisis

Persyaratan analisis tambahan tidak ada.

3. Persyaratan Sistem

Persyaratan sistem tambahan tidak ada.

4. Komponen Struktur

Persyaratan tambahan tidak ada untuk komponen struktur baja atau komponen struktur
komposit di luar yang terdapat dalam Spesifikasi. Kolom beton bertulang harus memenuhi
persyaratan ACI 318, tidak termasuk Bab 21.

107 dari 149


5. Sambungan

Sambungan harus Tertahan Penuh (TP). Sambungan harus dirancang mengikuti kombinasi
pembebanan yang sesuai seperti dijelaskan dalam Pasal B2 dan B3. Kekuatan desain
sambungan balok-ke-kolom harus ditentukan sesuai dengan Spesifikasi (SNI 1729.1) dan
Pasal D2.7.

G2. Portal Momen Menengah Komposit (PMM-K)

1. Ruang Lingkup

Portal Momen Menengah Komposit (PMM-K) harus dirancang sesuai dengan pasal ini. Pasal
ini berlaku untuk portal momen dengan sambungan Tertahan Penuh (TP) yang terdiri dari
kolom komposit atau kolom beton bertulang dan baja struktural, komposit terbungkus beton
atau balok komposit.

2. Dasar Desain

PMM-K yang dirancang sesuai dengan ketentuan ini diharapkan memiliki kapasitas
deformasi inelastik terbatas melalui pelelehan lentur balok dan kolom PMM-K, dan pelelehan
geser zona panel kolom. Desain sambungan balok ke kolom, mencakup zona panel, pelat
penerus dan diafragma harus berdasarkan pengujian sambungan yang memberi kinerja
sesuai Pasal G2.6b, dan dibuktikan memenuhi Pasal G2.6c.

Catatan: Portal Momen Menengah Komposit (PMM-K), sebanding dengan Portal Momen Menengah
Beton Bertulang (PMM-BB), yang hanya diijinkan pada Kategori Desain Gempa C atau tercantum
dalam SEI/ASCE 7. Ini berbeda dengan Portal Momen Menengah Baja (PMM-B), diijinkan pada
Kategori Desain Gempa yang lebih Tinggi. Persyaratan desain yang sepadan dengan memberikan
daktalitas terbatas dalam komponen struktur dan sambungan.

3. Analisis

Persyaratan analisis tambahan tidak ada.

4. Persyaratan Sistem

4a. Breising Stabilitas Balok

Balok harus diberi Breising lateral agar memenuhi persyaratan komponen struktur daktail
menengah pada Pasal D1.2a.

Sebagai tambahan, kecuali ditunjukkan melalui pengujian, penunjang balok harus


ditempatkan dekat dengan gaya terpusat, perubahan penampang balok, dan lokasi lainnya
dimana analisis menunjukkan bahwa sendi plastis akan terjadi selama deformasi inelastik
dari PMM-K tersebut.

Kekuatan perlu Breising stabilitas yang ada berdekatan dengan sendi plastis harus seperti
yang disyaratkan Pasal D1.2c.

5. Komponen Struktur

5a. Persyaratan Dasar

108 dari 149


Komponen struktur baja dan komposit harus memenuhi persyaratan Pasal D1.1, untuk
Komponen Struktur Daktail Menengah.
5b. Sayap Balok

Perubahan mendadak di daerah sayap balok tidak diijinkan di daerah sendi plastis.
Pengeboran lubang pada sayap atau pemangkasan lebar sayap balok tidak diijinkan, kecuali
dilakukan pengujian atau kualifikasi yang membuktikan bahwa konfigurasi yang dihasilkan
menjamin terjadinya sendi plastis yang stabil.

5c. Zona Terlindung

Daerah di setiap ujung balok yang mengalami peregangan inelastis harus dinyatakan
sebagai zona terlindung, dan harus memenuhi persyaratan Pasal D1.3.

Catatan: Zona sendi plastis pada ujung balok PMM-K harus diperlakukan sebagai zona terlindung.
Pada umumnya, zona terlindung tersebut akan diperpanjang dari muka kolom komposit sebesar
setengah tinggi balok di luar titik sendi plastis yang ada.

6. Sambungan

Sambungan harus Tertahan Penuh (TP) dan harus memenuhi persyaratan Pasal D2 dan
Pasal ini.

Catatan: Semua subpasal dari Pasal D2 relevan untuk PMM-K.

6a. Las-las Kritis Perlu

Las kritis perlu tidak dibutuhkan.

6b. Sambungan Balok-ke-Kolom

Sambungan balok-ke-kolom komposit yang digunakan pada SPGG harus memenuhi


persyaratan yang berikut:

(1) Sambungan harus mampu mengakomodasi sudut simpangan tingkat paling sedikit
sebesar 0,02 rad.

(2) Ketahanan lentur yang diukur dari sambungan, ditentukan pada muka kolom, harus
sebesar paling sedikit 0,80 M p pada balok yang disambung pada suatu sudut
simpangan tingkat sebesar 0,02 rad, dimana M p didefinisikan sebagai kekuatan lentur
nominal baja, balok berselubung beton atau balok komposit dan harus memenuhi
persyaratan Spesifikasi Bab I (SNI 1729.1).

6c. Pembuktian Kesesuaian

Sambungan balok-ke-kolom yang digunakan pada SPGG harus memenuhi persyaratan


Pasal G2.6b dengan melakukan pengujian sambungan atau perhitungan yang didukung oleh
model mekanistik dan kriteria desain keadaan batas komponen konsisten dengan ketentuan
ini.

6d. Kekuatan Geser Perlu

Kekuatan geser perlu sambungan harus berdasarkan kombinasi beban pada peraturan
bangunan gedung yang berlaku yang mencakup beban gempa teramplifikasi. Pada
109 dari 149
penentuan beban gempa teramplifikasi, efek gaya horisontal mencakup kekuatan-lebih, Emh ,
harus diambil sebesar

E mh 21,1M p,exp /Lh (G2-1)

dimana M p,exp adalah kekuatan lentur yang diharapkan dari baja, balok terbungkus beton
atau balok komposit. Untuk balok terbungkus beton atau balok komposit, M p,exp harus
dihitung menggunakan distribusi tegangan plastis atau metode kompakbilitas regangan.
Faktor R y yang sesuai harus digunakan untuk elemen-elemen yang berbeda dari profil
melintang yang menetapkan keseimbangan gaya dan penghitungan kekuatan lentur. Lh
harus sama dengan jarak antara lokasi sendi plastis balok, in. (mm).

Catatan: Untuk balok baja, M p,exp pada Persamaaan G2-1 boleh diambil sebesar R y M p dari balok.

6e. Pelat Penerus dan Diafragma

Pelat diafragma penyambung diijinkan untuk kolom komposit berisi beton, baik untuk kolom
eksternal atau kolom internal.

Bila pelat diafragma digunakan, ketebalan pelat harus paling sedikit setebal sayap balok.

Pelat diafragma harus di las sekeliling keseluruhan perimeter kolom dengan menggunakan
las penetrasi joint lengkap atau las sudut di dua sisi. Kekuatan perlu joint-joint ini tidak boleh
lebih kecil dari kekuatan tersedia dari daerah kontak pelat dengan sisi-sisi kolom.

Diafragma internal harus memiliki bukaan sirkular yang cukup untuk mencorkan beton.

6f. Sambungan Kolom

Selain persyaratan Pasal D2.5, sambungan kolom harus memenuhi persyaratan Pasal ini.
Apabila las tumpul digunakan untuk membuat sambungan, las-las ini harus las tumpul
penetrasi penuh. Apabila sambungan kolom tidak dilakukan dengan las tumpul, maka
sambungan harus mempunyai kekuatan lentur perlu yang paling sedikit sama dengan
kekuatan lentur nominal, M pcc , dari kolom komposit terkecil. Kekuatan geser perlu
sambungan badan kolom harus paling sedikit sama dengan M pcc /H , dimana M pcc

adalah jumlah kekuatan lentur nominal dari kolom komposit yang di atas dan di bawah
sambungan. Untuk kolom komposit, kekuatan lentur nominal harus memenuhi persyaratan
Spesifikasi Bab I (SNI 1729.1) dengan memperhitungkan kekuatan aksial perlu, Prc .

G3. Portal Momen Khusus Komposit (PMK-K)

1. Ruang Lingkup

Portal Momen Khusus Komposit (PMK-K) harus dirancang sesuai dengan pasal ini. Pasal ini
berlaku untuk portal momen dengan sambungan tertahan penuh yang terdiri dari kolom
komposit atau kolom beton bertulang dan baja struktural atau komposit berselubung beton,
atau balok komposit.

2. Dasar Desain

110 dari 149


PMK-K yang dirancang sesuai dengan ketentuan ini diharapkan dapat memberi kapasitas
deformasi inelastik signifikan melalui pelelehan lentur balok PMK-K dan pelelehan terbatas
zona panel kolom. Kecuali dimana selain diijinkan pada pasal ini, kolom harus dirancang
secara umum lebih kuat dari leleh penuh dan pengerasan regangan balok atau balok induk.
Kolom-kolom yang mengalami leleh lentur pada dasar harus diijinkan. Desain sambungan
balok ke kolom, mencakup zona panel, pelat penerus dan diafragma harus berdasarkan
pengujian sambungan yang memberi kinerja yang disyaratkan Pasal G3.6b, dan
membuktikan kesesuaian ini seperti disyaratkan Pasal G3.6c.

3. Analisis

Persyaratan analisis tambahan tidak ada.

4. Persyaratan Sistem

4a. Rasio Momen

Sambungan balok-ke-kolom harus memenuhi rasio momen berikut:

M *
pcc
1,0 (G3-1)
M *
p,exp

keterangan

M *
pcc = jumlah momen-momen pada kolom di atas dan di bawah join
padaperpotongan sumbu balok dan kolom. M *
pcc yang ditentukan
dengan menjumlahkan proyeksi dari kekuatan lentur nominal, M pcc ,
dari kolom (mencakup voute apabila digunakan) di atas dan di bawah
join pada sumbu balok dengan mengurangi gaya aksial pada kolom.
Untuk kolom komposit, kekuatan lentur nominal, M pcc harus
memenuhi persyaratan Spesifikasi Bab I (SNI 1729.1) dengan
memperhitungkan kekuatan aksial perlu, Prc . Untuk kolom beton
bertulang, kekuatan lentur nominal, M pcc , harus dihitung berdasarkan
ketentuan ACI 318 dengan memperhitungkan kekuatan aksial perlu,
Prc . Apabila sumbu balok yang berhadapan pada joint yang sama
tidak segaris, digunakan sumbu tengah-tengah antara kedua sumbu
balok.

M *
p,exp = jumlah dari momen-momen pada balok baja atau balok
komposit terbungkus beton pada perpotongan sumbu balok dan
sumbu kolom.
M p,* exp ditentukan dengan menjumlahkan kekuatan
lentur balok yang diharapkan pada lokasi sendi plastis ke sumbu
kolom. Hal ini diijinkan untuk menggunakan

M p,exp
*

1,1Mp,exp Muv , dimana M p,exp dihitung seperti yang
disyaratkan pada Pasal G2.6d.

Muv = momen akibat amplifikasi geser dari lokasi sendi plastis ke sumbu
kolom.
111 dari 149
Pengecualian: Pengecualian dari Pasal E3.4 harus diterapkan kecuali bahwa batas gaya
pada Pasal E3.4a harus diambil sebesar Prc 0,1Pc .

4b. Breising Stabilitas Balok

Balok harus terbreis agar memenuhi persyaratan untuk komponen struktur daktail tinggi
Pasal D1.2b.

Sebagai tambahan, kecuali ditunjukkan oleh pengujian, breis balok harus diletakkan dekat
dengan gaya terpusat, pada perubahan penampang, dan lokasi-lokasi lainnya dimana
analisis menunjukkan bahwa sendi plastis akan terbentuk saat terjadi deformasi inelastik dari
PMK-K tersebut.

Kekuatan perlu Breising stabilitas yang tersedia berdekatan dengan sendi plastis harus
seperti yang disyaratkan Pasal D1.2c.

4c. Breising Stabilitas pada Sambungan Balok-ke-Kolom

Kolom komposit dengan sambungan tanpa breis harus memenuhi persyaratan Pasal
E3.4c(2).

5. Komponen Struktur

5a. Persyaratan Dasar

Komponen struktur baja dan komposit harus memenuhi persyaratan Pasal D1.1 untuk
komponen struktur tinggi.

Pengecualian: Balok terbungkus beton bertulang harus memenuhi persyaratan Pasal D1.1
untuk komponen struktur sedang jika selimut beton bertulang paling sedikit sebesar 2 in. (50
mm) dan pengekang diberikan oleh tulangan sengkang tertutup pada daerah dimana sendi
plastis diharapkan terjadi akibat deformasi gempa. Tulangan sengkang tertutup harus
memenuhi persyaratan ACI 318 Pasal 21.5.3.

Balok komposit terbungkus beton yang merupakan bagian PMK-K harus juga memenuhi
persyaratan yang berikut. Jarak dari serat tekan beton ke sumbu netral plastis maksimum
tidak boleh melampaui:

Ycon d
YPNA (G3-2)
1 700Fy
1
E
keterangan

Fy = tegangan leleh minimum yang disyaratkan balok baja, ksi (MPa)


E = modulus elastis balok baja, ksi (MPa)
Ycon = jarak dari bagian paling atas balok baja ke bagian paling atas beton, in. (mm)
d = tinggi balok keseluruhan, in. (mm)

5b. Sayap Balok

112 dari 149


Perubahan mendadak pada daerah sayap balok tidak diijinkan dalam daerah sendi plastis.
Pengeboran lubang pada sayap atau pengurangan lebar sayap balok tidak diijinkan kecuali
dengan melakukan pengujian atau kualifikasi yang membuktikan bahwa konfigurasi yang
dihasilkan dapat mengembangkan sendi plastis stabil dengan mengakomodasi sudut
simpangan tingkat yang disyaratkan.

5c. Zona Terlindung

Daerah pada setiap ujung balok yang menahan regangan inelastik harus ditetapkan sebagai
suatu zona terlindung, dan harus memenuhi persyaratan Pasal D1.3.

Catatan: Zona sendi plastis pada ujung balok PMK-K harus diperlakukan sebagai zona terlindung.
Secara umum, zona terlindung harus diperpanjang dari muka kolom komposit ke setengah tinggi
balok disekitar titik sendi plastis.

6. Sambungan

Sambungan harus Tertahan penuh (TP) dan harus memenuhi persyaratan Pasal D2 dan
pasal ini.

Catatan: Semua subpasal Pasal D2 berlaku untuk PMK-K.

6a. Las-las Kritis Perlu

Las-las berikut merupakan las-las kritis yang diperlukan, dan harus memenuhi persyaratan
Pasal A3.4b:

(1) Las tumpul pada sambungan kolom

Pengecualian: Bila dapat diperlihatkan bahwa persendian kolom terjadi di, atau dekat
dengan, pelat dasar dihalangi oleh kondisi pengekangan, dan dalam kondisi tidak
adanya tarik neto akibat kombinasi beban yang mencakup beban gempa teramplifikasi,
las kritis perlu tidak dibutuhkan.

(2) Las pada sambungan kolom-ke-pelat dasar

(3) Las tumpul penetrasi joint lengkap dari sayap balok ke kolom-kolom, pelat-pelat
diafragma yang bekerja sebagai suatu kontinuitas dari sayap balok, pelat geser di
dalam ketinggian balok induk yang merupakan penyalur dari balok induk ke sebuah
profil baja terbungkus beton, dan badan balok ke kolom.

6b. Sambungan Balok-ke-Kolom

Sambungan balok-ke-kolom komposit yang digunakan dalam SPGG harus memenuhi


persyaratan berikut:

(1) Sambungan harus mampu menyesuaikan suatu sudut simpangan tingkat paling sedikit
0,04 rad.

(2) Ketahanan lentur yang diukur pada sambungan, ditentukan pada muka kolom, harus
paling sedikit sama dengan 0,80 M p dari balok yang disambung pada sudut
simpangan tingkat sebesar 0,04 rad, dimana M p dihitung sesuai Pasal G2.6b.

6c. Pembuktian Kesesuaian


113 dari 149
Sambungan balok-ke-kolom komposit yang digunakan dalam SPGG harus memenuhi
persyaratan Pasal G3.6b dengan yang berikut:

(a) Bila balok terganggu pada sambungan, sambungan harus memenuhi syarat dengan
menggunakan hasil uji yang diperoleh sesuai dengan Pasal K2. Hasil-hasil uji
sambungan paling sedikit dua siklus harus tersedia, dan harus berdasarkan satu dari
yang berikut:

(i) Pengujian dilaporkan dalam literatur penelitian atau pengujian yang


didokumentasikan dilakukan untuk proyek-proyek lain yang mewakili kondisi
proyek, dalam batas yang ditentukan pada K2.

(ii) Pengujian yang dilakukan secara khusus untuk proyek tersebut dan yang
mewakili ukuran komponen struktur proyek, kekuatan bahan, konfigurasi
sambungan, dan proses sambungan yang sesuai, dalam batas yang ditentukan
oleh K2.

(b) Bila balok tidak memiliki sambungan atau menerus melalui kolom beton komposit atau
kolom beton bertulang, sambungan las pada sayap balok tidak digunakan, dan
sambungan tidak dinyatakan rentan terhadap retak prematur, persyaratan kinerja Pasal
G3.6b harus dibuktikan sesuai dengan (a), atau lainnya yang memperkuat data.

Sambungan yang mengakomodasi sudut simpangan tingkat diperlukan dalam elemen


sambungan dan memberikan ketahanan lentur yang diukur dan kekuatan geser yang
disyaratkan pada Pasal G3.6d diijinkan. Selain untuk memenuhi persyaratan yang disebut di
atas, desain harus menunjukkan bahwa setiap simpangan tambahan akibat deformasi
sambungan dapat diakomodasikan oleh struktur. Desain meliputi analisis pengaruh stabilitas
portal secara keseluruhan, termasuk efek orde kedua.

6d. Kekuatan Geser Perlu

Kekuatan geser perlu sambungan harus berdasarkan kombinasi beban dalam peraturan
bangunan gedung yang berlaku yang mencakup beban gempa teramplifikasi. Dalam
penentuan beban gempa teramplifikasi, efek gaya horisontal yang mencakup kekuatan-lebih,
Emh harus diambil sebesar:

E mh 21,1M p,exp /Lh (G3-3)

dimana M p,exp adalah kekuatan lentur baja, balok terbungkus beton atau balok komposit
yang diharapkan. Untuk balok terbungkus beton atau balok komposit, M p,exp harus dihitung
sesuai dengan Pasal G2.6d, dan Lh harus sama dengan jarak antara lokasi sendi plastis
balok, in. (mm).

6e. Pelat Diafragma Penyambung

Pelat penerus atau diafragma digunakan untuk sambungan momen kolom berisi beton harus
memenuhi persyaratan Pasal G2.6e.

6f. Sambungan Kolom

Sambungan kolom komposit harus memenuhi persyaratan Pasal G2.6f.

114 dari 149


G4. Portal Momen Tertahan Sebagian Komposit (PMTS-K)

1. Ruang Lingkup

Portal momen tertahan sebagian komposit (PMTS-K) harus dirancang sesuai dengan pasal
ini. Pasal ini berlaku untuk portal momen yang terdiri dari kolom baja struktural dan balok
komposit yang disambungkan dengan sambungan momen Tertahan Sebagian (TS) yang
memenuhi persyaratan Spesifikasi Pasal B3.6b(b) (SNI 1729.1).

2. Dasar Desain

PMTS-K yang dirancang sesuai dengan ketentuan-ketentuan ini diharapkan dapat memberi
kapasitas deformasi inelastik signifikan melalui pelelehan pada komponen daktail dari
sambungan momen balok-ke-kolom komposit tertahan sebagian. Pelelehan yang terbatas
diijinkan pada lokasi-lokasi lainnya, seperti pelelehan lentur kolom pada dasar harus
diijinkan. Desain sambungan balok ke kolom harus berdasarkan pada pengujian sambungan
yang memberi kinerja yang diperlukan Pasal G4.6c, dan membuktikan kesesuaian ini seperti
yang diperlukan Pasal G4.6d.

3. Analisis

Sambungan fleksibel dan aksi balok komposit harus dihitung untuk menentukan karakteristik
dinamis, kekuatan dan simpangan pada PMTS-K.

Untuk tujuan analisis, kekakuan balok harus ditentukan dengan suatu momen inersia efektif
penampang komposit.

4. Persyaratan Sistem

Persyaratan sistem tambahan tidak ada.

5. Komponen Struktur

5a. Kolom

Kolom baja harus memenuhi persyaratan Pasal D1.1 untuk komponen struktur daktail tinggi.

5b. Balok

Balok komposit boleh tak-terbungkus beton, komposit penuh dan harus memenuhi
persyaratan Pasal D1.1 untuk komponen struktur daktail tinggi. Pelat pejal harus tersedia
untuk jarak 12 in. (300 mm) dari muka kolom dalam arah penyalur momen.

6. Sambungan

Sambungan harus Tertahan Sebagian (TS) dan harus memenuhi persyaratan Pasal D2 dan
pasal ini.

Catatan: Semua subpasal Pasal D2 adalah relevan untuk PMTS-K.

6a. Las Kritis Perlu

115 dari 149


Las-las yang berikut adalah las kritis perlu, dan harus memenuhi persyaratan Pasal A3.4b:

(1) Las tumpul pada sambungan kolom


Pengecualian: Bila dapat diperlihatkan bahwa persendian kolom terjadi di, atau dekat
dengan, pelat dasar dihalangi oleh kondisi pengekangan, dan dalam kondisi tidak
adanya tarik neto akibat kombinasi beban yang mencakup beban gempa teramplifikasi,
las kritis perlu tidak dibutuhkan.

(2) Las-las pada sambungan pelat dasar ke kolom.

6b. Kekuatan Perlu

Kekuatan perlu dari sambungan momen ditahan sebagian balok-ke-kolom harus ditentukan
dengan memperhitungkan efek fleksibilitas sambungan dan momen orde ke dua. Dalam
tambahan, sambungan komposit harus memiliki kekuatan nominal yang paling sedikit sama
dengan 50 % dari M p , dimana M p adalah kekuatan lentur plastis nominal dari balok baja
struktural yang disambung dengan mengabaikan aksi komposit.

6c. Sambungan Balok-ke-Kolom

Sambungan balok-ke-kolom komposit yang digunakan pada SPGG harus memenuhi


persyaratan yang berikut:

(1) Sambungan harus mampu mengakomodasi sudut simpangan tingkat paling sedikit
sebesar 0,02 rad.

(2) Ketahanan lentur yang diukur dari sambungan ditentukan di muka kolom akan
meningkat secara monoton dengan nilai minimal 0,5 M p dari balok sambungan
tersebut pada sudut simpangan tingkat sebesar 0,02 rad, dimana M p adalah
didefinisikan sebagai kekuatan lentur nominal balok komposit dan harus memenuhi
persyaratan Spesifikasi Bab I (SNI 1729.1).

6d. Pembuktian Kesesuaian

Sambungan balok-ke-kolom komposit yang digunakan pada SPGG harus memenuhi


persyaratan Pasal G4.6c dengan ketentuan kualifikasi hasil uji siklus sesuai dengan Pasal
K2. Hasil pengujian sambungan paling sedikit dua siklus harus tersedia, dan harus
berdasarkan satu dari yang berikut:

(a) Pengujian yang dilaporkan dalam literatur penelitian atau pengujian yang
didokumentasi dilakukan untuk proyek lainnya yang mewakili kondisi proyek, di dalam
batas yang disyaratkan Pasal K2.

(b) Pengujian yang dilakukan secara khusus untuk proyek dan yang mewakili ukuran
komponen struktur proyek, kekuatan bahan, konfigurasi sambungan, dan proses
sambungan yang sesuai, di dalam batas yang disyaratkan oleh Pasal K2.

6e. Kekuatan Sambungan

Kekuatan sambungan nominal, M n,PR , harus diambil sebesar kekuatan lentur 0,02 rad
selama ekskursi pertama dimana rotasi adalah dilampaui.

116 dari 149


6f. Sambungan Kolom

Sambungan kolom komposit harus memenuhi persyaratan Pasal G2.6f.

117 dari 149


Bab H
Sistem Portal Terbreis Komposit dan Sistem Dinding Geser

Bab ini memberikan dasar desain dan persyaratan untuk analisis, sistem, komponen struktur
dan sambungan untuk komposit biasa, terbreis konsentris khusus, dan terbreis eksentris,
maupun komposit biasa dan dinding geser khusus, dan dinding geser pelat komposit.

Bab ini disusun sebagai berikut:

H1. Portal Terbreis Biasa Komposit


H2. Portal Terbreis Konsentris Khusus Komposit
H3. Portal Terbreis Eksentris Komposit
H4. Dinding Geser Biasa Komposit
H5. Dinding Geser Khusus Komposit
H6. Dinding Geser Pelat Komposit

Catatan: Persyaratan bab ini merupakan tambahan yang disyaratkan Spesifikasi (SNI 1729.1) dan
peraturan bangunan gedung yang berlaku.

H1. Portal Terbreis Biasa Komposit (PTB-K)

1. Ruang Lingkup

Portal terbreis biasa komposit (PTB-K) harus dirancang sesuai dengan pasal ini. Kolom-
kolom harus baja struktural, komposit terbungkus beton, komposit terisi beton atau
komponen struktur beton bertulang. Balok harus baja struktural atau balok komposit. Breis
harus baja struktural atau komponen struktur komposit terisi beton. Bab ini berlaku untuk
portal terbreis yang terdiri dari komponen struktur yang disambung secara konsentris dimana
setidaknya satu dari elemen (kolom, balok atau breis) adalah suatu komponen struktur
komposit.

2. Dasar Desain

Pasal ini berlaku untuk portal terbreis yang terdiri dari komponen struktur yang disambung
secara konsentris. Eksentrisitas yang kurang dari kedalaman balok diijinkan jika mereka
diperhitungkan dalam desain komponen struktur dalam penentuan momen eksentris.

PTB-K yang dirancang sesuai dengan ketentuan ini diharapkan memberikan deformasi
inelastik terbatas pada komponen struktur dan sambungan-sambungannya. PTB-K harus
memenuhi persyaratan Pasal F1, kecuali seperti yang dimodifikasi dalam pasal ini.

Catatan: Portal terbreis biasa komposit, sebanding dengan portal terbreis baja lainnya yang dirancang
per Spesifikasi (SNI 1729.1) yang menggunakan R 3 , yang hanya diijinkan dalam Desain Gempa
kategori C atau sesuai SEI/ASCE 7. Ini berbeda dengan rangka baja terbreis biasa, yang diijinkan
dalam kategori desain gempa tertinggi. Persyaratan desain yang sepadan dengan memberikan
daktalitas minimal dalam komponen-komponen struktur dan sambungan-sambungan.

3. Analisis

Persyaratan analisis tambahan tidak ada.

4. Persyaratan Sistem

118 dari 149


Persyaratan sistem tambahan tidak ada.

5. Komponen Struktur

5a. Persyaratan Dasar

Persyaratan tambahan tidak ada.

5b. Kolom

Persyaratan tambahan untuk baja struktural dan kolom komposit tidak ada. Kolom beton
bertulang harus memenuhi persyaratan ACI 318, tidak termasuk Bab 21.

5c. Breis

Persyaratan tambahan untuk baja struktural dan breis komposit terisi beton tidak ada.

6. Sambungan

Sambungan harus memenuhi persyaratan Pasal D2.7.

H2. Portal Terbreis Konsentris Khusus Komposit (PBKK-K)

1. Ruang Lingkup

Portal terbreis konsentris khusus komposit (PTKK-K) harus dirancang sesuai dengan pasal
ini. Kolom harus terbungkus beton atau komposit terisi beton. Balok harus baja struktural
atau balok komposit. Breis harus baja struktural atau komponen komposit terisi beton. Pasal
ini berlaku untuk portal terbreis yang terdiri dari komponen struktur yang disambung secara
konsentris.

2. Dasar Desain

Pasal ini berlaku untuk portal terbreis yang terdiri dari komponen struktur yang disambung
secara konsentris. Eksentrisitas yang kurang dari kedalaman balok diijinkan jika komponen
struktur yang dihasilkan dan gaya sambungan diperhitungkan dalam desain dan tidak
mengubah sumber yang diharapkan dari kapasitas deformasi inelastis.

PTKK-K yang dirancang sesuai dengan ketentuan ini diharapkan dapat memberikan
kapasitas deformasi inelastik signifikan terutama melalui breis tekuk dan leleh pada breis
dalam tarik.

3. Analisis

Persyaratan analisis untuk PTKK-K harus memenuhi persyaratan analisis Pasal F2.3.

4. Persyaratan Sistem

Persyaratan sistem untuk PBKK-K harus memenuhi persyaratan sistem Pasal F2.4.

5. Komponen Struktur

5a. Persyaratan Dasar

119 dari 149


Kolom komposit dan baja atau bresing komposit harus memenuhi persyaratan Pasal D1.1
untuk komponen struktur daktail tinggi. Balok baja atau komposit harus memenuhi
persyaratan Pasal D1.1 untuk komponen struktur daktail sedang.

Catatan: Dalam rangka memenuhi persyaratan kekompakan Pasal F2.5a rasio lebar terhadap
ketebalan aktual persegi dan persegi panjang breis komposit terisi beton dapat dikalikan dengan
suatu faktor,
0,264 0,0082K/r , untuk K/r antara 35 dan 90, K/r menjadi rasio
kelangsingan efektif breis.

5b. Breis Diagonal

Breis baja struktural dan breis komposit terisi beton harus memenuhi persyaratan PTKK-K
Pasal F2.5b. Jari-jari girasi pada Pasal F2.5b harus diambil sebagai yang dari penampang
baja saja.

6. Sambungan

Perancangan sambungan pada PBKK-K harus berdasarkan Pasal D2 dan ketentuan-


ketentuan pasal ini.

6a. Las Kritis Perlu

Las-las yang berikut adalah las-las kritis yang diperlukan, dan harus memenuhi persyaratan
Pasal A3.4b:

(1) Las tumpul pada sambungan kolom

Pengecualian: Bila dapat diperlihatkan bahwa persendian kolom terjadi di, atau dekat
dengan, pelat dasar dihalangi oleh kondisi pengekangan, dan dalam kondisi tidak
adanya tarik neto akibat kombinasi beban yang mencakup beban gempa teramplifikasi,
las kritis perlu tidak dibutuhkan.

(2) Las pada sambungan kolom-ke-dasar pelat

(3) Las pada sambungan balok-ke-kolom sesuai dengan Pasal H2.6b(b)

6b. Sambungan Balok-ke-Kolom

Bila breis atau pelat buhul menyambungkan ke kedua komponen struktur pada sambungan
balok-ke-kolom, sambungan harus sesuai dengan satu dari yang berikut:

(a) Sambungan harus suatu sambungan yang sederhana yang memenuhi persyaratan
Spesifikasi Pasal B3.6a dimana rotasi yang disyaratkan diambil sebesar 0,025 radian;
atau

(b) Sambungan balok-ke-kolom harus memenuhi persyaratan untuk sambungan momen


tertahan penuh (TP) seperti yang disyaratkan Pasal D2 dan G2.6d, G2.6e, G2.6f dan
G3.6a.

6c. Kekuatan Perlu Sambungan Breis

Kekuatan perlu sambungan breis harus memenuhi persyaratan Pasal F2.6c.

6d. Sambungan Kolom

120 dari 149


Sambungan kolom pada PBKK-K harus dirancang sesuai persyaratan Pasal G2.6f.

H3. Portal Terbreis Eksentris Komposit (PBE-K)

1. Ruang Lingkup

PBE-K harus dirancang sesuai dengan pasal ini. Kolom harus komposit terbungkus beton
atau komposit terisi beton. Balok harus baja struktural atau balok komposit. Elemen
perangkai harus baja struktural. Breis harus komponen baja struktural atau komponen
komposit terisi beton. Pasal ini berlaku untuk portal terbreis dimana ujung yang satu dari
setiap breis memotong balok pada suatu eksentrisitas dari perpotongan sumbu balok dan
suatu breis yang berdekatan atau kolom.

2. Dasar Desain

PTE-K harus memenuhi persyaratan pasal F3.2, kecuali sesuai modifikasi dalam pasal ini.

Pasal ini berlaku pada portal terbreis untuk ujung yang satu dari setiap breis yang memotong
balok pada suatu eksentrisitas perpotongan sumbu balok dan sebuah breis berdekatan atau
kolom, membentuk suatu elemen perangkai yang menahan geser dan lentur. Eksentrisitas
yang kurang dari kedalaman balok diijinkan pada sambungan breis sepanjang dari elemen
perangkai jika komponen struktur yang dihasilkan dan gaya sambungan diperhitungkan
dalam desain dan tidak mengubah sumber yang diharapkan dari kapasitas deformasi
inelastik.

PTE-K yang dirancang sesuai dengan ketentuan-ketentuan ini diharapkan memberikan


kapasitas deformasi inelastik signifikan terutama melalui leleh geser elemen perangkai.

Kekuatan tersedia komponen struktur harus memenuhi persyaratan Spesifikasi (AISC 360-
10), kecuali seperti dimodifikasi dalam pasal ini.

3. Analisis

Analisis PTE-K harus memenuhi analisis persyaratan dari Pasal F3.3.

4. Persyaratan Sistem

Persyaratan sistem untuk PTE-K harus memenuhi persyaratan sistem Pasal F3.4.

5. Komponen Struktur

Persyaratan komponen struktur dari PTE-K harus memenuhi persyaratan komponen struktur
Pasal F3.5.

6. Sambungan

Persyaratan sambungan PTE-K harus memenuhi persyaratan sambungan Pasal F3.6


kecuali seperti dicatat di bawah.

6a. Sambungan Balok-ke-Kolom

Apabila suatu breis atau pelat buhul terhubung ke kedua komponen struktur pada
sambungan balok-ke-kolom, sambungan harus sesuai dengan salah satu dari berikut:

121 dari 149


(a) Sambungan harus sambungan sederhana yang memenuhi persyaratan pada
Spesifikasi Pasal B3.6a (SNI 1729.1) dimana rotasi diambil sebesar 0,025 radian; atau

(b) Sambungan balok-ke-kolom harus memenuhi persyaratan untuk sambungan momen


biasa tertahan penuh (TP) seperti disyratkan pada Pasal D2 dan G2.6d, G2.6e dan
G2.6f.

H4. Dinding Geser Biasa Komposit (DGB-K)

1. Ruang Lingkup

Dinding geser biasa komposit (DGB-K) harus dirancang sesuai dengan pasal ini. Pasal ini
berlaku apabila dinding beton bertulang adalah komposit dengan elemen baja struktural,
yang mencakup baja struktural atau profil komposit bekerja sebagai komponen struktur
pembatas untuk dinding dan balok baja struktural atau balok kopel komposit yang
menghubungkan dua atau lebih dinding beton bertulang yang bersebelahan.

2. Dasar Desain

DGB-K dirancang sesuai dengan ketentuan-ketentuan ini, diharapkan memberikan kapasitas


deformasi inelastik terbatas melalui pelelehan pada dinding beton bertulang dan elemen baja
atau elemen komposit. Elemen dinding beton bertulang harus dirancang memberikan
deformasi inelastik pada simpangan tingkat desain konsisten dengan ACI 318 tidak termasuk
Bab 21. Baja struktural dan balok kopel komposit harus dirancang memberi deformasi
inelastik pada simpangan tingkat desain melalui pelelehan dalam lentur. Elemen baja
struktural dan elemen pembatas komposit harus dirancang memberi deformasi inelastik
pada simpangan tingkat desain melalui pelelehan akibat gaya aksial.

Dinding beton bertulang harus memenuhi persyaratan ACI 318 tidak termasuk Bab 21,
kecuali seperti dimodifikasi dalam pasal ini.

3. Analisis

Analisis harus memenuhi persyaratan Bab C seperti dimodifikasi dalam pasal ini.

(1) Nilai kekakuan efektif tanpa retak untuk analisis elastis harus ditetapkan sesuai dengan
ACI 318 Bab 10 untuk dinding dan balok kopel komposit.

(2) Apabila fungsi profil terbungkus beton sebagai komponen struktur pembatas, analisis
tersebut harus berdasarkan suatu penampang beton yang dapat berubah dengan
menggunakan sifat bahan elastis.

(3) Fleksibilitas dari sambungan antara balok kopel dan dinding dan efek deformasi geser
balok kopel dan dinding harus diperhitungkan dalam analisis.

4. Persyaratan Sistem

Pada dinding berangkai, balok kopel diijinkan untuk leleh disepanjang tinggi struktur.
Sambungan dinding balok kopel harus menyalurkan kekuatan lentur dan geser yang
diharapkan dari balok kopel.

Pada dinding penghubung, hal ini diijinkan untuk mendistribusi gaya balok kopel vertikal ke
lantai yang berdekatan. Geser pada masing-masing balok kopel tidak boleh direduksi lebih
dari 20 % dari nilai yang ditentukan secara elastis. Jumlah ketahanan geser balok kopel

122 dari 149


sepanjang tinggi bangunan gedung harus lebih besar dari atau sama dengan jumlah nilai
yang ditentukan secara elastis.

5. Komponen Struktur

5a. Komponen Struktur Pembatas

Komponen struktur pembatas harus memenuhi persyaratan berikut:

(1) Kekuatan aksial perlu dari komponen struktur pembatas harus ditentukan dengan
asumsi bahwa gaya geser yang disalurkan melalui dinding beton bertulang, dan
keseluruhan gravitasi serta gaya guling disalurkan melalui komponen struktur
pembatas bersama-sama dengan dinding geser.

(2) Apabila komponen struktur pembatas dari baja struktural terbungkus beton memenuhi
syarat sebagai suatu kolom komposit seperti didefinisikan Spesifikasi Bab I (AISC 360-
10), itu harus dirancang sebagai kolom komposit untuk memenuhi persyaratan Bab I
Spesifikasi (SNI 1729.1).

(3) Paku geser atau angkur tulangan lasan harus memberi penyaluran kekuatan geser
perlu antara komponen struktur pembatas baja struktural dan dinding beton bertulang.
Paku geser, jika digunakan, harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Bab I (SNI
1729.1). Angkur tulangan dilas, jika digunakan, harus memenuhi persyaratan Structural
welding code-reinforcing steel (AWS D1.4/D1.4M)

5b. Balok Kopel

(1) Balok Kopel Baja Struktural

Balok kopel baja struktural yang digunakan antara dinding beton bertulang yang
bersebelahan harus memenuhi persyaratan dari Spesifikasi (SNI 1729.1) dan pasal ini.
Persyaratan berikut berlaku untuk lebar sayap balok kopel baja.

(i) Balok kopel baja harus memenuhi persyaratan Pasal D1.1 untuk komponen struktur
daktail sedang.

(ii) Kekuatan geser yang diharapkan, Vn , untuk balok kopel baja harus dihitung dari
Persamaan H4-1.

2R y M p
Vn R yVp (H4-1)
g
dimana

Atw = luas badan balok baja, in.2 (mm2)


M p Fy Z , kip-in. (N-mm)
Vn = kekuatan geser balok kopel baja ekspektasi, kips (N)
Vp 0,6 Fy Atw , kips (N)
g = bentang bersih balok kopel, in. (mm)

123 dari 149


(iii) Panjang yang tertanam, Le , harus dihitung dari Persamaan H4-2 dan H4-2M. Panjang
yang tertanam harus dihitung mulai sisi dalam lapis pertama tulangan pengekang
komponen struktur pembatas dinding.

0,66
b 0,58 - 0,22 1
Vn 1,54 f w '
1bf Le (H4-2)
0,88 g/ 2Le
c
bf

0,66
b 0,58 - 0,22 1
Vn 0,004 fc' w 1bf Le (S.I) (H4-2M)
bf 0,88 g/ 2Le

Keterangan

Le = panjang yang tertanam, in. (mm)


bw = ketebalan dinding, in. (mm)
bf = lebar sayap balok, in. (mm)
'
fc = kekuatan tekan beton yang disyaratkan, ksi (MPa)
1 = faktor sehubungan dengan tinggi dari blok tegangan tekan persegi panjang
ekivalen terhadap kedalaman sumbu netral, seperti didefinisikan ACI 318.

(iv) Tulangan dinding vertikal dengan kekuatan aksial nominal sama dengan kekuatan
geser balok kopel yang diharapkan harus berada disepanjang panjang balok yang
tertanam dengan dua-pertiga dari baja terletak di paruh pertama dari panjang yang
tertanam. Tulangan dinding ini akan diperpanjang dengan jarak paling sedikit satu
panjang penyaluran tarik di atas dan di bawah sayap balok kopel. Hal ini diijinkan
dengan menggunakan tulangan vertikal ditempatkan untuk tujuan lain, seperti untuk
komponen struktur pembatas vertikal, sebagai bagian dari tulangan vertikal yang
diperlukan.

(2) Balok Kopel Komposit

Penampang komposit terbungkus beton yang berperilaku seperti balok kopel harus
memenuhi persyaratan Pasal H4.5b(1) seperti yang dimodifikasi dalam pasal ini:

(i) Balok kopel harus mempunyai panjang yang tertanam ke dinding beton bertulang secara
cukup untuk mengembangkan kekuatan geser ekspektasi, Vn,comp , dihitung dari
Persamaan H4-3.

2M p,exp
Vn,comp Vcomp (H4-3)
g

dimana

M p,exp = kekuatan lentur ekspektasi balok kopel komposit. Untuk balok terbungkus
beton atau komposit, M p,exp harus dihitung dengan menggunakan distribusi tegangan
plastis atau metode kompaktibilitas regangan. Faktor R y yang sesuai harus digunakan
untuk penampang elemen yang berbeda dengan mempertahankan keseimbangan gaya
penampang dan memperhitungkan kekuatan lentur.

124 dari 149


Vcomp = kekuatan geser ekspektasi batas dari balok kopel komposit terbungkus beton
dihitung dengan Persamaan H4-4 dan H4-4M, kips (N)

Af d
Vcomp RyVp 2 fc' bwc dc s yt c (H4-4)
s

Af d
Vcomp RyVp 0,166 fc' bwc d c s yt c (S.I.) (H4-
s
4M)

dimana

As = luas tulangan tranversal, in.2 (mm2)


Fyt = tegangan leleh tulangan transversal, ksi (MPa)
bwc = lebar selongsong beton, in. (mm)
dc = tinggi efektif selongsong beton
s = spasi tulangan tranversal, in. (mm)

(ii) Panjang yang tertanam, yang disyaratkan harus dihitung dari Persamaan H4-2 dan H4-
2M dengan menggunakan Vn,comp dari pada Vn .

6. Sambungan

Untuk sambungan, ada persyaratan tambahan di luar Pasal H4.5.

H5. Dinding Geser Khusus Komposit

1. Ruang Lingkup

Dinding geser khusus komposit (DGK-K) harus dirancang sesuai dengan pasal ini. Pasal ini
berlaku bila dinding beton bertulang adalah komposit dengan elemen baja struktural,
termasuk profil baja struktural atau penampang komposit yang bekerja sebagai komponen
struktur pembatas untuk dinding dan balok baja struktural atau balok kopel komposit yang
menyambungkan dua atau lebih dinding beton bertulang yang bersebelahan.

2. Dasar Desain

DGK-K yang dirancang sesuai dengan ketentuan-ketentuan ini diharapkan dapat memberi
kapasitas deformasi inelastik signifikan melalui leleh pada dinding beton bertulang dan
elemen baja atau komposit. Elemen dinding beton bertulang harus dirancang memberikan
deformasi inelastik pada simpangan tingkat desain konsisten dengan ACI 318 tidak termasuk
Bab 21. Balok kopel baja struktural dan komposit harus dirancang memberikan deformasi
inelastik pada simpangan tingkat desain melalui leleh dalam lentur. Sambungan balok kopel
dan desain dinding harus dirancang dengan memperhitungkan kekuatan yang diharapkan
termasuk pengerasan regangan dalam balok kopel. Baja struktural dan elemen pembatas
komposit harus dirancang memberikan deformasi inelastik pada simpangan tingkat desain
melalui leleh akibat gaya aksial.

125 dari 149


Sistem DGK-K harus memenuhi persyaratan Pasal H4 dan persyaratan dinding geser dari
ACI 318 termasuk Bab 21, kecuali seperti dimodifikasi dalam pasal ini.

3. Analisis

Persyaratan analisis dari Pasal H4.3 harus dipenuhi dengan pengecualian yang berikut:

(1) Nilai kekakuan retak efektif untuk analisis elastis harus ditentukan sesuai dengan ACI
318 Bab 10 tata cara untuk dinding dan balok kopel komposit.

(2) Efek distorsi geser pada balok kopel baja harus diperhitungkan.

4. Persyaratan Sistem

Persyaratan sistem pada Pasal H4.4 harus dipenuhi dengan pengecualian yang berikut:

(1) Pada sepasang dinding, balok kopel akan leleh di sepanjang tinggi struktur diikuti
dengan leleh pada dasar pilar dinding.

(2) Pada sepasang dinding, kekuatan desain aksial dinding dengan kondisi seimbang, Pb ,
akan sama atau melampaui total kekuatan aksial tekan yang diperlukan pada pilar
dinding, dihitung sebagai jumlah dari kekuatan yang dibutuhkan yang disebabkan
dinding dari komponen beban gravitas pada kombinasi beban lateral ditambah jumlah
dari kekuatan geser balok yang diharapkan meningkat dengan faktor 1,1 untuk

mencerminkan efek pengerasan regangan 1,1R yVn pada semua balok kopel yang
merangka ke dinding.

5. Komponen Struktur

5a. Elemen Daktail

Balok kopel adalah zona terlindung, dan harus memenuhi persyaratan Pasal D1.3.
Pengelasan pada balok kopel baja diijinkan untuk pengikatan pengaku, seperti yang
disyaratkan Pasal F3.5b(4).

5b. Komponen Struktur Pembatas

Kolom baja struktural yang tidak terbungkus beton harus memenuhi persyaratan Pasal D1.1
untuk komponen struktur daktail tinggi dan Pasal H4.5a(1).

Selain persyaratan Pasal H4.3(2) dan H4.5a(2), persyaratan dalam pasal ini berlaku untuk
dinding dengan komponen struktur pembatas baja struktural terbungkus beton. Komponen
struktur pembatas baja struktural terbungkus beton yang memenuhi syarat sebagai kolom
komposit dalam Spesifikasi Bab I (SNI 1729.1) harus memenuhi persyaratan komponen
struktur daktail tinggi Pasal D1.4b(2). Dinyatakan, komponen struktur tersebut harus
dirancang seperti komponen struktur tekan komposit yang memenuhi persyaratan ACI 318
Pasal 10.13 termasuk persyaratan gempa khusus untuk komponen struktur pembatas dalam
ACI 318 Pasal 21.9.6. Tulangan transversal untuk pengekang pada komponen struktur
pembatas komposit harus diperpanjang sejarak 2h masuk ke dinding, dimana h adalah
tinggi keseluruhan komponen struktur pembatas dalam bidang dinding.

Paku geser atau angkur batang tulangan yang memperkuat las harus disediakan seperti
disyaratkan Pasal H4.5a(3).

126 dari 149


5c. Balok Kopel Baja

Selain persyaratan Pasal H4.5b, balok kopel baja struktural harus memenuhi persyaratan
Pasal F3.5b. Apabila disyaratkan dalam Pasal F3.5b(4), rotasi balok kopel harus
diasumsikan sebagai rotasi elemen perangkai sebesar 0,08 rad kecuali nilai terkecil yang
dibenarkan oleh analisis rasional dari deformasi inelastik ekspektasi akibat simpangan
tingkat desain. Pelat penumpu muka harus disediakan pada kedua sisi balok kopel di muka
dinding beton bertulang. Pengaku ini harus memenuhi persyaratan pendetailan Pasal
F3.5b(4)

Balok kopel baja harus memenuhi persyaratan Pasal D1.1 untuk komponen struktur daktail
tinggi.

Kekuatan geser ekspektasi, yang panjang tertanamnya dihitung dengan Persamaan H4-1
harus ditingkatkan dengan faktor 1,1 untuk mencerminkan pengaruh pengerasan regangan
1,1RyVn .
Tulangan dinding vertikal seperti yang disyaratkan Pasal H4.5b(1)(iv) harus dikekang
dengan tulangan tranversal yang memenuhi persyaratan komponen struktur pembatas dari
ACI 318 Pasal 21.9.6.

Komponen struktur baja yang tertanam harus dilengkapi dengan dua daerah tulangan
penyalur vertikal yang diikatkan pada sayap bagian atas dan bawah dari komponen struktur
tertanam. Daerah pertama harus terletak bertepatan dengan lokasi batang tulangan yang
menulangi dinding longitudinal yang paling dekat dengan muka dinding. Yang kedua harus
berada pada jarak yang kurang dari d/2 dari penghentian panjang yang tertanam. Semua
batang tulangan penyalur harus sepenuhnya diperpanjang di mana batang tulangan tersebut
mencakup kopel sayap balok. Hal ini diijinkan dengan penggunaan lurus, dikaitkan atau
pengangkuran mekanis untuk menyediakan penyaluran. Hal ini diijinkan dengan
menggunakan pengganda yang di las ke sayap untuk melekatkan batang tulangan penyalur
beban vertikal. Luas tulangan penyalur beban vertikal yang diperlukan dihitung dengan
Persamaan H5-1:

Atb 0,03fc' Lebf /fy (H5-1)

keterangan

Atb = luas tulangan penyalur beban perlu pada setiap daerah pertama dan daerah kedua
yang melekat pada setiap sayap bagian atas dan sayap bagian bawah, in.2 (mm2)
Fytf = tegangan leleh tulangan penyalur, ksi (MPa)
Le = panjang yang tertanam, in. (mm)
bf = lebar sayap balok, in. (mm)
'
f c = kekuatan tekan beton, ksi (MPa)

Luas tulangan penyalur beban vertikal tidak boleh melampaui yang dihitung dengan
Persamaan H5-2:

A tb 0,08Le bw - As (H5-2)

keterangan
127 dari 149
A tb = luas total tulangan penyalur beban yang disediakan pada daerah pertama dan
daerah kedua yang melekat pada sayap bagian atas atau sayap bagian bawah

As = luas tulangan dinding longitudinal yang tersedia di sepanjang panjang yang


tertanam, Le , in.2 (mm2)

bw = lebar dinding, in. (mm)

5d. Balok Kopel Komposit

Penampang komposit terbungkus beton yang berfungsi sebagai balok kopel harus
memenuhi persyaratan Pasal H5.5c kecuali persyaratan Pasal F3.5b(4) tidak perlu dipenuhi,
dan Persamaan H5-3 harus digunakan sebagai pengganti Persamaan H4-4. Untuk semua
balok kopel komposit terbungkus beton, pembatasan kekuatan geser yang diharapkan, Vcomp
, adalah

Af d
Vcomp 1,1RyVp 1,56 2 fc' bwc d c s yr c (H5-3)
s

Af d
Vcomp 1,1RyVp 1,56 0,166 fc' bwc d c s yr c (H5-3M)
s

6. Sambungan

6a. Las Kritis Perlu

Las-las yang berikut adalah las kritis yang diperlukan, dan harus memenuhi persyaratan
Pasal A3.4b:

(1) Las tumpul pada sambungan kolom

Pengecualian: Bila dapat diperlihatkan bahwa persendian kolom terjadi di, atau dekat
dengan, pelat dasar dihalangi oleh kondisi pengekangan, dan dalam kondisi tidak
adanya tarik neto akibat kombinasi beban yang mencakup beban gempa teramplifikasi,
las kritis perlu tidak dibutuhkan.

(2) Las pada sambungan kolom-ke-pelat dasar

6b. Sambungan Kolom

Sambungan kolom pada DGK-K harus dirancang sesuai dengan persyaratan Pasal G2.6f.

H6. Dinding Geser Pelat Komposit

1. Ruang Lingkup

Dinding geser pelat komposit (DGPK) harus dirangcang sesuai dengan pasal ini. Dinding
geser pelat komposit terdiri dari pelat baja dengan selongsong beton bertulang pada satu
atau ke dua sisi pelat, atau pelat baja pada ke dua sisi berisi beton bertulang, dan baja
struktural atau komponen struktur pembatas komposit.
128 dari 149
2. Dasar Desain

DGP-K dirancang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diharapkan dapat memberikan


kapasitas deformasi inelastik yang signifikan melalui pelelehan di badan pelat. Elemen
Pembatas Horizontal (EPH) dan Elemen Pembatas Vertikal (EPV) yang bersebelahan
dengan badan komposit harus dirancang dengan sisa elastis perlu akibat gaya maksimum
yang dapat dihasilkan oleh badan baja yang leleh secara penuh sepanjang badan beton
bertulang sesudah badan baja memiliki leleh penuh, kecuali bahwa sendi plastis terjadi pada
ujung EPH adalah diijinkan.

3. Analisis

3a. Badan

Badan baja harus dirancang untuk menahan beban gempa E yang ditentukan dari analisis
yang ditetapkan oleh peraturan bangunan gedung yang berlaku. Analisis harus
memperhitungkan bukaan pada badan.

3b. Komponen Struktur dan Sambungan Lainnya

Kolom, balok dan sambungan pada DGP-K harus dirancang untuk menahan gaya gempa
ditentukan dari sebuah analisis yang mencakup kekuatan geser badan baja ekspektasi,
sebesar 0,6 R y Fy Asp , dan setiap bagian beton bertulang dari dinding yang aktif pada
simpangan tingkat desain. Elemen Pembatas Vertikal (EPV) diijinkan leleh pada dasar.

4. Persyaratan Sistem

4a. Ketebalan Pelat Baja

Pelat baja dengan ketebalan kurang dari 3/8 in. (9,5 mm) tidak diijinkan digunakan.

4b. Kekakuan Elemen Pembatas Vertikal

EPV harus memenuhi persyaratan pasal F5.4a.

4c. Rasio Momen Sambungan EPH-ke-EPV

Rasio momen balok-kolom harus memenuhi persyaratan Pasal F5.4b.

4d. Breising

Breising harus memenuhi persyaratan Pasal F5.4c.

4e. Bukaan pada Badan

Komponen struktur pembatas harus diberi bukaan disekeliling badan dinding geser seperti
disyaratkan oleh analisis.

5. Komponen Struktur

5a. Persyaratan Dasar

129 dari 149


Elemen pembatas horizontal dan elemen pembatas vertikal dari baja dan komposit harus
memenuhi persyaratan Pasal D1.1 untuk komponen struktur daktail tinggi.
5b. Badan

Kekuatan geser desain, Vn , atau kekuatan geser ijin, Vn / , untuk kondisi batas leleh geser
dengan pelat komposit sesuai dengan Pasal H6.5c harus diambil sebagai berikut:

Vn 0,6 AspFy (H6-1)

0,90 (DFBK) 1,67 (DKI)

keterangan

Asp = luas horisontal pelat baja diperkaku, in.2 (mm2)


Fy = tegangan leleh pelat minimum yang disyaratkan, ksi (MPa)
Vn = kekuatan geser nominal pelat baja, kips (N)

Kekuatan geser ijin DGP-K dengan suatu pelat yang tidak memenuhi persyaratan kekakuan
Pasal H6.5c harus berdasarkan kekuatan pelat seperti yang dijelaskan Pasal F5.5 dan
memenuhi persyaratan Spesifikasi Pasal G2 dan G3 (SNI 1729.1).

5c. Elemen Pengaku Beton

Pelat baja harus secara cukup diperkaku dengan membungkus pelat dengan beton atau
dilekatkan ke panel beton bertulang. Kesesuaian dengan persyaratan ini harus dibuktikan
dengan analisis tekuk pelat elastis yang memperlihatkan bahwa dinding komposit dapat
menahan gaya geser nominal sama dengan Vns .

Tebal beton minimum harus sebesar 4 in. (100 mm) pada setiap sisi bila beton diberi pada
kedua sisi pelat baja dan sebesar 8 in. (200 mm) bila beton diberi pada satu sisi pelat baja.
Angkur paku geser baja atau sambungan mekanikal lainnya harus tersedia untuk mencegah
tekuk setempat dan pemisahan pelat dan beton bertulang. Penulangan horisontal dan
vertikal harus diberikan pada selubung beton yang memenuhi atau melampaui persyaratan
ACI 318 Pasal 14.3. Rasio penulangan dalam kedua arah tidak boleh kecil dari 0,0025. Jarak
maksimum antara batang tulangan tidak boleh melampaui 18 in. (450 mm).

5d. Komponen Strukur Pembatas

Komponen struktur baja struktural dan komponen struktur pembatas komposit harus
dirancang untuk menahan kekuatan geser pelat baja yang diharapkan dan setiap bagian
dinding yang aktif dari beton bertulang pada simpangan tingkat desain. Komponen struktur
komposit dan komponen struktur pembatas beton bertulang, juga harus memenuhi
persyaratan Pasal H5.5b. Komponen struktur pembatas baja, juga harus memenuhi
persyaratan Pasal F5.

6. Sambungan

6a. Las Kritis Perlu

Las-las yang berikut adalah las kritis yang diperlukan, dan harus memenuhi persyaratan
Pasal A3.4b:

130 dari 149


(1) Las tumpul pada sambungan kolom

Pengecualian: Bila dapat diperlihatkan bahwa persendian kolom terjadi di, atau dekat
dengan, pelat dasar dihalangi oleh kondisi pengekangan, dan dalam kondisi tidak
adanya tarik neto akibat kombinasi beban yang mencakup beban gempa teramplifikasi,
las kritis perlu tidak dibutuhkan.

(2) Las pada sambungan pelat dasar-ke-kolom

(3) Las pada sambungan EPH-ke-EPV

6b. Sambungan EPH-ke-EPV

Sambungan EPH-ke-EPV harus memenuhi persyaratan Pasal F5.6b.

6c. Sambungan Pelat Baja-ke-Elemen Pembatas

Pelat baja harus di las secara menerus atau di baut pada semua tepi ke baja struktural yang
merangka dan/atau komponen struktur pembatas baja, atau komponen baja pada komponen
struktur pembatas komposit. Las dan/atau baut kekuatan tinggi, selip-kritis yang diperlukan
untuk menyalurkan kekuatan geser nominal dari pelat harus disediakan.

6d. Sambungan Pelat Baja-ke-Panel Beton Bertulang

Angkur baja antara pelat baja dan panel beton bertulang harus dirancang untuk mencegah
tekuk keseluruhannya. Angkur baja harus dirancang agar memenuhi kondisi yang berikut:

(1) Tarik pada Konektor

Angkur baja harus dirancang untuk menahan gaya tarik yang dihasilkan tekuk
setempat inelastis pada pelat baja.

(2) Geser dalam Konektor

Angkur baja secara kolektif harus dirancang untuk menyalurkan kekuatan geser
ekspektasi pelat baja atau kekuatan geser ekspektasi panel beton bertulang, pilih yang
terkecil.

6e. Sambungan Kolom

Sambungan kolom pada DGP-K harus dirancang sesuai persyaratan Pasal G2.6f.

131 dari 149


Bab I
Pabrifikasi dan Ereksi

Bab ini ditujukan untuk persyaratan pabrikasi dan ereksi. Semua persyaratan dari Spesifikasi
Bab M (SNI 1729.1) harus diterapkan, kecuali secara spesifik dimodifikasi oleh ketentuan-
ketentuan ini.

Bab ini disusun sebagai berikut:

11. Gambar Kerja dan Gambar Ereksi


12. Pabrifikasi dan Ereksi

I1. Gambar Kerja dan Gambar Ereksi

1. Gambar Kerja untuk Konstruksi Baja

Gambar kerja harus menunjukkan pekerjaan yang dilakukan, dan mencakup bagian-bagian
yang diperlukan oleh Spesifikasi (SNI 1729.1), AISC Code of standard practice for steel
buildings and bridges, peraturan bangunan gedung yang berlaku, persyaratan Pasal A4.1
dan A4.2, dan yang berikut, yang sesuai:

(1) Lokasi baut pratarik

(2) Lokasi Kelas A, atau lebih baik, permukaan pelekatan

(3) Pelat buhul dibuat berskala bila pelat tersebut dirancang untuk mengakomodasi rotasi
inelastik

(4) Dimensi lubang akses las, profil permukaan dan persyaratan penyelesaian

(5) Lokasi dimana las pendukung diperlukan dihilangkan

(6) Lokasi dimana las sudut diperlukan, juga pendukung diijinkan untuk tetap ada

(7) Lokasi dimana las yang diperlukan untuk memperkuat las tumpul, atau dimana las
sudut digunakan untuk memperbaiki geometri sambungan

(8) Lokasi dimana las titik yang diperlukan dihilangkan

(9) Pengujian Non Destruktif (PND) dimana dilakukan oleh pabrikator

2. Gambar Ereksi untuk Konstruksi Baja

Gambar ereksi harus menunjukkan pekerjaan yang dilakukan, dan mencakup bagian-bagian
yang diperlukan oleh Spesifikasi (SNI 1729.1), AISC Code of standard practice for steel
buildings and bridges, peraturan bangunan gedung yang berlaku, persyaratan-persyaratan
dari Pasal A4.1 dan A4.2, dan yang berikut, yang sesuai :

(1) Lokasi baut pra-tarik

(2) Lokasi dimana las pendukung dihilangkan

132 dari 149


(3) Lokasi dimana las sudut diperlukan bila las pendukung diijinkan tetap ada
(4) Lokasi dimana las sudut diperlukan untuk memperkuat las tumpul, atau dimana las
sudut digunakan untuk memperbaiki geometri sambungan

(5) Lokasi dimana las titik dihilangkan

(6) Joint atau kelompok joint dimana pemesanan rakitan khusus, urutan pengelasan,
teknik pengelasan atau tindakan pencegahan khusus lainnya diperlukan.

3. Gambar Kerja dan Gambar Ereksi untuk Konstruksi Komposit

Gambar kerja dan gambar ereksi untuk komponen baja dari baja komposit-konstruksi beton
harus memenuhi persyaratan Pasal 11.1 dan 11.2. Gambar kerja dan gambar ereksi, juga
harus memenuhi persyaratan Pasal A4.3.

I2. Pabrifikasi dan Ereksi

1. Zona Terlindung

Apabila suatu zona terlindung sesuai dengan ketentuan-ketentuan atau ANSI/AISC 358, hal
ini harus memenuhi berikut ini:

(1) Dalam zona terlindung, lubang-lubang, las takik, alat bantu ereksi, air-arc gouging dan
pemotongan thermal tidak disyaratkan dari pabrikasi atau pelaksanaan ereksi, harus
diperbaiki seperti yang dibutuhkan oleh insinyur yang tercatat.

(2) Paku geser lasan dan pengikatan pendukung yang menembus sayap balok tidak boleh
ditempatkan pada sayap balok di zona terlindung. Las spot arc seperti yang diperlukan
untuk mengamankan pendukung harus diijinkan.

(3) Di las, di baut, di skrup atau pengikatan shot-in untuk sudut tepi perimeter, fasad
eksterior, partisi, duck work, perpipaan atau konstruksi lainnya tidak boleh berada pada
zona terlindung.

Pengecualian: Pengikatan lainnya diijinkan bila ditunjuk atau disetujui dengan catatan
insinyur yang bersangkutan. Lihat pasal D1.3.

Catatan: AWS D1.8/.D1.8M Pasal 6.15 berisi persyaratan untuk las yang dihilangkan dan perbaikan
dengan gouge dan takik pada zona terlindung.

2. Sambungan Baut

Sambungan yang menggunakan baut harus memenuhi persyaratan Pasal D2.2.

3. Sambungan Las

Pengelasan dan sambungan las harus sesuai dengan Structural Welding Code Steel
(AWS D1.1/D1.1M), selanjutnya disebut seperti AWS D1.1/D1.1M, dan AWS D1.8/D1.8M.

Spesifikasi Prosedur Pengelasan (SPP) harus disetujui oleh ahli yang bersertifikat.

Las titik harus sesuai dengan AWS D1.8/D1.8M Pasal 6.10, kecuali pada ujung luar pelat
penerus ke las kolom, las titik dan las logam tidak perlu dihilangkan lebih dekat dari in. (6
mm) dari ujung pelat penerus tersebut.
133 dari 149
Subpasal AWS D1.8/D18 yang berkaitan dengan pabrikasi akan berlaku untuk pabrik
pembuat pabrikasi pengelasan dan untuk pengelasan di lapangan ditempat ereksi dilakukan.

Catatan: AWS D1.8/D1.8 secara khusus memberi persyaratan tambahan untuk pengelasan pada
sistem penahan gaya gempa, dan telah dikoordinasikan sedapat mungkin dengan ketentuan-
ketentuan ini. Persyaratan AWS D1.8/D1.8M sehubungan dengan pabrikasi dan ereksi diatur sebagai
berikut, termasuk normatif (wajib) lampiran:

1. Persyaratan umum
2. Acuan normatif
3. Definisi
4. Detail sambungan las
5. Kualifikasi orang yang melakukan pengelasan
6. Pabrifikasi
Lampiran A. WPS Heat Input Envelope Testing of Filler Metals for Demand Critical Welds
Lampiran B. Intermix CVN Testing of filler metal combinations (where one of the filler metals is
FCAW-S)
Lampiran C. Supplemental Welder Qualification for Resricted Accses Welding
Lampiran D. Supplemental Testing for Extended Exposure Limits for FCAW Filler Metals

AWS D1.8/D1.8 mensyaratkan semua bahan las titik harus dihilangkan, hanya tertinggal
logam dasar dan logam las pada tepi joint. Ini adalah untuk menghilangkan setiap
diskontinuitas las pada ujung-ujung las, serta memfasilitasi pengujian partikel magnetik pada
daerah ini. Pada pelat penerus, ketentuan-ketentuan ini memungkinkan jumlah bahan las
titik dibatasi untuk tetap karena regangan berkurang pada pelat penerus, dan setiap
diskontinuitas las yang tersisa di ujung daerah ini, pengelasan kemungkinan akan signifikan
kecil. Juga, las titik yang dihilangkan di lokasi pelat penerus tidak perlu melakukan uji partikel
magnetik (MT/magnetic particle testing).

AWS D1.8/D1.8M ayat 6 dengan judul Pabrikasi, tapi maksud dari AWS adalah bahwa
semua ketentuan-ketentuan dari AWS D1.8/D1.8M berlaku untuk kegiatan pabrikasi dan
ereksi seperti yang dijelaskan dalam Spesifikasi dan dalam ketentuan-ketentuan ini.

4. Pelat Penerus dan Pengaku

Sudut dari pelat penerus dan pengaku yang ditempatkan pada badan dari profil gilas harus
didetail sesuai dengan AWS D1.8 Pasal 4.1.

134 dari 149


Bab J
Pengontrolan Kualitas dan Jaminan Mutu

Bab ini ditujukan untuk persyaratan pengendalian kualitas dan jaminan mutu. Semua
persyaratan dari Spesifikasi bab N (SNI 1729.1) harus diterapkan, kecuali secara khusus
dimodifikasi oleh ketentuan-ketentuan ini.

Bab ini disusun sebagai berikut:

J1. Ruang Lingkup


J2. Pabrikator dan Dokumen Erektor
J3. Dokumen Agen Penjamin Mutu
J4. Pemeriksaan dan Personal Pengujian Non-Destruktif
J5. Pemeriksaan Tugas
J6. Pemeriksaan Pengelasan dan Pengujian Non-Destruktif
J7. Pemeriksaan Pembautan Kekuatan Tinggi
J8. Pemeriksaan Struktur Baja Lainnya
J9. Pemeriksaan Struktur Komposit
J10. Pemeriksaan Pondasi Tiang

J1. Ruang Lingkup

Pengontrolan kualitas (PK) seperti ditetapkan dalam bab ini harus diberikan oleh pabrikator,
atau kontaktor yang bertanggungjawab lainnya, sesuai yang berlaku. Jaminan mutu (JM)
seperti yang ditetapkan dalam bab ini harus diberikan oleh lain-lainnya bila ditetapkan oleh
pihak yang berwenang (PYB), peraturan bangunan gedung yang berlaku (PBGB), pembeli,
pemilik atau Insinyur yang Bersertifikat (IB). Pengujian Non-Destruktif (PND) harus dilakukan
oleh badan atau perusahaan yang bertanggungjawab untuk jaminan mutu, kecuali seperti
diijinkan sesuai dengan Spesifikasi Pasal N7 (SNI 1729.1).

Catatan: Rencana jaminan kualitas pada pasal ini dianggap telah memadai dan efektif untuk
sebagian besar sistem penahan gaya gempa dan harus digunakan tanpa modifikasi. Rencana
jaminan kualitas dimaksudkan untuk menjamin bahwa sistem penahan gaya gempa yang secara
signifikan bebas dari cacat yang akan sangat mengurangi daktalitas dari sistem. Mungkin ada kasus-
kasus (untuk contoh, komponen struktur penyalur non-redundan utama, atau dimana pekerjaan
dilakukan di lokasi yang sulit di akses) dimana pengujian tambahan mungkin dianjurkan. Tambahan,
dimana pabrikator atau erektor program pengendali kualitas telah menunjukkan kemampuan untuk
melakukan beberapa tugas rencana ini telah ditetapkan untuk jaminan kualitas, modifikasi rencana
harus diperhitungkan.

J2. Dokumen Pabrikator dan Erektor

1. Dokumen yang Diserahkan untuk Konstruksi Baja

Selain persyaratan dari Spsifikasi Pasal N3.1 (SNI 1729.1), dokumen yang berikut harus
diserahkan untuk ditinjau oleh Insinyur yang Bersertifikat (IB) atau ditunjuk IB, sebelum
pabrikasi atau ereksi yang terkena dampak dari pekerjaan, yang sesuai:

(1) Spesifikasi prosedur pengelasan

(2) Salinan sertifikat tipikal produsen tentang kesesuaian untuk semua elektroda flux dan
gas pelindung yang digunakan

135 dari 149


(3) Untuk las kritis perlu, sertifikasi produsen yang berlaku bahwa logam pengisi
memenuhi persyaratan tambahan ketangguhan takik, sesuai yang berlaku. Seharusnya
produsen logam pengisi tidak menyediakan sertifikasi tambahan, pabrikator atau
erektor, sebagaimana berlaku, harus dilakukan pengujian yang diperlukan dan
memberikan laporan uji yang berlaku

(4) Lembaran data produk pabrik atau katalog data untuk SMAW, FCAW dan GMAW
logam pengisi komposit (diinti) untuk digunakan

(5) Prosedur pemasangan baut

(6) Pemesanan perakitan spesifik, urutan pengelasan, teknik pengelasan atau tindakan
pencegahan khusus lainnya untuk joint atau group joint di mana item tersebut
diperlakukan untuk diserahkan kepada insinyur yang bersertifikat

2. Dokumen yang Tersedia Diperiksa untuk Konstruksi Baja

Dokumen tambahan seperti yang ditetapkan oleh Insinyur yang Bersertifikat (IB) pada
dokumen kontrak harus tersedia untuk ditinjau oleh IB atau yang ditunjuk IB sebelum di
pabrikasi atau ereksi, sebagaimana berlaku.

Pabrikator dan erektor harus menyimpan dokumen mereka untuk minimal satu tahun setelah
selesai konstruksi besar.

3. Dokumen yang Diserahkan untuk Konstruksi Komposit

Dokumen yang berikut harus diserahkan oleh kontraktor yang bertanggungjawab untuk
ditinjau oleh IB atau yang ditunjuk IB, sebelum produksi beton atau pengecoran, yang
sesuai:

(1) Perancangan campuran beton dan laporan uji untuk perancangan campuran

(2) Gambar kerja penulangan baja

(3) Urutan pengecoran beton, teknik dan pembatasan

4. Dokumen yang Tersedia Diperiksa untuk Konstruksi Komposit

Dokumen yang berikut harus tersedia dari kontraktor yang bertanggungjawab untuk ditinjau
oleh IB atau yang ditunjuk IB sebelum pabrikasi atau ereksi, sebagaimana berlaku, kecuali
ditetapkan untuk diserahkan:

(1) Laporan uji bahan untuk baja penulangan

(2) Prosedur pemeriksaan

(3) Prosedur ketidak sesuaian

(4) Prosedur pengontrolan bahan

(5) Catatan Kualifikasi Kinerja Tukang Las (CKKTL) seperti ditetapkan oleh AWS
D1.4/D1.4M

(6) Kualifikasi pemeriksa Jaminan Mutu (JM)

136 dari 149


Kontraktor yang bertanggungjawab harus menyimpan dokumen mereka selama paling
sedikit satu tahun setelah selesai konstruksi besar.

J3. Dokumen Badan Jaminan Mutu

Penanggung jawab jaminan mutu harus menyerahkan dokumen-dokumen yang berikut


kepada pihak yang berwenang, Insinyur yang Bersertifikat (IB), dan pemilik atau pemilik
yang ditunjuk:

(1) Tata cara tertulis badan Jaminan Mutu (JM) untuk memantau dan mengontrol
operasional badan tersebut. Tata cara tertulis harus mencakup:

(i) Prosedur badan pemilihan dan administrasi personel pemeriksa, penjelasan


pelatihan, persyaratan pengalaman dan pemeriksaan untuk kualifikasi dan
sertifikasi personel pemeriksaan

(ii) Prosedur pemeriksaan badan penjamin mutu, mencakup pemeriksaan umum,


kontrol bahan, dan pemeriksaan pengelasan visual

(2) Kualifikasi management dan personel JM yang ditunjuk untuk proyek

(3) Catatan kualifikasi untuk pemeriksa dan teknisi Pengujian Non-Destruktif (PND) yang
ditunjuk untuk proyek

(4) Prosedur PND dan catatan kalibrasi peralatan untuk PND yang dilakukan dan
peralatan yang digunakan untuk proyek

(5) Untuk konstruksi komposit, prosedur pengujian beton dan peralatan

(6) Laporan pemeriksaan harian atau mingguan

(7) Laporan ketidaksesuaian

J4. Pemeriksaan dan Personal Pengujian Non-Destruktif

Selain persyaratan dari Spesifikasi Pasal N4.1 dan N4.2 (SNI 1729.1), pemeriksaan
pengelasan visual dan Pengujian Non Destruktif (PND) harus dilakukan oleh personel yang
memenuhi syarat sesuai dengan AWS D1.8/D1.8M Pasal 7.2. Selain persyaratan Spesifikasi
pasal N4.3 (SNI 1729.1), teknisi UT harus memenuhi syarat sesuai dengan AWS
D1.8/D1.8M pasal 7.2.4.

Catatan: Rekomendasi dari International Code Council Model Program for Special Inspection harus
mempertimbangkan persyaratan minimum untuk menetapkan kualifikasi pemeriksa pembautan.

J5. Tugas Pemeriksaan

Tugas pemeriksaan dan dokumentasi untuk Pengendalian Mutu (PM) dan Jaminan Mutu
(JM) untuk Sistem Penahan Gaya Gempa (SPGG) harus seperti yang diberikan pada Tabel
Pasal J6, J7, J8, J9 dan J10. Tempat masuk yang berikut digunakan dalam tabel-tabel:

1. Pengamat (P)

Pemeriksa harus mengamati fungsi-fungsi ini secara acak setiap hari. Operasi pengelasan
tidak perlu memperlambat pengamatan yang belum terputuskan.

137 dari 149


2. Pelaksana (P)

Pemeriksaan ini harus dilakukan sebelum penerimaan final dari item tersebut.

3. Dokumen (D)

Pemeriksa harus mempersiapkan laporan-laporan penandaan bahwa pekerja telah


melakukan sesuai dengan dokumen kontrak. Laporan tidak perlu mempersiapkan detail
pengukuran untuk penyetelan joint, pengaturan Spesifikasi Prosedur Pengelasan (SPP), las
komplit, atau masing-masing bagian lainnya yang tertera pada tabel. Untuk pabrikasi,
laporan harus menunjukkan tanda potongan dari potongan yang diperiksa. Untuk hasil kerja
di lapangan, laporan harus menunjukkan sumbu referensi dan ketinggian yang diperiksa.
Pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak dan apakah ketidaksesuaian ini telah
diperbaiki dengan memuaskan, harus dicatat dalam laporan pemeriksaan.

4. Pemeriksaan Terkoordinasi

Bila suatu tugas dicatat, diperlakukan dengan Pengendalian Mutu (PM) dan Jaminan Mutu
(JM), koordinasi fungsi pemeriksaan antara PM dan JM diijinkan sesuai dengan Spesifikasi
Pasal N5.3 (SNI 1729.1).

J6. Pemeriksaan Pengelasan dan Pengujian Non-Destruktif

Pemeriksaan pengelasan dan Pengujian Non-Destruktif (PND) harus memenuhi persyaratan


Spesifikasi (SNI 1729.1), pasal ini dan AWS D1.8/D1.8M.

Catatan: AWS D1.8/D1.8M secara khusus ditulis untuk memberikan persyaratan tambahan untuk
pengelasan dari sistem penahan gaya gempa, dan telah dikoordinasikan bila mungkin dengan
ketentuan ini. Persyaratan AWS D1.8/D1.8M yang berkaitan dengan pemeriksaan dan pengujian
nondestruktif diatur sebagai berikut, termasuk lampiran normatif (wajib):
1. Persyaratan umum
7. Pemeriksaan
Lampiran F. Pengujian teknisi ultrasonik tambahan
Lampiran G. Prosedur pengujian partikel magnetik tambahan
Lampiran H. Cacat ukuran dengan pengujian ultrasonik

1. Pemeriksaan Pengelasan Secara Visual

Semua persyaratan dari Spesifikasi (SNI 1729.1) harus diterapkan, kecuali seperti
dimodifikasi khusus oleh AWS D1.8/D1.8M.

Pemeriksaan pengelasan visual harus dilakukan dengan pengendalian mutu dan personal
jaminan mutu. Sebagai suatu minimum, tugas akan menjadi seperti tertera dalam J6-1, J6-2
dan J6-3.

138 dari 149


Tabel J6-1 Tugas pemeriksaan visual sebelum pengelasan

Tugas pemeriksaan visual sebelum pengelasan QC QA


Tugas Dokumen Tugas Dokumen
Identifikasi bahan (tipe/mutu) O

Sistem identifikasi pengelas O

Fit-up dari las tumpul (mencakup geometri joint)


- persiapan joint
- dimensi (aligment, root opening, root face,
bevel) P/O** - O -
- Kebersihan (kondisi dari permukaan baja)
- Pengelasan titik (mutu las titik dan lokasi)
- Tipe dan kecocokan pendukung (jika diterapkan)

Konfigurasi dan finish dari lubang akses O - O -


Fit-up dari las sudut
- Dimensi (aligment, celah pada root) P/O** - O -
- Kebersihan(kondisi dari permukaan baja)
- Tacking (mutu las titik dan lokasi)

** Kinerja yang berikut dari tugas pemeriksaan ini untuk sepuluh lasan harus dibuat oleh seorang tukang las sesuai yang
diberikan, dengan tukang las menunjukkan pemahaman tentang persyaratan dan memiliki keterampilan suatu suatu alat untuk
kebenaran item ini, yang melakukan penunjukkan tugas ini harus dikurangi untuk mengamati, dan juru las akan melaksanakan
tugas ini. Pemeriksa harus menentukan bahwa kinerja tugas ini yang dilakukan juru las tidak kontinu, tugas tersebut harus
kembali dilakukan sampai pada saat pemeriksa mempunyai jaminan kembali yang menetapkan bahwa juru las akan
menjalankan tugas pemeriksaan yang terdaftar.

Table J6-2 Tugas pemeriksaan visual selama pengelasan

Tugas pemeriksaan visual selama pengelasan QC QA


Tugas Dokumen Tugas Dokumen
Ikuti Spesifikasi Prosedur Pengelasan
- Pengaturan pada peralatan pengelasan
- Travel speed
- Bahan las yang dipilih
- Tipe gas pelindung/laju alir O - O -
- Preheat diterapkan
- Pertahankan temperatur interpass (min/max)
- Posisi yang tepat (F, V, H, OH)
- Hindari pencampuran logam pengisi kecuali disetujui
Gunakan juru las yang memenuhi syarat O - O -
Pengontrolan dan penanganan bahan habis pakai untuk pengelasan
- Pengepakan O - O -
- Pengontrolan eksposur
Kondisi lingkungan
- Kecepatan angin di dalam batas O - O -
- Pengendapan dan temperatur
Teknik pengelasan
- Interpass dan final cleaning O
- Each pass within profile limitations
- Each pass meet quality requirements
- O -
No welding over cracked tacks O - O -

139 dari 149


Table J6-3 Tugas pemeriksaan visual sesudah pengelasan

Tugas pemeriksaan visual sesudah pengelasan QC QA


Tugas Dokumen Tugas Dokumen
Las dibersihkan O - O -
Ukuran panjang, dan lokasi dari las-las P - P -
Las-las memenuhi kriteria penerimaan secara visual
- Larangan retak
- Las/dasar-logam fusi
- Crater cross-section P D P D
- Profil las dan ukuran
- Undercut
- Porositas
Penempatan penguatan las sudut P D P D
Pendukung dihilangkan, las titik dihilangkan dan dirapihkan, dan las sudut P D P D
ditambahkan (jika diperlukan)
Aktifitas perbaikan P - P D

2. Pengujian Non-Destruktif (PND) Joint Las

Selain persyaratan Spesifikasi Pasal N4.5 (SNI 1729.1), pengujian non-destruktif dari joint
las harus seperti yang disyaratkan dalam pasal ini:

2a. Pengujian Non-Destruktif Daerah k

Apabila pengelasan pelat pengganda, pelat penerus, atau pengaku telah dilakukan dalam
daerah k, badan harus diuji untuk retak menggunakan pengujian partikel magnetik (PM).
Daerah pemeriksaan pengujian partikel magnetik harus termasuk logam dasar daerah k
dalam 3 in. (75 mm) dari las. Pengujian partikel magnetik harus dilakukan setelah 48 jam
penyelesaian dari pengelasan yang berikut.

2b. Pengujian Non-Destruktif (PND) Las Tumpul Penetrasi Joint Lengkap (PJL)

Pengujian ultrasonik (PU) harus dilakukan 100 % dari las tumpul PJL pada ketebalan bahan
5/16 in. (8 mm) atau lebih besar. Pengujian ultrasonik bahan dengan ketebalan kurang dari
5/16 in. (8 mm) tidak diperlukan. Las yang tidak menerus harus diterima atau ditolak
berdasarkan kriteria dari AWS D1.1/D1.1M Tabel 6.2. Pengujian partikel magnetik (PM)
harus dilakukan pada 25 % dari semua las tumpul PJL balok-ke-kolom. Laju uji ultrasonik
(PU) dan (PM) diijinkan direduksi sesuai dengan Pasal J6.2g dan J6.2h, secara berurutan.

Pengecualian: Untuk Portal Momen Biasa, PU dan PM dari las tumpul Penetrasi Joint
Lengkap (PJL) hanya diperlukan untuk las kritis perlu.

2c. Pengujian Non-Destruktif (PND) Logam Dasar untuk Penyobekan Tipis dan
Laminasi

Sesudah penyelesaian joint, ketebalan logam dasar dari 1 in. (38 mm) dibebani dalam
tarik pada arah ketebalan untuk sambungan T dan sambungan sudut, dimana bahan yang
disambung lebih tebal dari in. (19 mm) dan berisi las tumpul Penetrasi Joint Lengkap
(PJL), harus diuji secara ultrasonik untuk diskontinu di belakang dan berdekatan dengan
garis fusi las tersebut. Diskontinuitas logam dasar yang ditemukan dalam t/4 dari permukaan
baja harus diterima atau ditolak berdasarkan kriteria AWS D1.1/D1.1M Tabel 6.2, dimana t
adalah ketebalan dari bagian yang menahan regangan melalui ketebalan.

2d. Pengujian Non-Destruktif (PND) Coakan Balok dan Lubang Akses

Pada sambungan las dan sambungan-sambungan, termal yang berupaya memotong


permukaan balok dan lubang akses harus diuji menggunakan pengujian partikel magnetik
140 dari 149
atau pengujian penetran, bila ketebalan sayap melebihi 1 in. (38 mm) untuk profil gilas,
atau bila ketebalan badan melebihi 1 in. (38 mm) untuk profil tersusun.

2e. Pengujian Non-Destruktif (PND) Memperbaiki Penampang Balok yang Direduksi

Pengujian partikel magnetik harus dilakukan pada setiap las dan daerah yang berhubungan
Profil Balok Direduksi (PBD) memotong permukaan yang telah diperbaiki dengan
pengelasan, atau pada logam dasar dari PBD memotong permukaan jika lekukan yang tajam
telah dihilangkan dengan penggerindaan.

2f. Lokasi Penghapusan Las Titik

Pada ujung las dimana las titik telah dihilangkan, pengujian partikel magnetik harus
dilakukan pada joint balok-ke-kolom yang sama menerima pengujian ultrasonik seperti
diperlukan Pasal J6.2b. Laju pengujian partikel magnetik (PM) diijinkan direduksi sesuai
dengan Pasal J6.2h. Pengujian partikel magnetik dari tempat pemindahan las titik pelat
penerus tidak diperlukan.

2g. Pengurangan Prosentase Pengujian Ultrasonik

Pengurangan prosentase Pengujian Ultrasonik (PU) diijinkan direduksi sesuai dengan


Spesifikasi Pasal N5.5e (SNI 1729.1), kecuali untuk las kritis perlu diijinkan tanpa reduksi.

2h. Pengurangan Prosentase Pengujian Partikel Magnetik

Jumlah pengujian Partikel Magnetik (PM) pada las tumpul Penetrasi Joint Lengkap (PJL)
diijinkan direduksi jika disetujui oleh insinyur yang bersertifikat dan pihak yang berwenang.
Laju pengujian Partikel Magnetik (PM) untuk masing-masing pengelas atau operator
pengelasan diijinkan direduksi sampai 10 %, diberikan tingkat penolakan yang dibuktikan
sebesar 5 % atau lebih kecil dari las yang diuji untuk pengelas atau operator pengelasan.
Pengambilan contoh uji minimal 20 lasan lengkap untuk suatu pekerjaan harus dibuat untuk
evaluasi pengurangan tersebut. Tingkat penolakan adalah jumlah yang mengandung cacat
lasan yang pantas ditolak dibagi dengan jumlah dari las lengkap. Pengurangan ini
dihilangkan pada las dalam daerah k, pada lokasi perbaikan, lokasi pemindahan pendukung,
dan lubang akses.

J7. Pemeriksaan Pembautan Kekuatan Tinggi

Pemeriksaan pembautan harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Pasal N5.6 (SNI 1729.1)
dan persyaratan pasal ini. Pemeriksaan pembautan harus dilakukan dengan pengendalian
mutu dan personal jaminan mutu. Tugas minimum harus dilakukan seperti tertera pada
Tabel J7-1, J7-2 dan J7-3.

Tabel J7-1 Tugas Pemeriksaan Sebelum Pembautan

Tugas pemeriksaan sebelum pembautan QC QA


Tugas Dokumen Tugas Dokumen
Baut yang tepat dipilih untuk detail joint O - O -
Prosedur pembautan yang tepat dipilih untuk detail joint O - O -
Elemen-elemen yang dihubungkan, termasuk kondisi permukaan yang
sesuai pelekatan dan persiapan lubang, jika disyaratkan, memenuhi O - O -
persyaratan yang berlaku

Pengujian verifikasi pra-pemasangan diamati untuk pengencangan


assemblies dan metode yang digunakan P D O D
Penyimpanan yang benar disediakan untuk baut, mur, ring dan O - O -
komponen pengencang lainnya

141 dari 149


Tabel J7-2 Tugas Pemeriksaan Selama Pembautan

Tugas pemeriksaan selama pembautan QC QA


Tugas Dokumen Tugas Dokumen
Pengencang assemblies ditempatkan pada semua lubang dan ring (jika O - O -
diperlukan) diposisikan sebagai diperlukan
Joint yang dibawa ke kondisi kedap nyaman sebelum operasi pra-tarik O - O -
Komponen pengencang tidak berbalik oleh kunci yang dicegah dari
rotasi O - O -

Baut pratarik progress sistematik dari titik yang paling kaku ke tepi
bebas O - O -

Tabel J7-3 Tugas Pemeriksaan Sesudah Pembautan

Tugas pemeriksaan sesudah pembautan QC QA


Tugas Dokumen Tugas Dokumen
Dokumen yang diterima dan sambungan yang ditolak P D P D

J8. Pemeriksaan Struktur Baja Lainnya

Pemeriksaan struktur baja lainnya harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Pasal N5.7 (SNI
1729.1) dan persyaratan pasal ini. Pemeriksaan tersebut harus dilakukan dengan
pengedalian mutu dan personal jaminan mutu. Bila bisa diterima, tugas pemeriksaan yang
berikut yang tertera pada Tabel J8-1 harus dilakukan.

Tabel J8-1 Tugas Pemeriksaan Lainnya

Tugas Pemeriksaan Lainnya QC QA


Tugas Dokumen Tugas Dokumen
Persyaratan Profil Balok Direduksi (PBD), jika bisa diterima
- kontur dan finish P D P D
- toleransi dimensi
Zona terlindung tanpa lubang dan lampiran tidak disetujui dibuat
oleh pabrikator atau erektor, sebagai yang bisa diterima P D P D

Catatan: Zona terlindung harus diperiksa oleh pihak lain setelah selesai melakukan pekerjaan
lainnya, termasuk yang melibatkan kulit bangunan (curtainwall), mekanikal, elektrikal, plambing dan
partisi interior.

J9. Pemeriksaan Struktur Komposit

Bila sesuai, pemeriksaan struktur komposit harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Pasal
N6 (SNI 1729.1) dan persyaratan pasal ini. Pemeriksaan ini harus dilakukan oleh personal
pengendali mutu kontraktor yang bertanggungjawab dan oleh personal jaminan mutu.

Bila sesuai, pemeriksaan baja struktural yang digunakan pada struktur komposit harus
memenuhi persyaratan bab ini. Bila sesuai, pemeriksaan beton bertulang harus memenuhi
persyaratan ACI 318, dan pemeriksaan baja yang diperkuat las harus memenuhi
persyaratan yang sesuai Pasal J6.1.

Bila sesuai untuk tipe konstruksi komposit, tugas pemeriksaan minimum yang berikut harus
seperti tertera pada Tabel J9-1, J9-2 dan J9-3.

142 dari 149


Tabel J9-1 Pemeriksaan Struktur Komposit Sebelum Pengecoran Beton

Pemeriksaan struktur komposit sebelum pengecoran beton QC QA


Tugas Dokumen Tugas Dokumen
Identifikasi bahan baja tulangan (tipe/kelas) O - O -
Konfirmasi dari carbon ekivalen yang bisa diterima untuk memperkuat O - O -
baja yang tidak sesuai dengan persyaratan dari ASTM A706
Konfimasi ukuran baja tulangan tepat, spasi dan orientasi O - O -
Konfirmasi bahwa baja tulangan belum ditekuk-balik di lapangan O - O -
Konfirmasi bahwa baja tulangan telah diikat dan ditopang sebagaimana O - O -
diperlukan
Konfirmasi bahwa diperlukan kelonggaran baja tulangan telah O - O -
disediakan
Konfirmasi bahwa komponen struktur komposit mempunyai ukuran O - O -
yang diperlukan

Tabel J9-2 Pemeriksaan Struktur Komposit Selama Pengecoran Beton

Pemeriksaan struktur komposit selama pengecoran beton QC QA


Tugas Dokumen Tugas Dokumen
Beton: identifikasi bahan (desain campuran, kekuatan tekan, ukuran O D O D
agregat terbesar maksimum, slump maksimum)
Batas air yang ditambahkan pada truk atau pompa O D O D
Teknik pengecoran yang tepat untuk membatasi segregasi O - O -

Tabel J9-3 Pemeriksaan Struktur Komposit Sesudah Pengecoran Beton

Pemeriksaan struktur komposit sesudah pengecoran beton QC QA


Tugas Dokumen Tugas Dokumen
Pencapaian kekuatan tekan beton minimum yang disyaratkan pada - D - D
umur tertentu

J10. Pemeriksaan Pondasi Tiang

Bila sesuai, pemeriksaan pondasi tiang harus memenuhi persyaratan pasal ini. Pemeriksaan
ini harus dilakukan oleh personal pengendali mutu kontraktor yang bertanggungjawab dan
oleh personal jaminan mutu. Bila sesuai, tugas pemeriksaan yang berikut yang tertera pada
Tabel J10-1 harus dilakukan.

Tabel J10-1 Pemeriksaan Tiang Pancang

Pemeriksaan tiang pancang QC QA


Tugas Dokumen Tugas Dokumen
Zona terlindung tanpa lubang dan pengikatan yang tidak disetujui P D P D
dibuat oleh kontraktor yang bertanggungjawab

143 dari 149


Bab K
Ketentuan Pengujian Prakualifikasi dan Kualifikasi Siklus

Bab ini ditujukan untuk persyaratan kualifikasi dan pengujian pra-kualifikasi. Bab ini disusun
sebagai berikut:

K1. Pra-kualifikasi Sambungan Balok-ke-Kolom dan Sambungan Elemen Perangkai-ke-


Kolom

K2. Pengujian Siklus untuk Kualifikasi pada Sambungan Balok-ke-Kolom dan Sambungan
Elemen Perangkai-ke-Kolom

K3. Pengujian Siklus untuk Kualifikasi Breis Penahan Tekuk

K1. Pra-kualifikasi Sambungan Balok-ke-Kolom dan Sambungan Elemen Perangkai-


ke-Kolom

1. Ruang Lingkup

Pasal ini berisi persyaratan minimum untuk pra-kualifikasi sambungan momen balok-ke-
kolom pada Portal Momen Khusus (PMK), Portal Momen Menengah (PMM), dan sambungan
elemen perangkai-ke-kolom pada Portal terbreis Eksentris (PTE). Sambungan pra-
kualifikasi yang diijinkan digunakan, dalam batas yang berlaku dari pra-kualifikasi, tanpa
perlu pengujian lebih lanjut terhadap kualifikasi siklus. Bila batas pra-kualifikasi atau
persyaratan desain untuk sambungan pra-kualifikasi bertentangan dengan persyaratan
ketentuan ini, batas dari pra-kualifikasi dan persyaratan desain untuk sambungan pra-
kualifikasi yang akan menentukan.

2. Persyaratan Umum

2a. Dasar untuk Pra-kualifikasi

Sambungan harus pra-kualifikasi berdasarkan pengujian data yang memenuhi Pasal K1.3,
didukung oleh studi analisis dan model desain. Badan yang dikombinasikan dari bukti untuk
pra-kualifikasi harus cukup untuk menjamin bahwa sambungan dapat memasok sudut
simpangan tingkat yang diperlukan untuk sistem Portal Momen Khusus (PMK) dan Portal
Momen Menengah (PMM), atau sudut rotasi elemen perangkai yang diperlukan untuk Portal
Terbreis Eksentris (PTE), secara konsisten dapat diandalkan dalam batas tertentu pra-
kualifikasi.

2b. Otoritas untuk Pra-kualifikasi

Pra-kualifikasi dari sambungan dan yang terkait batas pra-kualifikasi harus ditetapkan oleh
panel sambungan pra-kualifikasi yang diperiksa (PSPD) yang disetujui oleh pihak yang
berwenang.

3. Persyaratan Pengujian

Data yang digunakan untuk mendukung sambungan pra-kualifikasi harus berdasarkan pada
uji yang dilakukan sesuai dengan Pasal K2. PSPD tersebut akan menentukan jumlah
pengujian dan variabel yang ditinjau oleh pengujian untuk sambungan pra-kualifikasi. PSPD
tersebut juga harus memberi informasi yang sama bila batas harus diubah untuk sambungan
pra-kualifikasi sebelumnya. Jumlah uji yang memadai harus dilakukan pada jumlah benda uji

144 dari 149


non-identik yang cukup untuk membuktikan bahwa sambungan memiliki kemampuan dan
kehandalan yang dibutuhkan untuk menjalani sudut simpangan tingkat perlu untuk Portal
Momen Khusus (PMK) dan Portal Momen Menengah (PMM) dan sudut rotasi elemen
perangkai perlu untuk Portal Terbreis Eksentris (PTE), dimana elemen perangkai
bersebelahan dengan kolom. Batas ukuran komponen struktur untuk pra-kualifikasi tidak
boleh melebihi batas yang disyaratkan Pasal K2.3b.

4. Variabel Pra-kualifikasi

Agar pra-kualifikasi, efek dari variabel yang berikut pada kinerja sambungan harus
diperhitungkan. Batas nilai yang diijinkan untuk setiap variabel harus ditetapkan oleh PSPD
untuk sambungan pra-kualifikasi.

4a. Parameter Balok atau Parameter Elemen Perangkai

(1) Profil penampang melintang: lebar sayap, kotak, atau lainnya

(2) Metode pabrifikasi profil: profil gilas, profil lasan, atau lainnya

(3) Kedalaman

(4) Berat per foot

(5) Ketebalan sayap

(6) Spesifikasi bahan

(7) Rasio bentang-ke-kedalaman (untuk Portal Momen Khusus atau Portal Momen
Menengah ), atau panjang elemen perangkai (untuk Portal Terbreis Eksentris)

(8) Rasio lebar-ketebalan dari elemen penampang melintang

(9) Breising lateral

(10) Parameter lainnya yang berkaitan dengan sambungan khusus yang harus
diperhitungkan

4b. Parameter Kolom

(1) Profil penampang melintang: lebar sayap, kotak, atau lainnya

(2) Metode pabrifikasi profil: jenis gilas, jenis lasan, atau lainnya

(3) Oriantasi kolom berkenaan dengan balok atau balok perangkai: balok atau balok
perangkai disambungkan ke sayap kolom, balok atau balok perangkai yang
disambungkan ke badan kolom, balok atau balok perangkai disambungkan pada sayap
kolom dan badan, atau lainnya

(4) Kedalaman

(5) Berat per foot

(6) Ketebalan sayap

(7) Spesifikasi bahan


145 dari 149
(8) Rasio lebar-ketebalan pada elemen penampang melintang

(9) Breising lateral

(10) Parameter lainnya yang berkaitan dengan sambungan khusus yang harus
diperhitungkan

4c. Hubungan Balok (atau Elemen Perangkai)-kolom

(1) Kekuatan zona panel

(2) Detail pengikatan pelat pengganda

(3) Rasio momen kolom-balok (atau elemen perangkai)

4d. Pelat Penerus

(1) Identifikasi dari kondisi akibat dimana pelat penerus diperlukan

(2) Ketebalan, lebar dan tinggi

(3) Detail pengikatan

4e. Las

(1) Lokasi, perpanjangan (termasuk pembalikan), tipe (Penetrasi Joint Lengkap, Penetrasi
Joint Sebagian, sudut, dan seterusnya) dan setiap penulangan atau pembatasan yang
diperlukan

(2) Kekuatan klasifikasi logam pengisi dan kekerasan takik

(3) Detail dan perlakuan las pendukung dan las titik

(4) Lubang jalan masuk las: ukuran , geometri dan penyelesaian

(5) Pengontrolan mutu pengelasan dan jaminan mutu di luar yang tertera pada Bab J,
mencakup metode Pengujian Non-Destruktif (PND), frekuensi pemeriksaan, kriteria
penerimaan dan persyaratan dokumentasi

4f. Baut

(1) Diameter baut

(2) Mutu baut: ASTM A325, A490, atau lainnya

(3) Persyaratan pemasangan: pra-tarik, sesuai letaknya-kencang, atau lainnya

(4) Tipe lubang: standar, lebih besar dari ukurannya, celah-pendek, celah-panjang, atau
lainnya

(5) Metode pabrifikasi lubang: pemboran, pelubangan dengan alat pons, sub-pons dan
pembesaran, atau lainnya

(6) Parameter lainnya yang berkaitan dengan sambungan khusus yang diperhitungkan
146 dari 149
4g. Pengerjaan

Semua parameter pengerjaan yang melampaui persyaratan AISC, RCSC dan AWS,
berkaitan dengan sambungan spesifik yang diperhitungkan adalah sebagai berikut:

(1) Kekasaran permukaan akibat pemotongan api atau ground edges

(2) Toleransi pemotongan

(3) Penampilan lubang, pengencang atau las-las untuk pengikatan

4h. Detail Sambungan Tambahan

Semua variabel berkenaan dengan sambungan spesifik yang ditinjau, seperti yang
ditetapkan oleh Panel Pemeriksa Pra-kualifikasi Sambungan.

5. Prosedur Desain

Prosedur desain lanjutan harus tersedia untuk suatu sambungan pra-kualifikasi. Prosedur
desain harus ditujukan pada semua batas yang berlaku, dinyatakan dalam batas pra-
kualifikasi.

6. Catatan Pra-Kualifikasi

Sambungan pra-kualifikasi harus disediakan dengan catatan pra-kualifikasi yang tertulis


dengan informasi yang berikut:

(1) Deskripsi umum sambungan prakualifikasi dan penggambaran secara jelas persamaan
fitur kunci dan komponen sambungan

(2) Deskripsi perilaku ekspektasi dari sambungan dalam rentang elastis dan inelastik dari
perilaku, dimaksudkan lokasi dari aksi inelastik, dan deskripsi dari keadaan batas
pengendalian kekuatan dan kapasitas deformasi dari sambungan

(3) Daftar dari sistem untuk dimana sambungan adalah pra-kualifikasi: Portal Momen
Khusus, Portal Momen Menengah, atau Portal Terbreis Eksentris

(4) Daftar batas untuk semua variabel pra-kualifikasi yang tertera pada Pasal K1.4

(5) Daftar dari las kritis perlu

(6) Definisi dari daerah sambungan yang terdiri dari zona terlindung

(7) Deskripsi dirinci dari prosedur desain untuk sambungan, seperti disyaratkan Pasal K1.5

(8) Daftar referensi laporan pengujian, laporan penelitian dan publikasi lainnya yang
memberi dasar untuk prakualifikasi

(9) Ringkasan prosedur pengedalian mutu dan jaminan mutu

147 dari 149


K2. Pengujian Siklus untuk Kualifikasi Sambungan Balok-ke-Kolom dan Elemen
Perangkai-ke-Kolom

1. Ruang Lingkup

Pasal ini mencakup persyaratan untuk pengujian siklus kualifikasi sambungan momen balok-
ke-kolom secara khusus dan portal momen menengah dan sambungan elemen perangkai-
ke-kolom pada portal terbreis eksentris, bila disyaratkan dalam ketentuan ini. Tujuan
pengujian yang dijelaskan dalam pasal ini dengan bukti yang tersedia bahwa sambungan
balok-ke-kolom atau sambungan elemen perangkai-ke-kolom memenuhi persyaratan untuk
kekuatan dan sudut simpangan tingkat atau sudut rotasi elemen perangkai pada ketentuan
ini. Alternatif persyaratan pengujian diijinkan apabila disetujui oleh engineer/perancang dari
catatan dan pihak yang berwenang.

Pasal ini memberi rekomendasi minimum untuk kondisi uji sederhana.

2. Persyaratan Bagian Struktur yang Diuji

Bagian struktur yang diuji harus sedekat mungkin menyerupai kondisi yang akan terjadi pada
prototipe selama pembebanan gempa. Bagian struktur yang diuji harus mencakup fitur yang
berikut:

(1) Spesimen uji harus terdiri dari paling sedikit sebuah kolom tunggal dengan balok atau
elemen perangkai yang disambungkan ke satu sisi atau kedua sisi dari kolom.

(2) Titik belok pada bagian struktur yang diuji akan kira-kira sama dengan titik belok yang
diantisipasi pada prototipe akibat beban gempa

(3) Breising lateral bagian struktur yang diuji diijinkan berada didekat beban aplikasi atau
titik reaksi seperti yang diperlukan untuk memberi stabilitas lateral dari bagian struktur
yang diuji. Breising lateral tambahan dari bagian struktur yang diuji tidak diijinkan,
kecuali Breising tersebut meniru Breising lateral yang digunakan pada prototipe.

3. Variabel Pengujian Sifat-sifat Dasar

Spesimen uji harus meniru sedekat praktis desain yang tepat, pendetailan, fitur konstruksi,
dan sifat bahan prototipe. Variabel yang berikut harus ditiru pada spesimen uji.

3a. Sumber Rotasi Inelastis

Rotasi inelastis harus dihitung berdasarkan suatu analisis deformasi spesimen uji. Sumber
rotasi inelastis mencakup pelelehan komponen struktur, pelelehan elemen sambungan dan
konektor, dan selip antara komponen struktur dan elemen sambungan. Untuk sambungan
momen balok-ke-kolom yang khusus dan portal momen menengah, rotasi inelastis dihitung
berdasarkan asumsi bahwa aksi inelastis terpusat pada titik tunggal dilokasi berada pada
perpotongan sumbu balok dengan sumbu kolom. Untuk sambungan elemen perangkai-ke-
kolom pada portal berbreis eksentris, rotasi inelastis harus dihitung berdasarkan asumsi
bahwa aksi inelastis terpusat berada pada titik tunggal yang terletak pada perpotongan dari
sumbu elemen perangkai dengan muka kolom.

Rotasi inelastis harus disalurkan pada spesimen uji dengan aksi inelastis pada komponen
struktur dan elemen sambungan yang sama seperti yang diantisipasi pada prototipe (dengan
kata lain, pada balok atau elemen perangkai, pada zona panel kolom, pada kolom diluar
zona panel, atau pada elemen sambungan) di dalam batas yang dijelaskan di bawah ini.
Prosentase rotasi inelastis total pada spesimen uji yang disalurkan pada setiap komponen
148 dari 149
struktur atau elemen sambungan harus berada di 25 % dari prosentase yang diantisipasi dari
rotasi inelastis total pada prototipe yang disalurkan pada komponen struktur dan elemen
sambungan yang sama.

3b. Ukuran Komponen Struktur

Ukuran balok atau elemen perangkai yang digunakan pada spesimen uji harus tidak lebih
dari batas yang berikut:

(1) Tinggi balok uji atau elemen perangkai yang diuji tidak boleh kurang dari 90 % dari
tinggi prototipe balok atau tinggi elemen perangkai.

(2) Berat per foot dari balok uji atau elemen perangkai yang diuji tidak boleh kurang dari
75 % dari berat per foot balok prototipe atau elemen perangkai prototipe.

Ukuran kolom yang digunakan pada spesimen uji harus dengan tepat mewakili aksi inelastik
pada kolom, seperti per persyaratan Pasal K2.3a. Selain itu, tinggi kolom uji tidak boleh
kurang dari 90 % dari tinggi kolom prototipe.

Ekstrapolasi yang melebihi batas yang tertera dalam pasal ini harus diijinkan sesuai
kualifikasi bandingan dengan memeriksa kembali dan disetujui oleh pihak yang berwenang.

Catatan: Berdasarkan kriteria yang di atas, tinggi balok dan tinggi kolom yang meningkat dan
mencakup 11 % lebih tinggi dari yang diuji harus diijinkan untuk prototipe. Berat per foot dari balok
atau elemen perangkai yang meningkat dan mencakup 33 % lebih besar dari yang diuji harus diijinkan
untuk prototipe.

3c. Detail Sambungan

Detail sambungan yang digunakan pada spesimen uji harus sedekat mungkin mewakili detail
sambungan prototipe. Elemen sambungan yang digunakan pada spesimen uji harus
mewakili skala penuh elemen sambungan yang digunakan pada prototipe, untuk ukuran
komponen struktur yang diuji.

3d. Pelat Penerus

Ukuran dan detail sambungan pelat penerus yang digunakan pada spesimen uji harus
sedekat mungkin diproporsikan untuk menyesuaikan ukuran dan detail sambungan pelat
penerus yang digunakan pada sambungan prototipe.

3e. Kekuatan Baja

Persyaratan tambahan yang berikut harus dipenuhi untuk setiap komponen struktur atau
penyambung elemen spesimen uji yang memasok rotasi inelastik dengan pelelehan:

(1) Kekuatan leleh harus ditentukan seperti disyaratkan Pasal K2.6a. Penggunaan nilai
tegangan leleh yang dilaporkan pada laporan uji bahan bersertifikat sebagai pengganti
uji fisik tidak boleh digunakan untuk tujuan pasal ini.

(2) Kekuatan leleh sayap balok yang diuji sesuai dengan Pasal K2.6a tidak boleh lebih dari
15 % di bawah Ry Fy untuk mutu baja yang digunakan pada elemen yang sesuai dari
prototipe.

149 dari 149


(3) Kekuatan leleh kolom dan elemen penyambung tidak boleh lebih dari 15 % di atas atau
di bawah Ry Fy untuk mutu baja yang digunakan pada elemen yang sesuai prototipe.
Ry Fy harus ditentukan sesuai dengan Pasal A3.2.

Catatan: Berdasarkan kriteria di atas, baja dengan mutu yang disyaratkan Fy meningkat dan
mencakup 1,15 kali Ry Fy untuk baja yang diuji harus diijinkan sebagai prototipe. Dalam produksi,
batas ini harus diperiksa dengan menggunakan nilai yang dinyatakan pada laporan uji bahan pabrik
baja.

3f. Joint Las

Las-las pada spesimen uji harus memenuhi persyaratan berikut:

(1) Pengelasan harus dilakukan sesuai dengan Spesifikasi Prosedur Pengelasan (SPP)
seperti yang diperlukan dalam AWS D1.1/D1.1M. Variabel sifat-sifat dasar SPP harus
memenuhi persyaratan AWS D1.1/D1.1M dan harus di dalam parameter yang
ditetapkan oleh pabrik pembuat logam pengisi. Kekuatan tarik dan kekerasan takik
charpy V dari las yang digunakan dalam pengujian pemasangan harus ditentukan oleh
pengujian-pengujian seperti yang disyaratkan Pasal K2.6c, dibuat menggunakan
klasifikasi logam pengisi yang sama, pabrik pembuat yang sama, merek atau nama
dagang yang sama, diameter yang sama, dan input heat rata-rata yang sama untuk
SPP yang digunakan pada spesimen uji. Penggunaan kekuatan tarik dan nilai
kekerasan takik charpy V yang dilaporkan pada sertifikat tipikal produsen tentang
kesesuaian sebagai pengganti pengujian fisik dilarang untuk tujuan pasal ini.

(2) Kekuatan tarik minimum yan disyaratkan dari logam pengisi yang digunakan untuk
spesimen uji harus sama seperti yang digunakan untuk las pada prototipe yang sama.
Kekuatan tarik deposit las yang diuji sesuai dengan Pasal K2.6c tidak boleh melebihi
klasifikasi kekuatan tarik dari logam pengisi yang disyaratkan untuk prototipe dengan
lebih dari 25 ksi (172 MPa)

Catatan: Berdasarkan kriteria pada (2) di atas, harus diuji kekuatan tarik dari logam las yang
melebihi 25 ksi (172 MPa) atas kekuatan tarik minimum yang disyaratkan, pengelasan prototipe
harus dibuat dengan logam pengisi dan SPP yang akan memberikan kekuatan tarik tidak
kurang dari 25 ksi (172 MPa) di bawah kekuatan tarik yang diukur dalam bahan pelat uji. Bila ini
adalah kasus, kekuatan tarik lasan yang dihasilkan dari penggunaan logam pengisi dan SPP
yang digunakan dalam prototipe harus ditentukan dengan menggunakan spesimen tarik logam
las seluruhnya. Pengujian pelat dijelaskan pada AWS D1.8/D1.8M ayat A6 dan diperlihatkan
pada AWS D1.8/D1.8M Gambar A.1.

(3) Kekerasan takik charpy V minimum yang disyaratkan logam pengisi yang digunakan
untuk spesimen uji tidak boleh melebihi yang digunakan untuk las pada prototipe yang
sesuai. Kekerasan takik charpy V yang diuji dari las seperti yang diuji sesuai dengan
Pasal K2.6c tidak boleh melebihi kekerasan takik charpy V minimum yang disyaratkan
untuk prototipe dengan lebih dari 50 %, juga tidak 25 ft-lbs (34 kJ), pilih yang terbesar.

Catatan: Berdasarkan kriteria pada (3) di atas, harus diuji kekerasan CVN dari logam las pada
spesimen uji bahan melebihi kekerasan CVN yang disyaratkan untuk spesimen uji dengan 25 ft-
lbs (34 kJ) atau 50 %, pilih yang terbesar, las prototipe harus dibuat dengan logam pengisi dan
WPS yang akan memberi suatu kekerasan CVN yang tidak kurang dari 25 ft-lbs (34 kJ) atau 33
% terendah, pilih yang terendah, di bawah kekerasan CVN diukur pada pelat uji bahan. Bila ini
adalah kasus, sifat las yang dihasilkan dari logam pengisi dan SPP yang akan digunakan pada
prototipe harus ditentukan dengan menggunakan lima spesimen uji CVN. Pelat uji yang

150 dari 149


dijelaskan pada AWS D1,8/1,8 M pasal A6 dan diperlihatkan pada AWS D1,8/D1,8M Gambar
A.1.

(4) Posisi pengelasan yang digunakan untuk membuat las pada spesimen uji harus sama
seperti yang digunakan untuk las prototipe tersebut.

(5) Detail las pendukung, las titik, lubang akses, dan bagian yang serupa untuk las
spesimen uji harus sama seperti yang digunakan untuk las prototipe yang sesuai. Las
pendukung dan las titik tidak boleh dihilangkan dari las spesimen uji kecuali sesuai
dengan las pendukung tersebut dan las titik dihilangkan dari las prototipe.

(6) Metoda pemeriksaan dan pengujian non-destruktif dan standar penerimaan yang
digunakan untuk las spesimen uji harus sama seperti yang digunakan untuk las
prototipe tersebut.

Catatan: Logam pengisi yang digunakan untuk produksi dari prototipe adalah diijinkan memiliki
klasifikasi berbeda, pabrik pembuat berbeda, merek dan nama dagang berbeda, dan diameter
berbeda, asalkan Pasal K2.3f(3) dan K2.3f(4) dipenuhi. Pengujian kualitas terhadap alternatif logam
pengisi harus dilakukan seperti dijelaskan pada Pasal K2.6c.

3g. Joint Baut

Bagian-bagian yang di baut dari spesimen uji harus meniru sedekat mungkin bagian-bagian
sambungan prototipe yang di baut. Tambahan, bagian-bagian yang baut dari spesimen uji
harus memenuhi persyaratan yang berikut:

(1) Mutu baut (untuk contoh, ASTM A325, A325M, ASTM A490, A490M, ASTM F1852,
ASTM F2280) yang digunakan pada spesimen uji harus sama seperti yang digunakan
untuk prototipe, kecuali bahwa baut segi enam besar diijinkan menjadi pengganti baut
kontrol tarik twist-off-type memiliki kekuatan tarik minimum yang disyaratkan sama, dan
sebaliknya.

(2) Tipe dan orientasi lubang baut (standar, ukuran berlebih, slot pendek, slot panjang,
atau lainnya) yang digunakan pada spesimen uji harus sama seperti yang digunakan
untuk lubang baut yang sesuai pada prtotipe.

(3) Apabila rotasi inelastik disalurkan dengan pelelehan atau dengan selip didalam bagian
yang di baut dari sambungan, metode yang digunakan untuk membuat lubang baut
(pengeboran, dengan pemukulan dan pembesaran, atau lainnya) pada spesimen uji
harus sama seperti yang digunakan pada lubang baut yang sesuai pada prototipe.

(4) Baut-baut pada spesimen uji harus memiliki pemasangan yang sama (pra-tarik atau
lainnya) dan persiapan permukaan pelekatan yang sama (tidak disyaratkan ketahanan
selip, ketahanan selip A atau B, atau lainnya) seperti yang digunakan untuk baut yang
sesuai pada prototipe.

4. Riwayat Pembebanan

4a. Persyaratan Umum

Spesimen uji harus menahan beban siklus sesuai dengan persyaratan yang tertera pada
Pasal K2.4b untuk sambungan momen balok-ke-kolom khusus dan portal momen
menengah, dan sesuai dengan persyaratan Pasal K2.4c untuk sambungan elemen
perangkai-ke-kolom pada portal terbreis eksentris.

151 dari 149


Urutan pembebanan lainnya dari yang disyaratkan Pasal K2.4b dan K2.4c diijinkan
digunakan bila urutan pembebanan ini bisa membuktikan adalah ekivalen atau lebih baik.

4b. Urutan Pembebanan untuk Sambungan Momen Balok-ke-Kolom

Kualifikasi uji siklus sambungan momen balok-ke-kolom pada portal momen khusus dan
portal momen menengah harus dilakukan dengan pengendalian sudut simpangan tingkat, ,
yang terjadi pada spesimen uji, seperti disyaratkan dibawah ini:

(1) 6 siklus pada 0,00375 rad


(2) 6 siklus pada 0,005 rad
(3) 6 siklus pada 0,0075 rad
(4) 4 siklus pada 0,01 rad
(5) 2 siklus pada 0,015 rad
(6) 2 siklus pada 0,02 rad
(7) 2 siklus pada 0,03 rad
(8) 2 siklus pada 0,04 rad

Pembebanan kontinu pada pertambahan 0,01 rad, dengan dua siklus pembebanan pada
setiap langkah.

4c. Urutan Pembebanan untuk Sambungan Balok Perangkai-ke-Kolom

Kualifikasi uji siklus sambungan momen elemen perangkai-ke-kolom pada portal terbreis
eksentris harus dilakukan dengan pengendalian sudut rotasi elemen perangkai total, total ,
yang terjadi pada spesimen uji, seperti berikut:

(1) 6 siklus pada total 0,00375 rad

(2) 6 siklus pada total 0,005 rad

(3) 6 siklus pada total 0,0075 rad

(4) 6 siklus pada total 0,01 rad

(5) 4 siklus pada total 0,015 rad

(6) 4 siklus pada total 0,02 rad

(7) 2 siklus pada total 0,03 rad

(8) 1 siklus pada total 0,04 rad

(9) 1 siklus pada total 0,05 rad

(10) 1 siklus pada total 0,07 rad

(11) 1 siklus pada total 0,09 rad

152 dari 149


Pembebanan kontinu pada pertambahan total 0,02 rad, dengan satu siklus pembebanan
pada setiap langkah.

5. Peralatan

Peralatan yang memadai harus disediakan pada spesimen uji untuk memungkinkan
pengukuran atau perhitungan kuantitas yang tercantum pada Pasal K2.7.

6. Persyaratan Pengujian untuk Spesimen Bahan

6a. Persyaratan Pengujian Tarik untuk Spesimen Bahan Baja Struktur

Pengujian tarik harus dilakukan pada contoh uji yang diambil dari pelat uji bahan sesuai
dengan Pasal K2.6b. Pelat uji bahan harus diambil dari baja yang sama seperti yang
digunakan pada spesimen uji. Hasil uji tarik dari laporan uji bahan yang bersertifikat harus
dilaporkan, tetapi tidak boleh digunakan sebagai pengganti pengujian fisik untuk tujuan dari
pasal ini. Pengujian tarik harus dilakukan dan dilaporkan untuk bagian-bagian spesimen uji
yang berikut:

(1) Sayap dan badan dari balok dan kolom pada lokasi standar

(2) Setiap elemen sambungan yang memasok rotasi inelastik akibat pelelehan

6b. Metode Pengujian Tarik untuk Spesimen Bahan Baja Struktur

Pengujian tarik harus dilakukan sesuai dengan ASTM A6/A6M, ASTM A370, dan ASTM E8,
dengan pengecualian yang berikut:

(1) Kekuatan leleh, Fy , laporan dari hasil uji harus berdasarkan definisi kekuatan leleh
pada ASTM A370, menggunakan metode ofset pada regangan 0,002.

(2) Laju pembebanan untuk uji tarik harus ditiru, sedekat praktis, laju pembebanan yang
digunakan untuk spesimen uji.

6c. Persyaratan Pengujian untuk Spesimen Bahan Logam Las

Pengujian logam las harus dilakukan pada contoh uji yang dikeduk dari pelat uji bahan,
dibuat dengan menggunakan klasifikasi logam pengisi yang sama, produsen yang sama,
merek atau nama dagang dan diameter yang sama, dan menggunakan input heat rata-rata
yang sama seperti digunakan pada pengelasan spesimen uji. Kekuatan tarik dan kekerasan
CVN spesimen bahan lasan harus ditentukan sesuai dengan Standard Methods for
Mechanical Testing of Welds (AWS B4.0). Penggunaan kekuatan tarik dan nilai kekerasan
CVN yang dilaporkan pada sertifikat tipikal produsen tentang kesesuaian sebagai pengganti
pengujian fisik harus dilarang untuk digunakan pada pasal ini.

SPP yang sama harus digunakan untuk membuat spesimen uji dan pelat uji bahan. Pelat uji
bahan harus menggunakan logam dasar dari mutu dan tipe yang sama seperti yang
digunakan untuk spesimen uji, walaupun heat yang sama tidak perlu digunakan. Jika input
heat rata-rata digunakan untuk pembuatan pelat uji bahan tidak berada pada 20 % dari
yang digunakan untuk spesimen uji, pelat uji bahan yang baru harus dibuat dan diuji.

153 dari 149


7. Persyaratan Pelaporan Pengujian

Untuk setiap spesimen uji, laporan pengujian tertulis yang memenuhi persyaratan pihak
yang berwenang dan persyaratan pasal ini harus dipersiapkan. Laporan tersebut benar-
benar harus mendokumentasikan semua fitur utama dan hasil pengujian. Laporan harus
mencakup informasi yang berikut:

(1) gambar atau deskripsi yang jelas dari pengujian subassemblage, termasuk dimensi
kunci, kondisi pembatas pada pembebanan dan titik reaksi, dan lokasi dari breis lateral.

(2) gambar dari ukuran komponen struktur yang ditunjukkan detail sambungan, mutu baja,
ukuran semua elemen sambungan, detail pengelasan termasuk logam pengisi, ukuran
dan lokasi lubang baut, ukuran dan mutu baut, dan semua detail yang berkaitan lainnya
dari sambungan.

(3) daftar semua variabel penting lainnya untuk spesimen uji, seperti tertera pada Pasal
K2.3

(4) daftar atau plot yang menunjukkan penerapan beban atau riwayat perpindahan
spesimen uji

(5) daftar semua las yang ditunjuk kritis diperlukan

(6) definisi daerah komponen struktur dan sambungan yang ditunjuk zona terlindung

(7) alur beban yang diterapkan versus perpindahan spesimen uji. Perpindahan yang
dilaporkan pada alur harus diukur pada dekat titik penerapan beban. Lokasi pada
spesimen uji dimana beban dan perpindahan yang diukur harus ditunjuk secara jelas.

(8) alur momen balok versus sudut simpangan tingkat untuk sambungan momen balok-ke-
kolom; atau plot gaya geser elemen perangkai versus sudut rotasi elemen perangkai
untuk sambungan elemen perangkai-ke-kolom. Untuk sambungan balok-ke-kolom,
momen balok dan sudut simpangan tingkat harus dihitung dengan respek terhadap
sumbu kolom.

(9) sudut simpangan tingkat dan rotasi inelastik total disalurkan oleh spesimen uji.
Komponen spesimen uji berkontribusi terhadap rotasi inelastis total akibat pelelehan
atau selip harus diidentifikasi. Bagian rotasi inelastis total kontribusi setiap komponen
spesimen uji harus dilaporkan. Metode yang digunakan untuk menghitung rotasi
inelastis harus ditunjukkan secara jelas.

(10) daftar kronologi pengamatan uji yang signifikan, termasuk pengamatan pelelehan,
selip, ketidakstabilan, dan retak dari setiap bagian spesimen uji yang sesuai.

(11) pengontrolan mode kegagalan untuk spesimen uji. Jika pengujian dihentikan sebelum
kegagalan, penyebab untuk penghentian uji harus ditunjukkan secara jelas.

(12) Hasil pengujian spesimen bahan yang disyaratkan pada Pasal K2.6.

(13) Spesifikasi Prosedur Pengelasan (SPP) dan laporan pemeriksaan pengelasan.

Gambar, data, dan diskusi spesimen uji tambahan atau hasil uji yang diijinkan dimasukkan
dalam loporan.

8. Kriteria Penerimaan
154 dari 149
Spesimen uji harus memenuhi kekuatan dan sudut simpangan tingkat atau persyaratan
sudut rotasi elemen perangkai dari ketentuan ini untuk portal momen khusus, portal momen
menengah, atau sambungan portal terbreis eksentris, yang sesuai. Spesimen uji harus
mempertahankan sudut simpangan tingkat yang disyaratkan atau sudut rotasi elemen
perangkai yang disyaratkan untuk paling sedikit satu siklus pembebanan lengkap.

K3. Pengujian Siklus untuk Kualifikasi Breis Penahan Tekuk

1. Ruang Lingkup

Pasal ini mencakup persyaratan untuk lolos uji siklus dari masing-masing breis penahan
tekuk dan subassemblage breis penahan tekuk, bila disyaratkan pada ketentuan ini. Maksud
pengujian masing-masing breis adalah memberi kepercayaan bahwa breis penahan tekuk
memenuhi persyaratan untuk kekuatan dan deformasi inelastis oleh ketentuan ini; hal ini
juga mengijinkan penentuan gaya breis maksimum untuk desain elemen yang berdekatan.
Maksud dari pengujian breis bagian struktur yang diuji adalah memberi kepercayaan bahwa
desain breis dapat mengakomodasi secara memuaskan deformasi dan rotasi perlu sesuai
dengan desain. Selanjutnya, pengujian bagian struktur yang diuji adalah dimaksudkan untuk
membuktikan bahwa perilaku histeretik breis pada bagian struktur yang diuji adalah
konsisten dengan masing-masing elemen breis yang diuji uni-aksial.

Persyaratan uji alternatif diijinkan bila disetujui oleh insinyur yang bersertifikat dan pihak
yang berwenang.

Pasal ini hanya memberi rekomendasi minimum untuk kondisi uji sederhana.

2. Spesimen Uji Subassemblage (Bagian Struktur yang Diuji)

Spesimen uji subassemblage (bagian struktur yang diuji) harus memenuhi persyaratan yang
berikut:

(1) Mekanisme untuk mengakomodasi rotasi inelastis pada spesimen uji subassemblage
breis harus sama seperti yang prototipe. Kebutuhan deformasi rotasi pada spesimen uji
subassemblage breis harus sama dengan atau lebih besar dari prototipe.

(2) Kekuatan leleh aksial inti baja, Pysc , dari breis pada spesimen uji subassemblage tidak
boleh kurang dari yang dari prototipe dimana kedua kekuatan berdasarkan luas inti,
Asc , dikalikan dengan kekuatan leleh seperti ditentukan dari uji kupon.

(3) Bentuk dan orientasi penampang melintang proyeksi inti baja dari spesimen uji
subassemblage breis harus sama seperti yang dari breis pada prototipe.

(4) Metodologi desain yang didokumentasikan sama harus digunakan untuk desain dari
subassemblage seperti yang digunakan untuk prototipe, mengikuti perbandingan
kebutuhan deformasi rotasi pada breis subassemblage pada prototipe. Pada
penghitungan stabilitas, balok, kolom dan buhul yang tersambung inti harus
dipertimbangkan sebagai bagian dari sistem ini.

(5) Margin keamanan dihitung untuk desain sambungan prototipe, stabilitas proyeksi inti
baja, tekuk keseluruhan dan lainnya relevan pengujian bagian struktur yang diuji, detail
konstruksi spesimen breis, tidak termasuk pelat buhul, untuk prototipe, akan sama atau
melebihi konstruksi spesimen uji bagian struktur yang diuji.

155 dari 149


(6) Breising lateral spesimen uji bagian struktur yang diuji harus meniru Breising lateral
pada prototipe.

(7) Spesimen uji breis dan prototipe harus diproduksi sesuai dengan kontrol mutu yang
sama dan proses jaminan mutu yang sama serta prosedur yang sama.

Ekstrapolasi di luar pembatasan yang dinyatakan dalam pasal ini harus diijinkan untuk
memenuhi pemeriksaan kualifikasi dan disetujui oleh pihak yang berwenang.

3. Spesimen Uji Breis

Spesimen uji breis harus meniru sedekat praktis desain yang bersangkutan, pendetailan,
fitur konstruksi, dan sifat-sifat bahan dari prototipe.

3a. Desain Spesimen Uji Breis

Metodologi desain yang sama terdokumentasi harus digunakan untuk spesimen uji breis dan
prototipe. Perhitungan desain harus membuktikan sebagai syarat minimum, sebagai berikut:

(1) Margin keamanan yang dihitung untuk stabilitas tekuk keseluruhan prototipe harus
sama atau melebihi spesimen uji breis.

(2) Margin keamanan yang dihitung untuk spesimen uji breis dan prototipe harus
memperhitungkan perbedaan dalam sifat-sifat bahan, termasuk tegangan leleh dan
tegangan ultimate, elongasi ultimate, dan kekerasan.

3b. Pembuatan Spesimen Uji Breis

Spesimen uji breis dan prototipe harus diproduksi sesuai dengan kontrol mutu yang sama
dan proses jaminan mutu yang sama serta prosedur yang sama.

3c. Kesamaan Spesimen Uji Breis dan Prototipe

Spesimen uji breis harus memenuhi persyaratan yang berikut:

(1) Profil dan orientasi inti baja harus sama seperti prototipe.

(2) Kekuatan leleh aksial inti baja, Pysc , dari spesimen uji breis tidak boleh kurang dari 50
%, tidak lebih dari 120 % dari prototipe dimana kedua kekuatan adalah berdasarkan
luas inti, Asc , dikalikan dengan kekuatan leleh seperti ditentukan dari uji kupon.

(3) Bahan untuk, dan metode dari, pemisahan antara inti baja dan mekanisme
pengekangan tekuk pada spesimen uji breis harus sama seperti yang di prototipe.

Ekstrapolasi di luar pembatasan yang tercantum dalam pasal ini harus diijinkan,
apakah sesuai dengan bahan pembanding dan disetujui oleh pihak yang berwenang.

3d. Detail Sambungan

Detail sambungan yang digunakan dalam spesimen uji breis harus mewakili detail
sambungan prototipe sedekat praktis.

3e. Bahan

156 dari 149


(1) Inti Baja

Persyaratan berikut harus dipenuhi untuk inti baja pada pengujian benda uji bresing:

(a) Tegangan leleh minimum yang disyaratkan dari inti baja spesimen uji breis harus
sama seperti yang prototipe.

(b) Tegangan leleh bahan yang diukur dari inti baja dalam spesimen uji breis harus
paling sedikit 90 % dari prototipe seperti ditentukan dari uji kupon.

(c) Tegangan ultimate minimum yang disyaratkan dan regangan inti baja spesimen
uji breis tidak boleh melampaui prototipe.

(2) Mekanisme Pengekang-Tekuk

Bahan yang digunakan dalam mekanisme pengekang tekuk spesimen uji breis harus
sama seperti yang digunakan dalam prototipe.

3f. Sambungan

Joint yang dilakukan dengan las, baut, dan paku pada spesimen uji harus meniru sedekat
praktis yang dilakukan pada prototipe.

4. Histori Pembebanan

4a. Persyaratan Umum

Spesimen uji harus memikul beban siklus sesuai dengan persyaratan Pasal K3.4b dan
K3.4c. Tambahan peningkatan beban di luar yang dijelaskan Pasal K3.4c diijinkan. Setiap
siklus harus mencakup tarik penuh dan tekan penuh dengan deformasi yang ditentukan.

4b. Pengawasan Pengujian

Pengujian harus dilakukan dengan cara mengontrol level deformasi aksial atau deformasi
rotasi, b , dilakukan pada spesimen uji. Sebagai suatu alternatif, deformasi rotasi
maksimum diijinkan untuk digunakan dan dipertahankan sebagai peraturan yang berlaku
yang harus diikuti untuk deformasi aksial.

4c. Urutan Pembebanan

Beban harus diterapkan pada spesimen uji untuk menghasilkan deformasi yang berikut,
dimana deformasi adalah deformasi aksial inti baja untuk spesimen uji dan kebutuhan
deformasi rotasi untuk breis spesimen uji subassemblage:

(1) Pembebanan 2 siklus pada deformasi yang sesuai dengan b by .

(2) Pembebanan 2 siklus pada deformasi yang sesuai dengan b 0,50 bm .

(3) Pembebanan 2 siklus pada deformasi yang sesuai dengan b 1 bm .

(4) Pembebanan 2 siklus pada deformasi yang sesuai dengan b 1,5 bm .

157 dari 149


(5) Pembebanan 2 siklus pada deformasi yang sesuai dengan b 2 bm .

(6) Siklus lengkap tambahan dari pembebanan pada deformasi yang sesuai dengan
b 1,5 bm seperti yang disyaratkan untuk spesimen uji breis yang memikul
deformasi aksial inelastis kumulatif paling sedikit 200 kali deformasi leleh (tidak
disyaratkan untuk pengujian benda uji subassemblage).

Simpangan tingkat desain tidak boleh diambil kurang dari 0,01 kali tinggi tingkat untuk
penghitungan bm . Urutan pembebanan lainnya diijinkan digunakan pada spesimen uji
yang memenuhi syarat bila spesimen tersebut menunjukkan keparahan yang sama atau
lebih besar dalam deformasi inelastis maksimum dan kumulatif.

5. Instrumen

Instrumen yang cukup harus tersedia pada spesimen uji untuk melakukan pengukuran atau
penghitungan kuantitas yang terdaftar pada Pasal K3.7.

6. Persyaratan Pengujian Bahan

6a. Persyaratan Pengujian Tarik

Pengujian tarik harus dilakukan pada contoh uji baja yang diambil dari heat baja yang sama
seperti yang digunakan pada pabrik inti baja. Hasil pengujian tarik dari laporan uji bahan
yang bersertifikat harus dilaporkan tetapi tidak boleh sebagai tempat pengujian spesimen
bahan untuk tujuan pasal ini. Hasil uji-tarik harus berdasarkan pengujian yang dilakukan
sesuai dengan Pasal K3.6b.

6b. Metode Pengujian Tarik

Pengujian tarik harus dilakukan sesuai dengan ASTM A6, ASTM A370, dan ASTM E8,
dengan pengecualian sebagai berikut:

(1) Tegangan leleh yang dilaporkan dari pengujian harus berdasarkan kekuatan leleh yang
didefinisikan dalam ASTM A370, dengan menggunakan metode offset dari regangan
sebesar 0,002.

(2) Laju pembebanan untuk uji tarik akan mereplikasi, sedekat praktis, laju pembebanan
yang digunakan untuk pengujian benda uji.

(3) Kupon harus mesin sehingga sumbu longitudinalnya sejajar dengan sumbu longitudinal
inti baja.

7. Persyaratan Pelaporan Pengujian

Untuk setiap spesimen uji, laporan uji tertulis yang memenuhi persyaratan pasal ini harus
dipersiapkan. Laporan tersebut benar-benar harus mendokumentasikan semua fitur kunci
dan hasil dari pengujian. Laporan harus mencakup informasi yang berikut:

(1) Penggambaran atau deskripsi yang jelas dari spesimen uji, termasuk dimensi kunci,
kondisi pembatas pada pembebanan dan titik reaksi, serta lokasi dari Breising lateral,
jika ada.

158 dari 149


(2) Pengambaran detail sambungan yang menunjukkan ukuran komponen struktur, mutu
baja, ukuran semua sambungan elemen, detail pengelasan termasuk logam pengisi,
ukuran dan lokasi baut atau lubang paku, ukuran dan mutu konektor, dan semua detail
lainnya berkaitan dengan sambungan.

(3) Daftar dari semua variabel penting lainnya seperti tertera pada Pasal K3.2 atau K3.3,
yang sesuai.

(4) Daftar atau plot yang menunjukkan penerapan beban atau riwayat perpindahan.

(5) Plot penerapan beban-deformasi, b . Metode yang digunakan untuk menentukan


deformasi harus ditunjukkan secara jelas. Lokasi pada spesimen uji dimana beban dan
deformasi yang diukur harus diidentifikasi secara jelas.

(6) Daftar kronologis pengamatan pengujian yang signifikan, mencakup pengamatan


pelelehan, selip, ketidakstabilan, perpindahan melintang sepanjang spesimen uji dan
retak pada setiap bagian spesimen uji dan sambungan, yang berlaku

(7) Hasil dari uji spesimen bahan yang disyaratkan dalam Pasal K3.6.

(8) Pengontrolan kualitas pabrikan dan jaminan kualitas rencana yang digunakan untuk
pembuatan spesimen uji. Hal ini harus mencakup spesifikasi prosedur pengelasan dan
laporan pemeriksaan pengelasan.

Gambar, data, dan diskusi tambahan spesimen uji atau hasil uji diijinkan dimasukkan dalam
laporan.

8. Kriteria Penerimaan

Paling sedikit pengujian bagian struktur yang diuji harus dilakukan sesuai persyaratan Pasal
K3.2. Paling sedikit harus dilakukan satu pengujian breis dan memenuhi persyaratan Pasal
K3.3. Semua pengujian di dalam rentang protokol yang disyaratkan harus memenuhi
persyaratan berikut:

(1) Plot menunjukkan beban yang diterapkan versus riwayat perpindahan, harus
menunjukkan stabil, perilaku berulang dengan kekakuan meningkat positif.

(2) Tidak boleh hancur, ketidakstabilan breis, atau kegagalan sambungan ujung breis.

(3) Untuk pengujian breis, setiap siklus pada suatu deformasi yang lebih besar dari by
gaya tarik dan gaya tekan maksimum tidak boleh lebih kecil dari kekuatan nominal
pada inti.

(4) Untuk pengujian breis, setiap siklus pada suatu deformasi yang lebih besar dari by
rasio dari gaya tekan maksimum terhadap gaya tarik maksimum tidak boleh melampaui
1,3.

Kriteria penerimaan lainnya diijinkan diadopsi untuk spesimen uji breis atau spesimen uji
bagian struktur asalkan lolos pemeriksaan kualitas dan disetujui oleh pihak yang berwenang.

159 dari 149


Kata pengantar

Standar ini memberikan persyaratan umum, persyaratan desain, analisis, persyaratan desain
komponen struktur dan sambungan, sistem portal-momen, sistem portal-terbreis dan
dinding-geser, sistem portal momen komposit, portal terbreis komposit dan sistem dinding
geser, pabrikasi dan ereksi, kontrol kualitas dan jaminan mutu, ketentuan pengujian
prakualifikasi dan kualifikasi siklik. Persyaratan tersebut dimaksudkan untuk menjamin agar
bangunan gedung baja yang didesain sesuai standar ini tidak akan runtuh akibat gempa
kuat.

Standar ini merupakan revisi dari SNI 1729 yang terdiri dari dua (2) standar, yaitu SNI
1729.1 Spesifikasi Gedung Baja Struktural merupakan adopsi penuh SNI 1729.1 dan SNI
1729.2 Ketentuan Desain Tahan Gempa untuk Struktur Gedung Baja merupakan adopsi
penuh AISC 341-10 dan ditulis sesuai dengan PSN 03.1: 2007.

Standar ini disusun oleh Sub Panitia Teknis (SPT) Bahan, Sain, Struktur dan Konstruksi
Bangunan

Standar ini telah dibahas dan disetujui oleh anggota SPT pada rapat konsensus tgl di
Pusat Litbang Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangnan, Kementerian PU.

160 dari 149

Anda mungkin juga menyukai