Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dwi Rahmat Aji Chandra

NIM : 171510601166
Prodi : Agribisnis
Matkul: Kapita Selekta

Agroindustri Kopi Desa Sidomulyo yang Berskala Nasional

Indonesia adalah negara dengan tanah yang sangat subur. Kesuburan tanah
di Indonesia memang sangat layak mendapatkan julukan sebagai tanah surga karena
dapat ditanami berbagai macam jenis tanaman. Salah satu tanaman yang ditanam
dan memiliki nilai ekspor yang cukup tinggi adalah tanaman kopi. Hasil dari panen
kopi Indonesia telah mampu menjadi komoditi ekspor unggulan bagi Indonesia di
bidang perkebunan dan salah satu penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia.
Kopi tidak hanya berperan sebagai sumber devisa saja melainkan juga merupakan
sumber penghasilan bagi setidaknya kurang dari setengah juta jiwa petani kopi di
Indonesia. Salah satu kopi yang sudah diekspor ke luar negeri adalah kopi Jember.
Kabupaten Jember adalah daerah di Jawa Timur yang mempunyai potensi
untuk memproduksi kopi yang cukup baik. Total terdapat 16.882 ha perkebunan
kopi di Jember, di mana sebagian besar lahan kopi yang di usahakan merupakan
jenis perkebunan kopi rakyat dengan skala usaha antara 1 – 2 ha. Perkebunan kopi
terluas terdapat di Kecamatan Silo. Kopi ini sudah sangat terkenal dikalangan
masyarakat. Kopi yang paling banyak dikembangkan di Indonesia adalah jenis kopi
arabika dan kopi robusta. Kedua jenis ini memang mudah untuk dibudidayakan dan
perawatannya yang tidak sulit. Namun harus ada banyak hal yang harus
diperhatikan oleh para petani kopi agar kopi bisa berbuah bnyak dan tidak terkena
penyakit.
Kopi Jember selain menjadi penghasil kopi robusta dan kopi arabika juga
menghasilkan kopi luwak. Kopi luwak merupakan salah satu kopi yang telah diakui
kelezatannya oleh banyak penikmat kopi. Jenis kopi dengan harga yang cukup
mahal ini dengan rasa yang sangat nikmat dan telah diakui oleh dunia ini banyak
dihasilkan di Jember . kopi luwak merupakan kopi yang dibuat setelah melalui
proses pencernaan dari hewan luwak. Di kebun kopi yang terdapat di Jember
banyak ditemukan kotoran luwak liar yang telah mengkonsumsi kopi dan dari hasil
pencernaan luwak ini menghasilkan kotoran luwak yang berupa biji kopi. Biji kopi
inilah yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Saat ini kopi luwak sangat
populer namun tidak semua orang dapat menikmatinya karena harganya yang
tinggi.
Perkebunan kopi rakyat terbesar di Jember terdapat di daerah Kecamatan
Silo Desa Sidomulyo. Perkebunan kopi di sini memiliki dua jenis pengelolaan
perkebunan yaitu dengan cara organik dan anorganik. Jenis kopi utama yang di
usahakan di Desa Sidomulyo adalah kopi robusta. Dalam pelaksanaannya
masyarakat di sekitar bekerja sama dengan KSU Buah Ketakasi dalam hal sarana
produksi. Masyarakat di sekitar membeli pupuk yang telah di sediakan oleh KSU
Buah Ketakasi baik bagi perkebunan organik maupun anorganik.
KSU Buah Ketakasi merupakan koperasi yang terletak di Desa Sidomulyo,
Kecamatan Silo, Kabupaten Jember. KSU Buah Ketakasi merupakan sebuah
singkatan dari KSU (Koperasi Serba Usaha) dan Ketakasi (Kelompok Tani Kopi
Sidomulyo). Koperasi ini diketuai oleh Bapak Suwarno yang telah berdiri sejak
2007. Koperasi ini berdiri dengan bergabungnya beberapa kelompok tani kopi yang
terdapat di sana. Pada awal terbentuknya koperasi ini masih sangat sulit karena
keterbatasan sumber daya manusia dari anggota koperasi tersebut. Akhirnya pada
tahun 2010 KSU Buah Ketakasi mulai bekerja sama dengan Universitas Jember dan
sejak saat itu KSU Buah Ketakasi mulai menunjukkan tren positif. Berkat itu KSU
Buah Ketakasi mulai menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dan mendapatkan
beberapa bantuan dari berbagai lembaga. Semakin baiknya pengelolaan yang
terjadi pada tahun 2010, hasil produk dari olahan KSU Buah Ketakasi ini
mendapatkan juara 1 untuk Cita Rasa Kopi Robusta di tingkat nasional dan
mendapatkan penghargaan MDC SWOT dari Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada tahun 2012.
KSU Buah Ketakasi memiliki 4 unit usaha, yaitu unit simpan pinjam, unit
pengadaan sarana produksi pertanian/perkebunan (saprodi), unit peternakan, dan
unit produksi. Dalam unit produksi terdapat sebuah agroindustri yang mengelola
hasil kopi dari para petani kopi baik dari kebun kopi organik maupun kebun kopi
anorganik. Agroindustri dipimpin oleh Bapak Sunari selaku kepala dari unit
produksi. Kopi yang dapat diolah dalam industri KSU Buah Ketakasi ini hanya kopi
yang berwarna merah saja, selain warna merah tidak dapat diolah karena dalam
mesin sortasi tidak dapat menerima buah kopi selain dari warna merah. Apabila
masih terdapat warna lain selain warna merah yang masuk ke dalam mesin sortasi
akan dikeluarkan kembali secara otomatis karena tidak memenuhi spesifikasi yang
telah di tentukan. Buah kopi yang telah melewati sortasi kemudian dimasukkan
kedalam mesin yang disebut palper. Mesin palper adalah mesin yang digunakan
untuk memisahkan biji kopi dengan kulitnya hingga tersisa bijinya saja.

Gambar 1 .Pulper
Biji kopi yang telah terpisah dari kulitnya kemudian dimasukkan kedalam
mesin perambangan. Mesin perambangan ini berfungsi untuk menentukan kualitas
dari biji kopi yang akan di olah. Mesin ini menggunakan air untuk menentukan
kualitas dari biji kopi. Biji kopi yang memiliki kualitas yang bagus akan tenggelam
kedasar mesin, sedangkan biji yang cacat atau kualitas yang kurang bagus akan
mengambang pada permukaan air yang kemudian di pisahkan dari biji kopi yang
bagus. Proses perambangan ini memerlukan waktu mulai dari pukul 16.00 sampai
00.00 WIB sesuai dengan berapa banyak biji kopi yang akan di proses.
Perambangan ini memiliki dua metode dalam pelaksanaannya, pertama yaitu
perambangan biji kopi yang telah melalui proses palper atau pemisahan biji kopi
dengan kulitnya, dan kedua perambangan buah kopi yang masih dalam bentuk
gelondongan atau disebut cherry oleh pihak agroindustri.
Gambar 2. Perambangan
Biji kopi yang telah melalui proses perambangan kemudian difermentasi
selama 8 sampai 12 jam. Fermentasi ini bertujuan untuk mengurangi kandungan
kambium yang terdapat pada biji kopi. Apabila kambium didalam biji kopi ini tidak
dikurangi dapat mempengaruhi cita rasa terhadap kopi yang akan dihasilkan.
Setelah itu sisa – sisa dari kambium dan sisa fermentasi dicuci dan dibersihkan
dengan cara dimasukkan kedalam mesin washer atau mesin pencuci. Mesin ini
berguna untuk membersihkan biji kopi dari hasil fermentasi. Kemudian biji kopi di
jemur untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada biji kopi sesuai dengan yang
diminta oleh konsumen. Hasil dari penjemuran ini kemudian bisa dikirim langsung
kepada konsumen sesuai dengan permintaan yang telah berkerja sama dengan KSU
Buah Ketakasi dan beberapa diolah menjadi kopi bubuk yang dipasarkan sendiri
oleh Koperasi. Dalam pemasaran hasil produksinya KSU Buah Ketakasi dibantu
oleh Bank Indonesia dengan mengikuti Expo – expo. Produk dari KSU Ketakasi
telah dipasarkan hingga skala nasional, bahwakan hasil produk ini telah sampai ke
Korea walaupun yang membeli hanya teman. Dalam proses pembuatan bubuk
terdapat perbedaan antara Indonesia dengan Eropa oleh sebab itu ekspor kopi keluar
negeri lebih sering dalam bentuk biji bukan dalam bentuk olahan, apabila ekspor
dilakukan dalam bentuk olahan biasanya kopi akan gosong.
Gambar 3. Washer
Dalam melakukan kegiatan industrinya KSU Buah Ketakasi memiliki
pekerja yang berjumlah total 45 orang baik itu pria maupun wanita, dimana para
pekerja ini merupakan masyarakat sekitar tempat industri. Para pekerja ini bekerja
secara produktif selama 4 bulan mulai dari bulan Juni hingga bulan September.
Industri bekerja selama bahan baku tersedia dan pada saat musim panen raya tiba
para pekerja dibagi – bagi pekerjaannya, beberapa ada yang membantu petani
dalam proses pemanenan di kebun dengan membawa hasil panen menuju tempat
industri. Setelah panen selesai dilakukan para pekerja kemudian difokuskan
kembali kedalam industri. Para pekerja pria biasanya melakukan pekerjaan yang
terbilang berat seperti membawa hasil panen kopi, menimbang hasil panen para
petani, dan mengoprasikan mesin. Para pekerja wanita melakukan pekerjaan
dibagian sortasi manual, penjemuran, dan pengemasan. Upah yang diterima pasti
berbeda antara pekerja pria dan pekerja wanita. Upah untuk pekerja pria yaitu
sebesar Rp 45.000,- per hari dengan fasilitas makan disediakan dan diberi rokok.
Untuk upah pekerja wanita sebesar Rp 35.000,- per hari bersih tanpa di fasilitasi
dan biasanya membawa makanan sendiri saat bekerja. Dalam pengerjaan industri
di KSU Buah Ketakasi dibagi menjadi dua shift. Shift pertama bekerja mulai pukul
07.00 WIB sampai Pukul 15.00 WIB. Shift dua bekerja pada pukul 18.00 WIB
sampai 24.00 WIB. Upah para pekerja biasanya dapat diambil 2 minggu sekali
dengan total gaji sesuai dengan jumlah hari para pekerja itu bekerja. Industri KSU
Buah Ketakasi tidak memberikan upah melebihi dari hari dimana para pekerja itu
bekerja, tujuannya agar para pekerja tidak malas dalam bekerja.

Anda mungkin juga menyukai