Anda di halaman 1dari 6

BAB 6

ANALISIS KELAYAKAN

6.1 Konsep Pendekatan Analisis

Kelayakan ekonomi didefinisikan sebagai kelayakan bagi semua pihak yang


memanfaatkan, baik langsung maupun tidak langsung suatu pembangunan atau
peningkatan jalan. Dalam kaitannya dengan analisis ekonomi, suatu kondisi dinamakan
layak apabila manfaat yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan. Oleh karena itu perhitungan manfaat jalan merupakan faktor vital dalam
memutuskan apakah suatu pembangunan atau peningkatan jalan disebut layak. Perhitungan
manfaat jalan juga dinilai lebih peka dibandingkan dengan perhitungan biaya yang
merupakan aspek sipil.

Dalam kajian ekonomi, maka pemerintah cenderung menilai suatu investasi dalam
kerangka ekonomi di mana tujuan utama kebijakan investasi dipakai sebagai alat untuk
menyediakan jasa pelayanan bagi masyarakat. Dalam hal ini komponen biaya dikaji dalam
rangka jumlah sumber daya (resource) yang harus dikeluarkan oleh pemerintah termasuk
biaya konstruksi, penggunaan lahan milik pemerintah, dan kemudahan biaya lainnya.
Sedanglan komponen pengembalian biaya dipakai pendekatan manfaat (benefit),
khususnya pengurangan biaya sistem transportasi (pengurangan biaya operasi kendaraan
dan waktu tempuh) dan manfaat-manfaat lainnya bagi masyarakat.

Penghematan terbesar sebagai tampak pembangunan jalan baru pada umumnya


adalah penghematan nilai waktu dari pihak pemakai jalan (consumer), dimana manfaat
inilah yang akan memberikan kontribusi terbesar dalam menilai kelayakan pada studi ini.

Kelayakan ekonomi didefinisikan sebagai kelayakan bagi semua pihak yang


memanfaatkan, baik langsung maupun tidak langsung suatu penanganan jaringan jalan.
Dalam kaitannya dengan analisis ekonomi, manfaat yang diperoleh lebih besar
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Hasil analisis kelayakan ini akan sangat
menentukan dalam pengambilan keputusan apakah rencana ruas jalan ini akan
dilaksanakan atau tidak.

71
Pada umumnya, perhitungan manfaat jalan dilakukan dengan menghitung langsung
dari pengguna jalan, yaitu pengurangan Biaya Operasi Kendaraan (BOK), nilai waktu dan
kecelakaan yang diperhitungkan dari perbedaan dengan proyek dan tanpa proyek,
berdasarkan volume lalu lintas yang ada (JICA, 1986), Canmark (IBRD,WP-241, 1976)
juga menyatakan hal yang sama untuk metodologi konvensional. Namun demikian, metode
tersebut hanya sesuai untuk keadaan diaman lalu lintas normal mempunyai jumlah yang
cukup dan keuntungan akibat pengurangan BOK merupakan ukuran yang handal dan dapat
dipercaya.

ICRD (1976) memberikan beberapa arahan metodologi analisis yang bisa


digunakan untuk mngevaluasi kelayakan pembangunan ruas jalan di luar kota (rural road)
yang memperhitungkan peningkatan ekonomi wilayah yang bersangkutan.

6.2 Proses Analisis Kelayakan

Perbandingan biaya (cost) dan manfaat/pengembalian (benefit/revenue) merupakan


basis dalam menentukan kelayakan ekonomi dan finansial dari pembangunan dan
pengoperasian fasilitas transportasi. Perbandingan biaya dan manfaat/pengembalian
dilakukan antara dua kondisi, yakni untuk skenario tanpa adanya penanganan (base case
atau without project) dan dengan adanya penanganan (with project).

Proses analisis kelayakan dilakukan dalam 3 tahapan, yakni (1) proses estimasi
biaya penanganan (biaya pembebasan lahan, biaya konstruksi, dan biaya pemeliharaan)
(dalam hal ini untuk asumsi kondisi without project tidak adanya biaya yang dikeluarkan
yang terkait dengan pembangunan Jalan Puskesmas II Medan Sunggal). Sedangkan proses
(2) adalah melakukan estimasi manfaat yang dihasilkan dari proses simulasi jaringan jalan
dengan dan tanpa adanya penanganan pada tahun-tahun tinjauan, dalam hal ini di tinjau
pada tahun 2016-2036. Setelah kedua proses tersebut dilakukan, maka selanjutnya dalam
proses (3) dilakukan analisis kelayakan untuk mengeluarkan sejumlah indikator kelayakan
seperti EIRR/IRR, NPV, dan BCR.

6.3 Estimasi Komponen Biaya

Komponen biaya (cost components) pembangunan Jalan Puskesmas II Medan Sunggal


yang mempertimbangkan dalam analisis kelayakan adalah sebagai berikut:

72
 Biaya konstruksi jalan (construction cost),
 Biaya rekayasa dan pengawasan (design and supevision),
 Biaya pemeliharaan (maintenance),
 Biaya pembebasan lahan (land acquisition).

6.3.1 Biaya Konstruksi (Construction Cost)

Estimasi biaya konstruksi untuk pembangunan Jalan Puskesmas II Medan Sunggal


didasarkan pada analisa harga satuan pada Standar Biaya Penyelenggaraan Jalan
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2014. Berikut ini pada Tabel 6.1 disajikan
perhitungan biaya konstruksi Jalan Puskesmas II Medan Sungga yang terdiri dari biaya
konstruksi jalan, biaya timbunan dan biaya geotextile. Total biaya konstruksi adalah
Rp 19.117.170.930 yang terdiri dari biaya pembangunan jalan arteri sepanjang 4,4 km,
jalan kolektor sepanjang 3,85 km dan jembatan untuk menghubungkan jalan arteri
sepanjang lebih kurang 80 m.

Tabel 6.1 Biaya Konstruksi Jalan Trase Baru Helvetia

Pembebasan
Panjang Rumija Biaya Konstruksi Biaya geotextile Total Biaya Konstruksi
No. Nama Jalan Lahan
(km) (m) (Rp) (Rp) (Rp)
(Ha)

Rute 1
(Terusan Jalan
1. 1,5 12 3,596 15.997.170.926 3.120.000.000 19.117.170.930
Gaperta) per
km

6.3.2 Biaya Rekayasa dan Pengawasan (Design dan Supervision Cost)

Diperkirakan bahwa besarnya biaya rekayasa dan pengawasan sebesar 0,5%-1%


dari biaya konstruksi, biaya ini meliputi biaya untuk melakukan studi kelayakan, detail
engineering desain, studi evaluasi dampak lingkungan, serta pengawasan selama
pelaksanaan kostruksi. Jadi, total biaya desain dan supervisi terdiri dari biaya untuk jalan
lokal sebesar RP 191.171.709.

73
6.3.3 Biaya Pemeliharaan (Maintenance Cost)

Setelah Jalan Puskesmas II Medan Sunggal ini selesai dibangun, maka selama umur
layaknya jalan ini akan memerlukan pemeliharaan, yang secara garis besar terbagi menjadi
2 jenis pemeliharaan, yaitu biaya pemeliharaan rutin atau tahunan (year maintenance cost)
dan biaya pemeliharaan periodik atau berkala (periodic maintenance cost). Biaya
pemeliharaan periodik ini diberlakukan setiap selang waktu 5 (lima) tahun. Biaya satuan
pemeliharaan rutin sebesar Rp 130.579.540 / km dan biaya pemeliharaan periodik sebesar
Rp 6.548.611.100 / km.

6.3.4 Biaya Pembebasan Lahan (Land Acquisitions)

Biaya pembebasan lahan didasarkan disesuaikan dengan NJOP (Nilai Jual Objek
Pajak) dari Instansi terkait. Biaya pembebasan lahan ini sudah termasuk biaya ganti rugi
bangunan, tanaman dan relokasi utilitas (PLN, telkom, PDA

M, Gas). Besarnya biaya pembebasan lahan untuk pembangunan Jalan Puskesmas


II Medan Sunggal diasumsikan sebesar Rp 300.000,-/m2 sampai dengan Rp 500.000,-/m2.

Berikut ini pada Tabel 6.1 disampaikan Biaya Rencana Jalan Puskesmas II Medan
Sunggal .

Tabel 6.2 Biaya Rencana Jalan Puskesmas II Medan Sunggal

Biaya
Biaya
Biaya Rekayasa Biaya
Pembebasan Total
Tahun Konstruksi dan Pemeliharaan
Lahan (Juta Rp)
(Juta Rp) Pengawasan (Juta Rp)
(Juta Rp)
(Juta Rp)
2016 Perencanaan
2017 16.717 97 9.984 26.798
2018 130,579 130,579
2019 130,579 130,579
2020 130,579 130,579
2021 130,579 130,579

74
2022 6.548,611 6.548,611
2023 130,579 130,579
2024 130,579 130,579
2025 130,579 130,579
2026 130,579 130,579
2027 6.548,611 6.548,611
Sumber: Hasil Analisis

6.4 Resume Kelayakan Ekonomi

Analisis kelayakan ekonomi pada dasarnya merupakan bagian terhadap manfaat


yang ditimbulkan dengan adanya penanganan/pembangunan ruas jalan terhadap aktivitas
perekonomian wilayah terpengaruh dan dengan mempertimbangkan biaya yang harus
dikeluarkan untuk terlaksanakannya pembangunan ruas jalan tersebut.

Dari komponen manfaat dan komponen biaya tersebut selanjutnya dilakukan


kegiatan kelayakan dengan menggunakan metode yang telah ada. Sehingga kajian tingkat
kelayakan ekonomi dari proyek pembangunan jalan tersebut diharapkan cukup
komprehensif yang ditunjukan dengan karakteristik komponen-komponen manfaat maupun
komponen-komponen biaya yang dicakup dalam kajian/analisis kelayakan ekonomi
tersebut.

Komponen manfaat yang menjadi dasar adalah biaya transportasi yang selanjutnya
akan berpengaruh pada biaya-biaya (harga-harga) lainya seperti komoditas yang dihasilkan
daerah tersebut dan dijual keluar daerah maupun komoditas yang didatangkan ke daerah
tersebut dari luar daerah. Dengan adanya pembangunan ruas jalan baru maka diharapkan
akan terjadi perbaikan dalam kinerja operasi angkutan yang antara lain ditunjukan dengan
peningkatan kecepatan atau penurunan waktu perjalanan yang selanjutya akan mengurangi
biaya transportasi. Komponen manfaat lainnya yang juga perlu diperhitungkan adalah
komponen manfaat yang sifatnya kualitatif seperti peningkatan pelayanan umum dan
aktivitas sosial lainnya. Peningkatan pelayanan tersebut sejalan dengan peningkatan
aksebilitas daerah yang ditimbuljkan akibat peningkatan ruas jalan sehingga secara umum
akan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.

Untuk menilai manfaat dari proyek yang dibangun maka dilakukan analisis
ekonomi dengan menggunakan parameter dari analisis ekonomi antara lain Net Present

75
Value (NPV), Benefit Cost Ratio I (BCR) serta Economic Internal rate of Return (EIRR).
Proyek dikatakan layak secara ekonomi jika NPV > 0, BCR > 1, serta nilai IRR harus lebih
besar dari tingkat bunga yang dipergunakan saat ini. Apabila NPV < 0, BCR < 1 serta nilai
IRR lebih rendah maka dapat dikatakan bahwa proyek tersebut tidak layak.

76

Anda mungkin juga menyukai