PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian karya tulis ilmiah ini adalah
untuk mengetahui dan menganalisis kecepatan perkecambahan antara kacang merah yang
direndam di air PAM dengan kacang merah yang direndam di air kelapa muda.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Pertumbuhan pada suatu makhluk hidup atau orgnisme dapat diartikan sebagai proses
pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume, atau jumlah) yang sifatnya tetap dan
irreversible (tidak dapat balik ke kondisi semula). Jadi pertumbuhan merupakan suatu konsep
kuantitatif yang berkaitan dengan pertambahan massa suatu organisme.
Perkembangan dapat di artikan sebagai proses yang menyertai pertumbuhan. Secara
sederhana perkembangan merupakan proses perubahan menjadi dewasa. Berbeda dari
pertumbuhan, perkembangan merupakan suatu konsep kualitatif. Dalam proses tersebut
terjadi diferensiasi sel (perubahan struktur dan fungsi sel), histogenesis (pembentukan
jaringan), Organogenesis (pembentukan organ), dan gametogenesis (pembentukan sel – sel
kelamin). Terdapat dua macam pertumbuhan, yaitu :
1. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi di titik tumbuh apikal. Letak
titik tumbuh apikal adalah didekat ujung akar dan ujung batang tanaman.
Pertumbuhan primer dapat diukur secara kuantitatif yaitu dengan menggunakan alat
auksanometer (suatu alat untuk mengukur pertumbuhan memanjang suatu tanaman).
Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang dapat dibedakan menjadi 3
daerah yaitu :
a. Daerah pembelahan sel (daerah meristematik)
Merupakan daerah yang paling ujung dan merupakan tempat terbentuknya
sel-sel baru. Sel-sel di daerah ini mempunyai inti sel yang relatif besar,
berdinding tipis, dan aktif membelah diri.
b. Daerah pemanjangan sel (daerah elongasi)
Merupakan daerah hasil pembelahan sel-sel meristem. Sel-sel hasil
pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya sehingga menjadi
bagian dari daerah perpanjangan. Ukuran selnya bertambah beberapa puluh
kali dibandingkan sel-sel meristematik.
3
c. Daerah diferensiasi (daerah maturasi)
Merupakan daerah yang terletak di bawah daerah pemanjangan. Sel-sel di
daerah ini umumnya mempunyai dinding yang menebal dan beberapa di
antaranya mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan empulur.
Sel yang lain berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim, jaringan penunjang,
dan jaringan pengangkut (xilem dan floem).
2. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus.
Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, Gymnospermae (tumbuhan berbiji
terbuka) dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan. Pertumbuhan
dan perkembangan itu sendiri di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dalam dan
faktor luar.
a. Faktor Internal (faktor dalam)
Gen
Gen juga merupakan faktor yang sangat berperan dalam
pertumbuhan tumbuhan. Gen bersifat menurun. Tumbuhan yang
memiliki gen baik akan menghasilkan keturunan yang baik, begitu
juga sebaliknya.
Hormon
Hormon sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut
Fitohormon. Macam-macam hormon pada tumbuhan yaitu :
hormon auksin, giberelin, sitokinin, gas etilen, asam traumalin,
dan asam absisat.
b. Faktor Eksternal (faktor luar)
Makanan (nutrisi)
Makanan adalah sumber energi dan sumber materi untuk
menyintesis berbagai komponen sel.
Air
Air berfungsi untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik,
menjaga kelembapan, dan membantu perkecambahan biji.
4
Suhu
Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada suhu optimum.
Umumnya suhu optimum bagi tumbuhan adalah 22oC-37oC.
Cahaya
Cahaya merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh
pada pertumbuhan tumbuhan. Hal itu karena cahaya, terutama
cahaya matahari, merupakan faktor yang sangat penting untuk
melakukan fotosintesis. Intensitas pencahayaan yang berbeda akan
menghasilkan macam tumbuhan yang berbeda.
Kelembapan
Kelembapan merupakan keadaan saat udara telah jenuh terhadap
uap air. Kelembapan memang sangat baik untuk proses
perkecambahan tumbuhan. Namun apabila kelembapan terlalu
tinggi, jaringan akar tumbuhan akan mengalami kerusakan karena
terendam air dan akibatnya terjadi pembusukan pada akar.
Media Air Perendaman
Media air perendaman adalah media air yang digunakan dalam
proses perendaman biji kacang untuk membandingkan
pertumbuhan kecambah masing-masing tanaman.
pH
Derajat keasaman pH air juga berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan suatu tanaman. pH yang terlalu asam bersifat
racun bagi tanaman (dapat menghambat perkecambahan). Pada
tanah pH lebih rendah dari 5,6 pada umumnya pertumbuhan
tanaman menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur
hara penting seperti fosfor dan nitrogen. Bila pH lebih rendah dari
4,0 pada umumnya terjadi kenaikan Al3+ dalam larutan tanah yang
berdampak secara fisik merusak sistem perakaran, terutama akar-
akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman menjadia terhambat (.
2.2 Tanaman Kacang Merah
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiosspermae
5
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Calyciflorae
Ordo : Rosales (Leguminales)
Famili : Leguminosae (Papilionaceae)
Sub famili : Papilionoideae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus vulgaris L.
Tanaman kacang merah ini biasanya tumbuh melilit pada batang bambu. Daunnya
majemuk, beranak daun tiga, dan berbentuk jorong. Perbungaan tandan di ketiak dengan
panjang hingga 15 cm, dengan banyak buku dan bunga. Sayap bunga berwarna putih
kekuningan atau ungu sedangkan lunasnya berwarna putih atau kadang-kadang berwarna
lain. Polongnya lonjong, pipih, berkulit keras bila sudah tua,dan pada umumnya
melengkung dengan bentuk mengait pada bagian atasnya, berisi 4-5 biji. Bentuk, ukuran dan
warna biji beragam, ada yang berbentuk mengginjal, membelah ketupat atau membundar.
Warna biji ada yang seragam atau loreng, coklat, merah, hitam atau ungu.
Kacang merah memiliki kandungan gizi yang sangat baik, hal ini sangat
menguntungkan bagi kesehatan tubuh manusia apalagi jika diolah secara baik dan benar.
Kacang merah kering merupakan sumber protein nabati, karbohidrat kompleks, serat, vitamin
B, folasin, tiamin, kalsium, fosfor, dan zat besi. Folasin adalah zat gizi esensial yang mampu
mengurangi resiko kerusakan pada pembuluh darah.
Kacang merah dapat ditanam pada berbagai jenis tanah dengan syarat struktur
tanahnya gembur. Struktur tanah yang gembur dapat mempermudah akar tanaman menjalar
mencari sumber hara yang terkandung dalam tanah. Kacang merah ada yang berupa tanaman
semak yang tegak dan ada yang merambat. Kacang merah dapat mencapai tinggi sekitar 3,5 -
4,5 meter, tumbuhnya memerlukan penyangga. Pengembangbiakan kacang merah dapat
dilakukan dengan bijinya. Kacang merah akan dapat tumbuh baik di daerah basah atau dingin
pada ketinggian 1400-2000 meter dari permukaan laut dan dipanen 6 bulan setelah
penanaman.
6
mirip dengan cairan infus. Air kelapa muda, mengandung tanin atau antidotum (anti racun).
Sebagai sumber tenaga, air kelapa mengandung glukosa. Sebagai sumber zat pembangun,
pada air kelapa terdapat protein. Air kelapa mengandung beberapa macam protein. Beberapa
diantaranya adalah alanin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, histidin, fenilalanin, dan
tirosin. Selain itu, air kelapa juga kaya dengan mineral (natrium, kalium, kalsium,
magnesium, besi, dan tembaga) dan vitamin (vitamin C dan 7 macam vitamin B yaitu
nikotinik, asam pantotenat, biotin, riboflavin (B2), asam folat, tiamin (B1), dan piridoksin
(B6)). pH air kelapa yaitu 4,27-6,17(sumber : direktorat gizi depkes RI (1988)).
7
perkecambahan biji kacang merah juga dipengaruhi oleh faktor air (sumber makanan) itu
sendiri.
2.6 Hipotesis
Dari landasan teori di atas dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut :
2.6.1 Hipotesis Nol (H0)
Tidak ada pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan perkecambahn
tanaman kacang merah.
2.6.2 Hipotesis Alternatif (Ha )
Ada pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan perkecambahan tanaman
kacang merah.
BAB III
METODE PENELITIAN
8
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah ini dilaksanakan pada :
tempat :
9
3.4 Teknik Pengumpulan Data
10
3. Air kelapa muda.
4. Tanah gembur.
1. Menyiapkan 2 gelas air kelapa muda dan 2 gelas air PAM di dalam 2 buah
mangkuk yang berbeda.
2. Memilih kacang merah yang kualitasnya baik dan tidak membusuk sebanyak
50 biji.
3. Dari 50 biji kacang merah yang dipilih, kemudian 25 biji direndam di air
PAM, dan 25 bijinya lagi direndam di air kelapa muda. Proses perendaman
dilakukan selama 12 jam.
4. Dari masing-masing mangkuk kemudian dipilih 12 biji kacang merah yang
tenggelam atau yang berada di dasar mangkuk karena itu menandakan
kualitasnya baik dan cocok untuk ditanam.
5. Kemudian tiriskan biji kacang merah yang telah dipilih.
1. Menyiapkan 2 buah polybag yang telah berisi tanah gembur dengan takaran
yang sama.
2. Memberi nama (menggunakan kertas label) pada masing-masing polybag.
Polybag A untuk biji kacang merah yang direndam dengan air PAM,
sedangkan Polybag B untuk biji kacang merah yang direndam dengan air
kelapa muda.
3. Masukkan 12 biji kacang merah pilihan yang direndam dengan air PAM pada
polybag A, dan 12 biji kacang merah pilihan yang direndam dengan air kelapa
muda pada polybag B.
4. Letakkan kedua polybag di tempat yang tidak terkena cahaya matahari secara
langsung(didalam ruangan).
11
5. Amati setiap hari pertumbuhan biji-biji kacang merah tersebut, sembari
menyiramnya dengan takaran air yang sama yaitu 4 tutup botol aqua setiap
siang hari (sekitar pukul 13.00) selama pengamatan berlangsung.
6. Catat berapa biji kacang merah yang berkecambah pada masing-masing
polybag ke dalam buku laporan hasil penelitian.
2. Pelaksanaan Penelitian
Setelah menyiapkan segala sesuatunya, langkah selanjutnya adalah melaksanaan
penelitian. Penelitian dilakukan selama 7 hari. Dalam penelitian ini di lakukan
penilaian, penelitian,dan menanggapi tentang pengaruh media air perendaman
terhadap kecepatan pertumbuhan kecambah tanaman kacang merah.
3. Mencatat
Setelah dilakukan pengamatan, penulis mencatat jumlah biji yang berhasil
berkecambah pada masing-masing polybag, seperti yang tercantum pada format
tabel berikut ini :
12
Tabel 4.1 Jumlah Biji Yang Berkecambah Pada Polybag A Dan B
13
BAB IV
14
terbuka belum
sepenuhnya
Dari tabel tersebut demikian pula pembahasan yang telah dilakukan, maka akan semakin
memberikan keyakinan bahwa ada pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan
perkecambahan tanaman kacang merah. Pengujian hipotesis ini diperjelas dengan hasil
penelitian yaitu diperoleh hasil biji kacang merah yang direndam di air kelapa muda
perkecambahan lebih lambat sedangkan biji kacang merah yang di rendam di air PAM
perkecambahannya lebih cepat. Dari hasil percobaan tersebut maka dapat di simpulkan
bahwa hipotesis nol (H0) di tolak dan yang diterima adalah hipotesis alternatif (Ha ) yaitu ada
pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan perkecambahan tanaman kacang merah.
4.3. Pembahasan
Data pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa pada hari pertama baik pada polybag A
maupun polybag B belum ada biji yang berkecambah, sedangkan pada hari kedua biji kacang
merah pada polybag A dan polybag B mulai berkecambah. Hal ini menunjukkan bahwa
lamanya dormansi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air PAM
berlangsung selama 1 hari. Selain itu dapat dilihat juga kecambah yang tumbuh hanya ada 10
biji. Sedangkan 1 biji membusuk, dan 1 biji yang lainnya belum berkecambah.
Dari tabel di atas, juga dapat dilihat bahwa pada hari pertama belum tumbuh, sedangkan
pada hari kedua ada kecambah yang tumbuh dan ada juga yang tidak. Hal ini menunjukkan
bahwa lamanya dormansi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan
menggunakan air kelapa muda berlangsung selama 1 hari. Kecambah yang tumbuh ternyata
ada 9 biji, sedangkan 1 biji membusuk dan 2 biji lainnya belum berkecambah.
Dari percobaan yang dilakukan, ternyata ada perbedaan yang muncul pada perkembangan
kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air kelapa muda dan air PAM. Dari 12 biji
kacang merah yang direndam dengan air PAM, hanya ada 10 biji kacang merah yang
berkecambah. Sedangkan pada perendaman dengan menggunakan air kelapa muda, ada 9 biji
kacang merah yang berkecambah dari 12 biji kacang merah yang ditanam di dalam polybag
B. Lama dormansinya pun sama, yaitu selama 1 hari. Jadi perbandingan pertumbuhan antara
kecambah yang direndam pada air PAM dan air kelapa muda adalah 10 : 9.
15
Perbedaan kecepatan perkecambahan pada polybag A dan B disebabkan karena
perbedaan pH air, kandungan mineral, dan kualitas dari biji itu sendiri. pH air PAM bersifat
basa 10,9(berdasarkan laporan praktikum Pengukuran Kualitas Air PAM Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang tahun
2012). Sedangkan ph air kelapa 4,27-6,17(sumber : direktorat gizi depkes RI (1988)). Hal ini
dikarenakan air PAM bersifat basa. pH yang bersifat normal sampai basa sangat cocok
digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Sedangkan pH yang terlalu asam bersifat racun bagi
tanaman. Seperti yang telah dijelaskan pada bahasan sebelumnya air kelapa muda memiliki
zat anti racun yang disebut antidotum (tanin). Tetapi sifat racun pada air kelapa karena pH-
nya yang asam hanya tidak ternetralisir dengan sempurna sehingga racun karena sifat pH-nya
yang asam masih berpengaruh pada proses perkecambahan tanaman. Air PAM tidak bersifat
racun bagi tumbuhan karena pH-nya bersifat basa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa air PAM mengandung Klorin (Cl). Klorin berperan
dalam pembentukan hormon tanaman. Meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan
kuantitas produksi tanaman. Klorin juga berperan untuk memperbaiki dan meninggikan hasil
kering tanaman seperti tembakau, kacang-kacangan, kapas, dan tanaman sayuran. Klor
merupakan unsur yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap
pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam
tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman
adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Sumber Cl sering
berasal dari air PAM (Arnon dan Stout, 1998).
Penelitian ini terbatas pada pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan
perkecambahan tanaman kacang merah sampai biji kacang merah berkecambah
16
BAB V
PENUTUP
5.1.Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa biji kacang merah yang direndam pada air PAM lebih cepat
berkecambah dibandingkan dengan biji kacang merah yang direndam di air kelapa muda,
dengan perbandingan 10 : 9. Hal ini disebabkan karena kandungan air PAM lebih berpotensi
memacu pertumbuhan tanaman (karena kandungan Klorin (Cl)). Disamping itu air PAM
merupakan pelarut dengan derajat keasaman yang cocok dimanfaatkan untuk pertumbuhan
tanaman.
5.2.Saran Tindak
Dengan terselesainya laporan penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Air Perendaman
Terhadap Kecepatan Perkecambahan Tanaman Kacang Merah” ini, penulis berharap agar
penyusunan laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan para
petani pada khususnya.
Penulis berharap kepada para pembaca setelah membaca makalah ini, dapat
meningkatkan potensi pembaca dalam penanaman kacang merah sehingga dapat memperoleh
keuntungan yang maksimal.
17
DAFTAR PUSTAKA
Malang:Universitas Brawijaya
Nurhayati, Nunung. 2008. Biologi Bilingual untuk SMA/MA Kelas XII Semester 1 dan
Pustaka.
http://kacangmerah-mitra.blogspot.com/
http://www.wartamedika.com/2008/07/kandungan-dan-manfaat-air-kelapa.html
http://hamidahmamur.wordpress.com/jenis-dan-kegunaan-unsur-hara/
http://www.nasih.staff.ugm.ac.id/pnt3404/4%209417.doc
http://ganitri.blogspot.com/2009/05/pengaruh-ph-terhadap-pertumbuhan.html
18