Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah negara agraris yang sangat kaya akan hasil pertanian, salah satunya
adalah kacang-kacangan. Kacang-kacangan sebagai bahan pangan sumber energi dan protein
sudah lama dimanfaatkan oleh penduduk Asia, Afrika, Amerika Latin, dan negara lainnya.
Di Indonesia terdapat lebih dari 12.000 jenis kacang-kacangan, di antaranya adalah
kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, kapri, koro, dan kedelai. Kacang merah adalah
bahan makanan yang baik untuk menurunkan kolesterol. Selain dapat menurunkan kolesterol,
kacang merah juga baik untuk mencegah tingginya gula darah karena memiliki kandungan
serat yang tinggi. Dalam 100 gram kacang merah kering, dapat menghasilkan 4 gram serat
terdiri dari serat larut dalam air dan serat yang tidak larut air. Protein yang dikandung kacang
merah sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita terutama untuk kesehatan jantung.
Kacang merah mempunyai nama ilmiah Phaseolus vulgaris L. Kacang merah berbentuk
biji. Secara sederhana, apabila biji tersebut jatuh ke tanah, lama-kelamaan dari biji itu akan
mengeluarkan tunas. Proses itulah yang dinamakan perkecambahan. Proses perkecambahan
dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam berupa gen dan hormon,
sedangkan faktor luarnya berupa suhu, cahaya matahari, kelembapan, dan nutrisi. Faktor-
faktor tersebut sangat berperan penting bagi tumbuhan. Misalnya, cahaya matahari. Dengan
bantuan cahaya matahari, tumbuhan dapat hidup dengan baik. Selain itu, cahaya matahari
juga sangat membantu dalam proses pertumbuhan, perkecambahan, dan fotosintesis. Namun
kita tidak mengetahui perbedaan yang terjadi pada perkecambahan dan pertumbuhan tanaman
kacang merah jika perendaman bijinya dilakukan dengan jenis air yang berbeda. Untuk itu,
penulis memilih topik yang berjudul “Pengaruh Media Air Perendaman Terhadap
Kecepatan Perkecambahan Tanaman Kacang Merah“.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu :
Bagaimana kecepatan perkecambahan antara biji kacang merah yang direndam di air
PAM dengan biji kacang merah yang direndam di air kelapa muda ?

1
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian karya tulis ilmiah ini adalah
untuk mengetahui dan menganalisis kecepatan perkecambahan antara kacang merah yang
direndam di air PAM dengan kacang merah yang direndam di air kelapa muda.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Siswa
Penelitian ini digunakan sebagai pembelajaran dalam penulisan dan penyusunan
karya ilmiah yang benar, yang merupakan salah satu materi pembelajaran yang dapat
berguna di jenjang pendidikan lebih tinggi dan untuk menanamkan nilai-nilai ilmiah
terhadap siswa.
2. Bagi Sekolah
Dari penelitian yang penulis lakukan ini, diharapkan agar hasilnya dapat digunakan
sebagai bahan refrensi dan pemberdayaan perpustakaan, yang nantinya sebagai bahan
acuan di dalam penelitian-penelitian lebih lanjut bagi siswa selanjutnya.
3. Bagi Pelajaran Biologi
Dapat digunakan sebagai literatur dalam pelajaran biologi di masing-masing sekolah,
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap perkecambahan
tanaman, dalam hal ini tanaman kacang merah.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan pada suatu makhluk hidup atau orgnisme dapat diartikan sebagai proses
pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume, atau jumlah) yang sifatnya tetap dan
irreversible (tidak dapat balik ke kondisi semula). Jadi pertumbuhan merupakan suatu konsep
kuantitatif yang berkaitan dengan pertambahan massa suatu organisme.
Perkembangan dapat di artikan sebagai proses yang menyertai pertumbuhan. Secara
sederhana perkembangan merupakan proses perubahan menjadi dewasa. Berbeda dari
pertumbuhan, perkembangan merupakan suatu konsep kualitatif. Dalam proses tersebut
terjadi diferensiasi sel (perubahan struktur dan fungsi sel), histogenesis (pembentukan
jaringan), Organogenesis (pembentukan organ), dan gametogenesis (pembentukan sel – sel
kelamin). Terdapat dua macam pertumbuhan, yaitu :

1. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi di titik tumbuh apikal. Letak
titik tumbuh apikal adalah didekat ujung akar dan ujung batang tanaman.
Pertumbuhan primer dapat diukur secara kuantitatif yaitu dengan menggunakan alat
auksanometer (suatu alat untuk mengukur pertumbuhan memanjang suatu tanaman).
Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang dapat dibedakan menjadi 3
daerah yaitu :
a. Daerah pembelahan sel (daerah meristematik)
Merupakan daerah yang paling ujung dan merupakan tempat terbentuknya
sel-sel baru. Sel-sel di daerah ini mempunyai inti sel yang relatif besar,
berdinding tipis, dan aktif membelah diri.
b. Daerah pemanjangan sel (daerah elongasi)
Merupakan daerah hasil pembelahan sel-sel meristem. Sel-sel hasil
pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya sehingga menjadi
bagian dari daerah perpanjangan. Ukuran selnya bertambah beberapa puluh
kali dibandingkan sel-sel meristematik.

3
c. Daerah diferensiasi (daerah maturasi)
Merupakan daerah yang terletak di bawah daerah pemanjangan. Sel-sel di
daerah ini umumnya mempunyai dinding yang menebal dan beberapa di
antaranya mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan empulur.
Sel yang lain berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim, jaringan penunjang,
dan jaringan pengangkut (xilem dan floem).

2. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus.
Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, Gymnospermae (tumbuhan berbiji
terbuka) dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan. Pertumbuhan
dan perkembangan itu sendiri di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dalam dan
faktor luar.
a. Faktor Internal (faktor dalam)
 Gen
Gen juga merupakan faktor yang sangat berperan dalam
pertumbuhan tumbuhan. Gen bersifat menurun. Tumbuhan yang
memiliki gen baik akan menghasilkan keturunan yang baik, begitu
juga sebaliknya.
 Hormon
Hormon sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut
Fitohormon. Macam-macam hormon pada tumbuhan yaitu :
hormon auksin, giberelin, sitokinin, gas etilen, asam traumalin,
dan asam absisat.
b. Faktor Eksternal (faktor luar)
 Makanan (nutrisi)
Makanan adalah sumber energi dan sumber materi untuk
menyintesis berbagai komponen sel.
 Air
Air berfungsi untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik,
menjaga kelembapan, dan membantu perkecambahan biji.

4
 Suhu
Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada suhu optimum.
Umumnya suhu optimum bagi tumbuhan adalah 22oC-37oC.
 Cahaya
Cahaya merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh
pada pertumbuhan tumbuhan. Hal itu karena cahaya, terutama
cahaya matahari, merupakan faktor yang sangat penting untuk
melakukan fotosintesis. Intensitas pencahayaan yang berbeda akan
menghasilkan macam tumbuhan yang berbeda.
 Kelembapan
Kelembapan merupakan keadaan saat udara telah jenuh terhadap
uap air. Kelembapan memang sangat baik untuk proses
perkecambahan tumbuhan. Namun apabila kelembapan terlalu
tinggi, jaringan akar tumbuhan akan mengalami kerusakan karena
terendam air dan akibatnya terjadi pembusukan pada akar.
 Media Air Perendaman
Media air perendaman adalah media air yang digunakan dalam
proses perendaman biji kacang untuk membandingkan
pertumbuhan kecambah masing-masing tanaman.
 pH
Derajat keasaman pH air juga berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan suatu tanaman. pH yang terlalu asam bersifat
racun bagi tanaman (dapat menghambat perkecambahan). Pada
tanah pH lebih rendah dari 5,6 pada umumnya pertumbuhan
tanaman menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur
hara penting seperti fosfor dan nitrogen. Bila pH lebih rendah dari
4,0 pada umumnya terjadi kenaikan Al3+ dalam larutan tanah yang
berdampak secara fisik merusak sistem perakaran, terutama akar-
akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman menjadia terhambat (.
2.2 Tanaman Kacang Merah
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiosspermae

5
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Calyciflorae
Ordo : Rosales (Leguminales)
Famili : Leguminosae (Papilionaceae)
Sub famili : Papilionoideae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus vulgaris L.

Tanaman kacang merah ini biasanya tumbuh melilit pada batang bambu. Daunnya
majemuk, beranak daun tiga, dan berbentuk jorong. Perbungaan tandan di ketiak dengan
panjang hingga 15 cm, dengan banyak buku dan bunga. Sayap bunga berwarna putih
kekuningan atau ungu sedangkan lunasnya berwarna putih atau kadang-kadang berwarna
lain. Polongnya lonjong, pipih, berkulit keras bila sudah tua,dan pada umumnya
melengkung dengan bentuk mengait pada bagian atasnya, berisi 4-5 biji. Bentuk, ukuran dan
warna biji beragam, ada yang berbentuk mengginjal, membelah ketupat atau membundar.
Warna biji ada yang seragam atau loreng, coklat, merah, hitam atau ungu.
Kacang merah memiliki kandungan gizi yang sangat baik, hal ini sangat
menguntungkan bagi kesehatan tubuh manusia apalagi jika diolah secara baik dan benar.
Kacang merah kering merupakan sumber protein nabati, karbohidrat kompleks, serat, vitamin
B, folasin, tiamin, kalsium, fosfor, dan zat besi. Folasin adalah zat gizi esensial yang mampu
mengurangi resiko kerusakan pada pembuluh darah.
Kacang merah dapat ditanam pada berbagai jenis tanah dengan syarat struktur
tanahnya gembur. Struktur tanah yang gembur dapat mempermudah akar tanaman menjalar
mencari sumber hara yang terkandung dalam tanah. Kacang merah ada yang berupa tanaman
semak yang tegak dan ada yang merambat. Kacang merah dapat mencapai tinggi sekitar 3,5 -
4,5 meter, tumbuhnya memerlukan penyangga. Pengembangbiakan kacang merah dapat
dilakukan dengan bijinya. Kacang merah akan dapat tumbuh baik di daerah basah atau dingin
pada ketinggian 1400-2000 meter dari permukaan laut dan dipanen 6 bulan setelah
penanaman.

2.3 Air Kelapa Muda


Bagi kita yang tinggal di daerah tropis, air kelapa muda bukanlah hal yang asing.
Ternyata, air kelapa bukanlah sekedar air yang manis dan menyegarkan. Di dalamnya
terkandung zat gizi, vitamin, dan mineral. Bahkan ada yang mengatakan bahwa komposisinya

6
mirip dengan cairan infus. Air kelapa muda, mengandung tanin atau antidotum (anti racun).
Sebagai sumber tenaga, air kelapa mengandung glukosa. Sebagai sumber zat pembangun,
pada air kelapa terdapat protein. Air kelapa mengandung beberapa macam protein. Beberapa
diantaranya adalah alanin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, histidin, fenilalanin, dan
tirosin. Selain itu, air kelapa juga kaya dengan mineral (natrium, kalium, kalsium,
magnesium, besi, dan tembaga) dan vitamin (vitamin C dan 7 macam vitamin B yaitu
nikotinik, asam pantotenat, biotin, riboflavin (B2), asam folat, tiamin (B1), dan piridoksin
(B6)). pH air kelapa yaitu 4,27-6,17(sumber : direktorat gizi depkes RI (1988)).

2.4 Air PAM/PDAM


Air PAM adalah air yang berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum. PDAM merupakan
salah satu unit usaha milik daerah dan bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat
umum. Air ini adalah air yang mengandung Klorin. Klorin berperan dalam pembentukan
hormon tanaman, meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman.
Klor juga berperan untuk memperbaiki dan meninggikan hasil kering tanaman seperti
tembakau, kacang-kacangan, kapas, dan tanaman sayuran. Klor dapat mengurangi transpirasi
sehingga daun-daun akan menjadi lebih berair.
Klor merupakan unsur yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat
diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl
dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada
tanaman adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Sumber
Cl sering berasal dari air PAM. Fungsi Klor : Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman,
meningkatkan osmosis sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki
penyerapan ion lain, juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis.

2.5 Kerangka Berfikir


Berdasarkan aspek morfologi dan fisiologi seperti yang telah disampaikan pada bahasan
sebelumnya, kacang merah telah mengandung faktor-faktor yang diperlukan untuk
pertumbuhanya sendiri (faktor internal). Tetapi, faktor-faktor luar juga berpengaruh pada
perkecambahan dan pertumbuhan tanaman kacang merah. Contohnya media air yang
digunakan pada proses perendaman biji kacang merah. Dalam penelitian yang penulis
lakukan, biji kacang merah mulai berkecambah ketika berumur 2 hari. Pertumbuhan
kecambah tersebut tidak lepas dari rutinitas penyiraman yang penulis lakukan. Karena

7
perkecambahan biji kacang merah juga dipengaruhi oleh faktor air (sumber makanan) itu
sendiri.

2.6 Hipotesis
Dari landasan teori di atas dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut :
2.6.1 Hipotesis Nol (H0)
Tidak ada pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan perkecambahn
tanaman kacang merah.
2.6.2 Hipotesis Alternatif (Ha )
Ada pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan perkecambahan tanaman
kacang merah.

BAB III
METODE PENELITIAN

8
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah ini dilaksanakan pada :

tanggal : 26 Agustus 2013 s/d 31 Agustus 2013.

tempat :

1. Ruang kelas XII IPA 4 di SMA Negeri 1 Negara sebagai tempat


penyusunan dan pembuatan karya tulis ini.
2. Warnet (warung internet), untuk melaksanakan pencarian data-data yang
dibutuhkan untuk mendukung karya tulis ini.
3. Di rumah penulis sebagai tempat penelitian, penulisan dan penyusunan
diluar jam sekolah guna cepat terselesaikannya karya tulis ini.

3.2 Metode Penelitian


Dalam penyusuan karya tulis ini, digunakan metode eksperimen yang di lakukan dengan
melakukan percobaan tentang pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan
perkecambahan tanaman kacang merah. Yang bertujuan untuk memperoleh data
kuantitatif yang nantinya dipergunakan dalam menjawab hipotesis yang telah di buat.

3.3 Teknik Pengambilan Sampel

3.3.1 Teknik Random


Teknik random yaitu teknik pengambilan sampel yang di lakukan dengan
cara acak dari populasi yang ada. Pada tahap ini dipilih sampel biji kacang merah
yang terdapat di kabupaten Jembrana secara acak.
3.3.2 Teknik Konvensional
Teknik konvensional merupakan teknik pengambilan sampel yang di lakukan
dengan cara memilih sampel yang baik dan di pandang dapat tubuh normal dari
populasi yang ada. Pada tahap ini di lakukan pemilihan sampel dengan cara
merendam biji kacang merah dan memilih biji kacang merah yang tenggelam,
karena beberapa penelitian menunjukkan, biji yang tenggelam di pandang dapat
tumbuh lebih baik daripada yang mengapung.

9
3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Identifikasi Variabel

3.4.1.1 Variabel Terikat


Variabel terikat yaitu variabel yang berubah-ubah sebagai akibat dari variabel
bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah kecepatan pertumbuhan
kecambah tanaman kacang merah dalam jangka waktu 6 hari.

3.4.1.2 Variabel bebas


Variabel bebas, yaitu variabel yang secara segaja diubah-ubah. Dalam penelitian
ini variabel bebasnya adalah media air perendaman (air PAM dan air kelapa
muda).

3.4.1.3 Variabel Kontrol


Variabel kontrol yaitu yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen tetapi dijaga
agar tidak memberikan pengaruh. Sebagai variabel kontrol adalah biji kacang
merah, media tanam (tanah gembur) dan pemberian air yang sama.

3.4.2 Alat dan Bahan

3.4.2.1 Alat yang digunakan

1. 2 buah polybag berukuran sedang.


2. Kertas label.
3. 1 buah tutup botol aqua (sebagai takaran air pada saat melakukan
penyiraman).
4. Alat tulis (bolpoin dan buku catatan).
5. 2 buah mangkuk berukuran sedang (sebagai tempat untuk
merendam biji kacang merah).
6. Kamera (Hp).

3.4.2.2 Bahan yang diperlukan

1. 24 biji kacang merah.


2. Air PAM.

10
3. Air kelapa muda.
4. Tanah gembur.

3.4.2.3 Langkah Kerja

Langkah kerja I untuk proses perendaman biji kacang merah :

1. Menyiapkan 2 gelas air kelapa muda dan 2 gelas air PAM di dalam 2 buah
mangkuk yang berbeda.
2. Memilih kacang merah yang kualitasnya baik dan tidak membusuk sebanyak
50 biji.
3. Dari 50 biji kacang merah yang dipilih, kemudian 25 biji direndam di air
PAM, dan 25 bijinya lagi direndam di air kelapa muda. Proses perendaman
dilakukan selama 12 jam.
4. Dari masing-masing mangkuk kemudian dipilih 12 biji kacang merah yang
tenggelam atau yang berada di dasar mangkuk karena itu menandakan
kualitasnya baik dan cocok untuk ditanam.
5. Kemudian tiriskan biji kacang merah yang telah dipilih.

Langkah kerja II untuk proses penanaman biji kacang merah:

1. Menyiapkan 2 buah polybag yang telah berisi tanah gembur dengan takaran
yang sama.
2. Memberi nama (menggunakan kertas label) pada masing-masing polybag.
Polybag A untuk biji kacang merah yang direndam dengan air PAM,
sedangkan Polybag B untuk biji kacang merah yang direndam dengan air
kelapa muda.
3. Masukkan 12 biji kacang merah pilihan yang direndam dengan air PAM pada
polybag A, dan 12 biji kacang merah pilihan yang direndam dengan air kelapa
muda pada polybag B.
4. Letakkan kedua polybag di tempat yang tidak terkena cahaya matahari secara
langsung(didalam ruangan).

11
5. Amati setiap hari pertumbuhan biji-biji kacang merah tersebut, sembari
menyiramnya dengan takaran air yang sama yaitu 4 tutup botol aqua setiap
siang hari (sekitar pukul 13.00) selama pengamatan berlangsung.
6. Catat berapa biji kacang merah yang berkecambah pada masing-masing
polybag ke dalam buku laporan hasil penelitian.

3.4.3 Teknik Pengukuran


Teknik pengukuran yang penulis gunakan dalam percobaan kali ini adalah teknik
pengukuran secara kuantitaif (dapat dihitung) yang mendapatkan hasil berupa
angka-angka yang menunjukan ada ataupun tidak pengaruh media air perendaman
terhadap kecepatan perkecambahan tanaman kacang merah. Dimana penulis
mengukur dengan cara menghitung banyak biji kacang merah yang berkecambah
pada masing-masing ploybag sampai hari ke-6 setelah penanaman dilakukan.

3.4.4 Proses Pengumpulan Data


Proses pengumpulan data dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Menyiapkan Alat dan Bahan


Pada sesi ini disiapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam
penelitian. Di antaranya mempersiapkan media air perendaman (air PAM dan air
kelapa muda) dan biji kacang merah.

2. Pelaksanaan Penelitian
Setelah menyiapkan segala sesuatunya, langkah selanjutnya adalah melaksanaan
penelitian. Penelitian dilakukan selama 7 hari. Dalam penelitian ini di lakukan
penilaian, penelitian,dan menanggapi tentang pengaruh media air perendaman
terhadap kecepatan pertumbuhan kecambah tanaman kacang merah.

3. Mencatat
Setelah dilakukan pengamatan, penulis mencatat jumlah biji yang berhasil
berkecambah pada masing-masing polybag, seperti yang tercantum pada format
tabel berikut ini :

12
Tabel 4.1 Jumlah Biji Yang Berkecambah Pada Polybag A Dan B

Jumlah Biji Yang Berkecambah


Polybag A (Air PAM) Polybag B (Air Kelapa Muda)
No. Hari Ke Jumlah Biji Jumlah Biji
Yang Ket. Yang Ket.
Berkecambah Berkecambah
1
2
3
4
5
6

13
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

Jumlah Biji Yang Berkecambah


Polybag A (Air PAM) Polybag B (Air Kelapa Muda)
No. Hari Ke Jumlah Biji Jumlah Biji
Yang Ket. Yang Ket.
Berkecambah Berkecambah
Belum ada biji
Belum ada biji yang
1 1 - yang berkecambah - berkecambah
Testa biji pecah, Testa biji pecah,
dan mulai muncul dan mulai
2 2 3 biji radikula 1 biji muncul radikula
Testa biji pecah, Testa biji pecah,
3 3 8 biji muncul radikula. 3 biji muncul radikula.
Kotiledon biji
Kotiledon biji masih tertutup,
mulai terbuka, radikula
radikula memanjang tetapi
memanjang belum menembus
4 4 9 biji menembus tanah 4 biji tanah
Batang tanaman Kotiledon masih
bertambah tinggi, tertutup, radikula
Mulai muncul masuk
5 5 10 biji plumula 7 biji menembus tanah
Batang tanaman Batang
bertambah tinggi, bertambah tinggi,
muncul plumula, kotiledon mulai
6 6 10 biji kotiledon biji 9 biji terbuka tetapi

14
terbuka belum
sepenuhnya

4.2. Pengujian Hipotesis

Dari tabel tersebut demikian pula pembahasan yang telah dilakukan, maka akan semakin
memberikan keyakinan bahwa ada pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan
perkecambahan tanaman kacang merah. Pengujian hipotesis ini diperjelas dengan hasil
penelitian yaitu diperoleh hasil biji kacang merah yang direndam di air kelapa muda
perkecambahan lebih lambat sedangkan biji kacang merah yang di rendam di air PAM
perkecambahannya lebih cepat. Dari hasil percobaan tersebut maka dapat di simpulkan
bahwa hipotesis nol (H0) di tolak dan yang diterima adalah hipotesis alternatif (Ha ) yaitu ada
pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan perkecambahan tanaman kacang merah.

4.3. Pembahasan

Data pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa pada hari pertama baik pada polybag A
maupun polybag B belum ada biji yang berkecambah, sedangkan pada hari kedua biji kacang
merah pada polybag A dan polybag B mulai berkecambah. Hal ini menunjukkan bahwa
lamanya dormansi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air PAM
berlangsung selama 1 hari. Selain itu dapat dilihat juga kecambah yang tumbuh hanya ada 10
biji. Sedangkan 1 biji membusuk, dan 1 biji yang lainnya belum berkecambah.

Dari tabel di atas, juga dapat dilihat bahwa pada hari pertama belum tumbuh, sedangkan
pada hari kedua ada kecambah yang tumbuh dan ada juga yang tidak. Hal ini menunjukkan
bahwa lamanya dormansi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan
menggunakan air kelapa muda berlangsung selama 1 hari. Kecambah yang tumbuh ternyata
ada 9 biji, sedangkan 1 biji membusuk dan 2 biji lainnya belum berkecambah.

Dari percobaan yang dilakukan, ternyata ada perbedaan yang muncul pada perkembangan
kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air kelapa muda dan air PAM. Dari 12 biji
kacang merah yang direndam dengan air PAM, hanya ada 10 biji kacang merah yang
berkecambah. Sedangkan pada perendaman dengan menggunakan air kelapa muda, ada 9 biji
kacang merah yang berkecambah dari 12 biji kacang merah yang ditanam di dalam polybag
B. Lama dormansinya pun sama, yaitu selama 1 hari. Jadi perbandingan pertumbuhan antara
kecambah yang direndam pada air PAM dan air kelapa muda adalah 10 : 9.

15
Perbedaan kecepatan perkecambahan pada polybag A dan B disebabkan karena
perbedaan pH air, kandungan mineral, dan kualitas dari biji itu sendiri. pH air PAM bersifat
basa 10,9(berdasarkan laporan praktikum Pengukuran Kualitas Air PAM Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang tahun
2012). Sedangkan ph air kelapa 4,27-6,17(sumber : direktorat gizi depkes RI (1988)). Hal ini
dikarenakan air PAM bersifat basa. pH yang bersifat normal sampai basa sangat cocok
digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Sedangkan pH yang terlalu asam bersifat racun bagi
tanaman. Seperti yang telah dijelaskan pada bahasan sebelumnya air kelapa muda memiliki
zat anti racun yang disebut antidotum (tanin). Tetapi sifat racun pada air kelapa karena pH-
nya yang asam hanya tidak ternetralisir dengan sempurna sehingga racun karena sifat pH-nya
yang asam masih berpengaruh pada proses perkecambahan tanaman. Air PAM tidak bersifat
racun bagi tumbuhan karena pH-nya bersifat basa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa air PAM mengandung Klorin (Cl). Klorin berperan
dalam pembentukan hormon tanaman. Meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan
kuantitas produksi tanaman. Klorin juga berperan untuk memperbaiki dan meninggikan hasil
kering tanaman seperti tembakau, kacang-kacangan, kapas, dan tanaman sayuran. Klor
merupakan unsur yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap
pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam
tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman
adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Sumber Cl sering
berasal dari air PAM (Arnon dan Stout, 1998).

4.4. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini terbatas pada pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan
perkecambahan tanaman kacang merah sampai biji kacang merah berkecambah

16
BAB V
PENUTUP

5.1.Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa biji kacang merah yang direndam pada air PAM lebih cepat
berkecambah dibandingkan dengan biji kacang merah yang direndam di air kelapa muda,
dengan perbandingan 10 : 9. Hal ini disebabkan karena kandungan air PAM lebih berpotensi
memacu pertumbuhan tanaman (karena kandungan Klorin (Cl)). Disamping itu air PAM
merupakan pelarut dengan derajat keasaman yang cocok dimanfaatkan untuk pertumbuhan
tanaman.

5.2.Saran Tindak

Dengan terselesainya laporan penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Air Perendaman
Terhadap Kecepatan Perkecambahan Tanaman Kacang Merah” ini, penulis berharap agar
penyusunan laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan para
petani pada khususnya.

Penulis berharap kepada para pembaca setelah membaca makalah ini, dapat
meningkatkan potensi pembaca dalam penanaman kacang merah sehingga dapat memperoleh
keuntungan yang maksimal.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Firman. PERANAN AIR DAN FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN.

Malang:Universitas Brawijaya

Nurhayati, Nunung. 2008. Biologi Bilingual untuk SMA/MA Kelas XII Semester 1 dan

2. Bandung: CV. YRAMA WIDYA.

Poerwadarminta, W.J.S. ( 1999 ).Kamus Umum BahasaIndonesia.Jakarta:Penerbit Balai

Pustaka.

Pujiyanto,Sri.2012.Menjelajah Dunia Biologi.Solo:PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

http://kacangmerah-mitra.blogspot.com/

http://www.wartamedika.com/2008/07/kandungan-dan-manfaat-air-kelapa.html

http://hamidahmamur.wordpress.com/jenis-dan-kegunaan-unsur-hara/

http://www.nasih.staff.ugm.ac.id/pnt3404/4%209417.doc
http://ganitri.blogspot.com/2009/05/pengaruh-ph-terhadap-pertumbuhan.html

18

Anda mungkin juga menyukai