(Antenatal Care)
EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus berkontribusi pada
praktek dan profesi kebidanan berorientasi komunitas. Jurnal kualitatif
mencakup aktif serta sebagai penelitian kuantitatif, analisis filosofis dan
konsep serta tinjauan pustaka terstruktur, tinjauan sistematis, kohort studi,
terstruktur, logis dan transparan, sehingga bidan benar dapat menilai arti dan
implikasi untuk praktek, pendidikan dan penelitian lebih lanjut. Menurut
Sackett et al. Evidence-based (EB)adalah suatu pendekatan medik
yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan
kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam prakteknya, EB memadukan
antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini
yang paling dapat dipercaya. Pengertian lain dari evidence based adalah
1
2
membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak. Banyak
ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah mengalami
komplikasi, sementara mereka telah memakai sumber daya yang cukup
mahal dan jarang didapat. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian
asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam kategori resiko tinggi terbukti
tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi (Enkin, 2000 : 22).
Sementara, bagi Bumil kelompok Resiko Rendah :
a. Tidak diberi pengetahuan tentang Resti
b. Tidak dipersiapkan mengatasi kegawatdaruratan obstetric
c. Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong
kelompok resiko rendah mengalami komplikasi tetapi tidak pernah
diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat
dilakukannya
d. Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko :adalah bahwa
setiap bumil beresiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa
diprediksi sehingga setiap bumil harus mempunyai akses asuhan
kehamilan dan persalinan yang berkualitas.
Karenanya, fokus ANC perlu diperbarui (refocused) agar asuhan kehamilan
lebih efektif dan dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil.
persalinan RS (riwayat SC, IUFD, dsb). Ibu yang sudah tahu kalau ia
mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan berada di RS
saat persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan,
keputusan yang kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan akan
dapat dicegah.
4. Mendeteksi & menangani komplikasi (preeklamsia, perdarahan
pervaginam, anemia berat, penyakit menular seksual, tuberkulosis,
malaria, dsb).
5. Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan
letak/presentasi abnormal setelah 36 minggu. Ibu yang memerlukan
kelahiran operatif akan sudah mempunyai jangkauan pada penolong
yang terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
6. Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian BBL
karena tetanus.
7. Memberikan suplementasi zat besi & asam folat. Umumnya anemia
ringan yang terjadi pada bumil adalah anemia defisiensi zat besi & asam
folat.
8. Untuk populasi tertentu:
a. Profilaksis cacing tambang (penanganan presumtif) untuk
menurunkan insidens anemia berat,
b. Pencegahan/ terapi preventif malaria untuk menurunkan resiko
terkena malaria di daerah endemic
c. Suplementasi yodium
d. Suplementasi vitamin A
komplikasi.
d) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan , olahraga,
istirahat, seks, dsb).
2) Trimester II
14 – 28 minggu – Sama dengan trimester I ditambah :
kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi
gejala preeklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)
3) Trimester III
a) 28 – 36 minggu - Sama, ditambah : deteksi kehamilan
ganda.
b) Setelah 36 minggu – Sama, ditambah : deteksi kelainan letak
atau kondisi yang memerlukan persalinan di RS.
b. Pemberian suplemen mikronutrien :
Tablet mg (= zat besi 60myang mengandung FeSO4 320 g sebanyak
1 tablet/hari mg) dan asam folat 500 segera setelah rasa mual
hilang. Pemberian selama 90 hari (3 bulan). Ibu harus dinasehati
agar tidak meminumnya bersama teh / kopi agar tidak mengganggu
penyerapannya.
c. Imunisasi TT 0,5 cc
d. Interval Lama perlindungan % perlindungan
1) TT 1 Pada kunjungan ANC pertama
2) TT 2 4 mgg setelah TT 1 3 tahun 80%
3) TT 3 6 bln setelah TT 2 5 tahun 95%
4) TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99%
5) TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 th/ seumur hidup 99%
a. Tinggi badan
b. Tekanan darah
c. TFU
d. TT
e. Tablet besi
2. 7T
a. Tes PMS
b. Temu wicara
3. 12 T
a. Test HB
b. TEST PROTEIN URINE
c. PERAWATAN PAYUDARA
d. TES REDUKSI URINE
e. PEMELIHARAAN TINGKAT KEBUDAYAAN.
4. 14 T
a. Terapi yodium kapsul
b. Terapi anti malaria.
PERHITUNGAN DJJ
Dahulu perhitungan DJJ adalah dengan 15 detik dikalikan 4. Tapi
sekarang perhitungan dilakukan satu menit penuh.
tersebut. Jika nanti proses pemutarannya salah atau tidak sesuai dengan
keadaan di intra uteri maka akan mengakibatkan perdarahan, rupture
plasenta, solutio plasenta. Sehingga hal ini lebih membahayakan, karena
bisa menyebabkan kematian ibu dan janin.
2. Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu
dilakukan, bias menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan
perbuatannya itu. Fakta: Tentu saja tak demikian. Cacat janin
disebabkan oleh kesalahan/kekurangan gizi, penyakit, keturunan atau
pengaruh radiasi. Sedangkan gugurnya janin paling banyak disebabkan
karena penyakit, gerakan ekstrem yang dilakukan oleh ibu (misal
benturan) dan karena psikologis (misalnya shock, stres, pingsan).
Tapi, yang perlu diingat, membunuh atau menganiaya binatang adalah
perbuatan yang tak bisa dibenarkan.
3. Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si
Ibu agar janin terhindar dari marabahaya. Fakta: Hal ini justru lebih
membahayakan apabila benda tajam itu melukai si Ibu.
4. Ibu hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang akan
mengganggu janin. Fakta: secara psikologis, Ibu hamil mentalnya sensitif
dan mudah takut sehingga pada malam hari tidak dianjurkan bepergian.
Secara medis-biologis, ibu hamil tidak dianjurkan kelaur malam terlalu
lama, apalagi larut malam. Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena
udara malam kurang bersahabat disebabkan banyak mengendapkan
karbon dioksida (CO2).
5. Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang
dikandungnya tak terlilit tali pusat. Fakta: Ini pun jelas mengada-ada
karena tak ada kaitan antara handuk di leher dengan bayi yang berada di
rahim. Secara medis, hiperaktivitas gerakan bayi, diduga dapat
menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya terlalu aktif.
6. Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti
anaknya jadi mirip seperti orang yang dibenci tersebut. Fakta: Jelas ini
bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga batinnya agar
9
menyebabkan bayi besar adalah makanan yang bergizi baik dan faktor
keturunan. Minum es tak dilarang, asal tak berlebihan. Karena jika terlalu
banyak, ulu hati akan terasa sesak dan ini tentu membuat ibu hamil
merasa tak nyaman. Lagi pula segala sesuatu yang berlebihan akan
selalu berdampak tak baik.
13. Wanita hamil dianjurkan minum minyak kelapa (satu sendok makan per
hari) menjelang kelahiran. Maksudnya agar proses persalinan berjalan
lancar. Fakta: Ini jelas tidak berkaitan. Semua unsur makanan akan
dipecah dalam usus halus menjadi asam amino, glukosa, asam lemak,
dan lain-lain agar mudah diserap oleh usus.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Hartanti Bahar Amd,keb dengan
judul Kondisi sosial budaya berpantang makanan dan implikasinya pada
kejadian anemia ibu hamil (Studi kasus pada masyarakat pesisir Wilayah
Kerja Puskesmas Abeli di Kota Kendari) Tahun 2010. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa makanan yang dipantang oleh ibu hamil selama
masa kehamilan terdiri atas golongan hewani, golongan nabati dan
gabungan dari keduanya (golongan nabati dan hewani). Makanan yang
dipantang ibu hamil dari golongan hewani adalah cumi-cumi, gurita,
kepiting, daging, kepiting dan udang yang baru ganti kulit, ikan pari, ikan
yang tidak memiliki lidah, ikan yang memiliki banyak duri
(terundungan) dan telur bebek. Kepercayaan berpantang makan ini
didasarkan atas hubungan asosiatif antara bahan makanan tersebut
menurut bentuk atau sifatnya dengan akibat buruk yang akan
ditimbulkan bagi ibu dan bayi yang akan dilahirkan. Ibu hamil berpantang
makan cumi- cumi sebab cumi-cumi berjalan maju mundur diasosiasikan
dengan proses melahirkan yang sulit di pintu lahir, bayi akan menyulitkan
persalinan dengan maju mundur pada saat proses kelahiran. Kepiting
dilarang karena dikhawatirkan anak akan nakal dan suka menggigit jika
besar. Gurita dilarang sebab bersifat lembek diasosiasikan dengan bayi
yang juga akan lemah fisiknya seperti gurita. Kepiting dan udang yang
baru ganti kulit dilarang sebab bertekstur lembek tidak bertulang
11
diasosiasikan dengan anak yang juga akan lemah tak bertulang jika
lahir, begitu juga dengan ikan pari dipantang karena memiliki tulang
lembut dipercayai akan menyebabkan bayi juga bertulang lembut,
daging dipantang karena dikhawatirkan ibu akan kesulitan
melahirkan jika bayinya terlalu sehat, ikan yang bemiliki banyak duri
(terundungan) dilarang karena akan menyebabkan perasaan ibu hamil
tidak enak dan menimbulkan rasa panas selama kehamilan, telur bebek
dipantang karena akan menyulitkan persalinan. Makanan yang dipantang
oleh ibu hamil dari golongan nabati adalah mangga macan, durian,
nenas, nangka, sayur rebung, pisang kembar, daun kelor, nangka muda,
kelapa muda, pepaya muda, terong dan tebu. Ibu hamil berpantang
makan mangga macan, durian, nenas, dan nangka karena dianggap
bersifat panas dikaitkan dengan keyakinan dikotomi panas dingin. Ibu
hamil dianggap dalam kondisi dingin sehingga tidak boleh makan
makanan yang sifatnya panas sebab dapat menyebabkan keguguran
kandungan pada umur kehamilan muda. Kelapa muda dipantang pada
awal kehamilan karena dapat mengakibatkan keguguran, rebung
dilarang karena dikhawatirkan akan menyebabkan anak memiliki banyak
bulu/rambut jika lahir, pisang kembar dipantang diasosiasikan anak juga
akan kembar jika lahir, daun kelor dilarang karena mengandung
getah yang pedis yang akan menyebabkan rasa sakit dalam proses
kelahiran dikenal dengan sebutan “getah kelor”, juga karena daun kelor
yang berakar diasosiasikan dengan ari-ari bayi yang juga akan berakar.
Ibu hamil berpantang mengkonsumsi nangka muda karena nangka muda
juga memiliki getah yang akan menyebabkan rasa sakit dalam proses
kelahiran. Pepaya muda dipantang karena dapat menyebabkan gatal-
gatal pada ibu hamil dan bayi yang ada didalam kandungan. Terong
dilarang karena juga dapat mengakibatkan gatal-gatal pada ibu dan
bayinya. Tebu dilarang karena akan menyebabkan rasa sakit karena ibu
akan mengeluarkan banyak air mendahului proses kelahiran
diasosiasikan dengan tebu yang juga mengandung banyak air.
12