Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha –usaha itu dapat
bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Yang bersifat permanen pada wanita disebut
tubektomi dan pada pria disebut vasektomi.2
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut: 1) dapat dipercaya, 2) tidak menimbukan efek yang mengganggu
kesehatan, 3) daya kerjanya diatur menurut kebutuhan, 4) tidak menimbulkan gangguan sewaktu
melakukan koitus, 5) tidak memerlukan motivasi terus-menerus, 6) mudah pelaksanaannya,
7)murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, 8) dapat diterima
penggunaanya oleh pasangan yang bersangkutan.
Akseptabilitas2
Akseptabilitas suatu cara kontrasepsi ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain: 1) dapat
dipercaya, 2) tidak ada efek sampingan atau hanya ada efek sampingan ringan, 3) tidak
mempengaruhi koitus, 4) mudah penggunaannya, 5) harga obat/alat kontrasepsi terjangkau.
Akseptabilitas ini terbukti apabila pasangan tetap mempergunakan cara kontrasepsi yang
bersangkutan, dan baru berhenti jika pasangan ingin mendapat anak lagi, atau jika kehamilan
tidak akan terjadi lagi karena umur wanita sudah lanjut atau oleh karena ia telah menjalani
kontrasepsi permanen.
Metode kontrasepsi3
Metode-metode dengan efektivitas bervariasi yang saat ini digunakan adalah :
1. Kontrasepsi tanpa menggunakan alat-alat/obat-obatan
2. Kontrasepsi secara mekanis baik untuk pria maupun wanita
3. Kontrasepsi dengan obat-obat spermatisida
4. Kontrasepsi Hormonal (oral, suntik, implant)
5. Kontrasepsi dengan AKDR
6. Kontrasepsi Mantap (tubektomi dan vasektomi)
1. KONTRASEPSI TANPA MENGGUNAKAN ALAT-ALAT/ OBAT-OBATAN
1.1 Senggama terputus (coitus interuptus)
Cara ini mungkin merupakan cara kontrasepsi yang tertua yang dikenal oleh manusia, dan
mungkin masih merupakan cara yang banyak dilakukan sampai sekarang. Senggama terputus
ialah penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Hal ini berdasarkan kenyataan,
bahwa akan terjadinya ejakulasi disadari sebelumnya oleh sebagian besar pria, dan setelah itu
masih ada waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi. Waktu yang singkat ini dapat
digunakan untuk menarik keluar penis dari vagina. Keuntungannya, cara ini tidak membutuhkan
biaya, alat-alat maupun persiapan, akan tetapi kekurangannya bahwa untuk mensukseskan cara
ini dibutuhkan pengendalian diri yang besar dari pihak pria dan bisa mengurangi
kenikmatan/kepuasan dalam berhubungan seksual. Selanjutnya penggunaan cara ini dapat
menimbulkan neurasteni.
Efektivitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama terputus
setiap melaksanakannya (angka kegagalan 4-18 kehamilan per 100 perempuan per tahun). Dan
efektivitasnya akan jauh menurun jika sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada
penis. Kegagalan dengan cara ini dapat disebabkan oleh:
1. Adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi (praejeculatory fluid) yang dapat
mengandung sperma, apalagi pada koitus yang berulang (repeated coitus);
2. Terlambatnya pengeluaran penis dari vagina;
3. Pengeluaran semen dekat pada vulva dapat menyebabkan kehamilan.
2.2 WANITA
2.2.1 Pessarium
Bermacam-macam pessarium telah dibuat untuk tujuan kontrasepsi. Secara umum
pessarium dapat dibagi atas dua golongan, yakni (1) diafragma vaginal ; dan (2) cervical cap.
Bila pemasangan AKDR tidak dilakukan dalam waktu seminggu setelah bersalin,
menurut beberapa sarjana, sebaiknya AKDR ditangguhkan sampai 6-8 minggu
postpartum oleh karena jika pemasangan AKDR dilakukan antara minggu kedua dan
minggu keenam setelah partus, bahaya perforasi atau ekspulsi lebih besar.
Sewaktu postabortum
Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus oleh karena dari segi fisiologi dan
psikologi waktu itu adalah paling ideal. Tetapi, septic abortion merupakan kontraindikasi
Beberapa hari setelah haid terakhir
Dalam hal ini wanita yang bersangkutan dilarang untuk bersenggama sebelum AKDR
dipasang.
Sebelum dipasang, sebaiknya diperlihatkan ke akseptor bentuk AKDR yang dipasang dan
bagaimana letaknya setelah terpasang. Dan dijelaskan pula kemugkinan efek samping yang dapat
terjadi seperti perdarahan, rasa sakit , AKDR yang keluar sendiri.
5.2 Vasektomi
Pada tahun-tahun terakhir ini vasektomi makin banyak dilakukan dibeberapa negara seperti
India, Pakistan, Korea, AS, dll, untuk menekan laju pertambahan penduduk. Di Indonesia,
vasektomi tidak termasuk dalam program keluarga berencana nasional2 .
Dan masih banyak pria di Indonesia menganggap vasektomi tersebut identik dengan dikebiri dan
dapat menimbulkan impotensi5. ”Vasektomi, selain aman dari kegagalan dengan tingkat
keberhasilan 79 persen, menurut Kasmiyati, juga mampu menaikkan libido seks”5. Ini berarti,
vasektomi sama sekali tak menimbulkan impotensi atau ketidak jantanan5.
Indikasi vasektomi ialah bahwa pasangan suami isteri tidak menghendaki kehamilan lagi
dan pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya.Kontraindikasi,
sebenarnya tidak ada, kecuali bila ada kelainan lokal yang dapat mengganggu sembuhnya luka
operasi, jadi sebaiknya harus disembuhkan dahulu.
Keuntungan vasektomi5 :
Tidak menimbulkan kelainan fisik maupun mental
Tidak mengganggu libido seksualitas
Operasinya hanya berlangsung sebentar sekitar 10 - 15 menit