Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya Panduan
Pengelolaan Keuangan UPT Puskesmas Nyompok Kecamatan Kopo. Buku ini
disusun sebagai acuan bagi pengelola Keuangan di UPT Puskesmas Nyompok
Kecamatan Kopo dalam memanfaatkan dana pendapatan BLUD (DAU, DAK,
Jasa Layanan, Hibah, Hasil Kerja Sama Dengan Pihak Lain, APBN dan lain-lain
pendapatan BLUD yang sah) tahun anggaran. Pendapatan BLUD sebagai sumber
pembiayaan operasional Puskesmas diharapkan mampu berkontribusi dalam
pencapaian indikator pembangunan kesehatan secara nasional melalui berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas. Demikian pula terkait dengan
pencapaian tujuan SDGs, pendapatan BLUD dapat berkontribusi secara
maksimal sehingga pada penilaian akhir akan menunjukkan hasil yang
maksimal. Pengelolaan pendapatan BLUD pada dasarnya tidak mengalami
banyak perubahan.
Panduan ini telah disusun melalui serangkaian proses yang melibatkan berbagai
komponen yang terkait. Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan dan penerbitan Panduan ini. Untuk
penyempurnaan dan perbaikan ke depan masukan dari semua pihak tetap kami
harapkan.
Penyusun ,
BAB I
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah,
pimpinan BLUD (Kepala Puskesmas) harus menyelenggarakan penatausahaan
keuangan BLUD yang dikelolanya. Oleh karena itu diperlukan suatu pedoman
dalam penatausahaan dimaksud, yang meliputi penatausahaan penerimaan kas,
pengeluaran kas dan transaksi keuangan nonkas. Panduan pengelolaan
keuangan ini digunakan untuk penatausahaan seluruh penerimaan dan
pengeluaran yang sumber dananya berasal dari jasa layanan, hibah tidak terikat,
hasil kerja sama dengan pihak lain dan lain-lain pendapatan BLUD
yang sah. Sedangkan penatausahaan untuk penerimaan dan pengeluaran
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah.
B. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Mewujudkan tertib administrasi dan tertib pelaksanaan sesuai dengan
prinsip pengendalian intern yang baik atas transaksi-transaksi
keuangan puskesmas, memudahkan pendokumentasian dan monitoring
serta evaluasi penggunaan anggaran keuangan dalam mendukung
peningkatan upaya kesehatan masyarakat yang bersifat promotif dan preventif
dalam mencapai target program kesehatan prioritas nasional.
2.TujuanKhusus
a. Panduan keuangan PPK BLUD bagi petugas Bendahara
Penerimaan Pembantu, Bendahara Pengeluaran Pembantu dan Pengelola
Keuangan Operasional Puskesmas.
b.Panduan keuangan Dana JKN
bagi petugas pengelola keuangan JKN.
c. Panduan keuangan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) bagi
petugas pengelola keuangan BOK.
C. RUANG LINGKUP
1.Bendahara Penerimaan Pembatu
2.BendaharaPengeluaran Pembantu
3.Pengelola Keuangan Operasional
4.PengelolaKeuangan JKN
5.Pengelola Keuangan BOK
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Dana Alokasi Umum (DAU) adalah Sejumlah dana yang dialokasikan
kepada setiap Daerah Otonom (Provinsi/Kabupaten/Kota) di
Indonesia setiap tahunnya sebagai dana pembangunan. DAU
merupakan salah satu komponen belanja pada APBN, dan menjadi salah
satu komponen pendapatan pada APBD.
2. DAK Bidang Kesehatan adalah dana yang dialokasikan dalam APBN
kepada daerah dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan yang
merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas nasional.
3. Dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) adalah danayang
dialokasikan Untuk meningkatkan kinerja puskesmas dalam upaya
kesehatan promotif dan preventif dalam mendukung pelayanan
kesehatan di luar gedung dengan didukung manajemen puskesmas yang
baik.
4. Jaminan Kesehatan Nasional yang selanjutnya disingkat JKN
adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada
setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
pemerintah.
5. Dana Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang
dibayar dimuka kepada FKTP berdasarkan jumlah peserta yang
terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan
kesehatan yang diberikan.
BAB II
RUANG LINGKUP KEGIATAN
BAB III
PROSEDUR PENERIMAAN KAS
A.DEFINISI
Penerimaan kas adalah transaksi atau kejadian yang mengakibatkan terjadinya
penerimaan kas, yaitu penerimaan kas dari pendapatan jasa layanan
kesehatan, alokasi dana APBD, pinjaman, tagihan piutang, dan/ atau
pendapatan investasi lainnya.
Prosedur Penerimaan Kas adalah serangkaian proses mulai penerimaan
kas di kasir, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan
pertanggungjawaban penerimaan kas atas pendapatan. Prosedur penerimaan
kas ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan bahwa semua penerimaan
kas telah dicatat dengan benar dan lengkap sesuai dengan
peraturan/tarif yang berlaku, diklasifikasikan secara tepat serta untuk
memperoleh keyakinan yang memadai atas keamanan fisik uang kas itu sendiri.
Prosedur penerimaan kas dirancang dengan semaksimal mungkin
menerapkan prinsip-prinsip pengendalian intern yang baik dan handal
dengan melibatkan semua fungsi yang terkait dan menggunakan
dokumen/bukti transaksi sebagai berikut :
1.Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait pada prosedur penatausahaan penerimaan kas, antara lain
:
a.Pengguna Anggaran
b.Kuasa Pengguna Anggaran
c.Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD
d.Bendahara Penerimaan
e.Pejabat Keuangan BLUD
f.Bendahara Penerimaan
g. Pembantu
h.Bendahara Pengeluaran Pembantu
i.Kasir
2. Bukti transaksi yang digunakan
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur penerimaan kas mencakup :
a. Surat tanda bukti pembayaran (nota pembayaran) / karcis
b. STS dan atau slip setoran,
c.Bukti transfer
d.SP2D/bukti penerimaan (untuk penerimaan dari alokasi dana APBD)
3.Buku-Buku Yang Digunakan
Buku yangdigunakan dalam penatausahaan penerimaan kas :
a. BKU;
b. Buku Pembantu Rincian Obyek Penerimaan (untuk pendapatan non
APBD);
c. Rekapitulasi Penerimaan Harian (untuk pendapatan non APBD)
d. Buku kasir
BAB V
PELAPORAN
BAB VI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
AB VII
PENUTUP
Panduan ini dibuat untuk dijadikan acuan penggunaan DAU dan DAK
Nonfisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran dan dimungkinkan untuk dapat
digunakan sebagai acuan DAU dan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan pada tahun
selanjutnya. DAK nonfisik bidang kesehatan diarahkan untuk kegiatan yang
dapat meningkatkan daya jangkau dan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat di daerah dengan derajat kesehatan yang belum optimal,sehingga
masyarakat di seluruh wilayah Indonesia dapat memperoleh pelayanan
kesehatan yang bermutu.
Menu kegiatan dalam petunjuk teknis penggunaan DAU dan DAK Nonfisik Bidang
Kesehatan ini merupakan pilihan kegiatan bagi tiap jenisnya. Tiap kegiatan DAU
dan DAK Nonfisik tidak diperkenankan dilakukan pengalihan anggaran
ataupun kegiatan antar DAK Nonfisik, baik antara BOK, dan
Akreditasi Pukesmas. Kegiatan-kegiatan yang bisa didanai dari DAU dan DAK
Nonfisik Bidang Kesehatan sebagaimana diuraikan di atas sifatnya
adalah pilihan.Pemilihan kegiatan DAU dan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan
seharusnya merupakan bagian program jangka menengah sesuai Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan dan Rencana Strategis Daerah sehingga lebih
berdaya guna dan berhasil guna.