PELAKSANAAN PEKERJAAN
44
yang diberlakukan pengawas. Hal-hal yang bisa dijadikan acuan dalam tahap
pembangunan system fire hydrant ini seperti Peraturan Daerah (Perda) Tempat
dimana Project Fire Hydrant akan dilaksanakan. Serta acuan dari Departemen
Pekerjaan Umum (DPU) Menteri Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 mengenai
Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan.
Sedangkan literatur harus sesuai pada standart-standar yang dikeluarkan
oleh badan yang bertanggung jawab terhadap bidang ini, seperti NFPA (National
Fire Protection Association) dan SNI (Standar Nasional Indonesia). Beberapa
Literatur tersebut antara lain:
NFPA-10, Standar untuk Portable Fire Extinguisher
NFPA-13, Standar untuk Instalasi Sistem Springkle
NFPA-14, Standar untuk Instalasi Selang dan pipa tegak
NFPA-20, Standar untuk Instalasi Pompa Sentrifugal
SNI 03-1735-2000, tentang Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses
lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung
SNI 03-1745-2000, tentang Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa
tegak dan slang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung
45
4.3Pekerjaan Plafon
A. Pemasangan Scaffolding
Scaffolding (bahasa Indonesia: perancah) adalah suatu struktur sementara
yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau
perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya scaffolding
berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat
menggunakan bahan-bahan lain.
Pemasangan scaffolding adalah kegiatan yang berada diawal sebuah proses
pekerjaan konstruksi. Hal ini dimaksudkan agar setiap pekerja konstruksi dapat
melakukan pekerjaannya pada bagian-bagian yang sulit dijangkau oleh manusia
khususnya pekerjaan yang membutuhkan ketinggian tertentu. Karena scaffolding
dimaksudkan untuk membantu manusia, maka scaffolding dibuat agar dapat
dibongkar pasang. Hal ini memungkinkan pekerja konstruksi untuk dapat
mengatur letak scaffolding tersebut sesuai dengan kebutuhan.
Pada pekerjaan plafond proyek pembangunan Rumah Sakit Type-C Medan
Labuhan, pemasangan scaffolding ditujukan untuk membantu pekerja konstruksi
memasang rangka plafond dan pemasangan plafond.
Hal yang paling penting yang harus diingat dalam pemasangan scaffolding
adalah permukaan lantai/tanah tempat scaffolding berdiri haruslah datar dan
seimbang. Sebelum scaffolding didirikan, seharusnya permukaan lantai/tanah
dicek dengan menggunakan waterpass, hal ini bertujuan agar scaffolding yang
telah dipasang nantinya dipastikan akan tetap stabil dan seimbang. Berikut ini
proses perakitan scaffolding:
1. Proses pemasangan scaffolding dimulai dengan merakit kaki-kaki
scaffolding yaitu dengan mendirikan jack base, lalu
2. Setelah jack base didirikan kemudian berdirikan main frame dengan
didudukan di atas jack base. Main frame fungsinya adalah sebagai
penopang.
3. Sebelum cross brace dipasang, pastikan main frame telah berdiri
keduanya. Setelah keduanya berdiri kemudian dipasang cross brace
46
dengan sistem kunci. Fungsi cross brace ini adalah untuk memperkuat
main frame agar tidak goyang dan kokoh.
4. Setelah ketiga proses diatas dilakukan dan sudah dipasang pada ketinggian
yang diinginkan, kemudian pasanglah catwalk yang berfungsi sebagai
tempat para pekerja bekerja atau untuk area tempat berjalan untuk para
pekerja. Agar catwalk lebih rata diberi triplek diatasnya.
1
1 2
3
4
2 3
1
Gambar 4.15. Proses pemasangan
Scaffolding
(Sumber :
www.google.com/scaffolding)
47
RANGKA HOLLOW
Gambar 4.17. Pemasangan plafon (Sumber : Dokumen Pribadi)
48
ampelas halus, setelah itu plafond seleasi terpasang dilanjutkan dengan
pemasangan list plafond gypsum untuk list plafond gypsum dipasang pada
pertemuan antara dinding dan plafond dengan perkuatan menggunakan compound
jenis casting + lem.
49