Anda di halaman 1dari 5

Laporan Tugas Mandiri

Nama : Tri Lestari Tanggal : 17 Februari 2019


NPM : 1706044686 Paraf Asisten :
Kelompok :6
Pemicu : Pemicu 1 – Kultur Jaringan

Gambaran Umum Kultur Jaringan

A. Outline
1. Definisi Kultur Jaringan
2. Tahapan Kultur Jaringan
a. Pembuatan media
b. Persiapan eksplan
c. Inokulasi
d. Multiplikasi
e. Pengakaran
f. Aklimatisai
3. Kelebihan dan Kekurangan Kultur Jaringan
a. Kelebihan Teknik Kultur Jaringan
b. Kekurangan Teknik Kultur Jaringan

B. Isi
1. Definisi Kultur Jaringan
Kultur jaringan dapat diartikan sebagai penumbuhan atau perbanyakan sel, jaringan,
atau organ baik tumbuhan maupun hewan secara in vitro dalam lingkungan aseptik dan
terkontrol. Pada kultur jaringan tanaman, sebagian kecil dari jaringan tanaman (eksplan)
dikultur pada media yang telah diberi nutrisi dan dalam keadaan steril. Adapun
penambahan hormon pertumbuhan dapat dilakukan untuk mempercepat terbentuknya
plantlet.
Kultur jaringan merupakan metode yang sangat penting dalam bioteknologi. Hal ini
karena kultur jaringan dapat memperbanyak tumbuhan dalam waktu yang relatif singkat
dibandingkan jika menggunakan biji. Selain itu, kultur jaringan dapat menghasilkan
tumbuhan dengan sifat yang sama dengan induknya sehingga sangat efektif untuk
perbanyakan tanaman hasil rekayasa genetik.
2. Tahapan Kultur Jaringan
Menurut Puji (2015), kultur jaringan dapat dilakukan dalam enam tahap yang
diilustrasikan pada gambar 1

Gambar 1. Tahapan teknik kultur jaringan


Sumber: http://www.softilmu.com

a. Pembuatan media
Media merupakan tempat di mana eksplan akan dikembangkan. Oleh karena itu,
media harus dipersiapkan dengan baik. Media tanam umumnya mengandung vitamin,
garam mineral, dan hormon (Puji, 2015). Selain itu, perlu diperhatikan pula bahwa
media harus dalam kondisi steril agar tidak terjadi kontaminasi. Untuk mencapai
kondisi steril, media dipersiapkan di greenhouse dan dipanaskan dengan autoklaf
sebelum dilakukan kultur (Puji, 2015).
b. Persiapan eksplan
Persiapan eksplan meliputi isolasi jaringan yang akan dikultur dan sterilisasi
eksplan. Pada tahap isolasi, sebagian jaringan tumbuhan diambil. Bagian yang diambil
dapat berupa jaringan meristem, tunas, kalus, protoplasma, maupun embrio (Gaikwad
et al., 2017). Setelah didapatkan eksplan, eksplan tersebut harus disterilkan. Sterilisasi
umumnya dilakukan menggunakan alkohol (Gaikwad et al., 2017) atau air terklorinasi
(NIOS, 2013).
c. Inokulasi
Pada tahap ini, eksplan yang telah disterilisasi
dipindahkan ke dalam media pertumbuhan seperti pada
gambar 2. Adapun proses ini harus dilakukan dalam kondisi
aseptik untuk mencegah terjadinya kontaminasi.

Gambar 2. Tahap inokulasi


Sumber: irrecenvhort.ifas.ufl.edu

d. Multiplikasi
Multiplikasi merupakan proses perbanyakan calon
tanaman baru dari eksplan yang telah ditanam dalam
medium. Eksplan yang telah ditanam akan menghasilkan
banyak calon tumbuhan seperti pada gambar 3. Untuk
mencegah kegagalan akibat kontaminasi, tahap ini sebaiknya
Gambar 3. Tahap dilakukan dalam laminar flow (Puji, 2015).
multiplikasi
Sumber:
irrecenvhort.ifas.ufl.edu

e. Pengakaran
Pada fase ini, eksplan membentuk akar dan pucuk
tanaman baru yang cukup kuat seperti pada gambar 4. Pada
tahap ini juga dapat ditambahkan hormon pertumbuhan
seperti auksin dan sitokinin untuk mempercepat proses
penumbuhan akar dan tunas (NIOS, 2013).

Gambar 4. Tahap pengakaran


Sumber: irrecenvhort.ifas.ufl.edu

f. Aklimatisasi
Aklimatisasi merupakan tahap penyesuaian plantlet ke
lingkungan luar atau lingkungan nonsteril seperti pada
gambar 5. Pada tahap ini, plantlet dipindahkan ke lingkungan
secara hati-hati dan bertahap. Tahap ini dapat dilakukan di
Gambar 5. Tahap
lingkungan normal atau di dalam reaktor.
aklimatisasi
Sumber:
irrecenvhort.ifas.ufl.edu
3. Kelebihan dan Kekurangan Kultur Jaringan
a. Kelebihan
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tumbuhan vegetatif secara in
vitro. Dibandingkan dengan perbanyakan secara generatif menggunakan biji, kultur
jaringan memiliki beberapa kelebihan. Menurut Nicodemus (2017), kelebihan tersebut
diantaranya:
1) Menghasilkan tanaman dewasa dalam waktu yang cepat
Kultur jaringan umumnya menghasilkan tanaman yang lebih sehat
dibandingkan metode konvensional. Tanaman yang lebih sehat ini umumnya
memiliiki kecepatan pertumbuhan yang lebih tinggi (Sharma, 2015).
2) Menghasilkan tanaman dengan jumlah yang banyak dalam waktu singkat.
Pada kultur jaringan, satu eksplan dapat berproliferasi menjadi banyak
plantlet. Hal ini berbeda dengan metode konvensional menggunakan biji yang
hanya menghasilkan satu bibit tanaman untuk satu biji.
3) Menghasilkan tanaman tanpa memerlukan biji
Pada kondisi tertentu seperti sedikitnya biji, biji tidak dapat tumbuh, atau
tumbuhan induk berada dalam keadaan steril, kultur jaringan merupakan metode
yang paling mungkin untuk memperbanyak tanaman (Sharma, 2015). Hal ini
karena kultur jaringan dapat menggunakan beberapa bagian lain dari tumbuhan
sebagai eksplannya.
4) Menghasilkan tanaman yang memiliki sifat sama dengan induknya
Pada teknik kultur jaringan, plantlet hanya berasal dari satu tanaman induk
tanpa melalui proses pembuahan seperti pada biji. Oleh karena itu, tanaman yang
dihasilkan akan memiliki sifat yang sama dengan induknya. Dengan kata lain,
tanaman yang dihasilkan merupakan kopi dari induknya.
5) Menghasilkan tanaman yang bebas penyakit
Kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik dan kondisi lingkungan yang
terkontrol. Hal ini menyebabkan tumbuhan yang dihasilkan tidak terkontaminasi
oleh jamur, bakteri, virus, atau mikroorganisme lain.

b. Kekurangan
Sebagai metode rekayasa perbanyakan tanaman, kultur jaringan juga memiliki
beberapa kekurangan. Menurut Nichodemus (2017), kekurangan tersebut meliputi:
1) Membutuhkan biaya yang relatif mahal dan tenaga yang ahli
Dalam pelaksanaannya, kultur jaringan membutuhkan alat-alat dan reagen
tertentu yang harganya cukup mahal. Hal ini menyebabkan kultur jaringan relatif
lebih mahal dibandingkan perbanyakan tumbuhan melalui biji. Selain itu,
prosedur kultur jaringan membutuhkan perlakuan tertentu dan observasi intensif
sehingga harus dilakukan oleh tenaga ahli.
2) Mengurangi keragaman genetik
Tumbuhan yang dihasilkan dari kultur jaringan memiliki sifat yang sama
persis dengan induknya. Hal ini menyebabkan keragaman genetik dalam
ekosistem menjadi berkurang. Selain itu jika tumbuhan yang dihasilkan rentan
terhadap penyakit tertentu, maka seluruh tumbuhan hasil kultur tersebut akan
bersifat rentan.
3) Prosedur berbeda untuk jenis tumbuhan yang berbeda
Tumbuhan yang berbeda membutuhkan perlakukan yang berbeda sehinga
harus dilakukan trial dan error untuk menemukan metode yang tepat.
4) Sifat yang sama dapat berarti memiliki tingkat kerentanan yang sama
Tanaman hasil kultur jaringan memiliki sifat yang sama dengan induknya.
Jika induk asal eksplan bersifat rentan terhadap suatu penyakit tertentu, maka
semua anakan yang dihasilkan dari proses kultur jaringan akan bersifat rentan
pula.

C. Daftar Pustaka
Gaikwad, A.V., S.K. Singh, and R. Gilhotra. Plant Tissue Culture: A Review. Journal of
Pharmaceutical Research & Education, 2(1), 217-220.
National Institute of Open Schooling. 2013. “Tissue Culture”. [Online] Available at:
oer.nios.ac.in/wiki/index.php/Tissue_Culture. [Accessed 15 February 2019]
Nichodemus, C.O. 2017. “Plant Tissue Culture: Techniques, Applications, Adventages and
Disadvantages”. [Online]. Available at: https://www.biotecharticles.com/Applications-
Article/Plant-Tissue-Culture-Techniques-Applications-Advantages-and-Disadvantages-
3805.html. [Accessed 15 February 2019]
Puji, R. 2015. “Pengertian, Metode, dan Manfaat Kultur Jaringan”. [Online] Available at:
http://www.softilmu.com/2015/12/pengertian-metode-dan-manfaat-kultur.html?m=1.
[Accessed 15 February 2019]
Sharma, G.K., S. Jagetiya, and R. Dashora. 2015. General Techniques of Plant Tissue Culture.
Raleigh: Lulu Press Inc

Anda mungkin juga menyukai