Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Seni Kriya

Seni kriya merupakan seni yang telah ada sejak zaman dahulu kala. Menurut para ilmuwan, seni kriya
ini telah ada sejak zaman Neolitikum atau pada zaman batu. Dimana pada saat itu telah banyak benda-
benda buatan tangan yang dibuat oleh orang terdahulu.
Pengertian seni kriya yaitu seni yang dibuat dengan menggunakan tangan tanpa mengurangi segi
fungsional dan nilai estetikanya. Dengan begitu bisa dikatakan seni kriya adalah seni yang sempurna
lantaran tidak hanya pemenuhan yang dibutuhkan saja akan tetapi keindahan juga sangat diperhatikan.
Dari sisi makna, kriya berarti kerajinan tangan. Dalam bahasa sansekerta, kata kriya bermakna
kerjakan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris yang bernama craft, berarti membuat atau kerjakan.
Manfaat seni kriya tersebut bukan hanya sekedar untuk terapan atau digunakan saja. Akan tetapi bisa
juga digunakan sebagai hiasan atau mainan untuk anak-anak.
Fungsi Seni Kriya

Seni kriya memiliki beberapa fungsi, yang diantaranya sebagai berikut ini :
1. Seni Kriya Sebagai Hiasan
Banyak sekali produk dari seni kriya yang digunakan sebagai hiasan atau dekorasi. Hal ini dikarenakan
seni kriya lebih memprioritaskan keindahan dari pada manfaatnya sehingga seni kriya memiliki
beragam hal dalam proses pengembangannya. Contoh : Hiasan dinding, patung, cinderamata, dan
yang lainnya.
2. Seni Kriya Sebagai Benda Terapan
Selain memprioritaskan nilai estetika, seni kriya juga unggul dari segi pemanfaatannya. Misalnya saja
furnitur atau perabotan rumah, keramik, dan yang lainnya. Hal ini tentunya akan sangat menguntungkan
sekali untuk para penggunanya.
3. Seni Kriya Sebagai Mainan
Seni kriya juga bisa dijadikan sebagai mainan. Kerap kali kita menjumpai mainan yang dihasilkan dari
buatan tangan sendiri (hand made) dengan bentuk yang mudah serta bahan yang gampang sekali
untuk ditemukan. Selain itu harganya relatif lebih murah dibandingkan mainan yang berasal dari pabrik.
Contohnya : Boneka, kincir angin, minatur kendaraan, dll.
Perkembangan Seni Kriya di Nusantara
Dalam perkembangannya di Indonesia, seni kriya dibagi menjadi 3 kelompok. Berikut ini adalah
penjelasannya :
1. Seni kriya tradisional klasik (terjadi pada zaman Hindu-Budha)
2. Seni kriya tradisional rakyat (seni kriya yang berasal dari daerah-daerah)
3. Seni kriya Indonesia baru (pada masa kolonial)
Itulah tiga fase perkembangan seni kriya yang ada di Nusantara. Untuk lebih detailnya, kita bisa
mengenai dari ciri-ciri seni kriya yang ada pada zaman tersebut. Berikut ini ulasannya :
A. Seni Kriya Tradisional Klasik (Hindu-Budha)
Pada zaman ini kaidah seni sudah di bakukan dalam sebuah pedoman seni oleh seorang seniman atau
empu pada zaman tersebut.
Kualitas seni yang bersifat estetik maupun teknik selalu di dasari dengan pemikiran falsafah hidup serta
pandangan Agama Islam, Hindu, dan Budha.
Salah satu contoh seni kriya pada zaman ini adalah wayang kulit, pandai perak dan emas, ukiran kayu,
keris, kerajinan topeng, dan lain sebagainya.
B. Seni Kriya Tradisional Rakyat
Salah satu ciri dari kebudayaan etnik yang menghasilkan corak kesenian tradisional adalah mengikuti
watak serta adab kehidupan dalam masyarakat serta lingkungan alam tempat masyarakat itu tinggal.
Jenis serta pembuatan karya seni kriya tradisional ini ditentukan dari bahan serta alat yang tersedia di
lingkungan sekitar tempat tinggal masyarakatnya.
C. Seni Kriya Indonesia Baru (Kolonial)
Seni kriya pada zaman kolonial pendidikan lebih menekankan pada nilai-nilai yang rasional serta
kehidupan jasmaniah.
Tingkat kesadaran nilai luhur terhadap nilai-nilai tradisional seni kriya menjadi sangat lemah, baik itu
seni kriya klasik ataupun seni kriya rakyat yang berasal dari daerah-daerah.
Beberapa seni kriya baru dapat dikombinasikan dengan seni tradisi serta menggunakan bahan-bahan
industri. Komersialisasi yang melanda para seniman sehingga mereka tidak dapat mewariskan keahlian
yang mereka miliki.
Jenis Jenis Seni Kriya Nusantara
Bentuk dari seni kriya nusantara sangat beragam, termasuk juga bahan-bahan yang digunakan. Dari
beberapa seni kriya nusantara, ada juga yang tetap mempertahankan keanekaragaman atau ciri khas
tradisionalnya.
Berikut ini adalah jenis-jenis seni kriya yang ada di Nusantara :
1. Seni Kriya Kayu

Seni kriya kayu adalah suatu jenis seni kriya yang dalam proses pengerjaannya selalu
mengkombinasikan nilai fungsi dan estetika dengan menggunakan bahan kayu. Seni kriya kayu
ini dapat dibagi menjadi 2, yakni tingkatan dasar dan tingkatan profesional.
Contoh dari seni kriya kayu ini adalah wayang golek, patung, topeng, dan hiasan ukiran yang lainnya.
2. Seni Kriya Tekstil
Seni kriya tekstil merupakan seni kriya yang bahan dasarnya menggunakan kain. Istilah tekstil
mempunyai lingkup yang sangat luas. Pada umumnya kain terbuat dari serat yang dipin untuk
menghasilkan benang dan selanjutnya akan ditenun atau dirajut untuk menghasilkan barang sesuai
dengan keinginan pembuatnya.
Seni kriya tekstil di kelompokkan menjadi dua macam, yakni karya tenun dan karya batik.
3. Seni Kriya Keramik
Seni kriya keramik merupakan benda yang terbuat dari tanah liat. Pembuatan seni kriya ini adalah
dengan menggunakan teknik slab, putar, pilin, dan di cetak tuang. Daerah penghasil seni kriya keramik
ini adalah Bandung, Jepara, Banjarnegara, Malang, Yogyakarta dan yang lainnya.
4. Seni Kriya Logam
Seni kriya logam merupakan seni kriya yang di olah dengan menggunakan bahan dasar logam. Teknik
pembuatan seni kriya logam terdiri dari 2 cara, yakni di cetak lilin dan menggunakan teknik bivalve.
5. Seni Kriya Kulit

Seni kriya kulit merupakan karya seni yang menggunakan kulit sebagai bahan dasarnya. Kulit yang
digunakan dalam pembuatan seni kriya kulit adalah kulit sapi, kulit kerbau, kulit buaya, dan yang
lainnya.
Kulit tersebut kemudian akan menjalani beberapa proses pengolahan, dimana dari pemisahan kulit dari
daging hewan, pencucian dengan menggunakan cairan tertentu, tahap pembersihan dan perendaman
sampai pada proses finishing.
Contoh seni kriya kulit adalah : Dompet, jaket, wayang kulit, ikat pinggang, dll.
6. Seni Kriya Batu
Seni kriya batu adalah seni kriya yang menggunakan batu sebagai bahan dasarnya dan kemudian akan
dibentuk sedemikian rupa agar terlihat indah dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Contoh dari seni kriya batu adalah batu akik, batu permata, fosil, dll.
Macam Macam Seni Kriya Berdasarkan Teknik Pembuatannya
Ada beberapa macam seni kriya jika berdasarkan pada teknik pembuatannya. Apa saja ? Berikut ini
adalah ulasannya.
1. Seni Kriya Pahat / Ukir
Seni kriya atau pahat sangat lah beraneka ragam dalam proses pembuatannya. Selain menggunakan
kayu, seni pahat atau ukir ini juga bisa menggunakan aneka logam, batu, serta fosil hewan sebagai
bahan dasarnya.
2. Seni Kriya Batik
Proses pembuatan kain batik ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya adalah
dengan menggunakan teknik cap, tulis, dan teknik lukis. Teknik batik tulis merupakan salah satu teknik
membatik yang paling sering digunakan di Nusantara.
3. Seni Kriya Tenun
Tenun terdiri dari 2 jenis, yaitu tenun songket dan tenun ikat. Perbedaannya terletak pada teknik
pembuatan dan bahan yang digunakan. Hampir di setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki corak
tenun yang sangat khas sesuai dengan tradisi dan budaya masyarakat setempatnya. Hal ini yang
menyebabkan Nusantara kaya akan kebudayaan, yang salah satunya adalah seni kriya ini.
4. Seni Kriya Anyaman
Seni kriya anyaman merupakan teknik membuat dengan mengolah bahan dasar menjadi sebuah pola
tertentu. Bahan-bahan yang biasa digunakan dalam membuat anyaman adalah bambu, rotan, pandan,
kertas, tali, dan yang lainnya.
5. Seni Kriya Bordir
Seni kriya bordir merupakan seni yang menempatkan hiasan dari benang yang kemudian dijaitkan pada
kain dan berfungsi sebagai penghias serta untuk mempercantik atau memperindah tampilan kain
tersebut.
Nah itulah penjelasan mengenai seni kriya secara detail. Mulai dari pengertian seni kriya, jenis jenis

seni kriya, contoh seni kriya dan lain sebagainya. Semoga dapat bermanfaat
Seni Kriya

Anda mungkin juga menyukai