PENANDAAN KESEHATAN DI INDONESIA Ada beberapa masalah pokok yang menjadi penyebab rendahnya pendanaan kesehatan di Indonesia yang kemudian berakibat rendahnya mutu manusia Indonesia, yang tampak jelas dalam IPM. Dalam urutan 108-112, kelas IPM menengah . sementara pesaing kita Malaysia, sudah berasa di kelompok negara IPM tinggi di urutan ke-61. Jika kita tilik IPM 2006, skor indeks pendidikan Malaysia 0,84 dan Thailand 0,86- tidak jauh berbeda. Namun, skor indeks kesehatan (usia harapan hidup) Indonesia hanya 0,70i sedangkan skor Malaysia, Thailand, dan Vietnam berturut- turut 0,81: 0,75; dan 0,76. Orang bias hidup dan bersekolah, tetapi jika gizinya rendah dan sering sakit- sakitan, ia tidak akan bisa berproduksi dan bersaing, Kualitas jangka panjang diukur dari dampak produksi ekonomi yang diukur dengan PDB dimana skor Indonesia lebih baik dari Vietnam yang memang jauh lebih miskin, tetapi tertinggal jauh dari skor PDB Malaysia dan Thailand. Pola Pikir Jangka Pendek Masalah terbesar adalah mindset (pola pikir) yang ingin cepat menghasilkan dan kernanya proyek-proyek yang didanai bersifat tahunan. Proyek-proyek public yang bersifat jangka panjang pada umumnya merupakan proyek pinjaman dan seringkali lebih banyak habis untuk meningkatkan kapasitas pengelola Membangun SDM memakan waktu panjang. Apalagi mulai dari persiapan bahan baku yaitu otak yang tumbuh baik yang hanya dapat dibentuk jika gizi ibu hamil, gizi anak balita, dan tubuh ibu hamil dan anak balita selalu sehat, tidak terserang penyakit. Jika menginginkan pemuda yang cerdas dan sopan di usia 24tahun, ketika mereka selesai kuliah, maka kita harus melakukan investasi selama paling tidak 25 tahun. Salah Terap Pelayanan Kesehatan: Sumber Dana Daerah Pihak swasta memang tertarik untuk membangun rumah sakit, membangun rumah sakit memang memakan waktu hanya satu sampai tiga tahun saja. Setelah itu pelayanan sudah dapat diberikan dan pemerintah mengambil keuntungan yang cukup besar, dalam hitungan rupiah jangka pendek, dari rakyatnya yang sakit.namun sesungguhnya pemerintah membuat kerugian yang besar jangka panjang, karena rakyat yang banyak sakit tidak mampu berobat dan berpotensi mempunyai tingkat produktivitas rendah karena sakit kronis atau cacat. Dengan status PT, yang merupakan instrument usaha mencari laba, pihak swasta sesuai dan UU. No 1 tahun 1995, maka pemda tidak boleh secara langsung mengalokasikan dana APBD/dana publik ke rumah sakit. Sumber Daya (Modal) atau Sumber Biaya (Beban) Indonesia adalah negara keempat dalam urutan penduduk terbanyak, tetapi negara ke-108 dalam IPM dan urutan daya saing bangsa. Katanya masalah besar Indonesia adalah “penduduk yang besar”. Ini merupakan indikasi pengakuan bahwa penduduk adalah “beban” bukan modal. Kurang prioritas dan kurang komitmen Bagaimana bersaing dengan negara lain? Perhatian atau prioritas pembangunan manusia (modal tahan lama) di Indonesia sejak Orde baru boleh dikatakan kurang besar dibandingkan dengan prioritas pembangunan modal tidak tahan lama. Tanpa pemahaman yang dalam akan arti investasi kesehatan dan tekad yang kuat untuk membangun manusia Indonesia, dengan investasi yang memadai dalam bidang kesehatan dan pendidikan, Indonesia akan tertinggal jauh dan akan mempertahankan status sebagai bangsa kuli yang haus korupsi