ADEGAN 1
Bos: Reyhan (pemarah)
Pegawai I: Dhafa (patuh)
Pegawai II: Wildan (tidak patuh)
Reyhan : Wildan, tolong panggilkan Dhafa!
Wildan : Sebentar, Pak. (tetap duduk sambil sibuk sendiri)
Reyhan : Saya butuhnya cepat, ayo!
Wildan : Saya lagi malas gerak, Pak.
Reyhan : (bangkit sambil menahan amarah memanggil Dhafa)
Dhafa : Ada apa, bos?
Reyhan : Tolong ambilkan dokumen saya di lantai 2. Ada di flashdisk kuning.
Dhafa : Siap bos!
---
Reyhan : Lho mana flashdisknya?
Dhafa : Ini bos, sudah saya printkan lengkap. Saya selalu berusaha menjalankan kewajiban saya bahkan sebelum
diperintah sekalipun.
Reyhan : Wildan, lihat Dhafa, contoh dia! Jangan seenaknya saja kamu jadi pegawai! Nah dokumen ini letakkan di meja
Pak Adi
Wildan : Bapak punya kaki kan? Kok bapak yang seenaknya sama saya.
Reyhan : Ngomong apa kamu? Coba ulangi!
Wildan : Jangan seenaknya sama saya! (suara meninggi)
Dhafa : Wildan, jangan berani membentak bos, nanti kamu dipecat!
Reyhan : Nah itu ide bagus. Wildan, kamu saya pecat! Dhafa, kamu naik jabatan jadi asisten saya!
ADEGAN II
Bos : Dhafa (pemarah)
Mantan bos : Reyhan (bijaksana)
Calon pegawai : Wildan (kasihan, melas)
Reyhan : Dhafa…
Dhafa : Pak, silahkan masuk. Sehat, Pak?
Reyhan : Alhamdulillah, tapi agak encok.. gimana bank ini, tambah maju di tangan kamu?
Dhafa : Oh, kalau itu nggak usah ditanya, Pak. Bank ini sudah punya 20 cabang. Nggak kayak jaman bapak dulu.
Tok.tok.tok.
Dhafa : Siapa itu?
Wildan : Saya Wildan..
Dhafa : Loh?
Wildan : Iya, saya dulu yang kerja di sini tapi dipecat sama bapak ini. (menunjuk Reyhan)
Dhafa : Terus sekarang kamu mau ngapain?
Wildan : Mau ngelamar lagi, Pak.. Saya lagi butuh uang..
Dhafa : Sekarang saya nggak butuh kamu. Sekarang cepat keluar dari kantor saya..
Wildan : Tolong, Pak.. (memelas)
Reyhan : Dhafa, kalau jadi pemimpin, jangan sekali-sekali membentak bawahan. Saya kasihan sama kamu, Wildan. Saya
minta Pak Dhafa untuk memasukkan kamu lagi.
Tugas Bahasa Indonesia
“Membaca dialog”
Adegan I
Devin : Tidak sabaran
Adam : Kikuk