Anda di halaman 1dari 3

Nama: Muhammad Aldi Luthfi Fauzan Adhim

NRP: 0251194000028
Pentingnya Ilmu Material Science di Indonesia

Mendengar kata “Material” mungkin banyak orang awam yang mengira bahwa
ilmu ini pembelajarannya berkaitan dengan bahan-bahan bangunan, karena kata
“material” yang melekat di benak masyarakat awam sendiri sangat berkaitan erat
dengan hal-hal yang berkaitan dengan bahan-bahan material bangunan seperti semen,
batako, pipa paralon, seng, plastik polimer, batubata, paku, cat, dll ) dan mungkin
lulusannya akan bekerja tidak jauh dari yang namanya material bangunan. Namun itu
hanya sebagian kecil dari ilmu/ material yang akan dipelajari dalam teknik material.
Cakupan disiplin ilmu material sangatlah luas. Apalagi dalam perkembangannya saat
ini, ilmu material sudah mencapai ke seluruh bidang kerja.
Apakah Material Science Itu?
Sebenarnya, ilmu material/material science merupakan suatu ilmu dimana kita
mempelajari sifat dan struktur suatu bahan yang dapat diaplikasikan terhadap berbagai
bidang teknik, misalnya saja dalam pembuatan pesawat terbang, tentu untuk
menentukan bahan yang ideal pada pesawat terbang kita tidak bisa secara sembarangan
menentukan apa bahan yang tepat untuk pesawat tersebut karena diperlukan perhitungan
dan pertimbangan yang baik dari segi kekuatan bahan, daya tahan terhadap berbagai
kondisi suhu dan iklim,ringan tidaknya bahan tersebut,serta biaya dan cara mendapatkan
bahan tersebut, nah di sinilah ilmu teknik material sangat dibutuhkan. Di samping itu
ilmu teknik material juga dibutuhkan apabila terjadi suatu kecelakaan transportasi,
karena banyak kecelakaan transportasi yang disebabkan kegagalan dari bahan yang
digunakan pada transportasi tersebut, sehingga dengan ilmu dari teknik material kita
dapat menganalisis dimana letak kegagalan dari bahan yang digunakan pada transportasi
tersebut sehingga kita dapat meminimalisir terjadimya kecelakaan di waktu yang akan
datang.Di sisi lain, ilmu teknik material juga berkaitan erat dengan ilmu metalurgi, yaitu
bidang ilmu keteknikan yang membahas tentang proses pengolahan mineral (termasuk
pengolahan batubara), proses ekstraksi logam dan pembuatan paduan, hubungan
perilaku sifat mekanik logam dengan strukturnya, proses penguatan logam serta
fenomena-fenomena kegagalan dan degradasi logam. Kata metalurgi sendiri berasal dari
bahasa yunani kuno, yaitu metallourgós, yang berarti "pekerja logam". Ilmu ini pertama
kali mucul awalnya melalui pengolahan hasil pertambangan pada masa praaksara, yang
kemudian berkembang pada masa mesir kuno dimana pada saat itu telah dikenal teknik
untuk membuat logam paduan (alloy) berupa campuran timah dengan tembaga untuk
menghasilkan perunggu dengan cara memanaskan bebatuan hingga pada masa modern
saat ini berbagai metode yang diterapkan ilmu metalurgi terus berkembang sehingga
untuk mendapatkan suatu logam yang diinginkan akan lebih efektif.
Perkembangan Ilmu Material di Indonesia
Pengembangan program studi ilmu material di Indonesia telah dimulai lebih dari
setengah abad lalu. Diawali oleh Universitas Indonesia/UI yang membuka Jurusan
Metalurgi (sekarang Departemen Teknik Metalurgi dan Material) pada tahun 1965, lalu
diikuti oleh KBK Teknik Produksi dan Metalurgi (cikal bakal Teknik Material) yang
didirikan sejak 1970 oleh Institut Teknologi Bandung/ITB, berikutnya ada juga Jurusan
Metalurgi yang didirikan di tahun 1982 oleh Sekolah Tinggi Teknologi (sekarang
Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa) dan terus berlanjut hingga akhirnya Institut
Teknologi Sepuluh Nopember/ITS juga menelurkan Jurusan Teknik Material dan
Metalurgi (sekarang Departemen Teknik Material) di tahun 1999. Proses tersebut tak
berhenti di sana, karena ternyata beberapa tahun berikutnya ITB mendirikan lagi
program studi Teknik Metalurgi. Ada pula Universitas Jenderal Achmad Yani dengan
Jurusan Metalurgi, Institut Teknologi Sains Bandung dengan program studi Teknik
Metalurgi dan Material, Politeknik Manufaktur Negeri Bandung dengan Jurusan Teknik
Pengecoran Logam, Universitas Teknologi Sumbawa dengan Prodi Teknik Metalurgi,
juga Institut Teknologi Kalimantan dengan nama Teknik Material dan Metalurgi, serta
banyak lagi program-program studi serupa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Saat ini perkembangan ilmu material di Asia sudah sangat pesat, bahkan di
beberapa negara, untuk pengembangan lanjutan dari Material Science and Engineering
sendiri sudah sampai pada tahap advance nano materials. Namun jika kita melihat ke
tanar air kita sendiri ironisnya meski telah banyak program studi yang menawarkan
fokusan di bidang teknik material (dan metalurgi), ternyata tak membuat Indonesia
menjadi salah satu pioneer di bidang tersebut.Misalnya saja saat ini Indonesia sendiri
memiliki cadangan sumber daya mineral yang melimpah, namun kenyataannya mineral
hasil tambang yang diperoleh sebagian besarnya langsung diekspor ke luar negeri, dan
hanya sebagian kecil yang dikembangkan lebih lanjut menjadi material inovatif yang
bisa diaplikasikan dalam berbagai bidang industri, oleh karena itu, bisa dikatakan saat
ini perkembangan ilmu material di Indonesia masih sedikit tertinggal.
Tentunya fakta ini harus menjadi lecutan dan tamparan keras bagi para
pemangku kebijakan serta peneliti praktis dan akademis Indonesia. Karena mau tak
mau, kemajuan pembangunan infrastruktur masa depan memerlukan pengembangan
ilmu bahan (material) yang signifikan. Bukan hanya ilmu sipil dan arsitektur saja yang
menjadi pijakan pembangunan infrastruktur, karena metode pembangunan dan desain
bangunan pun memerlukan bahan yang berkualitas untuk bisa menghasilkan
infrastruktur yang tahan lama. Apalagi ketika kita tengok ke para raksasa teknologi Asia
seperti Jepang, India, Korea, China, Taiwan, dll, pengembangan material telah sampai
pada electronic device advancement yang secara otomatis juga bidang ilmu elektronik
dan robotika.

Anda mungkin juga menyukai