TEKNOLOGI
BAHAN
BANGUNAN
SEJARAH PERKEMBANGAN
BAHAN KONSTRUKSI
Fakultas
Fakultas Teknik
Perencanaan dan
Desain
1
3
Program
Studi
Program Studi
Teknik Sipil
Tatap
Muka
01
Kode MK
Disusun Oleh
MK
Acep Hidayat,ST,MT
Abstract
Kompetensi
Mahasiswa
dapat
menjelaskan
karakteristik / sifat-sifat sifat fisik dan
sifat mekanik bahan konstruksi dalam
perencanaan,
pelaksanaan
dan
pengawasan dalam penerapan dalam
persoalan - persoalan di bidang teknik
sipil.
Sejarah
Penggunaan
dan
Perkembangan Bahan Konstruksi
pada
Zaman
Dahulu
hingga
Sekarang.
I.1 . SEJARAH PERKEMBANGAN BAHAN KONSTRUKSI
Ilmu material atau bahan sebenarnya sangat berperan penting dalam perkembangan
peradaban kita selama ini. Transportasi, perumahan, pakaian, komunikasi, rekreasi, dan
produksi makanan, bahkan setiap sudut dalam kehidupan sehari-hari kita, tidak pernah lepas
dari pemanfaatan material beserta teknologinya.
Materialmaterial mengkonduksi atau menginsulasi panas dan listrik, menerima pembebanan
tanpa mengalami kerusakan, menerima atau menolak gaya magnet, mentransmisikan atau
memantulkan cahaya, dan lain sebagainya, dalam aplikasi aplikasi yang spesifik dalam
kehidupan kita saat ini. Material material baru dengan karakteristiknya yang lebih spesifik
terus dikembangkan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia modern yang
semakin kompleks. Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan dan kemajuan masyarakat
kita selama ini ditunjukkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan dan memanipulasi
material.
Perkembangan peradaban kita memang terbagi berdasarkan tingkat perkembangan teknologi
material yang dikuasai oleh manusia dari zaman ke zaman. Kita kemudian mengenal beberapa
istilah, seperti zaman batu dan zaman logam. Zaman logam, lebih spesifik lagi, terbagi ke
dalam zaman perunggu dan zaman besi. Pada zaman batu manusia memiliki kemampuan
mengolah material yang lebih terbatas, dimana hanya tergantung dari ketersedian material
yang ada di permukaan bumi secara alami, misalnya : batu, lempung, kulit hewan, tulang dan
lain sebagainya.
Peningkatan kemampuan manusia dalam menguasai teknik pengolahan material menjadikan
manusia kemudian mampu memproduksi perlengkapan perlengkapan berbasis material yang
1
3
lebih baik. Manusia menemukan bahwa terdapat material material dalam perut bumi atau dari
batu meteor, yang apabila diolah akan punya sifat yang lebih baik dibandingkan material
material yang ada dipermukaan. Melalui pemikiran ini, manusia kemudian mulai menguasai
teknik pembuatan berbagai peralatan barbasis logam yang kemudian memunculkan era
penggunaan logam. Pada era ini terdapat tujuh jenis logam yang diyakini telah dikembangkan
pada peradaban awal manusia yaitu emas, perak, tembaga, besi, timah putih (tin), timah hitam
(lead), dan Air raksa (mercury). Alasan mengapa tujuh logam ini dikenal oleh peradaban awal
karena secara alami logam logam tersebut terdapat dalam bentuk yang lebih bebas di alam
atau terkandung secara dominan pada mineralnya sehingga secara sederhana mampu diolah.
Emas, diyakini sebagai logam yang paling pertama kali dikenal, banyak dimanfaatkan sebagai
bahan perhiasan.
Tembaga telah dikenal pada masa sekitar 4700 SM dan digunakan secara luas sebagai bahan
persenjataan dan berbagai peralatan sehari hari oleh bangsa Mesopotamia, Mesir, Yunani,
Bolivia, dan Romawi, serta penduduk China dan India. Perak telah dikenal semenjak sekitar
4000 SM dan digunakan secara luas, bersama sama dengan emas sebagai alat tukar
perdagangan (uang koin) dunia. Timah hitam mulai digunakan sekitar tahun 3500 SM. Karena
kemudahannya dibentuk, kekaisaran Romawi menggunakan material logam ini sebagai
pelaratan makan, minum, pipa, dan akuaduk. Timah putih ditemukan sekitar tahun 1750 SM
oleh bangsa Mesir dan seringkali dipadukan dengan tembaga untuk tujuan dekoratif dan untuk
meingkatkan kekerasan dan kekuatan tembaga.
Bangsa Skandinavia menemukan cara yang sederhana untuk mengekstraksi besi dari bijih
besi. Mereka mengetahui bahwa pada pembakaran bijih besi terbentuk endapan lelehan besi
yang ditemukan pada dasar lubang pembakaran. Penemuan material besi inilah yang
kemudian mengawali dimulainya era pengunaan material berbasis besi secara besar besaran
pada awal tahun Masehi. Dalam waktu singkat kemudian manusia memanfaatkan mineral yang
kaya kandungan besi sebagai bahan pembuatan peralatan peralatan berbasis besi. Manusia
juga mengetahui cara meningkatkan kuatitas besi yang dihasilkan dengan meningkatkan
temperatur pemanasan bijih besi melalui pemanfaatan angin buatan. Dari sini muncullah ilmu
metallurgi ekstraksi konvensional, yang mendasari pemikiran lebih lanjut mengenai proses
pemisahan unsur logam dari mineralnya. Proses pereduksian bijih besi ini diyakini ditemukan
oleh peradaban Cina sekitar tahun 2000 SM.
Jenis logam yang unik dimana juga termasuk ke dalam kelompok logam logam yang
dikembangkan pada awal sejarah peradaban manusia adalah Air raksa (mercury) yang
1
3
ditemukan sekitar tahun 1600 SM dimana kemudian disebut oleh manusia pada masa itu
sebagai quicksilver. Hal tersebut dikarenakan Air raksa merupakan satu satunya logam yang
dalam keadaan kondisi ruang (atmosfer), selalu stabil dalam bentuk cair.
Dalam perkembangannya, semakin lama, keberadaan logam logam dalam kuantitas yang
besar semakin langka. Tembaga menjadi sulit ditemukan dalam kondisi bebas di alam. Bijih
besi yang berkadar besi tinggi semakin jarang ditemukan. Hal ini mengakibatkan biaya
pengadaan material semakin tinggi. Karena semakin terbatasnya ketersediaan material yang
ada di alam, kemudian muncul pemikiran untuk memanfaatkan material secara lebih efektif dan
efisien. Penggunaan bahan secara efektif dan efisien ini menuntut adanya penguasaan
pengetahuan terhadap sifat sifat material, kemungkinan penggunaan material material
alternatif, dan variasi proses perlakuan terhadap material yang dapat digunakan untuk
mencapai karakteristik material yang dibutuhkan. Tuntutan yang tinggi terhadap kreatifitas
manusia kemudian meningkatkan kemampuan manusia dalam pemilihan dan penggunaan
bahan guna memproduksi produk produk berbasis material dengan sifat sifat yang sesuai
kebutuhan serta dengan biaya yang lebih minimal baik dari sisi proses maupun pengadaan
materialnya. Lebih jauh lagi, manusia kemudian mengetahui bahwa kemampuan material dapat
ditingkatkan sesuai dengan yang diinginkan melalui serangakaian proses perlakuan panas,
atau pemaduan dengan material lainnya.
Lahirnya revolusi industri berdampak pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi material
dimana juga meningkatkan pengembangan teknologi pengolahan material. Perkembangan
pengetahuan dan teknologi material ini semakin meningkat secara drastis semenjak para
ilmuwan mengetahui tentang adanya hubungan antara struktur, komposisi dan sifat fisis
material. Pengetahuan tersebut baru diperoleh semenjak sekitar seratus tahun lalu, dimana
kemudian memberikan kemampuan kepada manusia terhadap cara baru, dan tingkatan yang
lebih tinggi dalam memanipulasi sifat material. Dari sini kemudian tercipta berbagai jenis
teknologi manipulasi material, yang memberikan kesempatan pada perkembangan yang lebih
jauh lagi dalam penggunaan material material alternatif pada aplikasi teknik, yang termasuk
didalamnya logam keramik, plastik, dan serat.
Perkembangan sejumlah teknologi yang membuat hidup kita semakin praktis dan nyaman
akan selalu berhubungan dengan kemampuan mengakses pemanfaatan material tepat guna.
Sebuah kemajuan dalam pemahaman terhadap tipe tipe material seringkali merupakan suatu
awalan atau pioner dalam terciptanya teknologi teknologi baru. Sebagai contoh, dunia
otomotif tidak akan mengalami perkembangan seperti sekarang ini tanpa adanya ketersediaan
1
3
baja yang murah atau beberapa bahan pengganti alternatif lainnya. Industri penerbangan akan
mengalami kesulitan berkembang tanpa adanya penemuan pemanfaatan material material
berbasis alumunium yang lebih ringan. Sedangkan pada era informasi seperti sekarang ini,
peralatan komunikasi elektronik yang canggih tergantung pada komponen komponen yang
terbuat dari bahan semikonduktor. Hal inilah yang menjadikan penguasaan ilmu dan teknologi
material merupakan hal yang sangat penting dalam upaya terus meningkatkan kualitas hidup
manusia di masa depan.
1.2. Bahan
Bahan atau material adalah sesuatu yang darinya dapat dibuat menjadi suatu benda
yang lebih berdaya
berkembang maju. Pada dasarnya semua benda di alam dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia, tinggal lagi kecermatan untuk dapat mengamati dan
memahami perilaku pada setiap benda yang akan menentukan tingkat kemanfaatannya.
Sebagian benda ada yang dapat digunakan secara langsung dan sebagian lain terlebih
dahulu
melalui
pengolahan
untuk meningkatkan
kinerjanya.
Demikian
pula
halnya
bahan-bahan yang digunakan di bidang teknik sipil, bidang rekayasa yang produknya
akan banyak terkait dengan aspek perilaku material/bahan yang akan digunakan sebagai
bagian (elemen) dari sebuah bangunan.
1.3. Elemen Bangunan
Berdasarkan peranannya, bagian-bagian sebuah bangunan dapat dikatagorikan
sebagai bagian (elemen) struktur dan non-struktur. Elemen struktur merupakan bagian yang
berperan dalam kekokohan/kekuatan bangunan menahan aksi mekanika dari gaya-gaya
yang mungkin terjadi pada bangunan tersebut. Sedangkan elemen non-struktur dapat berupa
pelengkap atau ornamen dan sebagainya yang bukan merupakan bagian dari kekokohan
bangunan, tetapi diperlukan agar bangunan dapat digunakan dengan nyaman dan
optimal sesuai fungsi bangunan. Dari sini, tampak jelas bahwa masing-masing penggunaan,
baik untuk struktur ataupun non-struktur, menuntut unjuk kerja (perilaku/sifat) tertentu atas
material yang akan dipakai agar tepat guna. Dengan demikian jelas pula bahwa pengetahuan
tentang jenis dan sifat material/bahan akan sangat membantu dalam penentuan, pemilihan
atau penggunaan jenis bahan secara tepat
1
3
1
3
Tinjauan sifat kimia benda lebih kepada tinjauan secara mikro dikarenakan perilaku kimiawi
memang berlangsung pada bagian-bagian yang sangat kecil dalam benda itu sendiri. Di satu
sisi, sifat fisik benda merupakan sifat-sifat yang lebih mudah untuk diamati secara visual,
sebagian pengamatan tidak diperlukan alat bantu untuk dapat mengamatinya dan sifat ini
umumnya mempengaruhi kemampuan (sifat) mekanika suatu benda. Di sisi lain, sifat
mekanik benda adalah sifat-sifat yang berkaitan dengan perilaku interaksi terhadap usikanusikan dari luar, yang justru ekspresi perilaku tersebut terlihat sebagai gejala fisik.
1.5. Bahan Konstruksi
Pada prinsipnya, bahan yang digunakan untuk konstruksi adalah bahan-bahan yang
memiliki kinerja yang memadai dipandang dari sudut kemampuan mekanikanya. Material
(bahan) yang umum digunakan untuk itu adalah beton dan besi/baja serta kayu
dengan berbagai ragam jenisnya, baik secara sendiri-sendiri atau merupakan paduan dari
beberapa jenis material dasar, tergantung dari maksud
masing-masing bahan. Balok-balok kayu atau profil-profil baja dapat digunakan secara
individual, misalnya untuk kuda-kuda dengan ukuran dan bentuk geometri tertentu. Jika kudakuda akan dibuat dari beton, maka biasanya harus dipadukan dengan baja-baja tulangan
mengingat kelemahan beton pada kuat tariknya (jauh lebih kecil dari pada kuat desaknya)
dan dikarenakan besar kemungkinan ada bagian dari kuda-kuda tersebut yang harus
mengalami/menahan tarikan.
Beton sendiri adalah bahan hasil paduan beberapa material dasar, masing-masing
material
menjadi satu kesatuan bahan paduan. Memilih jenis dan menetapkan proporsi masingmasing material dalam satu adonan beton adalah persoalan tersendiri, terlebih lagi sebagian
material tersebut adalah bahan alami yang tentu saja, meskipun sejenis, karakternya akan
berbeda tergantung kondisi lingkungan alam dari mana material tadi diambil. Persoalan lain
adalah berbedanya pengetahuan dan kemampuan, metode dan alat yang digunakan
membuat adukan beton dari satu daerah dengan daerah lainnya. Keragaman kualitas akan
lebih banyak muncul pada
akan mempengaruhinya, terutama beton yang dibuat bukan dengan cara pabrikasi.
Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan tentang karakteristik masing-masing material
dan
adanya
suatu
acuan
berkaitan dengan kesesuaian antara kebutuhan dan jenis serta kualitas besi dan baja yang
ada. Di sisi lain, pengetahuan tentang karakteristik produk ini dalam berbagai ragam
kualitasnya diperlukan agar perlakuan terhadap bahan ini menjamin kualitas material
tersebut tetap terjaga.
Sebagaimana disebutkan terdahulu, kayu juga merupakan bahan yang umum dan
sering digunakan
material kedua setelah batu, yang dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia untuk membuat
bangunan. Sebagai bahan yang terbentuk dengan cara bertumbuh secara alamiah,
dengan kata lain sebagai benda organik (benda hidup), menjadikannya tidak pernah
mempunyai
sifat
yang
sama
meskipun berasal dari sebuah batang pohon kayu yang sama. Jenis pohon, tempat dan
pola pertumbuhan, kondisi lingkungan bahkan usia dan siklus musim selama bertumbuh
serta gangguan hewan akan mempengaruhi kayu yang dihasilkan dari sebuah
pohon. Berbagai faktor tinjauan secara teknis diterapkan dalam memanfaatan kayu
dimaksudkan untuk memberikan keamanan yang memadai untuk mengantisipasi
banyaknya variabel pengaruh terhadap karakteristik kayu, mulai dari tinjauan jenis kayu,
arah
serat
bahkan
kondisi
kekeringan
kayu
dan
jenis
pembebanan
serta
Pada zaman dahulu manusia purba (primitive) mula-mula tinggal dan berteduh dalam guagua atau hutan sebagai tempat perlindungan. Dan bahan yang digunakan sudah siap
disekitarnya yaitu apa adanya. Tetapi mengapa selalu berpindah-pindah dikarenakan bahan
yang digunakan hanya bertahan untuk 3 bulan.
Pemikiran saat itu manusia mendirikan bangunan untuk tempat berteduh atau tempat tinggal
semata-mata hanya untuk melindungi diri bersama keluarga dari gangguan hewan, cuaca
atau dapat dikatakan dari luar baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.
Kemudian setelah masanya berlalu atau pada tahun- tahun berikutnya, manusia purba mulai
meninggalkan gua-gua/ hutan dan mulai membangun tempat yang baru serta mulai berubah
dari masa yang terdahulu. Ini tidak lain karena manusia berkembang
dalam kehidupan
sehari-hari dan mulai memikirkan alat-alat guna mengelola bahan yang ada disekitarnya,
sesuai dengan keinginan yang dikehendaki.
Dan biasanya perkembangannya sesuai taraf kehidupan atau faktor kesulitan apa yang
didapat dari kehidupan tersebut.
Dan sebagai akibat dari perkembangan tersebut , pikiran manusia mulai mencoba
menguasai sifat-sifat bahan yang ada disekitarnya, antara lain:
1) Menciptakan alat-alat yang dapat mengerjakan atau mengolah bahan yang ada
disekitarnya.
2) Makin baik alat perkakas yang digunakan,hasilnya semakin sempurna.
3) Sifat bahan akan dapat menentukan jenis konstruksinya,
menentukan bentuk yang akan dibuat.
disamping dapat
Sebagai contoh bahan konstruksi yang dibuat dari batu, mempunyai sifat-sifat :
-
Kuat/solid
dengan pesatnya perubahan. Dan ini dapat kita buktikan bila melewati suatu daerah dan
beberapa selang waktu melewati daerah lain maka dapat dilihat adanya perubahan pada
daerah tersebut.
Pengertian Konstruksi adalah proses pembentukkan hubungan antara dua jenis bahan atau
lebih menjadi satukesatuan yang utuh dan kokoh.
Agar
1
3
10
2. Kayu merupakan bahan konstruksi yang dipakai sejak dahulu.kala, karena mudah
didapat
dimana-mana
dan
mudah
pengerjaannya.
Disamping
itu
yang
menguntungkan daya tahan vibrasi suara dan tahan terhadap bahan kimia.
3. Beton Bertulang
Beton bertulang adalah campuran semen atau Portland Cement
ditambahkan air secukupnya sehingga menjadi satu kesatuan yang kuat terutama
terhadap tekan
4. Baja dan Alumunium
Baja ndan Alumunium banyak digunakan sebagai bahan konstruksi , karena praktis
dan mudah pengerjaannya
5. Talia tau serat.
Talia tau tambang ada beberapa macam jenisnya .
Tali Manila adalah tali yang dibuat dari serat pohon manila dan biasanya digunakan
untuk konstruksi pengikat yang bebannya cukup besar , misalnya tali penambat
kapal.
1
3
11
DAFTAR PUSTAKA
1.
Callister Jr., William D. 2007. Material Science and Engineering : An Introduction 7th edition).
New York : John Willey & Son, Inc
2.
Neely, John E., et all. 2003. Practical Metallurgy and Materials of Industry. New Jersey : Prentice
Hall
3.
Ashby, Michael et all. 2007. Materials Engineering, Science, Processing and Design. Oxford :
Butterworth Heinemann
1
3
12