Anda di halaman 1dari 7

Tokoh Insinyur Sipil Indonesia dan Dunia

Oleh : Ridwan Agung Nugroho (42020)

Tokoh Teknik Sipil Indonesia : Ir. H Juanda

Nama tokoh ini diabadikan sebagai nama sebuah bandar udara di


Surabaya. Ia merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia. Ir. R.
Djoeanda Kartawidjaja atau Ir. Haji Juanda lahir di Tasikmalaya, Jawa
Barat, 14 Januari 1911 adalah Perdana Menteri Indonesia ke-10 sekaligus
yang terakhir, namanya diabadikan menjadi sebuah nama bandar udara di
Surabaya yaitu bandar udara Djuanda Surabaya. Ia menjabat dari 9 April
1957 hingga 9 Juli 1959. Setelah itu ia menjabat sebagai Menteri Keuangan
dalam Kabinet Kerja I. Sumbangannya yang terbesar dalam masa jabatannya
adalah Deklarasi Djuanda tahun 1957 yang menyatakan bahwa laut
Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan
Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI atau dikenal dengan sebutan
sebagai negara kepulauan dalam konvensi hukum laut United Nations
Convention on Law of the Sea (UNCLOS)
Juanda merupakan anak pertama pasangan Raden Kartawidjaja dan
Nyi Monat, ayahnya seorang Mantri Guru pada Hollandsch Inlansdsch School
(HIS). Pendidikan sekolah dasar diselesaikan di HIS dan kemudian pindah ke

sekolah untuk anak orang Eropa Europesche Lagere School (ELS), tamat
tahun 1924. Selanjutnya oleh ayahnya dimasukkan ke sekolah menengah
khusus orang Eropa yaitu Hogere Burger School (HBS) di Bandung, dan lulus
tahun 1929.
Pada tahun yang sama dia masuk ke sekolah Tinggi Teknik
(Technische Hooge School) sekarang Institut Teknologi Bandung (ITB) di
Bandung, mengambil jurusan teknik sipil dan lulus tahun 1933. Semasa
mudanya Djuanda hanya aktif dalam organisasi non politik yaitu Paguyuban
Pasundan dan anggota Muhamadiyah, dan pernah menjadi pimpinan sekolah
Muhamadiyah. Karir selanjutnya dijalaninya sebagai pegawai Departemen
Pekerjaan Umum propinsi Jawa Barat, Hindia Belanda sejak tahun 1939.
Ir. H. Djuanda seorang abdi negara dan abdi masyarakat. Dia seorang
pegawai negeri yang patut diteladani. Meniti karir dalam berbagai jabatan
pengabdian kepada negara dan bangsa. Semenjak lulus dari Technische
Hogeschool (1933) dia memilih mengabdi di tengah masyarakat. Dia memilih
mengajar di SMA Muhammadiyah di Jakarta dengan gaji seadanya. Padahal,
kala itu dia ditawari menjadi asisten dosen di Technische Hogeschool dengan
gaji lebih besar. Setelah empat tahun mengajar di SMA Muhammadiyah
Jakarta, pada 1937, Djuanda mengabdi dalam dinas pemerintah di Jawaatan
Irigasi Jawa Barat. Selain itu, dia juga aktif sebagai anggota Dewan Daerah
Jakarta.
Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, tepatnya pada 28 September
1945, Djuanda memimpin para pemuda mengambil-alih Jawatan Kereta Api
dari Jepang. Disusul pengambil-alihan Jawatan Pertambangan, Kotapraja,
Keresidenan dan obyek-obyek militer di Gudang Utara Bandung. Kemudian
pemerintah RI mengangkat Djuanda sebagai Kepala Jawatan Kereta Api
untuk wilayah Jawa dan Madura. Setelah itu, dia diangkat menjabat Menteri
Perhubungan. Dia pun pernah menjabat Menteri Pengairan, Kemakmuran,
Keuangan dan Pertahanan. Beberapa kali dia memimpin perundingan
dengan Belanda. Di antaranya dalam Perundingan KMB, dia bertindak
sebagai Ketua Panitia Ekonomi dan Keuangan Delegasi Indonesia. Dalam
Perundingan KMB ini, Belanda mengakui kedaulatan pemerintahan RI.
Djuanda sempat ditangkap tentara Belanda saat Agresi Militer II
tanggal 19 Desember 1948. Dia dibujuk agar bersedia ikut dalam

pemerintahan Negara Pasundan. Tetapi dia menolak. Dia seorang abdi


negara dan masyarakat yang bekerja melampaui batas panggilan tugasnya.
Mampu menghadapi tantangan dan mencari solusi terbaik demi kepentingan
bangsa dan negaranya. Karya pengabdiannya yang paling strategis adalah
Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957.
Ir. Djuanda oleh kalangan pers dijuluki menteri marathon karena
sejak awal kemerdekaan (1946) sudah menjabat sebagai menteri muda
perhubungan sampai menjadi Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan
(1957-1959) sampai menjadi Menteri Pertama pada masa Demokrasi
Terpimpin (1959-1963). Sehingga dari tahun 1946 sampai meninggalnya
tahun 1963, beliau menjabat sekali sebagai menteri muda, 14 kali sebagai
menteri, dan sekali menjabat Perdana Menteri. Dia seorang pemimpin yang
luwes. Dalam beberapa hal dia kadangkala berbeda pendapat dengan
Presiden Soekarno dan tokoh-tokoh politik lainnya.
Namanya diabadikan sebagai nama lapangan terbang di Surabaya,
Jawa Timur yaitu Bandara Djuanda atas jasanya dalam memperjuangkan
pembangunan lapangan terbang tersebut sehingga dapat terlaksana. Selain
itu juga diabadikan untuk nama hutan raya di Bandung yaitu Taman Hutan
Raya Ir. H. Djuanda, dalam taman ini terdapat Museum dan Monumen Ir. H.
Djuanda. Djuanda wafat di Jakarta 7 November 1963 karena serang jantung
dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Berdasarkan Surat Keputusan
Presiden RI No.244/1963 Ir. H. Djuanda Kartawidjaja diangkat sebagai tokoh
nasional/pahlawan kemerdekaan nasional.
Kunci Keberhasilah
Dari informasi yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa kunci
keberhasilah Ir. H. Juanda adalah pada kesetiaan untuk mengabdi kepada
negara, diposisi apapun beliau rela ditugaskan dan beliau selalu berusaha
untuk bekerja sebaik mungkin walaupun tidak pada bidangnya. Sehingga
terlihat bahwa beliau seorang yang serba bisa. Satu hal yang menarik adalah
Ir. H. Juanda tidak memposisikan dirinya bekerja untuk memperoleh uang,
tetapi beliau selalu ingin bahwa pekerjaan yang beliau lakukan adalah yang
paling bermanfaat untuk masyarakat. Ir. H. Juanda selain cerdas juga sosok
yang tegas dan berani mengungkapkan pendapat sehingga dapat
memberikan kontribusi hukum laut yang lebih berpihak pada negara
Indonesia khususnya.

Tokoh Teknik Sipil Dunia : John Augustus Roebling

Gambar : Foto John Augustus Roebling dan jembatan megah The Broklyn Bridge

John Augustus Roebling (1806-1869), adalah insinyur Amerika


kelahiran Jerman, tercatat sejarah sebagai orang yang memperkenalkan
pembuatan tali kawat ke Amerika dan untuk membangun jembatan gantung
yang megah.
John muda sering menghadiri gimnasium di Mhlhausen. Menyadari
kecerdasannya di usia muda, ibu Roebling, Friederike Dorothea Roebling

memutuskan untuk menyekolahkannya di sekolah matematika dan sains di


Erfurt oleh Ephraim Salomon Unger. Dia pergi ke Erfurt ketika ia berusia 15.
Pada tahun 1824 ia lulus ujian Surveyor nya dan kembali ke rumah selama
satu tahun. Pada tahun 1824 ia terdaftar untuk dua semester di
Bauakademie di Berlin di mana ia belajar arsitektur dan teknik di bawah
Martin Friedrich Rabe (1765-1856), pembangunan jembatan dan konstruksi
pondasi bawah Johann Friedrich Dietlein (1782-1837), hidrolika bawah Johann
Albert Eytelwein (1764 -1848), dan bahasa. Roebling juga menghadiri
ceramah dari filsuf Hegel. Roebling mengembangkan minat dalam filsafat
alam dan bertahun-tahun kemudian dia bekerja pada 1000-halaman risalah
tentang konsep sendiri dari alam semesta.
Pada tahun 1825 Roebling mendapat pekerjaan pemerintah di
Arnsberg, Westphalia, bekerja pada pembangunan jalan militer selama
empat tahun. Selama periode ini ia membuat sketsa untuk jembatan
suspensi. Pada tahun 1829 ia kembali ke rumahnya untuk bekerja di luar
tugas akhir dan mempersiapkan diri untuk ujian insinyur kedua. Untuk alasan
yang tidak diketahui, ia tidak pernah mengambil ujian.
John Roebling lahir di Mhlhausen, Thuringia (sekarang bagian dari
Jerman), pada 12 Juni, 1806. Dia memperoleh pendidikan formal yang sangat
baik, lulus dari Royal Polytechnic Institute di Berlin pada tahun 1826 dengan
gelar di bidang teknik sipil. Setelah bekerja selama 3 tahun di proyek jalangedung pemerintah, ia menjadi tidak puas dengan hidupnya dan peluang di
Jerman. Pada tahun 1831 Roebling dan saudaranya, Karl, memimpin
sekelompok emigran ke Amerika Serikat, di mana mereka mendirikan sebuah
komunitas pertanian di Pennsylvania barat.
Gagal sebagai petani, Roebling kembali ke teknik pada tahun 1837 dan
dipekerjakan oleh negara bagian Pennsylvania pada berbagai proyek kanal
dan kereta api. Ia menjadi tertarik pada Allegheny Portage Railroad yang
menghubungkan bagian timur dan barat Kanal Pennsylvania , disitulah ia
mengamati kesulitan yang terjadi dalam mengangkut perahu membelah atas
sampai ke bawah bidang miring dari rel kereta api. Roebling menyarankan
menggunakan tali kawat untuk mengangkut menggantikan tali serat besar
dan mahal yang cepat usang dan mudah rusak. Dia telah membaca
percobaan di Jerman dengan tali yang terbuat dari kawat lintingan tapi tidak
melihat solusi apapun. Dia membuat beberapa percobaan dan akhirnya
meyakinkan negara Dewan Pekerjaan Umum untuk menguji gagasannya;
akibatnya, pada tahun 1841 Roebling memproduksi kabel kawat pertama di
Amerika. pabrik kecil di Saxonburg, Pa., dilengkapi dengan mesin yang
didesain dan difabrikasi sendiri. Pada tahun 1840-an akhir pabrik kabel kawat
direlokasi di Trenton, N.J., di mana Roebling kemudian membuat rumahnya.

Kurun tahun 1844-1845 Roebling membangun struktur pertamanya


memanfaatkan kabel kawat nya. Dia mendirikan sebuah kanal saluran air
kayu di Sungai Allegheny. Ini terbuat dari tujuh bentang, masing-masing
panjangnya 162 kaki , semua didukung oleh dua kabel kawat 7-inci. Prestasi
ini belum pernah terjadi sebelumnya, setelah itu Roebling membangun
jembatan gantung pertama di 1845-1846 untuk menghubungkan jalan raya
yang dipisah oleh Sungai Monongahela di Pittsburgh. Kontruksi ini terdiri dari
delapan bentang masing-masing 188 kaki. Meskipun desain jembatan kawat
suspensi telah ditemukan oleh Charles Ellet, Jr., pada tahun 1842, ternyata
desain jembatan Roebling mencapai sukses yang lebih besar dan lebih
unggul di lapangan.
Dalam banyak hal pekerjaan yang paling menonjol Roebling adalah
pelopor jembatan gantung kereta api yang dibangun di Niagara Falls antara
1851 dan 1855. Struktur ini dimulai pada tahun 1847 oleh Ellet, yang
menarik diri dari pekerjaan pada tahun 1849 setelah membangun jembatan
penyeberangan. Roebling membangun jembatan kereta api, sehingga
memperkuat reputasinya sebagai yang terdepan dalam pembangun
jembatan gantung di Amerika. Ia kemudian membangun jembatan di atas
Sungai Allegheny di Pittsburgh (1860) dan Sungai Ohio di Cincinnati (1867).
teknik bangunan khusus Roebling termasuk membungkus berbagai kawat
dan menyusun menjadi kabel. Ia juga menggunakan perlakuan kabel khusus
untuk melindungi terhadap perubahan cuaca dan untuk menambah
kekakuan untuk seluruh struktur.

Ketika rencana untuk pembangunan jembatan (Jembatan Brooklyn) di


atas Sungai East menghubungkan Manhattan dan Brooklyn dihidupkan
kembali pada 1860-an, Roebling diangkat chief engineer dari proyek raksasa.
rencananya untuk usaha tersebut telah disetujui pada tahun 1869, namun
tidak lama pekerjaan jembatan dimulai, Roebling mengalami kecelakaan
yang merenggut nyawanya. Pada tanggal 28 Juni, ketika ia bekerja di lokasi
jembatan, kapal feri yang menabrak tiang pancang tempat dimana Roebling
meninjau pekerjaan dan peristiwa itu menghancurkan kakinya. Roebling
meninggal pada 22 Juli, 1869 dan The Brooklyn Bridge baru selesai 14 tahun
kemudian di bawah pengawasan anak Roebling, Washington, namun begitu
The Brooklyn Bridge tetap merupakan monumen abadi untuk Roeblings.

Hasil Karya kontruksi John Augustus Roebling

c.1800s "The Shaky Bridge" near Trenton Water Filtration Plant at the
Calhoun Street Bridge (spans approx. 20 feet) demonstration project

c.1800s "Demonstration Bridge" spans two building, of the former


Roebling Plant Trenton NJ. Now the Mercer County Executive Building on
175 South Broad Street Trenton NJ

1844 Allegheny Aqueduct Bridge Pittsburgh; 162 feet (49m) spans;


demolished 1861

1846 Smithfield Street Bridge Pittsburgh; 188 feet (57m) spans;


replaced 18811883

1848 Lackawaxen Aqueduct spanning the Lackawaxen


River at Lackawaxen, Pennsylvania; two spans of 115 feet (35m) each,
two 7-inch (18 cm) cables; no longer extant

1849 Roebling's Delaware Aqueduct spanning the Delaware


River from Lackawaxen, Pennsylvania to Minisink Ford, New York, four
spans of 134 feet (41m) each, two 8-inch (20 cm) cables; converted to
vehicular and pedestrian use, restored in 1965 and 1995

1850 High Falls Aqueduct one span of 145 feet (44m), two 8-inch
(22 cm) cables[9]

1850 Neversink Aqueduct spanning the Neversink River; one span of


170 feet (52m), two 9-inch (24 cm) cables

1854 Niagara Falls Suspension Bridge spanning the Niagara


River from Niagara Falls, New York to Niagara Falls, Canada, 821 feet
(250m) span

1859 Allegheny Bridge Pittsburgh; 344-foot (105m) spans

1866 John A. Roebling Suspension Bridge spanning the Ohio


River from Cincinnati, Ohio to Covington, Kentucky; 1,057 feet (322m)
long with a deck clearance of 100 feet (30m)

1883 Brooklyn Bridge spanning the East


River from Manhattan to Brooklyn in New York City; 1595 feet (486m)
span

Anda mungkin juga menyukai