Anda di halaman 1dari 15

TUGAS I

MAKALAH TEKNOLOGI MATERIAL


“PENGARUH MATERIAL TERHADAP
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI”

DI SUSUN OLEH:
A. SRI WAHYUNI (09220190083)

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK KIMIA
2019
BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Material sejak dahulu sudah menjadi bagian integral dari kebudayaan dan
peradaban manusia; sebagai contoh, kita menamai beberapa periode di masa
lampau sebagai Zaman Batu, Zaman Perunggu, dan Zaman Besi. Teknologi-
teknlogi mutakhir masa kini sangat bergantung pada material canggih semuanya
memanfaatkan perangkat, produk , dan sistem yang terbuat dari material.

Setiap bagian dari kehidupan kita tidak terlepas dari peranan material
seperti transportasi, bangunan, pakaian, komunikasi, hiburan, dan produk
makanan. Berkat penyempurnaan-penyempurnaan material yang dilakukan oleh
para ilmuan dan ahli teknologi selama ini, orang dapat membuat produk yang
lebih baik. Menurut sejarah, kemajuan dan perkembangan dari kehidupan manusia
berkaitan dengan kemampuan untuk membuat dan merekayasa material untuk
memenuhi kebutuhan hidup.

Manusia pertama yang berada di bumi hanya mengenal sedikit jenis


material, yaitu material yang secara alami berada di alam seperti batu, kayu, kulit
dan sebagainya. Seiring dengan berjalannya waktu, mereka mulai melakukan
beberapa teknik untuk memproduksi suatu material yang memiliki sifat lebih
unggul dibandingkan dengan material yang berada di alam. Material baru ini
meliputi tembikar dan logam. Lebih dari itu, sifat dari suatu material dapat diubah
dengan memberikan perlakuan panas dan dengan memberikan subtansi lain.
Pemanfaatan suatu material disesuaikan dengan sifat-sifat yang ada pada material
tersebut melalui proses seleksi. Sampai saat sekarang ini sudah banyak sekali
material rekayasa yang telah dibuat dan semuanya itu dapat dikategorikan menjadi
logam, plastic, gelas, dan serat.

13
Kemajuan dalam memahami berbagai jenis material merupakan suatu
pertanda dari kemajuan dalam bidang teknologi. Sebagai contoh adalah
pemanfaatan bahan silicon, material ini menumbuhkan industri bernilai triliunan
dollar. Material ini juga membantu komunikasi di semua bidang, dari alat Bantu –
dengan hingga telemetri ruang angkasa. Keseharian kita diubah akibat adanya
hiburan di rumah kita seperti kaset video, dan dengan munculnya komputer yang
kini terjangkau oleh perorangan. Perubahan meliputi berbagai hal , bukan masalah
teknis semata. Sebagai contoh lain, automobile tidak akan terwujud jika tidak
adanya baja atau bahan lainnya.

13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan dan kemajuan masyarakat kita


selama ini ditunjukkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan dan
memanipulasi material. Kenyataannya, perkembangan peradaban kita memang
terbagi berdasarkan tingkat perkembangan teknologi material yang dikuasai oleh
manusia dari zaman ke zaman. Kita kemudian mengenal beberapa istilah, seperti
zaman batu dan zaman logam. Zaman logam, lebih spesifik lagi, terbagi ke dalam
zaman perunggu dan zaman besi. Pada zaman batu manusia memiliki kemampuan
mengolah material yang lebih terbatas, dimana hanya tergantung dari ketersedian
material yang ada di permukaan bumi secara alami, misalnya : batu, lempung,
kulit hewan, tulang dan lain sebagainya (Vlack,2004).

Polimer merupakan molekul besar yang terbentuk dari unit-unit berulang


sederhana. Polimer mempunyai berat molekul di atas 10.000. Bahan dengan berat
molekul yang besar ini, mempunyai struktur dan sifat yang rumit disebabkan oleh
jumlah atom pembentuk yang lebih besar dibandingkan senyawa yang berat
atomnya rendah. Umumnya polimer dibangun oleh satuan struktur tersusun secara
berulang diikat oleh gaya tarik-menarik yang disebut ikatan kovalen, dimana
ikatan setiap atom dari pasangan menyumbangkan satu electron untuk membentuk
sepasang electron (Surdia, 1997).

Keramik adalah senyawa yang mengandung unsur logam dan non-logam


logam yang lebih sering muncul dalam bentuk oxide, nitride, dan carbide. Banyak
sekali contoh material keramik, mulai dari semen pada beton (bahkan batuan),
gelas, isolator listrik, dan magnet permanen. Secara tipikal material ini tahan
terhadap listrik dan panasa, dan lebih tahan terhadap temperatur tinggi dan
lingkungan yang buruk dibandingkan dengan logam dan polimer. Selain itu
keramik memiliki sifat keras namun mudah pecah (Paroli, 1995) .

13
Energi nuklir memberikan harapan sebagai sumber energi baru, namun
teknologi ini memunculkan banyak masalah mulai dari pemilihan material yang
digunakan sebagai bahan bakar sampai fasilitas untuk untuk pembuangan limbah
nuklir, sehingga dibutuhkan solusi yang cermat untuk mengatasi persoalan ini.
Kualitas lingkungan hidup kita bergantung kepada kemampuan untuk mengontrol
polusi udara dan air. Salah satu teknik pengendalian polusi adalah dengan
menggunakan beberapa variasi material. Pemrosesan material dan metode
penghalusan dibutuhkan untuk memperbaiki keadaan lingkungan yang semakin
buruk, sehingga polusi berkurang dan kerusakan alam akibat penambangan juga
berkurang (Carllister, 1994)

13
BAB III PEMBAHASAN

     A.    Sejarah Material

Ilmu material (bahan) sebenarnya sangat berperan penting dalam


perkembangan peradaban kita selama ini. Transportasi, perumahan, pakaian,
komunikasi, rekreasi, dan produksi makanan, bahkan setiap sudut dalam
kehidupan sehari-hari kita, tidak pernah lepas dari pemanfaatan material beserta
teknologinya. Material – material mengkonduksi atau menginsulasi panas dan
listrik, menerima pembebanan tanpa mengalami kerusakan, menerima atau
menolak gaya magnet, mentransmisikan atau memantulkan cahaya, dan lain
sebagainya, dalam aplikasi – aplikasi yang spesifik dalam kehidupan kita saat ini.
Material – material baru dengan karakteristiknya yang lebih spesifik terus
dikembangkan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia modern
yang semakin kompleks.

            Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan dan kemajuan masyarakat kita


selama ini ditunjukkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan dan
memanipulasi material. Kenyataannya, perkembangan peradaban kita memang
terbagi berdasarkan tingkat perkembangan teknologi material yang dikuasai oleh
manusia dari zaman ke zaman. Kita kemudian mengenal beberapa istilah, seperti
zaman batu dan zaman logam. Zaman logam, lebih spesifik lagi, terbagi ke dalam
zaman perunggu dan zaman besi. Pada zaman batu manusia memiliki kemampuan
mengolah material yang lebih terbatas, dimana hanya tergantung dari ketersedian
material yang ada di permukaan bumi secara alami, misalnya : batu, lempung,
kulit hewan, tulang dan lain sebagainya.

            Peningkatan kemampuan manusia dalam menguasai teknik pengolahan


material menjadikan manusia kemudian mampu memproduksi perlengkapan –
perlengkapan berbasis material yang lebih baik. Manusia menemukan bahwa

13
terdapat material – material dalam perut bumi yang apabila diolah akan punya
sifat yang lebih baik dibandingkan material – material yang ada di permukaan.
Melalui pemikiran ini, manusia kemudian mulai menguasai teknik pembuatan
berbagai peralatan berbasis logam yang kemudian memunculkan era penggunaan
logam. Pada era ini terdapat tujuh jenis logam yang diyakini telah dikembangkan
pada peradaban awal manusia yaitu emas, perak, tembaga, besi, timah putih (tin),
timah hitam (lead), dan Air raksa (mercury). Alasan mengapa tujuh logam ini
dikenal oleh peradaban awal karena secara alami logam – logam tersebut terdapat
dalam bentuk yang lebih “bebas” di alam atau terkandung secara dominan pada
mineralnya sehingga secara sederhana mampu diolah.

            Emas, diyakini sebagai logam yang paling pertama kali dikenal, banyak
dimanfaatkan sebagai bahan perhiasan. Tembaga telah dikenal pada masa sekitar
4700 SM dan digunakan secara luas sebagai bahan persenjataan dan berbagai
peralatan sehari – hari oleh bangsa Mesopotamia, Mesir, Yunani, Bolivia, dan
Romawi, serta penduduk China dan India. Perak telah dikenal semenjak sekitar
4000 SM dan digunakan secara luas, bersama – sama dengan emas sebagai alat
tukar perdagangan (uang koin) dunia. Timah hitam mulai digunakan sekitar tahun
3500 SM. Karena kemudahannya dibentuk, kekaisaran Romawi menggunakan
material logam ini sebagai pelaratan makan, minum, pipa, dan akuaduk. Timah
putih ditemukan sekitar tahun 1750 SM oleh bangsa Mesir dan seringkali
dipadukan dengan tembaga untuk tujuan dekoratif dan untuk meingkatkan
kekerasan dan kekuatan tembaga.

            Bangsa Skandinavia menemukan cara yang sederhana untuk


mengekstraksi besi dari bijih besi. Mereka mengetahui bahwa pada pembakaran
bijih besi terbentuk endapan lelehan besi yang ditemukan pada dasar lubang
pembakaran. Penemuan material besi inlah yang kemudian mengawali dimulainya
era pengunaan material berbasis besi secara besar – besaran pada awal tahun
Masehi. Dalam waktu singkat kemudian manusia memanfaatkan mineral yang
kaya kandungan besi sebagai bahan pembuatan peralatan – peralatan berbasis

13
besi. Manusia juga mengetahui cara meningkatkan kuatitas besi yang dihasilkan
dengan meningkatkan temperatur pemanasan bijih besi melalui pemanfaatan
angin buatan. Dari sini muncullah ilmu metallurgi ekstraksi konvensional, yang
mendasari pemikiran lebih lanjut mengenai proses pemisahan unsur logam dari
mineralnya. Proses pereduksian bijih besi ini diyakini ditemukan oleh peradaban
Cina sekitar tahun 2000 SM.

            Jenis logam yang unik dimana juga termasuk ke dalam kelompok logam –
logam yang dikembangkan pada awal sejarah peradaban manusia adalah Air raksa
(mercury) yang ditemukan sekitar tahun 1600 SM dimana kemudian disebut oleh
manusia pada masa itu sebagai quicksilver. Hal tersebut dikarenakan Air raksa
merupakan satu – satunya logam yang dalam keadaan kondisi ruang (atmosfer),
selalu stabil dalam bentuk cair.

            Dalam perkembangannya, semakin lama, keberadaan logam – logam


dalam kuantitas yang besar semakin langka. Tembaga menjadi sulit ditemukan
dalam kondisi bebas di alam. Bijih besi yang berkadar besi tinggi semakin jarang
ditemukan. Hal ini mengakibatkan biaya pengadaan material semakin tinggi.
Karena semakin terbatasnya ketersediaan material yang ada di alam, kemudian
muncul pemikiran untuk memanfaatkan material secara lebih efektif dan efisien.
Penggunaan bahan secara efektif dan efisien ini menuntut adanya penguasaan
pengetahuan terhadap sifat – sifat material, kemungkinan penggunaan material –
material alternatif, dan variasi proses perlakuan terhadap material yang dapat
digunakan untuk mencapai karakteristik material yang dibutuhkan. Tuntutan yang
tinggi terhadap kreatifitas manusia kemudian meningkatkan kemampuan manusia
dalam pemilihan dan penggunaan bahan guna memproduksi produk – produk
berbasis material dengan sifat – sifat yang sesuai kebutuhan serta dengan biaya
yang lebih minimal baik dari sisi proses maupun pengadaan materialnya. Lebih
jauh lagi, manusia kemudian mengetahui bahwa kemampuan material dapat
ditingkatkan sesuai dengan yang diinginkan melalui serangakaian proses
perlakuan panas, atau pemaduan dengan material lainnya.

13
           
Lahirnya revolusi industri berdampak pada peningkatan kebutuhan dan
konsumsi material dimana juga meningkatkan pengembangan teknologi
pengolahan material. Perkembangan pengetahuan dan teknologi material ini
semakin meningkat secara drastis semenjak para ilmuwan mengetahui tentang
adanya hubungan antara struktur, komposisi dan sifat fisis material. Pengetahuan
tersebut baru diperoleh semenjak sekitar seratus tahun lalu, dimana kemudian
memberikan kemampuan kepada manusia terhadap cara baru, dan tingkatan yang
lebih tinggi dalam memanipulasi sifat material. Dari sini kemudian tercipta
berbagai jenis teknologi manipulasi material, yang memberikan kesempatan pada
perkembangan yang lebih jauh lagi dalam penggunaan material – material
alternatif pada aplikasi teknik, yang termasuk di dalamnya logam, keramik,
plastik, dan serat.

            Perkembangan sejumlah teknologi yang membuat hidup kita semakin


praktis dan nyaman akan selalu berhubungan dengan kemampuan mengakses
pemanfaatan material tepat guna. Sebuah kemajuan dalam pemahaman terhadap
tipe – tipe material seringkali merupakan suatu awalan atau pioner dalam
terciptanya teknologi – teknologi baru. Sebagai contoh, dunia otomotif tidak akan
mengalami perkembangan seperti sekarang ini tanpa adanya ketersediaan baja
yang murah atau beberapa bahan pengganti alternatif lainnya. Industri
penerbangan akan mengalami kesulitan berkembang tanpa adanya penemuan
pemanfaatan material – material berbasis alumunium yang lebih ringan.
Sedangkan pada era informasi seperti sekarang ini, peralatan komunikasi
elektronik yang canggih tergantung pada komponen – komponen yang terbuat dari
bahan semikonduktor. Hal inilah yang menjadikan penguasaan ilmu dan teknologi
material merupakan hal yang sangat penting dalam upaya terus meningkatkan
kualitas hidup manusia di masa depan.

13
     B.     Klasifikasi Material

Material diklasifiasikan menjadi beberapa tipe yang memiliki karakteristik


yang sama. Material dapat dikelompokkan dengan berbagai cara, salah satunya
didasarkan pada ikatan atom dan struktur. Berdasarkan cara ini material dapat
diklasifikasikan menjadi logam, polimer, dan keramik. Sebagai penambahan,
terdapat dua kelompok material yang cukup penting dalam rekayasa material yaitu
komposit dan semikonduktor.

      1.      Logam
Logam dikenal karena konduktivitas termal dan listriknya yang tinggi, hal
ini disebabkan karena elektron valensinya tidak terikat, namun dapat
meninggalkan atom "induknya". Karena dalam logam beberapa elektronnya
mudah bergerak maka dapat dengan mudah mentransfer muatan listrik dan energi
termal. Logam memiliki sifat tidak tembus cahaya, hal ini disebabkan karena
respon dari elektron bebas tersebut terhadap getaran elketromagnetik pada
frekuensi cahaya. Pada umumnya logam dapat dilpoles sehingga terlihat
mengkilat. Pada umumnya (meski tidak selalu) logam relatif berat, sangat kuat,
dan dapat dirubah dibentuk.

    2.      Keramik
Keramik adalah senyawa yang mengandung unsur logam dan non-logam
logam yang lebih sering muncul dalam bentuk oxide, nitride, dan carbide. Banyak
sekali contoh material keramik, mulai dari semen pada beton (bahkan batuan),
gelas, isolator listrik, dan magnet permanen. Secara tipikal material ini tahan
terhadap listrik dan panasa, dan lebih tahan terhadap temperatur tinggi dan
lingkungan yang buruk dibandingkan dengan logam dan polimer. Selain itu
keramik memiliki sifat keras namun mudah pecah.

13
    3.      Polimer
Pada umumnya, polimer merupakan campuran organik yang secara kimia
berdasar pada karbon, hidrogen, dan elemen non-logam lainnya.; lebih dari itu,
mereka memiliki struktur molekul yang sangat besar. 
Material ini secara tipikal memiliki densitas yang rendah, sangat fleksibel,
dan mudah dibentuk. Biasanya polimer dikenal sebagai plastik, plastik merupakan
pemantul cahaya yang kurang baik, dan cenderung bersifat transparan dan
transluen.

     4.      Komposit
Terdapat cukup banyak material komposit yang terdiri lebih dari satu tipe
material yang telah dibuat. Sebuah komposit dirancang untuk memperlihatkan
kombinasi dari sifat/karakteristik terbaik dari masing-masing komponen material.
Serat kaca (Fiberglass) merupakan salah satu contoh yang sangat umum, dimana
serat gelas dilekatkan ke dalam material polimer. Fiber glass memiliki sifat kuat
yang berasal dari kaca dan sifat lentur yang berasal dari polimer. Banyak sekali
pengembangan material terbaru melibatkan material komposit.

      C.    Kebutuhan Material Modern

Meskipun terjadi kemajuan yang sangat pesat dalam memahami dan


mengembangkan material dalam beberapa tahun belakangan ini, masih terdapat
beberapa tantangan teknologi yang membutuhkan pengalaman yang lebih luas dan
spesialis di bidang ini. Beberapa pujian sangat tepat diberikan untuk menghormati
para ilmuan yang berhasil menemukan berbagai hal baru dalam bidang material
sehingga memudahkan kehidupan kita sekarang ini.

Energi merupakan salah satu bidang yang diperhatikan akhir-akhir ini. Para
ilmuan berusaha untuk menemukan sumber energi baru yang ekonomis dan
membuat sumber energi yang telah ada menjadi lebih efisien untuk memenuhi
kebutuhan akan energi. Material tidak diragukan lagi akan memainkan peranan

13
penting dalam pengembangan ini. Sebagai contoh, Konversi langsung dari solar
menjadi energi listrik, penggunaan teknologi sel surya untuk memenuhi
kebutuhan energi namun dalam pembuatannya dibutuhkan beberapa material yang
lebih rumit dan cukup mahal Untuk memastikan suatu teknologi dapat digunakan,
maka dibutuhkan material yang dapat menghasilkan efisiensi yang sangat tinggi
selama proses konversi dengan harga yang cukup murah.

Energi nuklir memberikan harapan sebagai sumber energi baru, namun


teknologi ini memunculkan banyak masalah mulai dari pemilihan material yang
digunakan sebagai bahan bakar sampai fasilitas untuk untuk pembuangan limbah
nuklir, sehingga dibutuhkan solusi yang cermat untuk mengatasi persoalan ini.

Kualitas lingkungan hidup kita bergantung kepada kemampuan untuk


mengontrol polusi udara dan air. Salah satu teknik pengendalian polusi adalah
dengan menggunakan beberapa variasi material. Pemrosesan material dan metode
penghalusan dibutuhkan untuk memperbaiki keadaan lingkungan yang semakin
buruk, sehingga polusi berkurang dan kerusakan alam akibat penambangan juga
berkurang.

Salah satu penggunaan energi terbesar berada pada sektor transportasi. Oleh
karena itu dibutuhkan teknologi yang dapat membuat efisiensi bahan bakar
meningkat diantaranya dengan menggurangi berat dari kendaraan tersebut
(automobile, pesawat terbang, kereta api, dan lainnya), meningkatkan pengaturan
panas mesin sehingga tidak terlalu banyak panas yang dibuang, Pemilihan
material yang sangat kuat dengan densitas yang rendah, atau material yang
memiliki ketahanan terhadap temperatur tinggi.

Banyak material yang kita gunakan diperoleh dari sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui, sehingga harus dilakukan penghematan. Material ini
meliputi polimer yang berbahan dasar minyak, dan beberapa logam. Sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui ini perlahan-lahan akan habis, sehingga

13
diharuskan bagi setiap penemuan yang digunakan sebagai material cadangan atau
pengembangan dari material baru harus memiliki sifat-sifat yang sebanding dan
memiliki dampak kerusakan yang seminimal mungkin bagi lingkungan. Sumber
energi alternatif merupakan tantangan utama untuk para ilmuan dan perekayasa
material.

13
BAB IV KESIMPULAN

1. Klasifikasi material ada 4 yaitu berupa logam , keramik , polimer dan


komposit 
2. Perkembangan material dimulai dari zaman batu dimana manusia hanya
  

mengenal  material yang terdapat di alam seperti kayu ,batu. yang seiring
perkembangan ilmu pengetahuan dibuat  material lain seperti polimer dan
komposit .

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35606166/HISTORICAL_OF_MATERIAL-
MATERIAL_TEKNIK.doc diakses 26 September 2019

13

Anda mungkin juga menyukai